SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
Download to read offline
AUDIT INVESTIGATIF DENGAN TEKNIK AUDIT
DAN TEKNIK PERPAJAKAN
KULIAH_6
AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGASI
LINDA GRACE LOUPATTY, SE., M.AK.,AK
AUDIT INVESTIGATIF
DENGAN TEKNIK AUDIT
Teknik audit adalah cara-cara yang dipakai dalam
mengaudit kewajaran laporan keuangan. Hasil dari
penerapan teknik audit adalah bukti audit . Oleh karena
itu ada penulis yang menggunakan istilah teknik audit
dan jenis bukti audit dalam makna yang sama. Cakupan
dari berbagai teknik audit dalam berbagai audit
investigatif, seperti teknik-teknik yang diterapkan
d a l a m k e j a h a t a n p e r p a j a k a n d a n k e j a h a t a n
terorganisasi (organized crime), Follow the Money
dalam fraud dan tindak pidana pencucian uang, teknik
pembuktian hukum, computer forensic, dan lain
sebagainya.
KUNCI KEBERHASILAN
Kunci keberhasilan dari semua teknik audit investigatif
adalah sebagai berikut:
1. Mengerti dengan baik persoalan yang akan dipecahkan, apa yang akan
di audit investigatif. Di pembahasan sebelumnya dijelaskan bagaimana
akuntan forensik mengidentifikasi persoalan ini, sejak tahap audit
fraud yang proaktif sampai diterimanya tuduhan, dugaan, keluhan,
dan temuan sementara.
2. Kuasai dengan baik teknik-teknik audit investigatif. Penguasaan yang baik
memungkinkan investigator menerapkan teknik yang tepat untuk
menyelesaikan persoalan yang investigator identifikasi. Sama seperti
pemancing di atas, atau seorang seni pahat memilih alat yang tepat dalam
setiap tahap pekerjaannya.
3. Cermat dalam menerapkan teknik yang dipilih. Biarpun tekniknya tepat,
apabila pelaksanaan tidak cermat, hasilnya tidak seperti diharapkan.
Itulah sebabnya mengapa due professional care merupakan standar
audit yang penting. Dalam audit investigatif, kecermatan ini terlihat
antara lain dari cara investigator mengajukan pertanyaan, menentukan
kapan pertanyaan tersebut harus diajukan, menindaklanjuti
jawabannya, mempertanyakan sesuatu (ungkapan khas investigator:
“apa iya”, “adakah cara atau jalan lain”, “apakah ini tidak terlalu
bagus untuk benar” atau too good to be true, dan seterusnya).
4. Cermat dalam menarik kesimpulan dari hasil penerapan teknik yang
investigator pilih. Temuan yang kelihatannya “sepele”, di tangan
penyelidik yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas,
merupakan bukti yang kuat dalam proses pengadilan. Kecermatan
dalam menafsirkan temuan jelas terlihat dalam computer forensics.
7 TEKNIK AUDIT
MEMERISKA
FISIK
MEMINTA
KONFIRMASI
MEMERIKSA
DOKUMEN
REVIEW
ANATIKAL
MEMINTA
INFORMASI
LISAN ATAU DARI
AUDITEE
MENGHITUNG
KEMBALI
2
1 3
MENGAMATI
4 5 6 7
MEMERISKA FISIK DAN
MENGAMATI
Untuk audit investigatif,
penulis tidak membedakan
pemeriksaan fisik dan
pengamatan dalam kedua
teknik ini investor
menggunakan inderanya,
unutk mengetahui atau
memahami sesuatu. Dari
beberapa contoh
disamping, kita melihat
berbagai tingkat
pemahaman yang bisa
diperoleh dari pengamatan
dan pemeriksaan fisik.
1. Dari kunjungan ke lokasi yang terkena dampak semburan
lumpur panas diporong, sidoarjo tahun 2006, investigator
menyaksikan sendiri apa yang terjadi dan luasnya musibah. Ini
salah satu untuk pemahaman ini penting ketika nantinya ia
membaca laporan para ahli secra rinci tentang luasnya kerusakan
dan besarnya kerugian.
2. Dari kunjungan ke wilayah yang terkena gempa, para
relawan dan petugas dari dinas sosial dapat menentukan
jumlah kilometer jalan, rumah, sekolah rumah ibadah,
kantor, pabrik, dan lain-lainyang rusak, pemahaman ini
lebih dalam dari “bayangan” mengenai intensitas
kerugian akibat semburan lumpur panas tadi. Di sini
ada data kuantitatif.
MEMINTA INFORMASI DAN
KONFIRMASI
Meminta konfirmasi adalah meminta pihak lain (dari yang
diaudit investigatif) untuk menegaskan kebenaran atau
kehidupan suatu informasi. Dalam audit, teknik ini
umumnya diterapkan untuk mendapat berbagai informasi,
keuangan maupun non-keuangan.
Dalam audit investigatif kita harus memperhatikan
apakah pihak ketiga mempunyai kepentingan dalam audit
investigatif. Dalam kasus tender pengadaan barang,
permintaan konfirmasi dari penyuplai yang cenderung
melindungi pejabat, perlu diperkuat. Misalnya dengan
konfirmasi direktorat jendral Bea & Cukai, kalau barang
tersebut diimpor.
MEMERIKSA DOKUMEN
Teknik ini tidak memerlukan
pembahasan khusus . tak ada audit
investigatif tanpa pemeriksaan
dokumen. Hanya saja, dengan
kemajuan teknologi, definisi dokumen
menjadi lebih luas, termasuk informasi
yang di olah, disimpan, dan
dipindahkan secara elektronis (digital).
Ini merupakan pokok bahasan bab 18.
(computer forensik)
REVIEW ANATIKAL
Dellolite Haskins & sells ( disingkat DHS, cikal bakal dari Delloitte Tohmatsu)
mencatat penggunaan teknik ini dalam audit manual mereka di tahun 1930-an. Di akhir
1960-an dan awal DHS Mengembangkan berbagai perangkat lunak untuk review
analitikal, di antaranya statistical tecniques for Analiytical review (STAR) in auditing.
Judul yang sama di gunakan sebagai judul dari buku yang ditulis kedua pionir dalam
bidang ini, Kenneth W. Stringer dan Trevor R. Stewart.
Dalam review analitikal yang penting bukanya perangkat lunaknya, tetapi semangatnya,
seperti dikatakan Haouck di atas: “think analytical first”! ini ciri auditor (dan
investigator) yang tangguh. Kuasai gambaran besarnya lebih dahulu.
Ada bermacam-macam variasi dan teknik
review anatikal, namun semuanya didasarkan
atas perbandingan antara apa yang dihadapi
dan apa yang layaknya harus terjadi, dan
berusaha menjawab sebabnya terjadi
kesenjangan. Apakah ada kesalahan (error),
fraud, atau salah memurumuskan patokannya.
Betriebes Vergleich dan Zeit Vergleich
Dalam Zeit Vergleich kita membandingkan
perusahaan yang kita audit investigatif pada
saat sekarang dengan hal yang sama di masa
(Zeit) lalu. Dalam Zeit Vergleich kita
mencoba memahami bagaimana perusahaan
yang kita audit investigatif ini berbeda dengan
masa lalunya, dan mengapa. Kembali kepada
Michael Porter, ia menggunakan Zeit
Vergleich (yanoa menggunakan istilah ini)
untuk menerangkan kesinambungan laba
(profit sustainability) dari suatu perusahaan.
Investigator menggunakan teknik yang sama
untuk melihat indikasi fraud, karena fraud
mengancam kesinambungan laba tadi.
Membandingkan Anggran dengan
Realisasi
Membandingkan data anggaran dan realisasi
dapat mengindikasikan adanya fraud. Hal
yang perlu dipahami di sini adalah
mekanisme pelaksanaan anggaran, evaluasi
atas pelaksanaan anggaran, dan insentif
(keuangan maupun nonkeuagan) yang
terkandung dalam sistem anggaranya.
Dalam entitas yang merupakan profit center
atau revenue center, pejabat tertentu
menerima insentif (bonus) sesuai dengan
“keberhasilan” yang diukur dengan
pelampauan anggaran. Investigator perlu
mengantisipasi kecenderungan realisasi
penjualannya dibuat tinggi (overstated)
Analisis Vertikal dan Horizontal
Analisis vertikal dan horizontal merupakan analisis rasio laporan keuangan. Analisis vertikal
menunjukkan rasio antara suatu akun dengan akun lainya dalam laporan keuangan untuk
tahun yang sama.
Contoh analisis vertikal dalam laporan laba rugi rasio antara harga pokok penjualan dengan
penjualan, rasio antara laba kotor dengan penjualan, rasio antara biaya penjualan dengan
penjualan, rasio antar biaya administrasi dengan penjualan, dan seterusnya. Analisis ini di
sebut analisis vertikal karena angka – angka yang dibandingkan terletak secara vertikal dalam
laporan keuangan.
Analisis vertikal, kita dapat mengubah angka-angka dalam presentase (%). Laporan
keuangan dalam presentase ini disebut laporan keuangan berukuran sama (common-
size financial statemaent). Ada neraca berukuran sama (common-size balance sheet),
laporan laba rugi berukuran sama (common-size cash-flow statement).
Analisis horizontal menunjukkan perubahan (kenaikan atau penurunan) suatu akun
untuk suatu tahun (periode) dibandingkan tahun (periode) sebelumnya atau tahun
(periode) berikutnya.
Hubungan antara Satu Data Keuangan
dengan Data Keuangan Lain
Beberapa akun, baik dalam suatu maupun
beberapa laporan keuangan bisa mempunyai
keterkaitan yang bisa dapat dimanfaatkan
untuk review analitikal. Contoh: angka
penjualan dengan piutang dan persediaan
rata-rata, angka penjualan dengan bonus
bagian penjualan, penghasilan bunga dengan
saldo rata-rata tabungan dan seterusnya.
Menggunakan Data Nonkeuangan
Contoh – contoh di atas menggunakan data keuangan. Inti
dari review analitikal adalah mengenal pola hubungan,
relationship pattern. Pola hubungan ini tidak mesti hanya
antara satu data keuangan dengan data keuangan lain. Pola
hubungan non keuangan pun bisa bermacam – macam
bentuknya.
Review analitikal sering dilakukan dengan hitungan cepat
(dalam bahasa Inggris back-of-the-envlope computation)
untuk menunjukkan keganjilan. Seoarang bankir mencatat
informasi yang diterima dari calon nasabah kreditnya.
Dengan cepat ia menentukan bahwa pabrik pulp
berkapasitas besar di lokasi yang terisolasi, tidak akan
beroperasi karena bahan bakunya tidak akan cukup.
Semua data untuk membuat kesimpulan itu ia peroleh.
Selama makan siang dengan calon debiturnya.
Regresi atau Analisis Trend
Dengan data historikal yang memadai (makin
banyak makin baik., ceteris paribus), review
analitikal dapat mengungkapkan trend berbagai
perangkat lunak mempermudah hitungan dan
grafiknya, misalnya STAR, perangkat lunak
Deloitte yang di sebut di atas.
Menggunakan Indikator Ekonomi Makro
Ada hubungan antara bes arnya pajak
penghasilan yang diperoleh dalam suatu waktu
dengan indikator – indikator ekonomi seperti
inflasi, tingkat pengangguran cadangan devisa.
Indikator ekonomi negara – negara yang
menjadi partner perdagangan Indonesia, harga
minyak mentah dan komoditi lain, dan lain –
lain. Ini merupakan bidang studi yang ditekuni
para ahli ekonomi makro dan ekonometri.
MENGHITUNG KEMBALI
Menghitung kembali atau reperform tidak lain dari mengecek kebenaran perhitungan
(kali, bagi. Tambah ,kurang, dan lain-lain). Ini prosedur yang sangat lazim dari audit.
Biasanya tugas ini diberikan kepada seorang yang baru mulai bekerja sebagai auditor,
seorang junior auditor di kantor akuntan.
Dalam audit investigatif, perhitungan yang di hadapi umumnya sangat kompleks,
didasarkan atas kontrak atau perjanjian yang rumit , mungkin sudah terjadi perubahan
dan renegosiasi berkali – kali degan penjabat (atau kabinet) yang berbeda. Perhitungan
ini dilakukan atau disupervisi oleh investigator yang berpengalaman.
AUDIT INVESTIGATIF DENGAN
TEKNIK PERPAJAKAN
NET WORTH
METHOD
EXPENDITURE
METHOD
Net Worth Method untuk Perpajakan
Di Amerika Serikat di mana net worth method diterima sebagai cara pembuktian tidak langsung,
dasar penggunaannya adalah kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan semua penghasilannya
(sebagaimana didefinisikan oleh undang-undangnya) dalam tax returns mereka.
Ketentuan serupa juga berlaku di Indonesia di mana Wajib Pajak diwajibkan penghasilannya
secara lengkap dan benar dalam SPT (surat Pemberitahuan Tahunan, dalam hal ini SPT PPh).
Pemeriksaan pajak menetapkan net worth atau kekayaan bersih pada awal tahun. Ini diperoleh
dengan pengurangan seluruh aset seseorang dengan seluruh kewajibannya. Jadi, diawal tahun
tertentu, sebutlah tahun 1, net worth = asset – liabilities. Hal yang sama dilakukan untuk
menentukan net worth tahun 2.
Selanjutnya net worth tahun 1 dibandingkan dengan net worth tahun 2. Perbandingan ini akan
menghasilkan kenaikan net worth (net worth increase) yang harusnya sama dengan PKP untuk
tahun 2. Oleh karena itu, kenaikan net worth dibandingkan dengan penghasilan yang dilaporkan
dalam SPT PPh tahun 2. Contoh perhitungan PKP belum dilaporkan dengan Net Worth Method
pada tabel 14.1.
Tabel 14.1
Net Worth Method untuk Menentukan PKP yang Belum Dilaporkan
Ada beberapa istilah bahasa Inggris yang perlu dipahami dalam
membaca tabel diatas :
• Nondeductible expenses adalah biaya-biaya yang tidak boleh
dibebankan dalm menghitung PKP. Untuk Wajib Pajak perorangan
di Indonesia, ini adalah hampir seluruh biaya hidup seseorang,
karena yang boleh dikurangkan (deductible) hanyalah pengurangan
penghasilan bruto berupa Biaya Jabatan, Biaya Pensiun, Iuran
Pensiun dan THT. Oleh karena itu, nondeductible expenses harus
ditambahkan kepada net worth increase.
• Nontaxable income adalah penghasilan seseorang (atau perusahaan) yang
untuk kepentingan perpajakan bukan PKP. Ini harus dikurangkan dari net
worth increase.
• Corrected taxable income adalah PKP sesungguhnya atau yang
seharusnya dilaporkan oleh Wajib Pajak berdasarkan perhitungan
net worth method.
• Unreported taxable income adalah PKP yang belum dilaporkan
oleh Wajib Pajak dalam SPT-nya. Informasi inilah yang dihitung
pemeriksa atau penyidik pajak.
Net Worth Method untuk Organized Crime
Dengan rumus yang hampir sama, kita
dapat menentukan illegal income. Seperti
disebutkan tadi, di Amerika Serikat
metode ini digunakan dalam memerangi
organized crime. Di Indonesia pendekatan
ini dapat digunakan untuk memerangi
korupsi. Ketentuan perundangannya sudah
ada, yakni laporan mengenai kekayaan
pejabat
Legal income dalam rumus di bawah
adalah semua penghasilan yang
dilaporkan oleh yang bersangkutan.
Inilah yang dibandingkan dengan net
worth method increase (sesudah di –
adjust dengan personal expenses ) untuk
menentukan illegal income.
Beberapa Catatan
Ada beberapa
catatan yang
harus
diperhatikan
penyidik atau
investigator
dalam
menerapkan
net worth
method :
Rekaman, Makin banyak transaksi terekam, makin ampuh pula
net worth method. Misalnya, penggunaan rekening bank baik
giro, tabungan, maupun deposito.Semuanya terekam, semuanya
meninggalkan jejak. Contoh lain, penggunaan kartu kredit, kartu
debit.
Penyimpanan uang tunai, Istilah sehari-hari adalah simpan
bawah bantal atau cash hoarding. Pelaku kejahatan cukup
canggih untuk menggunakan jasa perbankan atau pasar modal
untuk menanamkan uang dalam jumlah besar. Akan tetapi, dalam
berbagai kasus pidana perpajakan, pencucian uang, dan korupsi
yang besar-besar sekalipun, cash hoarding masih sering
dilakukan.
Tambahan “penghasilan”, Penjelasan yang
diberikan oleh pelaku untuk unreporttaxable
income atau illegal income bisa bermacam-
macam, mulai dari warisan, pinjaman, hadiah
atau gratifikasi, dan lain-lain.
Pembalikan beban pembuktian, sebenarnya net
worth method membalikkankewajiban membuktikan
dari pemerintah kepada yang bersangkutan.
Rumusnya logis,dan kalau pelaku sudah melaporkan
semua unsur dengan rumus net worth method maka
tidak akan ada lagi unreport taxable income atau
illegal income. Atau kalaupun ada, jumlahnya tidak
boleh materiel atau signifikan
Catatan pembukuan, yang sering
kali menjadi tantangan bagi
penyidik adalah tidak adanya
catatan pembukuan. Atau, itulah
yang sering diklaim oleh pelaku
kejahatan. Oleh karena itu, kantor
pajak di zaman penjajahan
Belanda secara aktif melakukan
penelitian dari bermacam-macam
kelompok etnis. Kesungguhan dan
kejelian penyidik sering berhasil
“mengorek” catatan-catatan
informal yang secara sengaja
maupun tidak sengaja dihimpun
oleh pelaku kejahatan sebelum
audit investigatif dilakukan.
Penyidik kurang sabar, dalam
menghadapi pelaku yang tangguh dalam
tindak pidana perpajakan, penyidik
mungkin menyerah ketika pelaku
bersedia membayar dengan cepat
“temuan si penyidik”. Penyidik perlu
berhati-hati terutama ketika menerapkan
net worth method untuk pertama kalinya
pada wajib pajak yang bersangkutan. Itu
sebabnya, informasi penting harus
dikumpulkan, baik secara formal
maupun informal.
Pembuktian tidak langsung, berulang kali
dijelaskan di atas bahwa net worth method
adalah metode pembuktian tidak langsung,
dan membalikkan beban pembuktian
kepada pelaku. Di Indonesia, undang-
undang belum menentukan networth
method sebagai alat pembuktian. Kalau
akan menggunkannya, cara pembuktiannya
harus dengan ketentuan-ketentuan yang
melindungi wajib pajak. Tuduhan atau
dakwaan harus jelas dan ditetapkan secara
formal dalam surat tugas, khususnya dalam
makna dan sifat net worth method, asumsi
yang dipakai, dan kesimpulan yang dapat
ditarik oleh kedua pihak.
Kejahatan lain, sering kali dalam
menerapkan net worth method untuk
tujuan perpajakan, penyidik dapat
mengungkapkan kejahatan lain, jadi
bukan tindak pidana perpajakan.
EXPENDITURE METHOD
Expenditure method adalah derivasi dari net worth method.
Namun, perlakuan terhadap aset dan kewajibannya
berbeda. Expenditure method dimaksudkan untuk
menetukan unreported taxable income. Expenditure
method lebih cocok untuk para Wajib Pajak yang tidak
mengumpulkan harta benda, tetapi mempunyai
pengeluaran-pengeluaran besar (mewah).
Rumus untuk menghitung illegal income dengan
menggunakan expenditure method lebih sederhana
daripada perhitungan unreported taxable income, yakni:
Illegal income = expenditure dikurangi penghasilan
dari legal sources. Perhitungan unreported taxabel
income dapat dilihat pada Tabel 14.3.
Expenditure method harusnya digunakan untuk kasus perpajakan apabila kondisi-kondisi
berikut sangat kuat atau dominan ;
1. Wajib Pajak tidak
menyelenggarakan
pembukuan atau
catatan.
2. Pembukuan dan catatan
Wajib Pajak tidak
tersedia, misalnya karena
terbakar.
3. Wajib Pajak
menyelenggarakan
pembukuan tetapi tidak
memadai.
4. Wajib Pajak
Menyembunyikan
pembukuannya.
5. Wajib Pajak tidak
mempunyai aset yang
terlihat atau dapat
diidentifikasi.
Expenditure method harusnya digunakan untuk kasus organized crime apabila kondisi-kondisi
berikut sangat kuat atau dominan ;
2. Tersangka mempunyai
gaya hidup mewah dan
agaknya di luar
kemampuannya.
1. Tersangka kelihatannya
tidak membeli aset seperti
rumah, tanah, saham,
perhiasan, mobil atau kapal
mewah, dan seterusnya.
3. Tersangka diduga mengepalai
jaringan kejahatan, atau semua
saksi yang memberatkan dia
adalah para penjahat yang sudah
di jatuhi hukuman.
4. Ilegal income harus ditentukan untuk
menghitung denda (misalnya, dalam
kejahatan penebangan hutan ilegal),
menghitung kerugian keuangan
negara (dalam kasus korupsi), dan
pungutan negara lainnya.
PENERAPANNYA DI INDONESIA
Apakah metode net worth method dan expenditure method
dapat diterapkan di Indonesia? Di bawah ini akan disajikan
contoh dan beberapa pertanyaan. Jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan itu memberi petunjuk atas penerapannya.
Contoh pertama, laporan PPATK tentang transaksi bank atau
transfer yang sangat besar ke rekening penyelenggara negara,
termasuk penegak hukum, anggota DPR dan pimpinan partai
politik. PPATK tidak melakukan investigasi. Laporannya
merupakan bagian dari pelaporan transaksi mencurigakan
(supicious transaction reporting) oleh lembaga keuangan ke
PPATK.
1. Apa yang Anda lakukan dengan informasi ini?
2. Apakah Laporan Kekayaan Pejabat dapat
dimanfaatkan? Kalau tidak, mengapa tidak? Kalau
dapat, untuk apa dan bagaimana melaksanakannya!
3. Apakah informasi perpajakan seperti SPT dapat
dimanfaatkan? Kalau tidak, mengapa tidak? Kalau
dapat, untuk apa dan bagaimana melaksanakannya?
TEKNIK AUDIT INVESTIGATIF

More Related Content

What's hot

Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiMuhammad Rafi Kambara
 
sistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publiksistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publikRadel Dyla
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshinacitra Joni
 
Audit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesAudit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesSuryo Aji Saputro
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorresa_putra
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiFaridaabraham
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanFox Broadcasting
 
ruang lingkup akuntansi manajemen
ruang lingkup akuntansi manajemenruang lingkup akuntansi manajemen
ruang lingkup akuntansi manajemenluk nun
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiSujatmiko Wibowo
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2Ratih Anjilni
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAMahyuni Bjm
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoHerna Ferari
 
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain PengujianPengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujianwafa khairani
 

What's hot (20)

Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja SubsidiPengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
Pengujian atas pengendalian internal (Test of Controls) - Belanja Subsidi
 
Mencegah Dan Mendeteksi Fraud Serta Profil Pelaku, Korban Dan Perbuatan Fraud
Mencegah Dan Mendeteksi Fraud Serta Profil Pelaku, Korban Dan Perbuatan FraudMencegah Dan Mendeteksi Fraud Serta Profil Pelaku, Korban Dan Perbuatan Fraud
Mencegah Dan Mendeteksi Fraud Serta Profil Pelaku, Korban Dan Perbuatan Fraud
 
sistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publiksistem pengendalian sektor publik
sistem pengendalian sektor publik
 
Fraud auditing
Fraud auditingFraud auditing
Fraud auditing
 
Psak 104 istshina
Psak 104 istshinaPsak 104 istshina
Psak 104 istshina
 
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Audit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and ObjectivesAudit Responbilities and Objectives
Audit Responbilities and Objectives
 
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditorTanggung jawab auditor
Tanggung jawab auditor
 
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 6 teori akuntansi suwardjono
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan bebanMakalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
Makalah Bab 4 -pusat pertanggungjawab;pusat pendapatan dan beban
 
ruang lingkup akuntansi manajemen
ruang lingkup akuntansi manajemenruang lingkup akuntansi manajemen
ruang lingkup akuntansi manajemen
 
Konstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori AkuntansiKonstruksi Teori Akuntansi
Konstruksi Teori Akuntansi
 
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
pemeriksaan liabilitas jangka pendek AUDITING 2
 
Perencanaan audit
Perencanaan auditPerencanaan audit
Perencanaan audit
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDA
 
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjonoKunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
Kunci jawaban bab 9 teori akuntansi suwardjono
 
Auditing 1
Auditing 1Auditing 1
Auditing 1
 
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain PengujianPengauditan bab 8  Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
Pengauditan bab 8 Penaksiran Risiko dan Desain Pengujian
 

Similar to TEKNIK AUDIT INVESTIGATIF

Forensic Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Forensic  Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".Forensic  Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Forensic Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".Kanaidi ken
 
Audit2 audit forensik
Audit2   audit forensikAudit2   audit forensik
Audit2 audit forensikIkha Virginia
 
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...Trisnadi Wijaya
 
Audit Sistem Informasi Akuntansi Keuangan dg software e-solution financial
Audit Sistem Informasi Akuntansi Keuangan dg software e-solution financialAudit Sistem Informasi Akuntansi Keuangan dg software e-solution financial
Audit Sistem Informasi Akuntansi Keuangan dg software e-solution financialSoftware Developer
 
akuntansi Forensik.ppt
akuntansi Forensik.pptakuntansi Forensik.ppt
akuntansi Forensik.pptagussupriadi51
 
Pengertian akuntansi
Pengertian akuntansiPengertian akuntansi
Pengertian akuntansiAries Twell
 
Akuntansi forensik
Akuntansi forensikAkuntansi forensik
Akuntansi forensikrisaandanii
 
Tugas rmk ch 9 susanti nurul ramadani
Tugas rmk ch 9 susanti nurul ramadaniTugas rmk ch 9 susanti nurul ramadani
Tugas rmk ch 9 susanti nurul ramadaniErdha Reidha
 
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluanTugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluanYusdi Sinathrya
 
Studi kelayakan usaha
Studi kelayakan usahaStudi kelayakan usaha
Studi kelayakan usahaekky_1
 
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptxBAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptxSekarMayangsari1
 
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAANMAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAANBiyah Djauhar
 
BMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDMBMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDMMang Engkus
 
materi-1-konsep-dasar-2023.pptx
materi-1-konsep-dasar-2023.pptxmateri-1-konsep-dasar-2023.pptx
materi-1-konsep-dasar-2023.pptxDzakiMuhamad
 

Similar to TEKNIK AUDIT INVESTIGATIF (20)

Forensic Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Forensic  Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".Forensic  Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
Forensic Auditing _Training "FRAUD & INVESTIGATIVE AUDITING".
 
Audit2 audit forensik
Audit2   audit forensikAudit2   audit forensik
Audit2 audit forensik
 
Mpp
MppMpp
Mpp
 
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
Analisis Perbandingan Reaksi Pasar Sebelum dan Sesudah Pengumuman Opini Audit...
 
Audit Sistem Informasi Akuntansi Keuangan dg software e-solution financial
Audit Sistem Informasi Akuntansi Keuangan dg software e-solution financialAudit Sistem Informasi Akuntansi Keuangan dg software e-solution financial
Audit Sistem Informasi Akuntansi Keuangan dg software e-solution financial
 
akuntansi Forensik.ppt
akuntansi Forensik.pptakuntansi Forensik.ppt
akuntansi Forensik.ppt
 
akuntansi Forensik.ppt
akuntansi Forensik.pptakuntansi Forensik.ppt
akuntansi Forensik.ppt
 
Pengertian akuntansi
Pengertian akuntansiPengertian akuntansi
Pengertian akuntansi
 
Tm 1-sap-auditing-i
Tm 1-sap-auditing-iTm 1-sap-auditing-i
Tm 1-sap-auditing-i
 
Akuntansi forensik
Akuntansi forensikAkuntansi forensik
Akuntansi forensik
 
Tugas rmk ch 9 susanti nurul ramadani
Tugas rmk ch 9 susanti nurul ramadaniTugas rmk ch 9 susanti nurul ramadani
Tugas rmk ch 9 susanti nurul ramadani
 
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluanTugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
Tugas 4, riview pemilihan auditte dan survei pendahuluan
 
sum3.docx
sum3.docxsum3.docx
sum3.docx
 
Analisis kelayakan usaha
Analisis kelayakan usahaAnalisis kelayakan usaha
Analisis kelayakan usaha
 
Studi kelayakan usaha
Studi kelayakan usahaStudi kelayakan usaha
Studi kelayakan usaha
 
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptxBAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
BAB_13_RENCANA_DAN_PROGRAM_AUDIT.pptx
 
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAANMAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
MAKALAH_AUDIT TERHADAP PERSEDIAAN
 
BMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDMBMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDM
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
materi-1-konsep-dasar-2023.pptx
materi-1-konsep-dasar-2023.pptxmateri-1-konsep-dasar-2023.pptx
materi-1-konsep-dasar-2023.pptx
 

More from Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura

More from Linda Grace Loupatty, FEB Universitas Pattimura (20)

SLIDE_8 PAJAK PROVINSI.pdf
SLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdfSLIDE_8  PAJAK PROVINSI.pdf
SLIDE_8 PAJAK PROVINSI.pdf
 
SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdfSLIDE_7   PAJAK  DAERAH  (BAGIAN 2).pdf
SLIDE_7 PAJAK DAERAH (BAGIAN 2).pdf
 
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdfSLIDE_6  PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
SLIDE_6 PAJAK DAERAH (BAG 1).pdf
 
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdfSLIDE_5  SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
SLIDE_5 SUMBER PENDAPATAN DAERAH.pdf
 
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAANANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
ANALISIS AKTIVITAS INVESTASI: INVESTASI ANTARPERUSAHAAN
 
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES  (PROCESS COSTING)
HARGA POKOK BERDASARKAN PROSES (PROCESS COSTING)
 
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAHANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH
 
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIALANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA ALAT PERENCANAAN MANAJERIAL
 
PEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAHPEMERINTAH DAERAH
PEMERINTAH DAERAH
 
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN (Bag 1)
 
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGANPELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PELAPORAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASAPERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
PERKEMBANGAN PENGATURAN PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DARI MASA KE MASA
 
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYAPENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
PENGANTAR, KONSEP DASAR AKUNTANSI MANAJEMEN DAN PERILAKU BIAYA
 
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGANTINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
TINJAUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
 
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
Perhitungan Kerugian, Kriminologi dan Viktimologi
 
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan KursManajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
Manajemen Risiko Operasional dan Risiko Perubahan Kurs
 
Instrumen Derivatif
Instrumen DerivatifInstrumen Derivatif
Instrumen Derivatif
 
Penelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
Penelusuran Aset Dan Pemulihan KerugianPenelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
Penelusuran Aset Dan Pemulihan Kerugian
 
Asuransi
AsuransiAsuransi
Asuransi
 
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa & U.S. Foreign Corrupt Practic...
 

Recently uploaded

Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfPerkuliahanDaring
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptxfitriamutia
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 

Recently uploaded (16)

Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdfIde dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
Ide dan Peluang dalam Kewirausahaan (dimas).pdf
 
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
5. WAKALH BUL UJRAH DAN KAFALAH BIL UJRAH.pptx
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 

TEKNIK AUDIT INVESTIGATIF

  • 1. AUDIT INVESTIGATIF DENGAN TEKNIK AUDIT DAN TEKNIK PERPAJAKAN KULIAH_6 AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGASI LINDA GRACE LOUPATTY, SE., M.AK.,AK
  • 2. AUDIT INVESTIGATIF DENGAN TEKNIK AUDIT Teknik audit adalah cara-cara yang dipakai dalam mengaudit kewajaran laporan keuangan. Hasil dari penerapan teknik audit adalah bukti audit . Oleh karena itu ada penulis yang menggunakan istilah teknik audit dan jenis bukti audit dalam makna yang sama. Cakupan dari berbagai teknik audit dalam berbagai audit investigatif, seperti teknik-teknik yang diterapkan d a l a m k e j a h a t a n p e r p a j a k a n d a n k e j a h a t a n terorganisasi (organized crime), Follow the Money dalam fraud dan tindak pidana pencucian uang, teknik pembuktian hukum, computer forensic, dan lain sebagainya.
  • 3. KUNCI KEBERHASILAN Kunci keberhasilan dari semua teknik audit investigatif adalah sebagai berikut: 1. Mengerti dengan baik persoalan yang akan dipecahkan, apa yang akan di audit investigatif. Di pembahasan sebelumnya dijelaskan bagaimana akuntan forensik mengidentifikasi persoalan ini, sejak tahap audit fraud yang proaktif sampai diterimanya tuduhan, dugaan, keluhan, dan temuan sementara. 2. Kuasai dengan baik teknik-teknik audit investigatif. Penguasaan yang baik memungkinkan investigator menerapkan teknik yang tepat untuk menyelesaikan persoalan yang investigator identifikasi. Sama seperti pemancing di atas, atau seorang seni pahat memilih alat yang tepat dalam setiap tahap pekerjaannya.
  • 4. 3. Cermat dalam menerapkan teknik yang dipilih. Biarpun tekniknya tepat, apabila pelaksanaan tidak cermat, hasilnya tidak seperti diharapkan. Itulah sebabnya mengapa due professional care merupakan standar audit yang penting. Dalam audit investigatif, kecermatan ini terlihat antara lain dari cara investigator mengajukan pertanyaan, menentukan kapan pertanyaan tersebut harus diajukan, menindaklanjuti jawabannya, mempertanyakan sesuatu (ungkapan khas investigator: “apa iya”, “adakah cara atau jalan lain”, “apakah ini tidak terlalu bagus untuk benar” atau too good to be true, dan seterusnya). 4. Cermat dalam menarik kesimpulan dari hasil penerapan teknik yang investigator pilih. Temuan yang kelihatannya “sepele”, di tangan penyelidik yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas, merupakan bukti yang kuat dalam proses pengadilan. Kecermatan dalam menafsirkan temuan jelas terlihat dalam computer forensics.
  • 6. MEMERISKA FISIK DAN MENGAMATI Untuk audit investigatif, penulis tidak membedakan pemeriksaan fisik dan pengamatan dalam kedua teknik ini investor menggunakan inderanya, unutk mengetahui atau memahami sesuatu. Dari beberapa contoh disamping, kita melihat berbagai tingkat pemahaman yang bisa diperoleh dari pengamatan dan pemeriksaan fisik. 1. Dari kunjungan ke lokasi yang terkena dampak semburan lumpur panas diporong, sidoarjo tahun 2006, investigator menyaksikan sendiri apa yang terjadi dan luasnya musibah. Ini salah satu untuk pemahaman ini penting ketika nantinya ia membaca laporan para ahli secra rinci tentang luasnya kerusakan dan besarnya kerugian. 2. Dari kunjungan ke wilayah yang terkena gempa, para relawan dan petugas dari dinas sosial dapat menentukan jumlah kilometer jalan, rumah, sekolah rumah ibadah, kantor, pabrik, dan lain-lainyang rusak, pemahaman ini lebih dalam dari “bayangan” mengenai intensitas kerugian akibat semburan lumpur panas tadi. Di sini ada data kuantitatif.
  • 7. MEMINTA INFORMASI DAN KONFIRMASI Meminta konfirmasi adalah meminta pihak lain (dari yang diaudit investigatif) untuk menegaskan kebenaran atau kehidupan suatu informasi. Dalam audit, teknik ini umumnya diterapkan untuk mendapat berbagai informasi, keuangan maupun non-keuangan. Dalam audit investigatif kita harus memperhatikan apakah pihak ketiga mempunyai kepentingan dalam audit investigatif. Dalam kasus tender pengadaan barang, permintaan konfirmasi dari penyuplai yang cenderung melindungi pejabat, perlu diperkuat. Misalnya dengan konfirmasi direktorat jendral Bea & Cukai, kalau barang tersebut diimpor.
  • 8. MEMERIKSA DOKUMEN Teknik ini tidak memerlukan pembahasan khusus . tak ada audit investigatif tanpa pemeriksaan dokumen. Hanya saja, dengan kemajuan teknologi, definisi dokumen menjadi lebih luas, termasuk informasi yang di olah, disimpan, dan dipindahkan secara elektronis (digital). Ini merupakan pokok bahasan bab 18. (computer forensik)
  • 9. REVIEW ANATIKAL Dellolite Haskins & sells ( disingkat DHS, cikal bakal dari Delloitte Tohmatsu) mencatat penggunaan teknik ini dalam audit manual mereka di tahun 1930-an. Di akhir 1960-an dan awal DHS Mengembangkan berbagai perangkat lunak untuk review analitikal, di antaranya statistical tecniques for Analiytical review (STAR) in auditing. Judul yang sama di gunakan sebagai judul dari buku yang ditulis kedua pionir dalam bidang ini, Kenneth W. Stringer dan Trevor R. Stewart. Dalam review analitikal yang penting bukanya perangkat lunaknya, tetapi semangatnya, seperti dikatakan Haouck di atas: “think analytical first”! ini ciri auditor (dan investigator) yang tangguh. Kuasai gambaran besarnya lebih dahulu.
  • 10. Ada bermacam-macam variasi dan teknik review anatikal, namun semuanya didasarkan atas perbandingan antara apa yang dihadapi dan apa yang layaknya harus terjadi, dan berusaha menjawab sebabnya terjadi kesenjangan. Apakah ada kesalahan (error), fraud, atau salah memurumuskan patokannya.
  • 11. Betriebes Vergleich dan Zeit Vergleich Dalam Zeit Vergleich kita membandingkan perusahaan yang kita audit investigatif pada saat sekarang dengan hal yang sama di masa (Zeit) lalu. Dalam Zeit Vergleich kita mencoba memahami bagaimana perusahaan yang kita audit investigatif ini berbeda dengan masa lalunya, dan mengapa. Kembali kepada Michael Porter, ia menggunakan Zeit Vergleich (yanoa menggunakan istilah ini) untuk menerangkan kesinambungan laba (profit sustainability) dari suatu perusahaan. Investigator menggunakan teknik yang sama untuk melihat indikasi fraud, karena fraud mengancam kesinambungan laba tadi. Membandingkan Anggran dengan Realisasi Membandingkan data anggaran dan realisasi dapat mengindikasikan adanya fraud. Hal yang perlu dipahami di sini adalah mekanisme pelaksanaan anggaran, evaluasi atas pelaksanaan anggaran, dan insentif (keuangan maupun nonkeuagan) yang terkandung dalam sistem anggaranya. Dalam entitas yang merupakan profit center atau revenue center, pejabat tertentu menerima insentif (bonus) sesuai dengan “keberhasilan” yang diukur dengan pelampauan anggaran. Investigator perlu mengantisipasi kecenderungan realisasi penjualannya dibuat tinggi (overstated)
  • 12. Analisis Vertikal dan Horizontal Analisis vertikal dan horizontal merupakan analisis rasio laporan keuangan. Analisis vertikal menunjukkan rasio antara suatu akun dengan akun lainya dalam laporan keuangan untuk tahun yang sama. Contoh analisis vertikal dalam laporan laba rugi rasio antara harga pokok penjualan dengan penjualan, rasio antara laba kotor dengan penjualan, rasio antara biaya penjualan dengan penjualan, rasio antar biaya administrasi dengan penjualan, dan seterusnya. Analisis ini di sebut analisis vertikal karena angka – angka yang dibandingkan terletak secara vertikal dalam laporan keuangan. Analisis vertikal, kita dapat mengubah angka-angka dalam presentase (%). Laporan keuangan dalam presentase ini disebut laporan keuangan berukuran sama (common- size financial statemaent). Ada neraca berukuran sama (common-size balance sheet), laporan laba rugi berukuran sama (common-size cash-flow statement). Analisis horizontal menunjukkan perubahan (kenaikan atau penurunan) suatu akun untuk suatu tahun (periode) dibandingkan tahun (periode) sebelumnya atau tahun (periode) berikutnya.
  • 13. Hubungan antara Satu Data Keuangan dengan Data Keuangan Lain Beberapa akun, baik dalam suatu maupun beberapa laporan keuangan bisa mempunyai keterkaitan yang bisa dapat dimanfaatkan untuk review analitikal. Contoh: angka penjualan dengan piutang dan persediaan rata-rata, angka penjualan dengan bonus bagian penjualan, penghasilan bunga dengan saldo rata-rata tabungan dan seterusnya. Menggunakan Data Nonkeuangan Contoh – contoh di atas menggunakan data keuangan. Inti dari review analitikal adalah mengenal pola hubungan, relationship pattern. Pola hubungan ini tidak mesti hanya antara satu data keuangan dengan data keuangan lain. Pola hubungan non keuangan pun bisa bermacam – macam bentuknya. Review analitikal sering dilakukan dengan hitungan cepat (dalam bahasa Inggris back-of-the-envlope computation) untuk menunjukkan keganjilan. Seoarang bankir mencatat informasi yang diterima dari calon nasabah kreditnya. Dengan cepat ia menentukan bahwa pabrik pulp berkapasitas besar di lokasi yang terisolasi, tidak akan beroperasi karena bahan bakunya tidak akan cukup. Semua data untuk membuat kesimpulan itu ia peroleh. Selama makan siang dengan calon debiturnya.
  • 14. Regresi atau Analisis Trend Dengan data historikal yang memadai (makin banyak makin baik., ceteris paribus), review analitikal dapat mengungkapkan trend berbagai perangkat lunak mempermudah hitungan dan grafiknya, misalnya STAR, perangkat lunak Deloitte yang di sebut di atas. Menggunakan Indikator Ekonomi Makro Ada hubungan antara bes arnya pajak penghasilan yang diperoleh dalam suatu waktu dengan indikator – indikator ekonomi seperti inflasi, tingkat pengangguran cadangan devisa. Indikator ekonomi negara – negara yang menjadi partner perdagangan Indonesia, harga minyak mentah dan komoditi lain, dan lain – lain. Ini merupakan bidang studi yang ditekuni para ahli ekonomi makro dan ekonometri.
  • 15. MENGHITUNG KEMBALI Menghitung kembali atau reperform tidak lain dari mengecek kebenaran perhitungan (kali, bagi. Tambah ,kurang, dan lain-lain). Ini prosedur yang sangat lazim dari audit. Biasanya tugas ini diberikan kepada seorang yang baru mulai bekerja sebagai auditor, seorang junior auditor di kantor akuntan. Dalam audit investigatif, perhitungan yang di hadapi umumnya sangat kompleks, didasarkan atas kontrak atau perjanjian yang rumit , mungkin sudah terjadi perubahan dan renegosiasi berkali – kali degan penjabat (atau kabinet) yang berbeda. Perhitungan ini dilakukan atau disupervisi oleh investigator yang berpengalaman.
  • 16. AUDIT INVESTIGATIF DENGAN TEKNIK PERPAJAKAN NET WORTH METHOD EXPENDITURE METHOD
  • 17.
  • 18. Net Worth Method untuk Perpajakan Di Amerika Serikat di mana net worth method diterima sebagai cara pembuktian tidak langsung, dasar penggunaannya adalah kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan semua penghasilannya (sebagaimana didefinisikan oleh undang-undangnya) dalam tax returns mereka. Ketentuan serupa juga berlaku di Indonesia di mana Wajib Pajak diwajibkan penghasilannya secara lengkap dan benar dalam SPT (surat Pemberitahuan Tahunan, dalam hal ini SPT PPh). Pemeriksaan pajak menetapkan net worth atau kekayaan bersih pada awal tahun. Ini diperoleh dengan pengurangan seluruh aset seseorang dengan seluruh kewajibannya. Jadi, diawal tahun tertentu, sebutlah tahun 1, net worth = asset – liabilities. Hal yang sama dilakukan untuk menentukan net worth tahun 2. Selanjutnya net worth tahun 1 dibandingkan dengan net worth tahun 2. Perbandingan ini akan menghasilkan kenaikan net worth (net worth increase) yang harusnya sama dengan PKP untuk tahun 2. Oleh karena itu, kenaikan net worth dibandingkan dengan penghasilan yang dilaporkan dalam SPT PPh tahun 2. Contoh perhitungan PKP belum dilaporkan dengan Net Worth Method pada tabel 14.1.
  • 19. Tabel 14.1 Net Worth Method untuk Menentukan PKP yang Belum Dilaporkan
  • 20. Ada beberapa istilah bahasa Inggris yang perlu dipahami dalam membaca tabel diatas : • Nondeductible expenses adalah biaya-biaya yang tidak boleh dibebankan dalm menghitung PKP. Untuk Wajib Pajak perorangan di Indonesia, ini adalah hampir seluruh biaya hidup seseorang, karena yang boleh dikurangkan (deductible) hanyalah pengurangan penghasilan bruto berupa Biaya Jabatan, Biaya Pensiun, Iuran Pensiun dan THT. Oleh karena itu, nondeductible expenses harus ditambahkan kepada net worth increase. • Nontaxable income adalah penghasilan seseorang (atau perusahaan) yang untuk kepentingan perpajakan bukan PKP. Ini harus dikurangkan dari net worth increase.
  • 21. • Corrected taxable income adalah PKP sesungguhnya atau yang seharusnya dilaporkan oleh Wajib Pajak berdasarkan perhitungan net worth method. • Unreported taxable income adalah PKP yang belum dilaporkan oleh Wajib Pajak dalam SPT-nya. Informasi inilah yang dihitung pemeriksa atau penyidik pajak.
  • 22. Net Worth Method untuk Organized Crime Dengan rumus yang hampir sama, kita dapat menentukan illegal income. Seperti disebutkan tadi, di Amerika Serikat metode ini digunakan dalam memerangi organized crime. Di Indonesia pendekatan ini dapat digunakan untuk memerangi korupsi. Ketentuan perundangannya sudah ada, yakni laporan mengenai kekayaan pejabat Legal income dalam rumus di bawah adalah semua penghasilan yang dilaporkan oleh yang bersangkutan. Inilah yang dibandingkan dengan net worth method increase (sesudah di – adjust dengan personal expenses ) untuk menentukan illegal income.
  • 23. Beberapa Catatan Ada beberapa catatan yang harus diperhatikan penyidik atau investigator dalam menerapkan net worth method : Rekaman, Makin banyak transaksi terekam, makin ampuh pula net worth method. Misalnya, penggunaan rekening bank baik giro, tabungan, maupun deposito.Semuanya terekam, semuanya meninggalkan jejak. Contoh lain, penggunaan kartu kredit, kartu debit. Penyimpanan uang tunai, Istilah sehari-hari adalah simpan bawah bantal atau cash hoarding. Pelaku kejahatan cukup canggih untuk menggunakan jasa perbankan atau pasar modal untuk menanamkan uang dalam jumlah besar. Akan tetapi, dalam berbagai kasus pidana perpajakan, pencucian uang, dan korupsi yang besar-besar sekalipun, cash hoarding masih sering dilakukan.
  • 24. Tambahan “penghasilan”, Penjelasan yang diberikan oleh pelaku untuk unreporttaxable income atau illegal income bisa bermacam- macam, mulai dari warisan, pinjaman, hadiah atau gratifikasi, dan lain-lain. Pembalikan beban pembuktian, sebenarnya net worth method membalikkankewajiban membuktikan dari pemerintah kepada yang bersangkutan. Rumusnya logis,dan kalau pelaku sudah melaporkan semua unsur dengan rumus net worth method maka tidak akan ada lagi unreport taxable income atau illegal income. Atau kalaupun ada, jumlahnya tidak boleh materiel atau signifikan Catatan pembukuan, yang sering kali menjadi tantangan bagi penyidik adalah tidak adanya catatan pembukuan. Atau, itulah yang sering diklaim oleh pelaku kejahatan. Oleh karena itu, kantor pajak di zaman penjajahan Belanda secara aktif melakukan penelitian dari bermacam-macam kelompok etnis. Kesungguhan dan kejelian penyidik sering berhasil “mengorek” catatan-catatan informal yang secara sengaja maupun tidak sengaja dihimpun oleh pelaku kejahatan sebelum audit investigatif dilakukan.
  • 25. Penyidik kurang sabar, dalam menghadapi pelaku yang tangguh dalam tindak pidana perpajakan, penyidik mungkin menyerah ketika pelaku bersedia membayar dengan cepat “temuan si penyidik”. Penyidik perlu berhati-hati terutama ketika menerapkan net worth method untuk pertama kalinya pada wajib pajak yang bersangkutan. Itu sebabnya, informasi penting harus dikumpulkan, baik secara formal maupun informal. Pembuktian tidak langsung, berulang kali dijelaskan di atas bahwa net worth method adalah metode pembuktian tidak langsung, dan membalikkan beban pembuktian kepada pelaku. Di Indonesia, undang- undang belum menentukan networth method sebagai alat pembuktian. Kalau akan menggunkannya, cara pembuktiannya harus dengan ketentuan-ketentuan yang melindungi wajib pajak. Tuduhan atau dakwaan harus jelas dan ditetapkan secara formal dalam surat tugas, khususnya dalam makna dan sifat net worth method, asumsi yang dipakai, dan kesimpulan yang dapat ditarik oleh kedua pihak.
  • 26. Kejahatan lain, sering kali dalam menerapkan net worth method untuk tujuan perpajakan, penyidik dapat mengungkapkan kejahatan lain, jadi bukan tindak pidana perpajakan.
  • 27. EXPENDITURE METHOD Expenditure method adalah derivasi dari net worth method. Namun, perlakuan terhadap aset dan kewajibannya berbeda. Expenditure method dimaksudkan untuk menetukan unreported taxable income. Expenditure method lebih cocok untuk para Wajib Pajak yang tidak mengumpulkan harta benda, tetapi mempunyai pengeluaran-pengeluaran besar (mewah). Rumus untuk menghitung illegal income dengan menggunakan expenditure method lebih sederhana daripada perhitungan unreported taxable income, yakni: Illegal income = expenditure dikurangi penghasilan dari legal sources. Perhitungan unreported taxabel income dapat dilihat pada Tabel 14.3.
  • 28.
  • 29. Expenditure method harusnya digunakan untuk kasus perpajakan apabila kondisi-kondisi berikut sangat kuat atau dominan ; 1. Wajib Pajak tidak menyelenggarakan pembukuan atau catatan. 2. Pembukuan dan catatan Wajib Pajak tidak tersedia, misalnya karena terbakar. 3. Wajib Pajak menyelenggarakan pembukuan tetapi tidak memadai. 4. Wajib Pajak Menyembunyikan pembukuannya. 5. Wajib Pajak tidak mempunyai aset yang terlihat atau dapat diidentifikasi.
  • 30. Expenditure method harusnya digunakan untuk kasus organized crime apabila kondisi-kondisi berikut sangat kuat atau dominan ; 2. Tersangka mempunyai gaya hidup mewah dan agaknya di luar kemampuannya. 1. Tersangka kelihatannya tidak membeli aset seperti rumah, tanah, saham, perhiasan, mobil atau kapal mewah, dan seterusnya. 3. Tersangka diduga mengepalai jaringan kejahatan, atau semua saksi yang memberatkan dia adalah para penjahat yang sudah di jatuhi hukuman. 4. Ilegal income harus ditentukan untuk menghitung denda (misalnya, dalam kejahatan penebangan hutan ilegal), menghitung kerugian keuangan negara (dalam kasus korupsi), dan pungutan negara lainnya.
  • 31. PENERAPANNYA DI INDONESIA Apakah metode net worth method dan expenditure method dapat diterapkan di Indonesia? Di bawah ini akan disajikan contoh dan beberapa pertanyaan. Jawaban atas pertanyaan- pertanyaan itu memberi petunjuk atas penerapannya. Contoh pertama, laporan PPATK tentang transaksi bank atau transfer yang sangat besar ke rekening penyelenggara negara, termasuk penegak hukum, anggota DPR dan pimpinan partai politik. PPATK tidak melakukan investigasi. Laporannya merupakan bagian dari pelaporan transaksi mencurigakan (supicious transaction reporting) oleh lembaga keuangan ke PPATK.
  • 32. 1. Apa yang Anda lakukan dengan informasi ini? 2. Apakah Laporan Kekayaan Pejabat dapat dimanfaatkan? Kalau tidak, mengapa tidak? Kalau dapat, untuk apa dan bagaimana melaksanakannya! 3. Apakah informasi perpajakan seperti SPT dapat dimanfaatkan? Kalau tidak, mengapa tidak? Kalau dapat, untuk apa dan bagaimana melaksanakannya?