MAKALAH METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
1. MAKALAH
METODE DAKWAH DAN PEMIKIRAN MAULANA
SYAIKH DALAM PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ke-NW-an
Semester III Program Studi PGSD
STKIP Hamzanwadi Selong
Oleh :
AIDATUL FITRI
Dosen Pengampu:
Muhammad Ihsan, S.Ag, MA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
( STKIP ) HAMZANWADI SELONG
2013
2. HALAMAN PENGESAHAN
MAKALAH
Metode Dakwah Dan Pemikiran Maulana Syaikh Dalam Pendidikan
Yang diajukan oleh
Aidatul Fitri
NPM: 12110210
Telah disetujui,
Pancor, 10 Oktober 2013,
Dosen Pengampu,
Muhammad Ihsan, S.Ag, MA
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jasa-jasa beliau masih dapat kita lihat sampai saat ini, bahkan
pemikirannyapun telah mendunia. Kharakteristik pemikiran Kyai hamzanwadi
tidak lain ditunjukkan untuk kepentingan dan perdaban manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang diatas maka permasalah yang timbul adalah
sebagai berikut :
1.2.1 Bagaimana metode dakyah Kyai Hamzanwadi ?
1.2.2 Bagaimana pemikiran Kyai Hamzanwadi dalam dunia
pendidikan ?
1.3 Tujuan Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini saya harapkan kita semua terutama
saya pada umumnya bisa mengetahui dan meamahami perjuangan serta pemikiran
dari Maulana Syaikh dalam dunia pendidikan dan metode dakwahnya, semoga ini
bisa menjadi acuan untuk kedepannya.
4. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Metode Dakwah kyai Hamzanwadi
Umat islam adalah pendukung amanah, untuk meneruskan risalah dengan
dakwah, baik sebgai ummat kepada umat-umat yang lain, ataupun selaku
perseorangan dimanapun mereka berada, menurut kemampuan masing-masing.
Dakwah merupakan bagian yang tidak terlepaskan dari manusia.
2.1.1 Suku sasak sebagai komunitas awal Kyai Hamzanwad
Suku sasak adalah suku yang ada di pulau Lombok. Sasak adalah
penduduk asli Pulau Lombok. Kyai Hamzanwadi adalah salah seorang
putera sasak asli yang dilahirkan dari keturunan Raja Selaparang. Suku
sasak akhirnya menjadi komunitas awal beliau dalam mengembangkan
pendidikan yang kemudian diikuti oleh suku-suku yang lain.
2.1.2 Berdakwah melalui sistem Madrasi (Formal)
Sejak pulangnya dari Makkah, Kyai hamzanwadi telah
menabuh genderang dakwah dan perjuangan untuk bangsa dan
Negara. Berbagai pelosok desa dikunjunginya dalam rangka
bertabligh dan membangun madrasah. Sebagaimana layaknya
perjuangan amar ma’ruf nahi mungkar. Beliau tidak pernah luput
dari hambatan dan tantangan, baik yang datang dari kalangan
masyarakat islam Lombok maupun dari kalangan penjajah Jepang.
5. Tantangan yang maha dahsyat oleh masyarakat Pancor pada awal
ide membuka pendidikan dengan system klasikal (system madrasi).
Masyarakat Pancor kala itu menganggap Kyai Hamzanwadi
membawa ajaran Wahabiyah dan Mu’tazilah. Sehingga
kebiasaannya menjadi imam dan khatib terpaksa ditinggalkannya
karena harus memilih tetap membangun madrasah.
Tantangan dakwah Kyai Hamzanwadi tidak hanya datang
dari kalangan masyarakat biasa tetapi beberapa tuan guru pada saat
itu mencoba menghentikan upaya pendirian madrasah yang beliau
gagas. System klasikal (madrasi) yang beliau gagas memang
merupakan system pengajaran yang dianggap asing pada masa itu.
System yang sangat terkenal di dunia pesantren adalah system
weton dan sorogan. Metode ini sudah sangat panjang dan agak
seragam digunakan di pondok tradisional.
Istilah sorogan ini berasal dari kata sorog (jawa) yang
berarti menyodorkan. Sedangkan metode weton adalah metode
kuliah/ceramah (lectering), para santri mengikuti pelajaran dengan
duduk disekeliling kyai yang menerangkan pelajaran secara kuliah.
Santri membuat kitab masing-masing dan membuat catatan
padanya. Istilah weton ini berasal dari kata waktu (jawa) yang
berarti waktu, sebab pengajian tersebut diberikan pada waktu-waktu
tertentu, yaitu sebelum dan sesudah melakukan shalat fardhu. Di
6. Jawa Barat, metode ini disebut dengan bendungan, sebagai di
Sumatera dipakai istilah halaqah.
Di madrasah NW sendiri disamping system klasikal, system
sorogan tetap dipraktekkan sampai sekarang metode sorogan
tersebut berupa santri menghadap guru perorang demi perorang
dengan membawa kitab yang akan dipelajarinya. Kyai membacakan
pelajaran yang berbahasa Arab kemudian menerjemahkan dan
menerangkan maksudnya. Santri menyimak dan ngasehi (Jawa,
mengesahkan) dengan memberi catatan pada kitabnya, untuk
memisahkan bahwa ilmu itu telah diberikan oleh Kyai.
Selain dakwah melalui pendidikan formal Kyai Hamzanwadi
juga melakukan dakwah melalui pengajian umum. Dalam
pengelolaannya pengajian umum ini dikenal ada dua, yakni majelis
dakwah Hamzanwadi dan Majlis Ta’lim Hamzanwadi. Yang
pertama dipimpin langsung oleh tuan Guru Zainuddin, dan yang
kedua dipimpin oleh murid-muridnya. Secara substansi, beliau
mulai memperkenalkan dua model pengajian umum dengan
menggunakan kitab. Tentu saja model majlis ta’lim Kyai
Hamzanwadi ni sangat bermanfaat dalam rangka regenerasi setelah
wafatnya.Masih banyaknya penganut islam wetu telu masyarakat
Lombok pada saat itu, menjadi tantangan da’wah Kyai
Hamzanwadi sehingga Kyai Hamzanwadi memiliki strategi
7. tersendiri untuk memberikan pemahaman kepada penganut islam
wetu telu. Beberapa strategi yang dilakukannya antara lain
1. Mengirim murid-muridnya untuk melakukan dakwah
2. Menarik perhatian orang-orang wetu telu agar bersedia
menyekolahkan putra putrinya di pondok pesantren
3. Berusaha membangun madrasah setelah dinilai memiliki
cukup kader
4. Secara langsung turun untuk memberikan pengajian-
pengajian umum kepada masyarakat.
Ghirah Kyai Hamzanwadi untuk membangun masyarakat
lewat jalur madrasah tidak diragukan lagi. Sehingga daam beberapa
tahun madrasah NW tersebar di seluruh pelosok Pulau Lombok
begitu juga peningkatan kualitas madrasah menjadi perhatian utama
beliau. Sehingga didikan langsung Kyai Hamzanwadi telah
melahirkan banyak tuan guru di Pulau Lombok
2.1.3
Berdakwah dengan Da’wah Bi Al Lisan
Filsafat da’wah kyai hamzanwadi adalah filsafat matahari.
Dakwah baginya tak ubahnya seperti berputarnya matahari. Jiwa
boleh masuk tanah tetapi perjuangan/dakwah tetap harus
8. dilanjutkan. Sehingga tidaklah mengherankan bila sampai akhir
hayatnya, di usia 100 tahun lebih dia masih aktif berdakwah.
Dakwah secara lisan mulai dilakukan stelah kembali dari
Makkah. Pola ini merupakan bentuk dakwah paling dini dari model
dakwah yang dilakukannya. Setelah aktivitas dahkwahnyamlai
menunjukkan pengaruh dan dirasakan oleh masyarakat luas,
membuat kesibukan Kyai Hamzanwadi semakin bertambah. Tiga
bulan kemudian wilayah dakwahnya mencapai 3 kabupaten yaitu
pancor, praya, dan Mataram.
Ada dua factor yang menyebabkan dakwahnya, tegolong
sukses yakni factor internal dan eksternal yaitu ;
a. Factor internal, dengan ketulusannya yang paling
mendalam, berdakwah merupakan jalan terbaik baginya.
Keberhasilan dakwahnya telah membukakan jalan bagi
pemerintah daerah dalam membina kehidupan
masyarakat yang religious. Ia dikenal sebagai ulama
besar yang dikagumi oleh ulama’ nasional dan Mekkah.
b. Factor ekstern, medan perjuangan dimana masyarakat
berada dalam cengkraman pemerintah kolonial justru
memunculkan spirit baru yang mendorong meraih sukses.
Menurut kesaksian para informan, tatkala zainudin
menerima tekanan daripemerintah colonial atas berbagai
9. kegiatan dakwah dan pendidikan islam, dihadapi dengan
perasaan tenang optimis, serta sejumah motivasi lain
yang menunjukkan keberanian dan ketulusannya dalam
menerima tantangan tersebut.
2.1.4 Dakwah tulisan
Pengalaman dan prestasi akademis yang diraih menjadi
beban dan tanggung jawab untuk mewujudkan dan mengamalkan
ilmu agamanya. Masyarakat Lombok sungguh membutuhkan
gagasan pemikiran keagamaan dari zainuddin. Telah lama
masyarakat muslim mengidamkan sajian sajian agama yang mudah
difahami dan diamalkan dalam kehidupan. Wujud aktifitas
dakwahnya dalam bentuk tulisan, antara lain :
a. Bidang aqidah.
Salah satu karya dalam bidang aqidah berjudul Risalah
al-Tauhid. Kitab yang berisi Tanya jawab bidang aqidah
ini secara tegas mewakili teologi NW.
b. Bidang fiqh/ibadah
Dalam bidang ini terdapat 4 judul karangan, yaitu sulam
al-hija, al-nahdlat al-zainiyyah, al-tuhfat al-anfananiyyah,
dan al-fawakih al-nahdliyyah. Keempat kitab ini ditulis
dalam bahasa arab sehingga untuk mempeljari isinya
10. terlebihdahulu seseorang harus mendalami dan mengerti
bahasa arab. Khusus dalam kitab al-nahdlat al-zainiyyah
dibuat dalam bentuk nazham yaitu syair secara sistematis
yang menjelaskan persoalan mawaris secara detail.
c. Bidang ilmu tajwid
Zainuddin menulis buku berjudul “batu ngompal” adalah
sebuah kitab yang menjelaskan tata cara membaca al-
qur’an secara fasih dan tartil. Ini menunjukkan perhatian
yang cukup besar dala bidang baca tulis al-qur’an.
d. Bidang akhlak.
Kitab terkenal dalam bidang ini berjudul, renungan
masa, pengalaman baru, yang isinya menyangkut etika
keagamaan yang layak dilakukan berdasarkan
pengalaman biografi pengarang.
2.1.5 Dakwah tradisi
Tradisi dipahami sebgai suatu kebiasaan yang telah tertanam
dalam masyarakat muslim Lombok . strategi dakwah sengaja
memanfaatkan symbol-simbol tradisi agama yang telah mengakar
dalam kehidupan masyarakat sebab tradisi keagamaan seperti
peringatan maulid nabi muhammmad saw, isro’ mi’raj nuzulul
11. qur’an, tahun baru hijriah, dan sejenisnya yang dianggap sebagai
upaya memelihara warisan keislaman.
2.2 Pemikiran Kyai Hamzanwadi Tentang Pendidikan
Pemikiran Kyai Hamzanwadi tentang pendidikan sangat maju, lebih-lebih
jika dikaitkan dengan situasi ketika pemikiran itu dimunculkan. Banyak sekali
rintangan dan cobaan yang beliau dapatkan ketika memulai menyampaikan
pemikirannya. Diantara pemikiran beliau yang berkaitan dengan pendidikan di
NTB antara lain :
2.2.1 Penggagas pendidikan islam dengan system madrasi
Dikenal ada dua metode pendidikan yang dipraktekkan pada
masa awal islam datang di Indonesia, yakni system sorogan dan
wetonan Kyai Hamzanwadi menganggap kedua metode pendidikan
tersebut perlu dilengkapi dengan mengembangkan model madarasi.
Selanjutnya dalam system klasikal, NWDI dibagi tiga tingkat, yaitu
tingkat ilzamiyah, Tahdliriyyah,dan ibtidaiyah. Tingkat ilzamiyah
adalah tahap persiapan dengan lama belajar satu tahun. Murid di
tingkat ini terdiri dari anak-anak yang belum mengenal huruf Arab
dan huruf latin. Tingkat tahdliriyyah adalah lanjutan dari tingkat
ilzamiyah. Lama belajarnya tiga tahun. Untuk tingkat ini diterima
pulalulusan sekolah dasar (volgschool). Tingkat terakhir adalah
ibtidaiyah, lama belajarnya 4 tahun. Murid tingkat ini selain
12. menerima lulusan tahdliriyah juga menrima lulusan Sekolah dasar
yang telah memperolah pelajaran agama dan bahasa Arab. Mata
pelajaran hampir semuanya agama, kecuali menulis huruf latin yang
diberikan di tingkat ilzamiyah dan tahdliriyah
2.2.2 Membuka lembaga pendidikan khusus bagi kaum wanita
Ketika membuka sekolah khusus bagi kaum wanita, banyak
isu yang dihembuskan oleh para penentangnya yang bersifat
diskriminatif terhadap kaum perempuan. Banayak orang pada saat
itu menilai tidak wajar menyekolahkan kaum pereempuan; ia akan
berani tampil di depan umum dan bertindak tak sopan.
Walaupun reaksi itu ada, NBDI sebagai madarash khusus
wanita tetap berdiri pada tanggal 15Rabiul atau 21 April 1943.
Madrasah ini berhasil menamatkan siswinya untuk pertama kali
pada tahun 1949
2.2.3 Membuka sekolah umum di NTB
Upaya membangun sekolah umum bagi Kyai Hamzanwadi
merupakan suatu keharusan. Hal ini juga merupakan salah satu
strategi dakwahnya dengan mengkader santrinya yang memiliki
ilmu yang mumpuni di bidang umum.
Pemikiran untuk mengembangkan ilmu umum sebenarnya
bagian dari perlunya integrasi ilmu agama dengan ilmu umum.
13. Pemikiran ini kemudian dijadikan sebagai kebijakan dalam
lembaga pendidikan yang dikelolanya. Ketika terjadi krisis ekonomi
tahun 1960-an, madrasah-madrasah NW banyak memberikan
kursus keterampilan dalam bidang pertanian, menjahit,
perkoperasian, perbengkelan dan sebagainya.
Dalam bidang kurikulum, Kyai Hamzanwadi beranggapan
bahwa menguasai bidang studi agama seperti tauhid, fiqh ahlak,
ushul fiqh, ilmu mantiq dan sebagainya baru tmpil pada bidang
moral, tetapi tidak profesional dalam bidang ilmu penegtauan dan
teknologi. Artinya dengan menguasai ilmu pengetahuan agama
seseorang hanya mampu berperan sebagai pembimbing spiritual dan
belum sanggup memerankan diri dalam dunia birokrasidan
teknologi sebab tidak memiliki keterampilan dalam bidangnya.
Karena itu, menurut kyai hamzanwadi tidak ada dikotomi ilmu
(ilmu umum dan ilmu agama), keduanya penting untuk meraih
kebahagiaan dunia dan akhirat. Disinilah kemudian timbul
pemikirannya tentang integrasi ilmu agama dan umum.
2.2.4 Melakukan integrasi ilmu agama dan ilmu umum
Integrasi ilmu agama dan ilmu umum merupakan kelanjutan
dari misi Kyai Hamzanwadi dalam mengembangkan sekolah
umum. Bahkan disekolah agama pun NW mengikuti kurikulum
14. pemerintah dengan memberikan muatan pelajaran umum disamping
pelajaran agama.
Kyai Hamzanwadi menekankan untuk memisahkan ilmu yang
dianggap baru dan tidak mempermasalahkan ilmu yang tidak
diketahui. Fenomena ini disebabkan karena adanya kecendrungan
umat islam yang lebih memfokuskan dirinya hanya dalam ilmu-
ilmu agama dan menganggap tidak penting mempelajari ilmu sains.
2.2.5 Menetapkan pentingnya memilih kriteria pendidik
Pemikiran Kyai Hamzanwadi tentang criteria pendidik banya
dipengaruhi oleh ajaran kitab Ta’lim al-Mutaallim. Kitab ini pada
dasarnya mengajarkan agar mempelajari ahlak terlebih dahulu baru
mengajarkan ilmu-ilmu lain. Secara detail ada 5 pokok materi yang
dibahas dalam kitab ini, yakni factor tujuan pendidikan, factor anak
didik, factor pendidik, factor alat pendidikan, factor alat pendidikan
dan factor lingkungan.
2.2.6 Menjalankan pendidikan multikulturalisme di NTB
Kyai Hamzanwadi telahmulai menetapkan konsep
multikulturalismenya itu melalui pendidikan. Bahkan dalam
perjalanan sejarah pendidikan yang dikembangkannya, dia sering
menggunakan prinsip akomodasi dengan menggunakan kader dari
luar Desa Pancor sebagai pembantunya dalam mengelola madrasah
dan organisasi Nahdlatul Wathan.
15. Konsep pendidikan multikulturalisme yang dikembangkan
oleh Kyai Hamzanwadi ini tidak terlepas dari misinya untuk
menyebarkan ajaran islam yang dipahaminya secara inklusif
melalui organisasi NW yang didirikannya. Pemahaman
Multikulturalisme ini terus diekmabngkan dan disebarkan kepada
umat melalui pengajian dan jalur pendidikan.
Oleh karena itu oendidikan merupakan sarana yang tepat
untuk membangun kesadaran. Karena dalam tataran ideal,
pendidikan seharusnya bisa berperan sebagai juru bicara bagi
terciptanya fundamental kehidupan multikulturalisme yang bebas
dari kooptasi kekuatan Negara.
16. BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Konsep dakwah Kyai Hamzanwadi melalui system madrasi, dakwah
secara lisan, dan tulisan. Adapun pemikirannya tentang pendidikan terdiri dari 6
ide yaitu; penggagas pendidikan islam dengan system madras, membuka
lembaga pendidikan khusus bagi kaum wanita, membuka sekolah umum di ntb,
melakukan integrasi ilmu agama dan ilmu umum, mentapkan pentingnya
memilih criteria pendidik, menjalankan pendidikan multikulturalisme di NTB.
3.2 Saran
Manfaatkanlah apa yang ada dengan baik. Rajinlah-rajinlah belajar dan
patuhilah nasihat orang tua.
17. DAFTAR ISI
Masnun. (2007). TGKH M. Zainudin Abdul Madjid Gagasan dan
Pembaharuan Islam di Nusa Tenggara Barat. Pustaka Al miqdad.
Muslim, MUslihun. (2012). Kiprah & Pemikiran Nahdlatul Wathan.
Surabaya: Cerdas Pustaka Publisher