Dokumen tersebut membahas berbagai model pengembangan kurikulum, di antaranya Model Tyler, Model Taba, Model Wheeler, Model Saylor-Alexander-Lewis, Model Oliva, Model Roger's Interpersonal Relation, Model Nicholls, Model Leyton-Soto, Model Beauchamp, dan Model Demonstrasi. Secara garis besar, setiap model memiliki tahapan dan pendekatan yang berbeda dalam merancang dan mengembangkan suatu kurikulum.
2. Model Tyler
Model Taba
Model Wheller
Model Saylor,
Alexander, Lewis
Model Oliva
Roger’s
Interpersonal
Relation Model
Emerging
Tecnical Model
Model
Systematic
Action-Research
Model Nicholls
Model Leyton
Soto
The
Administrative
Model
Model
Beauchamp
The Grass-Roots
Model
Model Dynamic
Skillbeck
Model Seller
Miller
The
Demonstration
Model
3. Model Tyler Model Taba
Model
Wheller
Stillia
Mubarokah
S841708017
Wahyu Joko
Saputra
S84170819
Arief
Kurniatama
S841708022
Listya
Buana Putra
S941708023
Rosaliana
Intan
Pitaloka
S841708028
4. MODEL TYLER
Tyler menyarankan bahwa perencanaan
kurikulum mengidentifikasi tujuan umum
dengan mengumpulkan data dari tiga sumber:
Siswa
Kehidupan kontemporer di luar sekolah
Mata pelajaran
5. MODEL TYLER
Pengakuan akan
pentingnya setiap
individu manusia
yang tidak
memandang ras,
suku bangsa,
sosial atau status
ekonomi
Kesempatan
untuk
berpartisipasi luas
dalam semua
fase kegiatan
kelompok sosial
dalam
masyarakat
Dorongan pada
keberagaman
daripada
bergantung pada
satu jenis
kepribadian
Kepercayaan
pada intelegensi
sebagai metode
pemecahan
masalah daripada
bergantung pada
otoritas dari
kelompok
aristrokratik
Tyler menugaskan guru untuk menguraikan nilai-nilai
filsafat pendidikan dan sosial; dan menekankan pada
4 tujuan demokratis
6. MODEL TABA
Taba menggunakan
pendekatan akar
rumput (grass-roots
approach) bagi
pengembangan
kurikulum.
Kurikulum harus
dirancang oleh para
guru dan bukan
diberikan oleh pihak
berwenang.
Model ini menganut
pendekatan induktif
yang dimulai dengan
hal khusus dan
dibangun menjadi
suatu rancangan
umum.
Guru harus memulai
proses dengan
menciptakan suatu
unit belajar
mengajar
7. MODEL TABA
Memproduksi unit percontohan yang mewakili
peringkat kelas dan bidang ilmu.
Mengorganisasi kegiatan pembelajaran
Menentukan tentang apa yang akan dievaluasi
dan cara serta alat yang dipakai untuk melakukan
evaluasi
Memeriksa keseimbangan dan urutan
Memasang dan menyebarkan unit baru
Langkah menyelesaikan
perubahan kurikulum
8. MODEL
WHEELER
Model Wheeler bersifat cyclic (siklis) atau
berhubungan dengan masa putaran
(berkelanjutan)
Model ini berbeda dengan model Tyler, Taba,
Oliva, Beaucham
11. MODEL SAYLOR,
ALEXANDER, LEWIS
Model ini mengindikasikan bahwa
perencana kurikulum memulai
kegiatannya dengan melakukan
spesifikasi tujuan pembelajaran
umum (TPU) dan tujuan
pembelajaran khusus (TPK) yang
ingin dilaksanakan.
Tahapan dalam model Saylor, Alexander, Lewis
adalah sebagai berikut:
Melaksanakan
eksperimen
Diteorikan
Diimplementasikan
12. MODEL OLIVA
Model Oliva berprinsip bahwa kurikulum itu harus
sederhana, komprehensif dan sistematis.
13. ROGER’S
INTERNATIONAL
RELATION MODEL
Menurut Rogers:
manusia berada dalam proses perubahan
(becoming, developing, changing), sesungguhnya
ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk
berkembang sendiri, tetapi karena ada hambatan-
hambatan tertentu ia membutuhkan orang lain
untuk membantu memperlancar atau mempercepat
perubahan tersebut.
14. ROGER’S
INTERNATIONAL
RELATION MODEL
Secara siklus garis besar dan berurutan terdiri
atas uraian filosofis, uraian tujuan pembelajaran
umum (goals), dan tujuan pembelajaran khusus
(objectives), desain perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
15. ROGER’S
INTERNATIONAL
RELATION MODEL
Ada empat langkah
pengembangan kurikulum model
Rogers.
Pemilihan target dari sistem pendidikan
Partisipasi guru dalam pengalaman kelompok responsif
Pengembangan kelompok yang intensif untuk satu kelas
Partisipasi orang tua dalam kegiatan
19. MODEL SYSTEMATIC
ACTION-RESEARCH Langkah-langkah dalam Model
Nicholls
Analisis Situasi
Menentukan tujuan khusus
Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran
Menentukan dan mengorganisasi metode
Evaluasi
20. MODEL LEYTON
SOTO
Leyton Soto telah mempersentasikan
sebuah intergrasi dan komprehensif,
meskipun model yang relatif kompleks
untuk pengembangan kurikulum dari sudut
memilih tujuan ke titik mengevaluasi
pengalaman.
23. THE
ADMINISTRATIVE
MODEL
Model ini disebut juga dengan istilah dari
atas ke bawah (top down) atau staf lini
(line-staff procedure), artinya
pengembangan kurikulum ini adalah ide
awal dan pelaksanaannya dimulai dari
pejabat tingkat atas pembuat keputusan
dan kebijakan berkaitan dengan
pengembangan kurikulum.
25. MODEL
BEAUCHAMP
Model ini dikembangkan oleh G.A.
Beauchamp yang mencakup beberapa
komponen penting dalam pengembangan
kurikulum, yakni
1. menetapkan arena lingkup wilayah,
2. menetapkan personalia,
3. organisasi dan prosedur pengembangan
kurikulum,
4. implementasi kurikulum dan evaluasi
kurikulum.
26. MODEL
BEAUCHAMP Langkah-langkah Model
Beauchamp
Menetapkan arena yang akan dicakup
oleh kurikulum
Menunjukan tim pengembang kurikulum
yang relevan
Organisasi dan pengembangan
kurikulum
Mengimplementasikan kurikulum di
sekolah
Mengevaluasi kurikulum
27. THE GRASS-
ROOT MODEL
Model akar rumput the grass roots akan
berkembang dalam sistem pendidikan yang
bersifat desentralisasi. Guru sebagai fasilitator
mengadakan upaya mengembangkan suatu
komponen kurikulum yang memungkinkan
terjadinya kompetisi dalam meningkatkan mutu
dan sistem pendidikan sebagai
penyempurnaan pengajaran di kelasnya dalam
bidang tertentu pada sekolah yang bertujuan
melahirkan manusia yang mandiri dan kreatif.
28. Guru Sekolah
Masalah
Narasumber /
Atasan
Keseluruhan
Bidang studi
tertentu
Membimbing
Mendorong Lokakarya
Kesimpulan
1. Guru
2. Kepala
sekolah
3. Orang Tua
Siswa
4. Anggota
Masyarakat
5. Nara sumber
Tugas
Mencari
Ada
Diikuti
Gagasan
BAGAN
THE
GRASS
ROOTS
MODEL
30. MODEL DYNAMIC
SKILLBECK
Menurut Skillbeck:
Langkah-langkah pengembangan kurikulum
sebagai berikut:
• Menganalisis situasi
• Memformulasikan tujuan
• Menyusun program
• Mempretasi dan implementasi
• Monitoring, umpan balik, asesmen dan
rekontruksi
32. MODEL
DEMONSTRASI
Model demonstrasi dikembangan untuk
memperkenalkan suatu inovasi kurikulum dalam
skala kecil yang diprakarsai oleh sekelompok
guru yang bekerja sama dengan ahli yang
bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum
Model ini hanya mencakup satu atau beberapa
sekolah karena sifatnya mengubah atau
mengganti kurikulum yang ada.
33. BENTUK
MODEL
DEMONTRASI
1
Model demonstrasi cenderung bersifat formal, sekelompok guru
diorganisasikan dalam suatu sekolah secara terpisah.
Tugas mereka adalah mengembangkan proyek percobaan
kurikulum.
Tujuannya sama seperti tim penelitian dan pengembangan secara
internal, yaitu untuk menghasilkan segmen baru dalam kurikulum
dengan harapan hasilnya dapat diadopsi oleh kurikulum sekolah.
Dalam bentuk pertama ini, inisiatif dan organisasi kurikulum berasal
dari atas sehingga model ini dianggap sebagai representasi variasi
model administratif.
34. 2
Model demonstrasi dianggap kurang formal dibandingkan dengan
bentuk pertama karena guru-guru yang merasa kurang puas
dengan kurikulum yang ada membuat eksperimen di dalam area
tertentu.
Mereka bekerja dalam bentuk organisasi tak terstruktur atau bekerja
sendiri-sendiri.
Tujuannya untuk menghasilkan alternatif praktik kurikulum.
Jika eksperimen berhasil, maka diusulkan untuk diadopsi
penggunaannya di seluruh sekolah.
BENTUK
MODEL
DEMONTRASI
35. 35
Daftar Pustaka
Abdulah,Idi. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Pratik. Ar RUZZ: Jogjakarta.
Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Brady, Laurie. 2006. Curriculum Models and Curriculum Commonplaces. Artikel Laporan (Vol. 14 No. 2,
197-200). Diakses melalui http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/0022027820140207 pada
tanggal 26 September 2017.
Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Oliva, Peter F. 2005. Developing the Curriculum. United States of America: Pearson Education.
Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik Pengembangan KTSP. Jakarta:
Kencana.
Sukmadinata, N.S. 1988. Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Sukmadinata, N.S. 2009. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.