Teknik audit adalah cara-cara yang dipakai dalam mengaudit kewajaran laporan keuangan. Hasil dari penerapan teknik audit adalah bukti audit . Oleh karena itu ada penulis yang menggunakan istilah teknik audit dan jenis bukti audit dalam makna yang sama. Cakupan dari berbagai teknik audit dalam berbagai audit investigatif, seperti teknik-teknik yang diterapkan dalam kejahatan perpajakan dan kejahatan terorganisasi (organized crime), Follow the Money dalam fraud dan tindak pidana pencucian uang, teknik pembuktian hukum, computer forensics, dan lain sebagainya.
Ada tujuh teknik yang di rinci dalam bentuk kata kerja bahasa indonesia, dengan jenis bukti auditnya dalam kurung (kata benda bahasa inggris) yakni:
1.Memeriksa fisik (physical examination)
2.Meminta konfirmasi (confirmation)
3.Memeriksa dokumen (documentation)
4.Reviw analitikal (analytic review atau analitycal review)
5. Meminta informasi lisan atau dari audit (inquiries of the auditee)
6. Menghitung kembali (reperformance)
7. Mengamati (observation)
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
TEKNIK AUDIT INVESTIGATIF
1. AUDIT INVESTIGATIF DENGAN TEKNIK AUDIT
DAN TEKNIK PERPAJAKAN
KULIAH_6
AKUNTANSI FORENSIK DAN AUDIT INVESTIGASI
LINDA GRACE LOUPATTY, SE., M.AK.,AK
2. AUDIT INVESTIGATIF
DENGAN TEKNIK AUDIT
Teknik audit adalah cara-cara yang dipakai dalam
mengaudit kewajaran laporan keuangan. Hasil dari
penerapan teknik audit adalah bukti audit . Oleh karena
itu ada penulis yang menggunakan istilah teknik audit
dan jenis bukti audit dalam makna yang sama. Cakupan
dari berbagai teknik audit dalam berbagai audit
investigatif, seperti teknik-teknik yang diterapkan
d a l a m k e j a h a t a n p e r p a j a k a n d a n k e j a h a t a n
terorganisasi (organized crime), Follow the Money
dalam fraud dan tindak pidana pencucian uang, teknik
pembuktian hukum, computer forensic, dan lain
sebagainya.
3. KUNCI KEBERHASILAN
Kunci keberhasilan dari semua teknik audit investigatif
adalah sebagai berikut:
1. Mengerti dengan baik persoalan yang akan dipecahkan, apa yang akan
di audit investigatif. Di pembahasan sebelumnya dijelaskan bagaimana
akuntan forensik mengidentifikasi persoalan ini, sejak tahap audit
fraud yang proaktif sampai diterimanya tuduhan, dugaan, keluhan,
dan temuan sementara.
2. Kuasai dengan baik teknik-teknik audit investigatif. Penguasaan yang baik
memungkinkan investigator menerapkan teknik yang tepat untuk
menyelesaikan persoalan yang investigator identifikasi. Sama seperti
pemancing di atas, atau seorang seni pahat memilih alat yang tepat dalam
setiap tahap pekerjaannya.
4. 3. Cermat dalam menerapkan teknik yang dipilih. Biarpun tekniknya tepat,
apabila pelaksanaan tidak cermat, hasilnya tidak seperti diharapkan.
Itulah sebabnya mengapa due professional care merupakan standar
audit yang penting. Dalam audit investigatif, kecermatan ini terlihat
antara lain dari cara investigator mengajukan pertanyaan, menentukan
kapan pertanyaan tersebut harus diajukan, menindaklanjuti
jawabannya, mempertanyakan sesuatu (ungkapan khas investigator:
“apa iya”, “adakah cara atau jalan lain”, “apakah ini tidak terlalu
bagus untuk benar” atau too good to be true, dan seterusnya).
4. Cermat dalam menarik kesimpulan dari hasil penerapan teknik yang
investigator pilih. Temuan yang kelihatannya “sepele”, di tangan
penyelidik yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman yang luas,
merupakan bukti yang kuat dalam proses pengadilan. Kecermatan
dalam menafsirkan temuan jelas terlihat dalam computer forensics.
6. MEMERISKA FISIK DAN
MENGAMATI
Untuk audit investigatif,
penulis tidak membedakan
pemeriksaan fisik dan
pengamatan dalam kedua
teknik ini investor
menggunakan inderanya,
unutk mengetahui atau
memahami sesuatu. Dari
beberapa contoh
disamping, kita melihat
berbagai tingkat
pemahaman yang bisa
diperoleh dari pengamatan
dan pemeriksaan fisik.
1. Dari kunjungan ke lokasi yang terkena dampak semburan
lumpur panas diporong, sidoarjo tahun 2006, investigator
menyaksikan sendiri apa yang terjadi dan luasnya musibah. Ini
salah satu untuk pemahaman ini penting ketika nantinya ia
membaca laporan para ahli secra rinci tentang luasnya kerusakan
dan besarnya kerugian.
2. Dari kunjungan ke wilayah yang terkena gempa, para
relawan dan petugas dari dinas sosial dapat menentukan
jumlah kilometer jalan, rumah, sekolah rumah ibadah,
kantor, pabrik, dan lain-lainyang rusak, pemahaman ini
lebih dalam dari “bayangan” mengenai intensitas
kerugian akibat semburan lumpur panas tadi. Di sini
ada data kuantitatif.
7. MEMINTA INFORMASI DAN
KONFIRMASI
Meminta konfirmasi adalah meminta pihak lain (dari yang
diaudit investigatif) untuk menegaskan kebenaran atau
kehidupan suatu informasi. Dalam audit, teknik ini
umumnya diterapkan untuk mendapat berbagai informasi,
keuangan maupun non-keuangan.
Dalam audit investigatif kita harus memperhatikan
apakah pihak ketiga mempunyai kepentingan dalam audit
investigatif. Dalam kasus tender pengadaan barang,
permintaan konfirmasi dari penyuplai yang cenderung
melindungi pejabat, perlu diperkuat. Misalnya dengan
konfirmasi direktorat jendral Bea & Cukai, kalau barang
tersebut diimpor.
8. MEMERIKSA DOKUMEN
Teknik ini tidak memerlukan
pembahasan khusus . tak ada audit
investigatif tanpa pemeriksaan
dokumen. Hanya saja, dengan
kemajuan teknologi, definisi dokumen
menjadi lebih luas, termasuk informasi
yang di olah, disimpan, dan
dipindahkan secara elektronis (digital).
Ini merupakan pokok bahasan bab 18.
(computer forensik)
9. REVIEW ANATIKAL
Dellolite Haskins & sells ( disingkat DHS, cikal bakal dari Delloitte Tohmatsu)
mencatat penggunaan teknik ini dalam audit manual mereka di tahun 1930-an. Di akhir
1960-an dan awal DHS Mengembangkan berbagai perangkat lunak untuk review
analitikal, di antaranya statistical tecniques for Analiytical review (STAR) in auditing.
Judul yang sama di gunakan sebagai judul dari buku yang ditulis kedua pionir dalam
bidang ini, Kenneth W. Stringer dan Trevor R. Stewart.
Dalam review analitikal yang penting bukanya perangkat lunaknya, tetapi semangatnya,
seperti dikatakan Haouck di atas: “think analytical first”! ini ciri auditor (dan
investigator) yang tangguh. Kuasai gambaran besarnya lebih dahulu.
10. Ada bermacam-macam variasi dan teknik
review anatikal, namun semuanya didasarkan
atas perbandingan antara apa yang dihadapi
dan apa yang layaknya harus terjadi, dan
berusaha menjawab sebabnya terjadi
kesenjangan. Apakah ada kesalahan (error),
fraud, atau salah memurumuskan patokannya.
11. Betriebes Vergleich dan Zeit Vergleich
Dalam Zeit Vergleich kita membandingkan
perusahaan yang kita audit investigatif pada
saat sekarang dengan hal yang sama di masa
(Zeit) lalu. Dalam Zeit Vergleich kita
mencoba memahami bagaimana perusahaan
yang kita audit investigatif ini berbeda dengan
masa lalunya, dan mengapa. Kembali kepada
Michael Porter, ia menggunakan Zeit
Vergleich (yanoa menggunakan istilah ini)
untuk menerangkan kesinambungan laba
(profit sustainability) dari suatu perusahaan.
Investigator menggunakan teknik yang sama
untuk melihat indikasi fraud, karena fraud
mengancam kesinambungan laba tadi.
Membandingkan Anggran dengan
Realisasi
Membandingkan data anggaran dan realisasi
dapat mengindikasikan adanya fraud. Hal
yang perlu dipahami di sini adalah
mekanisme pelaksanaan anggaran, evaluasi
atas pelaksanaan anggaran, dan insentif
(keuangan maupun nonkeuagan) yang
terkandung dalam sistem anggaranya.
Dalam entitas yang merupakan profit center
atau revenue center, pejabat tertentu
menerima insentif (bonus) sesuai dengan
“keberhasilan” yang diukur dengan
pelampauan anggaran. Investigator perlu
mengantisipasi kecenderungan realisasi
penjualannya dibuat tinggi (overstated)
12. Analisis Vertikal dan Horizontal
Analisis vertikal dan horizontal merupakan analisis rasio laporan keuangan. Analisis vertikal
menunjukkan rasio antara suatu akun dengan akun lainya dalam laporan keuangan untuk
tahun yang sama.
Contoh analisis vertikal dalam laporan laba rugi rasio antara harga pokok penjualan dengan
penjualan, rasio antara laba kotor dengan penjualan, rasio antara biaya penjualan dengan
penjualan, rasio antar biaya administrasi dengan penjualan, dan seterusnya. Analisis ini di
sebut analisis vertikal karena angka – angka yang dibandingkan terletak secara vertikal dalam
laporan keuangan.
Analisis vertikal, kita dapat mengubah angka-angka dalam presentase (%). Laporan
keuangan dalam presentase ini disebut laporan keuangan berukuran sama (common-
size financial statemaent). Ada neraca berukuran sama (common-size balance sheet),
laporan laba rugi berukuran sama (common-size cash-flow statement).
Analisis horizontal menunjukkan perubahan (kenaikan atau penurunan) suatu akun
untuk suatu tahun (periode) dibandingkan tahun (periode) sebelumnya atau tahun
(periode) berikutnya.
13. Hubungan antara Satu Data Keuangan
dengan Data Keuangan Lain
Beberapa akun, baik dalam suatu maupun
beberapa laporan keuangan bisa mempunyai
keterkaitan yang bisa dapat dimanfaatkan
untuk review analitikal. Contoh: angka
penjualan dengan piutang dan persediaan
rata-rata, angka penjualan dengan bonus
bagian penjualan, penghasilan bunga dengan
saldo rata-rata tabungan dan seterusnya.
Menggunakan Data Nonkeuangan
Contoh – contoh di atas menggunakan data keuangan. Inti
dari review analitikal adalah mengenal pola hubungan,
relationship pattern. Pola hubungan ini tidak mesti hanya
antara satu data keuangan dengan data keuangan lain. Pola
hubungan non keuangan pun bisa bermacam – macam
bentuknya.
Review analitikal sering dilakukan dengan hitungan cepat
(dalam bahasa Inggris back-of-the-envlope computation)
untuk menunjukkan keganjilan. Seoarang bankir mencatat
informasi yang diterima dari calon nasabah kreditnya.
Dengan cepat ia menentukan bahwa pabrik pulp
berkapasitas besar di lokasi yang terisolasi, tidak akan
beroperasi karena bahan bakunya tidak akan cukup.
Semua data untuk membuat kesimpulan itu ia peroleh.
Selama makan siang dengan calon debiturnya.
14. Regresi atau Analisis Trend
Dengan data historikal yang memadai (makin
banyak makin baik., ceteris paribus), review
analitikal dapat mengungkapkan trend berbagai
perangkat lunak mempermudah hitungan dan
grafiknya, misalnya STAR, perangkat lunak
Deloitte yang di sebut di atas.
Menggunakan Indikator Ekonomi Makro
Ada hubungan antara bes arnya pajak
penghasilan yang diperoleh dalam suatu waktu
dengan indikator – indikator ekonomi seperti
inflasi, tingkat pengangguran cadangan devisa.
Indikator ekonomi negara – negara yang
menjadi partner perdagangan Indonesia, harga
minyak mentah dan komoditi lain, dan lain –
lain. Ini merupakan bidang studi yang ditekuni
para ahli ekonomi makro dan ekonometri.
15. MENGHITUNG KEMBALI
Menghitung kembali atau reperform tidak lain dari mengecek kebenaran perhitungan
(kali, bagi. Tambah ,kurang, dan lain-lain). Ini prosedur yang sangat lazim dari audit.
Biasanya tugas ini diberikan kepada seorang yang baru mulai bekerja sebagai auditor,
seorang junior auditor di kantor akuntan.
Dalam audit investigatif, perhitungan yang di hadapi umumnya sangat kompleks,
didasarkan atas kontrak atau perjanjian yang rumit , mungkin sudah terjadi perubahan
dan renegosiasi berkali – kali degan penjabat (atau kabinet) yang berbeda. Perhitungan
ini dilakukan atau disupervisi oleh investigator yang berpengalaman.
18. Net Worth Method untuk Perpajakan
Di Amerika Serikat di mana net worth method diterima sebagai cara pembuktian tidak langsung,
dasar penggunaannya adalah kewajiban Wajib Pajak untuk melaporkan semua penghasilannya
(sebagaimana didefinisikan oleh undang-undangnya) dalam tax returns mereka.
Ketentuan serupa juga berlaku di Indonesia di mana Wajib Pajak diwajibkan penghasilannya
secara lengkap dan benar dalam SPT (surat Pemberitahuan Tahunan, dalam hal ini SPT PPh).
Pemeriksaan pajak menetapkan net worth atau kekayaan bersih pada awal tahun. Ini diperoleh
dengan pengurangan seluruh aset seseorang dengan seluruh kewajibannya. Jadi, diawal tahun
tertentu, sebutlah tahun 1, net worth = asset – liabilities. Hal yang sama dilakukan untuk
menentukan net worth tahun 2.
Selanjutnya net worth tahun 1 dibandingkan dengan net worth tahun 2. Perbandingan ini akan
menghasilkan kenaikan net worth (net worth increase) yang harusnya sama dengan PKP untuk
tahun 2. Oleh karena itu, kenaikan net worth dibandingkan dengan penghasilan yang dilaporkan
dalam SPT PPh tahun 2. Contoh perhitungan PKP belum dilaporkan dengan Net Worth Method
pada tabel 14.1.
20. Ada beberapa istilah bahasa Inggris yang perlu dipahami dalam
membaca tabel diatas :
• Nondeductible expenses adalah biaya-biaya yang tidak boleh
dibebankan dalm menghitung PKP. Untuk Wajib Pajak perorangan
di Indonesia, ini adalah hampir seluruh biaya hidup seseorang,
karena yang boleh dikurangkan (deductible) hanyalah pengurangan
penghasilan bruto berupa Biaya Jabatan, Biaya Pensiun, Iuran
Pensiun dan THT. Oleh karena itu, nondeductible expenses harus
ditambahkan kepada net worth increase.
• Nontaxable income adalah penghasilan seseorang (atau perusahaan) yang
untuk kepentingan perpajakan bukan PKP. Ini harus dikurangkan dari net
worth increase.
21. • Corrected taxable income adalah PKP sesungguhnya atau yang
seharusnya dilaporkan oleh Wajib Pajak berdasarkan perhitungan
net worth method.
• Unreported taxable income adalah PKP yang belum dilaporkan
oleh Wajib Pajak dalam SPT-nya. Informasi inilah yang dihitung
pemeriksa atau penyidik pajak.
22. Net Worth Method untuk Organized Crime
Dengan rumus yang hampir sama, kita
dapat menentukan illegal income. Seperti
disebutkan tadi, di Amerika Serikat
metode ini digunakan dalam memerangi
organized crime. Di Indonesia pendekatan
ini dapat digunakan untuk memerangi
korupsi. Ketentuan perundangannya sudah
ada, yakni laporan mengenai kekayaan
pejabat
Legal income dalam rumus di bawah
adalah semua penghasilan yang
dilaporkan oleh yang bersangkutan.
Inilah yang dibandingkan dengan net
worth method increase (sesudah di –
adjust dengan personal expenses ) untuk
menentukan illegal income.
23. Beberapa Catatan
Ada beberapa
catatan yang
harus
diperhatikan
penyidik atau
investigator
dalam
menerapkan
net worth
method :
Rekaman, Makin banyak transaksi terekam, makin ampuh pula
net worth method. Misalnya, penggunaan rekening bank baik
giro, tabungan, maupun deposito.Semuanya terekam, semuanya
meninggalkan jejak. Contoh lain, penggunaan kartu kredit, kartu
debit.
Penyimpanan uang tunai, Istilah sehari-hari adalah simpan
bawah bantal atau cash hoarding. Pelaku kejahatan cukup
canggih untuk menggunakan jasa perbankan atau pasar modal
untuk menanamkan uang dalam jumlah besar. Akan tetapi, dalam
berbagai kasus pidana perpajakan, pencucian uang, dan korupsi
yang besar-besar sekalipun, cash hoarding masih sering
dilakukan.
24. Tambahan “penghasilan”, Penjelasan yang
diberikan oleh pelaku untuk unreporttaxable
income atau illegal income bisa bermacam-
macam, mulai dari warisan, pinjaman, hadiah
atau gratifikasi, dan lain-lain.
Pembalikan beban pembuktian, sebenarnya net
worth method membalikkankewajiban membuktikan
dari pemerintah kepada yang bersangkutan.
Rumusnya logis,dan kalau pelaku sudah melaporkan
semua unsur dengan rumus net worth method maka
tidak akan ada lagi unreport taxable income atau
illegal income. Atau kalaupun ada, jumlahnya tidak
boleh materiel atau signifikan
Catatan pembukuan, yang sering
kali menjadi tantangan bagi
penyidik adalah tidak adanya
catatan pembukuan. Atau, itulah
yang sering diklaim oleh pelaku
kejahatan. Oleh karena itu, kantor
pajak di zaman penjajahan
Belanda secara aktif melakukan
penelitian dari bermacam-macam
kelompok etnis. Kesungguhan dan
kejelian penyidik sering berhasil
“mengorek” catatan-catatan
informal yang secara sengaja
maupun tidak sengaja dihimpun
oleh pelaku kejahatan sebelum
audit investigatif dilakukan.
25. Penyidik kurang sabar, dalam
menghadapi pelaku yang tangguh dalam
tindak pidana perpajakan, penyidik
mungkin menyerah ketika pelaku
bersedia membayar dengan cepat
“temuan si penyidik”. Penyidik perlu
berhati-hati terutama ketika menerapkan
net worth method untuk pertama kalinya
pada wajib pajak yang bersangkutan. Itu
sebabnya, informasi penting harus
dikumpulkan, baik secara formal
maupun informal.
Pembuktian tidak langsung, berulang kali
dijelaskan di atas bahwa net worth method
adalah metode pembuktian tidak langsung,
dan membalikkan beban pembuktian
kepada pelaku. Di Indonesia, undang-
undang belum menentukan networth
method sebagai alat pembuktian. Kalau
akan menggunkannya, cara pembuktiannya
harus dengan ketentuan-ketentuan yang
melindungi wajib pajak. Tuduhan atau
dakwaan harus jelas dan ditetapkan secara
formal dalam surat tugas, khususnya dalam
makna dan sifat net worth method, asumsi
yang dipakai, dan kesimpulan yang dapat
ditarik oleh kedua pihak.
26. Kejahatan lain, sering kali dalam
menerapkan net worth method untuk
tujuan perpajakan, penyidik dapat
mengungkapkan kejahatan lain, jadi
bukan tindak pidana perpajakan.
27. EXPENDITURE METHOD
Expenditure method adalah derivasi dari net worth method.
Namun, perlakuan terhadap aset dan kewajibannya
berbeda. Expenditure method dimaksudkan untuk
menetukan unreported taxable income. Expenditure
method lebih cocok untuk para Wajib Pajak yang tidak
mengumpulkan harta benda, tetapi mempunyai
pengeluaran-pengeluaran besar (mewah).
Rumus untuk menghitung illegal income dengan
menggunakan expenditure method lebih sederhana
daripada perhitungan unreported taxable income, yakni:
Illegal income = expenditure dikurangi penghasilan
dari legal sources. Perhitungan unreported taxabel
income dapat dilihat pada Tabel 14.3.
28.
29. Expenditure method harusnya digunakan untuk kasus perpajakan apabila kondisi-kondisi
berikut sangat kuat atau dominan ;
1. Wajib Pajak tidak
menyelenggarakan
pembukuan atau
catatan.
2. Pembukuan dan catatan
Wajib Pajak tidak
tersedia, misalnya karena
terbakar.
3. Wajib Pajak
menyelenggarakan
pembukuan tetapi tidak
memadai.
4. Wajib Pajak
Menyembunyikan
pembukuannya.
5. Wajib Pajak tidak
mempunyai aset yang
terlihat atau dapat
diidentifikasi.
30. Expenditure method harusnya digunakan untuk kasus organized crime apabila kondisi-kondisi
berikut sangat kuat atau dominan ;
2. Tersangka mempunyai
gaya hidup mewah dan
agaknya di luar
kemampuannya.
1. Tersangka kelihatannya
tidak membeli aset seperti
rumah, tanah, saham,
perhiasan, mobil atau kapal
mewah, dan seterusnya.
3. Tersangka diduga mengepalai
jaringan kejahatan, atau semua
saksi yang memberatkan dia
adalah para penjahat yang sudah
di jatuhi hukuman.
4. Ilegal income harus ditentukan untuk
menghitung denda (misalnya, dalam
kejahatan penebangan hutan ilegal),
menghitung kerugian keuangan
negara (dalam kasus korupsi), dan
pungutan negara lainnya.
31. PENERAPANNYA DI INDONESIA
Apakah metode net worth method dan expenditure method
dapat diterapkan di Indonesia? Di bawah ini akan disajikan
contoh dan beberapa pertanyaan. Jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan itu memberi petunjuk atas penerapannya.
Contoh pertama, laporan PPATK tentang transaksi bank atau
transfer yang sangat besar ke rekening penyelenggara negara,
termasuk penegak hukum, anggota DPR dan pimpinan partai
politik. PPATK tidak melakukan investigasi. Laporannya
merupakan bagian dari pelaporan transaksi mencurigakan
(supicious transaction reporting) oleh lembaga keuangan ke
PPATK.
32. 1. Apa yang Anda lakukan dengan informasi ini?
2. Apakah Laporan Kekayaan Pejabat dapat
dimanfaatkan? Kalau tidak, mengapa tidak? Kalau
dapat, untuk apa dan bagaimana melaksanakannya!
3. Apakah informasi perpajakan seperti SPT dapat
dimanfaatkan? Kalau tidak, mengapa tidak? Kalau
dapat, untuk apa dan bagaimana melaksanakannya?