6. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti modul diklat ini peserta diharapkan
mampu menjelaskan konsepsi audit investigatif yang
meliputi gambaran umum fraud, strategi memerangi
fraud dan konsep audit investigatif
9. When times are good,
people steal.
When times are bad,
people steal more
(Tommie Singleton)
10. Definisi Fraud
“ Fraud is generic term, and embraces all the
multivarious means which human ingenuity
can devise, which are resorted to by one
individual, to get an advantage over another
by false representations. No definite and
invariable rule can be laid down as a general
proposition in defining fraud, as it includes
surprise, trickery, cunning and unfair ways by
which another is cheated. The only
boundaries defining it are those which limit
human knavery”
(Tommie W. Singleton, Aaron J. Singleton, G Jack Bologna, Robert J.
Lindquist)
11. FRAUD
“ Segala sesuatu yang dilakukan dengan
menggunakan akal / kecerdikannya untuk
mendapatkan keuntungan dengan jalan
menekan, menipu, ataupun cara-cara lain
yang memperdaya sehingga merugikan
pihak lain”
(Black’s law dictionary)
12. Unsur Fraud
• terdapat salah saji (misrepresentation)
• masa lampau (past) atau sekarang (present)
• fakta bersifat material (material fact)
• kesengajaan atau tanpa perhitungan (make-knowingly
or recklessly)
• dengan maksud (intent) menimbulkan reaksi dari
suatu pihak.
• adanya pihak yang dirugikan terhadap salah saji
tersebut
• menimbulkan kerugian(Damage).
Arthur W. Holmes dan David C. Burns
13. Fraud dalam KUHP
• Pasal 362 Pencurian
• Pasal 368 Pemerasan dan Pengancaman
• Pasal 372 Penggelapan
• Pasal 378 Perbuatan Curang
• Pasal 382
• Pasal 396 Merugikan pemberi piutang dalam
keadaan pailit
• Pasal 406 Menghancurkan atau merusakkan barang
• Ps 209,210,387,388 dst yg scr khusus diatur dlm
UU Tastipikor
22. Red Flags
Red Flags adalah berbagai keadaan yang secara
alamiah tidak biasa dan berbeda dari kegiatan normal.
Red flags merupakan sinyal bahwa terjadi hal diluar
kebiasaan dan mungkin membutuhkan investigasi lebih
lanjut.
23. RED FLAGS FOR FRAUD
Pihak karyawan:
• Perubahan gaya hidup
• Masalah hutang
• Perubahan perilaku
• Tingginya perputaran
pegawai
• Menolak cuti
• Tidak ada pembagian
kerja
Pihak manajemen:
• Enggan memberi informasi
• Keputusan didominasi
individual/kelompok kecil
• Kelemahan lingkungan
pengendalian
• Rekening tidak wajar
• Transaksi besar di akhir tahun
• Kontrak jasa tidak ada hasilnya
• Banyak dokumen
difotokopi/hilang
24. WHO Commits Fraud
Some People are
Honest All of the
time
Some People are
Dishonest All of the
time
Most People are
Honest Some of the
time
Some People are
Dishonest Most of
the time
27. 1. MENCEGAH FRAUD
membentuk lingkungan yang anti fraud dan
mengeliminasi kesempatan untuk fraud
2. MENDETEKSI FRAUD
Identifikasi symptoms yang sering
mengindikasikan kecurangan
3. MENGINVESTIGASI FRAUD
Penentuan siapa yang
melakukan, modus operandi,
kapan, motivasi, jumlah kerugian
STRATEGI MEMERANGI FRAUD
28. UPAYA PENCEGAHAN
KORUPSI (ACFE)
1. Pengendalian intern yang kuat
2. Penelitian latar belakang pegawai baru
3. Audit atas kecurangan secara reguler
4. Keberadaan kebijakan menyikapi kecurangan
5. Kemauan untuk melakukan penuntutan
6. Pelatihan etika pegawai
7. Mekanisme pelaporam anonim
8. Suasana kerja
31. PENGERTIAN
Audit investigatif adalah proses mencari,
menemukan, dan mengumpulkan bukti
secara sistematis yang bertujuan
mengungkapkan terjadi atau tidaknya suatu
perbuatan dan pelakunya guna dilakukan
tindakan hukum selanjutnya
(Permenpan No.Per/05/M.PAN/03/2008 tgl. 31 Maret 2008)
32. Audit Investigatif ? Fraud
Audit?
• Berhubungan dengan masalah litigasi
dan pidana
• Mencari bukti ada atau tidaknya
fraud/perbuatan kriminal
• Menemukan penyebab/pendukung
dampak(kerugian)
33. Tujuan Audit investigatif
Adanya perbuatan Fraud (Subyek)
Mengidentifikasi pelaku Fraud (Obyek)
Menjelaskan modus operandi Farud (modus)
Mengkuantifikasi nilai kerugian dan dampak
yang ditimbulkan
38
35. Prinsip-prinsip investigasi yang dapat dipedomani investigator:
1. Investigasi adalah tindakan mencari kebenaran, dengan
memperhatikan keadilan berdasarkan ketentuan perundang-
undangan
2. Kegiatan investigasi mencakup pemanfaatan sumber-sumber
bukti yang dapat mendukung fakta yang dipermasalahkan
3. Semakin kecil selang waktu terjadinya tindak kejahatan
dengan waktu ‘merespon’ semakin besar kemungkinan tindak
kejahatan terungkap
4. Bukti-bukti dikumpulkan sedemikian rupa sehingga
memberikan fakta-fakta yang dapat memberikan simpulan
sendiri terjadinya dan pelaku tindak kejahatan
36. 5. Bukti fisik merupakan bukti nyata yang sampai kapanpun
selalu mengungkapkan hal yang sama
6. Penggunaan tenaga ahli merupakan bantuan dalan
investigasi, bukan pengganti investigasi
7. Informasi hasil wawancara dengan saksi sangat dipengaruhi
kelemahan manusia, sehingga perlu mengkonfirmasikan
setiap pernyataan dan keterangan saksi
8. Jawaban yang benar akan diperoleh dari pertanyaan yang
cukup kepada sejumlah orang yang cukup
9. Informasi merupakan nafas dan darahnya investigasi
10. Pengamatan, informasi dan wawancara merupakan bagian
yang penting dalam investigasi
39. Untuk menentukan cukup tidaknya alasan melakukan
audit investigatif pada tahap ini dilakukan analisis atas
data/informasi yang berasal dari sumber-sumber:
1. Permintaan pemerintah
2. Permintaan lembaga legislatif
3. Permintaan instansi penegak hukum
4. Pengaduan masyarakat
5. Pengembangan temuan audit
6. Dan lain-lain
40. Kriteria menilai cukup tidaknya alasan melakukan audit
investigativ adalah kecukupan informasi untuk menjawab
pertanyaan 5W 2H :
• Siapa (Who)
• Melakukan apa (What)
• Dimana (Where)
• Bilamana (When)
• Mengapa (Why)
• Bagaimana (How)
• Berapa banyak (How much)
Bila jawaban sumir dan
informasi tambahan sulit
didapat, dipertimbangkan
tidak dilakukan audit
investigatif
41. 1. Membuat hipotesis
2. Menyusun program audit
3. Merencanakan kebutuhan sumber daya
4. Penugasan audit
42. Hipotesis
• Hipotesis = rumusan masalah sementara = tentatf
audit objectives
• Hipotesis = anggapan atas aktifitas atau tindakan
tertentu yang mungkin telah terjadi dengan dasar
informasi yang terbatas
46. Fraud Theory Approach
• Analyze available data
• Create hyphoteses
• Test the hyphoteses
• Refine and amend the
hyphoteses
* Fraud Examiner Manual 2012
47. Pengumpulan dan Evaluasi Bukti
Hipotesis
Revisi
Hipotesis
Kumpul &
evaluasi
bukti
Audit
Program
Cukup
bukti
Laporan
EXPOSE
Y
T
Y
48. Tujuan pengumpulan bukti adalah untuk menentukan
apakah informasi awal yang diterima dapat
diandalkan atau menyesatkan. Auditor
mengumpulkan bukti yang memenuhi persyaratan
dan kuantitas sesuai sistem hukum, sehingga dapat
membuktikan hipotesis dengan fokus kepada:
Fakta dan proses kejadian
Sebab dan Dampak Penyimpangan
Pihak yang diduga terlibat
49. Mengumpulkan bukti yang memenuhi Kriteria
Relevan
• Secara logis berhubungan dengan fakta utama,
menunjukkan hubungan yang signifikan
Kompeten
• Dapat diterima secara hukum: diperoleh dengan cara,
dalam bentuk, dan dari sumber yang diperkenankan
menurut hukum
Cukup
• Berpengaruh terhadap keputusan persidangan atau
membantu penetapan tersangka bersalah atau tidak,
mengungkapkan kasus
50. Langkah-langkah menggali informasi/bukti:
1. Membangun circumstantial evidence melalui interviu
saksi dan dokumen yang tersedia
2. Mempergunakan circumstantial evidence untuk
mengidentifikasi dan beralih ke saksi internal untuk
meperoleh bukti langsung tentang pihak-pihak yang
terlibat
3. Seal the case, identifikasi dan tanggapi bantahan
pihak yang terlibat, buktikan kesengajaan melalui
pemeriksaan subyek atau sasaran
55. Kegiatan untuk meyakinkan bahwa bukti yang telah
dikumpulkan:
1. Memiliki kaitan dan mendukung alat bukti hukum
2. Membuktikan hipotesis, uraian fakta, pihak diduga
terlibat, kerugian keuangan negara
Bila fakta dalam evaluasi bukti tidak
sesuai skenario, hipotesis perlu diuji
dan direvisi kembali
56. • Bukti diuji dengan memperhatikan urutan
proses kejadian
Sequences
• kerangka waktu kejadian
Time Frame
• Bagan Arus kejadian
Flowchart
57. • Akurat dan lengkap
Bukti yang cukup, relevan, dan
kompeten
• Sesuai dengan prosedur dan peraturan
perundangan
Pengamanan dan penyimpanan
• Tertulis maupun elektronik
Review Kualitas
58. Kewajiban membuat laporan
Cara dan saat pelaporan
Bentuk dan isi laporan
Kualitas Laporan
Pembicaraan Akhir dengan Auditi
Penerbitan dan distribusi laporan
59. Dibuat tertulis – kepentingan pembuktian hukum
Pengungkapan fakta
Bukti yang mendukung maupun yang melemahkan
Didukung kertas kerja audit
Menjelaskan apa yang diperoleh
Penulisan dengan cara deduktif
Ringkas
Tidak mengungkapkan hal yang tidak terjawab, atau interpretasi keliru
Tidak boleh opini – hanya fakta yang terjadi
Kondisi pengendalian intern
60. 1. Landasan penugasan
2. Tujuan, sasaran, ruang lingkup
3. Hambatan pelaksanaan audit
4. Jenis penyimpangan
5. Uraian fakta
6. Dampak dan penyebab penyimpangan
7. Pihak yang diduga terlibat
8. Bukti-bukti yang diperoleh
9. Kesepakatan melaksanakan tindak lanjut, termasuk
dengan penyidik
62. • Perencanaan, pelaksanaan, pelaporan dan tindak lanjut
Setiap tahapan audit
• untuk memastikan tercapainya sasaran, terjaminnya kualitas, dan
meningkatnya kemampuan auditor
Tujuan
• pemahaman tim audit atas tujuan dan rencana audit;
• kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar audit;
• ketaatan terhadap prosedur audit;
• kelengkapan bukti-bukti yang terkandung dalam kertas kerja audit;
• mendukung temuan dan rekomendasi; dan
• pencapaian tujuan audit
Substansi
63. Korban, pelapor,
saksi, tersangka
Bukti fisik yang merupakan
bukti faktual, yang selalu
mengungkap fakta yang sama
dari waktu kewaktu
Wawancara untuk
memperoleh fakta
/informasi tentang
tindak kejahatan
64. Mengenai bukti fisik, auditor harus memahami:
1. Apa yang dimaksud dengan bukti fisik
2. Bagaimana memperoleh dan menyimpannya
3. Bagaimana secara optimal memperoleh
informasi dari bukti fisik
4. Bagaimana mengartikan/menafsirkan informasi
yang diperoleh dari bukti fisik
65. merupakan metode/teknik yang
dapat digunakan dalam audit investigatif
Guna pemecahan masalah dalam audit investigatif,
memerlukan:
• Penerapan kecerdasan
• Pertimbangan yang sehat dan pengalaman
• Pemahaman ketentuan perundang-undangan
• Prinsip-prinsip investigasi