Atrial septal defect (ASD) adalah penyakit jantung kongenital kedua paling umum dimana terdapat defek pada sekat pemisah atrium kanan dan kiri, menyebabkan komunikasi antara keduanya. Gejala yang sering muncul adalah sesak napas, nyeri dada, dan palpitasi. Jika tidak ditangani, harapan hidup pasien menurun setelah usia 40 tahun.
1. Atrial SeptalDefect
O l e h :
d r. A g r a F a r e l l i o M o n i g a
Pe m b i m b i n g :
d r. P u s p i ta S a r i B u s ta n u l , S p . J P
2. Pendahuluan
Atrial septal defect (ASD)
• penyakit jantung bawaan dimana septum yang memisahkan
atrium kanan dan kiri gagal menutup sepenuhnya sehingga
terjadi komunikasi antar keduanya.
• merupakan penyakit jantung kongenital kedua terbanyak
setelah defek septum ventrikel (VSD) dimana VSD
menyumbang sebesar 20% dan ASD sebesar 10% dari seluruh
kasus penyakit jantung kongenital.
• Pada tahun 2019, didapati bahwa dari 379 pasien berusia 17
tahun atau lebih yang menjalani operasi jantung di Indonesia,
53,8% disebabkan oleh ASD
3. Identitas Pasien
Nama : Tn. JP
Umur : 34 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : RT 15 Eka Jaya, Jambi
Tanggal MRS : 15 Maret 2022
4. Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang
• Pasien datang ke poli jantung RSUD H Abdul Manap dengan keluhan nyeri dada
sejak 1 minggu SMRS. Nyeri dada terasa berat berlangsung selama <5 menit
dirasakan setelah makan beraktivitas dan hilang apabila konsumsi ISDN. Keluhan
sesak (-), keringat dingin (-), mual (-), muntah (-)
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat berobat RS St. Theresia 1 tahun yang lalu dengan keluhan yang sama
Riwayat Obat
• Candesartan 1 x 8 mg tablet PO
• Bisoprolol 1 x 2,5 mg tablet PO
• ISDN 5 mg tablet PO k/p
6. PEMERIKSAAN FISIK
Leher
Pembesaran KGB (-),
Pembesaran tiroid (-)
Deviasi trakea (-)
Paru I: Bentuk thoraks normal,
pergerakan dinding dada simetris
P: Massa (-), krepitasi (-)
P: Sonor di semua lapangan paru
A: Vesikuler (+/+), rh (-/-), wh (-/-)
Mata
CA (-/-), SI (-/-), pupil isokor
3mm/3mm, RC (+/+)
Kepala
Normocephal, rambut tidak
mudah dicabut
Jantung
I: Iktus cordis tidak tampak
P :Iktus kordis teraba di ICS V
linea midklavikula sinistra
P :
atas : ICS 2 line parasternalis
sinistra kanan: ICS 4 line a
parasternalis dekstra
Kiri : ICS 5 line midklavikula
sinistra
A : S1S2 reguler, murmur (-),
gallop (-)
7. Ekstremitas Superior dex et sin :
Akral hangat, CRT <2 detik, edema
(-) / (-)
Ekstremitas Inferior dex et sin :
Akral hangat, CRT <2 detik, edema (-) /
(-)
Abdomen
Inspeksi : Datar, Scar (-)
Auskultasi : BU (+) normal
Palpasi : nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani, Shifting Dullnes (-)
17. Definisi
• Defek septum atrium/atrial septal defect (ASD) adalah
salah satu kelainan jantung kongenital di mana
terdapat hubungan antar atrium kanan dan kiri karena
adanya defek/lubang pada sekat atrium.
• Pada sebagian besar kasus, penyakit ini jarang
menimbulkan gejala dan biasanya ditemukan secara
spontan pada saat dewasa. Akan tetapi, berat
ringannya penyakit tergantung dari seberapa besar
kebocoran sekatnya, beberapa gejala yang sering
muncul yaitu infeksi saluran napas berulang, sesak saat
beraktivitas, berdebar-debar,
18. Klasifikasi
Menurut lokasi terjadinya defek septum, penyakit ini digolongkan menjadi:
1. Ostium sekundum (75-80% dari semua kasus ASD)
2. Ostium primum (15-20% dari kasus ASD)
3. Sinus Venosus (5-10% dari kasus ASD)
4. SVD Inferior (<1% dari kasus ASD)
5. Unroofed coronary sinus (1% dari kasus ASD)
19. Epidemiologi
• Defek septum atrium merupakan penyakit jantung kongenital kedua
terbanyak setelah defek septum ventrikel (VSD) dimana VSD
menyumbang sebesar 20% dan ASD sebesar 10% dari seluruh kasus
penyakit jantung kongenital.
• Menurut jenis kelamin, perbandingan perempuan dan laki-laki pada
penyakit ini yaitu 4:1
20. Etiologi
• Penyebab pasti dari ASD belum dapat diidentifikasi secara pasti
• Salah satu penyebab terjadinya menurut penelitian yaitu adanya
mutasi pada gen cardiac transcription factor NKX2-5
22. Tanda dan Gejala
Gejala yang paling sering muncul adalah
• sesak napas (70,3%),
• nyeri dada (43,2%)
• palpitasi (33,8%)
Sianosis dan edema pedis atau asites jarang ditemukan.
23. Pemeriksaan
• Pemeriksaan Fisik
1. Perkusi: kemungkinan terdapat pelebaran batas-batas jantung
akibat kardiomegali
2. Auskultasi: wide-fixed split, murmur sistolik di intercostalis 2 sinistra
linea para sternalis
24. Pemeriksaan
• Pemeriksaan Penunjang:
1. EKG: p pulmonal, terdapat complete atau incomplete right bundle
branch block
2. Echocardiography: ditemukan defek, dilatasi ruang jantung kanan,
dilatasi vena pulmonalis, aliran bolak-balik sesuai dengan fase sistol
dan diastol jantung
26. Prognosis dan Komplikasi
• Jika tidak ditangani, usia harapan hidup pada pasien ASD yang
melebihi 40-50 tahun adalah kurang dari 50%, dan peningkatan
angka kematian setelah usia 40 tahun sebesar 6% tiap tahun.
• Komplikasi: Hipertensi pulmonal, gagal jantung kanan, sindrom
Eisenmenger
27. Analisa Kasus
• keluhan pasien masih dapat
mengarah ke angina
pektoris stabil
• nyeri dada sejak 1 minggu SMRS.
• Nyeri dada terasa berat
berlangsung selama <5 menit
• dirasakan bila setelah makan dan
beraktivitas
• hilang apabila konsumsi ISDN.
• EKG dan Tes treadmill : normal
• Kelainan struktural? Echocardiography
28. Analisa Kasus
Temuan Echocardiography:
• pembesaran pada atrium dan ventrikel kanan
• ventruikel kiri mulai sedikit membentuk seperti huruf D
• defek interatrial dengan shunt dominan L-R
• TR trivial dengan PV AccT 116 ms belum terjadi hipertensi
pulmonal
29. Analisa Kasus
• Rencana terapi:
• dibutuhkannya tindakan ASO dan TEE, karena itulah pasien dirujuk ke
RS PJNHK karena keluhan ASD kecil
- Terapi medikamentosa: Candesartan 1x8mg, Bisoprolol 1x5mg,
Furosemide 1x20mg mengurangi beban dari jantung, mengontrol
gejala yang muncul, dan menjaga ukuran dari jantung.
30. Kesimpulan
Atrial septal defect (ASD)
• merupakan penyakit jantung kongenital kedua terbanyak setelah defek septum
ventrikel (VSD) dimana ASD menyumbang 10% dari seluruh kasus penyakit
jantung kongenital.
• Menurut jenis kelamin, perbandingan perempuan dan laki-laki pada penyakit
ini yaitu 4:1.
• sebagian besar tidak bergejala
• Bila ditemukan gejala, maka gejala yang paling sering muncul adalah sesak
napas (70,3%), nyeri dada (43,2%), dan palpitasi (33,8%).
• Jika tidak ditangani, usia harapan hidup pada pasien ASD yang melebihi 40-50
tahun adalah kurang dari 50%, dan peningkatan angka kematian setelah usia
40 tahun sebesar 6% tiap tahun.