SlideShare a Scribd company logo
1 of 4
1
SEJARAH PENDIDIKAN INDONESIA
Sejarah pendidikan di Indonesia jugamelalui tahap-tahap dan dari zaman ke
zaman yang mempunyai pendiri serta kurikulum yang berbeda-beda. Yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Pendidikan Pada Masa Klasik
Zaman klasik sering dikaitkan dengan zaman prasejarah oleh para
sejarawan karena kerja mereka dalam menandai dan menemukan bukti
peninggalan peradaban dan kebudayaan, syarat utamanya adalah terutama
bukti tulis, atau kalau tidak seperti itu bukti peninggalan sejarah tersebut
harus bisa dibaca dan ditafsirkan adanya aktivitas kehidupan di masa itu.
Pendidikan pada masa Klasik terdiri pendidikan berlandaskan ajaran
keagamaan (Hindu-Budha, Islam dan Kristen Katolik)
2. Pendidikan Dalam Rangka Perjuangan Indonesia
Pendidikan dalam rangka perjuangan kemerdekaan ditandai oleh
munculnya gerakan pendidikan yang dipelopori oleh Muhammadiyah,
Perguruan Taman Siswa, INS Kayutanam, Pendidikan Ma’arif dan perguruan
ialam lainnya.
3. Pendidikan Di Indonesia Setelah Kemerdekaan
Keadaan pendidikan setelah kemerdekaan ditandai dengan adanya
Kurikulum, Sistem Persekolahan, Perkembangan Jumlah Siswa,
4. Pendidikan Pada Masa Orde Lama
Pada masa ini Indonesia mampu mengekspor guru ke negara
tetangga, dan banyak generasi muda yang disekolahkan di luar negeri
dengan tujuan agar mereka kelak dapat kembali ke tanah air untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah mereka dapat. Tidak ada halangan
ekonomis yang merintangi seseorang untuk belajar di sekolah, karena
diskriminasi dianggap sebagai tindakan kolonialisme. Pada saat inilah
merupakan suatu era di mana setiap orang merasa bahwa dirinya sejajar
dengan yang lain, serta setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan
pendidikan. Kurikulum pada era Orde Lama dibagi manjadi 2 kurikulum di
antaranya: Rentang Tahun 1945-1968, Rencana Pelajaran Terurai 1952,
Kurikulum 1964
5. Pendidikan Pada Masa Orde Baru
Dalam era ini dikenal sebagai era pembangunan nasional. Dalam
bidangpembangunan pendidikan,khususnya pendidikan dasar terjadi suatu
loncatan yang sangat signifikan dengan adanya INPRES Pendidikan Dasar.
Kurikulumnya terdiri dari:Kurikulum1968,Kurikulum1975,Kurikulum 1984,
Kurilukum 1994.
6. Pendidikan Pada Masa Orde Reformasi
Pendidikan di masa reformasi juga belum sepenuhnya dikatakan
berhasil. Karena, pemerintah belum memberikan kebebasan sepenuhnya
untuk mendesain pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
lokal,misalnya penentuan kelulusan siswa masih diatur dan ditentukan oleh
pemerintah. Walaupun telah ada aturan yangmengatur posisi siswa sebagai
subjek yang setara dengan guru, namun dalam pengaplikasiannya, guru
masih menjadi pihak yang dominan dan mendominasi siswanya, sehingga
dapatdikatakan bahwa pelaksanaan proses pendidikan Indonesia masih jauh
dari dikatakan untuk memperjuangkan hak-hak siswa. Kurikulumnya terdiri
dari: Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006.
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA
Selama manusia masih hidup dan peradaban manusia tetap berjalan kita tidak
akan pernah berhenti membicarakan tentang pendikan. Dari waktu ke waktu masalah
pendidikan selalu menjadi headline dan trending topic dalam setiap pembicaraan.
Apa yang dibuat oleh manusia tentu pernah salah, meskipun telah direncanakan
sematang-matangnya tetapi ada saja kendala yang menjadi barier atau penghambat
untuk mengaktualisasikan rencana pendidikan yang telang dicanangkan, adapun
beberapa permasalah pendidikan di Indonesia dewasa ini yaitu :
a. Kurikulum
b. Sarana dan prasarana
c. Pemerataan pendidikan yang belum maksimal
d. Biaya sekolah yang relative mahal, sehingga banyak anak putus sekolah
e. Pemerintah masih menganak tirikan sekolah-sekolah swasta
Adapun penyebab dari problem pendidikan ini yaitu :
a. Bertambahnya jumlah penduduk
b. Kemiskinan, kesenjangan sosial, diakibatkan oleh kemampuan ekonomi
dan kebijakan pemerintah yang selalu menaikkan harga barang tanpa
memikirkan nasib rakyat kecil !
c. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pendidikan.
2
SENTRALISASI DESENTRALISASI & DEKONSENTRASI PENDIDIKAN
SENTRALISASI PENDIDIKAN
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang atas segala urusan
yang menyangkut pemerintahan kepada tingkat pusat..Sentralisasi banyak digunakan
pada pemerintahan lama di Indonesia sebelumadanya otonomi daerah. Bahkan pada
zaman kerajaan, pemerintahan kolonial, maupun di zaman kemerdekaan.Istilah
sentralisasi sendiri sering digunakan dalam kaitannya dengan kontrol terhadap
kekuasaan dan lokasi yang berpusat pada satu titik.
Sentralisasi pendidikan di Indonesia sudah terjadi sejak lama. Dimana
pasca merdekanya Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 barulah pendidikan di
Indonesia diakui secara formal, dan bersifat sentralisasi. Pendidikan yang bersifat
sentralisasi di Indonesiaberlangsungsejak masa pasca kemerdekaan sampai Presiden
Soeharto
Indonesia sebagai negara berkembang dengan berbagai kesamaan ciri
sosial budayanya, juga mengikuti sistem sentralistik yang telah lama dikembangkan
pada negara berkembang. Konsekuensinya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
serba seragam, seba keputusan dari atas, seperti kurikulum yang seragam tanpa
melihat tingkat relevansinya bai kehidupan anak dan lingkungannya.
Dalampendidikan yangsifatnya sentralisasi akan mendekatkan peserta
didik merasa asing bagi dirinya dan hati nuraninya. Hal tersebut disebabkan karena
peranan guru yang seharusnya dilaksanakannya tetapi diambil alih oleh pusat.
Misalnya mengenai penentuan kurikulum sendiri di daerah masing-masing, tetapi
dalam sentralisasi dialihkan semuanya ke pusat untuk mengaturnya. Inilah yang
menyebabkan keasingan peserta didik terhadap dirinya.
Konsekuensi dari sentralisasi pendidikan yaitu, posisi dan peran siswa
cenderung dijadikan sebagai objek agar yang memiliki peluang untuk
mengembangkan kreatifitas dan minatnya sesuai dengan talenta yang dimilikinya.
Dengan adanya sentralisasi pendidikan telah melahirkan berbagai fenomena yang
memperhatikan seperti :
a. Totaliterismepenyelenggaraan pendidikan
b. Keseragaman manajemen, sejak dalamaspek perencanaan,
pengelolaan,evaluasi,hingga model pengembangan sekolah dan
pembelajaran.
c. Keseragaman pola pembudayaan masyarakat
d. Melemahnya kebudayaan daerah
e. Kualitas manusiayangrobotic,tanpa inisiatif dan kreatifitas.
Dengan demikian, sebagai dampak sistem pendidikan sentralistik, maka upaya
mewujudkan pendidikan yang dapat melahirkan sosok manusia yang memiliki
kebebasan berpikir,mampu memecahkan masalah secara mandiri,bekerja dan hidup
dalam kelompok kreatif penuh inisiatif dan impati, memeliki keterampilan
interpersonal yangmemadai sebagai bekal masyarakat menjadi sangat sulit untuk di
wujudkan.
DESENTRALISASI PENDIDIKAN
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat
keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level
bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan
atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat
memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.Tidak
hanya sektor politik praktis yang tersapu gelombang otonomi.
Secara sektoral,pengertian desentralisasi pendidikan adalah sistem manajemen
untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang menekankan kepada
kebhinekaan, dengan tidak menciutkan substansi pendidikan yang menjadi bersifat
lokal dan sempit, serta berorientasi pendidikan yang bersifat primordial yang dapat
menumbuhkan sentimen kedaerahan. Dengan kata lain, desentralisasi pendidikan
diartikan sebagai pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas kepada
daerah untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusannya sendiri dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi di bidang pendidikan, namun harus tetap
mengacu kepada tujuan pendidikan nasional sebagai bagian dari upaya pencapaian
tujuan pembangunan nasional.
Beberapa alasan yang mendasari terjadinya desentralisasi :
a. Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas. Mengako-
modasi terwujudnya prinsip demokrasi.
b. Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang panjang sehinmgga dapat
meningkatkan efisiensi.
c. Memberi peluang untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal.
d. Mengakomodasi kepentingan poloitik.
e. Mendorong peningkatan kualitas produk yang lebih kompetitif.
Desentralisasi pendidikan merupakan salah satu model pengelolaan
pendidikan yang menjadikan sekolah sebagai proses pengambilan keputusan dan
merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan serta sumber
daya manusia termasuk profesionalitas guru yang belakangan ini dirisaukan oleh
berbagai pihak baik secararegional maupun secara internasional. Sistem pendidikan
3
yang selama ini dikelola dalamsuatu iklimbirokratik dan sentralistik dianggap sebagai
salah satu sebab yang telah membuahkan keterpurukan dalam mutu dan keunggulan
pendidikan di tanah air kita. Hal ini beralasan, karena sistem birokrasi selalu
menempatkan “kekuasaan” sebagai faktor yang paling menentukan dalam proses
pengambilan keputusan. Sekolah-sekolah saat ini telah terkungkung oleh kekuasaan
birokrasi sejak kekuasaan tingkat pusat hingga daerah bahkan terkesan semakin
buruk dalam era reformasi saat ini.
Selanjutnya desentralisasi pendidikan memberikan kesempatan kepada
pemerintah daerah maupun sekolah untuk mengambil keputusan terbaik tentang
penyelenggaraan pendidikan di daerah atau sekolah yang bersangkutan berdasarkan
potensi daerah danstakeholders sekolah. Olah karenanya, desentralisasi pendidikan
disamping diakui sebagai kebijakan politis yang berkaitan dengan pendidikan, juga
merupakan kebijakan yang berkait dengan banyak hal. Paqueo dan Lammaert
menunjukkan alasan-alasan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan yang sangat
cocok untuk kondisi Indonesia, yaitu;
a. kemampuan daerah dalam membiaya pendidikan,
b. peningkatan efektivitas dan efesiensi penyelenggaraan pendidikan
dari masing-masing daerah,
c. redistribusi kekuatan politik,
d. peningkatan kualitas pendidikan,
e. peningkatan inovasi dalam rangka pemuasan harapan seluruh
warga negara.
DEKONSENTRASI PENDIDIKAN
Dekonsentrasi merupakan pelimpahan urusan pemerintahan pusat kepada
pejabat-pejabatnya di daerah, namun perencanaan dan pembiayaannya tetap
menjadi tanggungan pusat. Karena terbatasnya kemampuan pusat dan juga kurang
efektif dan efisiennya bila semua urusan pusat dilaksanakan sendiri oleh
perangkatnya di daerah, maka pusat dapat memberikan tugas pembantuan kepada
daerah untuk melaksanakan urusan-urusan tersebut.
STANDAR KOMPETENSI GURU DAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Standar Kompetensi Guru, guru harus menguasai 4 hal:
1. Kemampuan pedagogic: kemampuan yang harus dimiliki guru dalam mengelola
pembelajaran, baik dengan menggunakan metode belajar maupun
memanpaatkan media pembelajaran dikompetensi ini, guru harus mampu
membuat RPP, silabus, promes, prota, dan membuat daftar nilai siswa, salain itu
juga guru dapatmemanfatkan teknologi pembelajaran yang ada saat ini.
2. Kemampuan Sosial : kemampuan ini yang harus dimiliki guru yang berkaitan
dengan kemampuan untuk berkomunikasi dengan siswa,guru atau rekan sprofesi,
wali siswa, masyarakat sekitar, kepada atasan dsbnya.
3. Kemampuan kepribadian : kemampuan ini berkaitan dengan tingkah laku guru
yang harus bersifat dan berahlak mulia, sebagai seorang guru harus mengayomi
siswanya seperti ungkapan Ki hajar Dewantara yakni Tutwuri Handayani, guru
mengajarkan siswa dari belakang. Selain itu guru harus berwibawa di hadapan
para siswa.
4. Kemampuan professional : kemampuan ini mengharuskan guru untuk menguasai
materi pembelajaran,bagaimana menyiasati pembelajaran agar menjadi menarik
dan kreatif, disinilah letak adanya seni dalam mengajar.
Manajemen Berbasis sekolah merupakan suatu manajemen sekolah yang
disebut juga dengan otonomi sekolah (school autonomy) atau site-based
management (Beck & Murphy, 1996). Sejalan dengan belakunya otonomi daerah
dalam dunia pendidikan, MBS atau school-based management (SBM) menuntut
terjadinya perubahan dalam manajemen sekolah. Karena itu, pengelolaan suatu
sekolah diserahkan kepada sekolah tersebut, atau sekolah diberikan kewenangan
besar untuk mengelola sekolahnya sendiri dengan menggunakan Manajemen
Berbasis Sekolah ini.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu model pengelolaan yang memberikan
otonomi atau kemandirian kepada sekolah atau madrasah dan mendorong
pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga
sekolah atau madrasah sesuai dengan standar pelayanan mutu yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota.
Pada prinsipnya MBS bertujuan untuk memberdayakan sekolah dalam
menetapkan berbagai kebijakan internal sekolah yang mengarah pada peningkatan
mutu dan kinerja sekolah secara keseluruhan. MBS merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakatbangsa dalam penguasaan ilmu
dan teknologi, yang dinyatakan dalam GBHN
Dengan adanya MBS diharapkan akan memberi peluang dan kesempatan
kepada kepala sekolah,guru dan siswa untuk melakukan inovasi pendidikan. Dengan
adanya MBS maka ada beberapa keuntugan dalam pendidikan yaitu, kebijakan dan
kewenangan sekolah mengarah langsung kepada siswa, orang tua dan guru, sumber
daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, pembinaan peserta didik dapat
4
dilakukan secara efektif, dapat mengajak semua pihak untuk memajukan dan
meningkatkan pelaksanaan pendidikan
MANAJEMEN PENDIDIKAN
Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa
proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabug dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Dalam pengertian Manajemen Pendidikan ini, manajemen bukan hanya pengaturan
yang terkait dengan pekerjaan tulis-menulis, tetapi pengaturan dalam arti luas.
Pendekatan manajemen pendidikan :
1. Manajemen adalah kerjasama orang-orang
Untuk mencapai tujuan sekolah yang telah dirumuskan yang membutuhkan
berbagai keahilan dalam berbagai bidang pendidikan, secara internal sebuah
sekolah yang ingin berkualitas membutuhkan orang-orang yang memiliki
keahlian seperti kepala sekolah sebagai direktur, guru yang memiliki keahlian
menejemen kelas yang baik, tenaga bimbingan konseling, ketatusahaan yang
memiliki ketramplan dalam system manajemen informasi dan administrasi,
perpustakaan membutuhkan pustakawan yang dapat mengelola perpustakaan
secara efektif dan kreatifitas untuk menghidupkan suasana agar banyak
dikunjungi siswa, laboran yang harus bia mengelola penggunaan waktu,
memelihara serta memanfaatkan alat dengan berdayaguna.
2. Manajemen adalah suatu proses
Seperti halnya sebuah pendidikan, manajemen adalah suatu proses,
pendekatan ini menekankan perilaku sebagaimana fungsi manajemen itu
sendiri yaitu proses planning, organizing, staffing, directing, coordinating,
reporting, dan budgeting.
3. Manajemen sebagai sebuah system
Sebagai sebuagsystem maksudnya adalah suatu keseluruhan yang terdiri atas
bagian-bagian yang saling berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah
masukan menjadi keluaran. System disini yakni input-proses-ouput-outcome.
4. Manajemen sebagai pengelolaan
Jika kita melihat manajemen sebagai pengelolaan akan terlihat adanya
pengaturan atau pengelolaan sumberdaya yang dimiliki dalam sekolah atau
sumberdaya yang harus ada untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Sumberdaya tersebut harus harus dimanfaatkan seefisien dan seefektif
mungkin.
5. Kepemimpinan
Dari pendekatan kepemimpinan, manajemn dipengaruhi oleh pemimpin.
Pimpinan bisa kepala sekolah, guru, atau KTU dimana seorang pemimpin bisa
mempengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan. Disini seorang pemimpin
harus mampu berkmunikasi secara verbal dan nonverbal, mengambil
keputusan dan pelaksana keputusan.

More Related Content

What's hot

PPT INOVASI DAN REFORMASI PENDIDIKAN
PPT INOVASI DAN REFORMASI PENDIDIKANPPT INOVASI DAN REFORMASI PENDIDIKAN
PPT INOVASI DAN REFORMASI PENDIDIKANErsa Nabela
 
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar DewantaraRefleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar DewantaraMuhammad Febriyan Setiana
 
Perubahan kurikulum
Perubahan kurikulumPerubahan kurikulum
Perubahan kurikulumsyahriani612
 
Inovasi pendidikan dan karakteristiknya
Inovasi pendidikan dan karakteristiknyaInovasi pendidikan dan karakteristiknya
Inovasi pendidikan dan karakteristiknyaSuci Febriandini
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikeli priyatna laidan
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikanretnoza triee
 
Sejarah Pendidikan Indonesia Pra Kemerdekaan
Sejarah Pendidikan Indonesia Pra KemerdekaanSejarah Pendidikan Indonesia Pra Kemerdekaan
Sejarah Pendidikan Indonesia Pra KemerdekaanYeti Rohayati
 
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanKumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanAdy Setiawan
 
Sejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsSejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsEnmoiya
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Thufailah Mujahidah
 
Inovasi pendidikan 1 7
Inovasi pendidikan 1 7Inovasi pendidikan 1 7
Inovasi pendidikan 1 7Gilang Dawous
 
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikKarakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikFitri Yusmaniah
 
Rancangan pembelajaran dan Teori Belajar
Rancangan pembelajaran dan Teori Belajar Rancangan pembelajaran dan Teori Belajar
Rancangan pembelajaran dan Teori Belajar Riyan Hidayatullah
 
Ppt sejarah pendidikan masa reformasi
Ppt sejarah pendidikan masa reformasiPpt sejarah pendidikan masa reformasi
Ppt sejarah pendidikan masa reformasiDewi_Sejarah
 

What's hot (20)

PPT INOVASI DAN REFORMASI PENDIDIKAN
PPT INOVASI DAN REFORMASI PENDIDIKANPPT INOVASI DAN REFORMASI PENDIDIKAN
PPT INOVASI DAN REFORMASI PENDIDIKAN
 
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar DewantaraRefleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia Ki Hadjar Dewantara
 
Konsep pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidupKonsep pendidikan seumur hidup
Konsep pendidikan seumur hidup
 
KONSEP DASAR PENDIDIKAN
KONSEP DASAR PENDIDIKANKONSEP DASAR PENDIDIKAN
KONSEP DASAR PENDIDIKAN
 
Perubahan kurikulum
Perubahan kurikulumPerubahan kurikulum
Perubahan kurikulum
 
Landasan historis pendidikan
Landasan historis pendidikanLandasan historis pendidikan
Landasan historis pendidikan
 
Inovasi pendidikan dan karakteristiknya
Inovasi pendidikan dan karakteristiknyaInovasi pendidikan dan karakteristiknya
Inovasi pendidikan dan karakteristiknya
 
Soal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didikSoal perkembangan kognitif peserta didik
Soal perkembangan kognitif peserta didik
 
Pengantar Pendidikan
Pengantar PendidikanPengantar Pendidikan
Pengantar Pendidikan
 
Sejarah Pendidikan Indonesia Pra Kemerdekaan
Sejarah Pendidikan Indonesia Pra KemerdekaanSejarah Pendidikan Indonesia Pra Kemerdekaan
Sejarah Pendidikan Indonesia Pra Kemerdekaan
 
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikanKumpulan soal soal landasan kependidikan
Kumpulan soal soal landasan kependidikan
 
Sejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsSejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ips
 
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
Sejarah Pendidikan di Indonesia Sebelum Kemerdekaan (BAB 2)
 
Inovasi pendidikan 1 7
Inovasi pendidikan 1 7Inovasi pendidikan 1 7
Inovasi pendidikan 1 7
 
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang MendidikKarakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
Karakteristik Peserta Didik SD dan Prinsip-prinsip Pembelajaran yang Mendidik
 
Rancangan pembelajaran dan Teori Belajar
Rancangan pembelajaran dan Teori Belajar Rancangan pembelajaran dan Teori Belajar
Rancangan pembelajaran dan Teori Belajar
 
Makalah sosial budaya
Makalah sosial budayaMakalah sosial budaya
Makalah sosial budaya
 
Ppt sejarah pendidikan masa reformasi
Ppt sejarah pendidikan masa reformasiPpt sejarah pendidikan masa reformasi
Ppt sejarah pendidikan masa reformasi
 
Tugas pkn ppt
Tugas pkn pptTugas pkn ppt
Tugas pkn ppt
 
Hakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi KurikulumHakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi Kurikulum
 

Similar to SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanSentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanPotpotya Fitri
 
Rangkuman materi admin progsus
Rangkuman materi  admin progsusRangkuman materi  admin progsus
Rangkuman materi admin progsusfery_antini
 
PPT Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 1.pptx
PPT Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 1.pptxPPT Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 1.pptx
PPT Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 1.pptxut2021luthfiyah
 
Quo vadis pendidikan call for paper
Quo vadis pendidikan call for paperQuo vadis pendidikan call for paper
Quo vadis pendidikan call for paperDenny Kodrat
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikananitaairhi
 
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANLANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANharjunode
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasRizmanz Rizky
 
Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Erik Kuswanto
 
Mobiliti sosial melalui pendidikan
Mobiliti sosial melalui pendidikanMobiliti sosial melalui pendidikan
Mobiliti sosial melalui pendidikanElizabeth beth
 
Makalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolahMakalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolahWarnet Raha
 

Similar to SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA (20)

Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi PendidikanSentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
Sentralisasi, Desentralisasi Pendidikan
 
Pendemokrasian
PendemokrasianPendemokrasian
Pendemokrasian
 
Rangkuman materi admin progsus
Rangkuman materi  admin progsusRangkuman materi  admin progsus
Rangkuman materi admin progsus
 
Makalah baru
Makalah baruMakalah baru
Makalah baru
 
PPT Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 1.pptx
PPT Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 1.pptxPPT Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 1.pptx
PPT Filosofi Pendidikan Indonesia Topik 1.pptx
 
makalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikanmakalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikan
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Quo vadis pendidikan call for paper
Quo vadis pendidikan call for paperQuo vadis pendidikan call for paper
Quo vadis pendidikan call for paper
 
Pengantar pendidikan
Pengantar pendidikanPengantar pendidikan
Pengantar pendidikan
 
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANLANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKAN
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asas
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Makalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi plsMakalah manajemen organisasi pls
Makalah manajemen organisasi pls
 
Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan Kebijakan pendidikan
Kebijakan pendidikan
 
Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi Landasan sosiologis n ekonomi
Landasan sosiologis n ekonomi
 
Mobiliti sosial melalui pendidikan
Mobiliti sosial melalui pendidikanMobiliti sosial melalui pendidikan
Mobiliti sosial melalui pendidikan
 
Makalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolahMakalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolah
 
Makalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolahMakalah pendidikan luar sekolah
Makalah pendidikan luar sekolah
 

More from Potpotya Fitri

LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)Potpotya Fitri
 
Konsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanKonsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanPotpotya Fitri
 
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriPotpotya Fitri
 
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKANMAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKANPotpotya Fitri
 
Pengembangan bahan ajar
Pengembangan bahan ajarPengembangan bahan ajar
Pengembangan bahan ajarPotpotya Fitri
 
Manusia homo educandum
Manusia homo educandumManusia homo educandum
Manusia homo educandumPotpotya Fitri
 
Tumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkunganTumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkunganPotpotya Fitri
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPotpotya Fitri
 
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI  PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAHNAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI  PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAHPotpotya Fitri
 
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNGANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNGPotpotya Fitri
 
Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikanAliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikanPotpotya Fitri
 

More from Potpotya Fitri (20)

LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
LAPORAN TINDAKAN KELAS (LTK)
 
Konsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahanKonsep region dan kewilayahan
Konsep region dan kewilayahan
 
Bimbingan Konsling
Bimbingan KonslingBimbingan Konsling
Bimbingan Konsling
 
JENIS KIT IPA
JENIS KIT IPAJENIS KIT IPA
JENIS KIT IPA
 
Strategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositoriStrategi pembelajaran ekspositori
Strategi pembelajaran ekspositori
 
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKANMAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
 
Pengembangan bahan ajar
Pengembangan bahan ajarPengembangan bahan ajar
Pengembangan bahan ajar
 
Manusia homo educandum
Manusia homo educandumManusia homo educandum
Manusia homo educandum
 
Makalah Teori belajar
Makalah Teori belajarMakalah Teori belajar
Makalah Teori belajar
 
Tumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkunganTumbuhan dan lingkungan
Tumbuhan dan lingkungan
 
Pengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokokPengukuran besaran dan satuan pokok
Pengukuran besaran dan satuan pokok
 
Hewan dan lingkungan
Hewan dan lingkunganHewan dan lingkungan
Hewan dan lingkungan
 
Bumi dan tata surya
Bumi dan tata suryaBumi dan tata surya
Bumi dan tata surya
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI  PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAHNAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI  PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
NAHDATUL WATHAN SEBAGAI ORGANISASI PENDIDIKAN,SOSIAL DAN DAKWAH
 
SUMAH, GIBAH , FITNAH
SUMAH, GIBAH , FITNAHSUMAH, GIBAH , FITNAH
SUMAH, GIBAH , FITNAH
 
IFFAH DAN MURUAH
IFFAH DAN MURUAHIFFAH DAN MURUAH
IFFAH DAN MURUAH
 
Karbohidrat
KarbohidratKarbohidrat
Karbohidrat
 
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNGANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
ANALISIS KEBUDAYAAN DESA REMPUNG
 
Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikanAliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
 

Recently uploaded

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanNiKomangRaiVerawati
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxrofikpriyanto2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...Kanaidi ken
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikanTPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
TPPK_panduan pembentukan tim TPPK di satuan pendidikan
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptxMATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
MATERI 1_ Modul 1 dan 2 Konsep Dasar IPA SD jadi.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN...
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA

  • 1. 1 SEJARAH PENDIDIKAN INDONESIA Sejarah pendidikan di Indonesia jugamelalui tahap-tahap dan dari zaman ke zaman yang mempunyai pendiri serta kurikulum yang berbeda-beda. Yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pendidikan Pada Masa Klasik Zaman klasik sering dikaitkan dengan zaman prasejarah oleh para sejarawan karena kerja mereka dalam menandai dan menemukan bukti peninggalan peradaban dan kebudayaan, syarat utamanya adalah terutama bukti tulis, atau kalau tidak seperti itu bukti peninggalan sejarah tersebut harus bisa dibaca dan ditafsirkan adanya aktivitas kehidupan di masa itu. Pendidikan pada masa Klasik terdiri pendidikan berlandaskan ajaran keagamaan (Hindu-Budha, Islam dan Kristen Katolik) 2. Pendidikan Dalam Rangka Perjuangan Indonesia Pendidikan dalam rangka perjuangan kemerdekaan ditandai oleh munculnya gerakan pendidikan yang dipelopori oleh Muhammadiyah, Perguruan Taman Siswa, INS Kayutanam, Pendidikan Ma’arif dan perguruan ialam lainnya. 3. Pendidikan Di Indonesia Setelah Kemerdekaan Keadaan pendidikan setelah kemerdekaan ditandai dengan adanya Kurikulum, Sistem Persekolahan, Perkembangan Jumlah Siswa, 4. Pendidikan Pada Masa Orde Lama Pada masa ini Indonesia mampu mengekspor guru ke negara tetangga, dan banyak generasi muda yang disekolahkan di luar negeri dengan tujuan agar mereka kelak dapat kembali ke tanah air untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka dapat. Tidak ada halangan ekonomis yang merintangi seseorang untuk belajar di sekolah, karena diskriminasi dianggap sebagai tindakan kolonialisme. Pada saat inilah merupakan suatu era di mana setiap orang merasa bahwa dirinya sejajar dengan yang lain, serta setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan. Kurikulum pada era Orde Lama dibagi manjadi 2 kurikulum di antaranya: Rentang Tahun 1945-1968, Rencana Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum 1964 5. Pendidikan Pada Masa Orde Baru Dalam era ini dikenal sebagai era pembangunan nasional. Dalam bidangpembangunan pendidikan,khususnya pendidikan dasar terjadi suatu loncatan yang sangat signifikan dengan adanya INPRES Pendidikan Dasar. Kurikulumnya terdiri dari:Kurikulum1968,Kurikulum1975,Kurikulum 1984, Kurilukum 1994. 6. Pendidikan Pada Masa Orde Reformasi Pendidikan di masa reformasi juga belum sepenuhnya dikatakan berhasil. Karena, pemerintah belum memberikan kebebasan sepenuhnya untuk mendesain pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan lokal,misalnya penentuan kelulusan siswa masih diatur dan ditentukan oleh pemerintah. Walaupun telah ada aturan yangmengatur posisi siswa sebagai subjek yang setara dengan guru, namun dalam pengaplikasiannya, guru masih menjadi pihak yang dominan dan mendominasi siswanya, sehingga dapatdikatakan bahwa pelaksanaan proses pendidikan Indonesia masih jauh dari dikatakan untuk memperjuangkan hak-hak siswa. Kurikulumnya terdiri dari: Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA Selama manusia masih hidup dan peradaban manusia tetap berjalan kita tidak akan pernah berhenti membicarakan tentang pendikan. Dari waktu ke waktu masalah pendidikan selalu menjadi headline dan trending topic dalam setiap pembicaraan. Apa yang dibuat oleh manusia tentu pernah salah, meskipun telah direncanakan sematang-matangnya tetapi ada saja kendala yang menjadi barier atau penghambat untuk mengaktualisasikan rencana pendidikan yang telang dicanangkan, adapun beberapa permasalah pendidikan di Indonesia dewasa ini yaitu : a. Kurikulum b. Sarana dan prasarana c. Pemerataan pendidikan yang belum maksimal d. Biaya sekolah yang relative mahal, sehingga banyak anak putus sekolah e. Pemerintah masih menganak tirikan sekolah-sekolah swasta Adapun penyebab dari problem pendidikan ini yaitu : a. Bertambahnya jumlah penduduk b. Kemiskinan, kesenjangan sosial, diakibatkan oleh kemampuan ekonomi dan kebijakan pemerintah yang selalu menaikkan harga barang tanpa memikirkan nasib rakyat kecil ! c. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pendidikan.
  • 2. 2 SENTRALISASI DESENTRALISASI & DEKONSENTRASI PENDIDIKAN SENTRALISASI PENDIDIKAN Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang atas segala urusan yang menyangkut pemerintahan kepada tingkat pusat..Sentralisasi banyak digunakan pada pemerintahan lama di Indonesia sebelumadanya otonomi daerah. Bahkan pada zaman kerajaan, pemerintahan kolonial, maupun di zaman kemerdekaan.Istilah sentralisasi sendiri sering digunakan dalam kaitannya dengan kontrol terhadap kekuasaan dan lokasi yang berpusat pada satu titik. Sentralisasi pendidikan di Indonesia sudah terjadi sejak lama. Dimana pasca merdekanya Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 barulah pendidikan di Indonesia diakui secara formal, dan bersifat sentralisasi. Pendidikan yang bersifat sentralisasi di Indonesiaberlangsungsejak masa pasca kemerdekaan sampai Presiden Soeharto Indonesia sebagai negara berkembang dengan berbagai kesamaan ciri sosial budayanya, juga mengikuti sistem sentralistik yang telah lama dikembangkan pada negara berkembang. Konsekuensinya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia serba seragam, seba keputusan dari atas, seperti kurikulum yang seragam tanpa melihat tingkat relevansinya bai kehidupan anak dan lingkungannya. Dalampendidikan yangsifatnya sentralisasi akan mendekatkan peserta didik merasa asing bagi dirinya dan hati nuraninya. Hal tersebut disebabkan karena peranan guru yang seharusnya dilaksanakannya tetapi diambil alih oleh pusat. Misalnya mengenai penentuan kurikulum sendiri di daerah masing-masing, tetapi dalam sentralisasi dialihkan semuanya ke pusat untuk mengaturnya. Inilah yang menyebabkan keasingan peserta didik terhadap dirinya. Konsekuensi dari sentralisasi pendidikan yaitu, posisi dan peran siswa cenderung dijadikan sebagai objek agar yang memiliki peluang untuk mengembangkan kreatifitas dan minatnya sesuai dengan talenta yang dimilikinya. Dengan adanya sentralisasi pendidikan telah melahirkan berbagai fenomena yang memperhatikan seperti : a. Totaliterismepenyelenggaraan pendidikan b. Keseragaman manajemen, sejak dalamaspek perencanaan, pengelolaan,evaluasi,hingga model pengembangan sekolah dan pembelajaran. c. Keseragaman pola pembudayaan masyarakat d. Melemahnya kebudayaan daerah e. Kualitas manusiayangrobotic,tanpa inisiatif dan kreatifitas. Dengan demikian, sebagai dampak sistem pendidikan sentralistik, maka upaya mewujudkan pendidikan yang dapat melahirkan sosok manusia yang memiliki kebebasan berpikir,mampu memecahkan masalah secara mandiri,bekerja dan hidup dalam kelompok kreatif penuh inisiatif dan impati, memeliki keterampilan interpersonal yangmemadai sebagai bekal masyarakat menjadi sangat sulit untuk di wujudkan. DESENTRALISASI PENDIDIKAN Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.Tidak hanya sektor politik praktis yang tersapu gelombang otonomi. Secara sektoral,pengertian desentralisasi pendidikan adalah sistem manajemen untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang menekankan kepada kebhinekaan, dengan tidak menciutkan substansi pendidikan yang menjadi bersifat lokal dan sempit, serta berorientasi pendidikan yang bersifat primordial yang dapat menumbuhkan sentimen kedaerahan. Dengan kata lain, desentralisasi pendidikan diartikan sebagai pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas kepada daerah untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusannya sendiri dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi di bidang pendidikan, namun harus tetap mengacu kepada tujuan pendidikan nasional sebagai bagian dari upaya pencapaian tujuan pembangunan nasional. Beberapa alasan yang mendasari terjadinya desentralisasi : a. Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas. Mengako- modasi terwujudnya prinsip demokrasi. b. Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang panjang sehinmgga dapat meningkatkan efisiensi. c. Memberi peluang untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal. d. Mengakomodasi kepentingan poloitik. e. Mendorong peningkatan kualitas produk yang lebih kompetitif. Desentralisasi pendidikan merupakan salah satu model pengelolaan pendidikan yang menjadikan sekolah sebagai proses pengambilan keputusan dan merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan serta sumber daya manusia termasuk profesionalitas guru yang belakangan ini dirisaukan oleh berbagai pihak baik secararegional maupun secara internasional. Sistem pendidikan
  • 3. 3 yang selama ini dikelola dalamsuatu iklimbirokratik dan sentralistik dianggap sebagai salah satu sebab yang telah membuahkan keterpurukan dalam mutu dan keunggulan pendidikan di tanah air kita. Hal ini beralasan, karena sistem birokrasi selalu menempatkan “kekuasaan” sebagai faktor yang paling menentukan dalam proses pengambilan keputusan. Sekolah-sekolah saat ini telah terkungkung oleh kekuasaan birokrasi sejak kekuasaan tingkat pusat hingga daerah bahkan terkesan semakin buruk dalam era reformasi saat ini. Selanjutnya desentralisasi pendidikan memberikan kesempatan kepada pemerintah daerah maupun sekolah untuk mengambil keputusan terbaik tentang penyelenggaraan pendidikan di daerah atau sekolah yang bersangkutan berdasarkan potensi daerah danstakeholders sekolah. Olah karenanya, desentralisasi pendidikan disamping diakui sebagai kebijakan politis yang berkaitan dengan pendidikan, juga merupakan kebijakan yang berkait dengan banyak hal. Paqueo dan Lammaert menunjukkan alasan-alasan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan yang sangat cocok untuk kondisi Indonesia, yaitu; a. kemampuan daerah dalam membiaya pendidikan, b. peningkatan efektivitas dan efesiensi penyelenggaraan pendidikan dari masing-masing daerah, c. redistribusi kekuatan politik, d. peningkatan kualitas pendidikan, e. peningkatan inovasi dalam rangka pemuasan harapan seluruh warga negara. DEKONSENTRASI PENDIDIKAN Dekonsentrasi merupakan pelimpahan urusan pemerintahan pusat kepada pejabat-pejabatnya di daerah, namun perencanaan dan pembiayaannya tetap menjadi tanggungan pusat. Karena terbatasnya kemampuan pusat dan juga kurang efektif dan efisiennya bila semua urusan pusat dilaksanakan sendiri oleh perangkatnya di daerah, maka pusat dapat memberikan tugas pembantuan kepada daerah untuk melaksanakan urusan-urusan tersebut. STANDAR KOMPETENSI GURU DAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH Standar Kompetensi Guru, guru harus menguasai 4 hal: 1. Kemampuan pedagogic: kemampuan yang harus dimiliki guru dalam mengelola pembelajaran, baik dengan menggunakan metode belajar maupun memanpaatkan media pembelajaran dikompetensi ini, guru harus mampu membuat RPP, silabus, promes, prota, dan membuat daftar nilai siswa, salain itu juga guru dapatmemanfatkan teknologi pembelajaran yang ada saat ini. 2. Kemampuan Sosial : kemampuan ini yang harus dimiliki guru yang berkaitan dengan kemampuan untuk berkomunikasi dengan siswa,guru atau rekan sprofesi, wali siswa, masyarakat sekitar, kepada atasan dsbnya. 3. Kemampuan kepribadian : kemampuan ini berkaitan dengan tingkah laku guru yang harus bersifat dan berahlak mulia, sebagai seorang guru harus mengayomi siswanya seperti ungkapan Ki hajar Dewantara yakni Tutwuri Handayani, guru mengajarkan siswa dari belakang. Selain itu guru harus berwibawa di hadapan para siswa. 4. Kemampuan professional : kemampuan ini mengharuskan guru untuk menguasai materi pembelajaran,bagaimana menyiasati pembelajaran agar menjadi menarik dan kreatif, disinilah letak adanya seni dalam mengajar. Manajemen Berbasis sekolah merupakan suatu manajemen sekolah yang disebut juga dengan otonomi sekolah (school autonomy) atau site-based management (Beck & Murphy, 1996). Sejalan dengan belakunya otonomi daerah dalam dunia pendidikan, MBS atau school-based management (SBM) menuntut terjadinya perubahan dalam manajemen sekolah. Karena itu, pengelolaan suatu sekolah diserahkan kepada sekolah tersebut, atau sekolah diberikan kewenangan besar untuk mengelola sekolahnya sendiri dengan menggunakan Manajemen Berbasis Sekolah ini. Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu model pengelolaan yang memberikan otonomi atau kemandirian kepada sekolah atau madrasah dan mendorong pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah atau madrasah sesuai dengan standar pelayanan mutu yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota. Pada prinsipnya MBS bertujuan untuk memberdayakan sekolah dalam menetapkan berbagai kebijakan internal sekolah yang mengarah pada peningkatan mutu dan kinerja sekolah secara keseluruhan. MBS merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakatbangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi, yang dinyatakan dalam GBHN Dengan adanya MBS diharapkan akan memberi peluang dan kesempatan kepada kepala sekolah,guru dan siswa untuk melakukan inovasi pendidikan. Dengan adanya MBS maka ada beberapa keuntugan dalam pendidikan yaitu, kebijakan dan kewenangan sekolah mengarah langsung kepada siswa, orang tua dan guru, sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, pembinaan peserta didik dapat
  • 4. 4 dilakukan secara efektif, dapat mengajak semua pihak untuk memajukan dan meningkatkan pelaksanaan pendidikan MANAJEMEN PENDIDIKAN Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabug dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien. Dalam pengertian Manajemen Pendidikan ini, manajemen bukan hanya pengaturan yang terkait dengan pekerjaan tulis-menulis, tetapi pengaturan dalam arti luas. Pendekatan manajemen pendidikan : 1. Manajemen adalah kerjasama orang-orang Untuk mencapai tujuan sekolah yang telah dirumuskan yang membutuhkan berbagai keahilan dalam berbagai bidang pendidikan, secara internal sebuah sekolah yang ingin berkualitas membutuhkan orang-orang yang memiliki keahlian seperti kepala sekolah sebagai direktur, guru yang memiliki keahlian menejemen kelas yang baik, tenaga bimbingan konseling, ketatusahaan yang memiliki ketramplan dalam system manajemen informasi dan administrasi, perpustakaan membutuhkan pustakawan yang dapat mengelola perpustakaan secara efektif dan kreatifitas untuk menghidupkan suasana agar banyak dikunjungi siswa, laboran yang harus bia mengelola penggunaan waktu, memelihara serta memanfaatkan alat dengan berdayaguna. 2. Manajemen adalah suatu proses Seperti halnya sebuah pendidikan, manajemen adalah suatu proses, pendekatan ini menekankan perilaku sebagaimana fungsi manajemen itu sendiri yaitu proses planning, organizing, staffing, directing, coordinating, reporting, dan budgeting. 3. Manajemen sebagai sebuah system Sebagai sebuagsystem maksudnya adalah suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran. System disini yakni input-proses-ouput-outcome. 4. Manajemen sebagai pengelolaan Jika kita melihat manajemen sebagai pengelolaan akan terlihat adanya pengaturan atau pengelolaan sumberdaya yang dimiliki dalam sekolah atau sumberdaya yang harus ada untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Sumberdaya tersebut harus harus dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin. 5. Kepemimpinan Dari pendekatan kepemimpinan, manajemn dipengaruhi oleh pemimpin. Pimpinan bisa kepala sekolah, guru, atau KTU dimana seorang pemimpin bisa mempengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan. Disini seorang pemimpin harus mampu berkmunikasi secara verbal dan nonverbal, mengambil keputusan dan pelaksana keputusan.