Sistem imun terdiri atas sistem imun nonspesifik dan spesifik yang bekerja sama untuk melawan infeksi. Sistem imun nonspesifik meliputi pertahanan fisik, biokimia, humoral, dan seluler seperti fagosit yang siap melawan patogen, sedangkan sistem imun spesifik melibatkan sel B dan T serta antibodi untuk melawan patogen tertentu."
3. Imunitas: resistensi terhadap penyakit terutama penyakit
infeksi
Sistim imun: gabungan sel, molekul, dan jaringan yang
berperan dalam resistensi terhadap infeksi.
Respons imun: reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-
molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya
Pertahanan imun terdiri atas sistem imun alamiah atau
non spesifik dan didapat atau spesifik, yang
bekerjasama erat & tak bisa dipisahkan
9. Berupa komponen normal tubuh yang selalu ditemukan
pada individu sehat dan siap mencegah mikroba masuk
tubuh dan dengan cepat menyingkirkan mikroba
tersebut.
Disebut non spesifik karena tidak ditujukan terhadap
mikroba tertentu, telah ada dan siap berfungsi sejak
lahir.
Merupakan pertahanan terdepan dalam menghadapi
serangan berbagai mikroba dan dapat memberikan
respons langsung.
10. Terdiri dari:
A. Pertahanan fisik/mekanik
Kulit, selaput lendir, silia saluran napas, batuk, bersin
merupakan garis pertahanan terdepan terhadap
infeksi. Kulit yang rusak akibat luka bakar resiko
infeksi ↑
B. Pertahanan biokimia.
Kebanyakan mikroba tidak dapat menembus kulit yang
sehat, namun beberapa dapat masuk tubuh melalui
kelenjar sebaseus dan folikel rambut.
pH asam keringat dan sekresi sebaseus, berbagai
asam lemak yang dilepas kulit mempunyai efek
denaturasi terhadap protein membran sel sehingga
dapat mencegah infeksi.
11. Lisozim tdpt dlm ludah, air mata dan air susu
melindungi tubuh terhadap kuman gram positif.
ASI mengandung laktooksidase dan asam
neuraminik→ antibakterial E.coli dan stafilokok.
Saliva mengandung laktooksidase yang merusak
dinding sel mikroba, antibodi, serta komplemen yang
berfungsi sebagai opsonin dalam lisis sel mikroba.
Asam hidroklorida (lambung), enzim proteolitik, antibodi
dan empedu (usus halus)→ mencegah infeksi
Enzim dan antibodi yg disekresi sal nafas dan telinga
pertahanan biokimiawi
14. 1. Bakteri yg bersifat simbiotik/komensal → sdkt
nutrien →kolonisasi patogen tdk terjadi
2. Kulit akan menghambat pertumbuhan bakteri
mel pH rendah dr asam laktat dlm sebum
3. Sekret di permukaan mukosa mgd lisozim
(enzim destruktif) →dinding bakteri hancur
4. Sal nafas → gerakan mukosiliar
5. Mukus menangkap bakteri dan
menyingkirkannya
6. Sekresi mukosa sal nafas dan cerna →peptida
antimikrobial →memusnahkan mikroba
7. Mikroba yg masuk ke jar dibawahnya
→komplemen dan dicerna fagosit
15. C. Pertahanan Humoral
molekul larut a.l : peptida anti bakteri
1. Komplemen
• Diproduksi oleh hepatosit & monosit.
• Komplemen berperan sebagai opsonin yg
meningkatkan fagositosis, sebagai kemotaktik
dan destruksi/lisis bakteri dan parasit
• Diaktifkan secara langsung oleh mikroba atau
produknya (jalur alternatif dalam imunitas
nonspesifik) atau oleh antibodi (jalur klasik
dalam imunitas spesifik).
• Rusak oleh pemanasan pada 56°C selama 30
menit.
16.
17. 2. Protein fase akut
→APP dan APRP.
APRP di induksi oleh sitokin TNF α,IL-1, IL-6
a. C- Reaktif Protein
- ↑ pada fase akut dan inflamasi →100x
- opsonin dan mengaktifkan komplemen → mengikat
mikroorganisme
- sintesis CRP yg ↑ akan meningkatkan viskositas plasma
dan LED
b. Lektin
- mengikat manan/manosa dlm polisakarida (MBL)
- sbg opsonin dan mengaktifkan komplemen
c. Protein fase akut lain : α1- antitripsin,amiloid serum A,
haptoglobin, C9, faktor B dan fibrinogen
18.
19.
20. 3. Mediator asal fosfolipid
Fosfolipid diperlukan untuk produksi prostaglandin dan
leukotrien
4. Sitokin IL-1, IL-6 dan TNF-α
21.
22. D. Pertahanan Seluler
1. Fagosit = penyaji= APC
• MN (monosit & makrofag) & PMN
• Fungsi: menangkap Ag mengolah
mempresentasikan ke sel T
• Fase penghancuran kuman: kemotaksis
menangkap memakan fagositosis
memusnahkan mencerna.
23. 2. Makrofag
• Adalah: Monosit yang bermigrasi ke jaringan
berdiferensiasi menjadi makrofag residen (sel kupffer
di hati, histiosit dalam jaringan ikat, sel glia di otak,
sel langerhans dikulit).
3. Sel NK
- golongan limfosit ketiga setelah sel T dan sel B
- jumlahnya 5-15 % dari limfosit di sirkulasi dan
45 % dari limfosit jaringan
- banyak sitoplasma, granul sitoplasma
azurofilik, pseudopodia dan nukleus eksentris
4. Sel Mast
• Berperan pada reaksi Alergi
27. Sistem Imun Spesifik
Hanya dapat menyingkirkan benda asing yang sudah
terpajan sebelumnya, pajanan tsb menimbulkan
sensitisasi.
Bisa bekerja tanpa bantuan sistem imun nonspesifik.
Bekerjasama dengan: Ab, komplemen, fagosit, dan sel T
makrofag.
Dibagi: sistem imun spesifik humoral & sistem imun
spesifik seluler.
28. Pada imunitas humoral sel B melepas
antibodi
Pada imunitas selular , sel T mengaktifkan
makrofag sbg efektor atau mengaktifkan CTL
/Tc sbg efektor.
29. Sistem Imun Spesifik Humoral
Diperankan oleh limfosit B atau sel B, yang berasal dari sel
asal multipoten di sumsum tulang.
Humor berarti cairan tubuh
Sel B yg dirangsang oleh benda asing proliferasi &
diferensiasi menjadi sel plasma yang memproduksi
antibodi antibodi yg dilepas dpt dijumpai di serum.
Fungsi Antibodi: pertahanan terhadap infeksi ekstraseluler,
virus & bakteri serta menetralisasi toksinnya.
SISTEM IMUN SPESIFIK HUMORAL
30. Sistem Imun Spesifik Seluler
Yang berperan: limfosit T
Sel T dibentuk di sutul, proliferasi di kel timus
Faktor timus/timosin mempengaruhi diferensiasi sel T
di perifer.
Subset sel T : CD4+ (Th1, Th2)
CD8+ (CTL/Tc/Ts/Tr/Th3)
Fungsi: pertahanan terhadap bakteri intraseluler,
virus, jamur, parasit, & keganasan.
Sel CD4+ (Th naïve) mengaktifkan Th1:
mengaktifkan makrofag menghancurkan
mikroba
Sel CD8+ (Tc) memusnahkan sel terinfeksi
SISTEM IMUN SPESIFIK SELULER
33. A. Organ limfatik
Sejumlah organ limfoid dan jar limfoid yg
morfologis dan fungsional berlainan berperan
dalam respon imun
Terbagi : organ primer dan sekunder
Timus dan sutul → organ primer yg merup
organ limfoid tempat pematangan limfosit
34. Organ limfoid primer
Terdiri atas sutul dan timus
Sutul → merup jar kompleks tempat
hematopoesis dan depot lemak
Lemak → 50% atau lebih dari kompartemen
rongga sutul.
Diperlukan utk pematangan, diferensiasi dan
proliferasi sel T dan B shg mjd limfosit yg
mengenal Ag.
35. Berisikan limfosit dlm berbagai fase diferensiasi
Sel hematopoetik yg diproduksi di sutul
menembus dinding pemb darah dan masuk ke
dlm sirkulasi dan didistribusikan ke berbagai bag
tubuh
36.
37. Organ Limfoid Sekunder
Terorganisasi tinggi :limfa dan KGB
Kurang terorganisasi : MALT (ditemukan di berbagai
tempat di tubuh)
MALT meliputi jar limfoid ekstranodul yg berhub dg
mukosa di berbagai lokasi :SALT (kulit), BALT (bronkus),
GALT (sal cerna), mukosa hidung, tonsil. Mammae,
serviks uterus, membran mukosa sal nafas atas, bronkus
dan sal kemih
38. Tempat SD mempresentasikan antigen yg
ditangkapnya dibagian tubuh lain ke sel T yg
memacunya u/ berproliferasi dan diferensiasi
limfosit
39. . A. Limpa
Terdiri zona sel T (senter germinal) dan Zona sel B (zona
folikel)
Arteriol berakhir dlm sinusoid vaskular yg mgd sejumlah
eritrosit, makrofag, sel dendritik, limfosit dan sel plasma.
Ag dari darah yang dibawa APC masuk ke limpa melalui
sinusoid.
Mikroba dalam darah dibersihkan makrofag dalam limfa.
Merup tempat respon imun utama yg merup saringan thd
Ag asal darah dan merup tempat utama fagosit memakan
mikroba yg diikat antibodi (opsonisasi)
40. Individu tanpa limpa → rentan thd infeksi bakteri
berkapsul (pneumokok dan meningok) →
Mikroba biasanya hanya disingkirkan mel
opsonisasi dan fgs fagositosis yg akan
terganggu bila limpa tdk ada
41. B. Kelenjar Getah Bening
Adalah agregat noduler jaringan limfoid yang terletak
disepanjang jalur limfe di seluruh tubuh.
Sel Dendritik membawa Ag dari epitel ke KGB
Dlm KGB terdpt peningkatan limfosit berupa nodus tempat
proliferasi limfosit sbgai respon antigen
42. C. Skin associated lymphoid tissue (SALT)
Merup alat tubuh terluas yg berperan dlm sawar
fisik thd lingkungan
Kulit juga berpartisipasi dlm pertahanan pejamu,
dlm reaksi imun dan inflamasi lokal.
43. D.Mucosal associated lymphoid tissue sistem imun
sekretori
Merup imunitas lokal di tempat khuss dpt sal nafas dan
sal cerna
Merup agregat jar limfoid atau limfosit dekat permukaan
mukosa
Ab lokal (Ig a sekretori) maupun sel limfosit berperan
dlm respon imun spesifik
Ig A sekretori yg diproduksi di sal cerna dpt bereaksi dg
makanan atau alergen lain yg dicerna
44. Ig A sekretori yg diproduksi di sal cerna dpt
bereaksi dg makanan atau alergen lain yg
dicerna
Lap epitel mukosa yg terpajan langsung dg Ag
berperan sbg sawar mekanis
Jar limfoid berperan dlm pertahanan imun lokal
dan regional mel kontak langsung dg Ag asing
→ berbeda dr jar limfoid yg berhub dk kel
limfoid, limfa dan timus
45. • Terdapat di jaringan mukosa saluran napas,
saluran cerna, saluran urogenital, & kelenjar
mamae berupa jaringan limfoid tanpa kapsul,
mengandung sel limfosit & APC.
46.
47.
48. i. Respon imun oral
• Ludah mengandung lisozim & Ig A sekretori.
• PMN melindungi gusi & periodontium.
• Th1 dan Th2 mencegah penyakit periondontium
• Rx hipersensitivitas tipe II, III dan IV dpt
menimbulkan periodontitis progresif ktonis.
• Epitel mukosa: sawar mekanis
• CMIS → sistem imun khusus yg terletak di
permukaan epitel
49. Sistem imun mukosa→ tdr Ig a sekretori yg
diproduksi sel plasma di lamina propria dan
kemudian diangkut mel sel epitel dg bantuan
reseptor poliimunoglobulin
Respon imun thd Ag oral berbeda dr respon
imun thd Ag parenteral.
Toleransi oral dpt tjd thd bbrp Ag protein yg
dicerna, ttp respon mukosa lokal dg produksi
kadar ig A tinggi dpt tjd stlh pemberian vaksin
polio sabin
50. ii. Bronchial Associated Lymphoid Tissue.
• Struktur brp cincin banyak ditemukan di berbagai
tempat, berisikan nodul yg terletak di sktr bronkus
dan berhub dg epitel spt plak sel limfoid
• Sel plasma ditemukan di dibawah epitel
• Sel2 BALT memiliki kemampuan pergantian yg tinggi
dan tdk memproduksi IgG.
• Diduga migrasi dari daerah limfoid lain.
• Berperan dalam respon terhadap Ag kuman yang
terhirup
51. iii. Gut Associated Lymphoid Tissue
Tersebar di mukosasal cerna
Terdiri atas dua komponen : terorganisasi dan difus
52. iv. Microfold cell atau sel M:
Yaitu sel epitel saluran cerna yang pinositik aktif,
berperan mengantarkan kuman dan bhn
makromolekul dari lumen intestinal ke plaks peyer
Bukan APC, ditemukan di lap epitel plak peyer yg
berperan dlm presentasi Ag
Permukaan sel besar dengan lipatan2 mikro yang
menempel pada organisme. Ada suatu kantong pada
membran basolateral yang berisi limfosit & makrofag.
Sel terus menerus mengirim Ag dari lumen usus ke
limfosit/makrofag.
53.
54.
55. A. Sel M di membran mukosa, memakan dan
mengangkut Ag
B. Ag diangkut mel lapisan epitel oleh sel M→sel
B di folikel limfoid aktif → sel plasma → Ig A
56. v. Tonsil dan plak Peyer
3 gol tonsil sktr tenggorok : tonsil palatina, tonsil
lingual dan tonsil faringeal/adenoid
Tonsil faringeal merup cincin jar limfoid sktr
faring → cincin waldeyer
Tonsil faringeal → plak peyer
Beda respon imun oral ok. Produksi kadar Ig A
yg tinggi di jar mukosa dan kecenderungan tjd
imunisasi oral dg Ag protein yg meninduksi
toleransi.
57. Regio sentral plak Peyer diisi sel B
Plak peyer mgd sel CD4+.
Ditutupi epitel yg mengandung sel M
Plak Peyer: agregat folikel limfoid di muka GI
tract yg ditemukan di seluruh jejunum dan ileum
(> ileum terminal)
Merup tempat sel B prekursor yg dpt
mengalihkan produksi Ig A.
58. 3. Sistem imun mukosa difus
• Terdiri dari:
limfosit intra epitel (90% sel T: CD8+ (Tc)
atau CD8- (Ts/Tr) dan
limfosit di lamina propria
• Fungsi efektor amina propria: sekresi Ab (Ig
A)
• Ig A diangkut dr lamina propria ke sel epitel
mel reseptor imunoglobulin polimerik
→disekresi ke lumen
59. Lamina propria banyak mgd sel CD4+ 2x lebih
banyak dr CD8+, sel B (Ig M > IgA)
Sel B dpt meninhkatkan IgG dg cepat bila
diperlukan
60. B. Sistem limfatik-resirkulasi limfosit
Bila cairan interstisial tdk dikembalikan ke
sirkulasi tjd edema.
Hal itu tdk tjd ok. Cairan dikembalikan ke darah
mel dinding venul.
Sistem tsb menampung cairan yg keluar dr
pemb darah dan masuk ke dlm jar, dan
mengembalikannya ke pemb darah
Sel limfosit, SD, makrofag dan sel lain dpt
masuk mel dinding tipis sel endotel yg longgar
dr pemb limfe primer dan masuk ke dlm arus
limfe
61. Ag asing yg masuk ke dlm jar akan ditangkap
oleh sel sistem imun dan dibawa ke berbagai jar
limfoid yh terorganisasi spt KGB
Keuntungan resirkulasi limfosit sewaktu tjd
infeksi non spesifik banyak limfosit akan terpajan
dg Ag/kuman dan bila ada organ limfoid mis.
Limfa yg defisit limfosit krn infeksi, radiasi atau
trauma, limfosit dr jar limfoid lain mel sirkulasi
dpt dikerahkan dg mudah.
62. Sel T naif cenderung meninggalkan sirkulasi
darah dan menuju KGB dlm daerah sel T.
Sel t yg diaktifkan SD/APC keluar dar kel limfoid
dan bergerak ke tempat infeksi dan bekerja sbg
sel efektor
Limfosit terus menerus diresirkulasikan mel
darah dan limfe ke berbagai organ limfoid.
63.
64. 1. HEV-tempat ekstravasasi limfosit
Bbrp tempat di endotel vaskular dlm venul
poskapilar berbagai organ limfoid tdr atas sel
khusus yg gemuk dan tinggi → HEV
Selnya berbeda dg sel endotel gepeng yg
membatasi kapiler lain.
Setiap organ limfoid sekunder kec limpa
mengandung HEV
Mengekspresikan molekul adhesi, CAM famili
selektin (selektin E dan P), famili musin
(GlyCAM-1 dan CD34) dan superfamili
imunoglobulin (ICAM-1, ICAM-2, ICAM-3,
VCAM-1 dan MAdCAM-1)
65. Molekul adhesi yg mengarahkan ekstravasasi
berbagai limfosit dlm resirkulasi ke organ limfoid
khusus → adresin vaskular
66. 2. Homing atau trafficking
Normal : lintas arus limfosit aktif terus menerus
mel KGB, bila ada Ag masuk → arus limfosit
berhenti sementara.
Sel yg Ag spesifik ditahan dlm KGB → KGB
membengkak
Limfosit cenderung bermigrasi ke tempat yg
selektif
Homing mukosa → kembalinya sel limfoid reaktif
imunologis ke asalnya di folikel mukosa yg
diatur oleh profil resptor dan sinyal.
67. Proses umum ekstravasasi limfosit = neutrofil
Perbedaan: subset limfosit yg bermigrasi ke
berbagai jar dg cara yg berbeda → tjd mel
ikatan antara molekul adhesi dan kemokin,
reseptor yg mengarahkan berbagai populasi
limfosit ke jar limfoid khusus / inflamasi →
reseptor homing
L-selektin atau CD62L → molekul pd perm
limfosit yg berperan pd homing limfosit,
68. Determinan
Berpengaruh thd sistem imun non spesifik
A. Spesies
Ada perbedaan kerentanan thd berbagai
mikroba, mis tikus resisten thd difteri dan
manusia sangat rentan
69. B. Keturunan & usia
• Anak kembar punya kecenderungan yang
sama besar terhadap penyakit tertentu.
• Infeksi lebih berat pada usia muda, karena
sistem imun belum matang
• Usia tua disertai dg penurunan resistensi thd
infeksi trtm virus.
• Usia tua nutrisi kurang shg menurunkan
respon selular spt proliferasi limfosit, sintesis
sitokin dan respon Ab
70.
71. C. Hormon
• Sblm pubertas sistem imun sama krn tdk
dipengaruhi hormon seks
• Androgen pd laki2 imunosupresi
• Plasenta melepas sitokin Th2
mencegah respon Th1 penolakan terhadap
janin yg mgd Ag asal ayah
• Hamil estrogen menurunkan sel Th1
• Estrogen berhub dg uterus dan ASI
• Estrogen pd wanita sehat mencegah
aktivitas sel T. Jumlah sel T berfluktuasi
salama siklus haid normal
72. • Esterogen thd sel B meningkatkan sintesis
IgG & IgA
• IGg menembus sawar plasenta dan
ditemukan dlm ASI.
• Janin mdpt sel memori dr ibu shg dpt
memproduksi imunoglobulin sendiri.
• Wanita hamil membuat Ab thd Ag MHC ayah
efek tdk buruk
73.
74.
75. Infeksi : Wanita < pria ok. Efek androgen.
Peny autoimun : wanita>>>pria
penyebab??? Estrogen merangsang Ab,
androgen imunosupresif.
penyakit grave (tipe II), LES (tipe III) lebih
sering ditemukan pada wanita dibanding
penyakit yang terjadi melalui sel T seperti RA
(tipe IV) efek stimulatori esterogen thd sel
B
76. Pil KB (estrogen) dan kehamilan dpt
memicu/memperburuk LES
RA dan sklerosis multipel membaik selama
hamil dan memburuk sesudah melahirkan
77. D. Suhu
Mikroba tdk dpt meninfeksi ok. Tdk dapt hidup
pd suhu 37 C.
Kuman TBC tidak menginfeksi hewan berdarah
dingin.
Gonokok dan treponema mati pada suhu > 40 C
78. Nutrisi
Nutrisi buruk : menurunkan resistensi infeksi.
Hewan percobaan : leukopeni dan fagositosis
menurun.
Nutrisi buruk : proliferasi virus sulit → tahan
infeksi.
Defisiensi selenium, Zinc dan vit B adalah
imunosupressif.
Alkohol adalah imunosupresif humoral dan
selular
79. Parasit malaria memerlukan asam paraamino
benzoat untuk perkembangannya dan pd
malnutrisi zat ini berkurang.
Nutrisi yg baik dan sanitasi yg buruk , pola hidup
stres, pendidikan kesehatah kurang dan jumlah
kel besar dlm rumah yg sempit → meningkatkan
infeksi
KGB atrofis dan penurunan 50% sel T CD4+ →
menurunkan imunitas seluler. Respon Ab tetap
berfungsi dg afinitas kurang. Fagositosis normal
ttp destruksi selular terganggu
80. Sebab defisiensi imun tersering : malnutrisi
Kekurangan protein → ggan imunitas, atrofi dan
mengurangnya sel di timus dan kel limfoid serta
hilangnya sel limfoid di sekitar pemb darah limpa
yang meningkatkan infeksi opurtunistik.
Respon Ab serum biasanya tidak terganggu pada
malnutrisi protein-kalori.
Komplemen yg menurun mempengaruhi
fagositosis
81. Flora bakteri normal
Di kulit : memproduksi bhn antimikrobial spt
bakteriosin dan asam.
Flora normal berkompetisi dg patogen potensial
utk mendapatkan nutrisi esensial.
Di kulit : 1012, di usus 1014 flora komensal
Flora komensal di usus mati krn antibiotik maka
mikroba patogen mengambil tempatnya.