SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
Download to read offline
Linda Grace Loupatty, SE.M.AK.,AK
“WAWANCARA DAN INTEROGASI,
OPERASI PENYAMARAN
DAN PENIUP PELUIT”
AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT
INVESTIGASI
Perbedaan Wawancara dan Interogasi
● Wawancara adalah
komunikasi satu
arah sebagai besar
karena para ahli
mencari jawaban
untuk pertanyaan
mereka dan
kandidat harus
menjawab
pertanyaan dengan
cara yang percaya
diri, jujur.
● Interogasi adalah
alat yang lebih
merupakan
peperangan
emosional dan
psikologis antara
interrogator dan
tersangka.
Ciri-ciri Suatu Wawancara dan
Interogasi
● Wawancara bersifat
netral, tidak menuduh.
An interview is
nonaccusatory. Dengan
cara dan nada yang tidak
bersifat menuduh,
investigator dapat
menegmbangkan
hubungan yang
menimbulkan rasa
percaya dan hormat
dengan orang yang
diwawancarainya.
● Interogasi bersifat
menuduh. An
interrogation is
accusatory. Interogasi
dilakukan dengan
persuasi yang aktif .
Interogasi dilakukan
karena investigator
percaya bahwa dalam
wawancara sebelumnya ,
orang itu telah berbohong.
Manfaat Melakukan Wawancara Sebelum
Interograsi
Investigator sering tergoda untuk mengambil jalan pintas , mengabaikan wawancara , dan
langsung melakukan interogasi . Pendekatan ini sangat tidak disarankan karena :
Sifat tidak menuduh dalam wawancara memungkinkan investigator membangun hubungan
saling memercayai dan menghormati yang tidak mungkin dibangun dalam suasana dan sifat
menuduh yang melekat pada intergritas .
Selama wawancara , investigator sering kali mengorek keterangan penting mengenal tertuduh
yang sangat berharga sewaktu melaksanakan interogasi .
Tidak ada jaminan tertuduh akan mengaku bersalah dalam proses interogasi . Padahal , kalau
ia diwawancarai terlebih dahulu dan memberikan keterangan palsu selama wawancara ,
investigator dapat menggunakan keterangan dari hasil interogasi yang menungungkapan
kebohongannya .
.
Wawancara
sebelum melakukan wawancara, bahkan sebelumada kontak dengan orang yang
dicurigai atau diduga melakukan fraud, investigatir harus menguasaui semua fakta yang
terkumpul dengan baik.
Wawancara harus dimulai dengan orang-orang yang diduga paling kecil menjadi
pelaku atau ikut serta dalam melakukan fraud, dilanjutkan dengan orang-orang yang
karena alasan pribadi ingin menjadi whistleblower, dan diakhiri dengan mereka yang
diduga menjadi perencana atau otak dari tindak pidananya.
Behavior Symptom Analysis (BSA) dan
Saluran Komunikasi
Behavior symptom analysis dapat
diterjemahkan sebagai analisis gejala
perilaku. Para dokter, psikolog, dan
psikiater mengakui pentingnya
mengevaluasi perilaku pasien atau
klien mereka untuk membantu
mendiagnosa penyakit
Ada beebrapa tingkat (level) atau
saluran (channels) komunikasi.
Makna sebenarnya dari ucapan-
ucapan seseorang diperkuat atau
diubah oleh berbagai saluran tadi,
sepertikegagapan, sikap tubuh, gerak
tangan mimik wajah atau nada suara.
Verbal Behavior dan Paralinguistic Behavior
Subjek yang jiwanya sehat dan
berinteraksi sosial secara normal
akan mengalami kecemasan
ketika ia berbohong. Kecemasan
bisa timbul dari dalam karena ia
tahu perkatannya tidak benar.
ciri-ciri percakapan tertentu ini
atau paralinguistic behavior inilah
y a n g h a r u s d i a m a t i o l e h
investigator. Kalau saluran verbal
dapat lebih dikendalikan, maka
saluran paralingustic lebih lepas
kendali.
Interogasi
● Sebelum melakukan interogasi, investigator sudah harus
mengetahui secara mendalam semua invertigative
information yang relevan tentang kejahatan tersebut,
termasuk informasi dari saksi-saksi, informasi mengenai
bagaimana kejahatan dan tersangkanya terungkap,
informasi latar belakang mengenai tersangka yang akan di
interogasi dan tersangka lainnya.
Langkah-langkah Dalam
Interogasi
● Langkah 1: Direct, positive confrontation
● Langkah 2: Interrogation theme
● Langkah 3: Handling Denials
● Langkah 4 : Overcoming objections
● Langkah 5 : Kepping the suspect’s attention
● Langkah 6: Handling the suspect’s passive mood
● Langkah 7 : Presenting the alternative question
● Langkah 8 : Bringing the suspect into the conversation
● Langkah 9 : The written confession
Wawancara
Sebelum melakukan wawancara ,
bahkan sebelum ada kontak
dengan orang yang dj curigai atau
diduga sementara , investigator
yang akan melakukan wawancara
harus menguasai fakta dan
memanfaatkan sepenuhnya fakta-
fakta ini . Ia harus memisahkan
fakta dari apa yang masih bersifat
dugaanya atau dugaan rekan-
rekannya .
Interogasi
1. Polisi bertindak seperti ingin membantu Anda
Polisi selalu memberitahu tersangka bahwa mereka
hanya ingin membantunya
2. Berbohong tentang pengakuan komplotannya
Cara lain yang dilakukan polisi untuk berbohong
secara hukum kepada tersangka adalah dengan
mengatakan kepada t ersangka bahwa
komplotannya telah mengaku.
3. Polisi akan menganggap Anda bersalah
Penyidik ​​masuk ke setiap kasus dengan asumsi
semua tersangka bersalah dan memperlakukan
mereka seperti itu.
mo
n
tue
wed
thu
fri
Teknik-Teknik melakukan wawancara dan interogasi
Apa itu operasi
penyamaran?
mo
n
tue
wed
thu
fri
adalah menghindari deteksi oleh entitas yang diamatinya, dan terutama
untuk menyamarkan identitasnya sendiri atau menggunakan identitas
yang diasumsikan untuk tujuan mendapatkan kepercayaan dari
individu atau organisasi untuk mempelajari atau mengkonfirmasi
informasi rahasia atau untuk mendapatkan kepercayaan individu yang
menjadi sasaran untuk mengumpulkan informasi atau bukti. Secara
tradisional, ini adalah teknik yang digunakan oleh lembaga penegak
hukum atau penyelidik swasta , dan orang yang bekerja dalam peran
tersebut biasanya disebut sebagai agen yang menyamar .
Undercover Operation
mo
n
tue
wed
thu
fri
Undercover Operation :
Merupakan kegiatan yang berupaya mengembangkan bukti secara
langsung dari pelaku kejahatan dengan menggunakan samara (disguise)
dan tipuan (deceit).
Pemeriksa tidak menunggu informasi yang dikumpulkan melalui jalur
yang biasa ditempuh. Keputusan dilakukan secara sadar dan matang
untuk melakukan under operations.
Tujuan Undercover
Operation
mo
n
tue
wed
thu
fri
Beberapa contoh dari tujuan covert operations.
1. Untuk mengumpulkan bukti mengenai kejahatan masa
lalu, masa kini, dan masa mendatang.
2. Untuk menentukan siapa saja yang terlibat, misalnya
untuk memastikan siapa yang bertanggungjawab
untuk hilangnya uang kas yang sering kali terjadi
3. Untuk memulihkan kerugian yang terjadi karena
perbuatan melawan hukum.
4. Untuk menentukan rekan sepermainan (co-
conspirators) atau bahkan otak di belakang kejahatan
ini (actor intellectualist).
5. Untuk menentukan modus operandi.
Masalah Dalam Melakukan Convert
Operation
mo
n
tue
wed
thu
fri
Di Amerika Serikat, ada undang-undang yang mengatur perekaman
audio dan/atau video secara sembunyi-sembunyi. Di beberapa Negara
bagian, membuat rekaman suara (audio) atau mendengar percakapan
orang lain merupakan pelanggaran hukum. Di Negara bagian lain,
merekam percakapan hanya diperkenankan oleh undang-undang
apabila pihak lainnya memberikan persetujuan untuk merekam
percakapan ini.
Penjebakan merupakan masalah hukum terbesar dalam
covert operations, khususnya dalam undercover
operations. Operasi ini harus ditangani secara tepat.
Seperti dikatakan di atas, covert operations tidak boleh
dilaksanakan “fishing expeditions”
PENJEBAKAN
(ENTRAPMENT)
SURVEILLANCE
Surveillance atau pengintaian adalah
pengamatan terencana terhadap manusia,
tempat atau objek. Tempat atau objek
biasanya merupakan prioritas kedua, yang
utama adalah pengamatan terhadap
manusia.
Sumber dan Informasi
Sumber dan informasi mempunyai fungsi yang sama, yaitu
memberikan informasi untuk mengembangkan suatu kasus. Namun,
ada perbedaan anatara sumber dan informasi.
Seorang sumber memberikan infromasi yang terkait dengan jabatan,
pekerjaan dan tidak terlibat dalam kejahatan yang dicurigai.
Seorang informasi mempunyai keterlibatan langsung atau tidak
langsung dengan hal yang diselidiki sehingga ia berpotensi ikut
bersalah.
Penggunaan Operatives
Operatives adalah orang yang ikut dalam covert
operations. Orang ini seharusnya dikendalikan lebih
ketat oleh orang yang memimpin operasi tersebut.
Adakalanya, seorang informan yang lazimnya sekedar
menyuplai informasi, akan dilibatkan dalam covert
operations.
Pertanyaan Mengenai Operasi Penyamaran
Covert operations disukai dalam akuntan
forensik karena daya tarik Sherlock Holmes.
Alat perekam di saku jaket akuntan, rekan-
rekanya berada di ruangan sebelah. Mereka
merekam gerak dan suara, ia menerima amplop
berisi uang suap. Pemberian dan peneriman
suap bertransaksi.
Penerima suap berjanji menggugurkan temuan
auditnya bukti adanya korupsi. Hal itulah yang
dipahami si penyuap, seluruh adegan terekam
sempurna.
UU Perlindungan Saksi dan
Korban
Ada beberapa ketentuan dalam Undang-Undang 13 tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan korban
yang perlu diketeahui akuntan forensic. Ketentuan-ketentuan ini akan dibahas dalam bagian ini .
Undang-undang ini memberikan beberpa definisi berikut:
1. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan, penuntutan,
dan pemeriksaan di pengadilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan
atau ia alami sendiri.
2. Korban adalah seseorang yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan atau kerugian ekonomi yang
diakibatkan oleh suatu tindak pidana.
3. Lembaga perlindungan saksi dan korban atau (LPSK) adalaha lembaga yang bertugas dan berwenang
untuk memberikan perlindungan dan hak-hak lain kepada saksi dan atau korban sebagai mana diatur
dalam Undang-Undang itu.
4. Ancaman adalah segala bentuk perbuatan-perbuatan yang menimbulkan akibat, baik langsung dan
tidak langsung, yang mengakibatkan saksi atau korban merasa takut dan atau dipaksa untuk melakukan
atau tidak melakukan sesuatu yang berkenan dengan pemberian kesaksiannya dalam suatu proses
peradilan pidana.
5. Perlindungan adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa
aman kepada saksi dan atau korban yang wajib dilaksanakan oleh LPSK atau lembaga lainnya sesuai
dengan ketentuan Undang-Undang ini.
6. Mendapatkan informasi mengenai perkembangan
kasus.
7. Mendapatkan informasi putusan pengadilan.
8. Mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan.
9. Mendapat indentitas baru
10. Mendapatkan kediaman baru.
11. Memperoleh penggantian biaya transportasi
sesuai dengan kebutuhan.
12. Mendapat nasihat hukum.
13. Memperoleh bantuan biaya hidup sementara
sampai batas waktu perlindungan berakhir.
1. Memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi, keluarga,
dan harta bendannya, serta bebas dari ancaman yang
berkenan dengan kesaksian yang akan, sedang, atau telah
diberikannya.
2. Ikut serta dalam proses memilih dan menentukan bentuk
perlindungan dan dukungan keamanan.
3. Memberikan keterangan tanpa tekanan.
4. Memdapat penerjemah.
5. Bebas dari pertanyaan yang menjerat.
Seorang Saksi dan Korban Berhak Untuk
Pedoman Whistleblowing System
Pelaporan pelanggaran (whistleblowing) adalah pengungkapan
tindakan pelanngaran atau pengungkapan perbuatan yang melawan
hukum, perbuatan tidak etis atau tidak bermoral atau perbuatan yang
lain dapat merugikan organisasi maupun pemangku kepentingan,
yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan organisasi kepada
pimpinan organisasi atau lembaga lainnya dapat mengambil tindakan
atas pelanngaran tersebut.
Termaksud Dalam Aktivitas Pelanggaran
Antara Lain Adalah :
qMelanggang peraturan perundang-undangnan ,misalnya
pemalsuan tanda tangan , korupsi penggelapan , mark–up,
penggunaan narkoba, pengrusakan barang .
qMelanggar pedoman etika perusahan , mialnya benturan
kepintingan , pelecerhan , terlibata dalam kegiatan
masyarakat yang di larang .
qMelanggar prinsip akuntansi yang berlaku umum .
qMelanggar kebijakan dan prosedur oprasional
perusahaan , ataupun kebijakan , prosedur , peraturan
lain yang di anggap perlu oleh perusahaan .
qTindakan kecurangan lainnya yangb dapat menimbulkan
kerugiaan finansial ataupun non financial .
qTindakan yang membahayakan keselamatan kerja.
Whistleblower Di Amerika
Amerika Serikan melindungi ‘peniup peluit’ ini
dengan berbagai undang undang , di antaranya
undang undang perlindungan ‘peniup peluit’ tahun
1989 . undang undang ini mengatur bagaimana kasus
kasus kuitam di tangani , di investigasi , dan di
tuntut , serta imbalan dan perlindungan kepada
mereka yang mengungkap kecurangan . untuk ini ,
undanng undang menghadiakan imbalan sampai
sejumlah 30% dari hukuman denda .
PENIUP PELUIT DI
INDONESIA
• Arifin Wardianto melapor dugaan korupsi dalam urusan
perizinan wartel di Yokyakrta tahun 1996 . dia d adukan
mencermarkan nama baik , pengadilan negeri Yogyakarta
menghukumnya dua bulan penjara . pengadilan tinggi DIY
menyatakan tidak bersalah dan bebas dari hukuman penjara .
kasu yang di laporkannya tidak pernah diprose .
• Maria Leonita menyampaikan dugaan suap oleh Zainal Agus ,
Direktur Perdata Mahkama Agung , pada tahun 2001 . Ia
justru di adukan mencemarkan nama baik oleh EDY
Handoyo . Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menghentikan
kasus pencemaran nama baik karena tidak bisa menerima
tuntutan jasa .
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisDwi Wahyu
 
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -TuanakottaInvestigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -TuanakottaVahid Asyrofian
 
Makalah fraud auditing
Makalah fraud auditingMakalah fraud auditing
Makalah fraud auditingdewi masita
 
akuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by Sugiyantiakuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by SugiyantiHaruna Tiyan
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditDian Rahmah
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan auditIndah Dwi Lestari
 
6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka
6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka
6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangkaIndra Tugus
 
Laporan arus kas
Laporan arus kasLaporan arus kas
Laporan arus kasAdi Jauhari
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Adi Jauhari
 
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikSistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikOcta Libriyanti
 
Akuntansi untuk operasi cabang
Akuntansi untuk operasi cabangAkuntansi untuk operasi cabang
Akuntansi untuk operasi cabangcikaaarisandi
 

What's hot (20)

Kas dan rekonsiliasi bank
Kas dan rekonsiliasi bankKas dan rekonsiliasi bank
Kas dan rekonsiliasi bank
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
Audit investasi
Audit investasiAudit investasi
Audit investasi
 
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisPerencanaan Audit dan Prosedur Analitis
Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis
 
Pusat investasi
Pusat investasiPusat investasi
Pusat investasi
 
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -TuanakottaInvestigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
Investigasi dan Audit Investigatif 11&12 -Tuanakotta
 
Makalah fraud auditing
Makalah fraud auditingMakalah fraud auditing
Makalah fraud auditing
 
akuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by Sugiyantiakuntansi ekuitas - by Sugiyanti
akuntansi ekuitas - by Sugiyanti
 
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses auditKonsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
Konsep materialitas dan penerapan materialitas terhadap proses audit
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Subsequent events
Subsequent eventsSubsequent events
Subsequent events
 
tanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audittanggung jawab dan tujuan audit
tanggung jawab dan tujuan audit
 
Strategi audit
Strategi auditStrategi audit
Strategi audit
 
6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka
6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka
6. transaksi mata uang asing dan kontrak berjangka
 
Laporan arus kas
Laporan arus kasLaporan arus kas
Laporan arus kas
 
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
Koreksi Kesalahan, Perubahan Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntans...
 
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publikSistem pengendalian manajemen sektor publik
Sistem pengendalian manajemen sektor publik
 
Akuntansi untuk operasi cabang
Akuntansi untuk operasi cabangAkuntansi untuk operasi cabang
Akuntansi untuk operasi cabang
 
Akuntansi investasi23
Akuntansi investasi23Akuntansi investasi23
Akuntansi investasi23
 

Similar to Teknik-Teknik Wawancara dan Interogasi dalam Akuntansi Forensik

3.1.6.3 psikiatri forensik
3.1.6.3   psikiatri forensik3.1.6.3   psikiatri forensik
3.1.6.3 psikiatri forensikAhmad Muhtar
 
Penanganan Dugaan Pidana oleh Satuan Pengamanan
Penanganan Dugaan Pidana oleh Satuan PengamananPenanganan Dugaan Pidana oleh Satuan Pengamanan
Penanganan Dugaan Pidana oleh Satuan Pengamananjakarta
 
Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut
Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhutTeknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut
Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhutSudirman Sultan
 
Pendampingan hukum
Pendampingan hukumPendampingan hukum
Pendampingan hukum18kartika
 
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdfDIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdfAdra10
 
Manusia dan keadilan
Manusia dan keadilanManusia dan keadilan
Manusia dan keadilanEkkyPratama1
 
POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2
POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2
POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2Tania Sari
 
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di KepolisianPanduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di KepolisianBusiness Opportunity
 
4 ilmu bantu hapid
4  ilmu bantu hapid4  ilmu bantu hapid
4 ilmu bantu hapidGradeAlfonso
 
Pengumpulan bahan dan keterangan
Pengumpulan bahan dan keteranganPengumpulan bahan dan keterangan
Pengumpulan bahan dan keteranganSudirman Sultan
 
Materi etika dan moral
Materi etika dan moralMateri etika dan moral
Materi etika dan moralGrace_Indah
 
Hati Nurani dan Etika: Kasus “korupsi berjamaah” anggota DPR-RI
Hati Nurani dan Etika: Kasus “korupsi berjamaah” anggota DPR-RIHati Nurani dan Etika: Kasus “korupsi berjamaah” anggota DPR-RI
Hati Nurani dan Etika: Kasus “korupsi berjamaah” anggota DPR-RISatrio Arismunandar
 
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptxDIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptxAdra10
 
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdfDIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdfAdra10
 
KULIAH FORENSIK ok.ppt
KULIAH FORENSIK ok.pptKULIAH FORENSIK ok.ppt
KULIAH FORENSIK ok.ppteeeeee35
 
Identifikasi tindak pidana kehutanan
Identifikasi tindak pidana kehutananIdentifikasi tindak pidana kehutanan
Identifikasi tindak pidana kehutananSudirman Sultan
 
Pengumpulan bukti
Pengumpulan buktiPengumpulan bukti
Pengumpulan buktirizky_ulva
 
pengenalan diri dan potensi diri.pptx
pengenalan diri dan potensi diri.pptxpengenalan diri dan potensi diri.pptx
pengenalan diri dan potensi diri.pptxZiznecxGhoni
 

Similar to Teknik-Teknik Wawancara dan Interogasi dalam Akuntansi Forensik (20)

3.1.6.3 psikiatri forensik
3.1.6.3   psikiatri forensik3.1.6.3   psikiatri forensik
3.1.6.3 psikiatri forensik
 
Penanganan Dugaan Pidana oleh Satuan Pengamanan
Penanganan Dugaan Pidana oleh Satuan PengamananPenanganan Dugaan Pidana oleh Satuan Pengamanan
Penanganan Dugaan Pidana oleh Satuan Pengamanan
 
Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut
Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhutTeknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut
Teknik pengumpulan bahan keterangan bagi polhut
 
Pendampingan hukum
Pendampingan hukumPendampingan hukum
Pendampingan hukum
 
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdfDIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 Agustus 2022.pdf
 
Manusia dan keadilan
Manusia dan keadilanManusia dan keadilan
Manusia dan keadilan
 
POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2
POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2
POPO_Psikologi Forensik_David Canter_Chapter 2
 
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di KepolisianPanduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
Panduan Praktis untuk Orang Awam bila Diperiksa di Kepolisian
 
Reportase investigatif
Reportase investigatifReportase investigatif
Reportase investigatif
 
4 ilmu bantu hapid
4  ilmu bantu hapid4  ilmu bantu hapid
4 ilmu bantu hapid
 
Pengumpulan bahan dan keterangan
Pengumpulan bahan dan keteranganPengumpulan bahan dan keterangan
Pengumpulan bahan dan keterangan
 
Materi etika dan moral
Materi etika dan moralMateri etika dan moral
Materi etika dan moral
 
Hati Nurani dan Etika: Kasus “korupsi berjamaah” anggota DPR-RI
Hati Nurani dan Etika: Kasus “korupsi berjamaah” anggota DPR-RIHati Nurani dan Etika: Kasus “korupsi berjamaah” anggota DPR-RI
Hati Nurani dan Etika: Kasus “korupsi berjamaah” anggota DPR-RI
 
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptxDIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pptx
 
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdfDIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
DIM_Investigation Strategy_10 April 2022.pdf
 
KULIAH FORENSIK ok.ppt
KULIAH FORENSIK ok.pptKULIAH FORENSIK ok.ppt
KULIAH FORENSIK ok.ppt
 
Identifikasi tindak pidana kehutanan
Identifikasi tindak pidana kehutananIdentifikasi tindak pidana kehutanan
Identifikasi tindak pidana kehutanan
 
Atribut dan Kode Etik serta Tatanan Kelembagaan
Atribut dan Kode Etik serta Tatanan KelembagaanAtribut dan Kode Etik serta Tatanan Kelembagaan
Atribut dan Kode Etik serta Tatanan Kelembagaan
 
Pengumpulan bukti
Pengumpulan buktiPengumpulan bukti
Pengumpulan bukti
 
pengenalan diri dan potensi diri.pptx
pengenalan diri dan potensi diri.pptxpengenalan diri dan potensi diri.pptx
pengenalan diri dan potensi diri.pptx
 

More from Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura

More from Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura (20)

SLIDE_8 PAJAK PROVINSI.pdf
SLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdfSLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdf
SLIDE_8 PAJAK PROVINSI.pdf
 
SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdfSLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
 
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdfSLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
 
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdfSLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
 
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
 
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
 
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAHANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
 
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIALANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
 
PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAHPEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAH
 
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
 
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGANPELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASAPERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
 
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYAPENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
 
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGANTINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
 
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan KursManajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
 
Instrumen Derivatif
Instrumen DerivatifInstrumen Derivatif
Instrumen Derivatif
 
Penelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
Penelusuran Aset Dan Pemulihan KerugianPenelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
Penelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
 

Recently uploaded

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganlangkahgontay88
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaWahyuKamilatulFauzia
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaarmanamo012
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxHakamNiazi
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxMunawwarahDjalil
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISHakamNiazi
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxRito Doank
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppttami83
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptSalsabillaPutriAyu
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxArvaAthallahSusanto
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxadel876203
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptxObyMoris1
 

Recently uploaded (20)

PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuanganuang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
uang dan lembaga keuangan uang dan lembaga keuangan
 
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usahaEkonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
Ekonomi Teknik dan perencanaan kegiatan usaha
 
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalelaDAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
DAMPAK MASIF KORUPSI yang kian merajalela
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptxMOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
MOTIVASI MINAT, BAKAT & POTENSI DIRI.pptx
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptxWAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
WAWASAN NUSANTARA SEBAGAI GEOPOLITIK INDONESIA.pptx
 
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNISKEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
KEPEMIMPINAN DALAM MENJALANKAN USAHA/BISNIS
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptxPSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
PSAK-10-Pengaruh-Perubahan-Valuta-Asing-IAS-21-23032015.pptx
 
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).pptIntroduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
Introduction fixed asset (Aset Tetap).ppt
 
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).pptPerhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
Perhitungan Bunga dan Nilai Uang (mankeu).ppt
 
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptxmatematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
matematika dilatasi (1) (2) (1) (1).pptx
 
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptxDasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
Dasar Dasar Perpajakan dalam mata kuliah pajak.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
7 Indikator Analisis Teknikal Saham Yang Paling Populer.pptx
 

Teknik-Teknik Wawancara dan Interogasi dalam Akuntansi Forensik

  • 1. Linda Grace Loupatty, SE.M.AK.,AK “WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN DAN PENIUP PELUIT” AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGASI
  • 2. Perbedaan Wawancara dan Interogasi ● Wawancara adalah komunikasi satu arah sebagai besar karena para ahli mencari jawaban untuk pertanyaan mereka dan kandidat harus menjawab pertanyaan dengan cara yang percaya diri, jujur. ● Interogasi adalah alat yang lebih merupakan peperangan emosional dan psikologis antara interrogator dan tersangka.
  • 3. Ciri-ciri Suatu Wawancara dan Interogasi ● Wawancara bersifat netral, tidak menuduh. An interview is nonaccusatory. Dengan cara dan nada yang tidak bersifat menuduh, investigator dapat menegmbangkan hubungan yang menimbulkan rasa percaya dan hormat dengan orang yang diwawancarainya. ● Interogasi bersifat menuduh. An interrogation is accusatory. Interogasi dilakukan dengan persuasi yang aktif . Interogasi dilakukan karena investigator percaya bahwa dalam wawancara sebelumnya , orang itu telah berbohong.
  • 4. Manfaat Melakukan Wawancara Sebelum Interograsi Investigator sering tergoda untuk mengambil jalan pintas , mengabaikan wawancara , dan langsung melakukan interogasi . Pendekatan ini sangat tidak disarankan karena : Sifat tidak menuduh dalam wawancara memungkinkan investigator membangun hubungan saling memercayai dan menghormati yang tidak mungkin dibangun dalam suasana dan sifat menuduh yang melekat pada intergritas . Selama wawancara , investigator sering kali mengorek keterangan penting mengenal tertuduh yang sangat berharga sewaktu melaksanakan interogasi . Tidak ada jaminan tertuduh akan mengaku bersalah dalam proses interogasi . Padahal , kalau ia diwawancarai terlebih dahulu dan memberikan keterangan palsu selama wawancara , investigator dapat menggunakan keterangan dari hasil interogasi yang menungungkapan kebohongannya . .
  • 5. Wawancara sebelum melakukan wawancara, bahkan sebelumada kontak dengan orang yang dicurigai atau diduga melakukan fraud, investigatir harus menguasaui semua fakta yang terkumpul dengan baik. Wawancara harus dimulai dengan orang-orang yang diduga paling kecil menjadi pelaku atau ikut serta dalam melakukan fraud, dilanjutkan dengan orang-orang yang karena alasan pribadi ingin menjadi whistleblower, dan diakhiri dengan mereka yang diduga menjadi perencana atau otak dari tindak pidananya.
  • 6. Behavior Symptom Analysis (BSA) dan Saluran Komunikasi Behavior symptom analysis dapat diterjemahkan sebagai analisis gejala perilaku. Para dokter, psikolog, dan psikiater mengakui pentingnya mengevaluasi perilaku pasien atau klien mereka untuk membantu mendiagnosa penyakit Ada beebrapa tingkat (level) atau saluran (channels) komunikasi. Makna sebenarnya dari ucapan- ucapan seseorang diperkuat atau diubah oleh berbagai saluran tadi, sepertikegagapan, sikap tubuh, gerak tangan mimik wajah atau nada suara.
  • 7. Verbal Behavior dan Paralinguistic Behavior Subjek yang jiwanya sehat dan berinteraksi sosial secara normal akan mengalami kecemasan ketika ia berbohong. Kecemasan bisa timbul dari dalam karena ia tahu perkatannya tidak benar. ciri-ciri percakapan tertentu ini atau paralinguistic behavior inilah y a n g h a r u s d i a m a t i o l e h investigator. Kalau saluran verbal dapat lebih dikendalikan, maka saluran paralingustic lebih lepas kendali.
  • 8. Interogasi ● Sebelum melakukan interogasi, investigator sudah harus mengetahui secara mendalam semua invertigative information yang relevan tentang kejahatan tersebut, termasuk informasi dari saksi-saksi, informasi mengenai bagaimana kejahatan dan tersangkanya terungkap, informasi latar belakang mengenai tersangka yang akan di interogasi dan tersangka lainnya.
  • 9. Langkah-langkah Dalam Interogasi ● Langkah 1: Direct, positive confrontation ● Langkah 2: Interrogation theme ● Langkah 3: Handling Denials ● Langkah 4 : Overcoming objections ● Langkah 5 : Kepping the suspect’s attention ● Langkah 6: Handling the suspect’s passive mood ● Langkah 7 : Presenting the alternative question ● Langkah 8 : Bringing the suspect into the conversation ● Langkah 9 : The written confession
  • 10. Wawancara Sebelum melakukan wawancara , bahkan sebelum ada kontak dengan orang yang dj curigai atau diduga sementara , investigator yang akan melakukan wawancara harus menguasai fakta dan memanfaatkan sepenuhnya fakta- fakta ini . Ia harus memisahkan fakta dari apa yang masih bersifat dugaanya atau dugaan rekan- rekannya . Interogasi 1. Polisi bertindak seperti ingin membantu Anda Polisi selalu memberitahu tersangka bahwa mereka hanya ingin membantunya 2. Berbohong tentang pengakuan komplotannya Cara lain yang dilakukan polisi untuk berbohong secara hukum kepada tersangka adalah dengan mengatakan kepada t ersangka bahwa komplotannya telah mengaku. 3. Polisi akan menganggap Anda bersalah Penyidik ​​masuk ke setiap kasus dengan asumsi semua tersangka bersalah dan memperlakukan mereka seperti itu. mo n tue wed thu fri Teknik-Teknik melakukan wawancara dan interogasi
  • 11. Apa itu operasi penyamaran? mo n tue wed thu fri adalah menghindari deteksi oleh entitas yang diamatinya, dan terutama untuk menyamarkan identitasnya sendiri atau menggunakan identitas yang diasumsikan untuk tujuan mendapatkan kepercayaan dari individu atau organisasi untuk mempelajari atau mengkonfirmasi informasi rahasia atau untuk mendapatkan kepercayaan individu yang menjadi sasaran untuk mengumpulkan informasi atau bukti. Secara tradisional, ini adalah teknik yang digunakan oleh lembaga penegak hukum atau penyelidik swasta , dan orang yang bekerja dalam peran tersebut biasanya disebut sebagai agen yang menyamar .
  • 12. Undercover Operation mo n tue wed thu fri Undercover Operation : Merupakan kegiatan yang berupaya mengembangkan bukti secara langsung dari pelaku kejahatan dengan menggunakan samara (disguise) dan tipuan (deceit). Pemeriksa tidak menunggu informasi yang dikumpulkan melalui jalur yang biasa ditempuh. Keputusan dilakukan secara sadar dan matang untuk melakukan under operations.
  • 13. Tujuan Undercover Operation mo n tue wed thu fri Beberapa contoh dari tujuan covert operations. 1. Untuk mengumpulkan bukti mengenai kejahatan masa lalu, masa kini, dan masa mendatang. 2. Untuk menentukan siapa saja yang terlibat, misalnya untuk memastikan siapa yang bertanggungjawab untuk hilangnya uang kas yang sering kali terjadi 3. Untuk memulihkan kerugian yang terjadi karena perbuatan melawan hukum. 4. Untuk menentukan rekan sepermainan (co- conspirators) atau bahkan otak di belakang kejahatan ini (actor intellectualist). 5. Untuk menentukan modus operandi.
  • 14. Masalah Dalam Melakukan Convert Operation mo n tue wed thu fri Di Amerika Serikat, ada undang-undang yang mengatur perekaman audio dan/atau video secara sembunyi-sembunyi. Di beberapa Negara bagian, membuat rekaman suara (audio) atau mendengar percakapan orang lain merupakan pelanggaran hukum. Di Negara bagian lain, merekam percakapan hanya diperkenankan oleh undang-undang apabila pihak lainnya memberikan persetujuan untuk merekam percakapan ini.
  • 15. Penjebakan merupakan masalah hukum terbesar dalam covert operations, khususnya dalam undercover operations. Operasi ini harus ditangani secara tepat. Seperti dikatakan di atas, covert operations tidak boleh dilaksanakan “fishing expeditions” PENJEBAKAN (ENTRAPMENT)
  • 16. SURVEILLANCE Surveillance atau pengintaian adalah pengamatan terencana terhadap manusia, tempat atau objek. Tempat atau objek biasanya merupakan prioritas kedua, yang utama adalah pengamatan terhadap manusia.
  • 17. Sumber dan Informasi Sumber dan informasi mempunyai fungsi yang sama, yaitu memberikan informasi untuk mengembangkan suatu kasus. Namun, ada perbedaan anatara sumber dan informasi. Seorang sumber memberikan infromasi yang terkait dengan jabatan, pekerjaan dan tidak terlibat dalam kejahatan yang dicurigai. Seorang informasi mempunyai keterlibatan langsung atau tidak langsung dengan hal yang diselidiki sehingga ia berpotensi ikut bersalah.
  • 18. Penggunaan Operatives Operatives adalah orang yang ikut dalam covert operations. Orang ini seharusnya dikendalikan lebih ketat oleh orang yang memimpin operasi tersebut. Adakalanya, seorang informan yang lazimnya sekedar menyuplai informasi, akan dilibatkan dalam covert operations.
  • 19. Pertanyaan Mengenai Operasi Penyamaran Covert operations disukai dalam akuntan forensik karena daya tarik Sherlock Holmes. Alat perekam di saku jaket akuntan, rekan- rekanya berada di ruangan sebelah. Mereka merekam gerak dan suara, ia menerima amplop berisi uang suap. Pemberian dan peneriman suap bertransaksi. Penerima suap berjanji menggugurkan temuan auditnya bukti adanya korupsi. Hal itulah yang dipahami si penyuap, seluruh adegan terekam sempurna.
  • 20. UU Perlindungan Saksi dan Korban Ada beberapa ketentuan dalam Undang-Undang 13 tahun 2006 tentang perlindungan saksi dan korban yang perlu diketeahui akuntan forensic. Ketentuan-ketentuan ini akan dibahas dalam bagian ini . Undang-undang ini memberikan beberpa definisi berikut: 1. Saksi adalah orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyelidikan, penuntutan, dan pemeriksaan di pengadilan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri, dan atau ia alami sendiri. 2. Korban adalah seseorang yang mengalami penderitaan fisik, mental, dan atau kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh suatu tindak pidana. 3. Lembaga perlindungan saksi dan korban atau (LPSK) adalaha lembaga yang bertugas dan berwenang untuk memberikan perlindungan dan hak-hak lain kepada saksi dan atau korban sebagai mana diatur dalam Undang-Undang itu. 4. Ancaman adalah segala bentuk perbuatan-perbuatan yang menimbulkan akibat, baik langsung dan tidak langsung, yang mengakibatkan saksi atau korban merasa takut dan atau dipaksa untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang berkenan dengan pemberian kesaksiannya dalam suatu proses peradilan pidana. 5. Perlindungan adalah segala upaya pemenuhan hak dan pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada saksi dan atau korban yang wajib dilaksanakan oleh LPSK atau lembaga lainnya sesuai dengan ketentuan Undang-Undang ini.
  • 21. 6. Mendapatkan informasi mengenai perkembangan kasus. 7. Mendapatkan informasi putusan pengadilan. 8. Mengetahui dalam hal terpidana dibebaskan. 9. Mendapat indentitas baru 10. Mendapatkan kediaman baru. 11. Memperoleh penggantian biaya transportasi sesuai dengan kebutuhan. 12. Mendapat nasihat hukum. 13. Memperoleh bantuan biaya hidup sementara sampai batas waktu perlindungan berakhir. 1. Memperoleh perlindungan atas keamanan pribadi, keluarga, dan harta bendannya, serta bebas dari ancaman yang berkenan dengan kesaksian yang akan, sedang, atau telah diberikannya. 2. Ikut serta dalam proses memilih dan menentukan bentuk perlindungan dan dukungan keamanan. 3. Memberikan keterangan tanpa tekanan. 4. Memdapat penerjemah. 5. Bebas dari pertanyaan yang menjerat. Seorang Saksi dan Korban Berhak Untuk
  • 22. Pedoman Whistleblowing System Pelaporan pelanggaran (whistleblowing) adalah pengungkapan tindakan pelanngaran atau pengungkapan perbuatan yang melawan hukum, perbuatan tidak etis atau tidak bermoral atau perbuatan yang lain dapat merugikan organisasi maupun pemangku kepentingan, yang dilakukan oleh karyawan atau pimpinan organisasi kepada pimpinan organisasi atau lembaga lainnya dapat mengambil tindakan atas pelanngaran tersebut.
  • 23. Termaksud Dalam Aktivitas Pelanggaran Antara Lain Adalah : qMelanggang peraturan perundang-undangnan ,misalnya pemalsuan tanda tangan , korupsi penggelapan , mark–up, penggunaan narkoba, pengrusakan barang . qMelanggar pedoman etika perusahan , mialnya benturan kepintingan , pelecerhan , terlibata dalam kegiatan masyarakat yang di larang . qMelanggar prinsip akuntansi yang berlaku umum . qMelanggar kebijakan dan prosedur oprasional perusahaan , ataupun kebijakan , prosedur , peraturan lain yang di anggap perlu oleh perusahaan . qTindakan kecurangan lainnya yangb dapat menimbulkan kerugiaan finansial ataupun non financial . qTindakan yang membahayakan keselamatan kerja.
  • 24. Whistleblower Di Amerika Amerika Serikan melindungi ‘peniup peluit’ ini dengan berbagai undang undang , di antaranya undang undang perlindungan ‘peniup peluit’ tahun 1989 . undang undang ini mengatur bagaimana kasus kasus kuitam di tangani , di investigasi , dan di tuntut , serta imbalan dan perlindungan kepada mereka yang mengungkap kecurangan . untuk ini , undanng undang menghadiakan imbalan sampai sejumlah 30% dari hukuman denda .
  • 25. PENIUP PELUIT DI INDONESIA • Arifin Wardianto melapor dugaan korupsi dalam urusan perizinan wartel di Yokyakrta tahun 1996 . dia d adukan mencermarkan nama baik , pengadilan negeri Yogyakarta menghukumnya dua bulan penjara . pengadilan tinggi DIY menyatakan tidak bersalah dan bebas dari hukuman penjara . kasu yang di laporkannya tidak pernah diprose . • Maria Leonita menyampaikan dugaan suap oleh Zainal Agus , Direktur Perdata Mahkama Agung , pada tahun 2001 . Ia justru di adukan mencemarkan nama baik oleh EDY Handoyo . Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menghentikan kasus pencemaran nama baik karena tidak bisa menerima tuntutan jasa .