1. Kurikulum pendidikan memiliki empat jenis yaitu subjek akademik, kompetensi, rekonstruksi sosial, dan humanis dengan tujuan membantu peserta didik menguasai pengetahuan, kompetensi, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mengembangkan potensi diri.
2. Evaluasi pembelajaran memiliki empat model yaitu behavioristik, sosial, pribadi, dan kognitif dengan aspek yang dievaluasi meliputi
Organisasi profesi guru adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu.
Organisasi profesi guru adalah suatu wadah perkumpulan orang-orang yang memiliki suatu keahlian khusus yang merupakan ciri khas dari bidang keahlian tertentu.
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Â
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, memiliki banyak pemikiran tentang masalah-masalah pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. DI presentasi ini saya mencoba menelaah secara filosofis dan mencari benang merah percikan-percikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dari teks-teks yang langsung ditulis oleh beliau semasa hidupnya. Ada 3 kerangka utama yang saya tangkap yang mewarnai keseluruhan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu: 1) Kodrat Keadaan (Alam & Zaman); 2) Asas Tri-Kon - kontinuitet, konvergensi, konsentris; 3) Budi Pekerti (bulatnya cipta-rasa-karsa yang menghasilkan tenaga). Jika diperas lagi, esensi filosofi pemikiran beliau, menurut saya dari bacaan teks-teks tulisan beliau, adalah perubahan yang dinamis, yang dinamikanya ibarat sistem tata surya.
Filsafat Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Ki Hajar DewantaraIwan Syahril
Â
Ki Hajar Dewantara, Bapak Pendidikan Indonesia, memiliki banyak pemikiran tentang masalah-masalah pendidikan, pengajaran dan kebudayaan. DI presentasi ini saya mencoba menelaah secara filosofis dan mencari benang merah percikan-percikan pemikiran Ki Hajar Dewantara dari teks-teks yang langsung ditulis oleh beliau semasa hidupnya. Ada 3 kerangka utama yang saya tangkap yang mewarnai keseluruhan pemikiran Ki Hajar Dewantara, yaitu: 1) Kodrat Keadaan (Alam & Zaman); 2) Asas Tri-Kon - kontinuitet, konvergensi, konsentris; 3) Budi Pekerti (bulatnya cipta-rasa-karsa yang menghasilkan tenaga). Jika diperas lagi, esensi filosofi pemikiran beliau, menurut saya dari bacaan teks-teks tulisan beliau, adalah perubahan yang dinamis, yang dinamikanya ibarat sistem tata surya.
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM MURRAY PRINT.pptxAmirohSKom
Â
Paparan ini menjelaskan tentang Model Pengembangan Kurikulum Murray PRINT yang dirangkum dari Buku Curriculum Development and Design by Murray Print 1988.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. KURIKULUM PENDIDIKAN
Jenis
kurikulum
Komponen
Subjek Akademik Kompetensi Rekonstruksi Sosial Humanis
Tujuan Membantu peserta
didik menguasai
berbagai pengetahuan
yang berkaitan dengan
disiplin ilmu tertentu
Membantu peserta
didik menguasai
berbagai kompetensi
( kemampuan
akademik dan
vokasional) yang
relevan dengan dunia
kerja (kebutuhan
untuk bertahan hidup
di masyarakat)
Membantu peserta didik
memperkembangkan
kemampuan sosialnya
dan membantu peserta
didik untuk dapat
berpartisipasi sebaik-
baiknya dalam kegiatan
sosial (dengan
pengetahuan dan
konsep-konsep baru
yang diperolehnya
peserta didik diharapkan
dapat mengidentifikasi
dan memecahkan
masalah-masalah sosial,
sehingga dapat
menciptakan masyarakat
baru yang lebih baik dan
stabil).
membantu peserta didik
menemukan dan
mengembangkan
sendiri segala potensi
yang dimilikinya.
2. Materi Mengkaji pengetahuan
yang berkaitan dengan
disiplin ilmu tertentu.
Isi Kurikulum diambil
dari disiplin-disiplin ilmu
Mengkaji pengetahuan
dan ketrampilan yang
berkaitan dengan
kompetensi tertentu.
Isi kurikulum banyak
diambil dari disiplin
ilmu, tetapi telah
diramu sedemikian
rupa sehingga
mendukung
penguasaan suatu
kompetensi.
Mengkaji masalah dan
pemecahannya melalui
lintas disiplin ilmu.
Isi Kurikulum diambil dari
berbagai disiplin ilmu.
Mengkaji pengetahuan
yang diperlukan untuk
membantu
perkembangan pribadi
peserta didik secara
utuh dan seimbang.
Isi Kurikulum banyak
diambil dari ilmu-ilmu
yang diperlukan untuk
mengembangkan minat
dan kebutuhan siswa.
Metode Menyampaikan
pengetahuan yang perlu
dikuasai peserta didik
dalam disiplin ilmu
tertentu.
Menyampaikan
pengetahuan untuk
membentuk
kompetensi peserta
didik.
Menghadapkan peserta
didik pada tantangan,
ancaman, hambatan-
hambatan atau
gangguan-gangguan
yang dihadapi manusia.
Masalah-masalah
tersebut didekati dari
berbagai bidang seperti
ekonomi, sosiologi,
psikologi, estetika,
bahkan juga
Menciptakan situasi
yang memungkinkan
peserta didik
berkembang secara
optimal ( menciptakan
situasi yang permisif,
rileks, akrab, sehingga
anak bisa
mengembangkan segala
potensinya).
3. pengetahuan alam dan
matematika
Evaluasi Model Evaluasi
Provus (1972),
merupakan kombinasi
evaluasi dengan teori
manajemen. Provus
mengasumsikan bahwa
program evaluasi
mempunyai dua tujuan:
yaitu sebagai proses
untuk pengembangan
program, dan juga
sebagai alat untuk
mengases kelayakan
dari program.
Dalam model ini,
evaluasi melibatkan
perbandingan dari
actual performance
dengan standard yang
dibuat atau diajarkan.
Perbedaan antara
performance dengan
standard disebut
Model Evaluasi
Provus (1972),
merupakan kombinasi
evaluasi dengan teori
manajemen. Provus
mengasumsikan
bahwa program
evaluasi mempunyai
dua tujuan: yaitu
sebagai proses untuk
pengembangan
program, dan juga
sebagai alat untuk
mengases kelayakan
dari program.
Dalam model ini,
evaluasi melibatkan
perbandingan dari
actual performance
dengan standard yang
dibuat. Perbedaan
antara performance
dengan standard
1. Model stake
(Countanance)
bermaksud menyediakan
informasi yang relevan
bagi para penerima atau
pemakai. Ini berarti
informasi dikumpulkan
secara teliti termasuk
data prestasi siswa,
praktek pengajaran dan
bagaimana hubungan
antara keduanya. Data
ini diasebut data
pertimbangan
(judgement data). Dari
data itu dapat dibuat
standar dan kurikulum
diuji berdasar standar.
2. Model CIPP
Stufflebeam
- Model evaluasi
kurikulum
responsive,
penekanan fokus model
ini adalah pada
kurikulum dimensi
proses
(Stake(1983:292).
- Model responsive
mengembangkan
kriterianya berdasarkan
pendekatan proses.
Model responsive tidak
berbicara tentang
pemakaian instrument
standar.
(Stake,1976:20).
- Model ini
menekankan
terhadap interaksi
antara evaluator
dengan pelaksana
4. discrepancy. Evaluasi
akan menyiapkan
informasi tentang
perbedaan tersebut,
sehingga pembuat
keputusan bisa
menggunakannya
sebagai guide dalam
perbaikan atau
pengembangan
kurikulum.
Fokus Evaluasi
1. output based
evaluation
Pertanyaan yang
muncul pada jenis
evaluasi ini adalah
“apakah kurikulum telah
mencapai tujuan yang
harus dicapainya?” dan
“bagaimanakah
pengaruh kurikulum
terhadap suatu
pencapaian yang
diinginkan?”.
disebut discrepancy.
Evaluasi akan
menyiapkan informasi
tentang perbedaan
tersebut, sehingga
pembuat keputusan
bisa menggunakannya
sebagai guide dalam
perbaikan atau
pengembangan
kurikulum.
Fokus Evaluasi
1. outcomes based
evaluation
Pertanyaan yang
muncul pada jenis
evaluasi ini adalah
“apakah kurikulum
telah mencapai tujuan
yang harus
dicapainya?” dan
“bagaimanakah
pengaruh kurikulum
terhadap suatu
Daniel Stufflebeam
mengembangkan suatu
model yang
mementingkan data
evaluasi untuk
pengambilan keputusan.
Data evaluasi itu meliputi
konteks, input, proses
dan produk. Konteks
menyangkut kebutuhan
dan problem dimana
pendidikan berlangsung,
yang menentukan
keputusan tentang
tujuan. Input
bersangkutan dengan
bahan dan alat untuk
mencapai tujuan. Proses
menyangkut bagaimana
kegiatan belajar
mengajar. Produk
menyangkut
pembandingan hasil
akhir dan tujuan yang
diinginkan, yang lebih
lanjut menuju pemikiran
kurikulum.
5. 2. intrinsic evaluation
fokus evaluasi intrinsic
evaluation seperti
evaluasi sarana
prasarana penunjang
kurikulum, evaluasi
sumber daya manusia
untuk menunjang
kurikulum dan
karakteristik mahasiswa
yang menjalankan
kurikulum tersebut
pencapaian yang
diinginkan sesuai
standar yang telah
ditetapkan?”.
2. intrinsic evaluation
fokus evaluasi intrinsic
evaluation seperti
evaluasi sarana
prasarana penunjang
kurikulum, evaluasi
sumber daya manusia
untuk menunjang
kurikulum dan
karakteristik
mahasiswa yang
menjalankan kurikulum
tersebut
untuk peningkatan.
6. EVALUASI PEMBELAJARAN
Model
Pembelajaran
Komponen
Kognitif
(Pemrosesan
Informasi)
Model Sosial Behavioristik Pribadi
Tujuan evaluasi Menilai tingkat
kemampuan kognitif
siswa
Menggali keterampilan
social siswa
Mengukur penguasaan
kompetensi tertentu
Menilai tingkat
Perkembangan
kepribadian
Aspek yang di evaluasi Hasil belajar
(intelektual)/
Penguasaan konsep
siswa
Kemampuan
memecahkan masalah
sosial
Proses dan produk Sikap, minat, nilai, dan
perilaku siswa
Teknik evaluasi Tes (uraian dan
objektif) paper and
pencil base test
Non tes (observasi,
kuisioner,sosiometri,
peer assessment
wawancara dll)
tes (uraian)
Performance assessment,
Portofolio
Skala sikap. Self
assessment, personal
communication,
observasi
Penggunaan hasil Sebagai fungsi
diagnostik, formatif,
dan placement tes
untuk siswa.
Dan untuk guru
Meningkatkan
keterampilan social
siswa
Sebagai fungsi
diagnostic dan formatif
Meningkatkan penguasaan
kompetensi tertentu
Sebagai fungsi diagnostik,
dan formatif
Untuk guru sebagai bahan
mengembangkan
kepribadian siswa
menuju pribadi yang utuh
dan seimbang
Sebagai fungsi diagnostik,
7. melihat pencapaian
hasil belajar siswa
dan memperbaiki
program
pembelajaran.
dan untuk guru sebagai
bahan umpan balik
untuk
menyempurkankan
program pembelajaran
umpan balik untuk
menyempurkan program
pembelajaran
dan formatif
Untuk guru sebagai
bahan umpan balik untuk
menyempurkan program
pembelajaran