Laporan ini membahas fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama terhadap bakteri melalui tiga sistem, yaitu sistem imun innate yang bekerja secara cepat dan nonspesifik, sistem imun adaptif yang memberikan respon imun spesifik, serta struktur mukosa yang berfungsi sebagai barier fisik untuk menghalangi masuknya bakteri.
1. LAPORAN TUTORIAL 7
SKENARIO 1: Fungsi Mukosa Rongga Mulut sebagai
Pertahanan Pertama terhadap Bakteri
BLOK 6: Fungsi Sistem Stomatognati
2017/2018
Oleh :
Ketua : Azizarohaina Dirza (171610101067)
Scriber Meja : Ferdiana Agustin (171610101071)
Anggota : Debi Suntari (171610101065)
Dhea Ayu Dewanti (171610101066)
Vanny Septian (171610101069)
Mulia Widya Winiswara (171610101070)
Deri Abdul Aziz (171610101072)
Shyntia Gabriel P. (171610101073)
Safira Annisa Yasmin P (171610101074)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2018
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan ini, tentang Fungsi Mukosa Rongga Mulut sebagai
Pertahanan Pertama terhadap Bakteri.
Penulisan laporan ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena
itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :
1. drg. Nuzulul Hikmah, M.Biomed yang telah membimbing jalannya diskusi tutorial
kelompok tujuh Fakultas Kedokteran Gigi Univeritas Jember dan telah memberikan
masukan yang membangun, bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.
2. Semua pihak yang telah membantu dalam menyusun makalah ini.
Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena
itu, kritik saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan- perbaikan di
masa mendatang dan kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita
semua.
Jember, 6 April 2018
Tim Penyusun
3. STEP 1
1. Ekologi
a. Ilmu yang mempelajari tentang hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya yang
biotik dan abiotik
b. Berasal dari oikos=habitat dan logos=ilmu
2. Komensal
a. Hubungan antarmakhluk hidup yang tidak merugikan satu sama lain dan tidak
menguntungkan
b. Mikroorganisme sel satu
c. Parasit yang mendapatkan keuntungan tapi inangnya tidak terpengaruh
3. Mikroorganisme
a. Makhluk hidup yang hanya bisa dilihat melalui mikroskop, contoh: bakteri, virus,
jamur
4. Oportunistic pathogen
a. Patogen yang jarang menyebabkan penyakit apabila tubuhnya memiliki imun normal,
bila tidak, bisa menyebabkan infeksi (menyerang saat imun lemah)
b. Berhubungan dengan flora normal dalam tubuh
5. Periodontitis
a. Infeksi pada rongga mulut yang merusak jaringan penyangga gigi
b. Terjadi di orang dewasa karena akumulasi plak
c. Gingivitis yang tidak terobati
6. Respon imun innate
a. Respon imun bawaan (yang mertama kali mengenali virus)
b. Respon imun nonspesifik
c. Bekerja secara cepat dan menyerang semua mikroorganisme dan tidak punya memori
d. Respon imun utama
7. Gingiva crevicular fluid
a. Cairan eksudat di tepi gingiva untuk merespon infeksi pada jaringan periodontal
b. Sebagai acuan periodontal disease
8. Preterm birth
a. Persalinan pada kehamilan minggu ke 20-37
4. b. Disebabkan oleh infeksi saluran kemih dan imun ibu menurun dan ibu melakukan
operasi di daerah rahim
c. Berat janin <2500g
9. Penyakit sistemik
a. Peyakit yang mempengaruhi tubuh secara umum(komplikasi)
b. Disebabkan oleh sistem metabolisme tubuh
10. Adaptive immune
a. Pertahanan ke-2
b. Sistem pertahanan yang mengenali dulu lalu disimpan dalam memori
c. Jika diserang bakteri yang sama maka bisa difagosit
11. HSV-1
a. Herpes simplek virus yang menyerang sekitar bibir, yang ke-2 di genital
b. Umum menyerang anak-anak
12. Inflamasi kronis
a. Inflamasi berdurasi panjang
b. Peradangan yang awalnya biasa lalu lama-kelamaan menjadi parah
c. Inflamasi akutinflamasi kronis (tanda: sel makrofag, kerusakan jaringan)
13. Bacteri pneumonia
a. Bakteri yang menyebabkan inflamasi pada paru-paru khususnya alveolus
b. Disebabkan oleh streptococus
c. Masuk memalui pernafasan atas ke alveolus
14. Barier fisik
a. Perlindungan secara fisik pada rongga mulut
15. Patogenitas
a. Kemampuan patogen untuk menyerang inangnya sehingga menyebabkan kondisi
patologis
STEP 2
1. Bagaimana fungsi dari mukosa rongga mulut?
2. Apa saja macam-macam respon imun?
3. Apa saja faktor yang berperan dalam pertahanan pada mukosa rongga mulut?
4. Mengapa daerah rongga mulut bisa menjadi patogenitas HIV?
5. Mengapa paparan mikroorganisme yang lama dapat mengakibatkan inflamasi kronis?
5. Bagaimana mekanisme kerja mukosa rongga mulut dalam sistem pertahanan di rongga
mulut?
STEP 3
1. Fungsi mukosa rongga mulut:
a. Strukut rongga mulut yang rapat menghalangi bakteri masuk lebih dalam, dan
mengalami keratinasi dan deskuamasi sehinga perlekatan dengan bakteri susah.
Terdapat saliva yang antibakteri, lamina propria yang terdapat sel-sel pertahanan
yang memfagosit bakteri (sel langerhans).
b. Oral epitelium sebagai barier mikroorganisme patogen dari sintesis, mukosa oral ada
kelenjar saliva yang menghasilkan enzim untuk menyerang bakteri patogen.
2. Macam sistem imun:
a. Imun innate dan imun adaptive
b. Imun innatemembentuk antibodi, langsung merespon tanpa pengenalan
c. Imun adaptivemengalami pengenala kemudian merepon
3. Faktor pertahanan
a. Membran mukosa, saliva, sulcus gingiva, dan nodus limfatik
b. Komponen seluler dan humoral(antibodi: sekretori imunoglobulin a pada saliva)
4. Karena rongga mulut mempunyai struktus unik, lunak dan keras, sehingga kondisi
nyaman bagi bakteri dan virus. Mukosa rongga mulut berpotensi penyimpangan DNA
dan RNA HIV karena banyak zat yang masuk sehingga bakteri juga mudah masuk.
5. Inflamasi kronis diawali dari inflamasi akut yang tidak ditangani, disebabkan oleh
bakteri, dan menyebabkan penyakit sistemik.
6. Saliva, mukosa, gingiva menyekresikan caian yang mengandung lisosim dan enzim-
enzim sebagai antibakteri. Nodus limfatikus bereaksi sehingga terjadi inflamasi. Dengan
cara imun innate dan imun adaptive.
6. STEP 4
STEP 5
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengkaji fungsi mukosa rongga mulut sebagai
pertahanan pertama di tubuh
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengkaji hubungan struktur mukosa dengan fungsi
pertahanan
Mukosa
Rongga Mulut
Struktur Fungsi
Pertahanan
Pertama
Barrier Fisik
Imune Innate
Imun
Adaptive
Sensorik Sekretori
7. STEP 6 (Mandiri)
STEP 7
A. Fungsi Mukosa Rongga Mulut sebagai Pertahanan Pertama di Tubuh
Fungsi mukosa rongga mulut secara umum adalah sebagai berikut:
1. Pertahanan: melindungi jaringan yang lebih dalam pada rongga mulut dengan bertindak
sebagai pelindung utama dari iritan.
2. Sensasi: memberikan informasi tentang hal-hal yang terjadi di rongga mulut dan
menerima stimulus dari rongga mulut
3. Sekresi: mengeluarkan saliva yang dihasilkan oleh kelenjar saliva
Gambar struktur mukosa rongga mulut
Sumber : Fakultas Kedokteran Gigi UI, 2008
Sebagai sistem pertahanan pertama mukosa rongga mulut memiliki dua jenis system imun
yaitu, imun innate (pertahanan non spesifik) dan imun adaptif (pertahanan spesifik).
8. Gambarimun innate dan imun adaptif
Sumber :http://majalah1000guru.net/2013/09/sistem-imun-lawan-infeksi/
1. Imune Innate (Pertahanan Non Spesifik)
Sistem imun innate disebut juga sebagai kekebalan alami merupakan pertahanan paling
awal pada manusia untuk mengeliminasi mikroba pathogen bagi tubuh. Imun innate
merupakan kekebalan non spesifik artinya semua bentuk mikroba yang masuk akan
dieliminasi tanpa memperhatikan jenis dari mikroba itu. Sistem imun innate terjadi secara
cepat terhadap infeksi miroba yaitu antara jam ke-0 sampai jam ke-12. Respon dari imun ini
terdiri dari tiga jenis yaitu barrier eksternal, humoral, dan seluler.
a. Barrier Eksternal
Imun innate melibatkan pertahanan fisik dari membrane mukosa dan kulit yang dapat
menekan atau membunuh mikroorganisme. Mekanisme tersebut termasuk sekresi laktat
dan unsaturated fatty acid pada kulit serta lisosim.
b. Humoral
Faktor humoral pada imun innate terdiri dari berbagai macam jenis protein antara lain:
a) Lisosim, enzim ini akan memotong, rantai proteoglikan pada dinding, sel, bakteri.
b) Laktoferin, akan mempengaruhi bakteri dengan cara mengikat iron bebas yang
diperlukan untuk pertumbuhan pertumbuhan bakteri tertentu.
c) Komplemen, merupakan media terjadinya reaksi inflamasi akut dan kemudian
mengeliminasi mikroorganisme yang meninvasi.
d) Interferon, merupakan kelompok protein yang terlibat dalam pertahan melawan
infeksi virus.
9. c. Seluler
Sel yang berperan adalah mikrofag dan makrofaguntukmelakukanfagositosis, tipesel
lain yang jugaberperanadalahsel NK (Natural Killer).
a) Mikrofag
Mikrofag merupakan polymorphonuclear neutrophil (PMN).PMN adalah sel darah
putih, yang tidak mempunyai kemampuan untuk membelah diri (end cell), masa
hidupnya sangat pendek, 6-7 jam bersirkulasi dalam jaringan, dan total masa
hidupnya adalah 2 hari. Kurang lebih 8 x 107
PMN diproduksi permeni, mereka
bermigrasi dari bloodstream untuk merespon adanya signal dan dalam inflamasi
akut.
b) Makrofag
Makrofag berasal dari monosit dan menetap di jaringan berinfiltrasi di jaringan
sebagai bagian dari inflamasi kronis.Masa hidup lama, berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun tergantung dari lingkungannya.
c) Sel NK
Sel NK (Natural Killer) terutama terlibat dalam infeksi virus dan tumor. Sel NK
mengenal dan membunuh sel terinfeksi atau sel yang menunjukkan transformasi
ganas, tetapi tidak membunuh sel sendiri yang normal oleh karena dapat
membedakan sel sendiri dari sel yang berbahaya. Sel NK termasuk dalam golongan
limfosit yang berperan serta pada respons bawaan terhadap infeksi virus. Sel NK
bekerja lebih cepat daripada limfosit lain, berespons dalam beberapa jam setelah
infeksi virus primer. Sel NK mengenali sel yang terinfeksi virus dan menginduksi
sel tersebut untuk melakukan apoptosis. Sel NK menyekresi sitokin antivirus
multipel, mencakup interferon, yang dinamakan demikian berkat kemampuannya
untuk merintangi replikasi virus. Sekresinya antara lain interferon-alfa (IFN- ) dan
interferon-beta (IFN- ) yang merupakan sel penjamu dan mereka mendukung
sintesis protein antivirus untuk mencegah replikasi virus. Selain itu, sel NK jgua
menyekresi interferon-gama (IFN- ) yang mengaktifkan makrofag dan sel imun
lainnya.
2. Imune Adaptif ( Pertahanan spesifik)
Sistem imun adaptif adalah suatu kompleks yang memberikan sistem respon imun
untuk menghadapi antigen spesifik seperti bakteri,virus, atau zat lain yang dianggap asing
bagi tubuh. Fungsi utama sistem imun ini adalah untuk memperkuat langsung dan
10. mempertinggi fagositosis. Karekteristik dari sistem imun ini adalah dapat membedakan
berbagai macam benda asing dan responnya ketika dibutuhkan, dapat mengingat kembali
antigen yang pernah masuk kedalam tubuh sehingga pada serangan selanjutnya bisa
merespon lebih cepat. Antigen adalah zat yang menyebabkan respon imun spesifik. Respon
imun ini terdiri dari dua macam yaitu humoral dan selular.
a. Humoral
Pertahanan humoral merespon antigen dengan cara memproduksi adanya antibodi. Antibodi
di hasilkan oleh sel B. Antibodi adalah sekelompok protein plasma yang disebut
imunoglobulin (Ig). Imunoglobulin terdiri dari lima kelas (isotipe) yaitu, IgG, IgA, IgM,
IgD, IgE.
Gambar : Struktur Imunoglobulin
Sumber : http://cakyitno.blogspot.co.id/2013/05/imunoglobulin-atau-anti-bodi.html
a.) IgG
IgG merupakan komponen utama imunoglobulin. Jumlahnya mencapai 80% sampai
85% dari keseluruhan antibodi yang bersirkulasi. Molekul ini berfungsi sebagai
pelindung terhadap mikroorganisme dan toksin yang bersirkulasi , mengaktivasi sistem
komplemen, dan menigkatkan keefektifan sel fagositik.
b.) IgA
Jumlahnya 15% dari seluruh antibodi dan kadarnya yang terbanyak ditemukan dalam
cairan sekresi saluran napas, cerna da kemih, air mata, keringat, ludah dan dalam air
susu ibu yang lebih berupa IgA sekretori (sIgA) yang merupakan bagian terbanyak.
Fungsi IgA adalah sebagai berikut:
11. - Melindungi tubuh dari patogen oleh karena dapat bereaksi dengan molekul adhesi
dari patogen potensial sehingga mencegah adherens dan kolonisasi patogen.
- Menetralkan toksin atau virus dan mencegah terjadinya kontak antara toksin atau
virus dengan sel sasaran
c.) IgM
Nama M berasal dari makro-globulin dengan berat molekul 900.000 dalton. Merupakan
antibodi yang pertama kali muncul terhadap antigen yang datang.
d.) IgD
IgD merupakan 1% dari total imunoglobulin dan ditemukan banyak pada membran sel
B bersama IgM yang dapat berfungsi sebagai reseptor antigen pada aktivasi sel B. IgD
tidak mengikat komplemen, mempunyai aktivitas antibodi terhadap antigen berbagai
makanan dan autoantigen seperti komponen nukleus. IgD diduga juga dapat mencegah
terjadinya toleransi imun, tetapi mekanismenya belum jelas.
e.) IgE
IgE mudah diikat oleh sel mast, basofil dan eosinofil yang memiliki reseptor untuk
fraksi Fc dari IgE. Menyababkan pelepasan histamin dan mediator kimia lainnya. IgE
dibentuk oleh sel plasma dalam selaput lendir saluran napas dan cerna.
b. Selular
Sel sel yang berperan dalam repon ini adalah Limfosit B, Limfosit T, dan Makrofag.
Sel B berfungsi sebagai penghasil dari antibodi tapi dalam beberapa situasi diperlukan
untuk membantu sel T. Sel T memiliki tiga jeni berdasarkan fungsinya.
Macam macam sel T ( Limfosit T):
a. Sel T Helper(Cellmediated Immunity)
Sel ini tidak berperan langsung dalam membunuh antigensel ini mengenali antigen MHC
kelas II, yang ada di sel B dan makrofag. Sel ini juga berfungsi juga diperlukan untuk
sintesis antibodi normal.
b. Sel T Sitotoksik
Sel ini mengenali dan menghancurkan sel yang memperlihatkan antigen asing pada
permukaannya, seperti sel kanker, sel jaringan transplantasi, virus, dan beberapa jenis
bakteri yang bereproduksi dalam sel hospes.
c. Sel T Supresor
Setelah diaktivasi oleh sel T helper maka akan menekan sel B dan sel T. Sirkuit umpan
balik regulator mandiri, sel T pembantu akan dibantu oleh sel T supresor.
12. Sel yang lain adalah makrofag. Pertemuan pertama kali antigen dan sel imun adatif
adalah sel monosit atau makrofag yang disebut sebagai Antigen Presenting Cell (APC). Ada
beberapa sel APC yaitu sel dendritik dalam jaringan limfoid, sel langerhans dalam kulit dan
mukosa. Makrofag secara fagositosik menelan zat asing dan melalui kerja enzimatik
menguraikan materi yang tertelan untuk disekresikan atau pemakaian kembali. Sel ini
mencerna antigen untuk menghasilkan fragmen, fragmen ini menempel pada makrofag
sebagai aktivasi sel T.
13. B. Hubungan Struktur Mukosa dengan Fungsi Pertahanan
Lapisan mukosa adalah lapisan basah yang berkontak dengan lingkungan
eksternal.Terdapat pada saluran pencernaan, rongga hidung, dan rongga tubuh lainnya.Pada
rongga mulut, lapisan ini dikenal dengan oral mucous membrane atau oral mucosa.
Mukosa oral mempunyai fungsi utama yaitu sebagai pelindung jaringan yang lebih
dalam pada rongga mulut. Fungsi lainnya, antara lain sebagai organ sensoris, aktifitas
kelenjar, dan sekresi. Secara histologis mukosa mulut terdiri dari 3 lapisan. Yang pertama
adalah lapisan epitelium, yang kedua adalah lamina propria, dan yang ketiga adalah lapisan.
Struktur Mukosa Rongga Mulut :
1. Epitel Mukosa Rongga Mulut
Jaringan epitel terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya sehingga
membentuk suatu lembaran, maka disebut sebagai membran epitel atau disingkat sebagai
epitel saja untuk membedakan dengan epitel kelenjar. Adhesi diantara sel-sel ini sangat
kuat, membentuk lembaran sel yang menutupi permukaan tubuh dan membatasi atau
melapisi rongga-rongga tubuh. Jaringan epitel tidak memiliki substansi interseluler dan
cairannya sangat sedikit.
14. Epitel mukosa mulut terdiri dari :
basal layer (stratum germinativum or stratum basale)
prickle cell layer (stratum spinosum)
granular layer (stratum granulosum)
keratinized layer (stratum corneum).
a. Basal Layer
Pada stratum basalis terdapat Desmosom, yang merupakan jembatan antar sel
yang memungkinkan tidak ada celah antar sel sehingga pathogen-pathogen tidak mudah
masuk. Hemidesmosom, yaitu penguat perlekatan epitel dengan jaringat ikat di
bawahnya (lamina propria). Cell signalling, komunikasi antarsel yang memungkinkan
untuk sekresi cairan bagi antigen-antigen yang dating. Stem sel, berfungsi untuk proses
regenerasi sel (pembelahan) selain itu stem cell juga dapat membentuk berbagai jenis
komponen darah termasuk sel darah putih dan serum dalam darah yang berfungsi sebagai
imun, stem cell biasanya ditemui di dasar rete peg. Sel Merkel berfungsi sebagai
mekanoreseptor untuk tekanan.
15. b. Prickle Cell Layer
Pada Prickle Cell Layer terdapat sel-sel yang berperan penting dalam imunitas
dari rongga mulut. Sel Langerhans, yaitu sel yang makrofag turunan sumsum tulang yang
mampu mengikat, mengolah, dam menyajikan antigen kepada limfosit T, yang berperan
dalam perangsangan sel limfosit T. Sel melanosit, sel yang menyintesis pigmen coklat
tua, melanin dari asam amino tirosin, melanin diangkut ke keratin. Terdiri dari 4-6
tumpukan sel-sel menyintesis filamen keratin yang tersusun menjadi tonofilamen
spina(duri) mencerminkan tempat perlekatan desmosom pada tonofilamen keratin.
c. Granular Layer
Terletak dibawah lucidum dan terdiri dari tiga sampai lima lapisan sel gepeng.
Sel terisi oleh granula padat dan granula lamellosum terbungkus-membran. Granula
keratohialin berikatan dengan tonofilamen keratin untuk membentuk keratin lunak yang
berfungsi untuk melindungi mukosa mulut dari paparan mikroorganisme secara
16. langsung. Terdapat desmosom yang merupakan tempat perlekatan mekanik oleh
tonofilamen antara 2 sel yang berdekatan agar tidak ada ruang antar sel sehingga
mikroorganisme sulit untuk masuk.
d. Keratinized Layer
Terdiri dari sel gepeng mati yang berisi keratin lunak. Lapisan ini padat terletak
diatas granular layer. Berfungsi untuk melindungi mukosa mulut dari paparan pathogen
secara langsung. Lapisan ini sulit untuk ditembus, sehingga pathogen sulit untuk
memasuki ke lapisan yang lebih dalam dari mukosa mulut. Mengalami keratinisasi terus-
menerus terlepas atau mengalami deskuamasi, sehingga pathogen sulit untuk menempel.
17. 2. Lamina Propria
Lamina Propria merupakan jaringan ikat yangteletak di bawah epitel (pendukung
epitel).Dibedakan dalam 2 lapisan yaitu lapisan papilar dan reticular.Pada lapisan papilar,
terdapat jaringan ikat yang menjorok ke arah epitel, fiber kolagen sedikit dan susunan
renggang, banyak kapiler. Pada lapisan retikular, fiber kolagen tersusun padat paralel
dengan permukaan. Pada lamina propria ditemukan:
a. Serat kolagen, merupakan serat yang tersusun dari protein kolagen, protein kolagen
yang merupakan komponen serat utama dalam kulit, tulang, tendon, tulang rawan dan
gigi; antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat mengenal serta
berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri dan sel yang berasal dari
organisme lain
b. Pembuluh darah yang berasal dari lapisan sub mukosa. Suplai nutrisi epitel diperoleh
dari pembuluh darah lamina propria (epitel bersifat avaskular).
c. Fibroblas, bertanggung jawab dalam memperbanyak dan pergantian serat. Oleh
karena itu fibroblas memainkan peranan penting dalam mempertahankan integritas
jaringan.
d. Makrofag, jenis fagosit yang bertanggung jawab untuk mendeteksi, menelan, dan
menghancurkan patogen dan sel apoptosis (sel yang mati).
e. Mast sel, menampung mediator kimia untuk respon inflamasi.
f. Limfosit, mengenali dan menghilangkan antigen dalam tubuh. Histiosit, untuk
mengaktifkan makrofag. Neutrophil, mengatasi inflamasi akut. Plasma sel, mengatasi
inflamasi kronis.
g. Substansi dasar, suatu campuran kompleks dari glikoprotein dan proteoglikan yang
berperanan dalam perekatan sel dengan serat-serat jaringan ikat, yang tidak berwarna,
transparan dan homogen, substansi dasar inilah yang menyebabkan lamina propria sulit
ditembus oleh pathogen karena perlekatan antar sel dan serabut yang sangat kuat.
3. Submukosa
Terdiri dari jaringan adipose, glandula saliva, pembuluh darah, dan juga jaringan otot.
a. Jaringan adipose, sel lemak atau adiposit menghasilkan dan mensekresi beberapa
protein yang berperan sebagai hormon yang bertanggung jawab terhadap pemasukan
dan pengeluaran energi. Salah satu hormon tersebut adalah adiponektin. Hormon ini
berperan penting dalam proses radang. Adiposit diketahui dapat mensekresi dan
mempengaruhi aksi beberapa sitokin termasuk adiponektin, leptin dan IL-6,
18. Interleukin–6 (IL-6) adalah sitokin yang dihasilkan oleh sel lemak di mana peningkatan
kadarnya dipengaruhi oleh peningkatan jumlah atau ukuran sel lemak. Mereka sangat
berperan dalam respon imun.
b. Glandula Saliva, merupakan berperan dalam sekresi saliva. Saliva membentuk sistem
imun yang sistemik dan lokal (local salivary), dihasilkan oleh kelenjar saliva yang
mengandung secretory IgA (sIgA), juga masih mengandung lisozim, laktoperoksidase,
laktoferin. Sekretory IgA (sIgA) bertindak sebagai
pertahanan pertama terhadap infeksi local dan ditemukan terutama dalam saliva, air
mata, air susu ibu, lisosim dalam keringat dan cairan secret tubuh lainnya pada
manusia. Dalam saliva (sIgA) ditemukan beberapa hari setelah bayi lahir, kadarnya
meningkat dengan bertambah umur dan mencapai kadar dewasa pada umur 6-8 tahun.
Pada umur 1-2 tahun dan dewasa kadar sIgA dalam saliva berturut-turut adalah 21, 52,
100-300 µg/ml. Pada orang dewasa yang bebas karies kadar sIgA dalam saliva berasal
dari kelenjar submaksila, sublingual dan parotis, dan mempunyai kadar yang tinggi bila
dibandingkan dengan saliva orang yang berkaries.
Sistem imun yang sistemik dan local (local salivary) bertemu dalam suatu area dekat
puncak gusi sehingga merupakan pertemuan interfase sistemik dan sekretory. Area
tersebut membagi permukaan gigi menjadi dua daerah , yaitu daerah saliva (salivary
domain) yang dipengaruhi komponen sistem imun lokal dalam saliva dan daerah
gingival (gingival domain) yang dipengaruhi oleh komponen sistemik dalam cairan
saku gusi. Namun walaupun dibedakan dalam dua sistem, akan terjadi percampuran
antara cairan sulkus gusi dengan saliva membentuk cairan mulut (oral fluid) yang
akhirnya seluruh permukaan gigi dibasahi oleh cairan mulut. Namun komponen seluler
keaktifannya akan berkurang dalam cairan mulut karena lingkungan cairan tersebut
telah bersifat hipotonik, sehingga system imun humoral lebih efektif untuk menghadapi
bakteri pada permukaan gigi.
c. Pembuluh Darah, dalam darah bila mencapai pembuluh darah kapiler di daerah gusi
akan keluar bersama serum darah lalu masuk ke lamina propria mukosa oral, kemudian
menembus jaringan penghubung gigi dan gusi (dentogingival junction) dan masuk ke
dalam sulkus gusi sehingga mencapai permukaan gigi. Cairan dalam sulkus gusi
disebut cairan sulkus gusi. Cairan ini mengandung antibody IgG, IgA, IgM, komplemen
(C3), monosit, netrofil, limfosit T dan B, fibroblast.
19. d. Jaringan otot, adalah bagian dari sistem imun yang melindungi manusia dalam
serangkaian proses yang dinamai respon imun. Karena ada respon imun, maka sistem
imun kita dapat menyerang para pengganggu penyebab berbagai penyakit tersebut.
20. DAFTAR PUSTAKA
Baratawidjaja dan Rengganis. 2016. Imunologi Dasar. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
Barid, Izzata, dkk. 2013. Biologi Mulut 1. Jember: Universitas Jember
Silverthon, Dee Unglaub. 2014. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC
Sloane, Ethel. 2016. Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: EGC