SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
REFLEKSI KASUS
MODUL PENYAKIT PERIODONTAL
            FRENEKTOMI




     Nama Mahasiswa   : Lisna Kurnia Rezky
     NIM              : 20070340056




   PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
                      2012
LAPORAN KASUS MODUL PENYAKIT PERIODONTAL
                                     FRENEKTOMI


Nama Mahasiswa        : Lisna Kurnia Rezky
NIM                   : 20070340056
Tempat Kegiatan       : RSGM UMY Bangsal Multazam B.48


I. DESKRIPSI KASUS
  Pemeriksaan subjektif :
        Pasien mengeluhkan kurang percaya diri karena gigi seri rahang atasnya renggang.
   Pasien ingin dirapikan giginya dengan alat ortho lepasan, tetapi terdapat penghambat
   yaitu pasien memiliki frenulum labialis superior yang tinggi.


  Pemeriksaan objektif :
  a. Pemeriksaan Ekstra Oral
      Tidak ada kelainan/ keluhan pada jaringan sekitar kepala, leher, TMJ dan jaringan
  limponodi pasien.

  b. Pemeriksaan Intra Oral
        Terdapat frenulum labialis tinggi, tebal, sampai interdental papilla dan palatum.
   Jaringan disekitar frenulum normal dan sehat.

        Blanche Test :
        Tarik frenulum labialis keatas. Perhatikan papilla interdental didaerah palatal (papila
        palatinal). Jika daerah tersebut tampak pucat (ischemia), berarti diastema disebabkan
        oleh migrasi frenulum labialis ke arah palatum.

        OHI               : DI+CI = (19+3) = 3,8 (sedang)
                                6          6
        Plak indeks       : 63,4 %
Pemeriksaan Penunjang
       Operator tidak melakukan pemeriksaan radiografis.
       Vital Sign :
       Tekanan darah          : 120/80 mmHg
        Nadi                  : 80x/menit
        Respirasi             : 16x/menit
        Suhu                  : Afebris
 More Info

       Pasien memiliki kebiasaan buruk menggigit bibir bawah saat banyak pikiran (stress),
       dilakukan secara tidak sadar dan sekitar 1-2 menit. Kebiasaan ini dilakukan sejak
       SMA hingga saat ini.

       Pasien menderita gastritis kronis.



 Penampakan klinis :
                                                            Diagnosa :

                                                            Frenulum Labialis Tinggi




II. PENATALAKSANAAN
  1. Foto klinis
  2. Frenektomi
  3. Kontrol- Observasi


III. PERTANYAAN KRITIS
  1.    Apa yang dimaksud dengan frenulum?
  2.    Bagimana mekanisme pembentukan frenulum?
3.   Bagaimana letak frenulum yang normal?
    4.   Bagaimana klasifikasi perlekatan frenulum ?
    5.   Apa saja dampak frenulum yang abnormal?
    6.   Apa saja indikasi dan kontra indikasi frenektomi?
    7.   Apa tujuan dilakukannya frenektomi?
    8.   Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan pre-frenektomi?
    9.   Bagaimana tehnik/prosedur melakukan frenektomi?
    10. Bagaimana penatalaksanaan post-frenektomi?
    11. Apa saja faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan dalam frenektomi?
    12. Komplikasi apa saja yang mungkin terjadi post-frenektomi?
    13. Kesulitan apa yang ditemukan dalam proses frenektomi?


IV. LANDASAN TEORI
         Frenulum merupakan lipatan kecil dari membran mukosa yang mengikat bibir atau
     pipi ke prosessus alveolaris dan berfungsi membatasi pergerakan pipi atau bibir
     (Carranza,1996). Frenulum labialis superior adalah sisa dari struktur embrio yang
     menghubungkan tuberkula bibir atas ke papilla palatina. Frenulum labial pada masa
     bayi normalnya mempunyai daerah perlekatan yang rendah di dekat puncak prosesus
     alveolaris atas di garis tengah. Pada periode gigi susu, frenulum labialis superior sering
     terlihat melekat pada prossesus alveolaris di antara gigi-gigi insisivus sentral atas.
     Bersamaan dengan pertumbuhan dentoalveolar yang normal,prossesus alveolaris atas akan
     tumbuh ke bawah dan daerah perlekatan frenulum labialis superior akan semakin rendah pada
     maksila ( Foster,1997).   Pada kasus ini daerah perlekatan yang rendah tetap ada, dan
     frenulum tampak menyebabkan terbentuknya celah di garis tengah, antara gigi-gigi
     incisivus sentral atas 11 dan 21.

         Letak frenulum yang normal terhadap jaringan periodontal adalah melekat pada
gingiva cekat sehingga pada waktu berfungsi tidak menimbulkan tarikan yang berlebih (
Grant, 1986). Perlekatan frenulum tinggi pada bibir atas terjadi pada permukaan labial antara
insisivus sentralis maksila, adanya perlekatan ini berakibat timbulnya gingivitis dan diastema
sentral1. Perlekatan frenulum tinggi pada area insisivus sentralis maksila ini lebih banyak
insidensinya dibanding pada mandibula baik pada sisi labial maupun lingualnya2.
Klasifikasi perlekatan frenulum labialis superior menurut Gunadi (1995) perlekatan
frenulum terbagi 3 macam yaitu :

  a)     Frenulum rendah adalah seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar

  b) Frenulum sedang adalah seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar sampai
     dengan gingiva cekat.

  c)     Frenulum tinggi adalah seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar sampai
         dengan gingiva cekat dan gingiva tepi.

    Frenulum yang abnormal dapat berpengaruh terhadap kesehatan gingiva dan
berpotensi menimbulkan penyakit periodontal dengan cara menarik gingiva tepi yang
sehat dan dapat menghasilkan resesi gingiva, diastema dan akumulasi sisa makanan
(Cohen,1989). Adanya abnormalitas ini menyebabkan pemisahan yang ekstrim dari gigi-
gigi insisivus sentral, di samping itu membuat gingiva mudah terekoyak sehingga terjadi
iritasi yang berkelanjutan yang menyebabkan kerusakan jaringan periodontal. Perlekatan
frenulum tinggi akan menghalangi proses pembersihan gigi, mengganggu pemakaian
protesa gigi dan menghalangi pergerakan alat ortodonsi.
Dampak frenulum yang abnormal :
    1. retraksi dari gingiva margin
    2. diastema
    3. mengganggu penampilan (estetik)
    4. pergerakan lidah terbatas
    5. mengganggu penempelan gigi tiruan lepasan pada mukosa.
  Perawatan frenulum tinggi di atasi dengan pemotongan frenulum (frenotomi) atau
dengan membuang seluruh bagian dari frenulum (frenektomi). Frenektomi adalah
prosedur bedah yang dilakukan untuk meghilangkan sebagian atau seluruh frenulum yang
tinggi dengan menggunakan pisau bedah atau electrosurgery.

Indikasi dan kontra indikasi frenektomi

    Indikasi :

         perlekatan frenulum yang tinggi yang memperhebat inflamasi gigiva dan poket.

         diastema sentralis yang dapat menghambat perawatan orthodonsi

         ankiloglossia *untuk frenulum lingualis.
Kontra Indikasi :

       Pasien memiliki riwayat penyakit sistemik (ex : DM, Hemofilia, dll.).

       Psikologis pasien tidak mendukung (takut, cemas, tekanan darah rendah,
        takikardi).

Tujuan frenektomi adalah :

1. mencegah relapsnya perawatan orthodonsi

2. mencegah resesi jaringan

3. membantu fungsi bicara

4. Estetik

5. pembaruan jaringan sekitar gigi meliputi kontur gingiva, posisi gingiva dan papilla.

Tehnik Frenektomi

1. Pemberian lokal anastesi pada distal dan mesial frenulum masing-masing 1 cc, serta
   injeksi anastesi ½ cc di bagian palatal untuk injeksi nervus nasopalatina.

2. Frenulum dijepit dengan hemostat hingga ke dasar perlekatan pada vestibulum.

3. Insisi horisontal dibuat dengan menggunakan pisau Swan-Morton no.15 pada
   mukogingival-junction. Insisi pertama di daerah superior dari hemostat untuk
   melepaskan perlekatan dengan bibir.

4. Kemudian bagian frenulum labialis di daerah inferior hemostat kita insisi untuk
   melepaskan dari mukosa alveolaris maupun dasar frenulum. Mukosa tersebut
   dihilangkan sampai dasar periosteum termasuk serabut-serabutnya juga dihilangkan.
   Dengan adanya diastema ini maka pengambilan jaringan periosteumnya sampai ke
   bagian palatinal.

5. Mukosa tersebut dijahit dengan jaringan periodontal di bawahnya dengan jahitan
   interupted.

6. Kasa dapat dipasang untuk mengontrol perdarahan atau dengan irigasi dengan saline
   selama 3-5 menit.
7. Lakukan dressing dengan mengaplikasikan Periodontal pack di atas tempat
   penjahitan. Setelah 1-2 minggu jahitan dan dressing dapat dilepas. Proses pemulihan
   yang sempurna berlangsung selama ± 1 bulan.
Penggunaan scalpel pada frenektomi merupakan teknik yang umum dalam bedah di
   bidang kedokteran gigi, namun memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah
   banyaknya perdarahan. Perdarahan pada frenektomi dapat diminimalisir dengan
   penggunaan electrosurgery, atau dapat dilakukan dengan memodifikasi teknik sayatan
   yang ada. Prosedur frenektomi pada umumnya dilakukan dengan insisi di atas dan di
   bawah clamp yang menyebabkan luka sobek yang melebar berbentuk belah ketupat karena
   adanya tarikan otot bibir, luka yang lebar pada area bibir menyebabkan banyak kapiler
   yang terbuka yang berakibat perdarahan. Pada laporan kasus Incision below the Clamp
   (IBC) (Suryono) dipaparkan teknik insisi modifikasi yang ditujukan untuk mengurangi
   perdarahan saat frenektomi dengan menggunakan pisau. Pada laporan kasus ini adalah
   pertama, penempatan penempatan klamp sejajar dan menempel pada mukosa pipi, kedua,
   melakukan insisi di bawah klamp dan dilanjutkan dengan penjahitan segera setelah insisi
   pada area mucolabial fold. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa insisi yang dilakukan
   di bawah clamp tidak menyebabkan luka yang melebar pada mukosa            bibir, hal ini
   dikarenakan tarikan muskulus orbicularis oris kearah lateral tertahan oleh clamp, dan
   tindakan penjahitan yang dilakukan segera setelah insisi pada puncak sayatan       akan
   menahan tarikan otot paska dilepasnya klamp. Minimalisasi perdarahan yang terjadi,
   serupa dengan frenektomi yang dilakukan dengan menggunakan electrosurgery.

Penatalakasanaan post-frenektomi
Instruksi pada pasien :
    Minum obat yang telah diresepkan secara teratur.
    Hindari makanan dan minuman yang panas.
    Jangan berkumur terlalu sering.
    Jika perdarahan terus berlanjut, aplikasikan moistened gauze atau moistened tea bag.
    Hindari aktivitas fisik yang berlebihan.
    Hindari minuman beralkohol dan merokok post-frenektomi.
    Jangan menyentuh area post-frenektomi dengan menggunakan tangan atau lidah.


Pemberian resep
   R/ Amoxicillin tab mg 500 No. XV
      S. 3.dd tab I
   R/ Kalium diklofenak tab mg 50 No. X
      S. 2.dd tab I pc
R/ Ranitidin tab mg 150 No. VIII
     S. Prn 2 dd tab I
  R/ Betadine gargle fl No.I
     S. 2.dd gargI

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan frenektomi
 Kondisi kesehatan umum
 Masalah nutrisi dan diet
 Oral higiene
 Pemberian resep obat

Komplikasi dari prosedur frenektomi antara lain :
 Infeksi pasca pembedahan
 Bleeding, swelling dan pain
 Facial discoloration
 Sensitivitas gigi terhadap makanan panas, dingin, manis ataupun asam
 Reaksi alergi


Evaluasi tindakan
1. Pada saat menginsisi muksosa frenulum, lakukan dengan mantap dan diusahakan dalam
  sekali incisi.
2. Saat meretraksi bibir atas, pastikan tidak menutupi hidung sehingga tidak mengganggu
  pernapasan pasien.
3. Daerah pasca insisi harus diperiksa kembali untuk mengetahui tidak ada mukosa yang
  tertinggal pada daerah incisi.
4. Kerja sama tim sangat diperlukan.
Daftar Pustaka
  1. Suproyo Hartati, drg. 2009. Penatalaksanaan Penyakit Jaringan Periodontal Edisi 2.
     Kanwa Publisher. Yogyakarta.
  2. Carranza Jr & Newman G.M: Clinical Periodontology, 9th. ed., W.B Saunders
     Company, Philadelphia, 2002: 112-113.
  3. Grant D A, Stern I B, & Everett F G: Orban’s Periodontics, 4th ed., Mosby
     Company, St. Louis, 1972: 530-55, 571-76.
  4. Koora K, Muthu MS, & Rathna PV. 2007. Spontaneous Closure of Midline Diastema
     Following Frenectomy. J Indian Soc Pedod Prev Dent,;25(1):23-6
  5. Foster T D: Buku Ajar Ortodonsi, ed. III, EGC, Jakarta, 1999: 153-6.
  6. Suryono.2011. Incision Below The Clamp Sebagai Modifikasi Teknik Insisi Pada
     Frenektomi Untuk Minimalisasi Perdarahan, Majalah Kedokteran Gigi, Vol. 18/2, pp.
     187-190.
  7. Aprilia,           Putri           Ferina.         2011.            Frenektomi.
     nitnopinky.blogspot.com/2011/12/frenektomi.html.

More Related Content

What's hot

Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4RSIGM
 
Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakVina Widya Putri
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berliansaktiirdi19
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalDellery Usman
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..asih gahayu
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraWilli Fragcana Putra
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2RSIGM
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitasfirman putra sujai
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaVina Widya Putri
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Nabilah Kusuma
 
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaanAsuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaanAlex Susanto
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelVina Widya Putri
 
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)devita nuryco
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanrizkyautama
 

What's hot (20)

Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
 
Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management Anak
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berlian
 
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontalEpidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
Epidemiologi penyakit gingiva dan periodontal
 
Patogenesis nekrosis pulpa
Patogenesis nekrosis pulpaPatogenesis nekrosis pulpa
Patogenesis nekrosis pulpa
 
Kuretase
KuretaseKuretase
Kuretase
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..
 
Gigi dan mulut
Gigi dan mulutGigi dan mulut
Gigi dan mulut
 
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana PutraPresentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
Presentasi Kista Odontogenik dan Tumor Odontogenik - Willi Fragcana Putra
 
endodontic 2
endodontic 2endodontic 2
endodontic 2
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitaskaries gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
karies gigi. pemeriksaan penunjang dan tes vitalitas
 
desain gtl
desain gtldesain gtl
desain gtl
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
 
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaanAsuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
Asuhan keperawatan maloklusi - pemeriksaan dan penatalaksanaan
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
 
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)
 
inlay
inlayinlay
inlay
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
 

Similar to Frenulum Refleksi

Similar to Frenulum Refleksi (20)

Ppt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdfPpt ikga2 pdf
Ppt ikga2 pdf
 
121341358 frenektomi
121341358 frenektomi121341358 frenektomi
121341358 frenektomi
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
 
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 Lidah dan  Rongga Mulut.pptx Lidah dan  Rongga Mulut.pptx
Lidah dan Rongga Mulut.pptx
 
Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2Laporan hasil diskusi pemicu 2
Laporan hasil diskusi pemicu 2
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Labioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiahLabioplasty jumat ilmiah
Labioplasty jumat ilmiah
 
Cleft lip and palate
Cleft lip and palateCleft lip and palate
Cleft lip and palate
 
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptxppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
ppt refrat 2 rsk1 epos.pptx
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1109530090 makalah-modul-3-fix-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1
 
Makalah labio palato
Makalah labio palatoMakalah labio palato
Makalah labio palato
 
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
Epulis Fibromatosa ,Clinical Case (Oral surgery)
 
Tatalaksana Eksisi dan Marsupialisasi Ranula.pptx
Tatalaksana Eksisi dan Marsupialisasi Ranula.pptxTatalaksana Eksisi dan Marsupialisasi Ranula.pptx
Tatalaksana Eksisi dan Marsupialisasi Ranula.pptx
 
Labiopalatoskisis
LabiopalatoskisisLabiopalatoskisis
Labiopalatoskisis
 
Cheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaaCheilitis angularis etio mekaa
Cheilitis angularis etio mekaa
 
Ca mulut
Ca mulutCa mulut
Ca mulut
 
Laporan sgd 4
Laporan sgd 4Laporan sgd 4
Laporan sgd 4
 
Jurding denrad deklay
Jurding denrad deklayJurding denrad deklay
Jurding denrad deklay
 
kasus gigi
kasus gigikasus gigi
kasus gigi
 

Frenulum Refleksi

  • 1. REFLEKSI KASUS MODUL PENYAKIT PERIODONTAL FRENEKTOMI Nama Mahasiswa : Lisna Kurnia Rezky NIM : 20070340056 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN & ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2012
  • 2. LAPORAN KASUS MODUL PENYAKIT PERIODONTAL FRENEKTOMI Nama Mahasiswa : Lisna Kurnia Rezky NIM : 20070340056 Tempat Kegiatan : RSGM UMY Bangsal Multazam B.48 I. DESKRIPSI KASUS Pemeriksaan subjektif : Pasien mengeluhkan kurang percaya diri karena gigi seri rahang atasnya renggang. Pasien ingin dirapikan giginya dengan alat ortho lepasan, tetapi terdapat penghambat yaitu pasien memiliki frenulum labialis superior yang tinggi. Pemeriksaan objektif : a. Pemeriksaan Ekstra Oral Tidak ada kelainan/ keluhan pada jaringan sekitar kepala, leher, TMJ dan jaringan limponodi pasien. b. Pemeriksaan Intra Oral Terdapat frenulum labialis tinggi, tebal, sampai interdental papilla dan palatum. Jaringan disekitar frenulum normal dan sehat. Blanche Test : Tarik frenulum labialis keatas. Perhatikan papilla interdental didaerah palatal (papila palatinal). Jika daerah tersebut tampak pucat (ischemia), berarti diastema disebabkan oleh migrasi frenulum labialis ke arah palatum. OHI : DI+CI = (19+3) = 3,8 (sedang) 6 6 Plak indeks : 63,4 %
  • 3. Pemeriksaan Penunjang Operator tidak melakukan pemeriksaan radiografis. Vital Sign : Tekanan darah : 120/80 mmHg Nadi : 80x/menit Respirasi : 16x/menit Suhu : Afebris More Info Pasien memiliki kebiasaan buruk menggigit bibir bawah saat banyak pikiran (stress), dilakukan secara tidak sadar dan sekitar 1-2 menit. Kebiasaan ini dilakukan sejak SMA hingga saat ini. Pasien menderita gastritis kronis. Penampakan klinis : Diagnosa : Frenulum Labialis Tinggi II. PENATALAKSANAAN 1. Foto klinis 2. Frenektomi 3. Kontrol- Observasi III. PERTANYAAN KRITIS 1. Apa yang dimaksud dengan frenulum? 2. Bagimana mekanisme pembentukan frenulum?
  • 4. 3. Bagaimana letak frenulum yang normal? 4. Bagaimana klasifikasi perlekatan frenulum ? 5. Apa saja dampak frenulum yang abnormal? 6. Apa saja indikasi dan kontra indikasi frenektomi? 7. Apa tujuan dilakukannya frenektomi? 8. Faktor-faktor apa saja yang perlu diperhatikan pre-frenektomi? 9. Bagaimana tehnik/prosedur melakukan frenektomi? 10. Bagaimana penatalaksanaan post-frenektomi? 11. Apa saja faktor-faktor keberhasilan dan kegagalan dalam frenektomi? 12. Komplikasi apa saja yang mungkin terjadi post-frenektomi? 13. Kesulitan apa yang ditemukan dalam proses frenektomi? IV. LANDASAN TEORI Frenulum merupakan lipatan kecil dari membran mukosa yang mengikat bibir atau pipi ke prosessus alveolaris dan berfungsi membatasi pergerakan pipi atau bibir (Carranza,1996). Frenulum labialis superior adalah sisa dari struktur embrio yang menghubungkan tuberkula bibir atas ke papilla palatina. Frenulum labial pada masa bayi normalnya mempunyai daerah perlekatan yang rendah di dekat puncak prosesus alveolaris atas di garis tengah. Pada periode gigi susu, frenulum labialis superior sering terlihat melekat pada prossesus alveolaris di antara gigi-gigi insisivus sentral atas. Bersamaan dengan pertumbuhan dentoalveolar yang normal,prossesus alveolaris atas akan tumbuh ke bawah dan daerah perlekatan frenulum labialis superior akan semakin rendah pada maksila ( Foster,1997). Pada kasus ini daerah perlekatan yang rendah tetap ada, dan frenulum tampak menyebabkan terbentuknya celah di garis tengah, antara gigi-gigi incisivus sentral atas 11 dan 21. Letak frenulum yang normal terhadap jaringan periodontal adalah melekat pada gingiva cekat sehingga pada waktu berfungsi tidak menimbulkan tarikan yang berlebih ( Grant, 1986). Perlekatan frenulum tinggi pada bibir atas terjadi pada permukaan labial antara insisivus sentralis maksila, adanya perlekatan ini berakibat timbulnya gingivitis dan diastema sentral1. Perlekatan frenulum tinggi pada area insisivus sentralis maksila ini lebih banyak insidensinya dibanding pada mandibula baik pada sisi labial maupun lingualnya2.
  • 5. Klasifikasi perlekatan frenulum labialis superior menurut Gunadi (1995) perlekatan frenulum terbagi 3 macam yaitu : a) Frenulum rendah adalah seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar b) Frenulum sedang adalah seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar sampai dengan gingiva cekat. c) Frenulum tinggi adalah seluruh frenulum melekat pada mukosa alveolar sampai dengan gingiva cekat dan gingiva tepi. Frenulum yang abnormal dapat berpengaruh terhadap kesehatan gingiva dan berpotensi menimbulkan penyakit periodontal dengan cara menarik gingiva tepi yang sehat dan dapat menghasilkan resesi gingiva, diastema dan akumulasi sisa makanan (Cohen,1989). Adanya abnormalitas ini menyebabkan pemisahan yang ekstrim dari gigi- gigi insisivus sentral, di samping itu membuat gingiva mudah terekoyak sehingga terjadi iritasi yang berkelanjutan yang menyebabkan kerusakan jaringan periodontal. Perlekatan frenulum tinggi akan menghalangi proses pembersihan gigi, mengganggu pemakaian protesa gigi dan menghalangi pergerakan alat ortodonsi. Dampak frenulum yang abnormal : 1. retraksi dari gingiva margin 2. diastema 3. mengganggu penampilan (estetik) 4. pergerakan lidah terbatas 5. mengganggu penempelan gigi tiruan lepasan pada mukosa. Perawatan frenulum tinggi di atasi dengan pemotongan frenulum (frenotomi) atau dengan membuang seluruh bagian dari frenulum (frenektomi). Frenektomi adalah prosedur bedah yang dilakukan untuk meghilangkan sebagian atau seluruh frenulum yang tinggi dengan menggunakan pisau bedah atau electrosurgery. Indikasi dan kontra indikasi frenektomi Indikasi :  perlekatan frenulum yang tinggi yang memperhebat inflamasi gigiva dan poket.  diastema sentralis yang dapat menghambat perawatan orthodonsi  ankiloglossia *untuk frenulum lingualis.
  • 6. Kontra Indikasi :  Pasien memiliki riwayat penyakit sistemik (ex : DM, Hemofilia, dll.).  Psikologis pasien tidak mendukung (takut, cemas, tekanan darah rendah, takikardi). Tujuan frenektomi adalah : 1. mencegah relapsnya perawatan orthodonsi 2. mencegah resesi jaringan 3. membantu fungsi bicara 4. Estetik 5. pembaruan jaringan sekitar gigi meliputi kontur gingiva, posisi gingiva dan papilla. Tehnik Frenektomi 1. Pemberian lokal anastesi pada distal dan mesial frenulum masing-masing 1 cc, serta injeksi anastesi ½ cc di bagian palatal untuk injeksi nervus nasopalatina. 2. Frenulum dijepit dengan hemostat hingga ke dasar perlekatan pada vestibulum. 3. Insisi horisontal dibuat dengan menggunakan pisau Swan-Morton no.15 pada mukogingival-junction. Insisi pertama di daerah superior dari hemostat untuk melepaskan perlekatan dengan bibir. 4. Kemudian bagian frenulum labialis di daerah inferior hemostat kita insisi untuk melepaskan dari mukosa alveolaris maupun dasar frenulum. Mukosa tersebut dihilangkan sampai dasar periosteum termasuk serabut-serabutnya juga dihilangkan. Dengan adanya diastema ini maka pengambilan jaringan periosteumnya sampai ke bagian palatinal. 5. Mukosa tersebut dijahit dengan jaringan periodontal di bawahnya dengan jahitan interupted. 6. Kasa dapat dipasang untuk mengontrol perdarahan atau dengan irigasi dengan saline selama 3-5 menit.
  • 7. 7. Lakukan dressing dengan mengaplikasikan Periodontal pack di atas tempat penjahitan. Setelah 1-2 minggu jahitan dan dressing dapat dilepas. Proses pemulihan yang sempurna berlangsung selama ± 1 bulan.
  • 8. Penggunaan scalpel pada frenektomi merupakan teknik yang umum dalam bedah di bidang kedokteran gigi, namun memiliki beberapa kelemahan diantaranya adalah banyaknya perdarahan. Perdarahan pada frenektomi dapat diminimalisir dengan penggunaan electrosurgery, atau dapat dilakukan dengan memodifikasi teknik sayatan yang ada. Prosedur frenektomi pada umumnya dilakukan dengan insisi di atas dan di bawah clamp yang menyebabkan luka sobek yang melebar berbentuk belah ketupat karena adanya tarikan otot bibir, luka yang lebar pada area bibir menyebabkan banyak kapiler yang terbuka yang berakibat perdarahan. Pada laporan kasus Incision below the Clamp (IBC) (Suryono) dipaparkan teknik insisi modifikasi yang ditujukan untuk mengurangi perdarahan saat frenektomi dengan menggunakan pisau. Pada laporan kasus ini adalah pertama, penempatan penempatan klamp sejajar dan menempel pada mukosa pipi, kedua, melakukan insisi di bawah klamp dan dilanjutkan dengan penjahitan segera setelah insisi pada area mucolabial fold. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa insisi yang dilakukan di bawah clamp tidak menyebabkan luka yang melebar pada mukosa bibir, hal ini dikarenakan tarikan muskulus orbicularis oris kearah lateral tertahan oleh clamp, dan tindakan penjahitan yang dilakukan segera setelah insisi pada puncak sayatan akan menahan tarikan otot paska dilepasnya klamp. Minimalisasi perdarahan yang terjadi, serupa dengan frenektomi yang dilakukan dengan menggunakan electrosurgery. Penatalakasanaan post-frenektomi Instruksi pada pasien :  Minum obat yang telah diresepkan secara teratur.  Hindari makanan dan minuman yang panas.  Jangan berkumur terlalu sering.  Jika perdarahan terus berlanjut, aplikasikan moistened gauze atau moistened tea bag.  Hindari aktivitas fisik yang berlebihan.  Hindari minuman beralkohol dan merokok post-frenektomi.  Jangan menyentuh area post-frenektomi dengan menggunakan tangan atau lidah. Pemberian resep R/ Amoxicillin tab mg 500 No. XV S. 3.dd tab I R/ Kalium diklofenak tab mg 50 No. X S. 2.dd tab I pc
  • 9. R/ Ranitidin tab mg 150 No. VIII S. Prn 2 dd tab I R/ Betadine gargle fl No.I S. 2.dd gargI Faktor yang mempengaruhi keberhasilan frenektomi  Kondisi kesehatan umum  Masalah nutrisi dan diet  Oral higiene  Pemberian resep obat Komplikasi dari prosedur frenektomi antara lain :  Infeksi pasca pembedahan  Bleeding, swelling dan pain  Facial discoloration  Sensitivitas gigi terhadap makanan panas, dingin, manis ataupun asam  Reaksi alergi Evaluasi tindakan 1. Pada saat menginsisi muksosa frenulum, lakukan dengan mantap dan diusahakan dalam sekali incisi. 2. Saat meretraksi bibir atas, pastikan tidak menutupi hidung sehingga tidak mengganggu pernapasan pasien. 3. Daerah pasca insisi harus diperiksa kembali untuk mengetahui tidak ada mukosa yang tertinggal pada daerah incisi. 4. Kerja sama tim sangat diperlukan.
  • 10. Daftar Pustaka 1. Suproyo Hartati, drg. 2009. Penatalaksanaan Penyakit Jaringan Periodontal Edisi 2. Kanwa Publisher. Yogyakarta. 2. Carranza Jr & Newman G.M: Clinical Periodontology, 9th. ed., W.B Saunders Company, Philadelphia, 2002: 112-113. 3. Grant D A, Stern I B, & Everett F G: Orban’s Periodontics, 4th ed., Mosby Company, St. Louis, 1972: 530-55, 571-76. 4. Koora K, Muthu MS, & Rathna PV. 2007. Spontaneous Closure of Midline Diastema Following Frenectomy. J Indian Soc Pedod Prev Dent,;25(1):23-6 5. Foster T D: Buku Ajar Ortodonsi, ed. III, EGC, Jakarta, 1999: 153-6. 6. Suryono.2011. Incision Below The Clamp Sebagai Modifikasi Teknik Insisi Pada Frenektomi Untuk Minimalisasi Perdarahan, Majalah Kedokteran Gigi, Vol. 18/2, pp. 187-190. 7. Aprilia, Putri Ferina. 2011. Frenektomi. nitnopinky.blogspot.com/2011/12/frenektomi.html.