Dokumen ini membahas imunitas spesifik jaringan pada barrier mukosa rongga mulut. Barrier ini terus-menerus terpapar rangsangan lingkungan dari mikrobioma dan kerusakan selama proses mastikasi. Neutrofil dan sel Th17 tampaknya memainkan peran penting dalam memelihara homeostasis dengan fungsi anti-mikroba dan anti-inflamasi. Kerusakan berkelanjutan akibat mastikasi bertindak sebagai pemicu imunitas lokal dan pola Th17 yang
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
TUGAS PEMBACAAN JURNAL.pptx
1. TUGAS PEMBACAAN JURNAL
Try Diana Utamy ( J 065211006 )
Zia Nurul Zahbia ( J06521100 )
PEMBIMBING :
Dr. ST. Wahyuni, Ph.D
Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Kedokteran Gigi Anak
Fakultas Kedokteran Gigi
MATA KULIAH : IMUNOLOGI ORAL
3. PENDAHULUAN
• Mukosa mulut adalah tempat pertemuan pertama. Mikroba komensal,
antigen/alergen di udara, dan makanan pada awalnya ditemukan di sini
sebelum masuk ke saluran gastrointestinal (GI) dan seringkali saluran
pernafasan
• Barrier rongga mulut adalah salah satu habitat ekologi utama tubuh manusia.
Filum dominan yang terdeteksi adalah Firmicutes, Proteobacteria,
Actinobacteria, dan Bacteroidetes,
• Regulasi respons imun homeostatik di barrier rongga mulut masih kurang
dieksplorasi
• Tinjauan ini akan menyajikan aspek unik dari barrier mukosa mulut dan
membahas pengetahuan terkini tentang jaringan sel imun lokal yang
memediasi homeostasis sistem imun, serta data terbaru tentang isyarat spesifik
jaringan yang terlibat dalam melatih fungsi imunitas di lokasi ini, dengan
fokus pada imunitas barrier gingiva.
4. • Mikrobiota komensal telah terbukti memainkan peran penting dalam pengembangan
dan pengkondisian imunitas lokal di area barrier
• Studi dengan menggunakan tikus germ free (GF) telah terbukti memiliki jaringan sel
imunitas yang tidak terganggu secara luas dengan frekuensi sebanding sel
hematopoietik CD45+ dan sel T dibandingkan dengan kontrol bebas patogen spesifik
(SPF)
• Neutrofil telah terdeteksi pada jumlah yang jauh lebih rendah di tikus GFdibandingkan
dengan control SPF
• Innate Immunity epitel rongga mulut juga telah dilaporkan bergantung pada kolonisasi
komensal
• Ekspresi epitel dari Growth Arrest Specific 6 (GAS6), sebuah ligan dari sistem
pensinyalan TYRO3-AXL-MERTK, memainkan peran dalam mengontrol pola inflamasi
dan simbiosis host/mikrobiosis pada mukosa mulut
• Sistem imunitas dari barrier ini juga terlepas dari kolonisasi komensal.
Apakah sinyal mikroba melatih imunitas homeostatik
pada barrier rongga mulut ?
5. • Sinyal dari IL-17 memediasi kontrol jamur rongga mulut komensal Candida
albicans
• IL-17 mensekresi sel baik sel Th17 dan TCRγδ T yang terlibat dalam perlindungan
terhadap infeksi jamur
• Sistem imun innate lainnya adalah dari saliva yang memiliki IgA, IgM, dan IgG,
histatin, lactoferrin, lisozim, peroksidase
Mekanisme imunologi apa yang mengatur
komensalisme di lingkungan mulut?
6. • Pada jaringan mulut yang sehat terdapat dominasi populasi sel memori yang
menunjukkan responsivitas terhadap antigen lokal.
• Bukti tambahan untuk respon lokal terhadap komensal oral berasal dari deteksi
IgA/IgG saliva yang spesifik untuk komensal oral
• Dalam konteks periodontitis, peningkatan respon imun terhadap komensal oral
terbukti dengan adanya respon antibodi sistemik terhadap mikroba terkait
periodontitis
• Masuknya bakteri komensal rongga mulut ke dalam sirkulasi darah ( Plak
Aterosklerotik, Rheumatoid Arthritis pada sendi ) atau saluran pencernaan ( kanker
kolorektal ) menandakan adanya kontribusi bakteri komensal ini di sistem yang jauh
dari sistem rongga mulut.
Dapatkah rangsangan mikroba menjadi penyebab
utama Imunitas lokal dan sistemik?
7. • Lokasi yang sangat rentan dari barrier rongga mulut
adalah epitel sulkus gingiva, dinding sulkus gingiva
dilapisi dengan epitel non-keratin (epitel crevicular)
yang semakin menipis menuju dasar sulkus. Di dasar
sulkus dimana mukosa bertemu dengan gigi, transisi
epitel menjadi epitel berdiferensiasi tidak sempurna,
junctional epithelium (JE).
• JE dianggap sebagai titik rentan
• Hubungan JE ke gigi sangat permeabel, memungkinkan
untuk aliran konstan cairan jaringan yang disebut
Gingival Crevicular Fluid (GCF) yang mengandung
faktor host termasuk protein plasma, sitokin,
imunoglobulin dan sel
• Neutrofil yang terus bertransmigrasi ke dalam rongga
mulut rongga mencerminkan keadaan inflamasi gingiva
Permukaan Barrier Rongga Mulut yang Terpapar
Lingkungan
Gambar 1. Barrier rongga mulut dan mukosa gingiva
mulut dilapisi oleh epitel skuamosa berlapis dengan
berbagai ketebalan dan tingkat keratinisasi
8. • Barrier sulkus gingiva terus-menerus terkena rangsangan lingkungan oleh (i) mikrobioma kaya dan
beragam yang melekat pada gigi dan (ii) kerusakan barrier terus menerus yang timbul dari rejimen
hygiene dan proses mastikasi
• Studi histologis mengungkapkan akumulasi sel inflamasi pada kondisi stabil di gingiva dan analisis
aliran sitometrik dari jaringan mukosa mulut mengungkapkan peningkatan jumlah sel inflamasi pada
gingiva dibandingkan pada lokasi mukosa mulut lainnya yang sehat
• Hubungan antara JE dan gigi secara rutin terganggu selama fungsi fisiologis seperti mengunyah dan
menyikat gigi, memungkinkan translokasi mikroba sementara. Salah satu sifat luar biasa dari JE adalah
mudah beregenerasi jika rusak atau dieksisi menunjukkan adanya sistem imunologi unik yang
disesuaikan untuk proses pengawasan dan perbaikan
• Pada periodontitis, mikrobioma oral disbiotik dianggap sebagai pemicu respon inflamasi kronis di
jaringan lunak sekitarnya yang menyebabkan kerusakan jaringan dan struktur pendukung
• Kerusakan jaringan periodontal yang parah dikaitkan dengan translokasi sistemik mikroba periodontal
dan terkait dengan berbagai kondisi inflamasi sistemik yang menunjukkan bahwa ketidakseimbangan
imun/mikrobioma lokal dapat mempengaruhi proses inflamasi secara sistemik
Sulkus gingiva : Lokasi aktivasi imunitas yang
konstan
9. NEUTROFIL
• Neutrofil terus-menerus mengalami ekstravasasi dari sirkulasi ke jaringan gingiva dan lalu
lintas ke sulkus gingiva melalui JE
• Neutrofil memiliki fungsi : membunuh mikroba, imunoregulasi
GRANULOSIT
• Granulosit termasuk sel mast, dengan penampilan terbatas eosinofil atau basofil di gingiva
sehat. Apakah sel mast siap untuk surveilans imun terhadap patogen, dan/atau berkontribusi
pada imunopatologi melalui degranulasi dan sekresi mediator proinflamasi tidak ditentukan
secara pasti.
FAGOSIT MONONUKEAR
• Kompartemen fagosit mononuklear gingiva terdiri dari jaringan sel dendritik (DCs), makrofag
dan monosit
• Monosit mengekspresikan reseptor kemokin CX3CR1+ direkrut ke gingiva sebagai respons
terhadap infeksi bakteri
• Makrofag berfungsi sebagai antimikroba pada gingiva, dan berperan dalam penyembuhan
dan perbaikan luka
• Apakah himpunan bagian DC ini melakukan fungsi serupa di dalam gingiva masih harus
dieksplorasi.
SISTEM IMUN PADA BARRIER GINGGIVA
10. LIMFOSIT
• Sel T, sel B dan sel limfoid bawaan (ILC), seperti pada penghalang lainnya, berada di dalam gingiva
• Sel B hadir dalam gingiva sehat dan IgA dan IgG spesifik komensal telah terdeteksi dalam cairan mulut,
namun kontribusinya terhadap pemeliharaan homeostasis imun gingiva belum sepenuhnya dijelaskan
• Periodontitis : sel B telah terbukti memiliki peran protektif dan merugikan dalam pengaturan imunopatologi
• Peran ILC masih belum jelas
• Peningkatan proporsi sel T memori yang umum di situs barrier, di mana mereka dilaporkan untuk mendukung
mekanisme pertahanan awal/langsung, memberikan perlindungan spesifik dari rangsangan patogen
• T reg memainkan peran kunci dalam menjaga homeostasis periodontal
• Studi pada T reg gingiva menunjukkan bahwa CCR4-CCL22 mendukung lalu lintas T reg ke gingiva
11. • Sel Th17 telah muncul sebagai pengatur penting homeostasis
jaringan dan imunopatologi pada barrier rongga mulut
• sel Th17 berkembang seiring bertambahnya usia di gingiva
• Pada gingiva, akumulasi sel Th17 terjadi sebagai respons
terhadap kerusakan barier fisiologis akibat proses mastikasi
• Sel Th17 yang diinduksi kerusakan terbukti muncul dengan
cara bergantung pada IL-6 dan antigen, dan, yang penting,
mampu mendorong induksi sistem imun innate
• Studi pada Tikus yang diberi diet lunak, telah mengalami
penurunan jumlah sel Th17 gingiva. Sebaliknya tikus dengan
diet keras, menunjukkan peningkatan frekuensi sel Th17
gingiva
• Data ini mengungkapkan peran penting dari fungsi fisiologis
seperti pengunyahan.
Respon khusus jaringan fungsi imunitas gingiva: Kerusakan
berkelanjutan karena Proses Mastikasi meningkatkan
Imunitas Th17 lokal
Gambar 3. Isyarat spesifik jaringan yang
menyesuaikan imunitas pada barrier rongga
mulut
12. • Mukosa mulut adalah lokasi barrier yang terus-menerus terpapar pada banyak rangsangan lingkungan, namun
mekanisme yang memediasi pengawasan dan toleransi imunologis, sehingga meningkatkan homeostasis
jaringan tidak didefinisikan dengan baik.
• Aspek unik dari sistem imun yang mengatur barrier rongga mulut, mungkin penting dan berpotensi
mencerminkan kemampuan fungsional khusus yang diperlukan untuk mempertahankan homeostasis dalam
lingkungan ini
• Fungsi anti-mikroba dan anti-inflamasi neutrofil tampaknya menjadi kunci untuk homeostasis periodontal
• Sinyal spesifik jaringan bekerja pada barrier rongga mulut/gingiva adalah kerusakan terus-menerus dari
proses mastikasi, yang bertindak sebagai pemicu imunitas lokal dan pola homeostatik Th17-dependent
barrier-protective imun responsiveness
• Namun bagaimana kombinasi dari beragam sinyal ini berpartisipasi dalam regulasi imunitas homeostatik pada
penghalang penting ini dan apakah respons lokal memengaruhi fungsi imun sistemik masih perlu diteliti lebih
lanjut
PENUTUP