MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
Kb3 penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
Australia Indonesia Partnership for
Health Systems Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 3
HENI PUJI
WAHYUNINGSIH
Penyulit dan Komplikasi
Kehamilan Lanjut
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN
MODUL
KEGIATAN BELAJAR 3
GERAKAN JANIN TIDAK DIRASAKAN
DAN GAWAT JANIN
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
i
Kata
Pengantar
Assalamualaikum Warahmatullahi Wa-
barakatuh. Modul yang Anda pelajari ini
(yang berjudul Penyulit dan Komplikasi
Kehamilan Lanjut), adalah salah satu
modul dari sepuluh modul yang harus
Anda selesaikan dalam Mata Kuliah
Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Salah satu capaian pembelajaran pada
Program Studi Diploma III Kebidanan
adalah mewujudkan kompetensi bidan
sebagai Care Provider (Pemberi Asu-
han Kebidanan pada ibu hamil), yai-
tu kemampuan memberikan asu-
han kebidanan pada ibu hamil dalam
kondisi normal maupun kemampuan
mendeteksi kehamilan sesuai dengan
kewenangan secara profesional (efektif,
aman dan holistik serta bermutu tinggi)
berdasarkan kode etik, standar prak-
tek profesi, standar asuhan kebidanan,
mampu memberikan pertolongan per-
tama kegawatdaruratan obstetri, mam-
pu berdaptasi dengan berbagai situasi
dan serta mampu mendokumentasikan
asuhan kebidanan pada ibu hamil se-
cara tepat.
Gambar : Pengecekan cabang bayi
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Modul yang Anda pelajari ini (yang ber-
judul Penyulit dan Komplikasi Kehamilan Lanjut), adalah salah satu modul dari sepuluh
modul yang harus Anda selesaikan dalam Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Salah satu capaian pembelajaran pada Program Studi Diploma III Kebidanan adalah
mewujudkan kompetensi bidan sebagai Care Provider (Pemberi Asuhan Kebidanan
pada ibu hamil), yaitu kemampuan memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dalam kondisi normal maupun kemampuan mendeteksi kehamilan sesuai dengan ke-
wenangan secara profesional (efektif, aman dan holistik serta bermutu tinggi) berdasar-
kan kode etik, standar praktek profesi, standar asuhan kebidanan, mampu memberikan
pertolongan pertama kegawatdaruratan obstetri, mampu berdaptasi dengan berbagai
situasi dan serta mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan pada ibu hamil secara
tepat.
Setelah mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat memahami penyulit dan komp-
likasi kehamilan lanjut. Secara khusus Anda diharapkan dapat: mengidentifikasi penyulit
dan komplikasi kehamilan lanjut. Untuk mencapai kompetensi tersebut pokok-pokok
materi tanda-tanda bahaya pada kehamilan lanjut yang merupakan komplikasi dan
penyulit pada kehamilan lanjut yang harus Anda pelajari meliputi: (1). Perdarahan per-
vaginam (2). Sakit kepala yang hebat (3). Penglihatan kabur, (4). Bengkak di wajah dan
tangan, (5). Keluar cairan pervaginam, (6). Grakan janin tidak dirasakan, (7). Nyeri perut
yang hebat.
Modul ini memberikan arah dan petunjuk belajar bagi Anda dalam memahami penyulit
dan komplikasi kehamilan lanjut. Modul ini dikemas dalam tiga kegiatan belajar, yang
disusun dengan urutan sebagai berikut:
1. Kegiatan Belajar 1 : Perdarahan Pervaginam Pada Kehamilan Lanjut dan Pengel-
uaran Cairan Pervaginam.
2. Kegiatan Belajar 2 : Preeklampsia dan Eklampsia.
3. Kegiatan Belajar 3 : Gerakan Janin Tidak Dirasakan dan Gawat Janin.
Setelah mempelajari modul ini Anda akan dapat:
1. Menjelaskan pengertian, diagnosis, jenis dan penanganan perdarahan kehamilan
lanjut dan pengeluaran cairan pervaginam.
2. Menjelaskan pengertian, diagnosis, jenis dan penanganan sakit kepala yang hebat,
penglihatan kabur, dan bengkak di wajah serta tangan.
3. Menjelaskan pengertian, diagnosis, jenis dan penanganan gerakan janin tidak dira-
sakan dan nyeri perut yang hebat.
Capaian pembelajaran pada modul ini akan sangat mendukung dalam pencapaian pro-
fil kompetensi Bidan dalam mendeteksi dan melakukan penatalaksanaan penyulit dan
komplikasi kehamilan lanjut, dalam lingkup tugas memberikan asuhan kehamilan baik
Pendahuluan
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
2
3
pada tatanan pelayanan primer, sekunder maupun tertier, dalam lingkup kewenangan
bidan melaksanakan asuhan secara mandiri, kolaburasi maupun rujukan. Pemahaman
penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut mutlak diperlukan oleh seorang bidan dalam
menjalankan perannya dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil, sehingga
menurunkan morbiditas dan mortalitas ibu.
Proses pembelajaran untuk materi penyulit dan komplikasi kehamilan lanjut yang se-
dang Anda ikuti sekarang ini, dapat berlangsung lancar, efektif dan efisien, apabila anda
mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut:
1. Pahami dulu mengenai konsep kehamilan secara menyeluruh, ruang lingkup fisiolo-
gis kehamilan, dan perubahan sistem tubuh selama hamil.
2. Lakukan kajian terhadap klinis kebidanan dan evidence based praktik kehamilan.
3. Lakukan kajian dan identifikasi sumber atau bahan belajar yang terkait dengan kegia-
tan belajar yang sedang dipelajari.
4. Pelajari secara berurutan kegiatan belajar 1, 2 dan 3 dan lakukan latihan pada setiap
akhir kegiatan belajar atau kerjakan test formatif yang ada pada setiap akhir kegiatan
belajar.
5. Baca dengan seksama materi yang disampaikan pada setiap kegiatan belajar
6. Kerjakan latihan-latihan / tugas-tugas terkait dengan materi yang dibahas.
7. Buat ringkasan dari materi yang dibahas untuk memudahkan Anda mengingat.
8. Kerjakan evaluasi proses pembelajaran untuk setiap materi yang dibahas dan cocok-
kan jawaban Anda dengan kunci yang disediakan pada akhir modul ini.
9. Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam Modul Penyulit dan Komplikasi Ke-
hamilan lanjut ini sangat tergantung pada kesungguhan Anda dalam mengerjakan
latihan. Untuk itu berlatihlah secara mandiri atau berkelompok dengan teman se-
jawat.
10. Bila Anda menemui kesulitan, silahkan hubungi instruktur, dosen pembimbing atau
fasilitator yang mengajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Baiklah Rekan mahasiswa, selamat belajar, semoga Anda sukses memahami pengeta-
huan serta konseptual, analitik, dan terapan yang diuraikan pada modul ini untuk men-
jadi bekal memahami asuhan kebidanan kehamilan secara menyeluruh dan kompre-
hensif.
Kami mengharap, Anda dapat mengikuti keseluruhan kegiatan belajar dalam modul ini
dengan baik. Saya yakin Anda mampu menyelesaikan modul ini dengan baik.
SELAMAT BELAJAR !
Setelah menyelesaikan Kegiatan Belajar 3, ini Anda akan mampu mengenali dan men-
deteksi penyulit dan komplikasi pada kehamilan lanjut dari aspek kesejahteraan janin,
berupa gerakan janin tidak dirasakan dan gawat janin.
Secara spesifik Anda akan memahami dan menguasai mengenai hal-hal sebagai berikut:
1. Permasalahan gerakan janin tidak dirasakan.
2. Diagnosis gerakan janin tidak dirasakan.
3. Penanganan gerakan janin tidak dirasakan.
4. Definisi gawat janin.
5. Diagnosis gawat janin.
6. Penanganan gawat janin.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, maka Anda perlu mempelajari secara
rinci mengenai pokok-pokok materi sebagai berikut:
1. Gerakan janin tidak dirasakan:
• Permasalahan gerakan janin tidak dirasakan.
• Diagnosis gerakan janin tidak dirasakan.
• Penanganan gerakan janin tidak dirasakan
2. Gawat janin:
• Definisi gawat janin.
• Diagnosis gawat janin
• Penanganan gawat janin.
Tujuan Pembelajaran Umum
Kegiatan
Belajar 3
GERAKAN JANIN TIDAK DIRASAKAN
DAN GAWAT JANIN
Tujuan Pembelajaran Khusus
Pokok - Pokok Materi
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
4
5
Rekan mahasiswa, agar lebih jelas mengenai kegiatan belajar dari penyulit dan komp-
likasi kehamilan muda, maka pelajari dengan cermat pada uraian materi berikut ini;
1. Gerakan janin tidak dirasakan
Gerakan janin merupakan hal yang subyektif dirasakan oleh ibu dalam kehamilan. Se-
cara fisiologis subyektif ibu hamil dalam merasakan gerakan bervariasi kepekaan ibu.
Pada umumnya gerakan janin mulai dirasakan ibu hamil pada umur kehamilan kisaran
16 minggu pada primigravida atau 18 minggu pada multigravida. Bidan mempunyai per-
an penting dalam asuhan antenatal untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada
ibu hamil mengenai bagaimana pentingnya menghitung atau mencermati gerakan janin
secara sederhana. Bidan dapat membimbing ibu dengan menggunakan kartu sederha-
na gerakan janin (fetal movement card), sehingga ibu hamil sejak dini mampu mera-
sakan dan mengenali sejak dini apabila ada perubahan atau penyimpangan gerakan
janin. Batasan normal sederhana gerakan janin yang dirasakan oleh ibu, minimal dalam
12 jam adalah 10 kali gerakan. Sehingga sedini mungkin ibu hamil dapat meminta per-
tolongan ke pelayanan kesehatan apabila ada penyimpangan atau perubahan
a. Mengidentifikasi gambaran klinik gerakan janin tidak dirasakan
Ibu merasakan adanya perubahan frekuensi gerakan janin, kurang dari standar normal,
berkurang dari biasanya, mengalami perubahan frekuensi/intensitasnya atau ibu tidak
merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan.
b. Penanganan Umum
1) Berikan dukungan emosional dan psikososial pada ibu.
2) Nilai denyut jantung ( DJJ) kaji apakah :
• Ibu mendapat pengobatan sedatif/minum obat tertentu.
• DJJ tak terdengar, bisa melakukan pembanding dengan beberapa orang/timbidan
mendengarkan DJJ menggunakan stetoskop Doppler.
3) Segera lakukan rujukan ke RS untuk penanganan lebih lanjut.
c. Diagnosa
Rekan mahasiswa mari kita pelajari lebih lanjut mengenai bagaimana mendiagnosis ger-
akan janin tidak dirasakan melalui tabel berikut ini!
Uraian
Materi
Tabel 1. Diagnosis gerak janin tidak dirasakan
Gejala dan tanda selalu
ada
Gejala dan tanda kadang-
kadang ada
Diagnosis kemungkinan
• Gerakan janin berku-
rang atau hilang
• Nyeri perut hilang tim-
bul atau menetap
• Perdarahan pervagi-
nam sesudah hamil 22
minggu
• Syok
• Uterus tegang / kaku
• Gawat janin atau DJJ
tidak terdengar
• Solusi plasenta
• Gerakan janin dan DJJ
tidak ada
• Perdarahan
• Nyeri perut hebat
• Syok
• Perut kembung/ cairan
bebas intra abdominan
• Kontur uterus abnormal
• Abdomen nyeri
• Bagian-bagian janin ter-
aba
• Denyut nadi ibu cepat
• Ruptura uteri
• Gerakan janin berku-
rang atau hilang
• DJJ abnormal (<100/
menit) atau >180/
menit).
• Cairan ketuban bercam-
pur mekonium
• Gawat janin
• Gerakan janin/ DJJ
hilang
• Tanda-tanda kehamilan
berhenti.
• Tinggi fundus uterus
berkurang.
• Pembesaran uterus
berkurang.
• Kematian janin
d. Penanganan Khusus
Penanganan khusus gerakan janin tidak dirasakan harus dilaksanakan di rumah sakit.
Terdapat kemungkinan terjadi kematian janin, maka perlu dilakukan identifikasi dengan
cermat, adanya tanda atau gambaran klinik kematian janin.
Kematian janin dapat terjadi akibat gangguan pertumbuhan janin, gawat janin, atau ke-
lainan bawaan atau akibat infeksi yang tidak terdiagnosis sebelumnya sehingga tidak
diobati. Tatalaksana penanganan khusus di RS adalah sebagai berikut:
• Konfirmasi kematian janin setelah 5 hari. Tanda-tandanya berupa overlapping tulang
tengkorak, hiperfleksi kolumna vertebralis , gelembung udara di dalam jantung dan
edema scalp, melakukan pengecekan pemeriksaan radiologi.
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
6
7
• USG: merupakan sarana penunjang diagnostik yang baik untuk memastikan kema-
tian janin di mana gambarannya menunjukkan janin janin tanpa tanda kehidupan:
tidak ada denyut jantung janin, dan cairan ketuban berkurang.
• Dukungan mental emosional dan psikologis perlu diberikan kepada pasien. Sebai-
knya pasien selalu didampingi oleh orang terdekatnya (significant others). Yakinkan
bahwa besar kemungkinan dapat lahir pervaginam.
• Pilihan cara persalinan dapat secara aktif dengan induksi maupun ekspektatif, perlu
dibicarakan dengan pasien dan keluarganya sebelum keputusan diambil.
• Jika trombosit menurun tanpa persalinan spontan, lakukan penanganan aktif.
• Jika penanganan aktif akan dilakukan, nilai serviks;
(1) Jika seviks matang, lakukan induksi persalinan dengan oksitoksin atau prostaglandin.
(2) Jika serviks belum matang , lakukan pematangan serviks dengan prostaglandin atau
kateter Foley
(3) Catatan : Jangan lakukan amniotomi karena berisiko infeksi.
(4) Persalinan dengan seksio sesarea merupakan alternatif terakhir.
• Jika Persalinan spontan tidak terjadi, trombosit menurun, dan serviks belum
matang, matangkan seviks dengan misoprostol
• Jika ada tanda infeksi, diberikan antibiotika untuk metritis.
• Jika tes pembekuan sederhana lebih dari 7 menit atau bekuan mudah pecah,
waspada koagulopati.
• Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan melakukan
berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
• Pemeriksaan patologi plasenta adalah untuk mengungkapkan adanya patologi
plasenta dan infeksi.
2. Gawat janin
Rekan mahasiswa, pernahkan Anda menghadapi kasus gawat janin dalam kehamilan?
Jika pernah ceritakan pengalaman Anda bagaimana mengidentifikasi kasus gawat janin,
tulliskan pengalaman Anda pada kotak yang tersedia di bawah ini!
a. Pengertian gawat janin
Gawat janin adalah apabila ditemukan denyut jantung janin diatas 160/menit (takhikar-
dia) atau dibawah 100/menit (bradikardia), denyut jantung tidak teratur, atau keluarnya
mekonium yang kental atau hijau kental pada awal persalinan.
b. Diagnosis gawat janin
Diagnosis gawat janin didasarkan pada denyut jantung janin yang abnormal. Diagnosis
lebih pasti jika disertai air ketuban hijau kental atau kental. Gawat janin dapat terjadi
pada perdarahan, infeksi, insufisiensi plasenta, ibu DM, kehamilan preterm, posterm,
prolapsus tali pusat, partus lama, dan induksi persalinan.
c. Penanganan gawat janin.
Peran bidan untuk mengenali, mendeteksi dini adanya tanda gawat janin dan segera
melakukan pertolongan pertama dan merujuk ke RS. Penanganan umum apabila meng-
hadapi kasus gawat janin adalah melakukan resusitasi intrauterin sebagai berikut:
• Ibu dimiringkan ke kiri untuk memperbaiki sirkulasi plasenta.
• Memberikan Oksigen menggunakan masker 6-8 lt/menit.
• Bila ibu hipotensi segera lakukan pemasangan infus RL.
Tuliskan apa yang anda ketahui
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
8
9
Selamat, Anda telah menyelesaikan Kegiatan Belajar 3 Gerakan Janin tidak dirasakan
dan Gawat Janin. Dengan demikian materi pada kegiatan belajar ini akan membekali
Anda sebagai calon bidan dalam memberikan asuhan kehamilan, mendeteksi adan-
ya penyulit atau komplikasi kehamilan, mengenali tanda bahaya kehamilan lanjut,
yaitu Gerakan Janin tidak dirasakan dan Gawat Janin, melakukan pertolongan perta-
ma dan merujuk kasus dengan tepat. Hal-hal penting yang telah Anda pelajari dalam
Kegiatan Belajar 3 ini adalah sebagai berikut:
1. Gerakan janin tidak dirasakan adalah Ibu hamil merasakan adanya perubahan
frekuensi gerakan janin, kurang dari standar normal, berkurang dari biasanya,
mengalami perubahan frekuensi/intensitasnya atau ibu tidak merasakan gerakan
janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan
2. Gawat janin adalah apabila ditemukan denyut jantung janin diatas 160/menit
(takhikardia) atau dibawah 100/menit (bradikardia), denyut jantung tidak teratur,
atau keluarnya mekonium yang kental atau hijau kental pada awal persalinan
3. Peran bidan untuk mengenali, mendeteksi dini adanya tanda gawat janin dan
segera melakukan pertolongan pertama dan merujuk ke RS. Penanganan
umum apabila menghadapi kasus gawat janin adalah melakukan resusitasi intra-
uterin.
4. Gambaran klinik Solusi plasenta: Gerakan janin berkurang atau hilang, nyeri perut
hilang timbul atau menetap, perdarahan pervaginam sesudah hamil 22 minggu.
5. Gambaran klinik ruptur uteri: Gerakan janin dan DJJ tidak ada, perdarahan, nyeri
perut hebat, syok, perut kembung/cairan bebas intra abdominan, kontur uterus
abnormal, abdomen nyeri, bagian-bagian janin teraba, dan denyut nadi ibu cepat.
6. Gambaran klinik gawat janin: Gerakan janin berkurang atau hilang, DJJ abnormal
(<100/ menit) atau >180/menit), kadang-kadang ditemukan Cairan ketuban ber-
campur mekonium.
7. Gambaran klinik kematian janin intra uterin: Gerakan janin/ DJJ hilang, tanda-tan-
da kehamilan berhenti, Tinggi fundus uterus berkurang, dan pembesaran uterus
berkurang.
Rangkuman
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memilih salah satu alternative jawa-
ban yang Anda anggap paling benar.
1. Seorang perempuan hamil, G1P0A0, datang periksa ke RB, umur ibu 25 tahun, umur
kehamilan 28 minggu, ibu mengeluh gerakan janin berkurang dari biasanya, ibu
merasakan frekuensi gerakan janin berkurang. Apakah analisa pada kasus terse-
but?
A. Gerakan janin tidak dirasakan
B. Pertumbuhan janin terhambat
C. Gawat janin
D. Janin mati
E. Janin kecil
2. Seorang perempuan hamil, G1P0A0, datang periksa ke RB, umur ibu 25 tahun, umur
kehamilan 28 minggu, ibu mengeluh gerakan janin berkurang dari biasanya, ibu
merasakan frekuensi gerakan janin berkurang. Apakah penatalaksanaan awal yang
tepat dilakukan Bidan pada kasus tersebut?
A. Penilaian DJJ, pasang infus dan rawat inap di RB
B. Pasang infus, beri sedatif, dan tirah baring total
C. Dukungan psikologis, beri sedatif, rawat inap di RB
D. Atur posisi trendelenburg, pasang infus, rawat inap di RB
E. Penilaian DJJ, dukungan psikologis dan lakukan rujukan
3. Apakah pendidikan kesehatan pada ibu hamil tentang indikator sederhana untuk
pergerakan janin, yang bisa diberikan oleh bidan?
A. Minimal 10 kali gerakan janin dalam 12 jam
B. Minimal 10 kali gerakan janin dalam 24 jam
C. Minimal 12 kali gerakan janin dalam 24 jam
D. Minimal 24 kali gerakan janin dalam 24 jam
E. Minimal 10 kali gerakan janin dalam 48 jam
4. Seorang perempuan hamil, G1P0A0, datang periksa ke BPM, umur ibu 25 tahun,
umur kehamilan 28 minggu, ibu mengeluh mengeluarkan bercak darah berwarna
merah tua, nyeri perut, gerakan janin berkurang, DJJ 116x/menit, tidak teratur. Apa-
kah diagnosa kemungkinan pada kasus tersebut?
A. Solutio plasenta dan gawat janin
B. Plasenta previa dan gawat janin
C. Ruptur uteri dan gawat janin
D. Inpartu dan gawat janin
E. Kehamilan ektopik terganggu
Evaluasi
Formatif
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
10
11
5. Seorang perempuan hamil, G2P1A0, datang ke RB, umur ibu 27 tahun, umur ke-
hamilan 32 minggu, ibu mengeluh gerakan janin tak dirasakan, DJJ 96x/menit, tidak
teratur, Apakah diagnosa kemungkinan pada kasus tersebut?
A. Syok
B. Gawat janin
C. Solutio plasenta
D. Plasenta previa
E. Ruptur uteri
6. Seorang perempuan hamil, G2P1A0, datang ke RB, umur ibu 27 tahun, umur ke-
hamilan 38 minggu, ibu mengeluh gerakan janin tak dirasakan, perut terasa nyeri
hebat, tekanan darah 90/60 mmHg, nadi teraba kecil 100x/menit, suhu 36°C, respi-
rasi 18x/menit, palpasi abdomen bagian-bagian janin jelas teraba, auskultasi DJJ
negatif. Apakah diagnosa kemungkinan pada kasus tersebut?
A. Syok
B. Vasa previa
C. Ruptur uteri
D. Solutio plasenta
E. Plasenta previa
7. Seorang perempuan hamil, G2P1A0, datang ke RB, umur ibu 25 tahun, umur ke-
hamilan 27 minggu, ibu mengeluh gerakan janin tak dirasakan, riwayat ibu mengala-
mi trauma jatuh 1 minggu yang lalu, TFU 3 jari bawah simfisis, pembesaran uterus
berkurang, auskultasi DJJ negatif. Apakah diagnosa kemungkinan pada kasus terse-
but?
A. Syok
B. Ruptur uteri
C. Kematian janin
D. Plasenta previa
E. Solutio plasenta
8. Seorang perempuan hamil, G2P1A0, datang ke RB, umur ibu 25 tahun, umur ke-
hamilan 27 minggu, ibu mengeluh gerakan janin tak dirasakan, riwayat ibu mengala-
mi trauma jatuh 1 minggu yang lalu, TFU 3 jari bawah simfisis, pembesaran uterus
berkurang, auskultasi DJJ negatif. Apakah penatalaksanaan awal yang tepat yang
dilakukan bidan pada kasus tersebut?
A. Kaji keadaan janin, dukungan psikologis dan rujuk ke RS
B. Pasang infus, kaji keadaan janin, rawat inap di RB
C. Pasang infus, dukungan psikologis dan rawat inap di RB
D. Kaji keadaan janin, dukungan psikologis, rawat inap di RB
E. Kaji keadaan janin, beri therapy sedatif, tirah baring total di RB
9. Seorang perempuan hamil, G2P1A0, datang ke RB, umur ibu 27 tahun, umur ke-
hamilan 37 minggu, ibu mengeluh gerakan janin tak dirasakan, DJJ 96x/menit, tidak
teratur, Apakah kategori DJJ pada kasus tersebut?
A. Bradikardi
B. Takhikardi
C. Bradipnoe
D. Takhipnoe
E. Apnoe
10. Seorang perempuan hamil, G2P1A0, datang ke RB, umur ibu 27 tahun, umur ke-
hamilan 37 minggu, ibu mengeluh gerakan janin tak dirasakan, DJJ 180x/menit, tidak
teratur, Apakah kategori DJJ pada kasus tersebut?
A. Bradikardi
B. Takhikardi
C. Bradipnoe
D. Takhipnoe
E. Apnoe
11. Seorang perempuan hamil, G2P1A0, datang ke RB, umur ibu 27 tahun, umur ke-
hamilan 37 minggu, ibu mengeluh gerakan janin tak dirasakan, DJJ 180x/menit, tidak
teratur, Apakah penanganan awal yang paling tepat dilakukan bidan pada kasus
tersebut?
A. Kaji tanda gawat janin, lakukan resusitasi intrauterin dan rujuk ke RS
B. Kaji tanda gawat janin, lakukan resusitasi intrauterin dan rawat inap di RB
C. Kaji tanda gawat janin, anjurkan tirah baring total dan rawat inap di RB
D. Lakukan resusitasi intrauterin dan rawat inap di RB
E. Lakukan pertolongan persalinan dan rawat inap di RB
12. Bagaimana penatalaksanaan resusitasi intrauterin pada ibu hamil yang tepat?
A. Atur posisi miring ke kanan, beri oksigen 6-8 liter/menit, pasang infus RL
B. Atur posisi miring ke kiri, beri oksigen 1-2 liter/menit, pasang infus RL
C. Atur posisi trendelenburg, beri oksigen 1-2 liter/menit, pasang infus RL
D. Atur posisi dorsal recumbent, beri oksigen 6-8 liter/menit, pasang infus RL
E. Atur posisi miring ke kiri, beri oksigen 6-8 liter/menit, pasang infus RL
Rekan Mahasiswa, setelah Anda mengikuti kegiatan belajar 3 ini, silahkan kerjakan
tugas mandiri berikut ini:
• Identifikasilah diagnosis dan gambaran klinik yang terkait gerakan janin!
• Jelaskan penanganan umum pada kasus gerakan janin tidak dirasakan!
• Jelaskan penatalaksanaan resusitasi intra uterin pada kasus gawat janin!
Pendahuluan
8. Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS)
2015