Teks tersebut membahas berbagai teori perkembangan peserta didik, mulai dari aspek fisik, intelektual, sosial, moral, mental, dan kepribadian. Beberapa teori yang disebutkan antara lain teori perkembangan fisik menurut Gasell dan Ames, teori perkembangan intelektual menurut Piaget, teori perkembangan sosial menurut Erikson, serta tipologi kepribadian menurut Murray.
STU 242 PSIKOLOGI SOSIAL-KOGNISI SOSIALGeok Jin Lee
Soalan 1: Bincangkan bagaimana afek dan kognisi saling mempengaruhi.
Soalan 2: Berikan dua contoh situasi di mana afek mempengaruhi kognisi.
Soalan 3: Berikan dua contoh situasi di mana kognisi mempengaruhi afek.
PDI Perjuangan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) terkait Urgensi Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual guna menggali informasi dan masukan dari berbagai pihak. Menyadari pentingnya peran masyarakat sipil maupun lembaga-lembaga di luar Legislatif, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) diantara pihak yang diundang untuk memberikan masukan pada acara tsb. Adapun FGD dilaksanakan pada: Selasa, 28 Juli 2020 Pukul : 14.00 sd selesai.
STU 242 PSIKOLOGI SOSIAL-KOGNISI SOSIALGeok Jin Lee
Soalan 1: Bincangkan bagaimana afek dan kognisi saling mempengaruhi.
Soalan 2: Berikan dua contoh situasi di mana afek mempengaruhi kognisi.
Soalan 3: Berikan dua contoh situasi di mana kognisi mempengaruhi afek.
PDI Perjuangan mengadakan Focus Group Discussion (FGD) terkait Urgensi Pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual guna menggali informasi dan masukan dari berbagai pihak. Menyadari pentingnya peran masyarakat sipil maupun lembaga-lembaga di luar Legislatif, Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) diantara pihak yang diundang untuk memberikan masukan pada acara tsb. Adapun FGD dilaksanakan pada: Selasa, 28 Juli 2020 Pukul : 14.00 sd selesai.
sebuah tugas presentasi mata kuliah Evaluasi Pembelajaran BSI yang menjelaskan tentang penilaian dalam kompetensi membaca bersumber dari buku Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Kompetensi dan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa karya Burhan Nurgiyantoro
Tugas mata kuliah Kewirausahaan jurusan PBSI UNY 2012 kelas A.
Menyajikan hasil observasi dengan mengunjungi Sabila Farm untuk mendapatkan kiat-kiat dalam berwirausaha.
Akhir-akhir ini banyak isu-isu yang berkembang mengenai etika pergaulan mahasiswa di kampus terkait dengan persoalan sopan santun, tata krama, etika dalam berkomunikasi serta tata cara berpakaian yang pantas dalam pergaulan di lingkungan kampus. Isu tersebut telah menjadi sorotan banyak pihak mulai dari kalangan birokrasi hingga pihak luar yang tidak terlibat langsung dalam proses akademik. Isu ini menjadi keprihatinan tersendiri, pasalnya UNY merupakan universitas penghasil calon-calon guru yang akan memberi tauladan kepada murid-muridnya kelak.
Peraturan Rektor Nomor 03 Tahun 2009 telah banyak memuat segala hal tentang etika pergaulan mahasiswa di kampus yang telah disepakati bersama antara para pimpinan universitas dengan perwakilan mahasiswa UNY.
Bahkan dalam peraturan rektor tersebut telah disepakati pula pencantuman sanksi bagi yang melanggar etika pergaulan di kampus yang dikriteriakan bersama itu (Pasal 12 – 14 Peraturan Rektor No.03 Th 2009).
Pada dasarnya, etika pergaulan mahasiswa merupakan alat kontrol dari sebuah tindakan. Etika dapat menjadi gambaran bagi mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan yang bersifat baik atau buruk. Makna etika perlu dipahami kembali dan diaplikasikan di dalam lingkungan mahasiswa, karena pada realita banyak mahasiswa yang tidak mengetahui makna dan peranan etika itu sendiri, sehingga bermunculanlah mahasiswa yang tidak memiliki sopan santun kepada para dosen, mahasiswa lebih menyukai hidup bebas tanpa beban, berdemonstrasi tidak mengikuti aturan yang berlaku bahkan hal terkecil seperti menyontek disaat ujian dianggap hal yang lumrah. Realita ini juga dapat terbawapada kehidupan sosial bermasyarakat dan ruang lingkup tatanan parlemen seperti korupsi.
3. Peserta Didik adalah anggota masyarakat
yang berusaha mengembangkan potensi diri
melalui proses pendidikan.
1. PENGERTIAN PESERTA DIDIK
4. 2. PESERTA DIDIK SEBAGAI
PERSONA
Ialah makhluk yang memiliki pribadi tidak lagi sebagai objek yang
nonpribadi sebagai pandangan para ahli pada abad pertengahan.
Ciri Peserta Didik (Umar Tirtahardja dan La Sulo 1994) :
1. Individu yang memiliki potensi fisik dan phisikis.
2. Individu yang sedang berkembang.
3. Individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.
4. Individu yang memiliki kemampuan untuk mandiri.
5. 3. PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Pertumbuhan adalah bertambanya tinggi badan, berat badan
semakin efektifnya fungsi otot tubuh dan organ fisik, organ
panca indera dan lain-lain yang menyangkut keinginan aspek
fisik.
Perkembangan adalah semakin optimalnya kemajuan aspek
phisikis peserta didik seperti kemampuan cipta, rasa, karsa,
karya, kematangan pribadi, pengendalian emosi, kepekaan
spiritualitas, keimanan dan ketakwaan.
6. PERTUMBUHAN DAN
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
1. Nativisme (Teori Biologis)
Paham yang menitikberatkan pada faktor genotype, berpendapat bahwa
bayi manusia sejak lahir sudah di karunia bekal bakat dan potensi baik dan
buruk. (Shopenheur, 1788-1860)
2. Empirisme (Teori Lingkungan)
Berpendapat bahwa perkembangan anak tergantung dari pengalamannya,
sedangkan perkembangannya tidak penting. (John Locke)
3. Naturalisme (Teori Alam)
Berpendapat bahwa anak sejak lahir sudah membawa potensi baik. (Jean
Jaques Rousseau, 1712-1778)
4. Konvergensi (Teori Interaksi)
Setiap tingkah laku merupakan hasil konvergensi faktor bawaan dari faktor
lingkungan. (William Stern, 1871-1939)
7. TUGA S PENDIDIK DA LA M
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
A NA K
Tugasnya mengenali masa peka yang ada pada diri
peserta didik yang kemudian memberikan pelayanan dan
perlakuan yang tepat.
8. 4. TEORI PERKEMBANGAN FISIK
PESERTA DIDIK
Teori ini di kemukakan oleh Gasell dan Ames (1940)serta Illingsworth (1983).
Dikutip oleh Slamet Suyanto, perkembangan ini diikuti delapan pola umum:
a. Continuity (keberlanjutan), yakni suatu perkembangan yang dimulai dari
yang sederhana keyang kompleks.
b. Uniform sequence (kesamaan tahapan), yakni suatu perkembangan
yang memiliki tahapan sama.
c. Maturity (kematangan), yakni suatu perkembangan yang dipengaruhi
oleh perkembangan sel syaraf.
d. From general to specific process (proses dari umum ke khusus),
yakni suatu perkembangan yang di mulai dari dari gerak yang bersifat
umum kepada gerak yang berisfat khusus.
e. Dari gerak refleks bawaan ke arah terkoordinasi, yakni perkembangan
yang di mulai dari gerak refleks yang di bawa sejak lahir kepada yang
terkoordinasi
9. e. Dari gerak refleks bawaan ke arah terkoordinasi, yakni perkembangan
yang di mulai dari gerak refleks yang di bawa sejak lahir kepada yang
terkoordinasi.
f. Chepalo-caudal direction, yakni perkembangan yang ditandai dengan
bagian yang mendekati kepala berkembang lebih cepat daripada bagian yang
mendekati ekor.
g. Poximo-distal, yaitu suatu perkembangan yang ditandai dengan bagian
yang mendekati sumbu tubuh berkembang lebih dulu daripada yang jauh.
h. From bilateral to crosslateral coordinate, yakni suatu perkembangan
yang dimulai dari koordinasi organ yang sama berkembang lebih dahulu
sebelum melakukan koordinasi organ bersilang.
10. 5. TEORI PERKEMBANGAN
BIOLOGIS PESERTA DIDIK
Teori ini dikemukakan oleh para ahli seperti Aristoteles, Kretschmer, dan
Sigmund Frued.
Perkembangan peserta didik menurut Sigmund Freud (Dirto Hadisusanto,
Suryati Sidharto dan Dwi Siswoyo, 1995) yakni di mulai sejak lahir sampai
kira-kira umur 5 tahun melewati fase yang terdiferensiasi secara dinamik.
Selanjutnya berkembang sampai umur 12 dan 13 tahun mengalami masa
stabil yaitu fase laten. Secara lebih jelas dapat dicermati sebagai berikut
11. Umur
(Tahun)
Fase Perkembangan Perubahan Perilaku
0,0 – 1,0 Masa Oral Mulut merupakan daerah pokok aktivitas
ekonomi
1,0 – 3,0 Masa Anal Dorongan dan tahanan berpusat pada fungsi
pembuangan kotoran
3,0 – 5,0 Masa Felis Alat kelamin merupakan daerah erogen
terpenting
5,0 - 13,0 Masa Laten Impuls-impuls atau dorongan-dorongan
cenderung terdesak dan mengendap ke
dalam bawah sadar
13,0 – 20,0 Masa Pubertas Impuls-impuls mulai menonjol dan muncul
kembali. Apabila bisa dipindahkan dan
disublimasikan oleh das ich dengan baik,
maka ia bisa sampai pada masa kematangan
20,0 ke atas Masa Genital Individu yang sudah mencapai fase ini telah
menjadi manusia dewasa dan siap terjun
dalam kehidupan masyarakat luas
12. 6. TEORI PERKEMBANGAN
INTELEKTUAL PESERTA DIDIK
Menurut Jean Pieget, perkembangan intelektual peserta didik berlangsung
dalam empat tahap, yaitu :
a. Tahap sensor motor
b. Tahap pra-operasional
c. Tahap operasional kongkrit
d. Tahap operasional formal
13. 7. TEORI PERKEMBANGAN
SOSIAL PESERTA DIDIK
Teori Perkembangan Sosial Peserta Didik dirumuskan oleh Erik
Erickson, salah seorang tokoh psikologi.
Berikut ini teori perkembangan sosial menurut Erikson yang tergambar
pada tahap-tahap perkembangan anak sebagai berikut:
14. Umur
(Tahun)
Fase Perkembangan Perubahan Perilaku
0,0 – 1,0 Trust vs Mistrust Tahap pertama adalah tahap pengembangan rasa
percaya diri kepada orang lain
2,0 – 3,0 Autnomy vs Shame Tahap ini bisa dikatakan sebagai masa
pemberontakan anak atau masa “nakal” nya.
4,0 – 5,0 Inisiative vs Guilt Mereka banyak bertanya dalam segala hal, sehingga
berkesan cerewet. Mereka juga mengelami
pengembangan inisiatif/ide, sampai pada hal yang
berbau fantasi.
6,0 - 11,0 Industry vs Inferiority Mereka sudah bisa mengerjakan tugas-tugas
sekolah dan termotivasi untuk belajar.
12,0 –18/20 Ego-identity vs Role on
fusion
Tahap ini manusia ingin mencari identitas dirinya.
18/19 - 30 Intimacy vs Isolation Memasuki tahapm ini, manusia sudah mulai siap
menjalin hubungan yang intim dari orang lain,
membangun bahtera rumah tangga bersama caln
pilihannya.
15. Umur
(Tahun)
Fase Perkembangan Perubahan Perilaku
31 - 60 Generativity vs
Staganation
Tahap ini ditandai dengan munculnya kepedulian
yang tulus terhadap sesama. Tahap ini terjadi saat
seseorang telah memasuki dewasa.
60 ke atas Ego Integrity vs Putus asa Masa ini dimulai pada usia 60-an, dimana manusia
mulai mengembangkan integritas dirinya
16. 8. TEORI PERKEMBANGAN
MENTAL PESERTA DIDIK
Salah satu pencetus dari teori perkembangan moral peserta didik adalah
Lev Vygotsky.
Pendapatnya hampir sama seperti Jean Piaget, bahwa siswa membentuk
pengetahuan, yaitu apa yang diketahui siswa bukanlah hasil kopi dari apa
yang mereka temukan di dalam lingkungan, tetapi sebagai hasil pikiran dan
kegiatan siswa sendiri melalui bahasa.
17. 9. TEORI PERKEMBANGAN
MORAL PESERTA DIDIK
Teori ini dikemukakan oleh John Dewey. Ia membagi perkembangan moral
menjadi 3 tahap tingkatan, yaitu :
1. Tahap “premoral” atau “preconventional”
2. Tahap “conventional”
3. Tahap “autonomous”
Kemudian Jean Pieget mendefinisikan tingkat perkembangan moral anak-anak
sebagai peserta didik melalui pengamatan dan wawancara (Windmiller, 1976).
Dari hasil pengamatan terhadap anak-anak ketika bermain dan jawaban
mereka atas pertanyaan mengapa meraka patuh kepada peraturan. Sampai
pada suatu kesimpulan bahwa perkembangan kognitif pada anak-anak
mempengaruhi perkembangan mereka.
18. Menurutnya ketidakmatangan moral anak dikarenakan dua hal yakni,
a. Kebatasan moral anak
b. Rasa hormat pada orang tua/dewasa yang heterogen.
Tahap Perkembangan Peserta Didik menurut Pieget :
1. Non-morality
2. Heteronomous
3. Autonomous
19. Umur
(Tahun)
Fase Perkembangan Perubahan Perilaku
0,0 – 3,0 Non Morality Anak belum memiliki atau belum mengenal
moral.
4,0 – 8,0 Heteronomous Anak sudah mulai menerima dan memiliki
aturan begitu saja dari orang lain yang tidak
bisa diubah. Pada tahap ini disebut sebagai
masa realisme (stage of moral realism) atau
moralitas berkendala (constraint morality).
Tugas dan kewajiban dipandangnya sebagai
wujud suatu kepatuhan
9,0 – 12,0 Autonomous Bahwa moral dipandang sebagai persetujuan
bersama secara timbal balik, dapat dipelihara
dan diubah sesuai kebutuhan kolektif.
Merupakan moralitas bekerjasama
(collaborate morality). Tugas dan kewajiban
dipandang sebagai kesesuaian dengan
harapan-harapan dan kesejahteraan bersama.
20. Selain tokoh diatas, Lawrence Kohlberg (1977) adalah tokoh yang paling
populer dalam menjelaskan teori perkembangan moral. Ia mengembangkan
berdasarkan asumsi-asumsi umum tentang teori perkembangan kognitif
Dewey dan Pieget.
Tahap perkembangan moral diperinci sebagai berikut:
• Moralitas Heterenomous
• Moralitas Individu
Pre-conventional
• Moralitas harapan saling antara individu
• Moralitas sistem sosial dan kata hati
Conventional
• Tingkat Transisi
• Moralitas kesjahteraan sosial dan hak-hak manusia
Post-conventional
21. 10. TIPOLOGI KEPRIBADIAN
PESERTA DIDIK
Tipologi ini dikemukakan oleh Henry A. Murray. Ia berpendapat bahwa
kepribadian akan lebih mudah dipahami dengan cara menyelidiki alam
ketidaksadaran seseorang (unconscious mind). Murray juga membagi tipe
kepribadian menjadi beberapa macam :
1. Autonomy, yaitu tipe kepribadian peserta didik yang ditandai dengan
keinginan melakukan sesuatu secara sendiri, tidak senang dibantu orang lain,
tidak senang disuruh-suruh.
2. Affiliation, yaitu tipe kepribadian peserta didik yang ditandai dengan senang
bersama anak lain, suka bersahabat, suka memperbanyak teman, saling
membutuhkan dengan teman dan sahabatnya.
3. Succurance, yaitu tipe kepribadian peserta didik yang ditandai dengan selalu
manja, ingin orang lain membantunya, ingin selalu minta tolong.
22. d. Nurturrance, yaitu tipe kepribadian peserta didik yang ditandai dengan
sikap pemurah yakni senang memberi kepada teman, senang meminjami,
selalu membagi-bagi apa yang dimiliki kepada temannya.
e. Agression, yaitu tipe kepribadian peserta didik yang ditandai dengan
sikap-sikap agresif, mudah tersinggung dan marah, jika diganggu akan
menyerang balik dengan keras bahkan berlebihan.
f. Dominance, yaitu tipe kepribadian peserta didik yang ditandai dengan
ingin menguasai atau mengatur teman, ingin tampil menonjol, ingin menjadi
ketua kelas atau pengurus kelas.
g. Achievment, yaitu tipe kepribadian peserta didik yang ditandai dengan
semangat kerja yang tinggi untuk berprestasi, ingin bisa melakukan suatu
karya, tugas-tugas di sekolah dikerjakan sungguh-sungguh dan cenderung tak
mau dibantu.
23. 11. KECERDASAN GANDA PESERTA
DIDIK
Salah satu ahli yang mengungkapkan kecerdasan ganda anak adalah Howard
Gardner (1993).
Menurut Gardner, kecerdasan adalah kapasitas yang dimiliki seseorang untuk
menyelesaikan masalah-masalah dan membuat cara penyelesaiannya dalam konteks
yang beragam dan wajar.
Berikut ini akan secara rinci diuraikan masing-masing kecerdasan sebagai berikut :
a. Kecerdasan Matematik adalah kemampuan akal peserta didik untuk
menggunakan angka-angka secara efektif dan berpikir secara nalar.
b. Kecerdasan Lingual adalah kemampuan akal peserta didik untuk
menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun dalam bentuk
tulisan.
24. c. Kecerdasan Musikal adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik
untuk mempersepsikan, mendiskriminasikan, mengubah dan mengepresikan
bentuk – bentuk musik.
d. Kecerdasan Visual-spasial adalah kemampuan peserta didik untuk
menangkap dunia ruang visual secara akurat dan melakukan perubahan
terhadap persepsi tersebut.
e. Kecerdasan Kinestetik adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik
dalam menggunakan seluruh tubuhnya untuk mengekspresikan ide dan
perasaan atau menggunakan kedua tangan untuk menghasilkan dan
mentransformasikan sesuatu.
f. Kecerdasan Interpersonal adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik
untuk mempersepsikan dan menangkap perbedaan-perbedaan mood, tujuan,
motivasi dan perasaan-perasaan orang lain.
25. g. Kecerdasan Intrapersonal adalah kemampuan menyadari diri dan
mewujudkan keseimbangan mental-emosional dalam diri peserta didik untuk
bisa beradaptasi sesuai dengan dasar dari pengetahuan yang dimiliki.
h. Kecerdasan Natural ialah kemampuan peserta didik untuk peka terhadap
lingkungan alam, misalny senang berada di lingkungan alam yang terbuka
seperti pantai, gunung, cagar alam, atau hutan
26. 12. PESERTA DIDIK BERBAKAT
Setiap peserta didik memiliki bakat dan minat. Bakat merupakan suatu
kelebihan yang dimiliki oleh peserta didik yang mengarah pada aneka
kemampuan. Sedangkan minat adalah keinginan yang berasal dari dalam diri
peserta didik terhadap objek atau aktivitas tertentu.
Menurut Yaumil (1991) ada tiga kelompok ciri keberbakatan, yaitu:
a. Kemampuan umum yang tergolong diatas rata-rata (above average
ability)
b. Kreativitas (creativity) yang tergolong tinggi
c. Komitmen terhadap tugas yang tergolong tinggi
Sedangakan Munandar (1992) menyebut peserta didik berbakat adalah :