1. LAPORAN SKILL LAB BIOMATERIAL TKG I
DISTORSI MALAM INLAY KEDOKTERAN GIGI
DEVITA NURYCO PUTRI PRATINU
10617033
PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN AKADEMIK 2018 / 2019
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam proses pembuatan gigi tiruan, peran malam (wax) kedokteran
gigi sangatlah penting, dimana malam ini digunakan sebagai pola pada model
yang sudah dicetak sebelum logam benar-benar di aplikasikan pada pasien.
Malam (wax) adalah bahan termoplastis, berbentuk padat pada suhu kamar
tetapi meleleh tanpa mengalami dekomposisi dan membentuk cairan kental
pada suhu yang lebih tinggi. Malam yang digunakan di kedokteran gigi terdiri
dari dua atau lebih komponen, bisa berupa natural atau sintesis, resins, oils,
fats, and pigments. (Mc Cabe & Angus, 2008, hal. 40).
Wax yang digunakan dalam kedokteran gigi biasanya terdiri dari dua
atau lebih komponen penyusun, seperti natural atau synthetic waxes, resin,
minyak, dan pewarna. Wax merupakan suatu material termoplastis yang
berbentuk padat pada suhu kamar, tetapi meleleh tanpa dekomposisi jika
dipanaskan. Wax merupakan suatu substansi halus dengan sifat mekanis yang
buruk. Kegunaan wax dalam kedokteran gigi adalah sebagai cetakan sebelum
dilakukan pengecoran. (McCabe 2008, hal. 40)
Saat pengaplikasian malam pada model tidak mentup kemungkinan
terjadinya hal-hal yang bisa merubah dimensi pada malam tersebut, banyak
sekali faktor yang dapat mempengaruhi perubahan pada malam tersebut.
3. Distorsi menjadi salah satu hal yang paling sering dialami malam inlay.
Distorsi merupakan ternyajinya perubahan dimensi pada malam inlay yang
dapat menyebabkan ketidak akuratan hasil manipulasi logam. Maka dari itu
pada skillab ini kami melakukan Uji distorsi malam inlay agar dapat
mengetahui saat pengaplikasian serta manipulasi yang tepat oleh dokter,
mahasiswa klinik maupun tehniker gigi.
1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu memanipulasi malam inlay secara tepat
b. Mahasiswa mampu mengukur distorsi yang terjadi pada malam inlay yang
diberi perlakuan berbeda
1.3 Manfaat
a. Mahasiswa dapat mengetahui factor penyebab distirsi pada malam inlay
b. Mahasiswa dapat mengetahui distorsi yang terjadi pada malam inlay
4. BAB II
METODE PENGAMATAN
2.1 Alat dan Bahan:
1. Mangkuk karet
2. Spiritus brander
3. Stopwatch
4. Thermometer
5. Jangka Sorong
6. Inlay Wax
7. Malam inlay
8. Air
2.2 Prosedur Kerja
1. Mempersiapkan alat dan bahan
2. Mangkok karet diisi dengan 100 ml air
3. Lunakkan malaminlaydiatas api spiritus brander sampai homogen selama
±2 menit dengan jarak api dengan malam 10 cm
4. Malam inlay dibengkokan hingga membentuk tapal kuda
5. Malam inlay dibiarkan menjadi dingin di udara terbuka selama 5 menit,
ukur jarak kedua ujungnya dengan jangka sorong (sebagai jarak awal)
Gambar. Cara Pengukuran Malam inlay dengan Jangka Sorong
5. 6. Malam inlay yang sudah dibengkokkan dimasukkan ke dalam mangkok
karet yang telah diisi air
Gambar. Malam inlay direndam pada Mangkok Karet
7. Mengamati perubahan bentuk malam inlay dan ukur jarak antara 2 ujung
malam Inlay
dengan jangka sorong (sebagai jarak akhir) setiap 15 menit selama 1 jam.
8. Untuk kelompok uji yang tidak direndam air, cara kerja praktikum
dilakukan kembali tetapi point nomor 6 tidak dilakukan (tanpa
menggunakan bowl yang berisi air) atau di biarkan di udara bebas.
9. Hitung Persentase distorsi
Persentase distorsi bentuk yang terjadi
dihitung dengan rumus: Jarak
akhir – jarak awalx 100 %
Jarak awal
10. Catat hasil perhitungan persentase distorsi dalam tabel hasil
6. 2.3 Dokumentasi
2.3.1 Direndam Air.
2.3.1.1 Malam inlay dibentuk
seperti tapal kuda dengan
dipanaskan 10 cm diatas api
2.3.1.2 Malam inlay sengaja
dibiarkan di ruangan terbuka
selama 5 menit sebelum
pengukuran pertama
2.3.1.3 Malam inlay yang
sudah 5 menit di biarkan,
diukur untuk menit ke 0.
20,5 mm
2.3.1.4 Malam inlay direndam
didalam air dan dicatat hasil
perubahan setiap 15 menit
sekali selama 1 jam
2.3.1.5 malam inlay pada
menit ke 15 menyusut 0,1 mm
menjadi 20,4 mm
2.3.1.6 Malam inlay pada
menit ke 30 mengalami
kenaikan 0,2 mm menjadi 20,6
mm
2.3.1.7 Malam inlay pada
menit ke 45 mengalami
penyusutan 0,8 mm menjadi
19,8 mm
2.3.1.8 Malam inlay pada
menit ke 60 mengalami
kenaikan 0,1 mm menjadi
19,9 mm
7. 2.3.2 Tidak direndam
2.3.2.1 Malam inlay dibentuk
seperti tapal kuda dengan
dipanaskan 10 cm diatas api
2.3.2.2 Malam inlay sengaja
dibiarkan di ruangan terbuka
selama 5 menit sebelum
pengukuran pertama
2.3.2.3 Malam inlay yang
sudah 5 menit di biarkan,
diukur untuk menit ke 0.
22,5 mm
2.3.2.4 Malam inlay dibiarkan
di udara terbuka dan dicatat
hasil perubahan setiap 15
menit sekali selama 1 jam
2.3.2.5 malam inlay pada
menit ke 15 mengalami
kenaikan 1,2 mm menjadi
23,7 mm
2.3.2.6 malam inlay pada
menit ke 30 menyusut 0,1 mm
menjadi 23,6 mm
2.3.2.7 malam inlay pada
menit ke 45 mengalami
kenaikan 0,8 mm menjadi
24,4 mm
2.3.2.8 malam inlay pada
menit ke 60 menyusut kembali
0,8 mm menjadi 23,6 mm
8. BAB III
HASIL PENGAMATAN
3.1 Tabel. Hasil Pengamatan Panjang antar ujung malam inlay saat uji distorsi
(mm) dan Persentase Distorsi (%)
No.
Waktu
Pengamatan
Panjang (mm) sampel
uji yang direndam air
Panjang (mm) sampel
uji tanpa direndam air
1. Menit ke-0
20,5 mm 22,5 mm
2. Menit ke-15
20,4 mm 23,7 mm
3. Menit ke-30
20,6 mm 23,6 mm
4. Menit ke-45
19,8 mm 24,4 mm
5. Menit ke-60
19,9 mm 23,6 mm
Jarak Akhir - Awal
0,6 mm 1,1 mm
Presentase Distorsi (%)
3% 4,9%
Perhitungan Presentase Malam Inlay
Direndam Air Tanpa Perendaman
jarak akhir − jarak awal
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑥 100%
19,9 − 20,5
20,5
𝑥 100%
−0,6
20,5
𝑥 100%
−0,029268 … 𝑥 100%
𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 3%
jarak akhir − jarak awal
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑎𝑤𝑎𝑙
𝑥 100%
23,6 − 22,5
22,5
𝑥 100%
1.1
22,5
𝑥 100%
0,048888 … 𝑥 100%
𝑑𝑖𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑗𝑎𝑑𝑖 4,9%
9. BAB IV
PEMBAHASAN
Penggunaan malam dalam kedokteran gigi merupakan kebutuhan, maka
perlu untuk mengetahui segala aspek dalam malam atau wax, terutama sifat-
sifatnya sehingga akan memudahkan dalam memanipulasi, dan menghasilkan suatu
hasil manipulasi yang maksimal. Untuk lebih memahami maka telah dilakukan
suatu uji yang memperlihatkan terjadinya distorsi pada malam inlay kedokteran
gigi.
Pada perkembangan selanjutnya, malam dental sebagian besar digunakan
dalam proses laboratorium , meskipun masih ada sebagian dari malam dental yang
digunakan langsung pada rongga mulut penderita, misalnya malam onlay untuk
mencetak atau mengecek hasil dari preparasi sebuah gigi
Prosedur pertama dalam pengecoran inlay atau mahkota untuk proses lost-
wax adalah membuat model malam. Dilakukan preparasi kavitas pada gigi dan
kemudian model malam diukir, baik langsung pada gigi maupun pada die yang
merupakan reproduksi gigi dan kavitas. Jika model malam langsung dibuat pada
gigi, maka dibuat dengan teknik langsung (direct wax technique). Jika dibuat pada
die, maka prosedur ini disebut teknik tidak langsung (indirect wax technique).
(Anusavice, 2003)
Seperti bahan termoplastis lainnya, malam cenderung kembali ke bentuk
semula sesuai dimanipulasi. Keadaan umum disebut sebagai memory elastic.
Batang malam inlay dapat dilunakkan dengan api bunsen, dibengkokkan menjadi
berbentuk tapal kuda, didinginkan pada posisi ini. Jika malam ini dibiarkan
10. mengambang dalam air maka malam akan mengalami penyusutan dan sedikit
mengembang, namun tidak terlalu besar dan cenderung stabil, berbeda dengan
malam yang dibiarkan diudara terbuka, pemuaian akan semakin terlihat naik dan
turun, sebab suhu pada udara terbuka tidak stabil dan menyebabkan pemuaian pada
malam dan malam dapat mengalami distorsi yang cukup besar dibandingkan
direndam. (Anusavice, 2003)
Malam inlay yang dibiarkan pada temperatur kamar selama beberapa jam,
bentuk tapal kuda tersebut akan terbuka. Elastic memory dari malam ditunjukkan
lebih jauh selama pengukuran ekspansi termal dari malam yang mendapat tekanan
selama pendinginan. Ekspansi meningkat di atas temperatur transisi kaca, lebih
daripada jika didinginkan tanpa tekanan. Hal ini menggambarkan sifat malam yang
mencoba untuk kembali ke keadaan normal yang tidak terbatasi. Jika malam
dibengkokkan menjadi tapal kuda, molekul-molekul bagian dalam akan mengalami
akan mengalami kompresi dan molekul bagian luar mengalami ketegangan. Begitu
stress dilepaskan perlahan-lahan pada temperatur kamar, malam cenderung menjadi
lurus kembali
Pada praktikum inlay wax yang telah dilakukan, terlihat bahwa jarak ujung tapal
kuda yang diletakkan di udara lebih panjang dari pada jarak ujung tapal kuda yang
diletakkan di air. Hal ini sama dengan hasil pada teori jarak di udara lebih panjang
dari pada di air, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a. Elastic memory
Saat internal stress sudah terlepas dari dalam malam, suhu malam telah
menurun di bawah suhu transisi solid-solid dan bentuk molekul dalam
11. malam akan menjadi stabil kembali dan akan berhenti mengalami distorsi
dan kembali mengeras atau cenderung ke bentuk semula sesudah
dimanipulasi (elastic memory). (Van Noorth, Richard. 2002) Elastic
memory yang ditunjukkan terjadi lebih besar selama pengukuran ekspansi
termal pada malam yang dibiarkan pada udara bebas daripada malam yang
didiamkan dalam air. (Van Noorth, Richard. 2002)
b. Thermal Expansion
Distorsi pada malam juga dipengaruhi oleh perubahan dimensi yang dialami
oleh malam karena faktor suhu. Malam mempunyai koefisien ekspansi
termal yang lebih tinggi daripada bahan kedokteran gigi yang lain. (John,
M., Ph.D. 2008)
c. Internal Stress
Internal stress sering disebut juga residual stress. Bila malam dicetak atau
dibentuk tanpa pemanasan yang cukup diatas suhu transisi padatpadat, maka
akan terjadi stress dalam bahan.
Distorsi sendiri merupakan suatu perubahan dimensi akibat dari perubahan
pendinginan, udara yang terjebak di dalam malam, pelepasan malam dan
temperatur selama penyimpanan malam tersebut. Malam merupakan bahan
termoplastis yang mempunyai sifat cenderung kembali ke bentuk awalnya sesudah
dimanipulasi. Distorsi harus dicegah supaya bahan restorasi logam yang dihasilkan
dapat akurat sesuai dengan model. (Anusavice, Kenneth J. 2003)
12. Pada Skill lab kali ini, didapatkan hasil yang terangkum pada data statistika sebagai
berikut :
Pada skillab selama 60 menit dan 5 kali perhitungan ini didapatkan hasil seperti
pada table dan gafik statistika diatas, pada perlakuan malam inlay yang direndam
nampak jelas bahwa perubahan distorsi tidak terlalu signifikan, dan peresentase
ditorsi sebesar 3%. Sedangkan pada malam yang dibiarkan diudara atau tidak
direndam air, perubahan distorsinya cukup signifikan (naik turun), dan presentase
distorsinya adalah 4,9% .
Malam inlay yang direndam di dalam air mengalami perubahan yang sedikit
dibandingkan yang tidak direndam air atau dibiarkan di udara bebas karena suhu
didalam air lebih stabil dibandingkan di udara terbuka. adapun beberapa factor lain
yang dapat menyebabkan distorsi:
a. Adanya keterbatasan alat
b. Adanya kesalahan saat membaca alat ukur jangka sorong
20,5 20,4 20,6 19,8 19,9
22,5
23,7 23,6 24,4 23,6
0
5
10
15
20
25
30
0 15 30 45 60
INTERVALUKURANMALAMINLAY
WAKTU PENGUKURAN UJI MALAM INLAY ( MENIT )
DISTORSI MALAM INLAY
Direndam Air Tidak Direndam
13. c. Adanya kesalahan teknik pelunakan pada inlay wax
d. Adanya tekanan pada inlay wax saat proses pendinginan
e. Terlalu lama jeda waktu pembacaan / dibaca lebih dari 15 menit.
Distorsi dapat terjadi akibat pemanasan dan pendinginan yang tidak merata.
Efek ini berlangsung ketika ada perbedaan antara suhu mulut dan suhu kamar.
Ketika malam dipanaskan, malam seakan-akan melunak, namun sebenarnya terjadi
tegangan induksi (internal stress). Saat malam dipindahkan dari suhu tinggi ke suhu
rendah, terjadi pelepasan stress yang kemudian menyebabkan distorsi. (Hatrick,
Carol Dixon. 2003)
Distorsi yang terjadi pada inlay wax bisa disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu pelepasan internal stress, elastic memory, dan termal ekspansi yang tinggi.
Oleh karena itu manipulasi malam harus dilakukan dengan benar supaya hasil
manipulasi dapat homogen, sehingga bisa menghindari terjadinya distorsi.
Ketika malam tidak mengalami pemanasan yang cukup pada suhu di atas
transisi padat-padat (yaitu suhu peralihan yang berada di atas titik lelehnya, di
antara suhu padat dan padat), maka akan timbul stress yang cukup besar pada
malam (internal stress).
Maka dari itu, saat proses manipulasi pada malam inlay, agar tidak terjadi
distorsi yang cukup signifikan, maka alangkah lebih baik malam inlay tersebut
direndam di dalam air, karena suhu lebih stabil, dibandingkan dibiarkan di udara
terbuka.
14. BAB V
KESIMPULAN
Pada Skillab Uji distorsi malam Inlay ini, dapat disimpulkan bahwa malam
Inlay yang diberi perlakuan direndam dalam Air mengalami presentasi distorsi yang
lebih kecil yakni 3% dibandingkan malam yang dibirkan di udara terbuka yang
memiliki distorsi sebesar 4,9% . Hasil yang didapatkan sudah sesuai dengan teori
yang diungkapkan Anusavice tahun 2003 yakni stabilitas suhu pada air akan
mempertahankan dimensi malam inlay dan menyebabkan malam mengalami
penyusutan namun tidak signifikan, akan tetapi suhu ruang yang berbeda-beda akan
mempengaruhi distorsi malam inlay lebih besar dikarenakan suhu tidak stabil.
Adapun factor – factor yang mempengaruhi distorsi antara lain elastic memory,
thermal expansion, serta internal stress selain itu ada beberapa factor lain yang
mempengaruhi terjadinya ditorsi pada skillab kali ini adalah, lamanya jeda waktu
saat pengukuran (lebih dari 15 menit) , dikarenakan keterbatasan alat jangka sorong
yang digunakan.
15. DAFTAR PUSTAKA
Annusavice, Kenneth J 2003, Phillip’s Science of Dental Materials 11th
Edition,
Saunders Company, Pennsylvania
Hatrick, Carol Dixon. 2003. Dental Material : Clinical Application for Dental
Assistants and Dental Hygienist. Philadelphia : Saunders.
John, M., Ph.D. 2008. Dental Materials. 9th edition. pp 218 chapter waxes, pattern
waxes
McCabe, John F., Walls, Angus W., 2008, Applied Dental Materials 9th
Edition,
Blackwell Publishing, Oxford.
Van Noorth, Richard. 2002. Dental Material second edition. London : Mosby.
Wilson, H. J. dkk. 1987. Dental Technology and Materials for Students.
Blackwell Scientific Publication.