2. Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular
yang disebabkan oleh Mycobacterium
tuberkulosis, paling sering (sekitar 80%) terjadi
di paru.
TB Milier merupakan penyakit Limfo-
Hematogen sistemik akibat penyebaran
kuman M. tuberkulosis dari kompleks primer
yang biasanya terjadi dalam waktu 2-6 bulan
pertama setelah infeksi awal.
5. status imnologis
penderita (nonspesifik
dan spesifik) dan
faktor lingkungan (kurangnya paparan sinar
matahari, perumahan yang padat, polusi udara,
merokok, penggunaan alkohol, obat bius serta
sosio ekonomi).
kuman M. tuberkulosis
(jumlah dan virulensi),
6. Manifestasi klinis TB milier dapat bermacam-
macam, bergantung pada banyaknya kuman
dan jenis organ yang terkena.
Gejala yang sering dijumpai adalah keluhan
kronik yang tidak khas :
yaitu ;
7. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan biasanya multiple.
Berat badan turun atau gagal tumbuh (dengan demam ringan atau tanpa demam)
Demam lama (lebih dari 2 minggu) dengan penyebab tidak jelas.
Nafsu makan tidak ada (anoreksia).
Batuk lama lebih dari 3 minggu dan
sesak napas.
8. Diagnosa ditegakkan bila
memenuhi kriteria minimal :
1. Anamnesa :
ada riwayat
kontak dengan
penderita TBC
dewasa dan
aktif.
2. Mantoux
test positif.
3.Ditemukan
TBC extra
paru
9. Mengacu kepada ketentuan WHO,
pengobatan TBC Milier pada prinsipnya
sama dengan pengobatan TBC pada
umumnya,
yaitu perpaduan dari beberapa jenis
antituberkulosa baik yang bakteriostatik
maupun bakterisid,
yaitu :
10. 1. Isoniasid (H)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh 90%
populasi kuman dalam beberapa hari
pengobatan.
Dosis harian : 5 mg/kg BB, dosis intermiten 3
x / minggu : 10 mg/kg BB.
2. Rifampisin (R)
Bersifat bakterisid, dapat membunuh kuman
yang tidak bisa dibunuh oleh Isoniasid.
Dosis harian dan dosis intermiten sama, yaitu
: 10 mg/kg BB.
11. 3. Pirasinamid (Z)
Bersifat bakterisid, membunuh kuman yang
berada di dalam sel dengan suasana asam.
Dosis harian : 25 mg/kg BB, dosis intermiten
35 mg/kg BB.
4. Streptomisin (S)
Bersifat bakterisid, dosis harian dan
intermiten sama, yaitu : 15 mg/kg BB.
5. Etambutol (E)
Bersifat bakteriostatik, dosis harian : 15
mg/kg BB, dosis intermiten : 30 mg/kg BB.
12. Prognosa kesembuhan TBC Milier, setelah
ditemukannya obat anti TBC mengalami
perbaikan yang signifikan, kecuali bila ada
komplikasi meningitis, serta keterlambatan dan
tidak teratur dalam berobat.
14. Tidak ada perubahan hematologi yang spesifik pada
TBC Milier. Laju endap darah tidak informatif. Anemia
biasanya ringan, namun pada kasus lama dan berat
mungkin dijumpai anemia berat. Sering ditemui
lekopeni, kadang-kadang lekositosis dan
monositosis.
Dalam pemeriksaan sumsum tulang didapatkan
tuberkel-tuberkel dan gambaran darah tepi dapat
menyerupai leukemia berupa leukositosis dan lekosit-
lekosit muda, anemia leukoeritroblastik berupa lekosit
muda dan normoblas.
Kadang-kadang terdapat gambaran hematologik
anemia aplastik berupa pansitopenia.
15. Hasil tes tuberkulin biasanya positif kuat. Pada
sebagian penderita mungkin positif lemah bahkan
negatif.
Tetapi bila diulang satu bulan kemudian setelah
mendapatkan pengobatan, praktis semua berubah
menjadi positif.
16. Gambaran patologik pada pemeriksaan radiologi tidak
selalu dijumpai pada kasus TBC Milier. Oleh karenanya
gambaran radiologi normal belum pasti menyingkirkan
diagnosa TBC Milier. Gambaran normal radiologi
mungkin disebabkan oleh :
- fokus di paru memecah ke cabang vena, yang
menyebabkan tidak terjadinya infiltrat di paru.
- ukuran infiltrat yang sangat kecil.
- atau karena pemeriksaan dilakukan pada fase dini dari
penyakit.
Dalam hal demikian sebaiknya pemeriksaan diulang
setelah 1-4 minggu.
17. Gambaran klasik Rongent foto dari TBC Milier adalah gambaran
badai salju. Infiltrat-infiltrat yang halus berukuran beberapa
mm, tersebar di kedua lapangan pandang paru.
Namun perlu diketahui bahwa gambaran badai salju juga bisa
ditemukan pada kasus lain seperti : fungosis paru, sarkoidosis,
hemosiderosis, dan histositosis X.
Gambaran radiologik juga bisa berupa lesi paru yang lebih
besar, yaitu berupa infiltrat lober atau linfadenopati hilus.
Disamping itu dapat ditemukan pula efusi pleura, penebalan
pleura dan kavitasi. Pada anak biasanya didapat gambaran
campuran.
18. 1. Pemeriksaan BTA sputum
Hanya 75 % kasus TBC Milier positif dalam
pemeriksaan BTA sputum.
2. Pemeriksaan bilasan lambung
Karena sulitnya mendapatkan sputum pada
bayi dan anak, maka bisa dilakukan
pemeriksaan bilasan lambung. Dalam hal ini
ternyata hanya ditemukan 34,8 – 56 % yang
positif.
19. 3. Pemeriksaan cairan cerebrospinal
TBC Milier sering disertai Meningitis yang kadang-
kadang asimtomatik, oleh karenanya perlu
dipertimbangkan punksi lumbal untuk memeriksa
cairan cerebrospinal.
Gambaran yang didapat adalah : pleiositosis, kadar
glukosa rendah dan atau kadar protein yang tinggi.
Hasil biakan positif hanya didapat pada 18,2 % kasus.
4. Pemeriksaan biopsi
Angka positif tergantung dari jaringan yang didapat.
Hanya 60 % kasus positif dari pemeriksaan kelenjar
limfa dengan granuloma yang mengeju dan yang
tidak mengeju.
20.
21. Ny.Rona Turnip,umur 80 tahun.Datang ke
Rumah Sakit Harapan Pematangsiantar.
Di Ruang Lukas Tim III
Pada tanggal 29 Oktober 2016
Diagnosa Medis: TB MILIER
Assasment: Nyeri pada ulu hati,nyeri pada
skala 4,Batuk ada, muntah dan mual ada,
Tekanan Darah:140/90,
Suhu:37,5℃,Pernapasan: 25 x/menit,Nadi :75
x/menit.Posisi:Semi Fowler,Dipasang O2
22. Tindakan:
-Menganjurkan pasien etika batuk efektif.
-Melakukan tindakan pemasangan O2
-Melakukan tindakan resiko jatuh
-Mengajarkan teknik batuk efektif.
23. S : Pasien mengatakan badan lemas, batuk,
dan mual muntah.
O : Mampu melakukan tindakan batuk efektif.
A :Resiko Tinggi kekurangan volume cairan
P : Pantau TTV
:Cek BTA 3x
:Teknik Relaksasi dilanjutkan