Dokumen tersebut membahas berbagai model pengembangan kurikulum, di antaranya Model Tyler, Model Taba, Model Wheeler, Model Saylor-Alexander-Lewis, Model Oliva, Model Roger's Interpersonal Relation, Model Nicholls, Model Leyton-Soto, Model Beauchamp, dan Model Demonstrasi. Secara garis besar, setiap model memiliki tahapan dan pendekatan yang berbeda dalam merancang dan mengembangkan suatu kurikulum.
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
UbD adalah salah satu framework yang dapat dijadikan acuan dalam merancang pembelajaran yang efekti dan bermakna. UbD memiliki tiga tahap backwrad: 1) desired result; 2 evidence; dan 3) learning experience.
Mengenal framework UbD - Understanding by DesignUwes Chaeruman
UbD adalah salah satu framework yang dapat dijadikan acuan dalam merancang pembelajaran yang efekti dan bermakna. UbD memiliki tiga tahap backwrad: 1) desired result; 2 evidence; dan 3) learning experience.
Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
Contoh RPP menggunakan Framework UbD. Contoh ini saya daasarkan atas hasil review terhadap tugas-tugas mahasiswa dalam mendesain pembelajaran menggunakan framework UbD.
Banyak ahli yang merumuskan pengertian pengembangan kurikulum, menurut Miller dan Seler (1985:3) pengembangan kurikulum adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dimulai dari menentukan orientasi kurikulum, yakni kebijakan-kebijakan yang umum. Misalnya arah dan tujuan pendidikan, pandangan tentang hakekat kurikulum dan lainnya. Sementara itu Proses pengembangan kurikulum menurut Sagala (2000:232) ialah kebutuhan untuk menspesifikasi peranan-peranan lulusan menggambarkan kemampuan dan keterampilan yang harus dilaksanakan dalam bidang tertentu.
Salah satu model instruksional yang sering digunakan adalah model ASSURE. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu analisa peserta didik (A), menetapkan tujuan pembelajaran (S), memilih materi dan media (S), menggunakan materi dan media (U), partisipasi peserta didik (R), dan evaluasi-revisi (E).
PAR adalah kegiatan riset yang dilaksanakan secara partisipatif di antara masyarakat warga dalam suatu komunitas atau lingkup sosial yang lebih luas untuk mendorong terjadinya aksi-aksi transformatif (perubahan kondisi hidup yang lebih baik). Dengan demikian, sesuai istilahnya, PAR memiliki tiga pilar utama, yakni metodologi riset, dimensi aksi, dan dimensi partisipasi. Artinya, PAR dilaksanakan dengan mengacu metodologi riset tertentu, harus bertujuan untuk mendorong aksi transformatif, dan harus melibatkan sebanyak mungkin masyarakat warga atau anggota komunitas sebagai pelaksana PAR-nya sendiri.
Makalah Model Pengembangan Kurikulum “DEMONSTRATION”Dedy Wiranto
Pengembangan kurikulum tidak dapat lepas dari berbagai aspek yang mempengaruhinya, seperti cara berpikir, system nilai (nilai moral, keagamaan, politik, budaya, dan sosial), proses pengembangan,kebutuhan peserta didik, kebutuhan masyarakat maupun arah program pendidikan. Aspek-aspek tersebut akan menjadi bahan yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan kurikulum. Model pengembangan kurikulum merupakan suatu alternative prosedur dalam rangka mendesain (designing), menerapkan (implementation), dan mengevaluasi (evaluation) suatu kurikulum. Oleh karena itu model pengembangan kurikulum harus dapat menggambarkan suatu proses sistem perencanaan pembelajaran yang dapat memenuhi berbagai kebutuhan dan standar keberhasilan pendidikan. (Ruhimat, T. dkk 2009: 74).
Tugas Mata Kuliah Desain Program Pendidikan dan Pelatihan. Materi Model-Model Desain Sistem Pengembangan Pelatihan dan Pendidikan : Model ADDIE dan ASSURE Oleh kelompok 8 (Ermawati, Lia Yuliani, Muslimah Surianty)
sebuah tugas presentasi mata kuliah Evaluasi Pembelajaran BSI yang menjelaskan tentang penilaian dalam kompetensi membaca bersumber dari buku Penilaian Pembelajaran Bahasa: Berbasis Kompetensi dan Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa karya Burhan Nurgiyantoro
Tugas mata kuliah Kewirausahaan jurusan PBSI UNY 2012 kelas A.
Menyajikan hasil observasi dengan mengunjungi Sabila Farm untuk mendapatkan kiat-kiat dalam berwirausaha.
Akhir-akhir ini banyak isu-isu yang berkembang mengenai etika pergaulan mahasiswa di kampus terkait dengan persoalan sopan santun, tata krama, etika dalam berkomunikasi serta tata cara berpakaian yang pantas dalam pergaulan di lingkungan kampus. Isu tersebut telah menjadi sorotan banyak pihak mulai dari kalangan birokrasi hingga pihak luar yang tidak terlibat langsung dalam proses akademik. Isu ini menjadi keprihatinan tersendiri, pasalnya UNY merupakan universitas penghasil calon-calon guru yang akan memberi tauladan kepada murid-muridnya kelak.
Peraturan Rektor Nomor 03 Tahun 2009 telah banyak memuat segala hal tentang etika pergaulan mahasiswa di kampus yang telah disepakati bersama antara para pimpinan universitas dengan perwakilan mahasiswa UNY.
Bahkan dalam peraturan rektor tersebut telah disepakati pula pencantuman sanksi bagi yang melanggar etika pergaulan di kampus yang dikriteriakan bersama itu (Pasal 12 – 14 Peraturan Rektor No.03 Th 2009).
Pada dasarnya, etika pergaulan mahasiswa merupakan alat kontrol dari sebuah tindakan. Etika dapat menjadi gambaran bagi mahasiswa dalam mengambil suatu keputusan yang bersifat baik atau buruk. Makna etika perlu dipahami kembali dan diaplikasikan di dalam lingkungan mahasiswa, karena pada realita banyak mahasiswa yang tidak mengetahui makna dan peranan etika itu sendiri, sehingga bermunculanlah mahasiswa yang tidak memiliki sopan santun kepada para dosen, mahasiswa lebih menyukai hidup bebas tanpa beban, berdemonstrasi tidak mengikuti aturan yang berlaku bahkan hal terkecil seperti menyontek disaat ujian dianggap hal yang lumrah. Realita ini juga dapat terbawapada kehidupan sosial bermasyarakat dan ruang lingkup tatanan parlemen seperti korupsi.
2. Model Tyler
Model Taba
Model Wheller
Model Saylor,
Alexander, Lewis
Model Oliva
Roger’s
Interpersonal
Relation Model
Emerging
Tecnical Model
Model
Systematic
Action-Research
Model Nicholls
Model Leyton
Soto
The
Administrative
Model
Model
Beauchamp
The Grass-Roots
Model
Model Dynamic
Skillbeck
Model Seller
Miller
The
Demonstration
Model
3. Model Tyler Model Taba
Model
Wheller
Stillia
Mubarokah
S841708017
Wahyu Joko
Saputra
S84170819
Arief
Kurniatama
S841708022
Listya
Buana Putra
S941708023
Rosaliana
Intan
Pitaloka
S841708028
4. MODEL TYLER
Tyler menyarankan bahwa perencanaan
kurikulum mengidentifikasi tujuan umum
dengan mengumpulkan data dari tiga sumber:
Siswa
Kehidupan kontemporer di luar sekolah
Mata pelajaran
5. MODEL TYLER
Pengakuan akan
pentingnya setiap
individu manusia
yang tidak
memandang ras,
suku bangsa,
sosial atau status
ekonomi
Kesempatan
untuk
berpartisipasi luas
dalam semua
fase kegiatan
kelompok sosial
dalam
masyarakat
Dorongan pada
keberagaman
daripada
bergantung pada
satu jenis
kepribadian
Kepercayaan
pada intelegensi
sebagai metode
pemecahan
masalah daripada
bergantung pada
otoritas dari
kelompok
aristrokratik
Tyler menugaskan guru untuk menguraikan nilai-nilai
filsafat pendidikan dan sosial; dan menekankan pada
4 tujuan demokratis
6. MODEL TABA
Taba menggunakan
pendekatan akar
rumput (grass-roots
approach) bagi
pengembangan
kurikulum.
Kurikulum harus
dirancang oleh para
guru dan bukan
diberikan oleh pihak
berwenang.
Model ini menganut
pendekatan induktif
yang dimulai dengan
hal khusus dan
dibangun menjadi
suatu rancangan
umum.
Guru harus memulai
proses dengan
menciptakan suatu
unit belajar
mengajar
7. MODEL TABA
Memproduksi unit percontohan yang mewakili
peringkat kelas dan bidang ilmu.
Mengorganisasi kegiatan pembelajaran
Menentukan tentang apa yang akan dievaluasi
dan cara serta alat yang dipakai untuk melakukan
evaluasi
Memeriksa keseimbangan dan urutan
Memasang dan menyebarkan unit baru
Langkah menyelesaikan
perubahan kurikulum
8. MODEL
WHEELER
Model Wheeler bersifat cyclic (siklis) atau
berhubungan dengan masa putaran
(berkelanjutan)
Model ini berbeda dengan model Tyler, Taba,
Oliva, Beaucham
11. MODEL SAYLOR,
ALEXANDER, LEWIS
Model ini mengindikasikan bahwa
perencana kurikulum memulai
kegiatannya dengan melakukan
spesifikasi tujuan pembelajaran
umum (TPU) dan tujuan
pembelajaran khusus (TPK) yang
ingin dilaksanakan.
Tahapan dalam model Saylor, Alexander, Lewis
adalah sebagai berikut:
Melaksanakan
eksperimen
Diteorikan
Diimplementasikan
12. MODEL OLIVA
Model Oliva berprinsip bahwa kurikulum itu harus
sederhana, komprehensif dan sistematis.
13. ROGER’S
INTERNATIONAL
RELATION MODEL
Menurut Rogers:
manusia berada dalam proses perubahan
(becoming, developing, changing), sesungguhnya
ia mempunyai kekuatan dan potensi untuk
berkembang sendiri, tetapi karena ada hambatan-
hambatan tertentu ia membutuhkan orang lain
untuk membantu memperlancar atau mempercepat
perubahan tersebut.
14. ROGER’S
INTERNATIONAL
RELATION MODEL
Secara siklus garis besar dan berurutan terdiri
atas uraian filosofis, uraian tujuan pembelajaran
umum (goals), dan tujuan pembelajaran khusus
(objectives), desain perencanaan,
implementasi, dan evaluasi.
15. ROGER’S
INTERNATIONAL
RELATION MODEL
Ada empat langkah
pengembangan kurikulum model
Rogers.
Pemilihan target dari sistem pendidikan
Partisipasi guru dalam pengalaman kelompok responsif
Pengembangan kelompok yang intensif untuk satu kelas
Partisipasi orang tua dalam kegiatan
19. MODEL SYSTEMATIC
ACTION-RESEARCH Langkah-langkah dalam Model
Nicholls
Analisis Situasi
Menentukan tujuan khusus
Menentukan dan mengorganisasi isi pelajaran
Menentukan dan mengorganisasi metode
Evaluasi
20. MODEL LEYTON
SOTO
Leyton Soto telah mempersentasikan
sebuah intergrasi dan komprehensif,
meskipun model yang relatif kompleks
untuk pengembangan kurikulum dari sudut
memilih tujuan ke titik mengevaluasi
pengalaman.
23. THE
ADMINISTRATIVE
MODEL
Model ini disebut juga dengan istilah dari
atas ke bawah (top down) atau staf lini
(line-staff procedure), artinya
pengembangan kurikulum ini adalah ide
awal dan pelaksanaannya dimulai dari
pejabat tingkat atas pembuat keputusan
dan kebijakan berkaitan dengan
pengembangan kurikulum.
25. MODEL
BEAUCHAMP
Model ini dikembangkan oleh G.A.
Beauchamp yang mencakup beberapa
komponen penting dalam pengembangan
kurikulum, yakni
1. menetapkan arena lingkup wilayah,
2. menetapkan personalia,
3. organisasi dan prosedur pengembangan
kurikulum,
4. implementasi kurikulum dan evaluasi
kurikulum.
26. MODEL
BEAUCHAMP Langkah-langkah Model
Beauchamp
Menetapkan arena yang akan dicakup
oleh kurikulum
Menunjukan tim pengembang kurikulum
yang relevan
Organisasi dan pengembangan
kurikulum
Mengimplementasikan kurikulum di
sekolah
Mengevaluasi kurikulum
27. THE GRASS-
ROOT MODEL
Model akar rumput the grass roots akan
berkembang dalam sistem pendidikan yang
bersifat desentralisasi. Guru sebagai fasilitator
mengadakan upaya mengembangkan suatu
komponen kurikulum yang memungkinkan
terjadinya kompetisi dalam meningkatkan mutu
dan sistem pendidikan sebagai
penyempurnaan pengajaran di kelasnya dalam
bidang tertentu pada sekolah yang bertujuan
melahirkan manusia yang mandiri dan kreatif.
28. Guru Sekolah
Masalah
Narasumber /
Atasan
Keseluruhan
Bidang studi
tertentu
Membimbing
Mendorong Lokakarya
Kesimpulan
1. Guru
2. Kepala
sekolah
3. Orang Tua
Siswa
4. Anggota
Masyarakat
5. Nara sumber
Tugas
Mencari
Ada
Diikuti
Gagasan
BAGAN
THE
GRASS
ROOTS
MODEL
30. MODEL DYNAMIC
SKILLBECK
Menurut Skillbeck:
Langkah-langkah pengembangan kurikulum
sebagai berikut:
• Menganalisis situasi
• Memformulasikan tujuan
• Menyusun program
• Mempretasi dan implementasi
• Monitoring, umpan balik, asesmen dan
rekontruksi
32. MODEL
DEMONSTRASI
Model demonstrasi dikembangan untuk
memperkenalkan suatu inovasi kurikulum dalam
skala kecil yang diprakarsai oleh sekelompok
guru yang bekerja sama dengan ahli yang
bermaksud mengadakan perbaikan kurikulum
Model ini hanya mencakup satu atau beberapa
sekolah karena sifatnya mengubah atau
mengganti kurikulum yang ada.
33. BENTUK
MODEL
DEMONTRASI
1
Model demonstrasi cenderung bersifat formal, sekelompok guru
diorganisasikan dalam suatu sekolah secara terpisah.
Tugas mereka adalah mengembangkan proyek percobaan
kurikulum.
Tujuannya sama seperti tim penelitian dan pengembangan secara
internal, yaitu untuk menghasilkan segmen baru dalam kurikulum
dengan harapan hasilnya dapat diadopsi oleh kurikulum sekolah.
Dalam bentuk pertama ini, inisiatif dan organisasi kurikulum berasal
dari atas sehingga model ini dianggap sebagai representasi variasi
model administratif.
34. 2
Model demonstrasi dianggap kurang formal dibandingkan dengan
bentuk pertama karena guru-guru yang merasa kurang puas
dengan kurikulum yang ada membuat eksperimen di dalam area
tertentu.
Mereka bekerja dalam bentuk organisasi tak terstruktur atau bekerja
sendiri-sendiri.
Tujuannya untuk menghasilkan alternatif praktik kurikulum.
Jika eksperimen berhasil, maka diusulkan untuk diadopsi
penggunaannya di seluruh sekolah.
BENTUK
MODEL
DEMONTRASI
35. 35
Daftar Pustaka
Abdulah,Idi. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Pratik. Ar RUZZ: Jogjakarta.
Arifin, Zainal. 2011. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Brady, Laurie. 2006. Curriculum Models and Curriculum Commonplaces. Artikel Laporan (Vol. 14 No. 2,
197-200). Diakses melalui http://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/0022027820140207 pada
tanggal 26 September 2017.
Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Oliva, Peter F. 2005. Developing the Curriculum. United States of America: Pearson Education.
Sanjaya, Wina. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran, Teori dan Praktik Pengembangan KTSP. Jakarta:
Kencana.
Sukmadinata, N.S. 1988. Prinsip dan Landasan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
Sukmadinata, N.S. 2009. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2013. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.