AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
SEJARAH PENDIDIKAN DI INDONESIA
1. 1
SEJARAH PENDIDIKAN INDONESIA
Sejarah pendidikan di Indonesia jugamelalui tahap-tahap dan dari zaman ke
zaman yang mempunyai pendiri serta kurikulum yang berbeda-beda. Yang dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1. Pendidikan Pada Masa Klasik
Zaman klasik sering dikaitkan dengan zaman prasejarah oleh para
sejarawan karena kerja mereka dalam menandai dan menemukan bukti
peninggalan peradaban dan kebudayaan, syarat utamanya adalah terutama
bukti tulis, atau kalau tidak seperti itu bukti peninggalan sejarah tersebut
harus bisa dibaca dan ditafsirkan adanya aktivitas kehidupan di masa itu.
Pendidikan pada masa Klasik terdiri pendidikan berlandaskan ajaran
keagamaan (Hindu-Budha, Islam dan Kristen Katolik)
2. Pendidikan Dalam Rangka Perjuangan Indonesia
Pendidikan dalam rangka perjuangan kemerdekaan ditandai oleh
munculnya gerakan pendidikan yang dipelopori oleh Muhammadiyah,
Perguruan Taman Siswa, INS Kayutanam, Pendidikan Ma’arif dan perguruan
ialam lainnya.
3. Pendidikan Di Indonesia Setelah Kemerdekaan
Keadaan pendidikan setelah kemerdekaan ditandai dengan adanya
Kurikulum, Sistem Persekolahan, Perkembangan Jumlah Siswa,
4. Pendidikan Pada Masa Orde Lama
Pada masa ini Indonesia mampu mengekspor guru ke negara
tetangga, dan banyak generasi muda yang disekolahkan di luar negeri
dengan tujuan agar mereka kelak dapat kembali ke tanah air untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah mereka dapat. Tidak ada halangan
ekonomis yang merintangi seseorang untuk belajar di sekolah, karena
diskriminasi dianggap sebagai tindakan kolonialisme. Pada saat inilah
merupakan suatu era di mana setiap orang merasa bahwa dirinya sejajar
dengan yang lain, serta setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan
pendidikan. Kurikulum pada era Orde Lama dibagi manjadi 2 kurikulum di
antaranya: Rentang Tahun 1945-1968, Rencana Pelajaran Terurai 1952,
Kurikulum 1964
5. Pendidikan Pada Masa Orde Baru
Dalam era ini dikenal sebagai era pembangunan nasional. Dalam
bidangpembangunan pendidikan,khususnya pendidikan dasar terjadi suatu
loncatan yang sangat signifikan dengan adanya INPRES Pendidikan Dasar.
Kurikulumnya terdiri dari:Kurikulum1968,Kurikulum1975,Kurikulum 1984,
Kurilukum 1994.
6. Pendidikan Pada Masa Orde Reformasi
Pendidikan di masa reformasi juga belum sepenuhnya dikatakan
berhasil. Karena, pemerintah belum memberikan kebebasan sepenuhnya
untuk mendesain pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan kepentingan
lokal,misalnya penentuan kelulusan siswa masih diatur dan ditentukan oleh
pemerintah. Walaupun telah ada aturan yangmengatur posisi siswa sebagai
subjek yang setara dengan guru, namun dalam pengaplikasiannya, guru
masih menjadi pihak yang dominan dan mendominasi siswanya, sehingga
dapatdikatakan bahwa pelaksanaan proses pendidikan Indonesia masih jauh
dari dikatakan untuk memperjuangkan hak-hak siswa. Kurikulumnya terdiri
dari: Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) 2006.
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN DI INDONESIA
Selama manusia masih hidup dan peradaban manusia tetap berjalan kita tidak
akan pernah berhenti membicarakan tentang pendikan. Dari waktu ke waktu masalah
pendidikan selalu menjadi headline dan trending topic dalam setiap pembicaraan.
Apa yang dibuat oleh manusia tentu pernah salah, meskipun telah direncanakan
sematang-matangnya tetapi ada saja kendala yang menjadi barier atau penghambat
untuk mengaktualisasikan rencana pendidikan yang telang dicanangkan, adapun
beberapa permasalah pendidikan di Indonesia dewasa ini yaitu :
a. Kurikulum
b. Sarana dan prasarana
c. Pemerataan pendidikan yang belum maksimal
d. Biaya sekolah yang relative mahal, sehingga banyak anak putus sekolah
e. Pemerintah masih menganak tirikan sekolah-sekolah swasta
Adapun penyebab dari problem pendidikan ini yaitu :
a. Bertambahnya jumlah penduduk
b. Kemiskinan, kesenjangan sosial, diakibatkan oleh kemampuan ekonomi
dan kebijakan pemerintah yang selalu menaikkan harga barang tanpa
memikirkan nasib rakyat kecil !
c. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pendidikan.
2. 2
SENTRALISASI DESENTRALISASI & DEKONSENTRASI PENDIDIKAN
SENTRALISASI PENDIDIKAN
Sentralisasi adalah memusatkan seluruh wewenang atas segala urusan
yang menyangkut pemerintahan kepada tingkat pusat..Sentralisasi banyak digunakan
pada pemerintahan lama di Indonesia sebelumadanya otonomi daerah. Bahkan pada
zaman kerajaan, pemerintahan kolonial, maupun di zaman kemerdekaan.Istilah
sentralisasi sendiri sering digunakan dalam kaitannya dengan kontrol terhadap
kekuasaan dan lokasi yang berpusat pada satu titik.
Sentralisasi pendidikan di Indonesia sudah terjadi sejak lama. Dimana
pasca merdekanya Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 barulah pendidikan di
Indonesia diakui secara formal, dan bersifat sentralisasi. Pendidikan yang bersifat
sentralisasi di Indonesiaberlangsungsejak masa pasca kemerdekaan sampai Presiden
Soeharto
Indonesia sebagai negara berkembang dengan berbagai kesamaan ciri
sosial budayanya, juga mengikuti sistem sentralistik yang telah lama dikembangkan
pada negara berkembang. Konsekuensinya penyelenggaraan pendidikan di Indonesia
serba seragam, seba keputusan dari atas, seperti kurikulum yang seragam tanpa
melihat tingkat relevansinya bai kehidupan anak dan lingkungannya.
Dalampendidikan yangsifatnya sentralisasi akan mendekatkan peserta
didik merasa asing bagi dirinya dan hati nuraninya. Hal tersebut disebabkan karena
peranan guru yang seharusnya dilaksanakannya tetapi diambil alih oleh pusat.
Misalnya mengenai penentuan kurikulum sendiri di daerah masing-masing, tetapi
dalam sentralisasi dialihkan semuanya ke pusat untuk mengaturnya. Inilah yang
menyebabkan keasingan peserta didik terhadap dirinya.
Konsekuensi dari sentralisasi pendidikan yaitu, posisi dan peran siswa
cenderung dijadikan sebagai objek agar yang memiliki peluang untuk
mengembangkan kreatifitas dan minatnya sesuai dengan talenta yang dimilikinya.
Dengan adanya sentralisasi pendidikan telah melahirkan berbagai fenomena yang
memperhatikan seperti :
a. Totaliterismepenyelenggaraan pendidikan
b. Keseragaman manajemen, sejak dalamaspek perencanaan,
pengelolaan,evaluasi,hingga model pengembangan sekolah dan
pembelajaran.
c. Keseragaman pola pembudayaan masyarakat
d. Melemahnya kebudayaan daerah
e. Kualitas manusiayangrobotic,tanpa inisiatif dan kreatifitas.
Dengan demikian, sebagai dampak sistem pendidikan sentralistik, maka upaya
mewujudkan pendidikan yang dapat melahirkan sosok manusia yang memiliki
kebebasan berpikir,mampu memecahkan masalah secara mandiri,bekerja dan hidup
dalam kelompok kreatif penuh inisiatif dan impati, memeliki keterampilan
interpersonal yangmemadai sebagai bekal masyarakat menjadi sangat sulit untuk di
wujudkan.
DESENTRALISASI PENDIDIKAN
Desentralisasi adalah pendelegasian wewenang dalam membuat
keputusan dan kebijakan kepada manajer atau orang-orang yang berada pada level
bawah dalam suatu struktur organisasi. Pada saat sekarang ini banyak perusahaan
atau organisasi yang memilih serta menerapkan sistem desentralisasi karena dapat
memperbaiki serta meningkatkan efektifitas dan produktifitas suatu organisasi.Tidak
hanya sektor politik praktis yang tersapu gelombang otonomi.
Secara sektoral,pengertian desentralisasi pendidikan adalah sistem manajemen
untuk mewujudkan pembangunan pendidikan yang menekankan kepada
kebhinekaan, dengan tidak menciutkan substansi pendidikan yang menjadi bersifat
lokal dan sempit, serta berorientasi pendidikan yang bersifat primordial yang dapat
menumbuhkan sentimen kedaerahan. Dengan kata lain, desentralisasi pendidikan
diartikan sebagai pelimpahan kekuasaan dan wewenang yang lebih luas kepada
daerah untuk membuat perencanaan dan pengambilan keputusannya sendiri dalam
mengatasi permasalahan yang dihadapi di bidang pendidikan, namun harus tetap
mengacu kepada tujuan pendidikan nasional sebagai bagian dari upaya pencapaian
tujuan pembangunan nasional.
Beberapa alasan yang mendasari terjadinya desentralisasi :
a. Mendorong terjadinya partisipasi dari bawah secara lebih luas. Mengako-
modasi terwujudnya prinsip demokrasi.
b. Mengurangi biaya akibat alur birokrasi yang panjang sehinmgga dapat
meningkatkan efisiensi.
c. Memberi peluang untuk memanfaatkan potensi daerah secara optimal.
d. Mengakomodasi kepentingan poloitik.
e. Mendorong peningkatan kualitas produk yang lebih kompetitif.
Desentralisasi pendidikan merupakan salah satu model pengelolaan
pendidikan yang menjadikan sekolah sebagai proses pengambilan keputusan dan
merupakan salah satu upaya untuk memperbaiki kualitas pendidikan serta sumber
daya manusia termasuk profesionalitas guru yang belakangan ini dirisaukan oleh
berbagai pihak baik secararegional maupun secara internasional. Sistem pendidikan
3. 3
yang selama ini dikelola dalamsuatu iklimbirokratik dan sentralistik dianggap sebagai
salah satu sebab yang telah membuahkan keterpurukan dalam mutu dan keunggulan
pendidikan di tanah air kita. Hal ini beralasan, karena sistem birokrasi selalu
menempatkan “kekuasaan” sebagai faktor yang paling menentukan dalam proses
pengambilan keputusan. Sekolah-sekolah saat ini telah terkungkung oleh kekuasaan
birokrasi sejak kekuasaan tingkat pusat hingga daerah bahkan terkesan semakin
buruk dalam era reformasi saat ini.
Selanjutnya desentralisasi pendidikan memberikan kesempatan kepada
pemerintah daerah maupun sekolah untuk mengambil keputusan terbaik tentang
penyelenggaraan pendidikan di daerah atau sekolah yang bersangkutan berdasarkan
potensi daerah danstakeholders sekolah. Olah karenanya, desentralisasi pendidikan
disamping diakui sebagai kebijakan politis yang berkaitan dengan pendidikan, juga
merupakan kebijakan yang berkait dengan banyak hal. Paqueo dan Lammaert
menunjukkan alasan-alasan desentralisasi penyelenggaraan pendidikan yang sangat
cocok untuk kondisi Indonesia, yaitu;
a. kemampuan daerah dalam membiaya pendidikan,
b. peningkatan efektivitas dan efesiensi penyelenggaraan pendidikan
dari masing-masing daerah,
c. redistribusi kekuatan politik,
d. peningkatan kualitas pendidikan,
e. peningkatan inovasi dalam rangka pemuasan harapan seluruh
warga negara.
DEKONSENTRASI PENDIDIKAN
Dekonsentrasi merupakan pelimpahan urusan pemerintahan pusat kepada
pejabat-pejabatnya di daerah, namun perencanaan dan pembiayaannya tetap
menjadi tanggungan pusat. Karena terbatasnya kemampuan pusat dan juga kurang
efektif dan efisiennya bila semua urusan pusat dilaksanakan sendiri oleh
perangkatnya di daerah, maka pusat dapat memberikan tugas pembantuan kepada
daerah untuk melaksanakan urusan-urusan tersebut.
STANDAR KOMPETENSI GURU DAN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Standar Kompetensi Guru, guru harus menguasai 4 hal:
1. Kemampuan pedagogic: kemampuan yang harus dimiliki guru dalam mengelola
pembelajaran, baik dengan menggunakan metode belajar maupun
memanpaatkan media pembelajaran dikompetensi ini, guru harus mampu
membuat RPP, silabus, promes, prota, dan membuat daftar nilai siswa, salain itu
juga guru dapatmemanfatkan teknologi pembelajaran yang ada saat ini.
2. Kemampuan Sosial : kemampuan ini yang harus dimiliki guru yang berkaitan
dengan kemampuan untuk berkomunikasi dengan siswa,guru atau rekan sprofesi,
wali siswa, masyarakat sekitar, kepada atasan dsbnya.
3. Kemampuan kepribadian : kemampuan ini berkaitan dengan tingkah laku guru
yang harus bersifat dan berahlak mulia, sebagai seorang guru harus mengayomi
siswanya seperti ungkapan Ki hajar Dewantara yakni Tutwuri Handayani, guru
mengajarkan siswa dari belakang. Selain itu guru harus berwibawa di hadapan
para siswa.
4. Kemampuan professional : kemampuan ini mengharuskan guru untuk menguasai
materi pembelajaran,bagaimana menyiasati pembelajaran agar menjadi menarik
dan kreatif, disinilah letak adanya seni dalam mengajar.
Manajemen Berbasis sekolah merupakan suatu manajemen sekolah yang
disebut juga dengan otonomi sekolah (school autonomy) atau site-based
management (Beck & Murphy, 1996). Sejalan dengan belakunya otonomi daerah
dalam dunia pendidikan, MBS atau school-based management (SBM) menuntut
terjadinya perubahan dalam manajemen sekolah. Karena itu, pengelolaan suatu
sekolah diserahkan kepada sekolah tersebut, atau sekolah diberikan kewenangan
besar untuk mengelola sekolahnya sendiri dengan menggunakan Manajemen
Berbasis Sekolah ini.
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yaitu model pengelolaan yang memberikan
otonomi atau kemandirian kepada sekolah atau madrasah dan mendorong
pengambilan keputusan partisipatif yang melibatkan secara langsung semua warga
sekolah atau madrasah sesuai dengan standar pelayanan mutu yang ditetapkan oleh
pemerintah pusat, Provinsi, Kabupaten dan Kota.
Pada prinsipnya MBS bertujuan untuk memberdayakan sekolah dalam
menetapkan berbagai kebijakan internal sekolah yang mengarah pada peningkatan
mutu dan kinerja sekolah secara keseluruhan. MBS merupakan salah satu upaya
pemerintah untuk mencapai keunggulan masyarakatbangsa dalam penguasaan ilmu
dan teknologi, yang dinyatakan dalam GBHN
Dengan adanya MBS diharapkan akan memberi peluang dan kesempatan
kepada kepala sekolah,guru dan siswa untuk melakukan inovasi pendidikan. Dengan
adanya MBS maka ada beberapa keuntugan dalam pendidikan yaitu, kebijakan dan
kewenangan sekolah mengarah langsung kepada siswa, orang tua dan guru, sumber
daya yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal, pembinaan peserta didik dapat
4. 4
dilakukan secara efektif, dapat mengajak semua pihak untuk memajukan dan
meningkatkan pelaksanaan pendidikan
MANAJEMEN PENDIDIKAN
Manajemen Pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa
proses pengelolaan usaha kerjasama sekelompok manusia yang tergabug dalam
organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar efektif dan efisien.
Dalam pengertian Manajemen Pendidikan ini, manajemen bukan hanya pengaturan
yang terkait dengan pekerjaan tulis-menulis, tetapi pengaturan dalam arti luas.
Pendekatan manajemen pendidikan :
1. Manajemen adalah kerjasama orang-orang
Untuk mencapai tujuan sekolah yang telah dirumuskan yang membutuhkan
berbagai keahilan dalam berbagai bidang pendidikan, secara internal sebuah
sekolah yang ingin berkualitas membutuhkan orang-orang yang memiliki
keahlian seperti kepala sekolah sebagai direktur, guru yang memiliki keahlian
menejemen kelas yang baik, tenaga bimbingan konseling, ketatusahaan yang
memiliki ketramplan dalam system manajemen informasi dan administrasi,
perpustakaan membutuhkan pustakawan yang dapat mengelola perpustakaan
secara efektif dan kreatifitas untuk menghidupkan suasana agar banyak
dikunjungi siswa, laboran yang harus bia mengelola penggunaan waktu,
memelihara serta memanfaatkan alat dengan berdayaguna.
2. Manajemen adalah suatu proses
Seperti halnya sebuah pendidikan, manajemen adalah suatu proses,
pendekatan ini menekankan perilaku sebagaimana fungsi manajemen itu
sendiri yaitu proses planning, organizing, staffing, directing, coordinating,
reporting, dan budgeting.
3. Manajemen sebagai sebuah system
Sebagai sebuagsystem maksudnya adalah suatu keseluruhan yang terdiri atas
bagian-bagian yang saling berinteraksi dalam suatu proses untuk mengubah
masukan menjadi keluaran. System disini yakni input-proses-ouput-outcome.
4. Manajemen sebagai pengelolaan
Jika kita melihat manajemen sebagai pengelolaan akan terlihat adanya
pengaturan atau pengelolaan sumberdaya yang dimiliki dalam sekolah atau
sumberdaya yang harus ada untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Sumberdaya tersebut harus harus dimanfaatkan seefisien dan seefektif
mungkin.
5. Kepemimpinan
Dari pendekatan kepemimpinan, manajemn dipengaruhi oleh pemimpin.
Pimpinan bisa kepala sekolah, guru, atau KTU dimana seorang pemimpin bisa
mempengaruhi orang-orang untuk mencapai tujuan. Disini seorang pemimpin
harus mampu berkmunikasi secara verbal dan nonverbal, mengambil
keputusan dan pelaksana keputusan.