SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL TKG I
DISTORSI MALAM INLAY KEDOKTERAN GIGI
DEVITA NURYCO PUTRI PRATINU
10617033
PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembuatan gigi tiruan, peran malam (wax) kedokteran
gigi sangatlah penting, dimana malam ini digunakan sebagai pola pada model
yang sudah dicetak sebelum logam benar-benar di aplikasikan pada pasien.
Malam (wax) adalah bahan termoplastis, berbentuk padat pada suhu kamar
tetapi meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk cairan kental
pada suhu yang lebih tinggi. Malam yang digunakan di kedokteran gigi terdiri
dari dua atau lebih komponen, bisa berupa natural atau sintesis, resins, oils,
fats, and pigments. (Mc Cabe & Angus, 2008, hal. 40).
Wax yang digunakan dalam kedokteran gigi biasanya terdiri dari dua
atau lebih komponen penyusun, seperti natural atau synthetic waxes, resin,
minyak, dan pewarna. Wax merupakan suatu material termoplastis yang
berbentuk padat pada suhu kamar, tetapi meleleh tanpa dekomposisi jika
dipanaskan. Wax merupakan suatu substansi halus dengan sifat mekanis yang
buruk. Kegunaan wax dalam kedokteran gigi adalah sebagai cetakan sebelum
dilakukan pengecoran. (McCabe 2008, hal. 40)
Saat pengaplikasian malam pada model tidak mentup kemungkinan
terjadinya hal-hal yang bisa merubah dimensi pada malam tersebut, banyak
sekali faktor yang dapat mempengaruhi perubahan pada malam tersebut.
Distorsi menjadi salah satu hal yang paling sering dialami malam inlay.
Distorsi merupakan ternyajinya perubahan dimensi pada malam inlay yang
dapat menyebabkan ketidak akuratan hasil manipulasi logam. Maka dari itu
pada skillab ini kami melakukan Uji distorsi malam inlay agar dapat
mengetahui saat pengaplikasian serta manipulasi yang tepat oleh dokter,
mahasiswa klinik maupun tehniker gigi.
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu memanipulasi malam inlay secara tepat
b. Mahasiswa mampu mengukur distorsi yang terjadi pada malam inlay yang
diberi perlakuan berbeda
1.3 Manfaat
a. Mahasiswa dapat mengetahui factor penyebab distirsi pada malam inlay
b. Mahasiswa dapat mengetahui distorsi yang terjadi pada malam inlay
BAB II
METODE PENGAMATAN
2.1 Alat dan Bahan:
1. Mangkuk karet
2. Spiritus brander
3. Stopwatch
4. Thermometer
5. Jangka Sorong
6. Inlay Wax
7. Malam inlay
8. Air
2.2 Prosedur Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Mangkok karet diisi dengan 100 ml air
3. Lunakkan malaminlaydiatas api spiritus brander sampai homogen selama
±2 menit dengan jarak api dengan malam 10 cm
4. Malam inlay dibengkokan hingga membentuk tapal kuda
5. Malam inlay dibiarkan menjadi dingin di udara terbuka selama 5 menit,
ukur jarak kedua ujungnya dengan jangka sorong (sebagai jarak awal)
Gambar. Cara Pengukuran Malam inlay dengan Jangka Sorong
6. Malam inlay yang sudah dibengkokkan dimasukkan ke dalam mangkok
karet yang telah diisi air
Gambar. Malam inlay direndam pada Mangkok Karet
7. Mengamati perubahan bentuk malam inlay dan ukur jarak antara 2 ujung
malam Inlay
dengan jangka sorong (sebagai jarak akhir) setiap 15 menit selama 1 jam.
8. Untuk kelompok uji yang tidak direndam air, cara kerja praktikum
dilakukan kembali tetapi point nomor 6 tidak dilakukan (tanpa
menggunakan bowl yang berisi air) atau di biarkan di udara bebas.
9. Hitung Persentase distorsi
Persentase distorsi bentuk yang terjadi
dihitung dengan rumus: Jarak
akhir – jarak awalx 100 %
Jarak awal
10. Catat hasil perhitungan persentase distorsi dalam tabel hasil
2.3 Dokumentasi
2.3.1 Direndam Air.
2.3.1.1 Malam inlay dibentuk
seperti tapal kuda dengan
dipanaskan 10 cm diatas api
2.3.1.2 Malam inlay sengaja
dibiarkan di ruangan terbuka
selama 5 menit sebelum
pengukuran pertama
2.3.1.3 Malam inlay yang
sudah 5 menit di biarkan,
diukur untuk menit ke 0.
20,5 mm
2.3.1.4 Malam inlay direndam
didalam air dan dicatat hasil
perubahan setiap 15 menit
sekali selama 1 jam
2.3.1.5 malam inlay pada
menit ke 15 menyusut 0,1 mm
menjadi 20,4 mm
2.3.1.6 Malam inlay pada
menit ke 30 mengalami
kenaikan 0,2 mm menjadi 20,6
mm
2.3.1.7 Malam inlay pada
menit ke 45 mengalami
penyusutan 0,8 mm menjadi
19,8 mm
2.3.1.8 Malam inlay pada
menit ke 60 mengalami
kenaikan 0,1 mm menjadi
19,9 mm
2.3.2 Tidak direndam
2.3.2.1 Malam inlay dibentuk
seperti tapal kuda dengan
dipanaskan 10 cm diatas api
2.3.2.2 Malam inlay sengaja
dibiarkan di ruangan terbuka
selama 5 menit sebelum
pengukuran pertama
2.3.2.3 Malam inlay yang
sudah 5 menit di biarkan,
diukur untuk menit ke 0.
22,5 mm
2.3.2.4 Malam inlay dibiarkan
di udara terbuka dan dicatat
hasil perubahan setiap 15
menit sekali selama 1 jam
2.3.2.5 malam inlay pada
menit ke 15 mengalami
kenaikan 1,2 mm menjadi
23,7 mm
2.3.2.6 malam inlay pada
menit ke 30 menyusut 0,1 mm
menjadi 23,6 mm
2.3.2.7 malam inlay pada
menit ke 45 mengalami
kenaikan 0,8 mm menjadi
24,4 mm
2.3.2.8 malam inlay pada
menit ke 60 menyusut kembali
0,8 mm menjadi 23,6 mm
BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1 Tabel. Hasil Pengamatan Panjang antar ujung malam inlay saat uji distorsi
(mm) dan Persentase Distorsi (%)
No.
Waktu
Pengamatan
Panjang (mm) sampel
uji yang direndam air
Panjang (mm) sampel
uji tanpa direndam air
1. Menit ke-0
20,5 mm 22,5 mm
2. Menit ke-15
20,4 mm 23,7 mm
3. Menit ke-30
20,6 mm 23,6 mm
4. Menit ke-45
19,8 mm 24,4 mm
5. Menit ke-60
19,9 mm 23,6 mm
Jarak Akhir - Awal
0,6 mm 1,1 mm
Presentase Distorsi (%)
3% 4,9%
Perhitungan Presentase Malam Inlay
Direndam Air Tanpa Perendaman
jarak akhir − jarak awal
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑥 100%
19,9 − 20,5
20,5
𝑥 100%
−0,6
20,5
𝑥 100%
−0,029268 … 𝑥 100%
𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 3%
jarak akhir − jarak awal
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑥 100%
23,6 − 22,5
22,5
𝑥 100%
1.1
22,5
𝑥 100%
0,048888 … 𝑥 100%
𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 4,9%
BAB IV
PEMBAHASAN
Penggunaan malam dalam kedokteran gigi merupakan kebutuhan, maka
perlu untuk mengetahui segala aspek dalam malam atau wax, terutama sifat-
sifatnya sehingga akan memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu
hasil manipulasi yang maksimal. Untuk lebih memahami maka telah dilakukan
suatu uji yang memperlihatkan terjadinya distorsi pada malam inlay kedokteran
gigi.
Pada perkembangan selanjutnya, malam dental sebagian besar digunakan
dalam proses laboratorium , meskipun masih ada sebagian dari malam dental yang
digunakan langsung pada rongga mulut penderita, misalnya malam onlay untuk
mencetak atau mengecek hasil dari preparasi sebuah gigi
Prosedur pertama dalam pengecoran inlay atau mahkota untuk proses lost-
wax adalah membuat model malam. Dilakukan preparasi kavitas pada gigi dan
kemudian model malam diukir, baik langsung pada gigi maupun pada die yang
merupakan reproduksi gigi dan kavitas. Jika model malam langsung dibuat pada
gigi, maka dibuat dengan teknik langsung (direct wax technique). Jika dibuat pada
die, maka prosedur ini disebut teknik tidak langsung (indirect wax technique).
(Anusavice, 2003)
Seperti bahan termoplastis lainnya, malam cenderung kembali ke bentuk
semula sesuai dimanipulasi. Keadaan umum disebut sebagai memory elastic.
Batang malam inlay dapat dilunakkan dengan api bunsen, dibengkokkan menjadi
berbentuk tapal kuda, didinginkan pada posisi ini. Jika malam ini dibiarkan
mengambang dalam air maka malam akan mengalami penyusutan dan sedikit
mengembang, namun tidak terlalu besar dan cenderung stabil, berbeda dengan
malam yang dibiarkan diudara terbuka, pemuaian akan semakin terlihat naik dan
turun, sebab suhu pada udara terbuka tidak stabil dan menyebabkan pemuaian pada
malam dan malam dapat mengalami distorsi yang cukup besar dibandingkan
direndam. (Anusavice, 2003)
Malam inlay yang dibiarkan pada temperatur kamar selama beberapa jam,
bentuk tapal kuda tersebut akan terbuka. Elastic memory dari malam ditunjukkan
lebih jauh selama pengukuran ekspansi termal dari malam yang mendapat tekanan
selama pendinginan. Ekspansi meningkat di atas temperatur transisi kaca, lebih
daripada jika didinginkan tanpa tekanan. Hal ini menggambarkan sifat malam yang
mencoba untuk kembali ke keadaan normal yang tidak terbatasi. Jika malam
dibengkokkan menjadi tapal kuda, molekul-molekul bagian dalam akan mengalami
akan mengalami kompresi dan molekul bagian luar mengalami ketegangan. Begitu
stress dilepaskan perlahan-lahan pada temperatur kamar, malam cenderung menjadi
lurus kembali
Pada praktikum inlay wax yang telah dilakukan, terlihat bahwa jarak ujung tapal
kuda yang diletakkan di udara lebih panjang dari pada jarak ujung tapal kuda yang
diletakkan di air. Hal ini sama dengan hasil pada teori jarak di udara lebih panjang
dari pada di air, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a. Elastic memory
Saat internal stress sudah terlepas dari dalam malam, suhu malam telah
menurun di bawah suhu transisi solid-solid dan bentuk molekul dalam
malam akan menjadi stabil kembali dan akan berhenti mengalami distorsi
dan kembali mengeras atau cenderung ke bentuk semula sesudah
dimanipulasi (elastic memory). (Van Noorth, Richard. 2002) Elastic
memory yang ditunjukkan terjadi lebih besar selama pengukuran ekspansi
termal pada malam yang dibiarkan pada udara bebas daripada malam yang
didiamkan dalam air. (Van Noorth, Richard. 2002)
b. Thermal Expansion
Distorsi pada malam juga dipengaruhi oleh perubahan dimensi yang dialami
oleh malam karena faktor suhu. Malam mempunyai koefisien ekspansi
termal yang lebih tinggi daripada bahan kedokteran gigi yang lain. (John,
M., Ph.D. 2008)
c. Internal Stress
Internal stress sering disebut juga residual stress. Bila malam dicetak atau
dibentuk tanpa pemanasan yang cukup diatas suhu transisi padatpadat, maka
akan terjadi stress dalam bahan.
Distorsi sendiri merupakan suatu perubahan dimensi akibat dari perubahan
pendinginan, udara yang terjebak di dalam malam, pelepasan malam dan
temperatur selama penyimpanan malam tersebut. Malam merupakan bahan
termoplastis yang mempunyai sifat cenderung kembali ke bentuk awalnya sesudah
dimanipulasi. Distorsi harus dicegah supaya bahan restorasi logam yang dihasilkan
dapat akurat sesuai dengan model. (Anusavice, Kenneth J. 2003)
Pada Skill lab kali ini, didapatkan hasil yang terangkum pada data statistika sebagai
berikut :
Pada skillab selama 60 menit dan 5 kali perhitungan ini didapatkan hasil seperti
pada table dan gafik statistika diatas, pada perlakuan malam inlay yang direndam
nampak jelas bahwa perubahan distorsi tidak terlalu signifikan, dan peresentase
ditorsi sebesar 3%. Sedangkan pada malam yang dibiarkan diudara atau tidak
direndam air, perubahan distorsinya cukup signifikan (naik turun), dan presentase
distorsinya adalah 4,9% .
Malam inlay yang direndam di dalam air mengalami perubahan yang sedikit
dibandingkan yang tidak direndam air atau dibiarkan di udara bebas karena suhu
didalam air lebih stabil dibandingkan di udara terbuka. adapun beberapa factor lain
yang dapat menyebabkan distorsi:
a. Adanya keterbatasan alat
b. Adanya kesalahan saat membaca alat ukur jangka sorong
20,5 20,4 20,6 19,8 19,9
22,5
23,7 23,6 24,4 23,6
0
5
10
15
20
25
30
0 15 30 45 60
INTERVALUKURANMALAMINLAY
WAKTU PENGUKURAN UJI MALAM INLAY ( MENIT )
DISTORSI MALAM INLAY
Direndam Air Tidak Direndam
c. Adanya kesalahan teknik pelunakan pada inlay wax
d. Adanya tekanan pada inlay wax saat proses pendinginan
e. Terlalu lama jeda waktu pembacaan / dibaca lebih dari 15 menit.
Distorsi dapat terjadi akibat pemanasan dan pendinginan yang tidak merata.
Efek ini berlangsung ketika ada perbedaan antara suhu mulut dan suhu kamar.
Ketika malam dipanaskan, malam seakan-akan melunak, namun sebenarnya terjadi
tegangan induksi (internal stress). Saat malam dipindahkan dari suhu tinggi ke suhu
rendah, terjadi pelepasan stress yang kemudian menyebabkan distorsi. (Hatrick,
Carol Dixon. 2003)
Distorsi yang terjadi pada inlay wax bisa disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu pelepasan internal stress, elastic memory, dan termal ekspansi yang tinggi.
Oleh karena itu manipulasi malam harus dilakukan dengan benar supaya hasil
manipulasi dapat homogen, sehingga bisa menghindari terjadinya distorsi.
Ketika malam tidak mengalami pemanasan yang cukup pada suhu di atas
transisi padat-padat (yaitu suhu peralihan yang berada di atas titik lelehnya, di
antara suhu padat dan padat), maka akan timbul stress yang cukup besar pada
malam (internal stress).
Maka dari itu, saat proses manipulasi pada malam inlay, agar tidak terjadi
distorsi yang cukup signifikan, maka alangkah lebih baik malam inlay tersebut
direndam di dalam air, karena suhu lebih stabil, dibandingkan dibiarkan di udara
terbuka.
BAB V
KESIMPULAN
Pada Skillab Uji distorsi malam Inlay ini, dapat disimpulkan bahwa malam
Inlay yang diberi perlakuan direndam dalam Air mengalami presentasi distorsi yang
lebih kecil yakni 3% dibandingkan malam yang dibirkan di udara terbuka yang
memiliki distorsi sebesar 4,9% . Hasil yang didapatkan sudah sesuai dengan teori
yang diungkapkan Anusavice tahun 2003 yakni stabilitas suhu pada air akan
mempertahankan dimensi malam inlay dan menyebabkan malam mengalami
penyusutan namun tidak signifikan, akan tetapi suhu ruang yang berbeda-beda akan
mempengaruhi distorsi malam inlay lebih besar dikarenakan suhu tidak stabil.
Adapun factor – factor yang mempengaruhi distorsi antara lain elastic memory,
thermal expansion, serta internal stress selain itu ada beberapa factor lain yang
mempengaruhi terjadinya ditorsi pada skillab kali ini adalah, lamanya jeda waktu
saat pengukuran (lebih dari 15 menit) , dikarenakan keterbatasan alat jangka sorong
yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, Kenneth J 2003, Phillip’s Science of Dental Materials 11th
Edition,
Saunders Company, Pennsylvania
Hatrick, Carol Dixon. 2003. Dental Material : Clinical Application for Dental
Assistants and Dental Hygienist. Philadelphia : Saunders.
John, M., Ph.D. 2008. Dental Materials. 9th edition. pp 218 chapter waxes, pattern
waxes
McCabe, John F., Walls, Angus W., 2008, Applied Dental Materials 9th
Edition,
Blackwell Publishing, Oxford.
Van Noorth, Richard. 2002. Dental Material second edition. London : Mosby.
Wilson, H. J. dkk. 1987. Dental Technology and Materials for Students.
Blackwell Scientific Publication.

More Related Content

What's hot

Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiFerdiana Agustin
 
Anatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normalAnatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normalMellaniCindera
 
Taxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur GigiTaxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur GigiPSPDG-UNUD
 
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre KlinikAlat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre Klinikwahyuni majid
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiVina Widya Putri
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Indri Yanti
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4RSIGM
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut wayan sugiritama
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berliansaktiirdi19
 
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawahhasril hasanuddin
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..asih gahayu
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelVina Widya Putri
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Tenri Ashari Wanahari
 

What's hot (20)

Kavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rkKavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rk
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
 
Anatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normalAnatomi periodonsium normal
Anatomi periodonsium normal
 
Taxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur GigiTaxonomi dan Nomenklatur Gigi
Taxonomi dan Nomenklatur Gigi
 
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre KlinikAlat Diagnostik dan Pre Klinik
Alat Diagnostik dan Pre Klinik
 
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan GigiAlat & Bahan Penumpatan Gigi
Alat & Bahan Penumpatan Gigi
 
Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2Morfologi gigi sulung2
Morfologi gigi sulung2
 
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
Makalah torus mandibula
Makalah torus mandibulaMakalah torus mandibula
Makalah torus mandibula
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
 
Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut Struktur Histologi Rongga Mulut
Struktur Histologi Rongga Mulut
 
Tugas drg berlian
Tugas drg berlianTugas drg berlian
Tugas drg berlian
 
desain gtl
desain gtldesain gtl
desain gtl
 
inlay
inlayinlay
inlay
 
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah10. morfologi gigi permanent rahang bawah
10. morfologi gigi permanent rahang bawah
 
2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..2. dental anatomi gigi permanen ..
2. dental anatomi gigi permanen ..
 
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia EnamelTutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
Tutorial Diskolorasi Gigi & Hipoplasia Enamel
 
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
Makalah/Presentasi Kasus: Kepaniteraan Klinik Gigi & Mulut Universitas Sebela...
 
8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full8. anatomi gigi full
8. anatomi gigi full
 

Recently uploaded

PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 

Recently uploaded (20)

PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 

DISTORSI MALAM INLAY (INLAY WAX)

  • 1. LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL TKG I DISTORSI MALAM INLAY KEDOKTERAN GIGI DEVITA NURYCO PUTRI PRATINU 10617033 PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses pembuatan gigi tiruan, peran malam (wax) kedokteran gigi sangatlah penting, dimana malam ini digunakan sebagai pola pada model yang sudah dicetak sebelum logam benar-benar di aplikasikan pada pasien. Malam (wax) adalah bahan termoplastis, berbentuk padat pada suhu kamar tetapi meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk cairan kental pada suhu yang lebih tinggi. Malam yang digunakan di kedokteran gigi terdiri dari dua atau lebih komponen, bisa berupa natural atau sintesis, resins, oils, fats, and pigments. (Mc Cabe & Angus, 2008, hal. 40). Wax yang digunakan dalam kedokteran gigi biasanya terdiri dari dua atau lebih komponen penyusun, seperti natural atau synthetic waxes, resin, minyak, dan pewarna. Wax merupakan suatu material termoplastis yang berbentuk padat pada suhu kamar, tetapi meleleh tanpa dekomposisi jika dipanaskan. Wax merupakan suatu substansi halus dengan sifat mekanis yang buruk. Kegunaan wax dalam kedokteran gigi adalah sebagai cetakan sebelum dilakukan pengecoran. (McCabe 2008, hal. 40) Saat pengaplikasian malam pada model tidak mentup kemungkinan terjadinya hal-hal yang bisa merubah dimensi pada malam tersebut, banyak sekali faktor yang dapat mempengaruhi perubahan pada malam tersebut.
  • 3. Distorsi menjadi salah satu hal yang paling sering dialami malam inlay. Distorsi merupakan ternyajinya perubahan dimensi pada malam inlay yang dapat menyebabkan ketidak akuratan hasil manipulasi logam. Maka dari itu pada skillab ini kami melakukan Uji distorsi malam inlay agar dapat mengetahui saat pengaplikasian serta manipulasi yang tepat oleh dokter, mahasiswa klinik maupun tehniker gigi. 1.2 Tujuan a. Mahasiswa mampu memanipulasi malam inlay secara tepat b. Mahasiswa mampu mengukur distorsi yang terjadi pada malam inlay yang diberi perlakuan berbeda 1.3 Manfaat a. Mahasiswa dapat mengetahui factor penyebab distirsi pada malam inlay b. Mahasiswa dapat mengetahui distorsi yang terjadi pada malam inlay
  • 4. BAB II METODE PENGAMATAN 2.1 Alat dan Bahan: 1. Mangkuk karet 2. Spiritus brander 3. Stopwatch 4. Thermometer 5. Jangka Sorong 6. Inlay Wax 7. Malam inlay 8. Air 2.2 Prosedur Kerja 1. Mempersiapkan alat dan bahan 2. Mangkok karet diisi dengan 100 ml air 3. Lunakkan malaminlaydiatas api spiritus brander sampai homogen selama ±2 menit dengan jarak api dengan malam 10 cm 4. Malam inlay dibengkokan hingga membentuk tapal kuda 5. Malam inlay dibiarkan menjadi dingin di udara terbuka selama 5 menit, ukur jarak kedua ujungnya dengan jangka sorong (sebagai jarak awal) Gambar. Cara Pengukuran Malam inlay dengan Jangka Sorong
  • 5. 6. Malam inlay yang sudah dibengkokkan dimasukkan ke dalam mangkok karet yang telah diisi air Gambar. Malam inlay direndam pada Mangkok Karet 7. Mengamati perubahan bentuk malam inlay dan ukur jarak antara 2 ujung malam Inlay dengan jangka sorong (sebagai jarak akhir) setiap 15 menit selama 1 jam. 8. Untuk kelompok uji yang tidak direndam air, cara kerja praktikum dilakukan kembali tetapi point nomor 6 tidak dilakukan (tanpa menggunakan bowl yang berisi air) atau di biarkan di udara bebas. 9. Hitung Persentase distorsi Persentase distorsi bentuk yang terjadi dihitung dengan rumus: Jarak akhir – jarak awalx 100 % Jarak awal 10. Catat hasil perhitungan persentase distorsi dalam tabel hasil
  • 6. 2.3 Dokumentasi 2.3.1 Direndam Air. 2.3.1.1 Malam inlay dibentuk seperti tapal kuda dengan dipanaskan 10 cm diatas api 2.3.1.2 Malam inlay sengaja dibiarkan di ruangan terbuka selama 5 menit sebelum pengukuran pertama 2.3.1.3 Malam inlay yang sudah 5 menit di biarkan, diukur untuk menit ke 0. 20,5 mm 2.3.1.4 Malam inlay direndam didalam air dan dicatat hasil perubahan setiap 15 menit sekali selama 1 jam 2.3.1.5 malam inlay pada menit ke 15 menyusut 0,1 mm menjadi 20,4 mm 2.3.1.6 Malam inlay pada menit ke 30 mengalami kenaikan 0,2 mm menjadi 20,6 mm 2.3.1.7 Malam inlay pada menit ke 45 mengalami penyusutan 0,8 mm menjadi 19,8 mm 2.3.1.8 Malam inlay pada menit ke 60 mengalami kenaikan 0,1 mm menjadi 19,9 mm
  • 7. 2.3.2 Tidak direndam 2.3.2.1 Malam inlay dibentuk seperti tapal kuda dengan dipanaskan 10 cm diatas api 2.3.2.2 Malam inlay sengaja dibiarkan di ruangan terbuka selama 5 menit sebelum pengukuran pertama 2.3.2.3 Malam inlay yang sudah 5 menit di biarkan, diukur untuk menit ke 0. 22,5 mm 2.3.2.4 Malam inlay dibiarkan di udara terbuka dan dicatat hasil perubahan setiap 15 menit sekali selama 1 jam 2.3.2.5 malam inlay pada menit ke 15 mengalami kenaikan 1,2 mm menjadi 23,7 mm 2.3.2.6 malam inlay pada menit ke 30 menyusut 0,1 mm menjadi 23,6 mm 2.3.2.7 malam inlay pada menit ke 45 mengalami kenaikan 0,8 mm menjadi 24,4 mm 2.3.2.8 malam inlay pada menit ke 60 menyusut kembali 0,8 mm menjadi 23,6 mm
  • 8. BAB III HASIL PENGAMATAN 3.1 Tabel. Hasil Pengamatan Panjang antar ujung malam inlay saat uji distorsi (mm) dan Persentase Distorsi (%) No. Waktu Pengamatan Panjang (mm) sampel uji yang direndam air Panjang (mm) sampel uji tanpa direndam air 1. Menit ke-0 20,5 mm 22,5 mm 2. Menit ke-15 20,4 mm 23,7 mm 3. Menit ke-30 20,6 mm 23,6 mm 4. Menit ke-45 19,8 mm 24,4 mm 5. Menit ke-60 19,9 mm 23,6 mm Jarak Akhir - Awal 0,6 mm 1,1 mm Presentase Distorsi (%) 3% 4,9% Perhitungan Presentase Malam Inlay Direndam Air Tanpa Perendaman jarak akhir − jarak awal 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑥 100% 19,9 − 20,5 20,5 𝑥 100% −0,6 20,5 𝑥 100% −0,029268 … 𝑥 100% 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 3% jarak akhir − jarak awal 𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑥 100% 23,6 − 22,5 22,5 𝑥 100% 1.1 22,5 𝑥 100% 0,048888 … 𝑥 100% 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 4,9%
  • 9. BAB IV PEMBAHASAN Penggunaan malam dalam kedokteran gigi merupakan kebutuhan, maka perlu untuk mengetahui segala aspek dalam malam atau wax, terutama sifat- sifatnya sehingga akan memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu hasil manipulasi yang maksimal. Untuk lebih memahami maka telah dilakukan suatu uji yang memperlihatkan terjadinya distorsi pada malam inlay kedokteran gigi. Pada perkembangan selanjutnya, malam dental sebagian besar digunakan dalam proses laboratorium , meskipun masih ada sebagian dari malam dental yang digunakan langsung pada rongga mulut penderita, misalnya malam onlay untuk mencetak atau mengecek hasil dari preparasi sebuah gigi Prosedur pertama dalam pengecoran inlay atau mahkota untuk proses lost- wax adalah membuat model malam. Dilakukan preparasi kavitas pada gigi dan kemudian model malam diukir, baik langsung pada gigi maupun pada die yang merupakan reproduksi gigi dan kavitas. Jika model malam langsung dibuat pada gigi, maka dibuat dengan teknik langsung (direct wax technique). Jika dibuat pada die, maka prosedur ini disebut teknik tidak langsung (indirect wax technique). (Anusavice, 2003) Seperti bahan termoplastis lainnya, malam cenderung kembali ke bentuk semula sesuai dimanipulasi. Keadaan umum disebut sebagai memory elastic. Batang malam inlay dapat dilunakkan dengan api bunsen, dibengkokkan menjadi berbentuk tapal kuda, didinginkan pada posisi ini. Jika malam ini dibiarkan
  • 10. mengambang dalam air maka malam akan mengalami penyusutan dan sedikit mengembang, namun tidak terlalu besar dan cenderung stabil, berbeda dengan malam yang dibiarkan diudara terbuka, pemuaian akan semakin terlihat naik dan turun, sebab suhu pada udara terbuka tidak stabil dan menyebabkan pemuaian pada malam dan malam dapat mengalami distorsi yang cukup besar dibandingkan direndam. (Anusavice, 2003) Malam inlay yang dibiarkan pada temperatur kamar selama beberapa jam, bentuk tapal kuda tersebut akan terbuka. Elastic memory dari malam ditunjukkan lebih jauh selama pengukuran ekspansi termal dari malam yang mendapat tekanan selama pendinginan. Ekspansi meningkat di atas temperatur transisi kaca, lebih daripada jika didinginkan tanpa tekanan. Hal ini menggambarkan sifat malam yang mencoba untuk kembali ke keadaan normal yang tidak terbatasi. Jika malam dibengkokkan menjadi tapal kuda, molekul-molekul bagian dalam akan mengalami akan mengalami kompresi dan molekul bagian luar mengalami ketegangan. Begitu stress dilepaskan perlahan-lahan pada temperatur kamar, malam cenderung menjadi lurus kembali Pada praktikum inlay wax yang telah dilakukan, terlihat bahwa jarak ujung tapal kuda yang diletakkan di udara lebih panjang dari pada jarak ujung tapal kuda yang diletakkan di air. Hal ini sama dengan hasil pada teori jarak di udara lebih panjang dari pada di air, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor : a. Elastic memory Saat internal stress sudah terlepas dari dalam malam, suhu malam telah menurun di bawah suhu transisi solid-solid dan bentuk molekul dalam
  • 11. malam akan menjadi stabil kembali dan akan berhenti mengalami distorsi dan kembali mengeras atau cenderung ke bentuk semula sesudah dimanipulasi (elastic memory). (Van Noorth, Richard. 2002) Elastic memory yang ditunjukkan terjadi lebih besar selama pengukuran ekspansi termal pada malam yang dibiarkan pada udara bebas daripada malam yang didiamkan dalam air. (Van Noorth, Richard. 2002) b. Thermal Expansion Distorsi pada malam juga dipengaruhi oleh perubahan dimensi yang dialami oleh malam karena faktor suhu. Malam mempunyai koefisien ekspansi termal yang lebih tinggi daripada bahan kedokteran gigi yang lain. (John, M., Ph.D. 2008) c. Internal Stress Internal stress sering disebut juga residual stress. Bila malam dicetak atau dibentuk tanpa pemanasan yang cukup diatas suhu transisi padatpadat, maka akan terjadi stress dalam bahan. Distorsi sendiri merupakan suatu perubahan dimensi akibat dari perubahan pendinginan, udara yang terjebak di dalam malam, pelepasan malam dan temperatur selama penyimpanan malam tersebut. Malam merupakan bahan termoplastis yang mempunyai sifat cenderung kembali ke bentuk awalnya sesudah dimanipulasi. Distorsi harus dicegah supaya bahan restorasi logam yang dihasilkan dapat akurat sesuai dengan model. (Anusavice, Kenneth J. 2003)
  • 12. Pada Skill lab kali ini, didapatkan hasil yang terangkum pada data statistika sebagai berikut : Pada skillab selama 60 menit dan 5 kali perhitungan ini didapatkan hasil seperti pada table dan gafik statistika diatas, pada perlakuan malam inlay yang direndam nampak jelas bahwa perubahan distorsi tidak terlalu signifikan, dan peresentase ditorsi sebesar 3%. Sedangkan pada malam yang dibiarkan diudara atau tidak direndam air, perubahan distorsinya cukup signifikan (naik turun), dan presentase distorsinya adalah 4,9% . Malam inlay yang direndam di dalam air mengalami perubahan yang sedikit dibandingkan yang tidak direndam air atau dibiarkan di udara bebas karena suhu didalam air lebih stabil dibandingkan di udara terbuka. adapun beberapa factor lain yang dapat menyebabkan distorsi: a. Adanya keterbatasan alat b. Adanya kesalahan saat membaca alat ukur jangka sorong 20,5 20,4 20,6 19,8 19,9 22,5 23,7 23,6 24,4 23,6 0 5 10 15 20 25 30 0 15 30 45 60 INTERVALUKURANMALAMINLAY WAKTU PENGUKURAN UJI MALAM INLAY ( MENIT ) DISTORSI MALAM INLAY Direndam Air Tidak Direndam
  • 13. c. Adanya kesalahan teknik pelunakan pada inlay wax d. Adanya tekanan pada inlay wax saat proses pendinginan e. Terlalu lama jeda waktu pembacaan / dibaca lebih dari 15 menit. Distorsi dapat terjadi akibat pemanasan dan pendinginan yang tidak merata. Efek ini berlangsung ketika ada perbedaan antara suhu mulut dan suhu kamar. Ketika malam dipanaskan, malam seakan-akan melunak, namun sebenarnya terjadi tegangan induksi (internal stress). Saat malam dipindahkan dari suhu tinggi ke suhu rendah, terjadi pelepasan stress yang kemudian menyebabkan distorsi. (Hatrick, Carol Dixon. 2003) Distorsi yang terjadi pada inlay wax bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu pelepasan internal stress, elastic memory, dan termal ekspansi yang tinggi. Oleh karena itu manipulasi malam harus dilakukan dengan benar supaya hasil manipulasi dapat homogen, sehingga bisa menghindari terjadinya distorsi. Ketika malam tidak mengalami pemanasan yang cukup pada suhu di atas transisi padat-padat (yaitu suhu peralihan yang berada di atas titik lelehnya, di antara suhu padat dan padat), maka akan timbul stress yang cukup besar pada malam (internal stress). Maka dari itu, saat proses manipulasi pada malam inlay, agar tidak terjadi distorsi yang cukup signifikan, maka alangkah lebih baik malam inlay tersebut direndam di dalam air, karena suhu lebih stabil, dibandingkan dibiarkan di udara terbuka.
  • 14. BAB V KESIMPULAN Pada Skillab Uji distorsi malam Inlay ini, dapat disimpulkan bahwa malam Inlay yang diberi perlakuan direndam dalam Air mengalami presentasi distorsi yang lebih kecil yakni 3% dibandingkan malam yang dibirkan di udara terbuka yang memiliki distorsi sebesar 4,9% . Hasil yang didapatkan sudah sesuai dengan teori yang diungkapkan Anusavice tahun 2003 yakni stabilitas suhu pada air akan mempertahankan dimensi malam inlay dan menyebabkan malam mengalami penyusutan namun tidak signifikan, akan tetapi suhu ruang yang berbeda-beda akan mempengaruhi distorsi malam inlay lebih besar dikarenakan suhu tidak stabil. Adapun factor – factor yang mempengaruhi distorsi antara lain elastic memory, thermal expansion, serta internal stress selain itu ada beberapa factor lain yang mempengaruhi terjadinya ditorsi pada skillab kali ini adalah, lamanya jeda waktu saat pengukuran (lebih dari 15 menit) , dikarenakan keterbatasan alat jangka sorong yang digunakan.
  • 15. DAFTAR PUSTAKA Annusavice, Kenneth J 2003, Phillip’s Science of Dental Materials 11th Edition, Saunders Company, Pennsylvania Hatrick, Carol Dixon. 2003. Dental Material : Clinical Application for Dental Assistants and Dental Hygienist. Philadelphia : Saunders. John, M., Ph.D. 2008. Dental Materials. 9th edition. pp 218 chapter waxes, pattern waxes McCabe, John F., Walls, Angus W., 2008, Applied Dental Materials 9th Edition, Blackwell Publishing, Oxford. Van Noorth, Richard. 2002. Dental Material second edition. London : Mosby. Wilson, H. J. dkk. 1987. Dental Technology and Materials for Students. Blackwell Scientific Publication.