SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
Download to read offline
“ PAJAK PROVINSI “
PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor
Pajak Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor
Pajak Air Permukaan
Pajak Rokok
Pajak Kendaraan
Bermotor
02
03
04
05
06
Pajak Kendaraan Bermotor
a d a l a h p a j a k a t a s
k e p e m i l i k a n d a n / a t a u
p e n g u a s a a n k e n d a r a a n
bermotor.
Apa itu
Pajak Kendaraan
Bermotor?
Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah
Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan
atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak
Daerah.
Peraturan daerah provinsi yang mengatur tentang Pajak
Kendaraan Bermotor.
Keputusan Gubernur yang mengatur tentang Pajak
Kendaraan Bermotor
Objek Pajak Kendaraan Bermotor
adalah kepemilikan dan/atau
penguasaan Kendaraan bermotor.
SUBJEK PAJAK &
WAJIB PAJAK PKB
Subjek pajak kendaraan bermotor adalah
orang pribadi atau badan yang memiliki
dan/atau menguasai kendaraan bermotor.
Sedangkan, Wajib pajak kendaraan bermotor
adalah orang pribadi atau badan yang
memiliki kendaraan bermotor.
BUKAN OBJEK
PAJAK
1. Kereta api;
2. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk
keperluan pertahanan negara dan keamanan negara;
3. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan,
konsulat, dan lain-lain yang memperoleh fasilitas pembebasan
pajak dari Pemerintah;
4. Objek Pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
DASAR PENGENAAN
PAJAK
Dasar pengenaan Pajak Kendaraan
Bermotor adalah hasil perkalian dar 2 (dua)
unsur pokok :
1. Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB);
dan
2. Bobot yang mencerminkan secara relatif
tingkat kerusakan jalan dan/atau
pencemaran lingkungan akibat
penggunaan Kendaraan Bermotor.
TARIF
PAJAK
PAJAK
KENDARAAN
BERMOTOR
Saat Terutang Pajak, Masa Pajak, dan Wilayah Pemungutan PKB
Pajak Kendaraan Bermotor terutang dalam masa pajak terjadi pada saat
pendaftaran kendaraan bermotor. Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan
untuk Masa Pajak 12 bulan berturut-turut mulai saat pendaftaran’
Kendaraan Bemotor Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan
bersamaan dengan penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor.
Pajak Kendaraan Bermotor yang terutang dipungut di
wilayah daerah tempat Kendaraan Bermotor terdaftar.
Hasil penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor paling
sedikit 10%, termasuk yang dibagihasilkan kepada
kabupaten/kota, dialokasikan untuk pembangunan moda
dan sarana transpotasi umum.
PAJAK BEA BALIK
NAMA
KENDARAAN
BERMOTOR
02
01
02
03
04
05
06
02
03
04
05
06
Apa itu
Pajak Kendaraan
Bermotor?
PENGERTIAN
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor
adalah pajak atas penyerahan hak
milik kendaraan bermotor sebagai
akibat perjanjian dua pihak atau
perbuatan sepihak atau keadaan
karena jual beli, tukar menukar,
hibah, warisan, atau pemasukan ke
dalam badan usaha.
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang
merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor
18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang
Pajak Daerah.
4. Peraturan daerah provinsi yang mengatur tentang
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor.
5. Keputusan Gubernur yang mengatur tentang Bea
Balik Nama Kendaraan Bermotor.
Dasar Hukum
OBJEK PAJAK BBNKB
Objek Pajak Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor adalah
penyerahan kepemilikan kendaraan
bermotor
BUKAN OBJEK BBNKB
1. Kereta api;
2. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk
keperluan pertahanan negara dan keamanan negara;
3. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai
kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan asas
timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang
memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah;
4. Objek Pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan
Daerah.
SUBJEK PAJAK &
WAJIB PAJAK BBNKB
Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang
memiliki d a p a t m enerim a p enyera h a n
kendaraan bermotor. Sementara, Wajib Pajak
Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah
orang pribadi atau badan yang menerima
raan bermotor.
Tarif BBNKB
Tarif Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor
ditetapkan masing-masing
sebagai berikut :
1. penyerahan pertama
sebesar 20%; dan
2. penyerahan kedua dan
seterusnya sebesar 1%.
Perhitungan BBNKB
PAJAK BEA
BALIK NAMA
KENDARAAN
BERMOTOR
Saat Terutang Pajak, Masa Pajak, dan
Wlayah Pemungutan BBNKB
Saat terutang dalam masa pajak terjadi
pada saat penyerahan kendaraan
bermotor. Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor yang terutang dipungut di
wilayah daerah tempat Kendaraan
Bermotor terdaftar. Pembayaran BBNKB
dilakukan saat pendaftaran. Wajib Pajak
BBNKB wajib mendaftarkan penyerahan
Kendaraan Bermotor dalam jangka waktu
paling lambat 30 hari jerha sejak saat
penyerahan.
Pengertian
Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
(PBBKB) adalah pajak atas penggunaan
bahan bakar kendaraan bermotor. Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor adalah semua
jenis bahan bakar cair atau gas yang
digunakan untuk kendaraan bermotor
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 65
Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.
3. Peraturan daerah provinsi yang
mengatur tentang Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor.
03
PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN
BEMOTOR
OBJEK PAJAK BBKB
Objek Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
adalah Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang
disediakan atau dianggap digunakan untuk
kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar
yang digunakan untuk kendaraan di air.
DASAR PENGENAAN &
TARIF PAJAK BBKB
Dasar pengenaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor adalah Nilai Jual Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor sebelum dikenakan Pajak
Pertambahan Nilai.
SUBJEK PAJAK &
WAJIB PAJAK BBKB
Subjek Pajak Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor adalah konsumen Bahan Bakar
Kendaraan Bermotor. Sedangkan, wajib pajak
bahan bakar kendaraan bermotor adalah
orang pribadi atau badan yang menggunakan
bahan bakar kendaraan bermotor. .
1. Dalam hal bahan bakar tersebut digunakan
sendiri maka produsen dan/atau importir atau
nama lain sejenis wajib menanggung Pajak
Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB)
yang digunakan sendiri untuk kendaraan
bermotornya.
2. Produsen dan/atau importir atau nama lain
sejenis tidak mengenakan PBBKB atas
penjualan bahan bakar minyak untuk usaha
sendiri.
3. Dalam hak pembelian Bahan Bakar Kendaraan
Bermotor (BBKB) dilakukan antarpenyedia
BBKB, baik untuk dijual kembali kepada
lembaga penyalur dan/atau konsumen
langsung, maka wajib mengenakan PBBKB
adalah penyedia yang menyalurkan BBKB
kepada lembaga penyalur dan/atau konsumen
langsung.
02
03
04
05
06
04
PAJAK AIR PERMUKAAN
Pengertian
Pajak Air Permukaan
adalah pajak atas
pengambilan dan/atau
pemanfaatan air
permukaan.
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak
Daerah dan Retribusi Daerah
2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2009 yang merupakan
perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997
tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
3. Peraturan pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang
pajak Daerah.
4. Peraturan daerah provinsi yang mengatur tentang pajak
air permukaan.
5. Keputusan Gubernur yang mengatur tentang pajak air
permukaan.
OBJEK PAJAK AIR
PERMUKAAN
Objek pajak air permukaan adalah
pengambilan dan/atau
pemanfaatan air permukaan.
BUKAN OBJEK PAJAK
PERMUKAAN AIR
1. Pengambilan dan/atau pemanfaatan air
permukaan untuk keperluan dasar rumah tangga,
pengairan pertanian dan perikanan rakyat,
dengan tetap memperhatikan kelestarian
lingkungan dan peraturan perundang-undangan
dan
2. Pengambilan dan/atau pemanfaatan air
permukaan lainnya yang ditetapkan dalam
peraturan Daerah.
SUBJEK PAJAK &
WAJIB PAJAK
PERMUKAAN AIR
Subjek pajak air permukaan adalah orang pribadi
atau badan yang dapat melakukan pengambilan
dan/atau pemanfaatan air permukaan. Sementara,
wajib pajak air permukaan adalah orang pribadi atau
badan yang melakukan pengambilan dan/atau
pemanfaatan air permukaan.
Dasar Pengenaan Pajak Air Permukaan
Dasar pengenaan pajak air permukaan adalah nilai
perolehan air permukaan.
Perhitungan Pajak Air Permukaan
Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan
Pajak
= Tarif Pajak x Nilai Perolehan Air
Permukaan
Tarif Pajak Air Permukaan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 24 besaran
tarif pajak air permukaan ditetapkan paling tinggi sebesar 10%
(sepuluh persen). Tarif pajak air permukaan ditetapkan dengan
peraturan daerah.
PAJAK AIR
PERMUKAAN
Pajak air permukaan masa pajak merupakan
jangka waktu yang lamanya sama dengan satu
bulan takwim atau jangka waktu lain yang
ditetapkan dengan keputusan Gubernur. Saat
terutang pajak air permukaan adalah pada saat
pengambilan air permukaan. Atau
diterbitkannya SKPD. Bagi wajib pajak yang
pajaknya menggunakan self assessment system,
saat terutang pajak terhitung pada saat
pengambilan air permukaan. Pajak air
permukaan yang terutang dipungut di wilayah
daerah tempat air berada.
Pengertian
Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun
2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
2. Peraturan daerah provinsi yang
mengatur tentang Pajak Rokok.
3. K e p u t u s a n G u b e r n u r y a n g
mengatur tentang Pajak Rokok.
05
PAJAK ROKOK
OBJEK PAJAK ROKOK
Objek pajak rokok adalah
konsumsi rokok
SUBJEK PAJAK &
WAJIB PAJAK ROKOK
subjek pajak rokok adalah konsumen rokok.
Sementara wajib pajak rokok adalah pengusaha
pabrik rokok/produsen dan importir rokok yang
memiliki izin berupa nomor pokok pengusaha barang
kena cukai. Dalam hal wajib pajak adalah badan
maka kewajiban perpajakannya diwakili oleh
pengurus atas kuasa badan tersebut.
BUKAN OBJEK PAJAK ROKOK
Pada pajak rokok yang dikecualikan dari
objek pajak rokok adalah rokok yang
tidak dikenai cukai berdasarkan
peraturan perundang-undangan tentang
cukai.
Perhitungan Pajak Rokok
Pajak Terutang = Tarif Pajak X Dasar Pengenaan Pajak
= Tarif Pajak X Cukai yang ditetapkan
oleh pemerintah terhadap rokok
Dasar Pengenaan
Pajak Rokok
Dasar pengenaan pajak
rokok adalah cukai yang
d i t e t a p k a n o l e h
pemerintah terhadap
rokok.
Pada pajak rokok ditetapkan tarif sebesar
10% (sepuluh persen) dari cukai rokok.
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009
dalam penjelasannya ketentuan mengenai pajak
rokok, pengenaan pajak rokok sebesar 10%
( s e p u l u h p e r s e n ) d a r i c u k a i r o k o k
diperhitungkan dalam penetapan tarif cukai
nasional.
TARIF PAJAK ROKOK
PAJAK PROVINSI

More Related Content

Similar to PAJAK PROVINSI

Pajak by tri mustofa
Pajak by tri mustofaPajak by tri mustofa
Pajak by tri mustofaRay Martini
 
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...Moehammad Bambang Soegeng
 
Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Ret...
Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Ret...Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Ret...
Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Ret...Afifah Asra
 
Pajak daerah & retribusi
Pajak daerah & retribusiPajak daerah & retribusi
Pajak daerah & retribusiAfifah Asra
 
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p214. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2WEST NUSA TENGGARA
 
Paparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptx
Paparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptxPaparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptx
Paparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptxGeorgeTomonob
 
KEBIJAKAN HUKUM PAJAK TERKAIT DENGAN PENINGKATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PAJA...
KEBIJAKAN HUKUM PAJAK TERKAIT DENGAN PENINGKATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PAJA...KEBIJAKAN HUKUM PAJAK TERKAIT DENGAN PENINGKATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PAJA...
KEBIJAKAN HUKUM PAJAK TERKAIT DENGAN PENINGKATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PAJA...Sara Santika
 
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab SumbawaTata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab SumbawaWEST NUSA TENGGARA
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPNkaromah95
 
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PAD
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PADJenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PAD
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PADushfia
 
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKURGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKiqbalkurniawan27
 

Similar to PAJAK PROVINSI (20)

Pertemuan 13&14 pjk
Pertemuan 13&14 pjkPertemuan 13&14 pjk
Pertemuan 13&14 pjk
 
2019_Perda_04 (4).pdf
2019_Perda_04 (4).pdf2019_Perda_04 (4).pdf
2019_Perda_04 (4).pdf
 
Pajak Daerah.pdf
Pajak Daerah.pdfPajak Daerah.pdf
Pajak Daerah.pdf
 
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi DaerahPajak Daerah dan Retribusi Daerah
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
 
Perda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab SumbawaPerda PBB P2 Kab Sumbawa
Perda PBB P2 Kab Sumbawa
 
Pajak by tri mustofa
Pajak by tri mustofaPajak by tri mustofa
Pajak by tri mustofa
 
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
 
Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Ret...
Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Ret...Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Ret...
Pajak daerah & retribusi (UU Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Ret...
 
Pajak daerah & retribusi
Pajak daerah & retribusiPajak daerah & retribusi
Pajak daerah & retribusi
 
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdfSLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
 
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p214. perda kab sumbawa tentang pbb p2
14. perda kab sumbawa tentang pbb p2
 
Pajak
PajakPajak
Pajak
 
Paparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptx
Paparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptxPaparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptx
Paparan Sosialisasi RUU HKPD - Materi PKB_BBNKB_Opsen PKB_Opsen BBNKB.pptx
 
Uu 34 2000 Pjls
Uu 34 2000 PjlsUu 34 2000 Pjls
Uu 34 2000 Pjls
 
KEBIJAKAN HUKUM PAJAK TERKAIT DENGAN PENINGKATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PAJA...
KEBIJAKAN HUKUM PAJAK TERKAIT DENGAN PENINGKATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PAJA...KEBIJAKAN HUKUM PAJAK TERKAIT DENGAN PENINGKATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PAJA...
KEBIJAKAN HUKUM PAJAK TERKAIT DENGAN PENINGKATAN ASLI DAERAH DARI SEKTOR PAJA...
 
Asdasda
AsdasdaAsdasda
Asdasda
 
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab SumbawaTata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
Tata Cara Pelaksanaan Pemungutan Pajak Daerah Kab Sumbawa
 
PPN Pemungutan PPN
 PPN   Pemungutan PPN PPN   Pemungutan PPN
PPN Pemungutan PPN
 
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PAD
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PADJenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PAD
Jenis Perizinan Bidang SDA dan Upaya Serta Permasalahan dalam Peningkatan PAD
 
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAKURGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
URGENSI FINANCIAL STRATEGY DAN KESADARAN PAJAK
 

More from Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura

More from Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura (20)

SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdfSLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
 
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdfSLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
 
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
 
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
 
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAHANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
 
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIALANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
 
PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAHPEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAH
 
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
 
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGANPELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASAPERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
 
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYAPENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
 
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGANTINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
 
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan KursManajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
 
Instrumen Derivatif
Instrumen DerivatifInstrumen Derivatif
Instrumen Derivatif
 
Penelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
Penelusuran Aset Dan Pemulihan KerugianPenelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
Penelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
 
WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN DAN PENIUP PELUIT
WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN  DAN PENIUP PELUITWAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN  DAN PENIUP PELUIT
WAWANCARA DAN INTEROGASI, OPERASI PENYAMARAN DAN PENIUP PELUIT
 
Aspek Keuangan
Aspek KeuanganAspek Keuangan
Aspek Keuangan
 

Recently uploaded

PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 

Recently uploaded (16)

PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 

PAJAK PROVINSI

  • 1. “ PAJAK PROVINSI “ PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH
  • 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor Pajak Air Permukaan Pajak Rokok Pajak Kendaraan Bermotor
  • 3. 02 03 04 05 06 Pajak Kendaraan Bermotor a d a l a h p a j a k a t a s k e p e m i l i k a n d a n / a t a u p e n g u a s a a n k e n d a r a a n bermotor. Apa itu Pajak Kendaraan Bermotor?
  • 4. Dasar Hukum Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. Peraturan daerah provinsi yang mengatur tentang Pajak Kendaraan Bermotor. Keputusan Gubernur yang mengatur tentang Pajak Kendaraan Bermotor
  • 5. Objek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan Kendaraan bermotor. SUBJEK PAJAK & WAJIB PAJAK PKB Subjek pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor. Sedangkan, Wajib pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki kendaraan bermotor. BUKAN OBJEK PAJAK 1. Kereta api; 2. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan negara dan keamanan negara; 3. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, dan lain-lain yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah; 4. Objek Pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah.
  • 6. DASAR PENGENAAN PAJAK Dasar pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor adalah hasil perkalian dar 2 (dua) unsur pokok : 1. Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB); dan 2. Bobot yang mencerminkan secara relatif tingkat kerusakan jalan dan/atau pencemaran lingkungan akibat penggunaan Kendaraan Bermotor. TARIF PAJAK
  • 7. PAJAK KENDARAAN BERMOTOR Saat Terutang Pajak, Masa Pajak, dan Wilayah Pemungutan PKB Pajak Kendaraan Bermotor terutang dalam masa pajak terjadi pada saat pendaftaran kendaraan bermotor. Pajak Kendaraan Bermotor dikenakan untuk Masa Pajak 12 bulan berturut-turut mulai saat pendaftaran’ Kendaraan Bemotor Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor dilakukan bersamaan dengan penerbitan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor. Pajak Kendaraan Bermotor yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Kendaraan Bermotor terdaftar. Hasil penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor paling sedikit 10%, termasuk yang dibagihasilkan kepada kabupaten/kota, dialokasikan untuk pembangunan moda dan sarana transpotasi umum.
  • 9. 02 03 04 05 06 Apa itu Pajak Kendaraan Bermotor? PENGERTIAN Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah pajak atas penyerahan hak milik kendaraan bermotor sebagai akibat perjanjian dua pihak atau perbuatan sepihak atau keadaan karena jual beli, tukar menukar, hibah, warisan, atau pemasukan ke dalam badan usaha. 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. 4. Peraturan daerah provinsi yang mengatur tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. 5. Keputusan Gubernur yang mengatur tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor. Dasar Hukum
  • 10. OBJEK PAJAK BBNKB Objek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah penyerahan kepemilikan kendaraan bermotor BUKAN OBJEK BBNKB 1. Kereta api; 2. Kendaraan Bermotor yang semata-mata digunakan untuk keperluan pertahanan negara dan keamanan negara; 3. Kendaraan bermotor yang dimiliki dan/atau dikuasai kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing dengan asas timbal balik dan lembaga-lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari Pemerintah; 4. Objek Pajak lainnya yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah. SUBJEK PAJAK & WAJIB PAJAK BBNKB Subjek Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki d a p a t m enerim a p enyera h a n kendaraan bermotor. Sementara, Wajib Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menerima raan bermotor.
  • 11. Tarif BBNKB Tarif Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor ditetapkan masing-masing sebagai berikut : 1. penyerahan pertama sebesar 20%; dan 2. penyerahan kedua dan seterusnya sebesar 1%. Perhitungan BBNKB
  • 12. PAJAK BEA BALIK NAMA KENDARAAN BERMOTOR Saat Terutang Pajak, Masa Pajak, dan Wlayah Pemungutan BBNKB Saat terutang dalam masa pajak terjadi pada saat penyerahan kendaraan bermotor. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat Kendaraan Bermotor terdaftar. Pembayaran BBNKB dilakukan saat pendaftaran. Wajib Pajak BBNKB wajib mendaftarkan penyerahan Kendaraan Bermotor dalam jangka waktu paling lambat 30 hari jerha sejak saat penyerahan.
  • 13. Pengertian Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) adalah pajak atas penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor. Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah semua jenis bahan bakar cair atau gas yang digunakan untuk kendaraan bermotor Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah. 3. Peraturan daerah provinsi yang mengatur tentang Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. 03 PAJAK BAHAN BAKAR KENDARAAN BEMOTOR
  • 14. OBJEK PAJAK BBKB Objek Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang disediakan atau dianggap digunakan untuk kendaraan bermotor, termasuk bahan bakar yang digunakan untuk kendaraan di air. DASAR PENGENAAN & TARIF PAJAK BBKB Dasar pengenaan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah Nilai Jual Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebelum dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. SUBJEK PAJAK & WAJIB PAJAK BBKB Subjek Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor adalah konsumen Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Sedangkan, wajib pajak bahan bakar kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang menggunakan bahan bakar kendaraan bermotor. .
  • 15. 1. Dalam hal bahan bakar tersebut digunakan sendiri maka produsen dan/atau importir atau nama lain sejenis wajib menanggung Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) yang digunakan sendiri untuk kendaraan bermotornya. 2. Produsen dan/atau importir atau nama lain sejenis tidak mengenakan PBBKB atas penjualan bahan bakar minyak untuk usaha sendiri. 3. Dalam hak pembelian Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (BBKB) dilakukan antarpenyedia BBKB, baik untuk dijual kembali kepada lembaga penyalur dan/atau konsumen langsung, maka wajib mengenakan PBBKB adalah penyedia yang menyalurkan BBKB kepada lembaga penyalur dan/atau konsumen langsung.
  • 16. 02 03 04 05 06 04 PAJAK AIR PERMUKAAN Pengertian Pajak Air Permukaan adalah pajak atas pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan. Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah 2. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2009 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 3. Peraturan pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang pajak Daerah. 4. Peraturan daerah provinsi yang mengatur tentang pajak air permukaan. 5. Keputusan Gubernur yang mengatur tentang pajak air permukaan.
  • 17. OBJEK PAJAK AIR PERMUKAAN Objek pajak air permukaan adalah pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan. BUKAN OBJEK PAJAK PERMUKAAN AIR 1. Pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan untuk keperluan dasar rumah tangga, pengairan pertanian dan perikanan rakyat, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan dan peraturan perundang-undangan dan 2. Pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan lainnya yang ditetapkan dalam peraturan Daerah. SUBJEK PAJAK & WAJIB PAJAK PERMUKAAN AIR Subjek pajak air permukaan adalah orang pribadi atau badan yang dapat melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan. Sementara, wajib pajak air permukaan adalah orang pribadi atau badan yang melakukan pengambilan dan/atau pemanfaatan air permukaan.
  • 18. Dasar Pengenaan Pajak Air Permukaan Dasar pengenaan pajak air permukaan adalah nilai perolehan air permukaan. Perhitungan Pajak Air Permukaan Pajak Terutang = Tarif Pajak x Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak x Nilai Perolehan Air Permukaan Tarif Pajak Air Permukaan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 24 besaran tarif pajak air permukaan ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen). Tarif pajak air permukaan ditetapkan dengan peraturan daerah.
  • 19. PAJAK AIR PERMUKAAN Pajak air permukaan masa pajak merupakan jangka waktu yang lamanya sama dengan satu bulan takwim atau jangka waktu lain yang ditetapkan dengan keputusan Gubernur. Saat terutang pajak air permukaan adalah pada saat pengambilan air permukaan. Atau diterbitkannya SKPD. Bagi wajib pajak yang pajaknya menggunakan self assessment system, saat terutang pajak terhitung pada saat pengambilan air permukaan. Pajak air permukaan yang terutang dipungut di wilayah daerah tempat air berada.
  • 20. Pengertian Dasar Hukum 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 2. Peraturan daerah provinsi yang mengatur tentang Pajak Rokok. 3. K e p u t u s a n G u b e r n u r y a n g mengatur tentang Pajak Rokok. 05 PAJAK ROKOK
  • 21. OBJEK PAJAK ROKOK Objek pajak rokok adalah konsumsi rokok SUBJEK PAJAK & WAJIB PAJAK ROKOK subjek pajak rokok adalah konsumen rokok. Sementara wajib pajak rokok adalah pengusaha pabrik rokok/produsen dan importir rokok yang memiliki izin berupa nomor pokok pengusaha barang kena cukai. Dalam hal wajib pajak adalah badan maka kewajiban perpajakannya diwakili oleh pengurus atas kuasa badan tersebut. BUKAN OBJEK PAJAK ROKOK Pada pajak rokok yang dikecualikan dari objek pajak rokok adalah rokok yang tidak dikenai cukai berdasarkan peraturan perundang-undangan tentang cukai.
  • 22. Perhitungan Pajak Rokok Pajak Terutang = Tarif Pajak X Dasar Pengenaan Pajak = Tarif Pajak X Cukai yang ditetapkan oleh pemerintah terhadap rokok Dasar Pengenaan Pajak Rokok Dasar pengenaan pajak rokok adalah cukai yang d i t e t a p k a n o l e h pemerintah terhadap rokok. Pada pajak rokok ditetapkan tarif sebesar 10% (sepuluh persen) dari cukai rokok. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 dalam penjelasannya ketentuan mengenai pajak rokok, pengenaan pajak rokok sebesar 10% ( s e p u l u h p e r s e n ) d a r i c u k a i r o k o k diperhitungkan dalam penetapan tarif cukai nasional. TARIF PAJAK ROKOK