Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. UbD merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pemahaman peserta didik secara mendalam dengan menggunakan pendekatan backward design dimana guru menentukan tujuan pembelajaran terlebih dahulu.
2. Implementasi UbD di Indonesia masih baru namun mulai diterapkan melalui Kurikulum Merdeka dengan sosialisasi kepada guru.
3. Hasil pembelajaran yang diharap
Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptxssuser5cdb16
eksplorasi konsep PPG Prajabatan Mata Kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif
Tugas Menelaah Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen yang disusun pada tempat PPL
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Eksplorasi Konsep Kelompok 3_Lembar Kerja 1 (1).pptxssuser5cdb16
eksplorasi konsep PPG Prajabatan Mata Kuliah Prinsip Pengajaran dan Asesmen yang Efektif
Tugas Menelaah Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen yang disusun pada tempat PPL
Belajar merupakan proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang dirancang dan diarahkan untuk mencapai tujuan dengan berbuat melalui berbagai pengalaman. Hal ini sesuai dengan teori belajar konstruktivisme kognitif yang di kemukakan oleh Jean Piaget (Trianto, 2014:72), ‘bahwa anak membangun skemata-skemata dari pengalaman sendiri dengan lingkungannya’. Merujuk Piaget, anak adalah pembelajar yang pada dirinya sudah memiliki motivasi untuk mengetahui dan akan memahami sendiri konsekuensi dari tindakan-tindakannya. Pandangan-pandangan Jean Piaget percaya bahwa belajar akan lebih berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif peserta didik. Peserta didik diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen dengan objek fisik, yang ditunjang oleh interaksi dengan teman sebaya dan dibantu oleh pertanyaan tilikan dari guru. Guru hendaknya banyak memberikan rangsangan kepada siswa agar mau berinteraksi dengan lingkungan secara aktif, mencari dan menemukan berbagai hal dari lingkungan. Sedangkan Menurut M. Sobry Sutikno (2009:5) “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya”. Selaras dengan pendapat di atas Oemar Hamalik (2011:27) mengemukakan bahwa “Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (Learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.
Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari lingkunannya dalam bentuk perubahan tingkah laku. belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 20 dinyatakan bahwa Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Gagne, Briggs, dan vager (M. Sobry Sutikno, 2014:11) mengemukakan bahwa ‘pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa’. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain sebagainya.kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan belajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran
Pentingnya mengetahui pendekatan pembelajaran kurikulum merdeka bagi guru.ppt...RahmawatiNusi1
Rusman (2018)
Penndekatan pembelajaran adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam memandang dan menentukan objek kajian.
Gulo (dalam Suprihatingrum, 2013)
Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar (pembelajaran).
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendekatan pembelajaran adalah pandangan atau sudut pandang berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan perlakuan (tindakan kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.
Rusman (2018)
Penndekatan pembelajaran adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam memandang dan menentukan objek kajian.
Gulo (dalam Suprihatingrum, 2013)
Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar (pembelajaran).
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendekatan pembelajaran adalah pandangan atau sudut pandang berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan perlakuan (tindakan kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.
Jenis Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Teacher Centered
Guru sebagai seorang ahli yang memegang kontrol selama proses pembelajaran dalam aspek organisasi, materi, dan waktu.
Guru bertindak sebagai pakar yang mengutarakan pengalamannya sehingga dapat menstimulus perkembangan siswa.
Pendekatan Student Centered
mendorong siswa untuk mengerjakan sesuatu sebagai pengalaman praktik dan membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya.
Rusman (2018)
Penndekatan pembelajaran adalah tahap pertama pembentukan suatu ide dalam memandang dan menentukan objek kajian.
Gulo (dalam Suprihatingrum, 2013)
Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam kegiatan belajar-mengajar (pembelajaran).
Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Pendekatan pembelajaran adalah pandangan atau sudut pandang berupa rencana awal untuk menentukan pelaksanaan proses pembelajaran dalam menerapkan perlakuan (tindakan kelas) yang akan digunakan dalam kegiatan belajar-mengajar.
Jenis Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan Teacher Centered
Guru sebagai seorang ahli yang memegang kontrol selama proses pembelajaran dalam aspek organisasi, materi, dan waktu.
Guru bertindak sebagai pakar yang mengutarakan pengalamannya sehingga dapat menstimulus perkembangan siswa.
Pendekatan Student Centered
mendorong siswa untuk mengerjakan sesuatu sebagai pengalaman praktik dan membangun makna atas pengalaman yang diperolehnya.
Pendekatan Pembelajaran kurikulum Merdeka yaitu Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar murid (teaching at the right level) Yaitu: pendekatan belajar yang berpusat pada kesiapan belajar murid, bukan pada tingkatan kelas.Untuk memahami lebih mendalam mengenai materi Anda dapat mendownloadnya melalui link berikut ini
Materi Hari Pertemuan 2 : Pentingnya Meng
1. UTS
Perencanaa dan Pengembangan Kurikulum
Dosen pengampu : Dr. Hj. Rabiatul Adawiah, M.Si
Dr. Makriatul Kipliah, M.Pd.
1. Setelah Anda memahami tentang backward design dalam UbD, tentulah ditemukan
sebuah pola yang berbeda dari yang selama ini dilaksanakan dalam pembelajaran. Untuk
itu analisis apa perbandingan dari implementasi kurikulum menggunakan UbD dengan
model pengembangan kurikulum lainnya (Tyler, Taba, Oliva). Tunjukkan dalam bentuk
tabel!
No UbD Tyler Taba Oliva
1 Understanding
by Design pada
umumnya di
sebut desain “
Backward”
disebut desain
terbaik karena
pada
perencanaanya
pembelajaran
dilakukan
dengan urutan
terbaik, yaitu :
menentukan
tujuan,
mennetukan
evalasi dan
instrument,
dan
merancangkan
prosuder
pembelajaran
sedangkan,
pada
praktiknya
umumnya,
tahapan yang
di lakukan
yaitu :
menentukan
Pengembangan
kurikulum Tyler lebih
bersifat bagaimana
merancang suatu
kurikulum, sesuai
dengan tujuan dan misi
suatu institusi
Pendidikan dengan
demikian, model ini
tidak menguraikan
pengembangan
kurikulum dalam
bentuk Langkah-
langkah konkrit atau
tahapan-tahapan secara
rinci. Tyler hanya
memberikan dasar-
dasar pengembangan
saja. Ada empat hal
yang di anggap
fundamental untuk
mengembangkan
kurikulum.
1. Menentukan
tujuan
2. Menentukan
pengalaman
belajar
Hilda taba berpendapat
bahwa kurikulum
seharusnya di desain
oleh para guru
seharusnya memulai
proses pengembangan
kurikulum dengan desain
unit-unit pembelajaran di
sekolah bukan dari
desain umum yang luas.
Model pengembangan
kurikulum Taba memuat
5 langkah
pengembangan, yaitu :
1. membuat unit-
unit eksperimen
2. menguji coba
unit eksperimen
untuk
memproleh data
dalam rangka
menemukan
validitas dan
kelayakan
penggunanya
3. merevisi dan
mengonsolidasi
unit-unit
eksperimen
berdasarkan data
Model
pengembangan
kurikulum Oliva
merupakan
model
pengembangan
kurikulum
deduktif yang
menawarkan
sebuah proses
pengembangan
kurikulum
sekolah secara
lengkap. Oliva
Menyusun suatu
kurikulum yang
memenuhi tiga
kritera :
sederhana,
komprehensif,
dan sistemati.
Model tersebut
digambarkan
dalam bentuk
segi empat dan
lingkaran. Segi
empat
menggambarkan
tentang proses
perencanaan
2. tujuan,
merancang
prosedur
pembelajaran
dan
menentukan
evaluasi dan
instrument.
Uderstanding
by design
adalah sebuah
pendekatan
pembelajaran
yang
meningkatkan
pemahaman
secara
mendalam dan
keterlibatan
siswa dalam
pendekatan ini
berfokus pada
proses
pembangunan
pemahaman.
Backward
design adalah
suatu cara
yang di pakai
dalam
pendekatan
understanding
by design.
Dalam car aini.
Penyesunan
pembelajaran
menentukan
hasil yang di
inginkan.
3. Mengorganisasi
pengalaman
belajar
4. evaluasi
yang di peroleh
dalam uji cob.
4. Mengembangkan
kerangkan
kuirkulum
5. Implementasi
dan diseminasi
yang telah teruji.
sedangkan
lingkungan
menggambarkan
proses
operasional.
2 Jelaskan dalam bentuk artikel pendapat Anda terkait kurikulum menggunakan
kerangka UbD. Anda dapat membahas terkait beberapa hal berikut:
a) Bagaimana UbD diimplementasikan dalam pembelajaran.
3. b) Analisis implementasi UbD di Indonesia.
c) Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam kerangka UbD.
o Bagaimana UbD diimplementasikan dalam pembelajaran.
Proses implementasi Understanding by Design dalam pembelajaran secara aktual tidak
terlepas dari konsep backward design. Implementasinya berupa guru harus menentukan
hasil yang ingin dicapai/diharapkan dari peserta didik yang menjadi objek aktualisasi
pembelajaran. Menurut Wiggins McTighe dalam bukunya Understanding by Design
(2006), desain yang tepat untuk pendekatan Understanding by Design adalah backward
design , dimana suatu rancangan pembelajaran disusun dari belakang yaitu berawal dari
penentuan tujuan pembelajaran kemudian evaluasi dan kegiatan yang tepat untuk mencapai
tujuan tersebut. Esensialisme dari pernyataan tersebut dalam hal implementasi UbD bisa
melalui penentuan capaian/tujuan pembelajaran peserta didik atau penetrasi goals yang
diinginkan bagi peserta didik. Selanjutnya analisis kemampuan peserta didik (diagnostik)
yang diaplikasikan secara holistik dan komprehensif, Analisis tersebut bisa melalui dengan
pre test ataupun lisan test terkait materi yang akan diajarkan yang terkorelasi dengan goals
tadi. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa paham dan mengerti si peserta didik
terkait dengan esensi materi secara utuh. Setelah analisa selesai dan menemukan tujuan
yang cocok maka guru bisa bereksplorasi dalam implementasi UbD. Understanding by
Design secara fundamental memfokuskan peserta didik sebagai Student Centered dalam
kurikulumnya.
o Analisis implementasi UbD di Indonesia
Berdasarkan studi literasi dari berbagai media massa baik berupa artikel, video, dan opini
maka dapat diambil benang merahnya bahwasanya Understanding by Design ini sudah
ditemukan sejak lama, namun di Indonesia mulai baru-baru ini saja mulai terorientasikan.
Hal ini dikarenakan terobosan Mendikbud untuk revolusi pendidikan yang
termanifestasikan berupa Kurikulum Merdeka. Salah satu esensi dari hirarki kurikulum
merdeka adalah adanya Understanding by Design dalam esensialismenya. Bagi guru secara
general ini adalah hal baru, karena feodalistik selama ini lebih terfokus ke Teacher
Centered. Pada saat ini pemerintah gencar mengoptimalkan mengimplementasikan
program ini melalui berbagai macam sosialisasi baik daring, luring ataupun melalui media
sosial, kemudian mengadakan Guru Penggerak, Sekolah Penggerak dan Program Profesi
Guru. Secara umum proses ini masih berlangsung saat ini dan lambat laun akan merubah
paradigma guru untuk berintegrasi dengan paradigma konsep baru ini dalam pembelajaran.
o Bagaimana hasil pembelajaran peserta didik yang diharapkan dalam kerangka UbD.
Secara rasional ketika sudah dianalisis tahapan awal dalam implementasi kerangka UbD
ini maka hipotesisnya akan terlihat bagus dan aplikatif. Hal ini dikarenakan guru sudah
mengoptimalkan analisis diagnostik, model yang cocok bagi peserta didik, kemudian
4. media apa yang sesuai, timing waktu yang pas dan aktualiasasi sesuai kebutuhan siswa.
Kalau dikorelasikan dengan dialekta Filsafat Hegel, Tesis dari UbD ini sangat bagys,
Antitesisnya di lapangan apakah mulus dan mudah atau malah kacau. Lalu sintesisnya
adalah empirisme kompleksitas UbD yang diimplementasikan di lapangan secara
komprehensif. Tujuan utama dalam UbD ini tentu adalah capaian pembelajaran yang
diharapkan terealisasikan bagi peserta didik. Guru sudah menentukan kontribusi akhirnya
seperti apa yang diinginkan. Oleh karena itu desain tahapan awal sangat kompleks, holistik,
natural, fundamental dan aplikatif. Analisis diagnostik berperan pentimg dalam kerangka
awal UbD yang implementatif.
o Bagaimana peran guru dalam implementasi UbD
Realisasi kerangka pembelajaran UbD tergantung dari guru yang mengimplementasikannya.
Namun dalam optimalisasi kurikulum merdeka ini bersifat urgent. Guru menjadi sentralitas
dalam mengembangkan kerangka UbD ini secara konsisten dari fase awal sampai akhir. Tujuan
dari pembelajaran dan urgensinya sudah direalisasikan secara terkonsep yang holistik sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Secara aktualisasi dalam implementasi kerangka UbD, guru
menjadi wadah bagi siswa untuk menentukan apa yang menjadi future lesson dan kontribusi
yang akan dimiliki siswa terkait substasi pembelajaran. Guru harus memahami secara
fundamental sebelum mengimplementasik UbD ini.
DAFTAR RUJUKAN
Krishnakumar, P., Jisha, A. M., Sukumaran, S. K., & Nair, M. K. C. (2011). Developing a Model
for Resource Room Training for Slow Learners in Normal Schools. Indian Journal of
Psychiatry, 53(4), 336–339. https://doi.org/10.4103/0019-5545.91908
Nurfadhillah, S., Fitri, A. N., Utami, D., Navyanti, F., & ... (2022). Pendidikan Inklusi dengan
Anak Penyandang Ketunaan Slow Learner (Lambat Belajar) dan CIBI (Cerdas Istimewa,
Berbakat Istimewa). Alsys: Jurnal Keislaman Dan Ilmu Pendidikan, 2, 84–94.
https://ejournal.yasin-alsys.org/index.php/alsys/article/view/144
Purboyo Solek. (2013). Mengenal Kesulitan Belajar Anak. Proseding Seminar Nasional PGSD
UPY Dengan Tema Strategi Mengatasi Kesulitan Belajar Ketika Murid Anda Seorang
Disleksia, 3–6.
Williamson, J., & Paul, J. (2012). The “Slow Learner” as a Mediated Construct. Canadian
Journal of Disability Studies, 1(3), 91. https://doi.org/10.15353/cjds.v1i3.59
YILDIZ, E., & ŞİMŞEK, Ü. (2022). 6 . Sınıf Öğrencilerinin Fen Bilimleri Dersinde Öğrenme
Problemleri Yaşadıkları Konuların , Problem Yaşama Nedenlerinin ve Çözüm. Eğitimde
Nitel Araştırmalar Dergisi, 33–70. https://doi.org/10.14689/enad.32.805
3. Rumusan lima hasil yang di inginkan sesuai dengan lima aspek pemahaman dalam UbD serta
tentukan bukti penilaiannya ?
Siswa mampu melalui generisasi dan prinsip contohnya siswa dalam pembelajaran
sejarah dapat memberi gagasan dan simpulan umum dalam suatu pristiwa materi yang
5. di jelaskan di kelas
Memberikan fenomena- fenomena, fakta, dan data yang dibenarkan dan sistematis
siswa dapat menjelaskan runtut materi sejarah seperti suatu pristiwa sejarah di dalam
materi di kelas.
Membuat koneksi yang mendalam dan memberikan contoh atau ilustrasi yang
menerangi. Contohnya siswa di kelas dalam pembelajaran sejarah di kelas dapat
memberi ilustrasi dan menrangkan materi yang di ajar di kelas.
Cerita-cerita yang bermakna, siswa di dalam kelas dapat menjelaskan makna dari
setiap materi pristiwa sejarah di kelas
Buat objek memahami pribadi atau dapat diakses melalui gambar, anekdot, analogi,
dan model. Siswa dapat membuat media pembelajaran sekeratif mungkin.