SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
ATRIBUT DAN KODE ETIK
AKUNTAN FORENSIK
SERTA STANDAR AUDIT
INVESTIGASI
LINDA GRACE LOUPATTY, SE.,M.AK.,AK
AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT
EXAMINATION
Howard R. Davia
Memberikan lima
nasihat kepada
seorang auditor
pemula dalam
melakukan
investigasi
terhadap fraud
1. Hindari pengumpulan fakta dan data yang
berlebihan secara prematur
2. Fraud auditor harus mampu membuktikan niat
pelaku melakukan kecurangan
3. Menjadi kreatif, berpikir seperti pelaku kecurangan,
jangan mudah ditebak dalam hal arah
pemeriksaan,penyelidikan, atau investigasi yang
dilakukan.
4. Auditor harus tahu bahwa banyak kecurangan
dilakukan dengan persekongkolan (kolusi).
5. Strategi untuk menemukan kecurangan dalam
investigasi proaktif, si auditor musti
mempertimbangkan apakah kecurangan dilakukan di
dalam pembukuan atau di luar pembukuan.
1. Pemeriksa fraud harus memiliki kemampuan
yang unik.
2. Pemeriksa harus memiliki kemampuan untuk
menumbuhkan kepercayaan pada diri orang lain.
3. Karena setiap orang itu “unik” (tiada duanya),
maka pemeriksa fraud harus mampu
berkomunikasi dalam “bahasa” mereka.
4. Pemeriksa fraud harus memiliki kemampuan
teknik untuk mengerti konsep-konsep keuangan,
dan kemampuan untuk menarik kesimpulan
terhadapnya.
Berdasarkan
Asociation Of
Certified
Examiners,
pemeriksa
fraud harus
memiliki
karakteristik
sebagai berikut
Menurut
Robbert J.
Lindquist,
kualitas yang
harus dimiliki
orang akuntan
forensik yaitu :
Kreatif
Rasa
ingin tahu
Tak
menyerah
Akal
sehat
Business
sense
Percaya
diri
Tiga sikap dan
tindak-pikir
yang selalu harus
melekat pada
diri seorang
auditor, yakni
independen,obje
ktif dan skeptis.
Ketiga sikap dan
tindak pikir juga
tidak dapat
dipisahkan dan
pekerjaan
akuntan forensik.
Kode etik merupakan bagian dari kehidupan berprofesi. Kode etik
mengatur hubungan antara anggota profesi dengan sesamanya, dengan
pemakai jasanya dan stakeholder lainnya, dan dengan masyarakat luas.
Kode etik berisi nilai-
nilai luhur yang penting
bagi eksistensi profesi.
Profesi bisa eksis karena
ada integritas (sikap
jujur, walaupun tidak
diketahui orang lain),rasa
hormat dan kehormatan,
dan nilai-nilai luhur
lainnya yang menciptakan
rasa percaya dari
pengguna dan
stakeholders lainnya.
Lord (John Fletcher) Moulton membedakan
tiga wilayah tingkah manusia yaitu wilayah
hukum positif, wilayah kebebasan memilih dan
kesopan-santunan.
Suatu bangsa yang besar tidak diukur dari
berapa besar kebebasan mutlsk ysng
dipunyainya. Juga tidak ditentukan oleh
berapa patuhnya bangsa itu kepada hukum
dan ketentuan perundang-undangannya.
Namun pada seberapa besarnya
kepatuhannya akan hal-hal yang tidak dapat
dipaksakan kepadanya atau dengan kata lain
ditentukan oleh kepatuhannya akan ethics.
Akuntansi publik memiliki Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). SPAP memuat
standar-standar audit,atestati,pengendalian mutu, dan lain-lain. Namun, SPAP
tidak secara khusus mengatur audit investigaatif atau fraud audit.
K.H. Spencer Pickett dan
Jennifer Pickett
merumuskan beberapa
standar untuk melakukan
investigatif terhadap fraud.
Konteks yang mereka rujuk
adalah investigatif atas
fraud yang dilakukan oleh
pegawai di perusahaan
Standar adalah mutu.
Dengan standar ini pihak
yang diaudit, pihak yang
memakai laporan audit,
dan pihak-pihak lain
yang dapat mengatur
mutu kerja si auditor.
Hal ini juga ingin dicapai
oleh para investigator
dan forensic accountant.
Seluruh investasi harus dilandasi praktik terbaik yang diakui 1
Kumpulkan bukti-bukti dengan prinsip kehati-hatian sehingga
bukti bukti tadi dapat diterima di pengadilan.
Pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman,
terlindungi dan diindeks, dan jejak audit tersedia.
Pastikan bahwa para investigator mengerti hak-hak asasi
pegawai dan senantiasa menghormatinya.
Beban pembuktian ada pada yang “menduga” pegawainya melakukan
kecurangan dan pada penuntut umum yang mendakwa pegawai
tersebut, baik dalam kasus hukum administratif maupu hukum pidana.
Cakup seluruh subtansi investigasi dan “kuasal” seluruh
target yang sangat kritis ditinjau dari segi waktu.
Liput segala tahapan kunci dalam proses investigasi,
termasuk perencanaan,pengumpulan bukti dan barang bukti,
wawancara,kontak dengan pihak ketiga, pengamanan
menganai hal-hal yang bersifat rahasia.
2
3
4
5
6
7
Apabila ketentuan peraturan perundang-undangan mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap tujuan pemeriksaan, pemeriksa harus
merancang metodologi dan prosedur pemeriksaan sedemikian rupa
sehingga dapat mendeteksi penyimpangan.
Pemeriksaan untuk Mendeteksi Terjadinya Penyimpangan dari Ketentuan Peraturan
Perundang-Undangan Kecurangan (Fraud); dan Ketidakpatutan (Abuse)
Tidak praktis bagi pemeriksa untuk menetapkan suatu ketentuan
peraturan perundang-undangan berpengaruh signifikan terhadap
tujuan pemeriksaan.
Pemeriksa dapat mengandalkan pekerjaan penasehat hukum
16
17
18
Lanjutan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Dalam merencanakan pengujian untuk menilai kepatuhan
terhadap ketentuan perundang-undangan, pemeriksa harus
menilai resiko kemungkinan terjadinya penyimpangan.
Dalam merencanakan pemeriksaan, pemeriksa harus
mempertimbangkan risiko terjadinya kecurangan yang secara
signifikan dapat mempengaruhi tujuan pemeriksaan.
Ketika pemeriksa mengidentifikasi faktor/risiko kecurangan
yang dapat memengaruhi tujuan/hasil pemeriksaan, pemeriksa
harus merespon masalah tersebut dengan merancang prosedur
untuk bisa memberikan keyakinan yang memadai bahwa
kecurangan tersebut dapat dideteksi.
Pemeriksa harus waspada terhadap situasi atau transaksi
yang berindikasi kecurangan.
19
20
21
22
Lanjutan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara
Pelatihan, pengalaman, dan pemahaman pemeriksa terhadap program
yang diperiksa dapat memberikan suatu dasar bagi pemeriksa untuk
lebih waspada karena tindakan yang menjadi perhatiannya bisa
merupakan indikasi adanya kecurangan.
Ketidakpatutan berbeda dengan kecurangan atau penyimpangan
dari ketentuan perundang-undangan
Pemeriksa harus menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam
menelusuri indikasi adanya kecurangan atau penyimpangan.
Suatu pemeriksaan yang dilaksanakan sesuai Standar
Pemeriksaan ini akan memberikan keyakinan yang memadai.
23
24
25
26
Dalam buku William
T. Thornhill (Forensic
Accounting: How to
Investigate Financial
Fraud. Ia tidak
mencantumkan
standar pelaporan,
secara terpisah
namun ia
menggabungkannya
dalam Standar
Pelaksaan.
Ringkasan Standar Umum dan Khusus
Akuntansi Forensik :
Independensi
Objektivitas
Kemahiran
Profesional
Lingkup Penugasan
Pelaksanaan Tugas
Telaah
100
120
200
300
400
Tatanan kelembagaan di bidang pemberantasan korupsi
Korupsi ialah masalah besar bangsa ini. Masalahnya beraneka
ragam,mulai dari upaya penegakan dan pemberantasan sampai
sampai pada penanganan kasus korupsi sejak orde baru yang
mencapai lebih dari satu quardrillion rupiah.
Ada beberapa
pendekatan
untuk
pembahasan
tatanan
kelembagaan di
bidang
pemberantasan
korupsi.
Pertama, membahas tatanan kelembagaan dari
perkembangannya lintas waktu. Misalnya sejak lahirnya UUD
1945 samapi dengan perubahan atau amandemen terakhirnya.
Kedua, membahas tatanan kelembagaan yang khusus mengenai
pemberantasan korupsi, dari perkembangan lintas waktu.
Ketiga, mengkaji bagaimana lembaga-lembaga yang
berurusandengan pemberantasan korupsi, berinteraksi satu
sama lain.
Keempat, mengadakan studi banding lembaga-lembaga yang
berurusan dengan dengan pemberantasan korupsi.
Tatanan Kelembagaan Pemerintah
Pertama kelompok lembaga yang mencerminkan perwakilan
rakyat.
Kedua adalah Presiden dan Wakil Presiden yang mewakili
kekuasaan pemerintah negara.
Ketiga, kelompok yang mewakili kekuasaan kehakiman
kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung dan
badan peradilan yang berada di bawahnya, dan Mahkama
Konstitusi.
Ketiga kelompok diatas merupakan perwujudan konsep trias
politica dalam ketatanegaraan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berdiri pada tanngal 29 Desember tahun
2003 bukanlah lembaga yang pertama di Indonesia. KPK didirikan karena kelemahan
aparat penegak hukum dibidang penyelidik-penyelidik (kepolisian dan kejaksaan)
dalam menghadapi tuntutan konvensi pemberantasan korupsi
Tugas dan wewenang KPK
KPK dibentuk dengan tujuan
untuk meningkatkan daya
guna dan hasil guna
terhadap upaya
pemberantasan tindak
pidana korupsi. Dalam
menjalankan tugas dan
wewenangnya, KPK
menganut asas, kepastian
hukum, keterbukaan,
akuntanbilitas, kepentingan
umum, dan profesionalitas.
Tugas KPK
§ Koordinasi dengan instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
§ Supervisi terhadap instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan
tindak pidana korupsi.
§ Penyelidikan, penyelidikan, dan
penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi
§ Pencegahan tindak pidana korupsi
§ Pemantauan penyelenggaraan
pemantauan negara
Tugas koordinasi
§ Mengoordinasikan penyelidikan,
penyelidikan, dan penutupan
terhadap tindak pidana korupsi.
§ Melakukan sistem pelaporan
dalam melakukan kegiatan
pemberantasan tinadk pidana
korupsi.
§ Melaksanakan dengar pendapat
atau pertemuan dengan instansi
yang berwenang melakukan
pemberantasan tindak pidana
korupsi.
§ Meminta laporan instansi
terkait pencegahan tindak
pidana.
Tugas Supervisi
§ Melakukan pengawasan,
penelitian,atau penelahan
terhadap instansi yang
menjalankan tugas dan
wewenangnya yang berkaitan
dengan pemberantasan tindak
pidana korupsi.
§ Mengambil ahli penyidikan atau
penuntutan terhadap pelaku
tindak pidana korupsi yang
sedang dilakukan oleh kepolisian
atau kejaksaan.
Tugas penyelidikan
§ Mendapat perhatian yang
meresahkan masyarakat
§ Melakukan pengkajian terhadap sistem
pengelolaan administrasi di semua
lembaga negara dan pemerintah.
§ Menyangkut kerugian negara
paling sedikit Rp 1 miliyar dll.
Tugas pencegahan
q Melakukan pendaftaran dan
pemeriksaan terhadap laporan
harta kekayaan prnyelenggara
negara.
q Melakukan kampanye antikorupsi
pada masyarakat umum.
q Melakukan kampanye antikorupsi
pada masyarakat umum.
Tugas pemantauan
§ Memberi saran kepada pimpinan
lembaga negara dan pemerintah untuk
melakukan perubahan jika
berdasarkan hasil pengkajian sistem
pengolaan administrasi tersebut
berpotensi korupsi dll.
Tergantung kapan kita
melakukan “pemotretan”
terlihat mode interaksi
antar lembag yang
terlibat dalam
pemberantasan korupsi
korupsi,, termaksud
KPK, mengalami pasang
surutnya.
Dalam masa
pemilihan presiden
(2009) dan
sesudahnya, ada
banyak tulisan
menanggapi masa
depan Komisi
Pemebarantasan
Korupsi. Salah
satu diantaranya
menyatakan
(contoh kasus)
v UPAYA MEMBUNUH KPK
Terkuaknya dugaan keterlibatan Antasari Azhar dalam pembunuhan
Direktur PTPutra Rajawali Banjaran Nazarudin Zulkarnain memberi
dampak luar biasa atas ekstensi KPK, melihat gerakan yang ada,
skandal kematian Nazarudin potensial menjadi titik balik sekaligus
menjadi serangan balik terhadap KPK. Sejak skandal itu, upaya
membunuh KPK sepertinya berjalan secara sistematis.
Betapa bernafsunya sebagian anggota DPR untuk menghentikan semua upaya
penegakan hukum yang akan dilakukan KPK. Argumentasi yang digunakan cukup
sederhana, dengan nonaktifnya Antasri Azhar, pimpinan KPK tidak lagi memenuhi
syarat kolektif sebagaimana diisyaratkan Pasal 21 UU KPK. Bagi mereka,
kolektif harus berjumlah lima orang. Jika pimpinan kurang dari lima, KPK tidak
dapat lagi menjalankan kewenangan untuk melakukan penyuidikan atau penuntutan.
Argumen itu dibantah sebagian anggota DPR yang lain. Oleh karena itu,
argumentasi kolektif yang digunakan sebagian anggota DPR itu akhirnya menepuk
mereka sendiri. Argumentasi kolektif itu lebih banyak datang dari anggota DPR
yang selama ini bersuara miring terhadap eksitensi KPK.
Kekhawatiran mengenai tidak rampungnya UU Tipikor juga menjadi perhatian
Presiden SBY yang pada saat itu memimpin rapat koordinasi pemberantasan
korupsi, yang menegaskan Apabila DPR periode 2004-2009 gagal menyelesaikan
Rancangan UU tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Presiden akan
mengeluarkan peraturan presiden perganti undang undang.
Pembahasan dibawah diambil dari kliping media massa. Insiden ini menunjukan banyak hal,
seperti ketidakpahaman tentang KPK dan siapa yang brhak mengaudit KPK, dan dalam apa.
Insiden inii juga menunjukan proses pengambilan keputusan dibidang eksekutif dan kelemahannya:
siapa yang memerintahkan BPKP mengaudit KPK, apa bentuk perintahnya, apa tujuannya, dll.
Secara kronologi pemberitaan mengenai KPK di audit BPKP adalah sebagai berikut. Diawali
dengan berita mengenai Audit penyadap KPK, Instansi yang disebut sebut akan melakukan audit
adalah BPKP, BPPT, dan Kominfo.
BPKP, BPPT, dan Kominfo siap Audit Penyadapan KPK
q KPK melakukan penyadapan terhadap sejumlah nomor atas teror yang diterima Antasari
Azhar. Beberapa lembaga negara siap mengaudit teknologi penyadapan yang dimiliki KPK.
q Kami akan kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan
Kominfo untuk bersama melakukan audit teknologi maupun teknik dan juga audit finansial”
kata Kepala BPKP Didi Widayadi di gedung KPK.
q Audit ini diakui Didi merupakan kelanjutan dari kemunculan isu penyadapan yang suratanya
ditandatangani oleh Chandra Hamzah. Wakil ketua KPK tersebut telah diminta keterangan
oleh Polda Metro Jaya. Didi memandang penting kehadiran KPK untuk menberantas korupsi
di Indonesia. Namun KPK bisa aja dibubarkan jika lembaga penegak hukum lainnya, politisi
dan kejaksaan kinerjanya membaik .
q KPK itu sendiri, kemudian institusi yang kita butuhkan, meski kapan kebutuhan itu panjang
atau pendek tergantung kinerja penegakan hukum yang ada, kejaksaan dan kepolisian,
tuturnya.
 
Lembaga semacam KPK yang secara generik dikenal sebagai Anti-Coruption Agencies
(ACA), tidak hanya ada di Indonesia. Di banyak negara Agencies disebut
Commission atau Komisi (KPK).
Sejak 1990, lebih
dari 30 negara di
dunia mempunyai ACA.
Tabel dibawah ini
akan menyajikan ACA
di beberapa negara
Asia, dengan
terjemahan nama
dalam bahasa Inggris.
Nama ACA
di Malaysia
adalah
Suruhanjaya
Pencegahan
Rasuah
Malaysia
atau Badan
Pencegah
Rasuah
(BPR).
Tabel 5.3
Anti-Corruption Agencies di Beberapa
Negara Asia
Anti Corruption Agencies Tahun Pendirian
Singapore Corrupt Practices Investigation Bureau 1952
Malaysia Anti-Corruption Agency 1967
Hong Kong Independent Commission Against Corruption 1974
Thailand National Counter Corruption Commission 1999
South Korea Korean Independent Commission Against
Corruption
2002
Indonesia Corruption Eradication Commission 2003
Ada dua model ACA, yakni multi-agency dan single-agency model.
Negara yang menerapkan multi-agency model memanfaatkan lembaga-
lembaga penegak hukum yang sudah ada dan membangun lembaga yang
sudah ada.
Indonesia adalah contoh negara yang menerapkan multi-agency model
serta negara Eropa Barat dan Amerika Serikat.
Dalam jargon administrasi negara istilah “pemeriksaan” digunakan dalam makna audit ekstern,
misalnya dalam kalimat Badan Pemeriksa Keuangan adalah satu-satunya lembaga pemeriksa
keuangan negara di Indonesia.
Oleh karena itu,
banyak orang yang
bertanya apakah
Badan Pengawas
Keuangan dan
Pembangunan (BPKP),
Inspektoral Jendral,
Badan Pengawas
Daerah, Satuan
Pengawas Intern, dan
lembaga lain yang
melakukan audit intern,
tidak melakukan
pemeriksaan?
Ada beberapa faktor yang melemahkan proses audit :
Ø BPK menghadapi kendala-kendala sumber daya yang
parah.
Ø Tidak adanya undang-undang audit negara modern
menyebabkan banyak kerancuan di balik mana
organisasi-organisasi yang ingin menghindari audit bisa
bersembunyi.
Ø Parlemen,Departemen Keuangan dan departemen-
departemen teknis tidak mempunyai rposes yang
digariskan secara jelas untuk menindaklanjuti temuan-
temuan audit.
Ø BPK tidak berwenang mengumumkan temuan-temuannya.
Disamping kelemahan-kelemahan tersebut, terdapat duplikasi
fungsi antara BPK dan BPKP dan antara BPKP serta para insprktur
jendral.
Dimensi BPK BPKP APIP Lainnya
Eksternal/Interna
l
External Auditor Internal auditor Internal auditor
Dasar hukum UUD dan UU Keppres UU
Terpusat/terseba
r
Terpusat Terpusat Tersebar
Perwakilan Semua (33)
provinsi
25 perwakilan Bagian dari struktur
lembaga yang bersangkutan
Lapor kepada DPR Presiden Pimpinan lembaga yang
bersangkutan
Ø LSM dan Pers sebagai kelompok Penekan
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non-Govermental Organization (NGO) bersama pers
bukan bagian dari tatanan kelembagaan pemerintahan. Namun, LSM dan pers memainkan peran
penting dalam proses check-and-balance; peran mereka adalah kelompok penekan atau
pressure group.
Presure group sangat lazim dalam kehidupan demokrasi. Asas trias politica
yang memisahkan ketiga kekuasaan, dilahirkan dari pemikiran check and
balance; satu kesatuan mengawasi dan diawasi oleh kekuasaan lainnya.
Pada 19 Desember 2006, Mahkamah Konstitusi mengeluarkan putusan atau judicial
review terhadap Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi. Permohonan judicial review itu diajukan oleh beberapa tersangka
dalam kasus tindak pidana korupsi di Komisi Pemilihan Umum.
Dari pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) selama lima tahun terakhir, komitmen
pengadilan umum, yang semuanya terdiri atas hakim karier, justru dibebaskan. Ini berbeda dari
Pengadilan Tipikor, yang memadukan hakim karier dan hakim ad hoc, yang selama ini tidak
pernah membebaskan terdakwa korupsi dari hukum.
Pada 29 oktober 2009, Undang-undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang pengadilan Tindak Pidana
Korupsi diundangkan. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi merupakan pengadilan khusus yang berada
di dalam lingkungan peradilan umum. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi berkedudukan di setiap
ibukota kabupaten/kota di Indonesia, yang jumlahnya hampir 500. Mahkamah Agung memastikan
pengadilan tindak pidana korupsi terbentuk di tujuh provinsi tahun 2010.
zz
Dari pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) selama lima tahun terakhir,
komitmen pengadilan umum, yang semuanya terdiri atas hakim karier, justru
dibebaskan. Ini berbeda dari Pengadilan Tipikor, yang memadukan hakim karier dan
hakim ad hoc, yang selama ini tidak pernah membebaskan terdakwa korupsi dari
hukum.
Optimized Judul Singkat Untuk Dokumen Audit Investigasi Fraud

More Related Content

What's hot

Aminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah assagaf akuntansi forensikAminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah assagaf akuntansi forensikAminullah Assagaf
 
Profesi akuntan publik
Profesi akuntan publikProfesi akuntan publik
Profesi akuntan publikAgnes Yoon Nii
 
Metode Investigasi Konversi - Akuntansi Forensik
Metode Investigasi Konversi - Akuntansi ForensikMetode Investigasi Konversi - Akuntansi Forensik
Metode Investigasi Konversi - Akuntansi ForensikHendy Surjono
 
Proses Fraud RISK ASSESSMENT pada Entitas & Transaksional
Proses Fraud RISK ASSESSMENT pada Entitas & TransaksionalProses Fraud RISK ASSESSMENT pada Entitas & Transaksional
Proses Fraud RISK ASSESSMENT pada Entitas & TransaksionalKanaidi ken
 
Deteksi fraud dan audit investigatif
Deteksi fraud  dan audit investigatifDeteksi fraud  dan audit investigatif
Deteksi fraud dan audit investigatifAinul Yaqin
 
Forensic Auditing Show
Forensic Auditing ShowForensic Auditing Show
Forensic Auditing Showvikas_k
 
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...Abdiansyah Prahasto
 
Makalahakuntansiinternasional 140521194520-phpapp01
Makalahakuntansiinternasional 140521194520-phpapp01Makalahakuntansiinternasional 140521194520-phpapp01
Makalahakuntansiinternasional 140521194520-phpapp01wuriastuti4
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiSujatmiko Wibowo
 
Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013
Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013
Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013Jiantari Marthen
 
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENTMetode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENTKanaidi ken
 
Kertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapKertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapYABES HULU
 
Ppt profesi akuntan publik
Ppt profesi akuntan publikPpt profesi akuntan publik
Ppt profesi akuntan publikMubarok Syahrul
 
Dampak Teknologi Informasi Pada Proses Audit
Dampak Teknologi Informasi Pada Proses AuditDampak Teknologi Informasi Pada Proses Audit
Dampak Teknologi Informasi Pada Proses Auditrisni sari
 
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanMakalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanghiyats dewantara
 

What's hot (20)

Aminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah assagaf akuntansi forensikAminullah assagaf akuntansi forensik
Aminullah assagaf akuntansi forensik
 
Follow The Money
Follow The MoneyFollow The Money
Follow The Money
 
Penelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
Penelusuran Aset Dan Pemulihan KerugianPenelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
Penelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
 
Profesi akuntan publik
Profesi akuntan publikProfesi akuntan publik
Profesi akuntan publik
 
Metode Investigasi Konversi - Akuntansi Forensik
Metode Investigasi Konversi - Akuntansi ForensikMetode Investigasi Konversi - Akuntansi Forensik
Metode Investigasi Konversi - Akuntansi Forensik
 
Etika profesional audit
Etika profesional   auditEtika profesional   audit
Etika profesional audit
 
Proses Fraud RISK ASSESSMENT pada Entitas & Transaksional
Proses Fraud RISK ASSESSMENT pada Entitas & TransaksionalProses Fraud RISK ASSESSMENT pada Entitas & Transaksional
Proses Fraud RISK ASSESSMENT pada Entitas & Transaksional
 
Deteksi fraud dan audit investigatif
Deteksi fraud  dan audit investigatifDeteksi fraud  dan audit investigatif
Deteksi fraud dan audit investigatif
 
Forensic Auditing Show
Forensic Auditing ShowForensic Auditing Show
Forensic Auditing Show
 
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...
IPPF dan standar IIA terbaru (2017) serta implikasinya terhadap aktivitas int...
 
Makalahakuntansiinternasional 140521194520-phpapp01
Makalahakuntansiinternasional 140521194520-phpapp01Makalahakuntansiinternasional 140521194520-phpapp01
Makalahakuntansiinternasional 140521194520-phpapp01
 
Bab 17 investigasi pengadaan
Bab 17 investigasi pengadaanBab 17 investigasi pengadaan
Bab 17 investigasi pengadaan
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori Akuntansi
 
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
 
Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013
Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013
Makalah teori akuntansi (sejarah perkembangan akuntansi) jiantari c 301 09 013
 
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENTMetode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
Metode Pelaksanaan FRAUD RISK ASSESSMENT
 
Kertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kapKertas kerja pemeriksaan kap
Kertas kerja pemeriksaan kap
 
Ppt profesi akuntan publik
Ppt profesi akuntan publikPpt profesi akuntan publik
Ppt profesi akuntan publik
 
Dampak Teknologi Informasi Pada Proses Audit
Dampak Teknologi Informasi Pada Proses AuditDampak Teknologi Informasi Pada Proses Audit
Dampak Teknologi Informasi Pada Proses Audit
 
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaanMakalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
Makalah pengauditan siklus pendanaan/pembelanjaan
 

Similar to Optimized Judul Singkat Untuk Dokumen Audit Investigasi Fraud

Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatifAminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatifAminullah Assagaf
 
Audit2 audit forensik
Audit2   audit forensikAudit2   audit forensik
Audit2 audit forensikIkha Virginia
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan InvestigatifPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan InvestigatifDeady Rizky Yunanto
 
Audit Investigatif new slides terbaru.pptx
Audit Investigatif new slides terbaru.pptxAudit Investigatif new slides terbaru.pptx
Audit Investigatif new slides terbaru.pptxNourahSuzumieZea1
 
AUDIT-INVESTIGASI.pdf
AUDIT-INVESTIGASI.pdfAUDIT-INVESTIGASI.pdf
AUDIT-INVESTIGASI.pdfmtsn2paluta02
 
Fraud Vona bab 15
Fraud Vona bab 15Fraud Vona bab 15
Fraud Vona bab 15AyzCha
 
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -TuanakottaInvestigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -TuanakottaVahid Asyrofian
 
1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx
1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx
1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptxWawanRhossan
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamReview jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamSri Apriyanti Husain
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Sri Apriyanti Husain
 
Fraud Investigation _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Fraud  Investigation _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".Fraud  Investigation _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Fraud Investigation _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".Kanaidi ken
 
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdfDIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdfAdra10
 
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdfDIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdfAdra10
 
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptxDIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptxAdra10
 
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...NafisaAudriliaParsa
 
memerangi fraud_tugaspert4_kelompok3_Akuntansi Forensik neww.pptx
memerangi fraud_tugaspert4_kelompok3_Akuntansi Forensik neww.pptxmemerangi fraud_tugaspert4_kelompok3_Akuntansi Forensik neww.pptx
memerangi fraud_tugaspert4_kelompok3_Akuntansi Forensik neww.pptxYuriyanto1
 
Akuntansi forensik
Akuntansi forensikAkuntansi forensik
Akuntansi forensikrisaandanii
 
Dasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptx
Dasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptxDasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptx
Dasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptxGhazalahWidyadhana1
 
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptxKel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptxSaputraTambora
 

Similar to Optimized Judul Singkat Untuk Dokumen Audit Investigasi Fraud (20)

Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatifAminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
Aminullah assagaf akuntansi forensik dan aufit investigatif
 
Audit2 audit forensik
Audit2   audit forensikAudit2   audit forensik
Audit2 audit forensik
 
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan InvestigatifPemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
Pemeriksaan Keuangan Negara - Pemeriksaan Investigatif
 
Audit Investigatif new slides terbaru.pptx
Audit Investigatif new slides terbaru.pptxAudit Investigatif new slides terbaru.pptx
Audit Investigatif new slides terbaru.pptx
 
AUDIT-INVESTIGASI.pdf
AUDIT-INVESTIGASI.pdfAUDIT-INVESTIGASI.pdf
AUDIT-INVESTIGASI.pdf
 
Fraud Vona bab 15
Fraud Vona bab 15Fraud Vona bab 15
Fraud Vona bab 15
 
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -TuanakottaInvestigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
 
1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx
1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx
1d5736b8-3002-4612-b480-b872a634a4dc_Audit Investigatif (1).pptx
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malamReview jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam
 
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
Review jurnal akuntansi forensik uas pp_ak kelas malam angkatan 24
 
Fraud Investigation _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Fraud  Investigation _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".Fraud  Investigation _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Fraud Investigation _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
 
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdfDIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
 
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdfDIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
 
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptxDIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
 
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia P...
 
memerangi fraud_tugaspert4_kelompok3_Akuntansi Forensik neww.pptx
memerangi fraud_tugaspert4_kelompok3_Akuntansi Forensik neww.pptxmemerangi fraud_tugaspert4_kelompok3_Akuntansi Forensik neww.pptx
memerangi fraud_tugaspert4_kelompok3_Akuntansi Forensik neww.pptx
 
Akuntansi forensik
Akuntansi forensikAkuntansi forensik
Akuntansi forensik
 
Fraud dalam Audit
Fraud dalam AuditFraud dalam Audit
Fraud dalam Audit
 
Dasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptx
Dasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptxDasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptx
Dasar2 Fraud Investigasi_BAB1.pptx
 
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptxKel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
Kel.5_Upaya Pemberantasan Korupsi.pptx
 

More from Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura

More from Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura (20)

SLIDE_8 PAJAK PROVINSI.pdf
SLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdfSLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdf
SLIDE_8 PAJAK PROVINSI.pdf
 
SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdfSLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
 
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdfSLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
 
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdfSLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
 
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
 
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
 
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAHANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
 
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIALANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
 
PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAHPEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAH
 
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
 
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGANPELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASAPERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
 
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYAPENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
 
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGANTINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
 
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan KursManajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
 
Instrumen Derivatif
Instrumen DerivatifInstrumen Derivatif
Instrumen Derivatif
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN DAN PENIUP PELUIT
WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN  DAN PENIUP PELUITWAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN  DAN PENIUP PELUIT
WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN DAN PENIUP PELUIT
 
Aspek Keuangan
Aspek KeuanganAspek Keuangan
Aspek Keuangan
 

Recently uploaded

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 

Optimized Judul Singkat Untuk Dokumen Audit Investigasi Fraud

  • 1. ATRIBUT DAN KODE ETIK AKUNTAN FORENSIK SERTA STANDAR AUDIT INVESTIGASI LINDA GRACE LOUPATTY, SE.,M.AK.,AK AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT EXAMINATION
  • 2. Howard R. Davia Memberikan lima nasihat kepada seorang auditor pemula dalam melakukan investigasi terhadap fraud 1. Hindari pengumpulan fakta dan data yang berlebihan secara prematur 2. Fraud auditor harus mampu membuktikan niat pelaku melakukan kecurangan 3. Menjadi kreatif, berpikir seperti pelaku kecurangan, jangan mudah ditebak dalam hal arah pemeriksaan,penyelidikan, atau investigasi yang dilakukan. 4. Auditor harus tahu bahwa banyak kecurangan dilakukan dengan persekongkolan (kolusi). 5. Strategi untuk menemukan kecurangan dalam investigasi proaktif, si auditor musti mempertimbangkan apakah kecurangan dilakukan di dalam pembukuan atau di luar pembukuan.
  • 3. 1. Pemeriksa fraud harus memiliki kemampuan yang unik. 2. Pemeriksa harus memiliki kemampuan untuk menumbuhkan kepercayaan pada diri orang lain. 3. Karena setiap orang itu “unik” (tiada duanya), maka pemeriksa fraud harus mampu berkomunikasi dalam “bahasa” mereka. 4. Pemeriksa fraud harus memiliki kemampuan teknik untuk mengerti konsep-konsep keuangan, dan kemampuan untuk menarik kesimpulan terhadapnya. Berdasarkan Asociation Of Certified Examiners, pemeriksa fraud harus memiliki karakteristik sebagai berikut
  • 4. Menurut Robbert J. Lindquist, kualitas yang harus dimiliki orang akuntan forensik yaitu : Kreatif Rasa ingin tahu Tak menyerah Akal sehat Business sense Percaya diri
  • 5. Tiga sikap dan tindak-pikir yang selalu harus melekat pada diri seorang auditor, yakni independen,obje ktif dan skeptis. Ketiga sikap dan tindak pikir juga tidak dapat dipisahkan dan pekerjaan akuntan forensik.
  • 6. Kode etik merupakan bagian dari kehidupan berprofesi. Kode etik mengatur hubungan antara anggota profesi dengan sesamanya, dengan pemakai jasanya dan stakeholder lainnya, dan dengan masyarakat luas. Kode etik berisi nilai- nilai luhur yang penting bagi eksistensi profesi. Profesi bisa eksis karena ada integritas (sikap jujur, walaupun tidak diketahui orang lain),rasa hormat dan kehormatan, dan nilai-nilai luhur lainnya yang menciptakan rasa percaya dari pengguna dan stakeholders lainnya. Lord (John Fletcher) Moulton membedakan tiga wilayah tingkah manusia yaitu wilayah hukum positif, wilayah kebebasan memilih dan kesopan-santunan. Suatu bangsa yang besar tidak diukur dari berapa besar kebebasan mutlsk ysng dipunyainya. Juga tidak ditentukan oleh berapa patuhnya bangsa itu kepada hukum dan ketentuan perundang-undangannya. Namun pada seberapa besarnya kepatuhannya akan hal-hal yang tidak dapat dipaksakan kepadanya atau dengan kata lain ditentukan oleh kepatuhannya akan ethics.
  • 7. Akuntansi publik memiliki Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP). SPAP memuat standar-standar audit,atestati,pengendalian mutu, dan lain-lain. Namun, SPAP tidak secara khusus mengatur audit investigaatif atau fraud audit. K.H. Spencer Pickett dan Jennifer Pickett merumuskan beberapa standar untuk melakukan investigatif terhadap fraud. Konteks yang mereka rujuk adalah investigatif atas fraud yang dilakukan oleh pegawai di perusahaan Standar adalah mutu. Dengan standar ini pihak yang diaudit, pihak yang memakai laporan audit, dan pihak-pihak lain yang dapat mengatur mutu kerja si auditor. Hal ini juga ingin dicapai oleh para investigator dan forensic accountant.
  • 8. Seluruh investasi harus dilandasi praktik terbaik yang diakui 1 Kumpulkan bukti-bukti dengan prinsip kehati-hatian sehingga bukti bukti tadi dapat diterima di pengadilan. Pastikan bahwa seluruh dokumentasi dalam keadaan aman, terlindungi dan diindeks, dan jejak audit tersedia. Pastikan bahwa para investigator mengerti hak-hak asasi pegawai dan senantiasa menghormatinya. Beban pembuktian ada pada yang “menduga” pegawainya melakukan kecurangan dan pada penuntut umum yang mendakwa pegawai tersebut, baik dalam kasus hukum administratif maupu hukum pidana. Cakup seluruh subtansi investigasi dan “kuasal” seluruh target yang sangat kritis ditinjau dari segi waktu. Liput segala tahapan kunci dalam proses investigasi, termasuk perencanaan,pengumpulan bukti dan barang bukti, wawancara,kontak dengan pihak ketiga, pengamanan menganai hal-hal yang bersifat rahasia. 2 3 4 5 6 7
  • 9. Apabila ketentuan peraturan perundang-undangan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tujuan pemeriksaan, pemeriksa harus merancang metodologi dan prosedur pemeriksaan sedemikian rupa sehingga dapat mendeteksi penyimpangan. Pemeriksaan untuk Mendeteksi Terjadinya Penyimpangan dari Ketentuan Peraturan Perundang-Undangan Kecurangan (Fraud); dan Ketidakpatutan (Abuse) Tidak praktis bagi pemeriksa untuk menetapkan suatu ketentuan peraturan perundang-undangan berpengaruh signifikan terhadap tujuan pemeriksaan. Pemeriksa dapat mengandalkan pekerjaan penasehat hukum 16 17 18
  • 10. Lanjutan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Dalam merencanakan pengujian untuk menilai kepatuhan terhadap ketentuan perundang-undangan, pemeriksa harus menilai resiko kemungkinan terjadinya penyimpangan. Dalam merencanakan pemeriksaan, pemeriksa harus mempertimbangkan risiko terjadinya kecurangan yang secara signifikan dapat mempengaruhi tujuan pemeriksaan. Ketika pemeriksa mengidentifikasi faktor/risiko kecurangan yang dapat memengaruhi tujuan/hasil pemeriksaan, pemeriksa harus merespon masalah tersebut dengan merancang prosedur untuk bisa memberikan keyakinan yang memadai bahwa kecurangan tersebut dapat dideteksi. Pemeriksa harus waspada terhadap situasi atau transaksi yang berindikasi kecurangan. 19 20 21 22
  • 11. Lanjutan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Pelatihan, pengalaman, dan pemahaman pemeriksa terhadap program yang diperiksa dapat memberikan suatu dasar bagi pemeriksa untuk lebih waspada karena tindakan yang menjadi perhatiannya bisa merupakan indikasi adanya kecurangan. Ketidakpatutan berbeda dengan kecurangan atau penyimpangan dari ketentuan perundang-undangan Pemeriksa harus menggunakan pertimbangan profesionalnya dalam menelusuri indikasi adanya kecurangan atau penyimpangan. Suatu pemeriksaan yang dilaksanakan sesuai Standar Pemeriksaan ini akan memberikan keyakinan yang memadai. 23 24 25 26
  • 12. Dalam buku William T. Thornhill (Forensic Accounting: How to Investigate Financial Fraud. Ia tidak mencantumkan standar pelaporan, secara terpisah namun ia menggabungkannya dalam Standar Pelaksaan. Ringkasan Standar Umum dan Khusus Akuntansi Forensik : Independensi Objektivitas Kemahiran Profesional Lingkup Penugasan Pelaksanaan Tugas Telaah 100 120 200 300 400
  • 13.
  • 14. Tatanan kelembagaan di bidang pemberantasan korupsi Korupsi ialah masalah besar bangsa ini. Masalahnya beraneka ragam,mulai dari upaya penegakan dan pemberantasan sampai sampai pada penanganan kasus korupsi sejak orde baru yang mencapai lebih dari satu quardrillion rupiah. Ada beberapa pendekatan untuk pembahasan tatanan kelembagaan di bidang pemberantasan korupsi. Pertama, membahas tatanan kelembagaan dari perkembangannya lintas waktu. Misalnya sejak lahirnya UUD 1945 samapi dengan perubahan atau amandemen terakhirnya. Kedua, membahas tatanan kelembagaan yang khusus mengenai pemberantasan korupsi, dari perkembangan lintas waktu. Ketiga, mengkaji bagaimana lembaga-lembaga yang berurusandengan pemberantasan korupsi, berinteraksi satu sama lain. Keempat, mengadakan studi banding lembaga-lembaga yang berurusan dengan dengan pemberantasan korupsi.
  • 15. Tatanan Kelembagaan Pemerintah Pertama kelompok lembaga yang mencerminkan perwakilan rakyat. Kedua adalah Presiden dan Wakil Presiden yang mewakili kekuasaan pemerintah negara. Ketiga, kelompok yang mewakili kekuasaan kehakiman kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya, dan Mahkama Konstitusi. Ketiga kelompok diatas merupakan perwujudan konsep trias politica dalam ketatanegaraan
  • 16. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang berdiri pada tanngal 29 Desember tahun 2003 bukanlah lembaga yang pertama di Indonesia. KPK didirikan karena kelemahan aparat penegak hukum dibidang penyelidik-penyelidik (kepolisian dan kejaksaan) dalam menghadapi tuntutan konvensi pemberantasan korupsi Tugas dan wewenang KPK KPK dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna terhadap upaya pemberantasan tindak pidana korupsi. Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, KPK menganut asas, kepastian hukum, keterbukaan, akuntanbilitas, kepentingan umum, dan profesionalitas. Tugas KPK § Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. § Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. § Penyelidikan, penyelidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana korupsi § Pencegahan tindak pidana korupsi § Pemantauan penyelenggaraan pemantauan negara
  • 17. Tugas koordinasi § Mengoordinasikan penyelidikan, penyelidikan, dan penutupan terhadap tindak pidana korupsi. § Melakukan sistem pelaporan dalam melakukan kegiatan pemberantasan tinadk pidana korupsi. § Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi. § Meminta laporan instansi terkait pencegahan tindak pidana. Tugas Supervisi § Melakukan pengawasan, penelitian,atau penelahan terhadap instansi yang menjalankan tugas dan wewenangnya yang berkaitan dengan pemberantasan tindak pidana korupsi. § Mengambil ahli penyidikan atau penuntutan terhadap pelaku tindak pidana korupsi yang sedang dilakukan oleh kepolisian atau kejaksaan.
  • 18. Tugas penyelidikan § Mendapat perhatian yang meresahkan masyarakat § Melakukan pengkajian terhadap sistem pengelolaan administrasi di semua lembaga negara dan pemerintah. § Menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp 1 miliyar dll. Tugas pencegahan q Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan prnyelenggara negara. q Melakukan kampanye antikorupsi pada masyarakat umum. q Melakukan kampanye antikorupsi pada masyarakat umum. Tugas pemantauan § Memberi saran kepada pimpinan lembaga negara dan pemerintah untuk melakukan perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian sistem pengolaan administrasi tersebut berpotensi korupsi dll.
  • 19. Tergantung kapan kita melakukan “pemotretan” terlihat mode interaksi antar lembag yang terlibat dalam pemberantasan korupsi korupsi,, termaksud KPK, mengalami pasang surutnya. Dalam masa pemilihan presiden (2009) dan sesudahnya, ada banyak tulisan menanggapi masa depan Komisi Pemebarantasan Korupsi. Salah satu diantaranya menyatakan (contoh kasus) v UPAYA MEMBUNUH KPK Terkuaknya dugaan keterlibatan Antasari Azhar dalam pembunuhan Direktur PTPutra Rajawali Banjaran Nazarudin Zulkarnain memberi dampak luar biasa atas ekstensi KPK, melihat gerakan yang ada, skandal kematian Nazarudin potensial menjadi titik balik sekaligus menjadi serangan balik terhadap KPK. Sejak skandal itu, upaya membunuh KPK sepertinya berjalan secara sistematis. Betapa bernafsunya sebagian anggota DPR untuk menghentikan semua upaya penegakan hukum yang akan dilakukan KPK. Argumentasi yang digunakan cukup sederhana, dengan nonaktifnya Antasri Azhar, pimpinan KPK tidak lagi memenuhi syarat kolektif sebagaimana diisyaratkan Pasal 21 UU KPK. Bagi mereka, kolektif harus berjumlah lima orang. Jika pimpinan kurang dari lima, KPK tidak dapat lagi menjalankan kewenangan untuk melakukan penyuidikan atau penuntutan. Argumen itu dibantah sebagian anggota DPR yang lain. Oleh karena itu, argumentasi kolektif yang digunakan sebagian anggota DPR itu akhirnya menepuk mereka sendiri. Argumentasi kolektif itu lebih banyak datang dari anggota DPR yang selama ini bersuara miring terhadap eksitensi KPK. Kekhawatiran mengenai tidak rampungnya UU Tipikor juga menjadi perhatian Presiden SBY yang pada saat itu memimpin rapat koordinasi pemberantasan korupsi, yang menegaskan Apabila DPR periode 2004-2009 gagal menyelesaikan Rancangan UU tentang Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Presiden akan mengeluarkan peraturan presiden perganti undang undang.
  • 20. Pembahasan dibawah diambil dari kliping media massa. Insiden ini menunjukan banyak hal, seperti ketidakpahaman tentang KPK dan siapa yang brhak mengaudit KPK, dan dalam apa. Insiden inii juga menunjukan proses pengambilan keputusan dibidang eksekutif dan kelemahannya: siapa yang memerintahkan BPKP mengaudit KPK, apa bentuk perintahnya, apa tujuannya, dll. Secara kronologi pemberitaan mengenai KPK di audit BPKP adalah sebagai berikut. Diawali dengan berita mengenai Audit penyadap KPK, Instansi yang disebut sebut akan melakukan audit adalah BPKP, BPPT, dan Kominfo. BPKP, BPPT, dan Kominfo siap Audit Penyadapan KPK q KPK melakukan penyadapan terhadap sejumlah nomor atas teror yang diterima Antasari Azhar. Beberapa lembaga negara siap mengaudit teknologi penyadapan yang dimiliki KPK. q Kami akan kerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Kominfo untuk bersama melakukan audit teknologi maupun teknik dan juga audit finansial” kata Kepala BPKP Didi Widayadi di gedung KPK. q Audit ini diakui Didi merupakan kelanjutan dari kemunculan isu penyadapan yang suratanya ditandatangani oleh Chandra Hamzah. Wakil ketua KPK tersebut telah diminta keterangan oleh Polda Metro Jaya. Didi memandang penting kehadiran KPK untuk menberantas korupsi di Indonesia. Namun KPK bisa aja dibubarkan jika lembaga penegak hukum lainnya, politisi dan kejaksaan kinerjanya membaik . q KPK itu sendiri, kemudian institusi yang kita butuhkan, meski kapan kebutuhan itu panjang atau pendek tergantung kinerja penegakan hukum yang ada, kejaksaan dan kepolisian, tuturnya.  
  • 21. Lembaga semacam KPK yang secara generik dikenal sebagai Anti-Coruption Agencies (ACA), tidak hanya ada di Indonesia. Di banyak negara Agencies disebut Commission atau Komisi (KPK). Sejak 1990, lebih dari 30 negara di dunia mempunyai ACA. Tabel dibawah ini akan menyajikan ACA di beberapa negara Asia, dengan terjemahan nama dalam bahasa Inggris. Nama ACA di Malaysia adalah Suruhanjaya Pencegahan Rasuah Malaysia atau Badan Pencegah Rasuah (BPR).
  • 22. Tabel 5.3 Anti-Corruption Agencies di Beberapa Negara Asia Anti Corruption Agencies Tahun Pendirian Singapore Corrupt Practices Investigation Bureau 1952 Malaysia Anti-Corruption Agency 1967 Hong Kong Independent Commission Against Corruption 1974 Thailand National Counter Corruption Commission 1999 South Korea Korean Independent Commission Against Corruption 2002 Indonesia Corruption Eradication Commission 2003 Ada dua model ACA, yakni multi-agency dan single-agency model. Negara yang menerapkan multi-agency model memanfaatkan lembaga- lembaga penegak hukum yang sudah ada dan membangun lembaga yang sudah ada. Indonesia adalah contoh negara yang menerapkan multi-agency model serta negara Eropa Barat dan Amerika Serikat.
  • 23. Dalam jargon administrasi negara istilah “pemeriksaan” digunakan dalam makna audit ekstern, misalnya dalam kalimat Badan Pemeriksa Keuangan adalah satu-satunya lembaga pemeriksa keuangan negara di Indonesia. Oleh karena itu, banyak orang yang bertanya apakah Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Inspektoral Jendral, Badan Pengawas Daerah, Satuan Pengawas Intern, dan lembaga lain yang melakukan audit intern, tidak melakukan pemeriksaan? Ada beberapa faktor yang melemahkan proses audit : Ø BPK menghadapi kendala-kendala sumber daya yang parah. Ø Tidak adanya undang-undang audit negara modern menyebabkan banyak kerancuan di balik mana organisasi-organisasi yang ingin menghindari audit bisa bersembunyi. Ø Parlemen,Departemen Keuangan dan departemen- departemen teknis tidak mempunyai rposes yang digariskan secara jelas untuk menindaklanjuti temuan- temuan audit. Ø BPK tidak berwenang mengumumkan temuan-temuannya. Disamping kelemahan-kelemahan tersebut, terdapat duplikasi fungsi antara BPK dan BPKP dan antara BPKP serta para insprktur jendral.
  • 24. Dimensi BPK BPKP APIP Lainnya Eksternal/Interna l External Auditor Internal auditor Internal auditor Dasar hukum UUD dan UU Keppres UU Terpusat/terseba r Terpusat Terpusat Tersebar Perwakilan Semua (33) provinsi 25 perwakilan Bagian dari struktur lembaga yang bersangkutan Lapor kepada DPR Presiden Pimpinan lembaga yang bersangkutan Ø LSM dan Pers sebagai kelompok Penekan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non-Govermental Organization (NGO) bersama pers bukan bagian dari tatanan kelembagaan pemerintahan. Namun, LSM dan pers memainkan peran penting dalam proses check-and-balance; peran mereka adalah kelompok penekan atau pressure group. Presure group sangat lazim dalam kehidupan demokrasi. Asas trias politica yang memisahkan ketiga kekuasaan, dilahirkan dari pemikiran check and balance; satu kesatuan mengawasi dan diawasi oleh kekuasaan lainnya.
  • 25. Pada 19 Desember 2006, Mahkamah Konstitusi mengeluarkan putusan atau judicial review terhadap Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Permohonan judicial review itu diajukan oleh beberapa tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi di Komisi Pemilihan Umum. Dari pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) selama lima tahun terakhir, komitmen pengadilan umum, yang semuanya terdiri atas hakim karier, justru dibebaskan. Ini berbeda dari Pengadilan Tipikor, yang memadukan hakim karier dan hakim ad hoc, yang selama ini tidak pernah membebaskan terdakwa korupsi dari hukum. Pada 29 oktober 2009, Undang-undang Nomor 46 Tahun 2009 tentang pengadilan Tindak Pidana Korupsi diundangkan. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi merupakan pengadilan khusus yang berada di dalam lingkungan peradilan umum. Pengadilan Tindak Pidana Korupsi berkedudukan di setiap ibukota kabupaten/kota di Indonesia, yang jumlahnya hampir 500. Mahkamah Agung memastikan pengadilan tindak pidana korupsi terbentuk di tujuh provinsi tahun 2010. zz Dari pantauan Indonesia Corruption Watch (ICW) selama lima tahun terakhir, komitmen pengadilan umum, yang semuanya terdiri atas hakim karier, justru dibebaskan. Ini berbeda dari Pengadilan Tipikor, yang memadukan hakim karier dan hakim ad hoc, yang selama ini tidak pernah membebaskan terdakwa korupsi dari hukum.