SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak atau peserta didik adalah pribadi yang tumbuh dan berkembang
menuju kedewasaan. Seiring dengan bertambahnya usia, anak atau peserta
didik mengalami proses belajar yang terus menerus dari yang sebelumnya
tidak mengetahui menjadi mengetahui; dari yang sebelumnya tidak
mengalami menjadi mengalami secara langsung. Dalam proses belajar inilah
dibutuhkan seorang guru yang dapat mendampingi anak atau peserta didik.
Karena dalam perjalanan belajarnya, anak atau peserta didik pastilah
mengalami hal-hal yang menghambatnya dalam belajar. Anak pun terkadang
tidak memahami apa yang menjadi masalahnya apalagi cara mengatasinya.
Peran guru selain mengajar dan mendidik juga sekaligus membimbing anak
atau peserta didik supaya bisa keluar dari masalah belajar yang dihadapinya
itu. Karena apabila masalah belajar yang menghinggapi anak atau peserta
didik tidak segera ditangani maka akan menimbulkan dampak yang akan
sangat merugikan bagi perkembangan anak atau peserta didik tersebut. Maka
dari itulah diperlukan adanya suatu bimbingan yang mengarah pada kegiatan
belajar anak. Karena setiap anak pasti mempunyai masalah belajarnya
masing-masing dan membutuhkan penanganan yang berbeda pula antara satu
dengan yang lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bimbingan belajar ?
2. Apa tujuan adanya bimbingan belajar ?
3. Apa saja prinsip-prinsip dalam bimbingan belajar ?
4. Apa saja layanan dalam bimbingan belajar ?
5. Apa saja teknik yang digunakan dalam pemberian bimbingan belajar ?
C. Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur atau
metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku
2
atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas.
Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan
masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah,
melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan
sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumberdan
penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.
D. Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I, bagian pendahuluan
yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan
masalah dan sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah pembahasan; Bab III
bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada siswa
dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi
yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan
dengan tuntutan-tuntutan belajar di institusi pendidikan.1 Berdasarkan
pengertian diatas bimbingan belajar bisa bermakna suatu bantuan yang
diberikan oleh pembimbing kepada terbimbing (siswa) dalam menghadapi
dan memecahkan masalah-masalah belajar.2
B. Tujuan Bimbingan Belajar
Secara umum, siswa merupakan individu yang sedang dalam proses
perkembangan, maka tujuan bimbingan belajar adalah membantu siswa agar
mencapai perkembangan yang optimal sehingga tidak menghambat
perkembangan belajar siswa. Siswa yang perkembangannya terhambat atau
terganggu akan berpengaruh terhadap perkembangan atau kemampuan
belajarnya. Secara khusus dapat diketahui bahwa tujuan bimbingan belajar
adalah agar siswa mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah
belajar. Seorang guru tidak dibenarkan hanya menyampaikan apa yang perlu
diajarkan saja. Akan tetapi, harus membantu anak didiknya agar dapat belajar
dengan lebih baik.3
Adapun tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek
akademik (belajar) adalah sebagai berikut.
1. Anak didik mampu menyadari tentang potensi diri dalam aspek belajar
dan memahami berbagai hambatan yang mungkin akan muncul dalam
proses belajar yang dialaminya.
1 Elfi Mu’awanah & Rifa Hidayah, Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah Dasar.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 80.
2 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 130.
3 Akhmad Muhaimin Azzet, Bimbingan dan Konseling di Sekolah(Jogjakarta:Ar-Ruzz
Media, 2013), hlm. 62
4
2. Anak didik memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif.
3. Anak didik memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
4. Anak didik memiliki teknik belajar yang efektif.
5. Anak didik memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan
perencanaan pendidikan.
6. Anak didik memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk
mengahadapi ujian.4
C. Prinsip-Prinsip Bimbingan Belajar
Dalam memberikan bimbingan belajar guru hendaknya memperhatikan
beberapa prinsip.
1. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa baik yang pandai,
cukup, ataupun kurang membutuhkan bimbingan dari guru, sebab secara
potensial semua siswa bisa mempunyai masalah. Masalah yang dihadapi
oleh siswa pandai berbeda dengan siswa yang cukup dan juga siswa yang
kurang.
2. Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha
memahami kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti faktor-faktor yang
melatarbelakangi kesulitan tersebut.
3. Bantuan hendaknya disesuaikan dengan jenis masalah serta tingkat
kerumitan masalah.
4. Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi.
5. Dalam memberikan bimbingan belajar guru hendaknya bekerja sama
dengan staf sekolah yang lain serta orang tua peserta didik.
D. Layanan Bimbingan Belajar
Bagi anak yang merasakan lambat dalam belajar, atau bahkan tidak bisa
memahami sama sekali terha dap pelajaran yang sedang dipelajarinya, tentu
ini menimbulkan persoalan tersendiri. Tidak hanya terlambat dalam belajar
dan mendapatkan nilai buruk dalam rapor atau bahkan tidak naik kelas, tetapi
anak yang mengalami kelambanan dalam belajar dan tidak segera
4 Ibid., hlm. 16.
5
mendapatkan bantuan maka akan mengalami masalah psikologis yang tidak
bisa dipandang sepele.
Setidaknya ada dua masalah yang terjadi pada anak yang mengalami
persoalan dalam belajarnya. Masalah yang pertama adalah anak didik
mengalami mender atau rendah diri di haapan teman-temannya atau orang
lain. Hal ini bisa terjadi karena anak didik merasa tidak bisa bersaing atau
bahkan menyamai teman-temannya yang bisa mengikuti pelajaran lebih baik.
sedangkan masalah yang kedua adalah anak didik justru menutupi
kelemahannya dalam belajar dengan sikap nakal atau memberontak. Anak
didik mengambil sikap nakal atau memberontak ini karena ia tak ingin terlihat
lemah atau mempunyai kekurangan di hadapan teman-temannya atau orang
lain.
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang
penting diselenggarakan disekolah. Pengalaman menunjukan bahwa
kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu
disebabkan oleh kebodohan stau rendahnya intelegensi. Sering kegagalan itu
terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap :
1. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar.
Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang
pada umumnya dapat digolongkan atas :
a. Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan
memiliki intelegensi yang cukup tinggi tetapi tidak dapat
memanfaatkannya secara optimal.
b. Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yng memiliki bakat
akademik yang cukup tinggi tetapi masih memerlukan tugas-tugas
khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang
amat tinggi itu.
c. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki
bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan
untuk mendapat pendidikan khusus.
6
d. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa uang kurang
bersemangat dalam belajar.
e. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa
yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehar-hari antagonistik
dengan yang seharusnya.
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat
dikenali melalui prosedur pengungkapan tes hasil belajar, tes kemampuan
dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar dan tes
diagnostik.
1) Tes hasil belajar
Tes hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk
mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan–tujauan
pengajaran yang ditetapkan sebelumnya. Siswa-siswa dikatakan
telah mencapai tujuan pengajaran apabila dia telah menguasai
sebagian besar matei yang berhubungan dengan tujuan pengajaran
yang telah ditentukan. Ketuntasan penguasaan bahan ditentukan
dengan persentase minimal yang harus dicapai oleh siswa. Siswa
yang belum menguasai bahan pelajaran sesuai dengan patokan yang
ditetapkan, dikatakan belum menguasai tujuan-tujuan pengajaran.
Siswa yang seperti ini digolongkan sebagai siswa yang mengalami
masalah belajar dan memerlukan bantuan khusus. Sedangkan siswa
yang sudah mengusai secara tunts semua bahan yang disajikan
sebelum batas waktu yang ditetapkan, digolongkan sebagai siswa
yang sangat cepat dalam belajar. Merekapun patut mendapat tugas
tambahan sebagai pengayaan.
2) Tes kemampuan dasar
Dalam banyak skala intelegensi, kemampuan dasar manusia
diklasifikasikan sebagai berikut :
I.Q. 140 keatas - sangat cerdas
120 – 139 - cerdas
110 – 129 - diatas rata-rata
7
90 – 109 - normal atau rata-rata
80 – 89 - dibawah rata-rata
70 – 79 - bodoh
Dibawah 70 - sangat bodoh
Hasil belajar yang dicapai siswa seyogyanya dapat
mencerminkan tingkat kemampuan dasar yang dimilikinya. Siswa
yang kemampuan dasarnya tinggi, akan mencapai hasil belajar yang
tinggi pula. Bilamana seorang siswa mencapai hasil belajar lebih
rendah dari teraan intelegensi yang dimilikinya, maka siswa yang
bersangkutan digolongkan sebagai siswa yang mengalami masalah
dalam belajar.
3) Skala sikap dan kebiasaan belajar
Untuk mengungkapkan sikap dan kebiasaan yang lebih luas
telah dikembangkan beberapa alat yang berupa “skala sikap dan
kebiasaan belajar”. Salah satu diantaranya yang paling populer ialah
survey of study habitts and attitudes (SSHA) yang disusun oleh W.F
Brown dan W.H. Holtzman. Alat ini dapat mengungkapkan derajat
cara siswa mengerjakan tugas-tugas sekolah, sikap terhadap guru,
sikap dalam menerima pengajaran, dan kebiasaan dalam
melaksanakan kegiatan belajar. Dengan memperhatikan derajat sikap
dan kebiasaan belajar siswa akan dapat diketahui siswa-siswa mana
yang sikap dan kebiasaan belajarnya sudah memadai dan perlu terus
dipelihara, serta siswa-siswa mana yang memerlukan bantuan khusus
dalam meningkatkan sikap dan kebiasaan belajar.
4) Tes diagnostik
Tes diagnostik merupakan instrumen untuk mengungkapkan
adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang
pelajaran tertentu. Dengan tes diagnostik dapat diketahui kekuatan
dan kelemahan siswa. Makin sedikit siswa membuat kesalahan pada
tes diagnostik makin kuatlah siswa pada materi pelajaran yang
bersangkutan begitupun sebaliknya.
8
2. Upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti diutarakan didepan
perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang
nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Beberapa
upaya yang dapat dilakukan adalah.
a. Pengajaran perbaikan
Dibandingkan dengan pengajaran biasa, pengajaran
perbaikan sifatnya lebih khusus, karena bahan, metode dan
pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang
masalah yang dihadapi siswa. Dalam hal ini amat penting bagi
guru dan konselor memahami perasaan siswa. Guru dan konselor
harus mengupayakan untuk mendorong siswa agar mau belajar.
b. Kegiatan pengayaan
Kegiatan pengayaan diberikan kepada siswa yang sangat
cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan
untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan yang telah
dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya.
c. Peningkatan motivasi belajar
Guru, konselor wajib membantu siswa meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar, dengan cara memperjelas tujuan
belajar yang hendak dicapai siswa, menyesuaikan pengajaran
dengan minat siswa, dan melengkapi sumber dan peralatan belajar.
d. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik
Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara
kebetulan melainkan perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang
terencana terutama oleh guru-guru konselor dan orang tua siswa.
Untuk itu siswa hendaklah dibantu dalam hal:
a. Menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar.
b. Memelihara kondisi kegiatan yang baik.
c. Mengatur waktu belajar, baik di sekolah maupun di rumah.
d. Memilih tempat belajar yang baik.
9
e. Belajar dengan mengggunakan sumber belajar yang kaya,
seperti buku-buku teks dn referesi lainnya.
f. Membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan.
g. Tidak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang tidak
diketahui.5
Adapun beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang bisa diberikan
kepada para siswa di sekolah adalah :
1. Orientasi kepada para siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan
institusional (tujuan sekolah), isi kurikulum pembelajaran, struktur
organisasi sekolah, cara-cara belaar yang tepat, penyesuaian diri
dengan corak pendidikan di sekolah.
2. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat
selama mengikuti pelajaran di sekolah maupun di rumah baik secara
individual maupun kelompok.
3. Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai,
memilih kegiatan-kegiatan non akademik yang menunjang usaha
belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat endidikan
yang lebih tinggi. Bantuan ini juga mencakup penyebaran informasi
tentang program studi yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu.
4. Pengumpulan data siswa yang berkenaan dengan kemampuan
intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup, pada program-
program studi atau jurusan tertentu, dan lain sebagainya.
5. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang
mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap
menghadapi ulangan atau ujian, kurang dapat berkonsentrasi, kurang
menguasai cara belajar yang tepat diberbagai mata pelajaran.
Menghadapi keadaan dirumah yang mempersulit cara belajar secara
rutin, dan lain sebagainya.
5 Priyatno,Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta,1999), halm.
279- 287
10
6. Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan
mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara
efektif dan efisien.
E. Teknik-Teknik Bimbingan Belajar
Keseluruhan teknik bimbingan dibedakan antara teknik bimbingan
kelompok dan individual. Bimbingan individual adalah suatu bantuan yang
diberikan kepada individu dalam situasi individual. Teknik bimbingan ini ada
yang bersifat informatif (memberikan informasi) dan ada juga yang bersifat
terapeutik (menyembuhkan). Beberapa teknik bimbingan individual yang
bersifat informatif adalah ceramah, wawancara, nasihat, penyampaian bahan-
bahan tertulis, dan lain sebagainya yang diberikan secara individual. Teknik
bimbingan individual yang bersifat terapeutik adalah konseling individual.
Bimbingan kelompok merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada
individu (siswa) yang dilaksanakan dala situasi kelompok. Bimbigan inpun
ada yang bersifat informatif dan terapeutik tetapi ada juga yang bersifat
adjustif, adalah bantuan kepada individu dalam membina hubungan dan
menyesuaikan diri dengan orang lain, melalui berbagai kegiatan kelompok
seperti diskusi, belajar kelompok, perwalian kelompok, kunjungan kelompok,
dan lain sebagainya. Adapun bimbingan kelompok yang bersifat terapeutik
adalah psikodrama, kenseling kelompok, dan psikoterapi kelompok.6
6 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,(Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2005), hlm. 244.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Setiap siswa tanpa terkecuali pastinya membutuhkan bimbingan belajar.
Siswa yang sangat cepat dalam belajarpun memerlukan bimbingan. Jadi
bimbingan belajar ini tidak hanya diperuntukkan untuk siswa yang dinyatakan
gagal secara akademik saja tetapi juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan potensi
siswa harus terus mendapatkan dukungan dan bimbingan sehingga akan
membantu siswa untuk menyesuaikan dirinya dalam belajar. Karena belajar
merupakan proses yang panjang yang tidak saja proses mendapatkan informasi,
tetapi belajar yang sebenarnya juga adanya perubahan sikap setelah belajar. Maka
peserta didik harus bisa diarahkan atau dikeluarkan dari masalah-masalah yang
dapat menggangu belajarnya. Supaya tujuan dari pembelajaran yang sebenarnya
dapat tercapai.
12
Daftar Pustaka
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2013. Bimbingan dan Konseling di
Sekolah(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Mu’awanah , Elfi & Rifa Hidayah. 2009. Bimbingan dan Konseling Islami di
Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
Priyatno.1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana Syaodih.2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tohirin.2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis
Integrasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada.

More Related Content

What's hot

MENYUSUN PROPOSAL PTK pptx.pptx
MENYUSUN PROPOSAL PTK pptx.pptxMENYUSUN PROPOSAL PTK pptx.pptx
MENYUSUN PROPOSAL PTK pptx.pptxfefe58
 
STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptxSTRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptxMiftahulJanah55
 
Sejarah kebudayaan islam mi.sd
Sejarah kebudayaan islam mi.sdSejarah kebudayaan islam mi.sd
Sejarah kebudayaan islam mi.sdHazana Itriya
 
pertemuan-2-IPA-SD.pptx
pertemuan-2-IPA-SD.pptxpertemuan-2-IPA-SD.pptx
pertemuan-2-IPA-SD.pptxkhulelbuyun1
 
Jenis manajemen kelas
Jenis manajemen kelasJenis manajemen kelas
Jenis manajemen kelasNoviana Ulfa
 
Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelasKeterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelasNora Indrasari
 
Ppt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas
Ppt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelasPpt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas
Ppt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelaswulan anisa
 
LK 3.1 Best Practices_Prio Dwisantosa.pdf
LK 3.1  Best Practices_Prio Dwisantosa.pdfLK 3.1  Best Practices_Prio Dwisantosa.pdf
LK 3.1 Best Practices_Prio Dwisantosa.pdfPrioDwisantosa2
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranrina afriani
 
PERLENGKAPAN SENJATA ROHANI.pptx
PERLENGKAPAN SENJATA ROHANI.pptxPERLENGKAPAN SENJATA ROHANI.pptx
PERLENGKAPAN SENJATA ROHANI.pptxRobinsonTurnip1
 
PPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptx
PPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptxPPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptx
PPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptxTriNurcahyonoadi
 
4. Modul Ajar BAB 3.docx
4. Modul Ajar BAB 3.docx4. Modul Ajar BAB 3.docx
4. Modul Ajar BAB 3.docxYengkiIrawandi1
 
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas VII
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas VIIRPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas VII
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas VIIDiva Pendidikan
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdfLK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdfIdaNurlaila4
 
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docxLK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docxAriyaniUdink
 

What's hot (20)

Model pembelajaran assure
Model pembelajaran assureModel pembelajaran assure
Model pembelajaran assure
 
MENYUSUN PROPOSAL PTK pptx.pptx
MENYUSUN PROPOSAL PTK pptx.pptxMENYUSUN PROPOSAL PTK pptx.pptx
MENYUSUN PROPOSAL PTK pptx.pptx
 
STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptxSTRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptx
STRATEGI PEMBELAJARAN MODUL 1.pptx
 
Sejarah kebudayaan islam mi.sd
Sejarah kebudayaan islam mi.sdSejarah kebudayaan islam mi.sd
Sejarah kebudayaan islam mi.sd
 
pertemuan-2-IPA-SD.pptx
pertemuan-2-IPA-SD.pptxpertemuan-2-IPA-SD.pptx
pertemuan-2-IPA-SD.pptx
 
Jenis manajemen kelas
Jenis manajemen kelasJenis manajemen kelas
Jenis manajemen kelas
 
Analisis intruksional
Analisis intruksionalAnalisis intruksional
Analisis intruksional
 
Keterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelasKeterampilan mengelola kelas
Keterampilan mengelola kelas
 
Ppt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas
Ppt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelasPpt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas
Ppt pendekatan-pendekatan dalam manajemen kelas
 
LK 3.1 Best Practices_Prio Dwisantosa.pdf
LK 3.1  Best Practices_Prio Dwisantosa.pdfLK 3.1  Best Practices_Prio Dwisantosa.pdf
LK 3.1 Best Practices_Prio Dwisantosa.pdf
 
Metode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaranMetode dan teknik pembelajaran
Metode dan teknik pembelajaran
 
Ppt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikanPpt administrasi pendidikan
Ppt administrasi pendidikan
 
PERLENGKAPAN SENJATA ROHANI.pptx
PERLENGKAPAN SENJATA ROHANI.pptxPERLENGKAPAN SENJATA ROHANI.pptx
PERLENGKAPAN SENJATA ROHANI.pptx
 
PPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptx
PPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptxPPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptx
PPT LK 2.1_EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI.pptx
 
4. Modul Ajar BAB 3.docx
4. Modul Ajar BAB 3.docx4. Modul Ajar BAB 3.docx
4. Modul Ajar BAB 3.docx
 
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas VII
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas VIIRPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas VII
RPP Pendidikan Agama Kristen (PAK) SMP Kelas VII
 
Pengembangan RPP
Pengembangan RPPPengembangan RPP
Pengembangan RPP
 
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdfLK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdf
LK. 1.1. Identifikasi Masalah_ida nurlaila.pdf
 
Analisis materi ajar modul 2
Analisis materi ajar modul 2Analisis materi ajar modul 2
Analisis materi ajar modul 2
 
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docxLK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
LK. 1.1 IDENTIFIKASI MASALAH.docx
 

Viewers also liked

Presentación2
Presentación2Presentación2
Presentación2gabm22
 
2 sk208 datasheet_en_20140301 (1)
2 sk208 datasheet_en_20140301 (1)2 sk208 datasheet_en_20140301 (1)
2 sk208 datasheet_en_20140301 (1)Rahayu Elektronik
 
História do futsal
História do futsalHistória do futsal
História do futsalVitor Dantas
 
Lâmina de saúde do homem #Campanha #novembroazul
Lâmina de saúde do homem  #Campanha #novembroazulLâmina de saúde do homem  #Campanha #novembroazul
Lâmina de saúde do homem #Campanha #novembroazulAndré Crevilaro
 
Act 00032 tableau de bord dynamique de la jeunesse francophone
Act 00032 tableau de bord dynamique de la jeunesse francophoneAct 00032 tableau de bord dynamique de la jeunesse francophone
Act 00032 tableau de bord dynamique de la jeunesse francophoneACSG Section Montréal
 

Viewers also liked (7)

Presentación2
Presentación2Presentación2
Presentación2
 
Planos de Ensinos de Design Digital 2012
Planos de Ensinos de Design Digital 2012Planos de Ensinos de Design Digital 2012
Planos de Ensinos de Design Digital 2012
 
2 sk208 datasheet_en_20140301 (1)
2 sk208 datasheet_en_20140301 (1)2 sk208 datasheet_en_20140301 (1)
2 sk208 datasheet_en_20140301 (1)
 
História do futsal
História do futsalHistória do futsal
História do futsal
 
Lâmina de saúde do homem #Campanha #novembroazul
Lâmina de saúde do homem  #Campanha #novembroazulLâmina de saúde do homem  #Campanha #novembroazul
Lâmina de saúde do homem #Campanha #novembroazul
 
O brasil apos_2014
O brasil apos_2014O brasil apos_2014
O brasil apos_2014
 
Act 00032 tableau de bord dynamique de la jeunesse francophone
Act 00032 tableau de bord dynamique de la jeunesse francophoneAct 00032 tableau de bord dynamique de la jeunesse francophone
Act 00032 tableau de bord dynamique de la jeunesse francophone
 

Similar to Makalah Bimbingan Belajar Kelompok 6

Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenJoko Prasetiyo
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxUMN AL WASHLIYAH
 
14. Hakikat Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
14. Hakikat Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx14. Hakikat Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
14. Hakikat Pembelajaran Berdiferensiasi.pptxMuhammadYasin839178
 
Identifikasi keragaman peserta didik
Identifikasi keragaman peserta didikIdentifikasi keragaman peserta didik
Identifikasi keragaman peserta didikTohir Haliwaza
 
Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya
Kesulitan Belajar dan Cara MengatasinyaKesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya
Kesulitan Belajar dan Cara MengatasinyaRoe DhyModification
 
STAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajarSTAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajarRysa Ilmiana
 
LK 1.1 Identifikasi Masalah IBU DEBORA AYAROP.docx
LK 1.1 Identifikasi Masalah IBU DEBORA AYAROP.docxLK 1.1 Identifikasi Masalah IBU DEBORA AYAROP.docx
LK 1.1 Identifikasi Masalah IBU DEBORA AYAROP.docxayaropdebora8
 
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswaPengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswaSindy Artilita
 
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolahMakalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolahKun Hidayaturrahman
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)elissugiharti1
 
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarDiagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarAprilia Mantayani
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranRizki septa wiratna
 
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAHPERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAHRiyan Hidayat
 

Similar to Makalah Bimbingan Belajar Kelompok 6 (20)

PERANAN GURU BIASA SEBAGAI GURU PEMBIMBING
PERANAN GURU BIASA SEBAGAI GURU PEMBIMBINGPERANAN GURU BIASA SEBAGAI GURU PEMBIMBING
PERANAN GURU BIASA SEBAGAI GURU PEMBIMBING
 
hgdfdh gfgf1
hgdfdh gfgf1hgdfdh gfgf1
hgdfdh gfgf1
 
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYAPROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
PROBLEMATIKA SISWA DAN PEMECAHANNYA
 
Guru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan KompetenGuru Inspiratif dan Kompeten
Guru Inspiratif dan Kompeten
 
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptxIDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN BELAJAR SISWA.pptx
 
233-447-1-SM.pdf
233-447-1-SM.pdf233-447-1-SM.pdf
233-447-1-SM.pdf
 
233-447-1-SM.pdf
233-447-1-SM.pdf233-447-1-SM.pdf
233-447-1-SM.pdf
 
14. Hakikat Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
14. Hakikat Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx14. Hakikat Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
14. Hakikat Pembelajaran Berdiferensiasi.pptx
 
Isi makalah bk
Isi makalah bkIsi makalah bk
Isi makalah bk
 
Identifikasi keragaman peserta didik
Identifikasi keragaman peserta didikIdentifikasi keragaman peserta didik
Identifikasi keragaman peserta didik
 
Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya
Kesulitan Belajar dan Cara MengatasinyaKesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya
Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya
 
STAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajarSTAD strategi belajar mengajar
STAD strategi belajar mengajar
 
LK 1.1 Identifikasi Masalah IBU DEBORA AYAROP.docx
LK 1.1 Identifikasi Masalah IBU DEBORA AYAROP.docxLK 1.1 Identifikasi Masalah IBU DEBORA AYAROP.docx
LK 1.1 Identifikasi Masalah IBU DEBORA AYAROP.docx
 
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswaPengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
Pengaruh pembelajaran remedial terhadap kesulitan belajar siswa
 
Eva bab 6
Eva bab 6Eva bab 6
Eva bab 6
 
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolahMakalah bk arti tujuan bk sekolah
Makalah bk arti tujuan bk sekolah
 
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
Tt2 perspektif-sri sulastri-857428482 (1)
 
Diagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajarDiagnostik kesulitan belajar
Diagnostik kesulitan belajar
 
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaranJabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
Jabatan profesional dan tantangan guru dalam pembelajaran
 
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAHPERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
 

Recently uploaded

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 

Recently uploaded (20)

Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 

Makalah Bimbingan Belajar Kelompok 6

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak atau peserta didik adalah pribadi yang tumbuh dan berkembang menuju kedewasaan. Seiring dengan bertambahnya usia, anak atau peserta didik mengalami proses belajar yang terus menerus dari yang sebelumnya tidak mengetahui menjadi mengetahui; dari yang sebelumnya tidak mengalami menjadi mengalami secara langsung. Dalam proses belajar inilah dibutuhkan seorang guru yang dapat mendampingi anak atau peserta didik. Karena dalam perjalanan belajarnya, anak atau peserta didik pastilah mengalami hal-hal yang menghambatnya dalam belajar. Anak pun terkadang tidak memahami apa yang menjadi masalahnya apalagi cara mengatasinya. Peran guru selain mengajar dan mendidik juga sekaligus membimbing anak atau peserta didik supaya bisa keluar dari masalah belajar yang dihadapinya itu. Karena apabila masalah belajar yang menghinggapi anak atau peserta didik tidak segera ditangani maka akan menimbulkan dampak yang akan sangat merugikan bagi perkembangan anak atau peserta didik tersebut. Maka dari itulah diperlukan adanya suatu bimbingan yang mengarah pada kegiatan belajar anak. Karena setiap anak pasti mempunyai masalah belajarnya masing-masing dan membutuhkan penanganan yang berbeda pula antara satu dengan yang lainnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian bimbingan belajar ? 2. Apa tujuan adanya bimbingan belajar ? 3. Apa saja prinsip-prinsip dalam bimbingan belajar ? 4. Apa saja layanan dalam bimbingan belajar ? 5. Apa saja teknik yang digunakan dalam pemberian bimbingan belajar ? C. Metode Pemecahan Masalah Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur atau metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku
  • 2. 2 atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumberdan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan. D. Sistematika Penulisan Makalah Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah dan sistematika penulisan makalah; Bab II, adalah pembahasan; Bab III bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan.
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Bimbingan Belajar Bimbingan belajar adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada siswa dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di institusi pendidikan.1 Berdasarkan pengertian diatas bimbingan belajar bisa bermakna suatu bantuan yang diberikan oleh pembimbing kepada terbimbing (siswa) dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar.2 B. Tujuan Bimbingan Belajar Secara umum, siswa merupakan individu yang sedang dalam proses perkembangan, maka tujuan bimbingan belajar adalah membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sehingga tidak menghambat perkembangan belajar siswa. Siswa yang perkembangannya terhambat atau terganggu akan berpengaruh terhadap perkembangan atau kemampuan belajarnya. Secara khusus dapat diketahui bahwa tujuan bimbingan belajar adalah agar siswa mampu menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar. Seorang guru tidak dibenarkan hanya menyampaikan apa yang perlu diajarkan saja. Akan tetapi, harus membantu anak didiknya agar dapat belajar dengan lebih baik.3 Adapun tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah sebagai berikut. 1. Anak didik mampu menyadari tentang potensi diri dalam aspek belajar dan memahami berbagai hambatan yang mungkin akan muncul dalam proses belajar yang dialaminya. 1 Elfi Mu’awanah & Rifa Hidayah, Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah Dasar. (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), hlm. 80. 2 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 130. 3 Akhmad Muhaimin Azzet, Bimbingan dan Konseling di Sekolah(Jogjakarta:Ar-Ruzz Media, 2013), hlm. 62
  • 4. 4 2. Anak didik memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif. 3. Anak didik memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat. 4. Anak didik memiliki teknik belajar yang efektif. 5. Anak didik memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan. 6. Anak didik memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk mengahadapi ujian.4 C. Prinsip-Prinsip Bimbingan Belajar Dalam memberikan bimbingan belajar guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsip. 1. Bimbingan belajar diberikan kepada semua siswa baik yang pandai, cukup, ataupun kurang membutuhkan bimbingan dari guru, sebab secara potensial semua siswa bisa mempunyai masalah. Masalah yang dihadapi oleh siswa pandai berbeda dengan siswa yang cukup dan juga siswa yang kurang. 2. Sebelum memberikan bantuan, guru terlebih dahulu harus berusaha memahami kesulitan yang dihadapi siswa, meneliti faktor-faktor yang melatarbelakangi kesulitan tersebut. 3. Bantuan hendaknya disesuaikan dengan jenis masalah serta tingkat kerumitan masalah. 4. Bimbingan belajar hendaknya menggunakan teknik yang bervariasi. 5. Dalam memberikan bimbingan belajar guru hendaknya bekerja sama dengan staf sekolah yang lain serta orang tua peserta didik. D. Layanan Bimbingan Belajar Bagi anak yang merasakan lambat dalam belajar, atau bahkan tidak bisa memahami sama sekali terha dap pelajaran yang sedang dipelajarinya, tentu ini menimbulkan persoalan tersendiri. Tidak hanya terlambat dalam belajar dan mendapatkan nilai buruk dalam rapor atau bahkan tidak naik kelas, tetapi anak yang mengalami kelambanan dalam belajar dan tidak segera 4 Ibid., hlm. 16.
  • 5. 5 mendapatkan bantuan maka akan mengalami masalah psikologis yang tidak bisa dipandang sepele. Setidaknya ada dua masalah yang terjadi pada anak yang mengalami persoalan dalam belajarnya. Masalah yang pertama adalah anak didik mengalami mender atau rendah diri di haapan teman-temannya atau orang lain. Hal ini bisa terjadi karena anak didik merasa tidak bisa bersaing atau bahkan menyamai teman-temannya yang bisa mengikuti pelajaran lebih baik. sedangkan masalah yang kedua adalah anak didik justru menutupi kelemahannya dalam belajar dengan sikap nakal atau memberontak. Anak didik mengambil sikap nakal atau memberontak ini karena ia tak ingin terlihat lemah atau mempunyai kekurangan di hadapan teman-temannya atau orang lain. Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting diselenggarakan disekolah. Pengalaman menunjukan bahwa kegagalan-kegagalan yang dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan stau rendahnya intelegensi. Sering kegagalan itu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai. Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap : 1. Pengenalan siswa yang mengalami masalah belajar. Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada umumnya dapat digolongkan atas : a. Keterlambatan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal. b. Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yng memiliki bakat akademik yang cukup tinggi tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajarnya yang amat tinggi itu. c. Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan khusus.
  • 6. 6 d. Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa uang kurang bersemangat dalam belajar. e. Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan atau perbuatan belajarnya sehar-hari antagonistik dengan yang seharusnya. Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali melalui prosedur pengungkapan tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar dan tes diagnostik. 1) Tes hasil belajar Tes hasil belajar adalah suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan–tujauan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya. Siswa-siswa dikatakan telah mencapai tujuan pengajaran apabila dia telah menguasai sebagian besar matei yang berhubungan dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan. Ketuntasan penguasaan bahan ditentukan dengan persentase minimal yang harus dicapai oleh siswa. Siswa yang belum menguasai bahan pelajaran sesuai dengan patokan yang ditetapkan, dikatakan belum menguasai tujuan-tujuan pengajaran. Siswa yang seperti ini digolongkan sebagai siswa yang mengalami masalah belajar dan memerlukan bantuan khusus. Sedangkan siswa yang sudah mengusai secara tunts semua bahan yang disajikan sebelum batas waktu yang ditetapkan, digolongkan sebagai siswa yang sangat cepat dalam belajar. Merekapun patut mendapat tugas tambahan sebagai pengayaan. 2) Tes kemampuan dasar Dalam banyak skala intelegensi, kemampuan dasar manusia diklasifikasikan sebagai berikut : I.Q. 140 keatas - sangat cerdas 120 – 139 - cerdas 110 – 129 - diatas rata-rata
  • 7. 7 90 – 109 - normal atau rata-rata 80 – 89 - dibawah rata-rata 70 – 79 - bodoh Dibawah 70 - sangat bodoh Hasil belajar yang dicapai siswa seyogyanya dapat mencerminkan tingkat kemampuan dasar yang dimilikinya. Siswa yang kemampuan dasarnya tinggi, akan mencapai hasil belajar yang tinggi pula. Bilamana seorang siswa mencapai hasil belajar lebih rendah dari teraan intelegensi yang dimilikinya, maka siswa yang bersangkutan digolongkan sebagai siswa yang mengalami masalah dalam belajar. 3) Skala sikap dan kebiasaan belajar Untuk mengungkapkan sikap dan kebiasaan yang lebih luas telah dikembangkan beberapa alat yang berupa “skala sikap dan kebiasaan belajar”. Salah satu diantaranya yang paling populer ialah survey of study habitts and attitudes (SSHA) yang disusun oleh W.F Brown dan W.H. Holtzman. Alat ini dapat mengungkapkan derajat cara siswa mengerjakan tugas-tugas sekolah, sikap terhadap guru, sikap dalam menerima pengajaran, dan kebiasaan dalam melaksanakan kegiatan belajar. Dengan memperhatikan derajat sikap dan kebiasaan belajar siswa akan dapat diketahui siswa-siswa mana yang sikap dan kebiasaan belajarnya sudah memadai dan perlu terus dipelihara, serta siswa-siswa mana yang memerlukan bantuan khusus dalam meningkatkan sikap dan kebiasaan belajar. 4) Tes diagnostik Tes diagnostik merupakan instrumen untuk mengungkapkan adanya kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu. Dengan tes diagnostik dapat diketahui kekuatan dan kelemahan siswa. Makin sedikit siswa membuat kesalahan pada tes diagnostik makin kuatlah siswa pada materi pelajaran yang bersangkutan begitupun sebaliknya.
  • 8. 8 2. Upaya membantu siswa yang mengalami masalah belajar Siswa yang mengalami masalah belajar seperti diutarakan didepan perlu mendapat bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses perkembangan siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah. a. Pengajaran perbaikan Dibandingkan dengan pengajaran biasa, pengajaran perbaikan sifatnya lebih khusus, karena bahan, metode dan pelaksanaannya disesuaikan dengan jenis, sifat dan latar belakang masalah yang dihadapi siswa. Dalam hal ini amat penting bagi guru dan konselor memahami perasaan siswa. Guru dan konselor harus mengupayakan untuk mendorong siswa agar mau belajar. b. Kegiatan pengayaan Kegiatan pengayaan diberikan kepada siswa yang sangat cepat dalam belajar. Mereka memerlukan tugas-tugas tambahan untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan yang telah dimilikinya dalam kegiatan belajar sebelumnya. c. Peningkatan motivasi belajar Guru, konselor wajib membantu siswa meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, dengan cara memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai siswa, menyesuaikan pengajaran dengan minat siswa, dan melengkapi sumber dan peralatan belajar. d. Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar yang baik Sikap dan kebiasaan belajar yang baik tidak tumbuh secara kebetulan melainkan perlu ditumbuhkan melalui bantuan yang terencana terutama oleh guru-guru konselor dan orang tua siswa. Untuk itu siswa hendaklah dibantu dalam hal: a. Menemukan motif-motif yang tepat dalam belajar. b. Memelihara kondisi kegiatan yang baik. c. Mengatur waktu belajar, baik di sekolah maupun di rumah. d. Memilih tempat belajar yang baik.
  • 9. 9 e. Belajar dengan mengggunakan sumber belajar yang kaya, seperti buku-buku teks dn referesi lainnya. f. Membaca secara baik dan sesuai dengan kebutuhan. g. Tidak segan-segan bertanya untuk hal-hal yang tidak diketahui.5 Adapun beberapa bentuk layanan bimbingan belajar yang bisa diberikan kepada para siswa di sekolah adalah : 1. Orientasi kepada para siswa (khususnya siswa baru) tentang tujuan institusional (tujuan sekolah), isi kurikulum pembelajaran, struktur organisasi sekolah, cara-cara belaar yang tepat, penyesuaian diri dengan corak pendidikan di sekolah. 2. Penyadaran kembali secara berkala tentang cara belajar yang tepat selama mengikuti pelajaran di sekolah maupun di rumah baik secara individual maupun kelompok. 3. Bantuan dalam memilih jurusan atau program studi yang sesuai, memilih kegiatan-kegiatan non akademik yang menunjang usaha belajar dan memilih program studi lanjutan untuk tingkat endidikan yang lebih tinggi. Bantuan ini juga mencakup penyebaran informasi tentang program studi yang tersedia pada jenjang pendidikan tertentu. 4. Pengumpulan data siswa yang berkenaan dengan kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup, pada program- program studi atau jurusan tertentu, dan lain sebagainya. 5. Bantuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan belajar seperti kurang mampu menyusun dan mentaati jadwal belajar di rumah, kurang siap menghadapi ulangan atau ujian, kurang dapat berkonsentrasi, kurang menguasai cara belajar yang tepat diberbagai mata pelajaran. Menghadapi keadaan dirumah yang mempersulit cara belajar secara rutin, dan lain sebagainya. 5 Priyatno,Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Rineka Cipta,1999), halm. 279- 287
  • 10. 10 6. Bantuan dalam hal membentuk kelompok-kelompok belajar dan mengatur kegiatan-kegiatan belajar kelompok supaya berjalan secara efektif dan efisien. E. Teknik-Teknik Bimbingan Belajar Keseluruhan teknik bimbingan dibedakan antara teknik bimbingan kelompok dan individual. Bimbingan individual adalah suatu bantuan yang diberikan kepada individu dalam situasi individual. Teknik bimbingan ini ada yang bersifat informatif (memberikan informasi) dan ada juga yang bersifat terapeutik (menyembuhkan). Beberapa teknik bimbingan individual yang bersifat informatif adalah ceramah, wawancara, nasihat, penyampaian bahan- bahan tertulis, dan lain sebagainya yang diberikan secara individual. Teknik bimbingan individual yang bersifat terapeutik adalah konseling individual. Bimbingan kelompok merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada individu (siswa) yang dilaksanakan dala situasi kelompok. Bimbigan inpun ada yang bersifat informatif dan terapeutik tetapi ada juga yang bersifat adjustif, adalah bantuan kepada individu dalam membina hubungan dan menyesuaikan diri dengan orang lain, melalui berbagai kegiatan kelompok seperti diskusi, belajar kelompok, perwalian kelompok, kunjungan kelompok, dan lain sebagainya. Adapun bimbingan kelompok yang bersifat terapeutik adalah psikodrama, kenseling kelompok, dan psikoterapi kelompok.6 6 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan,(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 244.
  • 11. 11 BAB III PENUTUP Kesimpulan Setiap siswa tanpa terkecuali pastinya membutuhkan bimbingan belajar. Siswa yang sangat cepat dalam belajarpun memerlukan bimbingan. Jadi bimbingan belajar ini tidak hanya diperuntukkan untuk siswa yang dinyatakan gagal secara akademik saja tetapi juga sebaliknya. Hal ini dikarenakan potensi siswa harus terus mendapatkan dukungan dan bimbingan sehingga akan membantu siswa untuk menyesuaikan dirinya dalam belajar. Karena belajar merupakan proses yang panjang yang tidak saja proses mendapatkan informasi, tetapi belajar yang sebenarnya juga adanya perubahan sikap setelah belajar. Maka peserta didik harus bisa diarahkan atau dikeluarkan dari masalah-masalah yang dapat menggangu belajarnya. Supaya tujuan dari pembelajaran yang sebenarnya dapat tercapai.
  • 12. 12 Daftar Pustaka Azzet, Akhmad Muhaimin. 2013. Bimbingan dan Konseling di Sekolah(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. Mu’awanah , Elfi & Rifa Hidayah. 2009. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Priyatno.1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta: Rineka Cipta. Sukmadinata, Nana Syaodih.2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tohirin.2011. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah Berbasis Integrasi.Jakarta: Raja Grafindo Persada.