Melati mengalami kecemasan dan gelisah saat menghadapi ujian. Dia sering tidak fokus di kelas karena takut akan prestasinya. Konselor melakukan diagnosis dan menemukan gejala kecemasan seperti keringat dingin dan sulit tidur. Teknik restrukturisasi kognitif dan motivasi diberikan untuk mengubah pola pikir negatif menjadi positif agar Melati bisa belajar dengan baik dan siap menghadapi ujian.
STUDI KASUS (DIAGNOSIS,PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP)
1. MELAKUKAN DIAGNOSIS, PROGNOSIS, TREATMENT, FOLLOW UP
DALAM MENYELESAIKAN MASALAH KECEMASAN DALAM
MENGHADAPI UJIAN
Hasil Observasi
Hasil Rekaman Wawancara dengan konseli
Tgl : 22 Mei 2016
Waktu : 16.00 Wib sampai selesai
Tempat : Taman kota
Pertanyaan Jawaban
Apa benar Melati tidak bisa fokus dalam
belajar dan nilai-nilai melati menurun?
Ya iz, saya sering tidak
fokus saat pelajaran
berlangsung
bisa melati menceritakan masalah yang dialami
melati sekarang?
Saya kadang mengalami rasa
cemas dan gelisah saat ujian
Apa yang menyebabkan melati tidak bisa fokus
dalam pelajaran hingga nilai-nilai melati
menurun?
Saya tidak fokus karena
takut dan cemas saat ujian
akan tiba dan saya tidak
percaya diri akan jawabanku.
Oww jadi seperti itu masalah melati.. bisa
melati menceritakan mengapa melati bisa
mengalami kecemasan saat mengikuti ujian
seperti saat ini?
Saya takut jawabanku salah
dan mendapatkan nilai jelek
seperti saat ini.
Berarti yang membuat melati nilai-nilainya
menurun dikelas di karenakan dalam pelajaran
berlangsung melati tidak fokus pada saat guru
menerangkan dan sering melamun?
ya betul seperti itu.
Adakah perasaan takud atau cemas yang
dialami melati dengan keseringan tidak bisa
memahami penjelasan guru?
ya pasti ada rasa takut saat
guru menanyakan pada saya
tentang materi yang
dijelaskan
2. CATATAN OBSERVASI
No Tingkah laku yang diamati
Alternatif
Catatan
Sering
Kadang-
kadang
Tidak
pernah
1.
Siswa merasa cemas saat
mengikuti ujian
- -
2.
Siswa pada saat dikelas sering
melamun
- -
3.
Pada saat di kelas siswa sering
merasa lesu dan tidak semangat
- -
4.
Pada saat di luar kelas siswa
sering diam saja diajak diskusi
- -
5.
Pada saat di rumah siswa kesulitan
tidur
- -
6.
Pada saat guru menanyakan
pertanyaan, siswa keringat dingin
dan kaki gemetaran
- -
7.
Pada saat dirumahnya siswa sering
pelupa
- -
8.
Pada saat istirahat siswa tidak
nafsu makan
- -
A. Latar Belakang
Seorang mahasiswi semester 4 yang bernama Melati. Dia mempunyai
masalah tentang bagaimana cara menghilangkan rasa cemas saat ujian.
3. Dia tinggal bersama kedua orang tuanya dan mempunyai 1 adik. Dia tidak
memiliki rasa semangat dan membuatnya selalu khawatir akan prestasinya dan
membuatnya cemas saat mengikuti ujian.
Identitas Siswa
1. Nama : Melati (nama samaran)
2. TTL : Pamekasan, 15 Juni 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Alamat : Pamekasan, Madura
5. Hobi : Shoping
6. Agama : Islam
7. Suku Bangsa : WNI
8. Status Anak : Anak Pertama dari Dua bersaudara
9. Umur : 21 tahun
10. Sekolah : UIN Pamekasan
B. Pengumpulan Data
1. Data Siswa Tentang Kesehatan
a) Secara fisik cukup sehat
b) Penglihatan jelas
c) Daya tangkap kurang baik
d) Tubuh tinggi kurus
2. Hubungan Sosial
a) Anak pertama dari dua bersaudara
b) Hampir tidak ada komunikasi antara dia dengan orang tua
c) Hubungan dengan teman sangat baik dan akrab
3. Data Pendidikan
a) Usia 4-5 Tahun masuk TK
b) Usia 6-12 Tahun masuk SD
c) Usia 13-15 Tahun masuk SLTP
4. d) Usia 16-18 Tahun masuk SMA
e) Usia 19-22 Tahun masuk perguruan tinggi
4. Analisis Data
a) Kelebihan Konseli Di Sekolah
1) Badan sehat dan tidak cacat
2) Suka menolong teman sebaya
3) Mudah bergaul dengan teman di sekolah
b) Kekurangan Konseli Di Sekolah
1) Sering cemas di kelas
2) Sering melamun
3) Kurang berani mengungkapkan pendapat
5. Sintesis
a) Prestasi Belajar
Keinginan mengikuti pelajaran di sekolah menurun. Karena
kurangnya konsentrasi sehingga dia bermasalah dengan semua mata
pelajaran
b) Sosial
Hubungan dengan teman-teman sangat baik, terkadang dia sering
melamun tetapi terkadang dia selalu ceria dan suka bercanda.
C. Diagnosis
Saat bertemu dengan Melati, saya mewawancarainya tentang
permasalahan yang dialaminya.
1. Gejala yang sering timbul sebagai berikut:
a. Takut saat waktu ujian akan tiba.
b. Keringat dingin.
c. Kaki gemetaran.
d. Sulit tidur.
e. Tidak nafsu makan.
f. Pelupa.
g. Melamun
2. Sebab sekunder
5. Pribadi:
1) Belajar yang kurang.
2) Tidak paham dengan materi.
3) Banyak bermain.
4) Kurangnya disiplin dalam mengikuti pelajaran di sekolah
3. Sebab Primer
Pribadi
1) Masalah psikologis, seperti pemalas.
D. Prognosis
Pada umumnya, kecemasan menghadapi ujian terjadi karena siswa merasa
takut tidak bisa menjawab soal dengan sempurna, takut yang dipelajarinya tidak
keluar dalam ujian, takut dikalahkan siswa lain dan takut tidak lulus dalam ujian.
Dan sebenarnya apa yang dialami siswa tersebut merupakan perasaan belaka,
sehingga apa yang telah dipelajari sebelumnya menjadi terlupakan saat ujian.
Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan. Maka layanan
bimbingan dan konseling yang di berikan kepada konseli yaitu:
a. Mengubah pola fikir yang keliru dengan teknik Restrukturing kognitif.
b. Menanamkan motivasi belajar kepada Melati agar dirinya lebih berminat dan
bisa memahami materi yang dipelajarinya.
c. Diberikan perhatian lebih terhadap Melati dengan cara memberikan buku-
buku pelajaran yang Melati butuhkan.
d. Memberikan pendekatan secara perlahan-lahan
e. Tekhnik Pendekatan, yaitu:
1). Konseling Individu.
Harapannya dapat membantu Melati bisa yakin dengan kemampuan yang
dimilikinya dan juga bisa siap dalam menghadapi Ujian sekolah, sehingga
konseli dapat dengan berani menghadapi ujian dan selalu siap untuk ikut ujian
buat dirinya sendiri.
E. Treatment
6. Konseling individu yang di berikan kepada konseli agar konseli menjadi
pribadi yang sehat, Melati harus bisa belajar lebih rajin lagi dan bisa memahami
materi yang dipelajarinya. Misalnya pada saat pagi hari Zulfa harus konsentrasi
dengan pelajarannya.
Usaha bantuan yang terlaksana dari usaha bantuan yang konselor
rencanakan, hanya beberapa usaha yang terlaksana. Adapun usaha-usaha yang
terlaksana adalah sebagai berikut:
1. Konselor melakukan hubungan baik atau Attending dengan konseli.
2. Konselor mengajak sharing kepada konseli tersebut terkait masalah yang
dialami konseli.
3. konselor memberi salah satu strategi mengenai masalah yang dialami konseli
menggunakan RK.
4. Konselor mengubah pola pikir konseli yang negatif mengenai kecemasan
menjadi pola fikir yang positif.
5. Konselor memberi latihan kepada konseli agar bisa selalu berfikikir positif
mengenai kecemasan dan lain-lainnya.
Memberikan Tekhnik Rekstrukturing kognitif atau bisa disingkat dengan
nama RK teknik ini bertujuan untuk mengubah pola fikir negatif. Penggunaan
Tehnik RK diharapkan Melati tersebut dapat mengurangi kecemasan dalam
menghadapi ujian sehingga konseli dapat dengan berani menghadapi ujian dan
selalu siap untuk ikut ujian buat dirinya sendiri.
Memberikan Motivasi ini bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara
perilaku baru yang telah terbentuk. Pemberian motivasi dilakukan agar konseli
merasa diperhatikan dan mendapat dukungan moral. Diharapkan dengan adanya
motivasi ini konseli memperoleh semangat baru untuk belajar. Konselor
memberikan reinforcement sosial dengan cara memberikan pujian, perhatian,
keramahan, dan dukungan pada saat konseling berlangsung. Konselor juga
memberikan dorongan kepada konseli sehingga konseli bisa lebih optimis dalam
memandang masa depannya.
F. Follow Up
7. Mengevaluasi terhadap layanan yang telah dilaksanakan oleh konseli dan
menjaga apa yang telah dicapai dalam konseling atau menjaga perilaku konseli
yang telah berhasil dirubah setelah mengikuti proses konseling. Hasil dari
evaluasi yaitu konseli bisa berkembang secara positif tehadap pola fikirnya,
konseli bisa berfikiri positif dan dalam menghadapi ujian konseli bisa siap dan
tidak cemas lagi.
Usaha bantuan yang sudah diberikan tidak hanya dibiarkan saja, tetapi harus
ditindak lanjuti. Tindak lanjut dari usaha bantuan yang telah dilaksanakan adalah
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Melakukan pegamatan secara berkala terhadap kegiatan Konseli tentang
perubahan perilaku dan kegiatan belajarnya.
2. Mamantau nilai-nilai hasil belajar setelah dilakukan perubahan perilaku pada
konseli yang diharapkan konseli bisa berkembang secara optimal.
3. Usaha lain yaitu dalam bentuk wawancara baik dengan konseli, teman
konseli, guru, wali kelas maupun Bknya, yang diharapkan konseli tetap ada
yang menguasai dan memperhatikan serta mengarahkan.