Artikel ini saya buat sebagai persyaratan tugas mata kuliah Pengantar Audit dan Asuransi yang diampu oleh Bapak Dr. Muhammad Razikun. Di dalam artikel ini, saya menjelaskan mengenai bentuk tindakan kecurangan, faktor-faktornya, cara pencegahannya, dan masih banyak lagi.
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan? by Nafisa Audrilia Parsa
1. Bagaimana Cara Mencegah Tindakan Fraud dalam Perusahaan?
Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Razikun
Oleh: Nafisa Audrilia Parsa
Awal Mula dan Faktor Terjadinya Kecurangan
Kejahatan tentunya bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, baik kejahatan dalam
tingkat rendah maupun tingkat tinggi sekalipun. Banyak sekali motif dan alasan terjadinya
kejahatan di luar sana, mulai dari adanya rasa kurang puas atas akan sesuatu, kemiskinan, dan
faktor-faktor lain yang memengaruhi tingkat kriminalitas masyarakat. Kejahatan sendiri
tentunya terjadi karena adanya keinginan untuk mendapatkan sesuatu secara instan dan lebih
untuk diri sendiri. Maka dari itu, dengan adanya niat seperti itu lah merupakan alasan awal bisa
terjadinya kejahatan di luar sana. Para oknum memikirkan beribu-ribu cara untuk mendapatkan
apa yang mereka inginkan, tanpa memikirkan langkah yang benar dan aman.
Dalam dunia kerja pun pastinya dapat terjadinya kejahatan, salah satunya adalah
kecurangan atau fraud. Kecurangan dapat diartikan sebagai bentuk tindakan kejahatan apabila
memang direncanakan dan dapat memberikan dampak negatif bagi banyak orang beserta
perusahaan yang terlibat. Kecurangan juga dapat terjadi dengan ketidaksengajaan dan
terjadinya kekeliruan dalam mengerjakan sesuatu. Dalam dunia akuntansi, fraud sudah sangat
familiar di kuping para akuntan dan profesi bidang keuangan lainnya. Pada dasarnya,
kecurangan juga biasanya melibatkan lebih dari satu individu, mulai dari manajer, karyawan,
dan pihak ketiga lainnya yang ingin memperoleh satu keuntungan secara instan dan tidak adil.
Dalam mencegah terjadinya tindakan fraud, seorang internal auditor harus mengetahui
terlebih dahulu mengenai kecurangan beserta jenis-jenisnya yang sering kali terjadi dalam
perusahaan. Peran auditor disini adalah untuk menghilangkan sebab-sebab timbulnya
kecurangan tersebut. Adapun faktor terjadinya kecurangan, di antara:
1. Pegawai sering kali tidak memiliki kejujuran dan jiwa integritas
2. Internal controlling yang sangat lemah dan tidak efektif
3. Memiliki budaya dan tradisi dalam berbuat curang
4. Banyak manajer dan petinggi perusahaan yang melakukan kecurangan, tidak efisien,
dan efektif, serta tidak taat pada hukum yang berlaku.
2. Bentuk Tindakan Fraud
Latar belakang terjadinya fraud dalam suatu perusahaan, biasanya didasari oleh tekanan
atau dorongan yang menyebabkan seseorang untuk melakukan kecurangan yang
dilatarbelakangi oleh beberapa alasan dan masalah pribadi, seperti masalah finansial,
emosional, dan sebagainya. Lalu dengan adanya peluang untuk melakukan kecurangan,
biasanya hal ini terjadi karena lemahnya pengawasan internal atau penyelewengan wewenang
dalam perusahaan. Motif ketiga yang dapat memicu kecurangan adalah rasionalisasi, yang
meliputi penyimpangan aset, pernyataan palsu, dan korupsi.
Menurut The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE, 2016), fraud adalah
perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan secara sadar atau sengaja untuk tujuan
tertentu (manipulasi atau memberikan laporan keliru terbadap pihak lain) yang dilakukan oleh
masyarakat internal perusahaan ataupun eksternal demi mendapatkan keuntungan pribadi
ataupun kelompok, baik secara langsung ataupun tidak langsung merugikan banyak pihak.
ACFE sendiri membagi bentuk fraud ke dalam tiga bagian, di antaranya penyimpangan atas
aset (asset misappropriation), kecurangan laporan keuangan (fraudulent financial reporting),
dan korupsi.
Peran dan Kendala Internal Auditor dalam Perusahaan
Peran internal auditor dalam suatu perusahaan adalah untuk memeriksa, menilai, dan
mengevaluasi secara independen proses operasional dalam perusahaan. Internal audit juga
dapat dikatakan sebagai mata dan telinga para manajer dan dewan direksi perusahaan. Maka
dari itu, internal audit harus memperhatikan kebijakan, rencana, dan prosedur yang telah
ditetapkan oleh perusahaan, lalu memastikan juga bahwa laporan keuangan yang dihasilkan
dapat dipercaya, relevan, dan dapat dijadikan cerminan perusahaan mengenai keadaaan
perusahaan. Dengan adanya internal audit, tentu perusahaan memiliki harapan bahwa tidak ada
akan lagi terjadinya manipulasi laporan keuangan dan kegiatan fraud lainnya.
Agar tindakan fraud tidak terjadi, maka fungsi dari internal audit harus dijalankan lebih
efektif, seperti contohnya internal audit harus mempunyai kedudukan yang independen, alias
tidak terlibat dengan kegiatan operasional lainnya. Internal audit juga harus tetap berkompeten
dan mengasah keterampilannya agar dapat mendeteksi dan mencegah tindakan kecurangan.
Lalu, tidak lupa juga bahwa setiap auditor harus memahami isi dari Undang-undang Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur PER/04/M.PAN/2008 tanggal 31 Maret 2008 yang embahas
mengenai etika profesi auditor. Peraturan tersebut juga dapat menjadi pendoman dasar yang
3. harus dijalankan oleh auditor, tetapi bukan berarti internal audit tidak memiliki kendala sama
sekali.
Kendala yang sering kali dirasakan oleh para internal audit, di antaranya adanya
internal audit sering kali tidak memiliki keterampilan dalam mengaudit dan bahkan tidak tahu
cara auditing. Lalu, internal audit merasa kurang mendapatkan dukungan dari manajemen
terkait dengan kegiatan audit internal. Tidak hanya itu, adapun stigma yang muncul terhadap
internal audit sebagai profesi yang mencari kesalahan orang. Padahal, memang sudah
kaprahnya seorang auditor untuk menganalisa dan mengevaluasi hasil laporan keuangan yang
nantinya akan dibuat sebagai acuan dalam membuat keputusan dan kebijakan perusahaan yang
baru.
Seperti yang kita ketahui bahwa tindakan fraud dibedakan menjadi tiga, di antaranya
adalah penyimpangan terhadap aset, kecurangan laporan keuangan, dan KKN atau biasanya
korupsi. Harus kita ketahui terlebih dahulu bahwa ada dua tipe kesalahan dalam penyajian
laporan keuangan yang dapat ditentukan oleh auditor, yaitu tipe kesalahan yang dikarenakan
oleh tindakan kecurangan dan ada kesalahan yang memang terjadi karena kekeliruan atau
memang murni kesalahan. Pada dasarnya, laporan keuangan yang sudah diadudit pasti
memiliki kualitas informasi yang terbatas dan lebih baik dari salah saji baik salah saji karena
murni kesalahan atau kecurangan. Auditor yang memang ingin mendeteksi kecurangan
biasanya harus melewati beberapa tahapan sistematis untuk memperoleh bukti yang kuat.
Faktor utama yang dapat membantu internal audit bekerja sebagai pencegah fraud
adalah dengan adanya pengalaman kerja, pelatihan, dan keahlian auditor. Pengalaman auditor
sendiri dapat dilihat dari jam terbang auditor dalam melakukan tahapan audit terkait dalam
memberikan opini atas laporan auditnya. Dengan banyaknya pengalaman yang auditor punya,
kedepannya akan dapat membedakan mana yang terjadi karena kekeliruan atau karena
kecurangan. Tidak lupa bahwa auditor juga harus mengasah keterampilannya dengan
mengikuti pelatihan. Pelatihan auditor sendiri dapat membantu mengembangkan pengetahuan
dan keahlian dalam mengerjakan praktik audit dan standar akuntansi bagi auditor. Semakin
seringnya auditor mengikuti pelatihan, tentunya pengetahuannya pun akan semakin
berkembang secara signifikan dan akan semakin mudah dalam mendeteksi kecurangan.
Terakhir adalah keahlian, keahlian ini adalah suatu kompetensi dasar yang dimiliki oleh auditor
dalam melaksanakan proses audit. Dalam latihan kompetensi ini, auditor dapat mengasah
keterampilannya sebagai auditor investigasi dan auditor. Auditor investigasi tentunya
berpengaruh secara spesifik terhadap pendeteksian kecurangan.
4. Cara Pencegahan Kecurangan
Cara untuk mencegah kecurangan bisa dimulai dari penetapan kebijakan, sistem, dan
prosedur yang membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan sudah dilakukan oleh
manajer, dewan komisaris, dan personel lain untuk memberikan keyakinan memadai dalam
mencapai laporan keuangan yang dapat diandalkan, efektivitas dan efisiensi operasi, serta
kepatuhan terhadap hukum dan aturan yang berlaku, dengan cara:
a. Membangun Struktur Pengawasan Internal yang baik
Cara memperkuat pengawasan internal dalam perusahaan tentunya mencakup 5
komponen yang saling terkait dan harus dipenuhi oleh suatu perusahaan tersebut, di
antaranya:
1. Lingkungan Pengendalian yang menetapkan budaya suatu organisasi dan
memengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya.
2. Penaksiran risiko yang di mana perusahaan harus mengindentifikasi entitas dan
analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya atau dengan kata
lain, perusahaan harus menentukan bagaimana risiko yang terjadi harus dikelola.
3. Standar pengendalian yang di mana perusahaan menetapkan kebijakan dari
prosedur yang membantu meyakinkan bahwa arahan manajemen dan pemimpin
perusahaan telah dilaksanakan.
4. Informasi dan komunikasi adalah penangkapan, pengidentifikasian, dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk dari waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan tugas mereka.
5. Pemantauan atau monitoring adalah proses pengendalian internal sepanjang
waktu. Pemantauan tersebut meliputi operasi pengendalian yang tepat waktu dan
pengambilan tindakan koreksi.
b. Mengefektifkan Kegiatan Pengendalian
1. Review Kinerja, yang di mana setiap kinerja dibandingkan dengan kinerja
periode sebelumnya.
2. Pengelolahan Informasi dilakukan untuk mengecek kelengkapan, ketetapan, dan
otorisasi transaksi yang biasanya mencakup pengendalian atas operasi pusat data,
pemrosesan, dan pemeliharaan perangkat lunak sistem, dll.
3. Pengendalian Fisik
Pengendalian fisik biasanya dengan cara mengecek keamanan fisik aktiva,
penjagaan yang baik terhadap fasilitas yang terlindungi dari akses terhadap aktiva
dan catatan.
5. 4. Pemisahan Tugas
Memberikan tugas berdasarkan keterampilan dan profesionalitas untuk
memberikan otorisasi, pencatatan transaksi, menyelenggarakan penyimpanan
aktiva, dan sebagainya.
c. Meningkatkan Kultur Organisasi
Meningkatkan budaya organisasi dengan cara merealisasikan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG) yang meliputi, keadilan, transparansi, akuntanbilitas,
tanggung jawab, moralitas, kehandalan, dan komitmen sehingga dapat mendorong
kinerja karyawan perusahaan bekerja secara efisien dan dapat menghasilkan nilai
ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan bagi para pemegang saham.
d. Mengefektifkan Fungsi Internal Audit
Internal audit harus memiliki kedudukan yang independent dalam organisasi dengan kata
lain, dia tidak boleh terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan dan bertanggung
jawab kepada atau melaporkan kegiataannya kepada top manajer. Selain itu, internal
audit juga harus dapat menguraikan tugas secara tertulis agar dia mengetahui setiap tugas,
wewenang, dan tanggung jawabnya. Internal auditor harus mempunyai internal audit.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil adalah bahwa kecurangan dapat dikatakan sebagai
tindak kejahatan apabila dilakukan secara sengaja dan menimbulkan kerugian bagi banyak
orang serta perusahaan yang dikelola. Bentuk tindakan kecurangan sendiri dibagi menjadi 3,
di antaranya adalah penyimpangan atas aset, kecurangan laporan keuangan, dan korupsi.
Peran dari internal auditor yang menjadi garda pintu terdepan untuk melindungi
perusahaan dari tindakan kecurangan tersebut. Internal auditor yang memiliki peran sebagai
mata dan telinga perusahaan, tentunya menjadi kewajiban bagi internal auditor untuk
memaksimalkan peran dan fungsinya dalam perusahaan, tetapi sering kali auditor mengalami
kendala dalam melakukan proses audit, entah itu dikarenakan tidak memiliki keterampilan
yang memadai, atau kurangnya komunikasi antara internal auditor dengan manajemen.
Faktor utama yang dapat membantu internal auditor dalam pencegahan kecurangan
adalah dengan cara mengikuti pelatihan dan keahlian auditor sehingga nantinya internal auditor
dapat mengetahui bagaimana gejala tindakan kecurangan itu awal mulanya terjadi dan
perubahan-perubahan perilaku lainnya.
Maka dari itu cara yang dapat dilakukan oleh internal auditor dan perusahaan lainnya
adalah dengan cara membangun struktur pengendalian internal yang baik, mengefektifkan
6. pengendalian internal yang baik, meningkatkan kultur organisasi kea rah yang lebih positif,
dan memaksimalkan kinerja internal auditor.