Deskripsi singkat tentang makalah ini memberikan informasi tentang analisis kebudayaan di Desa Rempung, Lombok. Makalah ini menjelaskan sejarah desa Rempung, kebudayaan yang ada seperti adat pernikahan, acara besar keagamaan, dan gotong royong, serta pengaruh kebudayaan terhadap masyarakat dengan dampak positif seperti silaturahmi erat dan dampak negatif seperti perbedaan ekonomi.
1. MAKALAH
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
ANALISIS KEBUDAYAAN pada MASYARAKAT DESA REMPUNG
Dosen Pengampu : Safrudin Jauhari
disusun oleh :
AIDATUL FITRI
NPM: 121 102 10
KELAS/SEMESTER: F/I
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN (STKIP)
HAMZANWADI SELONG
2012
2. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanya ditujukan kepada Allah karena Dialah pemberi semua kehidupan
di dunia ini. Alhamdulillah tugas ISBD mengenai “Analisis Budaya di Desa Rempung” bisa
berjalan dengan mantap.
Terima kasih kepada Allah dan rasulnya, terimakasih kepada Pak Ari yang telah
memberikan tugas ini, dan terimakasih pula kepada orang tua saya yang telah membantu saya
dalam mengerjakan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat kedepannya sebagai penambah wawasan akan
kebudayan daerah Lombok. Kurang dan lebihnya, saya mohon maaf,karena makalah ini di buat
oleh mahluk yang tidak sempurna oleh karena itu hasilnya jauh dari sempurna. Dengan hati
penuh kebahagiaan saya meminta kritik dan saran terhadap penulisan makalah ini.
Rempung, November 2012
Aidatul Fitri
3. DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUDL ............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii
BAB I PANDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarah Desa Rempung ................................................................................................. 2
B. Analisis Kebudayaan Masayarakat desa Rempung ...................................................... 3
C. Pengaruh kebudayaan terhadap masyarakat desa Rempung.......................................... 4
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................................................ 5
B. Saran .............................................................................................................................. 5
DAFTAR PUSTAKA
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kebudayaan merupakan suatu hal yang sering dilakukan oleh setiap insan. Kebudayaan di
setiap daerah berbeda-beda, apalagi di Indonesia yang terdiri dari beragam suku dan busaya.
Dalam makalah ini saya akan membahas tentang kebudayaan desa saya. Yakni desa Rempung.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana sejarah desa Rempung ?
2. Apa saja kebudayaan yang ada di desa Rempung ?
3. Bagaimana dampaknya dalam kehidupan social?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah desa rempung
2. Untuk mengetahui kebudayan-kebudayaan yang ada di desa Rempung
3. Untuk mengetahui dampak positif dan negative dari setiap kebudayaan
5. BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Desa Rempung
Kurang lebih 100 tahun silam masyarakat Lombok atau Suku Sasak pernah diperintah
oleh Anak Agung Karang Asem, dengan pusat pemerintahannya di kota Cakranegara. Maka
pada saat itu pula masyarakat etnis Sumbawa Taliwang sudah mulai menetap pada suatu
wilayah yang bernama Dusun Pringgasari (sekarang Pringgasela).
Masyarakan Dusun Pringgasari pada saat terjadinya perang Bali-Lombok yaitu perang
antara masyarakat Suku Sasak dengan Anak Agung karang Asem Cakranegara. Konon
masyarakat dusun Pringgasari ikut aktif dalam perang tersebut dan sangat terkenal gagah berani
sehingga pada era perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia yang tercatat sebagai pahlawan
Kusuma Bangsa.
Pasca perang Bali-Lombok masyarakat dusun Pringasari banyak yang hijrah kembali ke
pulau Sumbawa, akan tetapi oleh tokoh-tokoh masyarakat Lombok tidak merestui hal tersebut
dan sebagai rasa kesetiakawanan masyarakat dusun Pringgasari dianjurkan membuka lahan
garapan perladangan di sebuah kawasan hutan yang bernama “Gawah Rempung Kesambik’
Versi lain mengatakan “Gawah Kesambik Berempung” yang artinya hutan kesambik yang
berumpun.
Sejalan dengan dinamika kehidupan masyarakat pada saat itu, maka banyak diantara
masyarakat Dusun Pringgasari yang berepok (bermukim pada lahan garapan secara terpencil)
sehingga dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama terbentuklah sebuah dusun yang
dinamakan “Dusun Rempung Kesambik” .
6. Mengingat perkembangan Desa Rempung Kesambik sangat pesat dan letaknya yang
strategis maka pemerintah kolonial Belanda merestui untuk membentuk Desa Rempung
Kesambik menjadi sebuah desa pada tahun 1913 resmi menjadi “Desa Rempung” maka sejak
saat itu terpisah dari Desa Pringgasari.
Sebagai bukti sejarah bahwa masyarakat Desa Rempung sampai saat ini dalam
berkomunikasi sehari-hari mempergunakan bahasa Sumbawa Taliwang.
B. Analisis kebudayaan
Kebudayaan dianggap sebagai ciri khas dari setiap tempat di suatu daerah. Setiap daerah
memiliki kharakteristik sendiri dalam halkebudayaan dan social. Dengan kebudayaan kita bisa
mengetahui asal usul seseorang, bahkan dari logat bahasanyapun bisa kita bisa mengetahui asal
orang tersebut. Adapun kebudayaan di desa Rempung yaitu :
1. Pernikahan/perkawinan
Banyak cara yang dilakukan oleh manusia untuk menyambung cinta kasihnya.
Dan cara yang paling halal adalah dengan menikah. Tidak seperti desa lainnya yang
terkenal dengan budaya kawin lari dan nyongkolan. Desa Rempung adalah sebaliknya,
sebelum halal menjadi sepasang hamba Allah yang menjalankan sunnnah Rasulnya
terlebih dahulu keluarga sang mempelai pria bersama kadus, ketua RW pergi
mengunjungi rumah keluarga sang mempelai wanita untuk melaksanakan hajatnya yakni
meminang hal ini biasa disebut dengan “lalo ngeneng”. Dalam meminang membicarakan
apa maksud dan tujuannya datang, memberikan sejumlah uang kepada keluarga
7. mempelai wanita dan sang mempelai wanita. Setelah meminang pihak wanita, pihak pria
mengundang keluarganya untuk musyawarah hal ini dikenal dengan istilah musyawarah
keluarga, kemudian mengundang masyarakat yang terdiri dari tetangga, orang-orang
terdekat untuk musyawarah, ini dikenal dengan istilah musyawarah umum.
Tiga hari setelah musyawarah umum, keluarga mempelai pria mengajak
keluarganya sambil membawa makanan tradisional ke rumah mempelai wanita, untuk
mengambil sang mempelai wanita. Tapi sebelum sang mempelai wanita diambil,
keluarga mempelai wanita mengundang tetangganya meminta untuk mengantarnya
kerumah sang mempelai pria ketika malam ppengambilan. Pernikahan, biasa dilakukan di
masjid dengan disaksikan oleh para undangan yang hadir. Setelah itu pengantin pria di
iring oleh para tamu undangan menuju ke rumahnya, sementara pengantin wanita sudah
menunggu disana. Perjalanan menuju rumah diiringi dengan mengumandangkan shalawat
nabi. Setelah sampai dirumah pengantin pria menghampiri pengantin wanita sedangkan
para tamu undangan membaca serakalan. Subhanallah, Resmilah menjadi hamba Allah
yang menjalankan sunnah rasulnya. Ke esokan harinya diadakan zikiran di rumah
pengantin dan dilanjutkan dengan acara begawe. Dua hari setelah acara begawe pihak
pengantin pria mengajak istrinya kerumah tokoh-tokoh agama untuk silaturrahmi.
2. Acara-acara besar
Acara-acara besar yang saya maksud disini adalah perayaan hari-hari besar dalam
islam, seperti mauled, idul fitri, idul adha, isra’ mi’raj, 1 muharram dll.
Semua acara itu biasa dilakukan di masjid, masjid Desa Rempung bernama Masjid Jami’
Nurul Yaqin.
8. Jika yang dirayakan adalah isra’ mi’raj maka diadakan yasinan di masjid dengan
mengundang seluruh masyarakat desa Rempung.
Jika yang di peringati adalah Maulid nabi, maka diadakanlah perlombaan-
perlombaan seperti, pidato, kasidah, cerdas cermat, lomba kembuli dll. Yang paling
ditunggu-tunggu dalam mauled ini adalah perlombaan kembuli, setiap kembuli di hiasi
seindah mungkin, itulah yang menjadi daya tariknya.
Jika yang diperingati atau dirayakan adalah idul fitri, maka itu adalah suatu hal
yang sangat menyengkan.orang-orang mengeluarkan zakat, para ibu-ibu ramai membuat
makanan tradisional seperti, laderan, tempeyek, tri berbaris, keciput dll. Ketika malam
lebaran PHBI (Panitia Hari Besar Islam) Desa Rempung, mengadakan pawai obor yang
pesertanya adalah santri-santri di desa Rempung. Satu hari menjelang hari raya Idul Fitri
melalui pengeras suara di Masjid, marbot mengumumkan bahwa akan dilaksanakan
pembersihan di pekuburan umum desa Rempung. Maka di bersihkanlah pekuburan
umum itu oleh pemuda dan bapak-bapak dengan membawa alat-alat dari rumahnya
untuk mebersihkan kubur. Pagi hari ketika hari raya Idul Fitri Masjid di penuhi oleh
hamba-hamba Allah yang beriman dan bertakwa untuk melaksanakan shalat I’ed, sorenya
kebiasaan yang sering dilakukan adalah seluruh warga desa Rempung pergi berziarah ke
peristirahatan terakhir sanak saudaranya yang terlebih dahulu telah berpulang ke
rahmatullah.
1 Muharram adalah tahun baru islam, tokoh agama di masjid mengadakan yasinan
bersama masyarakat desa Rempung, hal lainnya adalah kebiasaan membuat bubur suro’
di bulan Muharram. Bubur Suro’ adalah bubur yang di buat dengan campuran 44 bahan
yakni biji-bijian yang diracik dengan bumbu-bumbu dapur.
9. 3. Gotong Royong dan Musyawarah
Di setiap desa memang saling membantu, dan tetap mengadakan gotong royong
terutama hal-hal yang berkaitan dengan pembangunan masjid. Sudah 3 tahun berjalanan
pembangunan Masjid Jami’ Nurul Yaqin sedang dalam proses. Masyarakat bahu
membahu bergotong royong membantu para tukang membangun masjid. Gotong Royong
ini biasa disebut dengan betedes, karena ketika gotong royong seperti halnya mengangkat
pasir, bata, tanah dsb, masyarakat berbaris dari bawah ke atas seperti semut yang
berbaris.
Dalam musyawarah seperti halnya pemilihan marbot dan pengurus masjid,
diundanglah semua kepala keluarga di desa untuk memilih Marbot dan pengurus masjid
yang baru.
C. Pengaruh kebudayaan terhadap perkembanganmasyarakat desa Rempung
1. Dampak negative
a. Terlihat jelas perbedaan ekonomi masyarakat
b. Timmbulnya rasa khawatir
c. Timbulnya sikap Diskriminasi
2. Dampak positif
a. Eratnya hubungan silaturrahmi
b. Masyarakat hidup adil dan sejahtera
c. Menguatnya sikap toleransi dan percaya diri
d. Diakui dan dihormatinya hukum-hukum yang berlaku dalam masyarakat
10. BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dapat disimpulkan bahwa kebudayan yang ada di suatu daerah jelas berbeda, salah
satunya di desa Rempung. Jika di desa lain menggunakan adat kawin lari beserta nyongkolan
maka di desa Rempung jauh dari hal itu.
B. Saran
Saran saya kepada para pembaca yang budiman. Marilah kita lestarikan budaya kita.
karena itu sebagai ciri khas dan pembeda dengan budaya desa lain.