Kb1 perdarahan pervaginam dan pengeluaran cairan pervaginam
1. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Jakarta 2015
Dalam melakukan
asuhan kebidanan pada
ibu hamil, kadang kita
menghadapi kasus
komplikasi dan penyulit
kehamilan lanjut, yaitu
perdarahan pervaginam
& pengeluaran cairan
pervaginam.
Perdarahan dalam
kasus obstetrik masih
memegang peran
penting sebagai
penyebab utama
kematian maternal.
MODUL6Mata Kuliah: Askeb Asuhan Kehamilan
Penulis: Heni Puji Wahyuningsih, S.TiT, M.Keb
Kegiatan Belajar 1
“PERDARAHAN PERVAGINAM
DAN PENGELUARAN CAIRAN
PERVAGINAM”
Prodi: D3 Kebidanan
Semester: 03
4. Plasenta previa adalah plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim
sedemikian rupa sehingga menutupi seluruh
atau sebagian osteum uteri internum.
5. Apa saja yang termasuk dalam klasifikasi
Plasenta Previa ?
6. Plasenta previa totalis atau komplit adalah
plasenta yang menutupi seluruh osteum uteri
internum.
9. Plasenta letak rendah adalah plasenta yang
berimplantasi pada segmen bawah rahim
sedemikian rupa sehingga tepi bawahnya
berada pada jarak lebih kurang 2 cm dari
osteum uteri internum.
11. Penyebab blastokist berimplantasi pada
segmen bawah rahim belum diketahui secara
pasti. Ada beberapa faktor predisposisi
plasenta previa: vaskularisasi desidua yang
tidak memadai, Pengaruh rokok, pada
kehamilan ganda
21. Bidan yang bekerja pada tatanan
pelayanan primer, maka perannya adalah
mendeteksi, mengenali klinis dan tanda
gejala plasenta previa. Perdarahan sekecil
apapun, kaji peluang plasenta previa.
22. Penanganan yang dilakukan bidan pada
tatanan pelayanan primer adalah
melakukan rujukan ke RS, dengan
perlindungan infus RL untuk stabilisasi
penderita,
23. Dan rehidrasi karena ada perdarahan,
dimana jumlah darah yang keluar tidak
selalu mencerminkan jumlah perdarahan
secara keseluruhan.
25. Solusio plasenta adalah terlepasnya
sebagian atau seluruh permukaan maternal
dari tempat implantasinya yang normal pada
lapisan desidua endometrium sebelum
waktunya yakni sebelum anak lahir
26. Apa saja yang termasuk dalam klasifikasi
Solusio Plasenta?
27. Plasenta dapat terlepas hanya pada pinggirnya
saja (ruptura sinus marginalis), dapat pula
terlepas lebih luas (solusio plasenta parsialis),
atau bisa seluruh permukaan maternal
plasenta terlepas (solusio plasenta totalis).
29. Vasa previa adalah keadaan dimana pembuluh
darah janin berada di dalam selaput ketuban
dan melewati osteum uteri internum untuk
kemudian sampai ke dalam insersinya di tali
pusat.
31. Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya
selaput ketuban sebelum proses persalinan
berlangsung. Ketuban pecah dini yang terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu, disebut
ketuban pecah dini pada kehamilan prematur.
32. Selaput ketuban terdiri atas amnion dan
khorion yang sangat erat ikatannya. Selaput
ketuban berfungsi menghasilkan air ketuban
dan melindungi janin terhadap infeksi.
34. Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah
dini bergantung pada usia kehamilan. Dampak
ketuban pecah dini adalah dapat
menyebabkan infeksi maternal ataupun
neonatal, persalinan prematur, hipoksia karena
kompresi tali pusat, deformitas janin,
meningkatnya insiden seksio sesaria atau
gagalnya persalinan normal.
36. Penanganan ketuban pecah dini harus
dilakukan di RS, sehingga peran bidan adalah
mendeteksi, mengenali tanda bahaya dan
segera melakukan rujukan pasien dalam
perlindungan infus RL.
37. Penanganan ketuban pecah dini di RS bersifat
dua hal, yaitu penanganan aktif dan
penanganan konservatif, dengan
mempertimbangan berbagai aspek.
38. Selamat, Saudara telah selesai mempelajari kegiatan belajar 1
“Perdarahan Pervaginam & Pengeluaran Cairan Pervaginam”.
Apakah Saudara telah mengerti dan memahami materi yang telah
dipelajari? Jika sudah maka Saudara dapat melanjutkan Belajar
Ke Kegiatan Belajar Selanjutnya
Namun jika belum, pelajarilah kembali pada materi yang menurut
Saudara belum Saudara kuasai