SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI
MODUL I
“MIKROBIOLOGI”
PENULIS
Dr. Padoli, SKp,M.Kes
PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN
PUSDIKLATNAKES, BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2013
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
IV
Setelah menyelesaikan uraian materi kegiatan belajar -4, Anda
diharapkan mampu menjelaskan jenis imunitas dan mekan-
isme imunitas terhadap mikroorganisme.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
Setelah mempelajari uraian materi
pembelajaran yang diuraikan pada
Kegiatan Belajar -4, Anda diharap-
kan mampu :
1.	 Menjelaskan pengertian imu-
nologi
2.	 Menjelaskan jenis imunitas
3.	 Mendeskripsikan antigen dan
antibodi
4.	 Menjelaskan mekanisme perta-
hanan tubuh terhadap mikroor-
ganisme
A.	 Pokok-pokok materi pembelaja-
ran
1.	 Pengertian imunologi
2.	 Jenis imunitas
3.	 Antigen dan antibodi
4.	 Mekanisme pertahanan tubuh
terhadap mikroorganisme
Imunologi Dasar
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
1.	 Pengertian imunologi
Tubuh kita harus mempertahankan diri melawan potensial bahaya
baik yang datang dari lingkungan luar sekeliling kita maupun dari lingkun-
gan dalam kita. Materi sebelumnya membahas tentang agen luar tubuh
yang dapat menginvasi serta mengganggu serta menyebabkan penyakit
infeksi pada tubuh kita. Penginvasi ini meliputi virus, bakteri, protozoa atau
parasit yang lebih besar. Selain itu, kerusakan sel akibat agen luar dapat
pula menyebabkan kerusakan DNA, dan sel menjadi ganas (malignan), dan
tubuh harus melawan sel sendiri yang tidak normal. Strategi pertahanan
pada tubuh dikenal sebagai kekebalan atau imunitas (immunity).
Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang perlindungan kita dari makromolekul asing atau organisme pe-
nyerang dan respons kita terhadapnya. Selain itu, kita mengembangkan
respon kekebalan terhadap protein kita sendiri (dan molekul lainnya) pada
autoimunitas dan melawan sel-sel kita sendiri yang menyimpang pada
imunitas tumor.
2.	 Jenis Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh kita terdiri dari dua subdivisi utama, yaitu:
a.	 Sistem pertahanan tubuh alamiah atau nonspesifik (innat immunity
system).
Sistem kekebalan tubuh alamiah ini dibawa sejak lahir merupa-
kan garis pertahanan pertama kita terhadap invasi mikroorganisme
dan mempunyai kemampuan untuk segera mengenal mikroorgan-
isme tertentu dan menghancurkannya. Selain itu, sistem kekebalan
tubuh bawaan juga memiliki fitur anatomis yang berfungsi sebagai
penghalang terhadap infeksi.
b.	 Sistem pertahanan tubuh yang adaptif/didapat (adaptive immune
system).
Uraian Materi
3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
Sistem kekebalan adaptif bertindak sebagai garis pertahanan
kedua dan juga memberi perlindungan terhadap paparan kembali
patogen yang sama. Pada sistem pertahanan tbuh ini antibodi me-
megang peranan utama.
Setiap subdivisi utama dari sistem kekebalan tubuh memiliki
komponen seluler maupun humoral di mana mereka melaksana-
kan fungsi pelindung mereka. Meskipun kedua lengan dari sistem
kekebalan tubuh memiliki fungsi yang berbeda, ada interaksi antara
sistem ini (yaitu, komponen bawaan pengaruh sistem kekebalan sis-
tem imun adaptif dan sebaliknya).
1.	 Kekebalan tubuh alamiah (Innate Non-Specific) Immunity)
Sistem pertahanan tubuh alamiah ini melawan masuknya agen yang
tidak dikehendai Semua agen. Ada 4 katagori imununitas bawaan (non-
spesifik) : barier fisik/anatomis, barier kimia, barier seluler dan diferensiasi
spesifik.
1.	 Barier anatomi terhadap infeksi
a.	 Barier fisik/mekanik
Struktur epitel permukaan kulit dan lapisan epitel internal kita,
membentuk barier fisik yang sangat kedap terhadap agen yang
infeksius. Dengan demikian, kulit bertindak sebagai garis pertama
pertahanan kita terhadap invasi organisme. Deskuamasi epitel kulit
juga membantu menghilangkan bakteri dan agen infeksi lainnya
yang menempel pada permukaan epitel. Gerakan silia atau peristaltik
membantu untuk menjaga saluran udara dan saluran pencernaan bebas
dari mikroorganisme. Aksi pembilasan air mata dan air liur membantu
mencegah infeksi pada mata dan mulut. Efek perangkap lendir yang
melapisi saluran pernapasan dan pencernaan membantu melindungi
paru-paru dan sistem pencernaan dari infeksi. Menyertai dengan
permukaan pelindung adalah agen kimia dan biologik. Flora normal
kulit dan dalam saluran pencernaan dapat mencegah kolonisasi bakteri
patogen dengan mengeluarkan zat beracun atau dengan bersaing
dengan bakteri patogen untuk nutrisi atau pencapaian ke permukaan
sel
4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
b.	 Barrier kimia
Barier atau hambatan kimia meliputi; Asam lemak dalam keringat
menghambat pertumbuhan bakteri. Lisozim dan fosfolipase ditemukan
pada air mata, air liur dan sekresi hidung dapat merusak dinding sel
bakteri dan mengacaukan membran bakteri. PH rendah dari keringat
dan sekresi lambung mencegah pertumbuhan bakteri. Defensin (protein
berat molekul rendah) ditemukan di paru-paru dan saluran pencernaan
memiliki aktivitas antimikroba. Surfaktan dalam paru-paru bertindak
sebagai opsonins (zat yang meningkatkan fagositosis partikel oleh sel
fagosit).
c.	 Barrier seluler terhadap infeksi
Sel-sel ini yang merusak dan menelan beberapa benda asing yang
tidak dikehendaki yang masuk ke dalam tubuh. Sel – sel fagosit masuk
dalam katagori ini. Bagian dari respon inflamasi adalah perekrutan
eosinophiles PMN dan makrofag ke area infeksi. Sel-sel ini merupakan
garis pertahanan utama dalam sistem kekebalan tubuh non-spesifik.
a.	 Neurtofil - sel polimorfonuklear (PMN,) direkrut ke daerah infeksi di
manamerekamemfagositorganismepenyerangdanmembunuhnya
secara intraseluler. Selain itu, PMN berkontribusi terhadap kerusakan
jaringan kolateral yang terjadi selama peradangan.
b.	 Makrofag -makrofag jaringan dan monosit yang baru direkrut
berdiferensiasi menjadi makrofag, berfungsi memfagositosis dan
membunuh mikroorganisme secara intraseluler. Selain itu, makrofag
mampu membunuh sel ekstraseluler terinfeksi atau sel self target
yang telah berubaberubah. Selanjutnya, makrofag berkontribusi
terhadap perbaikan jaringan dan bertindak sebagai antigen-
presenting cell (APC), yang dibutuhkan untuk induksi respons imun
spesifik
c.	 Naturalkiller(NK)andlymphokineactivatedkiller(LAK)cells–NKand
LAK cells dapat membunuh sel yang terinfeksi virus nonspesifik dan
sel tumor. Sel-sel ini bukan merupakan bagian dari respon inflamasi
tetapi mereka penting dalam imunitas nonspesifik terhadap infeksi
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
virus dan pengawasan tumor.
d.	 Eosinofil – Eosinofil memiliki protein bergranular yang efektif
membunuh parasit tertentu.
2.	 Barier Humoral terhadap infeksi
Barier anatomi sangat efektif dalam mencegah kolonisasi jaringan oleh
mikroorganisme. Namun, ketika ada kerusakan jaringan barier anatomi
rusak dan infeksi dapat terjadi. Setelah agen infeksi menembus jaringan,
mekanisme pertahanan bawaan lain ikut bermain, yaitu peradangan
akut. Faktor humoral memainkan peran penting dalam peradangan, yang
ditAndai dengan edema dan rekrutmen sel fagosit. Faktor-faktor humoral
ditemukan dalam serum atau mereka terbentuk di lokasi infeksi meliputi :
a.	 Sistem komplemen– sistem kompelemen merupakan mekanisme
pertahanan humoral nonspesifik. Sekali komplemen diaktifasi dapat
meningkatkan permeabilitas kapiler, merekrut sel fagosit , melisis
dan opsonisasi bakter.
b.	 Sistem Koagulasi- system – siatem kagulasi diaktifkan tergantung
padaberatnyainjuri.Beberapaproduksistemkoagulasiberkontribusi
terhadap pertahanan nonspesifik karena kemampuannya
meningkatkan permiabilitas kailer dan bertindak sebagai agen
kemotaksis fagosis sel dan antimokrobial.
c.	 Lactoferrin dan transferrin – dengan mengikat besi, suatu nutrient
esensial bateri, protein ini menghambat pertumbuhan bakteri
d.	 Interferons – Interferon merupakan protein yang mampu membatasi
replikasi virus dalam sel.
e.	 Lisosim – Lisosim memecah dinding sel bakteri
f.	 Interleukin-1 – Il-1 menginduksi demam dan mengasilkan protein
fase akut, beberapa merupakan antimikrobia karena mampu
mengopsonisasi bakteri.
2.	 Sistem pertahanan tubuh yang adaptif/Spesifik
6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
Sistem pertahanan spessifik ( specific immunity) melibatkan bebera-
pa sel plasma darah dan system limfatic yang disebut limfosit (satu jenis
leukosit atau sel darah puti) yang secara genetic dipicu untuk merespon
antigen khusus. Satu limfosit, misalnya, mungkin dipicu pada respons ter-
hadap virus flu, tetapi tidak akan merespon yang lain. Suatu jenis limfosit
belajar kekhususan ini di dalam kelenjar thymus (sehingga sel ini disebut
sel T). Selama anak-anak, sel T-limfosit yang belum matang yang diprod-
uksi di sumsum tulang, bermigrasi ke kelenjar thimus. Disini sel limfosit
mengambil spesialis, belajar merespon hanya satu partikel antigen. Mere-
ka kemudian meningkatkan kemampuannya dalam darah, jaringan atau
nodus limfe, menunggu kontak dengan antigen khusus. Ketika mereka
menemui antigen, mereka akan bereaksi pada keadaan ini yang didesain
untuk merusak antigen itu.
Ada dua jenis T limfosit yaitu B-cell dan T-cell. Secara makroskopik
mereka sama, dan dibentuk dari asal yang sama yaitu bone marrow, tetapi
ketika ketika diaktifkan oleh antigen spesifik sel T dan B berperilaku den-
gan cara yang sangat berbeda. Sel B dan sel T keduanya dibentuk di dalam
sumsum tulang, tetapi mulai disana sampai mereka matang penuh, sel T
bermigrasi ke thimus. (Blow T, 2005)
a.	 Sel B dan Antibodi
Sel limfosit B diaktifkan dengan kontak dengan antigen yang mana
mereka mempunyai kekhususan. Biasanya satu sel B diaktifkan dengan
cara ini, dan akan didapatkan pembelahan sel sampai ribuan, semua
aktif melawan satu antigen spesifik yang sama. Aktivasi pada sel lim-
fosit B mengakibatkan sel B dikonversi menjadi sel-sel plasma, yang
selanjutnya memulai melepaskan protein yang disebut antibodi. Anti-
bodi-antibodi ini membawa spesifikasi yang sama seperti sel B induk
dan diaktifkan sel plasma. Jenis reaksi imun ini disebut humoral immu-
nity. Dengan mengikat antigen, antibodi memberikan fungsi luas yang
berharga, yang penting dalam melawan antigen.
Antibodi melakukan beberapa fungsi melawan antigen berikut :
•	 Mereka yang mengirim beberapa antigen berbahaya, khususnya vi-
rus dan beberapa protozoa.
•	 Menetralisir beberapa toksin, contohnya, toksin tetanus yang
7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
dilepaskan oleh bakteri clostridium.
•	 Mencegah adesi beberapa organisme, dan selanjutnya mencegah
invasi jaringan
•	 Mampu mengimobilisasi antigen tertentu, khususnya bakteri yang
meggunakan flagela untuk bergerak
•	 Mengaktifkkan sistem komplemen
•	 Membentuk kompleks dengan antigen, dan komplek ini menjadi
target untuk fagositosis.
b.	 Sel T
Ada dua turunan utama sel T yang dikembangkan dalam kelenjar thy-
mus; sel T helper (Th)dan sel T cytotoxic (Tc) . Sel Th (T helper cell) ada dua
bentuk utama yaitu Th1 yang menghasilkan sitokin (cytokine) yang penting
untuk membunuh organisme intraseluler dan untuk menggerakkan sel Tc
cell, dan Th2 yang juga menghasilkan sitokin yang penting untuk multipli-
kasi sel B . (Blow T, 2005)
Sel T sitotoksik (Tc) adalah sel yang secara aktual membunuh antigen,
dengan mengembangkan kontak khusus dengan antigen yang diikuti den-
gan perusakan mematikan membrane antigen. sel T menghasilkan pro-
tein yang disebut perforin yang disimpan pada granule dalam sitoplas-
ma. Sekali kontak dengan antige, proforin yang dilepaskan dari granular,
perforin tergabung pada membran antigen, membentuk lubang, merusak
membran dan kematian antigen.
Sel B dan sel T limfosit menghasilkan sel memori ketika diaktifkan
terpapar dengan antigen. Sel memori dihasilkan setelah setelah kontak
pertama kali dengan antigen menetap dalam sirkulasi dan sistem limfatik
dan memberikan pertahanan yang cepat dan lebih kuat beberapa anti-
gen yang sama pada paparan yang kedua. Sel-sel T memori dengan cepat
mengkonversi ke sel plasma dengan cepat dan mensekresi antibodi ketika
dihadapkan pada paparan kedua atau berantai pada antigen spesifik .
Specific immunity yang berhubungan dengan aktivasi sel T dike-
nal dengan cell mediated immunity. Aktifasi suatu T cell melalui antigen
8
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
ditelan dan dipecah oleh antigen presenting cell (APC). Protein antigen
akan diekspresikan pada permukaan APC dalam kombinasi dengan pro-
tein major histocampabiliy complex (MHC) yang dihasilkan oleh APC. Sel T
mengikat APC menggunakan ikatan molekul lymphocyte function antigen
(LFA-1) (mengikat CD54), CD 2 (mengikat CD48), TCR (mengikat MHC), CD
8 (mengikat B7). Produksi Interleukin 2 (IL-2) penting sebagai stimulasi
proses. Setelah aktivasi, T cell akan memperbanyak diri dalam jumlah be-
sar termasuk sel memory. (Blow T, 2005)
3.	 Antigen - Anti Bodi
Antigen (Ag) adalah sebuah zat yang bereaksi dengan produk-produk
dari respons imun spesifik. Sel bakteri, virus ataupun racun yang terdiri
protein akan bertindak sebagai antigen bila masuk ke dalam jaringan tu-
buh sehingga merangsang dibentuknya antibodi. Sedangkan Imunogen
adalah sebuah zat yang menginduksi respons imun spesifik. Epitop anti-
genik atau Determinan adalah bagian dari antigen yang menggabungkan
dengan produk dari respon imun spesifik
Hapten adalah sebuah zat yang non-imunogenik tetapi dapat bereaksi
dengan produk-produk dari respon imun spesifik. Haptens adalah mole-
kul kecil yang tidak pernah bisa menginduksi respon imun bila diberikan
sendiri tetapi dapat ketika digabungkan ke molekul pembawa. Haptens
bebas, namun, dapat bereaksi dengan produk dari respon imun setelah
produk tersebut telah diperoleh. Haptens memiliki sifat antigenisitas tapi
tidak imunogenisitas. Beberapa karbohidrat dan lemak, bila ia sendiri
masuk ke dalam jaringan tubuh, tidak akan bersifat antigen, tetapi bila
berikatan dengan suatu protein akan bersifatantigen dan merangsang
dibentuknya antibodi. Obat-obat tertentu bila diberikan kepada sese-
orang yang sensitif, dapat merupakan hapten karena berikatan dengan
protein tubuh, sehingga merangsang dibntuknya antibodi, menyebabkan
orang tersebut mengalami reaksi alergi terhadap obat tersebut.
3.1 Faktor Yang mempengaruhi imunogenositas
1.	 Immunogen
a.	 Keasingan. Sistem kekebalan tubuh biasanya membedakan antara
9
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
self dan non-self sehingga hanya molekul asing yang imunogenik.
b.	 Ukuran, tidak ada ukuran mutlak atas yang suatu zat akan imuno-
genik. Namun, secara umum, semakin besar molekul yang lebih me-
mungkinkan imunogenik .
c.	 Komposisi Kimia, secara umum, semakin kompleks substansi secara
kimiawi akan lebih imunogenik. Determinan antigenik diciptakan
oleh urutan utama residu dalam polimer dan atau sekunder, struk-
tur tersier atau molekul kuaterner.
d.	 Bentuk fisik, secara umum antigen partikulat lebih imunogenik dari-
pada yang larut dan antigen terdenaturasi lebih imunogenik dari-
pada bentuk asli.
e.	 Degradasi, Antigen yang mudah difagosit umumnya lebih imuno-
genik. Hal ini karena untuk sebagian besar antigen (antigen T-de-
penden, lihat di bawah) pengembangan respon imun mensyaratkan
bahwa antigen akan difagosit, diproses dan dihadirkan kepada sel T
helper oleh antigen presenting cell (APC).
2.	 Sistem Biologik
Faktor genetik. Bebebara bahan yang imunogenik pada satu individu
belum tentu pada yang individu lainnya. Spesies atau individu mungkin
mengaami perubahan gen atau gennya kurang yang mengkode resep-
tor untuk antigen pada sel B dan sel T atau mereka tidak memiliki gen
yang tepat yang diperlukan untuk APC pada antigen ke sel T helper.
Faktor usia. Usia dapat juga mempengaruhi imunigenisitas. Orang
yang sangat muda atau sangat tua memiliki penurunan kemampuan
terhadap jumlah dan respons imun dalam mereson imunogen.
3.	 Metode pemberian
a.	 Dosis. pemberian dosis suatu imunogen mempengaruhi imuno-
genisitas. Ada suatu dosis antigen di atas atau dibawah yang mana
respons imun tidak optimal
b.	 Rute. Umumnya rute subkutan lebih baik dari rute intravena atau
intragastrik. Rute antigen dapat juga merupah respons asal.
10
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
c.	 Adjuvan. substansi yang dapat meningkatkan respon imun terhadap
imunogen disebut adjuvan. Penggunaan adjuvan, bagaimanaapun
sering hampered by undesirable side effects seperti demam dan
inflamasi.
1)	 Struktur dan fungsi imunoglobulin ( antibodi)
Imunoglobulin adalah molekul glikoprotein yang diproduksi
oleh sel plasma dalam menanggapi imunogen dan berfungsi se-
bagai antibodi. Antibodi (Ab) adalah sebuah protein tertentu yang
dihasilkan sebagai respons terhadap suatu imunogen dan yang be-
reaksi dengan antigen Imunoglobulin memperoleh nama nya dari
temuan bahwa mereka bermigrasi dengan protein globular saat
mengandung antibodi serum ditempatkan dalam medan listrik.
Interaksi antigen dengan antibodi bersifat non-covalen dan
pada umumnya sangat spesifik. Antibodi hanya diproduksi oleh
limfosit B dan disebarkan keseluruh tubuh secara eksositosis dalam
bentuk plasma dan cairan sekresi. Pada dasarnya satu unit struktur
antibodi pada mamalia adalah glikoprotein (berat molekul sekitar
150.000 dalton) yang terdiri dari empat rantai polipeptida (gambar
17). Semua antibodi mempunyai bentuk struktur yang sama yaitu
dua rantai ringan /pendek (Variable light/VL) dan dua rantai berat/
panjang (variable heavy/VH). Bentuk tersebut dihubungkan dengan
bentuk kovalen (disulfida) dan erat hubungannya dengan sequens
asam amino yang mempunyai struktur sekunder dan tertier.
Setiap rantai pendek (VL) berat molekulnya sekitar 25.000
dalton, dimana ada dua jenis rantai pendek yaitu lambda (λ) atau
kappa (κ). Pada manusia terdiri dari 60% adalah kappa dan 40%
lambda, sedangkan pada mencit 95% kappa dan 5% lambda. Satu
molekul antibodi hanya mengandung lambda saja atau kappa saja
dan tidak pernah keduanya.
Setiap rantai panjang (VH) mempunyai berat molekul seki-
tar 50.000 dalton, yang terdiri dari daerah variabel (V) dan konstan.
Rantai panjang (VH) dan rantai pendek (VL) terdiri dari sejumlah
homolog yang mengandung kelompok sequence asam amino yang
mirip tetapi tidak identik. Unit-unit homolog tersebut terdiri dari
110 asam amino yang disebut domain imunoglobulin. Rantai pan-
11
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
jang mengandung satu domain variabel (VH) dan tiga dari empat
domain konstan lainnya (CH1, CH2, CH3, CH4, bergantung pada
klas dan isotipe antibodi). Daerah antara CH1 dan CH2 disebut dae-
rah hinge (engsel), yang memudahkan pergerakan / fleksibilitas dari
lengan Fab dari bentuk Y molekul antibodi tersebut. Hal itu me-
nyebabkan lengan tersebut dapat membuka atau menutup untuk
dapat mengikat dua antigen determinan yang terpisahkan oleh ja-
rak diantar kedua lengan tersebut.
Gambar 17. Struktur antibodi
Rantai panjang juga dapat meningkatkan fungsi aktifitas dari
molekul antibodi. Ada 5 klas antibodi yaitu: IgG, IgA, IgM, IgE dan
IgD, yang dibedakan menurut jenis rantai panjangnya masing-mas-
ing yaitu: γ, α, μ, ε dan δ. Klas antibodi IgD, IgE dan IgG terbentuk
dari struktur tunggal, sedangkan IgA mengandung dua atau tiga
unit dan IgM terdiri dari 5 yang dihubungkan dengan sambungan
disulfida.
Tabel 4. Sifat dan bentuk klas antibodi IgA, IgE, IgD dan IgM pada manusia
Antibodi Rantai (CL) Subtipe Rantai panjang (CH)
IgA
IgE
IgD
IgM
Kappa / lambda
Kappa / lambda
Kappa / lambda
Kappa / lambda
Kappa / lambda
IgA1
IgA2
-
-
-
Alfa 1
Alfa 2
ε
δ
μ
12
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
Fungsi Umum Immunoglobulins :
Antibodi merupakan protein larut, disentesis dalam merespon antigen
asing, dan reaksinya dengan patogen memberikan kekebalan spesifik.
Mengikat Antigen . Imunoglobulin mengikat secara khusus untuk
satu atau antigen terkait erat. Setiap imunoglobulin sebenarnya mengi-
kat determinan antigenik tertentu. Antigen mengikat oleh antibodi adalah
fungsi utama dari antibodi dan dapat mengakibatkan perlindungan tuan
rumah. Valensi antibodi mengacu pada jumlah determinan antigenik yakni
molekul antibodi individual yang dapat mengikat. Valensi semua antibodi
setidaknya dua dan dalam beberapa kasus lebihlebih.
Fungsi Efektor Imunoglobulin memediasi berbagai fungsi-fungsi
efektor. Biasanya kemampuan untuk melaksanakan fungsi efektor tertentu
mensyaratkan bahwa antibodi berikatan padan antigen. Tidak setiap imu-
noglobulin akan memediasi semua fungsi efektor. Fungsi efektor tersebut
meliputi :
1. Fiksasi komplemen –hal ini menyebabkan lisis sel dan pelepasan mole-
kul biologis aktif .
2. Mengikat berbagai jenis sel - sel fagositosis, limfosit, trombosit, sel
mast, dan basofil yang memiliki reseptor yang mengikat imunoglobulin.
Pengikatan ini dapat mengaktifkan sel-sel untuk melakukan beberapa
fungsi. Beberapa imunoglobulin juga mengikat reseptor pada trofoblas
plasenta, yang menyebabkan transfer imunoglobulin melalui plasenta.
Akibatnya, antibodi ibu ditransfer memberikan kekebalan pada janin
dan bayi baru lahir.
Immunoglobulin A (IgA), merupakan 15%-20% total imunoglobulin
plasma) antibodi penting untuk proteksi permulaan melawan invasi an-
tigen. Antibodi ini ditemukan pada berbagai sekresi pertahanan, seperti
cairan lakrimal, mukus (pada saluran pencernaan dan pernapasan), saliva
(memproteksi mulut), air susu ibu (melindungi permukaan saluran pencer-
naan bayi), keringat dan cairan empedu.
Immunoglobulin D (IgD) (hanya dalam jumlah sedikit total imunoglob-
ulin plasma) merupakan antibodi yang paling sedikit dimengerti. Ditemu-
kan pada permukaan beberapa sel limfosit B dan mungkin mempunyai
13
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
peran dalam aktivasi sel B.
Immunoglobulin E (IgE) normalnya pada jumlah sedikit dari total imu-
noglobulin plasma, tetapi kadarnya sering meningkat pada individu yang
menderita alergi. IgE memiliki kemampuan yang berbeda, tidak hanya
mengikat antigen tetapi juga mengikat sel mast pada saat yang sama. Sel
mast ditemukan pada beberapajenis jaringan dan mengandung suatu
kimia cocktail yang menginduksi inflamasi ketika dilepaskan, kimia khusus
yang disebut histamin. Histamin, dan kimia lain yang sama, menginduksi
inflamasi karena melalui inflamasi sistem imun bekerja sesuai. Kurangnya
inflamasi akan meletakkan sistem imun pada suatu kekurangan yang se-
rius. Dengan pengikatan pada sel mast IgE dapat berefek pelepasan kimia
inflamasi pada saat ketika antigen juga mengikat IgE. Peningkatan jumlah
IgE mengarah pada ketidaksesuai aktivasi sel mast dan inflamasi, seperti
terlihat pada gangguan alergi ; hay fever, dermatitis kontak dan asthma.
Immunoglobulin G (IgG) (70 -75% total immunoglobulin plasma) meru-
pakan antibodi kedua yang merespon infeksi pada tubuh, tetapi merupakan
antibodi terpenting dalam melawan infeksi. IgG paling banyak ditemukan
daam plasma darah dan jaringan cair, menembus plasenta dan memberi-
kan imunitas pada janin selama dalam kandungan, sampai bayi berumur 9
bulan setelah lahir.
Immunoglobulin M (IgM) (10% total immunoglobulin plasma darah)
merupakan antibodi pertama kali yang merespon suatu infeksi, tetapi men-
jadi suatu molekul besar dalam darah, sehingga tidak mampu melawan
infeksi dalam jaringan cairan, yang selanjutnya menjadi pekerjaan IgG. IgM
merupakan antibodi terbaik yang mengaktifkan komplemen; suatu proses
yang dikenal sebagai fiksasi komplemen.
4.	 Mekanisme pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme
Masuknya suatu kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh
seseorang akan membangkitkan sistem pertahanan tubuh, pergerakan
sel neutrofil untuk memfagositosis kuman tersebut, namun usaha
penghancuran ini tidak selalu berhasil. Pada keadaan kuman yang
patogen dn virulen, sel neutropil yang berumur pendek akan hancur dan
kuman akan segera meninggalkanya. Dalam mekanisme pertahanan tubuh
14
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
alamiah atau bawaan, komponen yang memegang peranan penting adalah
komplemen. Dalam menghadapi invasi suatu mikroorganisme, komplemen
dapat melaksanakan aktivitasnya melalui 3 jalan yaitu :
a.	 Komplemen langsung menyerang bakteri. Komplemen 3 (C3) terikat
pada protein bakteri penginvasi.
b.	 Untuk patogen atau bakteri tertentu yang tidak dapat diserang oleh
komplemen karena dilindungi oleh kapsul atau mantel (S.penumoniae),
maka tubuh akan menghadapinya melalui ; 1) pengikatan polisakarida
kumanolehreseptordariselmakrofaguntukselanjutnyadicernaolehsel
makrofag; 2) Sel makrofag yang bertemu kuman tersebut memproduksi
interleukin 6 yang merangsang hepar untuk memproduksi protein yang
dapat mengikat manose yang menonjok keluar dari permukaan tubuh
kuman melalui kasulnya.
c.	 Antibodi yang dibentuk sebagai akibat suatu infeksi dapat mengikat
kuman penyebab infeksi tersebut. Ikatan ini akan mengaktifkan
komplemen 1a yang selanjutnya dapat mengaktifkan komplemen
lainnya.
5.	 Mekanisme pertahanan tubuh terhadap invasi jasad mikroorganisme
ekstraseluler
Beberapa patogen yang menginfeksi tubuh seseorang, seperti
S,penumoniae, hidup diluar sel, dalam cairan tubuh dekat pembuluh
darah. Dalam menghadapi invasi mikroorganisme seperti ini, tubuh
akan mengerahkan sel limfosit B yang mempunyai antibodi (Ab) pada
permukaannya dan berfungsi sebagai reseptor antigen dari kuman tersebut.
Bila antibodi pada permukaan sel limfosit B tersebut menemukan antigen
dari bakteri dalam sirkulasi darah atau cairan tubuh, maka antigen tersebut
akan diikat oleh antibodi tersebut untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam
vesikel di dalam sel limfosit. Di dalam vesikel, antigen akan diproses atau
dipecah oleh enzim menjadi beberapa fragmen peptida. Suatu molekul
MHC kelas II yang diproduksi oleh retikulum endoplasmik dari sel B tersebut
yang memiliki kantoong/celah yang khusus dicipta untuk mengikat antigen,
namun masih terkunci oleh suatu rantai asam amino khusus sehingga tidak
15
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
aktif. Didalam vesikel ini, rantai pengunci tersebut dilepaskan dan MHC
II tersebut menjadi aktif sehingga dapat mengikat peptida antigen yang
ditemukan dalam vesikel. Kompleks ini selanjutnya akan mengangkut
peptida yang diikatnya ke permukaan sel, sehingga dapat dikenal oleh sel
limfosit T-CD4 helper (Th2) dan diikat oleh reseptornya. Sel TH2 yang telah
aktif ini, akan memproduksi sitokin yang dapat mengaktifkan sel limfosit B,
untuk selanjutnya sel B limfosit ber proliferasi dan berdiferisiensi menjadi
sel plasma yang memproduksi antibodi (Ig) dan sel memori. Antibodi yang
disekresi oleh sel plasma tersebut akan mengikat antigen pada bakteri
ekstraseluler yang selanjutnya akan diikat oleh reseptor sel makrofag atau
sel fagosit untuk dihancurkan dan mengakhiri infeksi (Paul 1993). Ikatan
antign dan antibodi juga engaktifkan kaskade komplemen sehingga
membantu menghancurkan kuman baik secara lisis sel kuman maupun
fagositosis.
Sekarang Anda telah memahami mekanisme pertahanan tubuh kita
mengahadapi benda asing baik yang berasal dari luar tubuh kita mau-
pun yang timbul dari dalam tubuh kita. Untuk lebih memantapkan kembali
pengertian Anda tentang sistem kekebalan tubuh bacalah kembali rangku-
man sesi ini.
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
16
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
Rangkuman
Sistem kekebalan tubuh dibagi menjadi dua type utama yaitu bawaan
atau tidak spesifik (non-specific immunity) dan adaptif atau spesfik (specific
immunity). Sistem kekebalan tubuh bawaan adalah baris pertahanan pertama
kita terhadap invasi organisme agen benda asing yang tidak dikehendaki. Ada
4 katagori non-specific immunity : barrier fisik , barrier kimia, barier seluler dan
diferensiasi spesies. Sel-sel ini meliputi makrofag dan neutrofil yang menelan
organisme asing dan membunuh mereka tanpa memerlukan antibodi.
Sistem kekebalan adaptif (specific immunity) melibatkan beberapa sel
plasma darah dan system limfatik yang disebut limfosit yang secara genetik
dipicu untuk merespon antigen khusus.
Ada dua turunan utama sel T ; sel T helper (Th) dan sel T cytotoxic
( Tc). Sel Th ada dua bentuk utama yaitu TH1 yang menghasilkan cytoki-
ne yang penting untuk membunuh organisme intraseluler dan untuk meng-
gerakkan sel Tc yang secara actual membunuh antigen, dan Th2 yang juga
menghasilkan cytokine yang penting untuk multiplikasi sel B, menghasilkan
sel plasma yang selanjutnya mulai melepaskan antibodi dan memori cell keti-
ka diaktifkan terpapar dengan antigen
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
17
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
Tes Formatif
Berikut ini diberikan soal-soal pilihan ganda. Anda diminta mengerjakan
pada kertas tersendiri. Apabila semua soal tes formatif sudah dikerjakan, Anda
dipersilahkan untuk melihat kunci jawaban dan membandingkannya jawaban
Anda. Apabila jawaban Anda benar 80%, maka Anda diperkenankan melanjut-
kan mempelajari materi pada kegiatan belajar-5.
Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan berikut yang paling benar!
1.	 Berikut ini yang membedakan suatu antigen dari imunogen adalah ...
a.	 Antigen adalah molekul asing
b.	 Antigen menyebabkan produksi antibodi
c.	 Antigen tidak selalu menghasilkan respon imun
d.	 Antigen biasanya protein atau polisakarida
e.	 Antigen mampu berikatan dengan reseptor imunologik
2.	 Fraksi serum Gamma globulin terutama mengandung ..
a.	 IgA
b.	 IgD
c.	 IgE
d.	 IgG
e.	 IgM
3.	 Pada imunoglobulin, ikatan antigen terletak pada ...
a.	 Rantai pendek
b.	 Rantai panjang
c.	 Regio Fab
18
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
d.	 Regio Fc
e.	 Regio engsel
4.	 Berikut ini yang tidak termasuk Sel primer imunitas nonspesifik adalah ...
a.	 Myosite
b.	 Barier sel epitel
c.	 Neutrofil
d.	 Natural killer sel
e.	 makrofag
5.	 Barier kimia pada kekebalan alamiah yang merupakan pertahanan pertama
adalah ...
a.	 kelenjar keringa.
b.	 mukus
c.	 antibodi
d.	 histamin
e.	 HCl
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
19
Pendahuluan	 Uraian Materi	 Rangkuman	 Tes Formatif	 Tugas Mandiri
Berikut ini diberikan soal-soal tugas mandiri. Anda diminta mengerja-
kan pada lembar kertas tersendiri. Apabila semua soal tugas mandiri sudah
selesai dikerjakan, Anda dipersilahkan untuk melihat kunci jawaban dan mem-
bandingkan jawaban Anda dengan jawaban yang ada di kunci jawaban.
Periksalah hasil pekerjaan Anda, selanjutnya hitunglah jawaban Anda yang be-
nar. Apabila Anda jawaban Anda 80% benar, maka Anda dirkenankan untuk
melanjutkan mempelajari materi pebelajaran pada kegiatan belajar -5.
Jawablah soal tugas di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1.	 Sebutkan komponen sistem pertahanan atau kekebalan tubuh alamiah !
2.	 Jelaskan jenis dan fungsi sel T limfosit !
3.	 Sebutkan klas anti bodi dan fungsinya !
4.	 Jelaskan apa yang disebut dengan antigen, imunogen dan hapten.
Tugas Mandiri

More Related Content

What's hot

Makalah sistem imunologi jadi
Makalah sistem imunologi jadiMakalah sistem imunologi jadi
Makalah sistem imunologi jadiWarnet Raha
 
Sistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-SpesifikSistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-Spesifikmey9
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMJM Networks
 
sistem imunitas (kekebalan tubuh)
sistem imunitas (kekebalan tubuh)sistem imunitas (kekebalan tubuh)
sistem imunitas (kekebalan tubuh)Shelfi Steiv
 
Sistem pertahanan tubuh
Sistem pertahanan tubuhSistem pertahanan tubuh
Sistem pertahanan tubuhLilik Sholeha
 
Imunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksiImunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksiLutfi Imansari
 
Sistem Pertahanan Tubuh (Imunitas)
Sistem Pertahanan Tubuh (Imunitas)Sistem Pertahanan Tubuh (Imunitas)
Sistem Pertahanan Tubuh (Imunitas)Ronald Siregar
 

What's hot (16)

Resume imunologi
Resume imunologiResume imunologi
Resume imunologi
 
Asuhan keperawatan pada sistem imunitas
Asuhan keperawatan pada sistem imunitasAsuhan keperawatan pada sistem imunitas
Asuhan keperawatan pada sistem imunitas
 
Makalah imunologi (2)
Makalah imunologi (2)Makalah imunologi (2)
Makalah imunologi (2)
 
Makalah sistem imunologi jadi
Makalah sistem imunologi jadiMakalah sistem imunologi jadi
Makalah sistem imunologi jadi
 
Biologi bab 11,
Biologi bab 11,Biologi bab 11,
Biologi bab 11,
 
Sistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-SpesifikSistem Imun Non-Spesifik
Sistem Imun Non-Spesifik
 
Materi biologi x ppt bab 11 fix
Materi biologi x ppt bab 11 fixMateri biologi x ppt bab 11 fix
Materi biologi x ppt bab 11 fix
 
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetikaMakalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
Makalah biologi tentang sistem imun dan rekayasa genetika
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
sistem imunitas (kekebalan tubuh)
sistem imunitas (kekebalan tubuh)sistem imunitas (kekebalan tubuh)
sistem imunitas (kekebalan tubuh)
 
Sistem pertahanan tubuh
Sistem pertahanan tubuhSistem pertahanan tubuh
Sistem pertahanan tubuh
 
Makalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkapMakalah imunoglobin lengkap
Makalah imunoglobin lengkap
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
 
Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
Sistem Kekebalan Tubuh ManusiaSistem Kekebalan Tubuh Manusia
Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
 
Imunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksiImunologi terhadap infeksi
Imunologi terhadap infeksi
 
Sistem Pertahanan Tubuh (Imunitas)
Sistem Pertahanan Tubuh (Imunitas)Sistem Pertahanan Tubuh (Imunitas)
Sistem Pertahanan Tubuh (Imunitas)
 

Similar to Imunologi

Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian InfeksiPncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian Infeksipjj_kemenkes
 
396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc
396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc
396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-docNiaPradini
 
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptxBab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptxGerlhyReynaldoWaworu
 
Bab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuhBab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuhSMAN 2 Indramayu
 
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptxBab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptxavita12
 
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptxPPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptxAgusMahendra13
 
ppt sistem imun copy.pptx
ppt sistem imun copy.pptxppt sistem imun copy.pptx
ppt sistem imun copy.pptxniki604469
 
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.pptssuser297c991
 

Similar to Imunologi (20)

Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian InfeksiPncegahan dan Pengendalian Infeksi
Pncegahan dan Pengendalian Infeksi
 
Kb 5
Kb 5Kb 5
Kb 5
 
Makalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulinMakalah macam macam imunoglobulin
Makalah macam macam imunoglobulin
 
Imunologi kel 16.pptx
Imunologi kel 16.pptxImunologi kel 16.pptx
Imunologi kel 16.pptx
 
ISTEM IMUN.pptx
ISTEM IMUN.pptxISTEM IMUN.pptx
ISTEM IMUN.pptx
 
396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc
396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc
396894246 makalah-respon-imun-terhadap-patogen-ekstraseluler-doc
 
Pertahanan tubuh
Pertahanan tubuhPertahanan tubuh
Pertahanan tubuh
 
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptxBab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
Bab_10_Sistem_Pertahanan_Tubuh.pptx
 
Bab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuhBab 10 sistem pertahanan tubuh
Bab 10 sistem pertahanan tubuh
 
Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2Makalah imunoglobin 2
Makalah imunoglobin 2
 
imogen.pdf
imogen.pdfimogen.pdf
imogen.pdf
 
Makalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andrianiMakalah imunoglobin fitri andriani
Makalah imunoglobin fitri andriani
 
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptxBab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
Bab 10 Sistem Pertahanan Tubuh.pptx
 
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptxPPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
PPT Sistem Immun Innate dan Adaptive.pptx
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7
 
Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7Makalah imunoglobin 7
Makalah imunoglobin 7
 
ppt sistem imun copy.pptx
ppt sistem imun copy.pptxppt sistem imun copy.pptx
ppt sistem imun copy.pptx
 
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
3 BAB III. GAMBARAN UMUM SISTEM IMUN.ppt
 
Tugas bu dian
Tugas bu dianTugas bu dian
Tugas bu dian
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYNovitaDewi98
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 

Imunologi

  • 1.
  • 2. MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI MODUL I “MIKROBIOLOGI” PENULIS Dr. Padoli, SKp,M.Kes PENDIDIKAN JARAK JAUH PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN PUSDIKLATNAKES, BADAN PPSDM KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2013
  • 3. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 1 IV Setelah menyelesaikan uraian materi kegiatan belajar -4, Anda diharapkan mampu menjelaskan jenis imunitas dan mekan- isme imunitas terhadap mikroorganisme. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus Setelah mempelajari uraian materi pembelajaran yang diuraikan pada Kegiatan Belajar -4, Anda diharap- kan mampu : 1. Menjelaskan pengertian imu- nologi 2. Menjelaskan jenis imunitas 3. Mendeskripsikan antigen dan antibodi 4. Menjelaskan mekanisme perta- hanan tubuh terhadap mikroor- ganisme A. Pokok-pokok materi pembelaja- ran 1. Pengertian imunologi 2. Jenis imunitas 3. Antigen dan antibodi 4. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme Imunologi Dasar
  • 4. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri 1. Pengertian imunologi Tubuh kita harus mempertahankan diri melawan potensial bahaya baik yang datang dari lingkungan luar sekeliling kita maupun dari lingkun- gan dalam kita. Materi sebelumnya membahas tentang agen luar tubuh yang dapat menginvasi serta mengganggu serta menyebabkan penyakit infeksi pada tubuh kita. Penginvasi ini meliputi virus, bakteri, protozoa atau parasit yang lebih besar. Selain itu, kerusakan sel akibat agen luar dapat pula menyebabkan kerusakan DNA, dan sel menjadi ganas (malignan), dan tubuh harus melawan sel sendiri yang tidak normal. Strategi pertahanan pada tubuh dikenal sebagai kekebalan atau imunitas (immunity). Apakah imunologi itu? Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perlindungan kita dari makromolekul asing atau organisme pe- nyerang dan respons kita terhadapnya. Selain itu, kita mengembangkan respon kekebalan terhadap protein kita sendiri (dan molekul lainnya) pada autoimunitas dan melawan sel-sel kita sendiri yang menyimpang pada imunitas tumor. 2. Jenis Kekebalan Tubuh Sistem kekebalan tubuh kita terdiri dari dua subdivisi utama, yaitu: a. Sistem pertahanan tubuh alamiah atau nonspesifik (innat immunity system). Sistem kekebalan tubuh alamiah ini dibawa sejak lahir merupa- kan garis pertahanan pertama kita terhadap invasi mikroorganisme dan mempunyai kemampuan untuk segera mengenal mikroorgan- isme tertentu dan menghancurkannya. Selain itu, sistem kekebalan tubuh bawaan juga memiliki fitur anatomis yang berfungsi sebagai penghalang terhadap infeksi. b. Sistem pertahanan tubuh yang adaptif/didapat (adaptive immune system). Uraian Materi
  • 5. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri Sistem kekebalan adaptif bertindak sebagai garis pertahanan kedua dan juga memberi perlindungan terhadap paparan kembali patogen yang sama. Pada sistem pertahanan tbuh ini antibodi me- megang peranan utama. Setiap subdivisi utama dari sistem kekebalan tubuh memiliki komponen seluler maupun humoral di mana mereka melaksana- kan fungsi pelindung mereka. Meskipun kedua lengan dari sistem kekebalan tubuh memiliki fungsi yang berbeda, ada interaksi antara sistem ini (yaitu, komponen bawaan pengaruh sistem kekebalan sis- tem imun adaptif dan sebaliknya). 1. Kekebalan tubuh alamiah (Innate Non-Specific) Immunity) Sistem pertahanan tubuh alamiah ini melawan masuknya agen yang tidak dikehendai Semua agen. Ada 4 katagori imununitas bawaan (non- spesifik) : barier fisik/anatomis, barier kimia, barier seluler dan diferensiasi spesifik. 1. Barier anatomi terhadap infeksi a. Barier fisik/mekanik Struktur epitel permukaan kulit dan lapisan epitel internal kita, membentuk barier fisik yang sangat kedap terhadap agen yang infeksius. Dengan demikian, kulit bertindak sebagai garis pertama pertahanan kita terhadap invasi organisme. Deskuamasi epitel kulit juga membantu menghilangkan bakteri dan agen infeksi lainnya yang menempel pada permukaan epitel. Gerakan silia atau peristaltik membantu untuk menjaga saluran udara dan saluran pencernaan bebas dari mikroorganisme. Aksi pembilasan air mata dan air liur membantu mencegah infeksi pada mata dan mulut. Efek perangkap lendir yang melapisi saluran pernapasan dan pencernaan membantu melindungi paru-paru dan sistem pencernaan dari infeksi. Menyertai dengan permukaan pelindung adalah agen kimia dan biologik. Flora normal kulit dan dalam saluran pencernaan dapat mencegah kolonisasi bakteri patogen dengan mengeluarkan zat beracun atau dengan bersaing dengan bakteri patogen untuk nutrisi atau pencapaian ke permukaan sel
  • 6. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri b. Barrier kimia Barier atau hambatan kimia meliputi; Asam lemak dalam keringat menghambat pertumbuhan bakteri. Lisozim dan fosfolipase ditemukan pada air mata, air liur dan sekresi hidung dapat merusak dinding sel bakteri dan mengacaukan membran bakteri. PH rendah dari keringat dan sekresi lambung mencegah pertumbuhan bakteri. Defensin (protein berat molekul rendah) ditemukan di paru-paru dan saluran pencernaan memiliki aktivitas antimikroba. Surfaktan dalam paru-paru bertindak sebagai opsonins (zat yang meningkatkan fagositosis partikel oleh sel fagosit). c. Barrier seluler terhadap infeksi Sel-sel ini yang merusak dan menelan beberapa benda asing yang tidak dikehendaki yang masuk ke dalam tubuh. Sel – sel fagosit masuk dalam katagori ini. Bagian dari respon inflamasi adalah perekrutan eosinophiles PMN dan makrofag ke area infeksi. Sel-sel ini merupakan garis pertahanan utama dalam sistem kekebalan tubuh non-spesifik. a. Neurtofil - sel polimorfonuklear (PMN,) direkrut ke daerah infeksi di manamerekamemfagositorganismepenyerangdanmembunuhnya secara intraseluler. Selain itu, PMN berkontribusi terhadap kerusakan jaringan kolateral yang terjadi selama peradangan. b. Makrofag -makrofag jaringan dan monosit yang baru direkrut berdiferensiasi menjadi makrofag, berfungsi memfagositosis dan membunuh mikroorganisme secara intraseluler. Selain itu, makrofag mampu membunuh sel ekstraseluler terinfeksi atau sel self target yang telah berubaberubah. Selanjutnya, makrofag berkontribusi terhadap perbaikan jaringan dan bertindak sebagai antigen- presenting cell (APC), yang dibutuhkan untuk induksi respons imun spesifik c. Naturalkiller(NK)andlymphokineactivatedkiller(LAK)cells–NKand LAK cells dapat membunuh sel yang terinfeksi virus nonspesifik dan sel tumor. Sel-sel ini bukan merupakan bagian dari respon inflamasi tetapi mereka penting dalam imunitas nonspesifik terhadap infeksi
  • 7. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri virus dan pengawasan tumor. d. Eosinofil – Eosinofil memiliki protein bergranular yang efektif membunuh parasit tertentu. 2. Barier Humoral terhadap infeksi Barier anatomi sangat efektif dalam mencegah kolonisasi jaringan oleh mikroorganisme. Namun, ketika ada kerusakan jaringan barier anatomi rusak dan infeksi dapat terjadi. Setelah agen infeksi menembus jaringan, mekanisme pertahanan bawaan lain ikut bermain, yaitu peradangan akut. Faktor humoral memainkan peran penting dalam peradangan, yang ditAndai dengan edema dan rekrutmen sel fagosit. Faktor-faktor humoral ditemukan dalam serum atau mereka terbentuk di lokasi infeksi meliputi : a. Sistem komplemen– sistem kompelemen merupakan mekanisme pertahanan humoral nonspesifik. Sekali komplemen diaktifasi dapat meningkatkan permeabilitas kapiler, merekrut sel fagosit , melisis dan opsonisasi bakter. b. Sistem Koagulasi- system – siatem kagulasi diaktifkan tergantung padaberatnyainjuri.Beberapaproduksistemkoagulasiberkontribusi terhadap pertahanan nonspesifik karena kemampuannya meningkatkan permiabilitas kailer dan bertindak sebagai agen kemotaksis fagosis sel dan antimokrobial. c. Lactoferrin dan transferrin – dengan mengikat besi, suatu nutrient esensial bateri, protein ini menghambat pertumbuhan bakteri d. Interferons – Interferon merupakan protein yang mampu membatasi replikasi virus dalam sel. e. Lisosim – Lisosim memecah dinding sel bakteri f. Interleukin-1 – Il-1 menginduksi demam dan mengasilkan protein fase akut, beberapa merupakan antimikrobia karena mampu mengopsonisasi bakteri. 2. Sistem pertahanan tubuh yang adaptif/Spesifik
  • 8. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri Sistem pertahanan spessifik ( specific immunity) melibatkan bebera- pa sel plasma darah dan system limfatic yang disebut limfosit (satu jenis leukosit atau sel darah puti) yang secara genetic dipicu untuk merespon antigen khusus. Satu limfosit, misalnya, mungkin dipicu pada respons ter- hadap virus flu, tetapi tidak akan merespon yang lain. Suatu jenis limfosit belajar kekhususan ini di dalam kelenjar thymus (sehingga sel ini disebut sel T). Selama anak-anak, sel T-limfosit yang belum matang yang diprod- uksi di sumsum tulang, bermigrasi ke kelenjar thimus. Disini sel limfosit mengambil spesialis, belajar merespon hanya satu partikel antigen. Mere- ka kemudian meningkatkan kemampuannya dalam darah, jaringan atau nodus limfe, menunggu kontak dengan antigen khusus. Ketika mereka menemui antigen, mereka akan bereaksi pada keadaan ini yang didesain untuk merusak antigen itu. Ada dua jenis T limfosit yaitu B-cell dan T-cell. Secara makroskopik mereka sama, dan dibentuk dari asal yang sama yaitu bone marrow, tetapi ketika ketika diaktifkan oleh antigen spesifik sel T dan B berperilaku den- gan cara yang sangat berbeda. Sel B dan sel T keduanya dibentuk di dalam sumsum tulang, tetapi mulai disana sampai mereka matang penuh, sel T bermigrasi ke thimus. (Blow T, 2005) a. Sel B dan Antibodi Sel limfosit B diaktifkan dengan kontak dengan antigen yang mana mereka mempunyai kekhususan. Biasanya satu sel B diaktifkan dengan cara ini, dan akan didapatkan pembelahan sel sampai ribuan, semua aktif melawan satu antigen spesifik yang sama. Aktivasi pada sel lim- fosit B mengakibatkan sel B dikonversi menjadi sel-sel plasma, yang selanjutnya memulai melepaskan protein yang disebut antibodi. Anti- bodi-antibodi ini membawa spesifikasi yang sama seperti sel B induk dan diaktifkan sel plasma. Jenis reaksi imun ini disebut humoral immu- nity. Dengan mengikat antigen, antibodi memberikan fungsi luas yang berharga, yang penting dalam melawan antigen. Antibodi melakukan beberapa fungsi melawan antigen berikut : • Mereka yang mengirim beberapa antigen berbahaya, khususnya vi- rus dan beberapa protozoa. • Menetralisir beberapa toksin, contohnya, toksin tetanus yang
  • 9. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri dilepaskan oleh bakteri clostridium. • Mencegah adesi beberapa organisme, dan selanjutnya mencegah invasi jaringan • Mampu mengimobilisasi antigen tertentu, khususnya bakteri yang meggunakan flagela untuk bergerak • Mengaktifkkan sistem komplemen • Membentuk kompleks dengan antigen, dan komplek ini menjadi target untuk fagositosis. b. Sel T Ada dua turunan utama sel T yang dikembangkan dalam kelenjar thy- mus; sel T helper (Th)dan sel T cytotoxic (Tc) . Sel Th (T helper cell) ada dua bentuk utama yaitu Th1 yang menghasilkan sitokin (cytokine) yang penting untuk membunuh organisme intraseluler dan untuk menggerakkan sel Tc cell, dan Th2 yang juga menghasilkan sitokin yang penting untuk multipli- kasi sel B . (Blow T, 2005) Sel T sitotoksik (Tc) adalah sel yang secara aktual membunuh antigen, dengan mengembangkan kontak khusus dengan antigen yang diikuti den- gan perusakan mematikan membrane antigen. sel T menghasilkan pro- tein yang disebut perforin yang disimpan pada granule dalam sitoplas- ma. Sekali kontak dengan antige, proforin yang dilepaskan dari granular, perforin tergabung pada membran antigen, membentuk lubang, merusak membran dan kematian antigen. Sel B dan sel T limfosit menghasilkan sel memori ketika diaktifkan terpapar dengan antigen. Sel memori dihasilkan setelah setelah kontak pertama kali dengan antigen menetap dalam sirkulasi dan sistem limfatik dan memberikan pertahanan yang cepat dan lebih kuat beberapa anti- gen yang sama pada paparan yang kedua. Sel-sel T memori dengan cepat mengkonversi ke sel plasma dengan cepat dan mensekresi antibodi ketika dihadapkan pada paparan kedua atau berantai pada antigen spesifik . Specific immunity yang berhubungan dengan aktivasi sel T dike- nal dengan cell mediated immunity. Aktifasi suatu T cell melalui antigen
  • 10. 8 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri ditelan dan dipecah oleh antigen presenting cell (APC). Protein antigen akan diekspresikan pada permukaan APC dalam kombinasi dengan pro- tein major histocampabiliy complex (MHC) yang dihasilkan oleh APC. Sel T mengikat APC menggunakan ikatan molekul lymphocyte function antigen (LFA-1) (mengikat CD54), CD 2 (mengikat CD48), TCR (mengikat MHC), CD 8 (mengikat B7). Produksi Interleukin 2 (IL-2) penting sebagai stimulasi proses. Setelah aktivasi, T cell akan memperbanyak diri dalam jumlah be- sar termasuk sel memory. (Blow T, 2005) 3. Antigen - Anti Bodi Antigen (Ag) adalah sebuah zat yang bereaksi dengan produk-produk dari respons imun spesifik. Sel bakteri, virus ataupun racun yang terdiri protein akan bertindak sebagai antigen bila masuk ke dalam jaringan tu- buh sehingga merangsang dibentuknya antibodi. Sedangkan Imunogen adalah sebuah zat yang menginduksi respons imun spesifik. Epitop anti- genik atau Determinan adalah bagian dari antigen yang menggabungkan dengan produk dari respon imun spesifik Hapten adalah sebuah zat yang non-imunogenik tetapi dapat bereaksi dengan produk-produk dari respon imun spesifik. Haptens adalah mole- kul kecil yang tidak pernah bisa menginduksi respon imun bila diberikan sendiri tetapi dapat ketika digabungkan ke molekul pembawa. Haptens bebas, namun, dapat bereaksi dengan produk dari respon imun setelah produk tersebut telah diperoleh. Haptens memiliki sifat antigenisitas tapi tidak imunogenisitas. Beberapa karbohidrat dan lemak, bila ia sendiri masuk ke dalam jaringan tubuh, tidak akan bersifat antigen, tetapi bila berikatan dengan suatu protein akan bersifatantigen dan merangsang dibentuknya antibodi. Obat-obat tertentu bila diberikan kepada sese- orang yang sensitif, dapat merupakan hapten karena berikatan dengan protein tubuh, sehingga merangsang dibntuknya antibodi, menyebabkan orang tersebut mengalami reaksi alergi terhadap obat tersebut. 3.1 Faktor Yang mempengaruhi imunogenositas 1. Immunogen a. Keasingan. Sistem kekebalan tubuh biasanya membedakan antara
  • 11. 9 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri self dan non-self sehingga hanya molekul asing yang imunogenik. b. Ukuran, tidak ada ukuran mutlak atas yang suatu zat akan imuno- genik. Namun, secara umum, semakin besar molekul yang lebih me- mungkinkan imunogenik . c. Komposisi Kimia, secara umum, semakin kompleks substansi secara kimiawi akan lebih imunogenik. Determinan antigenik diciptakan oleh urutan utama residu dalam polimer dan atau sekunder, struk- tur tersier atau molekul kuaterner. d. Bentuk fisik, secara umum antigen partikulat lebih imunogenik dari- pada yang larut dan antigen terdenaturasi lebih imunogenik dari- pada bentuk asli. e. Degradasi, Antigen yang mudah difagosit umumnya lebih imuno- genik. Hal ini karena untuk sebagian besar antigen (antigen T-de- penden, lihat di bawah) pengembangan respon imun mensyaratkan bahwa antigen akan difagosit, diproses dan dihadirkan kepada sel T helper oleh antigen presenting cell (APC). 2. Sistem Biologik Faktor genetik. Bebebara bahan yang imunogenik pada satu individu belum tentu pada yang individu lainnya. Spesies atau individu mungkin mengaami perubahan gen atau gennya kurang yang mengkode resep- tor untuk antigen pada sel B dan sel T atau mereka tidak memiliki gen yang tepat yang diperlukan untuk APC pada antigen ke sel T helper. Faktor usia. Usia dapat juga mempengaruhi imunigenisitas. Orang yang sangat muda atau sangat tua memiliki penurunan kemampuan terhadap jumlah dan respons imun dalam mereson imunogen. 3. Metode pemberian a. Dosis. pemberian dosis suatu imunogen mempengaruhi imuno- genisitas. Ada suatu dosis antigen di atas atau dibawah yang mana respons imun tidak optimal b. Rute. Umumnya rute subkutan lebih baik dari rute intravena atau intragastrik. Rute antigen dapat juga merupah respons asal.
  • 12. 10 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri c. Adjuvan. substansi yang dapat meningkatkan respon imun terhadap imunogen disebut adjuvan. Penggunaan adjuvan, bagaimanaapun sering hampered by undesirable side effects seperti demam dan inflamasi. 1) Struktur dan fungsi imunoglobulin ( antibodi) Imunoglobulin adalah molekul glikoprotein yang diproduksi oleh sel plasma dalam menanggapi imunogen dan berfungsi se- bagai antibodi. Antibodi (Ab) adalah sebuah protein tertentu yang dihasilkan sebagai respons terhadap suatu imunogen dan yang be- reaksi dengan antigen Imunoglobulin memperoleh nama nya dari temuan bahwa mereka bermigrasi dengan protein globular saat mengandung antibodi serum ditempatkan dalam medan listrik. Interaksi antigen dengan antibodi bersifat non-covalen dan pada umumnya sangat spesifik. Antibodi hanya diproduksi oleh limfosit B dan disebarkan keseluruh tubuh secara eksositosis dalam bentuk plasma dan cairan sekresi. Pada dasarnya satu unit struktur antibodi pada mamalia adalah glikoprotein (berat molekul sekitar 150.000 dalton) yang terdiri dari empat rantai polipeptida (gambar 17). Semua antibodi mempunyai bentuk struktur yang sama yaitu dua rantai ringan /pendek (Variable light/VL) dan dua rantai berat/ panjang (variable heavy/VH). Bentuk tersebut dihubungkan dengan bentuk kovalen (disulfida) dan erat hubungannya dengan sequens asam amino yang mempunyai struktur sekunder dan tertier. Setiap rantai pendek (VL) berat molekulnya sekitar 25.000 dalton, dimana ada dua jenis rantai pendek yaitu lambda (λ) atau kappa (κ). Pada manusia terdiri dari 60% adalah kappa dan 40% lambda, sedangkan pada mencit 95% kappa dan 5% lambda. Satu molekul antibodi hanya mengandung lambda saja atau kappa saja dan tidak pernah keduanya. Setiap rantai panjang (VH) mempunyai berat molekul seki- tar 50.000 dalton, yang terdiri dari daerah variabel (V) dan konstan. Rantai panjang (VH) dan rantai pendek (VL) terdiri dari sejumlah homolog yang mengandung kelompok sequence asam amino yang mirip tetapi tidak identik. Unit-unit homolog tersebut terdiri dari 110 asam amino yang disebut domain imunoglobulin. Rantai pan-
  • 13. 11 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri jang mengandung satu domain variabel (VH) dan tiga dari empat domain konstan lainnya (CH1, CH2, CH3, CH4, bergantung pada klas dan isotipe antibodi). Daerah antara CH1 dan CH2 disebut dae- rah hinge (engsel), yang memudahkan pergerakan / fleksibilitas dari lengan Fab dari bentuk Y molekul antibodi tersebut. Hal itu me- nyebabkan lengan tersebut dapat membuka atau menutup untuk dapat mengikat dua antigen determinan yang terpisahkan oleh ja- rak diantar kedua lengan tersebut. Gambar 17. Struktur antibodi Rantai panjang juga dapat meningkatkan fungsi aktifitas dari molekul antibodi. Ada 5 klas antibodi yaitu: IgG, IgA, IgM, IgE dan IgD, yang dibedakan menurut jenis rantai panjangnya masing-mas- ing yaitu: γ, α, μ, ε dan δ. Klas antibodi IgD, IgE dan IgG terbentuk dari struktur tunggal, sedangkan IgA mengandung dua atau tiga unit dan IgM terdiri dari 5 yang dihubungkan dengan sambungan disulfida. Tabel 4. Sifat dan bentuk klas antibodi IgA, IgE, IgD dan IgM pada manusia Antibodi Rantai (CL) Subtipe Rantai panjang (CH) IgA IgE IgD IgM Kappa / lambda Kappa / lambda Kappa / lambda Kappa / lambda Kappa / lambda IgA1 IgA2 - - - Alfa 1 Alfa 2 ε δ μ
  • 14. 12 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri Fungsi Umum Immunoglobulins : Antibodi merupakan protein larut, disentesis dalam merespon antigen asing, dan reaksinya dengan patogen memberikan kekebalan spesifik. Mengikat Antigen . Imunoglobulin mengikat secara khusus untuk satu atau antigen terkait erat. Setiap imunoglobulin sebenarnya mengi- kat determinan antigenik tertentu. Antigen mengikat oleh antibodi adalah fungsi utama dari antibodi dan dapat mengakibatkan perlindungan tuan rumah. Valensi antibodi mengacu pada jumlah determinan antigenik yakni molekul antibodi individual yang dapat mengikat. Valensi semua antibodi setidaknya dua dan dalam beberapa kasus lebihlebih. Fungsi Efektor Imunoglobulin memediasi berbagai fungsi-fungsi efektor. Biasanya kemampuan untuk melaksanakan fungsi efektor tertentu mensyaratkan bahwa antibodi berikatan padan antigen. Tidak setiap imu- noglobulin akan memediasi semua fungsi efektor. Fungsi efektor tersebut meliputi : 1. Fiksasi komplemen –hal ini menyebabkan lisis sel dan pelepasan mole- kul biologis aktif . 2. Mengikat berbagai jenis sel - sel fagositosis, limfosit, trombosit, sel mast, dan basofil yang memiliki reseptor yang mengikat imunoglobulin. Pengikatan ini dapat mengaktifkan sel-sel untuk melakukan beberapa fungsi. Beberapa imunoglobulin juga mengikat reseptor pada trofoblas plasenta, yang menyebabkan transfer imunoglobulin melalui plasenta. Akibatnya, antibodi ibu ditransfer memberikan kekebalan pada janin dan bayi baru lahir. Immunoglobulin A (IgA), merupakan 15%-20% total imunoglobulin plasma) antibodi penting untuk proteksi permulaan melawan invasi an- tigen. Antibodi ini ditemukan pada berbagai sekresi pertahanan, seperti cairan lakrimal, mukus (pada saluran pencernaan dan pernapasan), saliva (memproteksi mulut), air susu ibu (melindungi permukaan saluran pencer- naan bayi), keringat dan cairan empedu. Immunoglobulin D (IgD) (hanya dalam jumlah sedikit total imunoglob- ulin plasma) merupakan antibodi yang paling sedikit dimengerti. Ditemu- kan pada permukaan beberapa sel limfosit B dan mungkin mempunyai
  • 15. 13 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri peran dalam aktivasi sel B. Immunoglobulin E (IgE) normalnya pada jumlah sedikit dari total imu- noglobulin plasma, tetapi kadarnya sering meningkat pada individu yang menderita alergi. IgE memiliki kemampuan yang berbeda, tidak hanya mengikat antigen tetapi juga mengikat sel mast pada saat yang sama. Sel mast ditemukan pada beberapajenis jaringan dan mengandung suatu kimia cocktail yang menginduksi inflamasi ketika dilepaskan, kimia khusus yang disebut histamin. Histamin, dan kimia lain yang sama, menginduksi inflamasi karena melalui inflamasi sistem imun bekerja sesuai. Kurangnya inflamasi akan meletakkan sistem imun pada suatu kekurangan yang se- rius. Dengan pengikatan pada sel mast IgE dapat berefek pelepasan kimia inflamasi pada saat ketika antigen juga mengikat IgE. Peningkatan jumlah IgE mengarah pada ketidaksesuai aktivasi sel mast dan inflamasi, seperti terlihat pada gangguan alergi ; hay fever, dermatitis kontak dan asthma. Immunoglobulin G (IgG) (70 -75% total immunoglobulin plasma) meru- pakan antibodi kedua yang merespon infeksi pada tubuh, tetapi merupakan antibodi terpenting dalam melawan infeksi. IgG paling banyak ditemukan daam plasma darah dan jaringan cair, menembus plasenta dan memberi- kan imunitas pada janin selama dalam kandungan, sampai bayi berumur 9 bulan setelah lahir. Immunoglobulin M (IgM) (10% total immunoglobulin plasma darah) merupakan antibodi pertama kali yang merespon suatu infeksi, tetapi men- jadi suatu molekul besar dalam darah, sehingga tidak mampu melawan infeksi dalam jaringan cairan, yang selanjutnya menjadi pekerjaan IgG. IgM merupakan antibodi terbaik yang mengaktifkan komplemen; suatu proses yang dikenal sebagai fiksasi komplemen. 4. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme Masuknya suatu kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh seseorang akan membangkitkan sistem pertahanan tubuh, pergerakan sel neutrofil untuk memfagositosis kuman tersebut, namun usaha penghancuran ini tidak selalu berhasil. Pada keadaan kuman yang patogen dn virulen, sel neutropil yang berumur pendek akan hancur dan kuman akan segera meninggalkanya. Dalam mekanisme pertahanan tubuh
  • 16. 14 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri alamiah atau bawaan, komponen yang memegang peranan penting adalah komplemen. Dalam menghadapi invasi suatu mikroorganisme, komplemen dapat melaksanakan aktivitasnya melalui 3 jalan yaitu : a. Komplemen langsung menyerang bakteri. Komplemen 3 (C3) terikat pada protein bakteri penginvasi. b. Untuk patogen atau bakteri tertentu yang tidak dapat diserang oleh komplemen karena dilindungi oleh kapsul atau mantel (S.penumoniae), maka tubuh akan menghadapinya melalui ; 1) pengikatan polisakarida kumanolehreseptordariselmakrofaguntukselanjutnyadicernaolehsel makrofag; 2) Sel makrofag yang bertemu kuman tersebut memproduksi interleukin 6 yang merangsang hepar untuk memproduksi protein yang dapat mengikat manose yang menonjok keluar dari permukaan tubuh kuman melalui kasulnya. c. Antibodi yang dibentuk sebagai akibat suatu infeksi dapat mengikat kuman penyebab infeksi tersebut. Ikatan ini akan mengaktifkan komplemen 1a yang selanjutnya dapat mengaktifkan komplemen lainnya. 5. Mekanisme pertahanan tubuh terhadap invasi jasad mikroorganisme ekstraseluler Beberapa patogen yang menginfeksi tubuh seseorang, seperti S,penumoniae, hidup diluar sel, dalam cairan tubuh dekat pembuluh darah. Dalam menghadapi invasi mikroorganisme seperti ini, tubuh akan mengerahkan sel limfosit B yang mempunyai antibodi (Ab) pada permukaannya dan berfungsi sebagai reseptor antigen dari kuman tersebut. Bila antibodi pada permukaan sel limfosit B tersebut menemukan antigen dari bakteri dalam sirkulasi darah atau cairan tubuh, maka antigen tersebut akan diikat oleh antibodi tersebut untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam vesikel di dalam sel limfosit. Di dalam vesikel, antigen akan diproses atau dipecah oleh enzim menjadi beberapa fragmen peptida. Suatu molekul MHC kelas II yang diproduksi oleh retikulum endoplasmik dari sel B tersebut yang memiliki kantoong/celah yang khusus dicipta untuk mengikat antigen, namun masih terkunci oleh suatu rantai asam amino khusus sehingga tidak
  • 17. 15 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri aktif. Didalam vesikel ini, rantai pengunci tersebut dilepaskan dan MHC II tersebut menjadi aktif sehingga dapat mengikat peptida antigen yang ditemukan dalam vesikel. Kompleks ini selanjutnya akan mengangkut peptida yang diikatnya ke permukaan sel, sehingga dapat dikenal oleh sel limfosit T-CD4 helper (Th2) dan diikat oleh reseptornya. Sel TH2 yang telah aktif ini, akan memproduksi sitokin yang dapat mengaktifkan sel limfosit B, untuk selanjutnya sel B limfosit ber proliferasi dan berdiferisiensi menjadi sel plasma yang memproduksi antibodi (Ig) dan sel memori. Antibodi yang disekresi oleh sel plasma tersebut akan mengikat antigen pada bakteri ekstraseluler yang selanjutnya akan diikat oleh reseptor sel makrofag atau sel fagosit untuk dihancurkan dan mengakhiri infeksi (Paul 1993). Ikatan antign dan antibodi juga engaktifkan kaskade komplemen sehingga membantu menghancurkan kuman baik secara lisis sel kuman maupun fagositosis. Sekarang Anda telah memahami mekanisme pertahanan tubuh kita mengahadapi benda asing baik yang berasal dari luar tubuh kita mau- pun yang timbul dari dalam tubuh kita. Untuk lebih memantapkan kembali pengertian Anda tentang sistem kekebalan tubuh bacalah kembali rangku- man sesi ini.
  • 18. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 16 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri Rangkuman Sistem kekebalan tubuh dibagi menjadi dua type utama yaitu bawaan atau tidak spesifik (non-specific immunity) dan adaptif atau spesfik (specific immunity). Sistem kekebalan tubuh bawaan adalah baris pertahanan pertama kita terhadap invasi organisme agen benda asing yang tidak dikehendaki. Ada 4 katagori non-specific immunity : barrier fisik , barrier kimia, barier seluler dan diferensiasi spesies. Sel-sel ini meliputi makrofag dan neutrofil yang menelan organisme asing dan membunuh mereka tanpa memerlukan antibodi. Sistem kekebalan adaptif (specific immunity) melibatkan beberapa sel plasma darah dan system limfatik yang disebut limfosit yang secara genetik dipicu untuk merespon antigen khusus. Ada dua turunan utama sel T ; sel T helper (Th) dan sel T cytotoxic ( Tc). Sel Th ada dua bentuk utama yaitu TH1 yang menghasilkan cytoki- ne yang penting untuk membunuh organisme intraseluler dan untuk meng- gerakkan sel Tc yang secara actual membunuh antigen, dan Th2 yang juga menghasilkan cytokine yang penting untuk multiplikasi sel B, menghasilkan sel plasma yang selanjutnya mulai melepaskan antibodi dan memori cell keti- ka diaktifkan terpapar dengan antigen
  • 19. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 17 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri Tes Formatif Berikut ini diberikan soal-soal pilihan ganda. Anda diminta mengerjakan pada kertas tersendiri. Apabila semua soal tes formatif sudah dikerjakan, Anda dipersilahkan untuk melihat kunci jawaban dan membandingkannya jawaban Anda. Apabila jawaban Anda benar 80%, maka Anda diperkenankan melanjut- kan mempelajari materi pada kegiatan belajar-5. Pilihlah salah satu jawaban dari pertanyaan berikut yang paling benar! 1. Berikut ini yang membedakan suatu antigen dari imunogen adalah ... a. Antigen adalah molekul asing b. Antigen menyebabkan produksi antibodi c. Antigen tidak selalu menghasilkan respon imun d. Antigen biasanya protein atau polisakarida e. Antigen mampu berikatan dengan reseptor imunologik 2. Fraksi serum Gamma globulin terutama mengandung .. a. IgA b. IgD c. IgE d. IgG e. IgM 3. Pada imunoglobulin, ikatan antigen terletak pada ... a. Rantai pendek b. Rantai panjang c. Regio Fab
  • 20. 18 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri d. Regio Fc e. Regio engsel 4. Berikut ini yang tidak termasuk Sel primer imunitas nonspesifik adalah ... a. Myosite b. Barier sel epitel c. Neutrofil d. Natural killer sel e. makrofag 5. Barier kimia pada kekebalan alamiah yang merupakan pertahanan pertama adalah ... a. kelenjar keringa. b. mukus c. antibodi d. histamin e. HCl
  • 21. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 19 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Tes Formatif Tugas Mandiri Berikut ini diberikan soal-soal tugas mandiri. Anda diminta mengerja- kan pada lembar kertas tersendiri. Apabila semua soal tugas mandiri sudah selesai dikerjakan, Anda dipersilahkan untuk melihat kunci jawaban dan mem- bandingkan jawaban Anda dengan jawaban yang ada di kunci jawaban. Periksalah hasil pekerjaan Anda, selanjutnya hitunglah jawaban Anda yang be- nar. Apabila Anda jawaban Anda 80% benar, maka Anda dirkenankan untuk melanjutkan mempelajari materi pebelajaran pada kegiatan belajar -5. Jawablah soal tugas di bawah ini dengan singkat dan jelas! 1. Sebutkan komponen sistem pertahanan atau kekebalan tubuh alamiah ! 2. Jelaskan jenis dan fungsi sel T limfosit ! 3. Sebutkan klas anti bodi dan fungsinya ! 4. Jelaskan apa yang disebut dengan antigen, imunogen dan hapten. Tugas Mandiri