Ringkasan dokumen tersebut adalah upaya wali kelas SDN 2 Rantau Tijang untuk mengatasi siswa nakal melalui bimbingan dan pemberian. Strategi tersebut berhasil mengurangi tingkat kenakalan siswa dan membuat siswa lebih bertanggung jawab. Faktor pendukung seperti dukungan kepala sekolah dan orang tua siswa juga mendukung keberhasilan strategi tersebut.
2. BAB 1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
SDN 2 Rantau Tijang merupakan sekolah yang terletak di daerah terpencil, yang sebagian besar
penduduk di sekitarnya bermata pencaharian sebagai petani sawah dan petani kebun yang masih
banyak belum mengenyam pendidikan sekolah, namun sekolah tersebut memilki jumlah siswa
terbesar ke lima dari 29 sekolah dasar negeri yang ada di kecamatan Pardasuka. SDN 2 Rantau
Tijang tentu mengacu pada adanya tujuan dari pendidikan nasional yaitu untuk mengembangkan
peserta didiknya secara optimal dan mengubah perilaku peserta didik dari hal-hal yang negatif
menjadi positif, setiap orang tua dan guru mengharapkan para peserta didiknya mampu belajar
dengan baik dan hasil dari belajar itulah yang mampu mengubah tingkah laku peserta didik.
Permasalahan yang terjadi di lingkungan sekolah Negeri 2 Rantau Tijang khususnya di kelas VI
memang sangat tidak diharapkan oleh semua pihak terutama wali kelas VI tersebut. Memang kita
sangat berharap hal-hal seperti itu tidak didambakan tapi entah bagaimana sehingga perkelahian,
membuli teman, serta penghinaan sesama teman itu kerap terjadi dan hal itu sudah merupakan hal
yang sudah biasa atau tidak lazim lagi .hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor, diantaranya
kurang kasih sayang orang tua, keluarga yang tidak harmonis bahkan bercerai, tekanan akan
kebutuhan ekonomi yang masih di bawah rata-rata, mengalami kekerasan dalam keluarga dan salah
pergaulan. Berikut ini identifikasi peserta didik sebelum menerima bimbingan dan pemberian :
• Sering terjadi perkelahian di dalam kelas.
• Terjadi bullying antar sesama teman di kelas.
• Ketidakhadiran peserta didik untuk pergi ke sekolah.
• Kurangnya sopan santun dalam bertutur kata di dalam kelas.
3. Oleh karena itu dari segi permasalahan yang terjadi
di sekolah ini perlu antisipasi untuk mengurangi
permasalahan yang terjadi di kalangan siswa. Untuk
itu diharapkan kepada wali kelas 6 yang berwenang
dalam sekolah agar dapat mengatasi atau
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi yang
terjadi di kelas tersebut dengan harapan agar para
siswa juga bisa terbentuk kepribadiannya dengan
baik. Untuk itu saya selaku wali kelas 6 akan
melakukan inovasi berupa bimbingan dan pemberian
dengan maksud untuk memecahkan permasalahan
yang berkaitan dengan kenakalan peserta didik.
4.
5. STRATEGI PEMECAHAN
MASALAH
Mengacu pada permasalahan yang muncul dalam kejadian yang dialami
peserta didik di kelas yang sudah dijabarkan diatas, maka penulis
memilih alternatif pemecahan masalah yang dianggap dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi dengan hasil yang baik yaitu dapat
meminimalisir peserta didik yang aktif (nakal ) di kelas VI SDN 2 Rantau
Tijang Kecamatan Pardasuka melalui bimbingan dan pemberian.
Adapun bimbingan dan pemberian yang diberikan penulis kepada
peserta didik diantaranya sebagai berikut :
1. Mengundang wali murid ke sekolah untuk membahas peserta didik
2. Guru membimbing melalui penguatan religi kepada peserta didik
setiap apersepsi .
3. Guru bersedia menjadi teman curhat kepada peserta didiknya.
4. Memberikan tanggung jawab bagi peserta didik yang aktif ( nakal ).
5. Memberikan perhatian yang lebih terhadap peserta didik yang aktif (
nakal ).
6. Memberikan pembelajaran yang kreatif dan menarik.
7. Memberikan peraturan yang jelas di dalam kelas.
6. PEMBAHASAN
Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah
Bimbingan dan pemberian dipilih oleh penulis sebagai solusi
untuk penyelesaian masalah, karena pada dasarnya
bimbingan itu sendiri merupakan perubahan perilaku kearah
yang lebih baik agar mampu mandiri serta dapat
mengahadapi kesulitan atau permasalahan yang
dihadapinya.dan pemberian itu sendiri merupakan
pengkondisian yang menyenangkan untuk mengendalikan
terjadinya perilaku. Berdasarkan hal tersebut penulis
yakin bahwa bimbingan dan pemberian yang
dilakukan dapat meminimalisir peserta didik yang ( aktif )
nakal di kelas 6 SDN 2 Rantau Tijang Kecamatan
Pardasuka.
7. B. Hasil yang Dicapai dari Strategi Yang Dipilih
Penerapan strategi yang di pilih, yaitu “Bimbingan dan Pemberian” untuk mengatasi
peserta didik yang aktif (nakal ) di kelas 6 SDN 2 Rantau Tijang Kecamatan Pardasuka ini
telah dilaksanakan penulis, di antaranya:
1. Kondisi awal perkembangan peserta didik
• Sering terjadi perkelahian di dalam kelas.
• Terjadi bullying antar sesama teman di kelas.
• Ketidakhadiran peserta didik untuk pergi ke sekolah.
• Kurangnya sopan santun dalam bertutur kata di dalam kelas.
2. Proses Penerapan Bimbingan dan Pemberian Terhadap Siswa Yang Nakal
Ketika orang tua menghadiri undangan guru di sekolah, adapun prosesnya meliputi:
• Guru menceritakan kejadian yang terjadi selama pembelajaran di kelas
• Guru berdiskusi dengan wali murid
• Wali murid menceritakan kondisi peserta didik ketika di dalam keseharian / di rumah
• Baik guru dan wali murid sama sama membuat perjanjian mengenai solusi
permasalahan yang terjadi pada peserta didik.
b. Ketika guru melakukan penguatan religi dalam kegiatan apersepsi. Adapun
prosesnya meliputi :
• Guru membiasakan siswa untuk membaca surat-surat pendek atau asmaul husna
• Guru bertanya tentang kewajiban siswa dalam menjalankan shalat lima waktu
• Guru memberikan motivasi dan nasehat kepada siswa yang membuat mereka tidak akan
mengulangi perbuatannya lagi.
8. c. Ketika guru bisa menjadi teman curhati bagi peserta didiknya.
Guru menanyakan kebiasaan peserta didik di rumah Peserta didik dapat menceritakan
masalah pribadi yang sering dialami dengan wali kelas Guru memberikan pencerahan dan
penyelesaian terhadap permasalahan peserta didik.
d. Ketika guru memberikan tanggung jawab terhadap peserta didik yang nakal
• Guru memberikan kesibukan bagi peserta didik yang nakal agar bertanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan, misalnya menjadi ketua kelas, menghapus papan tulis
di depan kelas, kemudian mencatat anak-anak yang nakal di kelas.
• Guru memberikan perhatian lebih walaupun semenit saja kepada peserta didik yang
nakal agar dapat mengetahui penyebab problem dari anak tersebut sehingga anak
tersebut merasa diperhatikan dan guru dapat menemukan solusinya.
• Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif dan menarik, hal ini akan
membuat anak didik yang nakal menjadi tertarik dan mengikuti pelajaran dengan
antusias. karena kebanyakan anak didik kita melakukan kenakalan di kelas
dikarenakan pembelajaran yang membosankan atau juga anak tersebut tidak
mengerti dengan apa yang dijelaskan oleh guru . maka tugas kita adalah untuk
menciptakan KBM yang menarik dan aktif namun tetap dapat membuat anak didik
memahami materi yang diajarkan sehingga antusiasme anak didik kita terhadap
pelajaran kita tinggi .
• Guru membuat peraturan yang jelas di dalam kelas
• Hal ini penting mengingat jika tidak ada peraturan yang jelas tentang apa yang harus
dilakukan di dalam kelas siswa dapat lepas kendali . sebaiknya kita libatkan siswa
dalam membuat peraturan tersebut . hal ini lebih efektif dibandingkan kita membuat
sendiri peraturan tersebut. Sehingga ketika terjadi kesalahan murid tersebut bisa
mengetahui kesalahannya dan memperbaikinya.
9. C. Kendala –kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi
yang Dipilih
Dalam pelaksanaan bimbingan dan pemberian terhadap peserta
didik yang mengalami keaktifan yang lebih ( nakal ) penulis tentunya
banyak mengalami kendala-kendala baik dari segi penyelesaian
maupun segi pemecahan masalah.
Adapaun beberapa kendala-kendala yang dihadapi adalah sebagai
berikut:
1. Ketika wali kelas memanggil wali murid untuk bermusyawarah ,
masih ada saja sebagian yang tidak hadir untuk ikut
bermuswarah.
2. Masih ada sebagian siswa yang belum faham mengerti tentang
shalat dan membaca alquran.
3. Ketika siswa / peserta didik diajak untuk menjadi teman curhat
masih saja ada siswa yang malu dan tidak mau curhat terhadap
wali kelasnya
4. Peserta didik yang diberikan tanggung jawab masih ada yang
belum bisa menyelesaikan tanggung jawabnya dengan baik.
5. Guru terkadang mengalami kesulitan dalam menciptakan
motode pembelajaran yang kreatif dan menarik agar siswa lebih
merasa nyaman dan tidak bosan.
10. D. Faktor-faktor Pendukung.
Keberhasilan penerapan metode bimbingan dan pemberian untuk mengatasi
peserta didik yang aktif ( nakal ) di kelas 6 SDN 2 Rantau Tijang Kecamatan
Pardasuka tetunya tidak lepas dari adanya factor-faktor pendukung,
diantaranya yaitu sebagai berikut:
1. Dukungan dari Kepala Sekolah dan semua dewan guru SDN 2 Rantau
Tijang
2. Peran serta dari wali murid SDN 2 Rantau Tijang khususnya kelas 6
3. Peran serta peserta didik yang selama ini mendapatkan bimbingan dan
pemberian terus dari wali kelas
E. Alternative Pengembangan
Berdasarkan pengalaman dari program bimbingan dan pemberian kepada peserta
didik yang aktif ( nakal ) telah dilaksanakan supaya hasil yang dicapai lebih
optimal dan kendala-kendala yang dihadapi dapat diminimalisir, untuk
kedepannya dapat dilakukan pengembangan terhadap strategi yang telah
diterapkan dengan alternative sebagai berikut:
1. Penambahan jam untuk bimbingan kepada peserta didik agar lebih optimal.
2. KKKKKKKKKKK
3. KKKKKKKKKKKKK
4. KKKKKKKKKKKKKK
11. SIMPULAN DAN REKOMENDASI OPERASIONAL
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari bimbingan dan pemberian tentang upaya mengatasi peserta
didik yang aktif ( nakal ) di kelas 6 SDN 2 Rantau Tijang Kecamatan Pardasuka
Kabupaten Pringsewu dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut. :
1. Melalui bimbingan kepada peserta didik yang aktif ( nakal )dapat mengurangi
tingkat kenakalan siswa
2. Melalui pemberian tugas dan tanggung jawab yang lebih kepada peserta didik yang
aktif ( nakal ) bisa membuat peserta didik itu bertanggung jawab dan merubah
karakternya sendiri, sehingga peserta didik bisa menjadi lebih baik
3. Beri ia kepercayaan, mulai dari yang kecil, biarkan ia membawakan barang-barang
anda keruang guru sampai jadikan ia pemimpin dalam suatu kesempatan di kelas.
4. Tangkap basah saat ia bebrbuat baik, puji ia saat itu juga, atau dengan tulisan dan
secarik kertas
5. Katakan “ saya bangga kamu bisa berubah “ bukan saya senang kamu bisa
berubah ”. Jika anda katakana senang maka ia akan berubah demi menyenangkan
anda sebagai gurunya.
6. Katakan “ saya percaya kamu pasti bisa memilih hal yang paling baik untuk dirimu
sendiri dan bia berubah “.
REKOMENDASI OPERASIONAL
Berdasarkan hasil yang diperoleh siswa dari dilaksanakannya bimbingan, pemberian, serta
pendekatan hati setiap hari ternyata hal tersebut dapat mengatasi masalah tentang peserta
didik yang terlalu aktif ( nakal