SlideShare a Scribd company logo
1 of 111
▲▲▲
│││
│││
│││
│││
│││
│││
│││
│││
Air tanah
Air tanah untuk veg.
Air tanah untuk tanah
M
│ │ │
│ │ │
│ │ │
│ │ │
│ │ │
│ │ │
│ │ │
│ │ │
│ │ │
│ │ │
│ │ │
▲▲▲

  
 
Evaporasi dari
laut
Hujan
Ev. Air hujan
Ev.vegetasiEv.danautranspirasi
Ev.Daritanah
Ev. Dari
sungai,da-
nau,dll.
L A U T
▲ ▲
▲
▲Air tanah untuk sungai
Air tanah untuk lautan
……..Massa hujan……..
……………………….…………………..……………
Sebagian besar uap air yang datang
dari lautan jatuh sebagai hujan
Jln.pendek dalam
siklus :
Langsung masuk
ke udara melalui
evaporasi dari
permukaan
daratan dan
transpirasi dari
vegetasi
Siklus
pendek :
Hujan di
atas lautan
Siklus panjang :
- Hewan dan
tanaman
menggunakan air
untuk membentuk
organ tubuhnya.
- air disimpan di
gunung-gunung
es/glitser.
- Air diambil tanah
Estimasi air di daratan
Terrestial Volume air
(L)
Total air
(%)
- Lautan
- Benua :
♣ Tersimpan di gunung es
♣ ground water
♣ danau air tawar
♣ danau air asin
♣ Vadose water
♣ Average in stream channels
- Atmosfer
Total
1.32 x 1021
2.90 x 1019
8.30 x 1018
1.20 x 1017
1.20 x 1017
6.70 x 1016
1.00 x 1015
1.30 x 1016
1.36 x 1021
97.200
2.150
0.620
0.009
0.008
0.005
0.0001
0.001
100.000
Kondensasi
suatu proses perubahan langsung
dari uap air menjadi cairan
Sublimasi peubahan uap
menjadi padat
Uap air
cair
padat
Dihasilkan
panas
Kondensasi
kristal-kristal kecil yang naik ke udara dan
mempunyai diameter ± 10-6
mm, sehingga
melayang-layang di udara dan terbawa naik
tinggi sekali karena adanya pergerakan udara.
inti kondensasi
Mempengaruhi kecepatan proses kondensasi
Inti kondensasi
di atmosfer
Inti higroskofis : yang terdiri dari
hasil pembakaran (asam belerang,
uap zat lemas, dll.), dapat juga
berupa garam-garam laut
Inti non-higroskofis : yaitu berupa
debu, pasir atau bahan padatan
tanah yang sangat kecil.
Inti kondensasi : umumnya bersifat higroskofis bereaksi
dengan uap air di atmosfer reaksi fisis fase
padat/cair
inti kondensasi
Inti kondensasi
higroskofis
Mulai menyerap air sebelum mencapai
kejenuhan udara pada kelembaban 80%
Berkembang terus hingga 96%
Berlangsung sempurna jika kelembaban
mencapai 100% (cukup jenuh)
Untuk mencapai hal itu, harus ada penambahan uap air yang cukup
sehingga cukup tersedia uap air dan harus cukup adanya
pendinginan atau penurunan suhu.
Proses ini terjadi misalnya bila ada udara melalui atau melintasi
lautan di mana terdapat banyak uap air dan kristal-kristal garam.
 Awan tersusun atas berjuta-juta butiran air dan
kristal es yang kecil-kecil, yang terbentuk pada
saat udara mendingin.
 Awan terbentuk dalam berbagai cara dan
dinamakan menurut bentuk, tinggi dan ukurannya.
 Awan membantu meramalkan jenis cuaca
 Awan sering dihubungkan dengan presipitasi
(hujan, salju, hujan bercampur es dan salju atau
hujan batuan es), tapi tidak semua awan
mengakibatkan jenis cuaca ini.
A w a n
1. Udara dapat naik ke atas karena konveksi,
ketika radiasi matahari memanaskan
permukaan bumi.
2. Udara dipaksa naik saat mencapai dataran
tinggi
3. Udara dapat juga naik jika dua massa udara
bertubrukan
Alasan mengapa udara naik
dan awan terbentuk
Proses pembentukan awan
Merupakan proses fisik yang terjadi di alam
 Secara alami awan terbentuk karena adanya
radiasi matahari yang ada di permukaan bumi
adanya proses konveksi panas.
 pada daratan yang banyak mengandung air
akan cepat membentuk awan dibandingkan
daerah yang kering.
a. Teori tumbukan dan peleburan (collision and caolescence)
Titik-titik kondensasi di awan yang berbeda
ukuran dan mengandung energi
H U J A N
Terjadi pergerakan dengan arah dan kecepatan berbeda
Terjadi proses tumbukan di antara butir-butir awan
Terjadi peleburan, sehingga butir-butir kondensasi
akan bertambah besar
Menjadi butiran air yang mempunyai massa yang pada
Ukuran tertentu mampu melawan gaya ke atas (up draft)
Keluar dari sistem awan
Ukuran butir awan
Efisiensi tumbukan
Efisiensi peleburan
Pertumbuhan
butir dipengaruhi
Kecepatan jatuh butir-butir awan dan hujan
dengan ukuran diameter yang berbeda
Ukuran diameter
(mikron)
Kecepatan jatuh
(cm/detik)
Butiran awan 1
5
10
20
50
0.003
0.076
0.300
10
76
Gerimis 100
200
500
1000
27
72
206
403
Butir-butir hujan 2000
3000
5000
649
806
909
a. Hilangnya panas melalui pancaran radiasi dari
massa udara akan menyebabkan udara menjadi
dingin dan mengembun.
b. Rambatan/sentuhan dengan permukaan yang
dingin biasanya menghasilkan embun.
c. Jika udara panas dan dingin bercampur maka
terjadilah penurunan suhu.
d. Jika tekanan udara turun, ini berhubungan
dengan penurunan suhu bila udara naik.
Cara-cara pendinginan untuk
terjadinya kondensasi di alam
Bentuk pengembunan minor
Jika terjadi
kondensasi di atas
titik beku (0º C)
Kondensasi terjadi dalam
bentuk kristal-kristal es
(ibun putih, rime, salju
dan awan dingin).
akan menghasilkan
pengembunan dalam
status cair (embun,
kabut dan awan).
Jika kondensasi
terjadi di bawah
0º C
☻ Embun dan ibun putih : merupakan hasil
kondensasi pada permukaan yang dingin
sebab pancaran radiasi gelombang panjang
pada malam hari dengan langit cerah dan
angin lemah.
☻ Rime : kristal-kristal es yang terbentuk karena
butir air lewat dingin menyentuh benda
dingin.
Bentuk pengembunan minor
Keterangan
☻ Kabut :
a. Kabut pancaran :
- terjadi di daratan
- dikenal sebagai kabut inversi permukaan
- kondisi yang menunjang terjadinya kabut
pancaran:
♣ Inversi permukaan yang menahan kabut tidak
menghilang ke atas.
♣ Langit cerah tak berawan sehingga pendinginan
intensif
♣ Angin lemah, yang mengakibatkan terjadinya
pencampuran sehingga kabut bisa cukup tebal,
tetapi tidak menghilangkan.
Bentuk pengembunan minor
☻ Kabut :
b. Kabut adveksi :
- terjadinya karena adanya gerakan udara yang
hangat dan lembab secara horizontal ke arah
permukaan yang dingin.
- sering terjadi di pantai dan daerah di tepi
badan berair yang besar di daratan pada saat
terjadinya gradien suhu horizontal yang besar.
Bentuk pengembunan minor
Keterangan
Proses kondensasi yang terjadi di atmosfer
pada ketinggian tertentu disebut awan
Proses kondensasi yang terjadi di sekitar
permukaan disebut kabut, embun dan frost.
Bentuk pengembunan minor
Keterangan
b. Teori Bergeron dan Findeisen :
T < 0º C
Di awan terbentuk kristal-kristal es dan terdapat
air super cooled (fase cair di bawah titik beku)
Tekanan uap air di atas kristal es akan turun lebih
cepat dibandingkan di atas air super cooled
Air akan mengalir ke arah kristal es
Menyublim di atas kristal es tersebut
Kristal es akan tumbuh dan membesar
Pada ukuran tertentu akibat adanya gaya gravitasi,
kristal es akan jatuh sebagai hujan es
Jika T di
bawah awan
berada di
atas suhu
titik beku,
maka kristal
es akan
mencair dan
akhirnya
akan jatuh
sebagai
hujan
T > 0º C
Klasifikasi awan berdasarkan
bentuk dan sifatnya
♣ Susunan dan keadaannya datar, warna awan
kelabu.
♣ Bentuk seperti selimut, sering menghasilkan
hujan gerimis/rintik-rintik.
♣ Pada ketinggian 1 - 2 km : awan stratus
2 - 7 km : altostratus
♣ Yang menyebabkan hujan atau salju dan
awannya berlapis diberi kata nimbus pada
awalannya, sehingga namanya : nimbustratus
1. Awan Stratus
Klasifikasi awan berdasarkan
bentuk dan sifatnya
♣ Air atau partikel es menguap sebelum jatuh ke
tanah disebut : virga
♣ Awan stratus yang bercampur dengan awan
cumulus dan terletak pada ketinggian :
2 km : stratocumulus
3 – 7 km : altocumulus
1. Awan Stratus
Klasifikasi awan berdasarkan
bentuk dan sifatnya
♣ Di daerah pegunungan awan altocumulus terlihat sangat
bagus, awan ini berbentuk menyerupai lensa raksasa :
altocumulus lenticularis, kadang kala bentuknya seperti
gerak gelombang di daerah bawah dan tepinya yang
disebabkan oleh angin. Awan ini kadang-kadang terbentuk
karena adanya penghalang dari gunung angin bertiup
dengan kuat dan tidak stabil (turbulensi) aliran angin
ini dapat menjadi kuat awan meluas dan naik sampai
ketinggian 10 km.
1. Awan Stratus
stratus
stratus
♣ Awan ini menyendiri, bentuk menyerupai bukit,
kubah, atau menjulang tinggi.
♣ Tampak putih, menyerupai kembang
♣ Ditemukan pada ketinggian yang berbeda-beda
♣ Sering terlihat pada hari yang cerah dan kering
Klasifikasi awan berdasarkan
bentuk dan sifatnya
2. Awan Cumulus
♣ Awan cumulis yang tidak terlalu besar disebut
cumulus congestus
♣ Awan yang terbentuk vertikal ke atas dengan
dasar hitam dan dapat menghasilkan hujan
disebut comulonimbus
♣ Awan yang cerah tapi kadang kala
menyebabkan adanya guntur : awan guntur
Klasifikasi awan berdasarkan
bentuk dan sifatnya
2. Awan Cumulus
Awan cumulus
Awan cumulus
Awan cumulus
Awan cumulus
altocumulus
cirrocumulus
♣ Kebanyakan tersusun dari kristal es dan
biasanya terdapat pada ketinggian 5 – 13 km,
terutama di pertengahan ketinggian tersebut.
♣ Warna putih menyerupai benang
Klasifikasi awan berdasarkan
bentuk dan sifatnya
3. Awan Cirrus
♣ Jika bentuk dan rupa awan ini disertai dengan
tudung yang halus, rata dan menutupi langit :
cirrusstratus, kadang-kadang membentuk halo,
cincin yang mengelilingi matahari/bulan.
♣ Yang berada di daerah yang tinggi dan tersusun
dari elemen-elemen yang menyerupai riak air
(seperti butiran-butiran) : cirrocumulus.
Klasifikasi awan berdasarkan
bentuk dan sifatnya
3. Awan Cirrus
Awan Cirrus
Awan Cirrus
Awan Cirrus
Awan Cirrus
Awan Cirrus
Awan Cirrus
Tropika
Awan Cirrus
cumlonimbus
nimbostratus
altostratus
cirrostratus
cirrus
cirrocumulus
altocumulus
cumulus
stratus
stratocumul
us
Penggolongan awan menurut Mason (1975)
Stratiform Cumuliform :
 Cumulus
 cumulunimbus
Tipe khusus :
 Awan Fracto
 Awan Orografi
 Awan gelombang
dan centiculerAwan tinggi :
 Cirrus
 Cirruscumulus
 Cirrusstratus
Awan menengah :
 Altocumulus
 Altostratus
Awan rendah :
 Stratoscumulus
 Nimbustratus
 stratus
Dibedakan atas dasar ketinggian :
a. Awan tinggi
- awan yang terletak pada ketinggian 7000 m
dengan suhu di bawah - 25º C.
- ditandai dengan nama cirrus dengan ciri-ciri
berwarna putih, halus, tampak seperti rumbai-
rumbai, merupakan garis-garis, seperti bulu
ayam.
- terdiri atas cirrus, cirruscumulus dan cirrusstratus
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
☺ Awan Cirrus (Cr)
 awan yang sangat tinggi (9.000 – 10.500 m)
 bentuk seperti bulu ayam yang tersusun
seperti pita yang melengkung di langit
 tidak menimbulkan hujan
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
a. Awan tinggi
☺ Awan cirruscumulus (Cc)
 pada ketinggian 7.500 – 9.000 m
 terdiri dari kristal-kristal es
 bentuk seperti gerombolan domba
 susunan berwarna putih dan terputus-putus
 tidak menimbulkan suatu bayangan
 tidak menimbulkan hujan
 bentuk garis-garis
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
a. Awan tinggi
☺ Awan cirrusstratus (Cs)
 pada ketinggian 6.000 – 7.000 m
 bentuk seperti kelambu putih dan halus
 umumnya menutup langit secara merata
sehingga langit tampak seperti susu/pucat
 membentuk suatu lingkaran yang mengelilingi
matahari dan bulan
 terdiri dari butir-butir es
 sering membawa hujan
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
a. Awan tinggi
 dicirikan dengan nama alto
 Pada ketinggian 2.000 – 7.000 m
 T = 0 - 25º C
 Terdiri dari : awan altocumulus dan
altostratus
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
b. Awan menengah
1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
☺ Awan Altocumulus (Ac)
 tidak terlalu tinggi
 letaknya pada 4.500 – 6.000 m
 bentuk kecil-kecil (seperti bola)
 berwarna putih hingga pucat, dan ada bagian
yang kelabu
 tampak tersusun membentuk seperti garis-
garis atau bergelombang
 tidak mendatangkan hujan
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
b. Awan menengah
1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
☺ Awan altostratus (As)
 letaknya pada 3.000 – 4.500 m
 awan membentuk seperti selendang yang
uniform dan berwarna kebiru-biruan
 tersusun seperti bulu dan lebih tebal
daripada cirrusstratus dan sering berangsur-
angsur bergabung dengan awan tersebut
 diikuti dengan penyebaran hujan
 bila menutup matahari atau bulan tampak
terang di daerah atas
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
b. Awan menengah
1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
 dicirikan dengan nama stratus
 Pada ketinggian 2.000 m
 T = lebih panas dari - 5º C
 Terdiri dari : awan stratuscumulus,
nimbustratus dan stratus
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
c. Awan rendah
1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
☺ Awan Stratuscumulus (Sc)
 awan ini terdiri dari butir kecil yang banyak
jumlahnya atau awan yang berwarna abu-abu
yang halus dengan cela-cela yang lebih terang
 tidak menimbulkan hujan
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
c. Awan rendah
1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
stratuscumulus
☺ Awan Nimbustratus (Ns)
 lebih tebal bagian tepinya seperti kain robek-
robek atau compang-camping
 berwarna putih kelabu
 pada ketinggian ± 1.500 m
 menimbulkan hujan gerimis (di Indonesia)
 biasanya menutupi seluruh langit, membuat
matahari tidak tampak sama sekali
 menimbulkan hujan
c. Awan rendah
1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
nimbostratus
☺ Awan Stratus (St)
 suatu lapisan awan rendah yang mirip
dengan kabut tetapi tidak sampai menyentuh
permukaan bumi
 awan ini sangat luas
c. Awan rendah
1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
- yaitu jenis awan yang mempunyai pertumbuhan naik
ke atas.
a. Awan Cumulus (Cu)
- berada di bawah 1.500 m
- awan tebal dengan puncak tertinggi terjadi
pada siang hari karena adanya udara naik ke atas.
- bagian puncak mempunyai permukaan yang bulat,
dengan bagian dasarnya hampir horizontal.
- bila berhadapan dengan matahari akan tampak
terang, tampak pada saat udara cerah.
2. Cumuliform (tipe awan yang tumbuh secara vertikal)
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
b. Awan Cumulunimbus (Cb)
- berukuran besar dan bagian bawahnya rendah
tapi puncaknya tinggi seperti gunung/menara.
- menyebabkan terjadinya petir atau guntur
- dapat juga menimbulkan hujan
- ukuran titik air hujan besar sehingga jatuh
dengan deras.
2. Cumuliform (tipe awan yang tumbuh secara vertikal)
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
Awan cumulonimbus
Awan cumulonimbus
Awan cumulonimbus
a. Awan Fracto
- terdiri dari : fractocumulus, fractostratus,
dan fractonimbus, yang semuanya
merupakan awan rendah yang berasosiasi
dengan awan-awan cumulus, stratus
ataupun nimbustratus
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
3. Tipe-tipe Khusus
b. Awan orografi
- yaitu awan yang terbentuk oleh adanya udara
yang didorong naik ke atas gunung.
- terbentuk pada daerah lereng gunung yang
menghadap arah angin.
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
3. Tipe-tipe Khusus
c. Awan-awan gelombang dan centiculer
- merupakan awan yang dibentuk di daerah
bayangan gunung dan di puncak gunung
yang mempunyai bentuk gelombang.
- terbentuk karena pengaruh perubahan arah
pergerakan massa udara yang melewati
daerah perbukitan atau pegunungan yang
bergelombang. Terjadi karena gesekan
dengan permukaan.
Penggolongan awan
menurut Mason (1975)
3. Tipe-tipe Khusus
▲
▲
Udara tepat di atas
permukaan dipanaskan,
menjadi kurang padat dan
naik
Udara yang panas menjadi
dingin dan uap air yang
terkandung di dalamnya
mengalami kondensasi
membentuk awan.
▲
a. Tipe awan konventif
Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya
Udara panas menjadi dingin saat
dipaksa naik di atas dataran yang
lebih tinggi
Awan bukit
terbentuk saat
uap air di udara
mengalami
kondensasi
Dataran tinggi
(misal : jajaran
pegunungan)
Awan cumulus, dan cumulunimbus
Pada lereng yang menghadap arah angin
b. Tipe awan
orografik
Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya
Ada pertemuan dua massa udara yang berbeda
sifatnya yaitu massa udara panas yang berasal
dari equator dan massa udara dingin yang
berasal dari kutub.
Massa udara panas yang mengandung uap air
akan terangkat ke atas, massa udara dingin ke
bawah, kemudian berkondensasi membentuk
awan.
c. Tipe awan frontal
Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya
Udara panas naik
ke atas udara
dingin
Udara panas
Udara dinginAwan frontal
c. Tipe awan frontal
Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya
Adanya pengangkatan massa udara yang
diakibatkan pertemuan massa udara berasal
dari sub-tropis utara dan selatan.
Massa uap air yang ada di daerah tropis
bersifat panas akan terangkat ke atas, terjadi
penurunan suhu, kemudian berkondensasi
dan terbentuklah awan.
d. Tipe awan konvergensi
Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya
H2O
▲ ▲
LU LS
0º30º 30º
E
Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya
d. Tipe awan konvergensi
salah satu bentuk dari
presipitasi
Hujan
Presipitasi
bentuk pengembalian air
yang telah diuapkan ke
atmosfer menuju
permukaan bumi
kembali
presipitasi lain : kabut, salju, embun
♣ Berlaku untuk awan dingin (di bawah 0º C)
yang terdiri dari kristal es dan air lewat
dingin (air yang suhunya di bawah 0º C tapi
belum membeku)
♣ sering terjadi pada awan cumulus yang
tumbuh menjadi cumulonimbus, dengan
puncak awan berada di bawah titik beku
Teori pembentukan hujan
1. Teori Bergeron
Kristal es dan air lewat
dingin
Terjadi perbedaan tekanan uap di sekitar
butir-butir air dan partikel es
Butir-butir air mengembun
Kristal es menjadi desar
Jika berat butir hujan telah melampaui gaya
dorong ke atas
H U J A N
♣ butir-butir awan hanya terjadi dari air
♣ berdasarkan perbedaan kecepatan jatuh
antara butir-butir CH yang berbeda ukurannya
♣ butir air yang lebih besar akan memiliki
kecepatan jatuh lebih cepat daripada butir-
butir kecil
♣ banyak terjadi di daerah tropis yang berawan
panas dengan perkembangan yang cepat
2. Teori Tumbukan dan Penyatuan
Teori pembentukan hujan
Butir-butir air
Terjadi tumbukan antar butir
yang disertai penyatuan
Butir bertambah besar dan
berat sehingga mampu melawan
daya angkat udara
H U J A N
Udara
naikangin
awan
hujan
Tipe-tipe Hujan
1. Hujan Konveksi
pemanasan
yang intensif
H U J A N
Ketidakstabilan kolom udara
Massa udara terangkat ke atas
Massa udara yang mengandung uap air
sampai ketinggian tertentu berkondensasi
membentuk awan
Tipe-tipe Hujan
1. Hujan Konveksi
a. Awan yang terbentuk umumnya
awan cumulus dan cumulonim-
bus
b. Hujan tipe ini biasanya lebat
c. Waktunya singkat dan umumnya
terjadi pada sore hari
d. Distribusinya hanya pada
daerah yang terbatas
e. Sering disertai dengan adanya
petir
Tipe-tipe Hujan
1. Hujan Konveksi
Ciri-ciri
hujan
konveksi
▲
▲huja
n
Udara lembab
Daerah
bayang-bayang
hujan
CH rendah
Udara
kering
awan
☻ Terbentuk
karena
adanya
pengangkat-
an massa
uap air
☻ Pemebntukan
hujan ini di-
bantu dengan
adanya do-
rongan
pergerakan
angin
Tipe-tipe Hujan
2. Hujan Orografik
a. Turbulensi yang kuat dari sifat mekanik dan konvektif
b. Gangguan cuaca yang menghambat dan menghalangi
c. Konvergensi karena keadaan orografik
d. Dataran yang tinggi dapat memberikan dorongan awal
pada keadaan udara yang tidak stabil, atau keadaan
konveksi massa udara yang tidak stabil
Tipe-tipe Hujan
2. Hujan Orografik
♫ Bertambahnya CH ticak hanya disebabkan
oleh adanya dorongan angin ke atas yang
membawa uap air, tetapi disebabkan :
awan
▲
▲
Udara panas
Udara dingin
front
Tipe-tipe Hujan
3. Hujan Frontal
Udara panas dar tropis bertemu
dengan udara dingin dari kutub
Terjadi pengangkatan massa udara
Panas yang ringan,karena udara dingin
yang lebih berat menyusup ke bawah
Berkondensasi dan membentuk awan
H U J A N
Parameter Curah Hujan
1. Intensitas hujan (kelebatan hujan)
- Tinggi CH per satuan waktu (mm/jam)
2. Frekuensi curah hujan
- jumlah kejadian hujan dalam selang waktu
tertentu
- contoh : banyaknya kejadian hujan dalam
seminggu/sebulan
3. Penyebaran hujan (distribusi hujan)
- menyangkut pola penyebarannya
4. Durasi hujan (jujuh)
- lamanya hujan yang terjadi setiap kejadian hujan
5. Hari hujan
- jiks CH yang terjadi dengan besarnya > 0.5 mm
Hujan Buatan
Merupakan usaha untuk mengatasi
kekeringan yang terjadi di musim
kemarau.
Pada prinsipnya bertujuan untuk
memperpanjang interval hujan, biasanya
dilakukan pada akhir musim hujan atau
awal musim kemarau.
1. Harus ada awan yang berfungsi sebagai sumber
uap air untuk terjadinya hujan. Data cuaca yang
diperlukan adalahh ketinggian awan, kecepatan
dan arah angin, suhhu udara, kelembaban udara
dan tekanan udara.
2. Diperlukan peralatan pendukung untuk
melaksanakan hujan buatan tersebut (misal :
pesawat terbang untuk menebar bahan kimia,
menara untuk menyemprotkan larutan urea).
Hujan Buatan
Syarat-syarat melakukan hujan buatan
3. Pengetahuan tentang hujan buatan dan
teknis pelaksanaannya.
4. Perlu melibatkan para ahli dari berbagai
disiplin ilmu, terutama untuk melihat
pengaruhnya terhadap tanaman, manusia
dan lingkungan.
Hujan Buatan
Syarat-syarat melakukan hujan buatan
1. Perlu adanya kristal es dan awan dingin yang
memiliki batas untuk melepaskan hujan dengan
proses Bergeron atau dengan butiran air yang
besar untuk proses penyatuan.
2. Beberapa awan presipitasi tidak efisien atau kurang
terdapat di alam.
3. Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan cara
menaburkan CO2 padat (es kering) atau yodida
perak sehingga menghasilkan kristal es atau
dengan cara memasukkan butir-butir air, dapat juga
dengan menambahkan inti higroskopik yang besar.
Hujan Buatan
Hujan buatan pada prinsipnya didasarkan
pada 3 asumsi pokok
1. Persiapan metereologis
a. data arah dan kecepatan angin di berbagai
ketinggian tempat pada daerah yang akan
dilaksanakan hujan buatan
b. Data suhu udara, RH, tekanan udara dan
penutupan awan
c. Data CH
2. Persiapan penerbangan
Proses hujan buatan
Beberapa aspek yang harus diperhatikan
3. Persiapan bahan kimia :
a. CO2 padat (es kering) untuk :
- menurunkan T
- meningkatkan RH
- menimbulkan kristal-kristal es sebagai inti
kondensasi.
b. NaCl sebagai inti kondensasi
c. Urea (NH2)2NO2
d. Aerosol
e. Amonium nitrat (NH4NO3)
Proses hujan buatan
Beberapa aspek yang harus diperhatikan
Langkah-langkah pelaksanaan
hujan buatan
(1) (2) (3)
(4) (5) (6)
Langkah-langkah pelaksanaan
hujan buat-an
O
O
O
O
O
O
O
O
(7) (8) (9)
(10) (11) (12)
Keterangan gambar
(1) Langit cerah, ada penguapan
(2) Aerosol ditambah dengan CaCl2
(3) CaCl2 bertindak sebagai inti kondensasi,
menarik uap air arau butir awan
(4) Ditaburkan NaCl (garam dapur)
(5) NaCl bergabung dengan butir awan,
membentuk embrio
(6) Penyebaran tepung urea
Langkah-langkah pelaksanaan
hujan buatan
Keterangan gambar
(7) Embrio tambah besar. Pertumbuhan awan ke
samping lebih besar
(8) Ditebar es kering, menyerap panas yang keluar
dari proses kondensasi
(9) Awan menjadi tinggi. Ukuran vertikal lebih
tinggi daripada horizontal
(10) Disemprotkan larutan urea untuk memperbesar
tumbukan dan penangkapan
(11) Butir air besar mulai bergerak ke bawah
(12) Partikel air yang cukup besar keluar dari awan
dan jadi hujan
Langkah-langkah pelaksanaan
hujan buat-an
hujan
- H2O (air)
- Zat hara
(dari dalam
tanah)
Menghasilkan :
Produksi netto gugus
(CH2O)n : protein, AA,
nucleotida lipid, KH dan
porfurin, digunakan untuk :
- Pertumbuhan
- perkembangan
- reproduksi
- cadangan makanan
FOTOSINTESIS RESPIRASI
ATMOSFER
Sel daun/klorofil
CO2
Rad.surya
O2 CO2O2
H2O
CUACA
Faktor
utama :
- T udara
- T tanah
Cofac-
tors :
- Radiasi
surya
- RH
- neraca
air
- angin
Penga-
ruh CH
terha-
dap
tanam-
an
Bentuk awan unik
Bentuk awan unik
Pengertian
meningkatnya suhu permukaan
laut yang biasanya dingin
El-Nino
El-Nino (bahasa Spanyol) dapat diartikan
sebagai “anak lelaki”.
Pengertian
El-nino
salah satu bentuk penyimpangan iklim di
Samudera Pasifik yang ditandai dengan
kenaikan suhu permukaan laut (SPL) di
daerah katulistiwa bagian tengah dan timur
El Nino mengakibatkan kekeringan
Pengertian
La-nina
mendinginnya suhu
permukaan laut
La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang
berarti “anak perempuan”
Pengertian
La-nina
mendinginnya suhu
permukaan laut
ancaman banjir
La-ninaEl-nino
perairan yang lebih panas di
Pasifik tengah dan timur
meningkatkan T dan RH pada
atmosfer yang berada di atasnya
mendorong terjadinya
pembentukan awan yang akan
meningkatkan curah hujan di
sekitar kawasan tersebut
Bagian barat Samudra Pasifik P
meningkat shg menyebabkan
terhambatnya pertumbuhan
awan di atas lautan bagian timur
Indonesia, shg di bbrp wilayah
Indonesia terjadi penurunan CH
yang jauh dari normal
T permuk. laut di Pasifik
tengah dan timur mjd lebih
tinggi dari biasa pada waktu-
waktu tertentu, walaupun
tidak selalu
P di kawasan equator Pasifik
barat menurun, lebih ke barat
dari keadaan normal,
menyebabkan pembentukkan
awan yang lebih dan hujan
lebat di daerah sekitarnya
El-nino
El-nino dan la-nina
La-nina
La-nina

More Related Content

What's hot

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinNurul Afdal Haris
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliFerli Dian SAputra
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanPurwandaru Widyasunu
 
bentuklahan karst
bentuklahan karstbentuklahan karst
bentuklahan karstnur wulan
 
Respirasi pada tumbuhan powerpoint
Respirasi pada tumbuhan powerpointRespirasi pada tumbuhan powerpoint
Respirasi pada tumbuhan powerpointIvho Mamonto
 
KELEMBAPAN UDARA
KELEMBAPAN UDARAKELEMBAPAN UDARA
KELEMBAPAN UDARAEDIS BLOG
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHAlfian Nopara Saifudin
 
Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanahHusna Kadir
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik'Oke Aflatun'
 
Sedimentasi dan batuan sedimen
Sedimentasi dan batuan sedimenSedimentasi dan batuan sedimen
Sedimentasi dan batuan sedimenAmelia Devi Rizqi
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastikyadil142
 
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & SalinitasMateri Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & SalinitasSatriyo Unggul Wicaksono
 
Agroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan anginAgroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan anginJoel mabes
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 

What's hot (20)

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho
 
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/AeolinMateri MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
Materi MK Geomorfologi Dasar Mengenai Bentuklahan Bentukan Asal Angin/Aeolin
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
 
Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)
 
bentuklahan karst
bentuklahan karstbentuklahan karst
bentuklahan karst
 
Respirasi pada tumbuhan powerpoint
Respirasi pada tumbuhan powerpointRespirasi pada tumbuhan powerpoint
Respirasi pada tumbuhan powerpoint
 
KELEMBAPAN UDARA
KELEMBAPAN UDARAKELEMBAPAN UDARA
KELEMBAPAN UDARA
 
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAHlaporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
laporan praktikum acara 5 PENGENALAN PROFIL TANAH
 
Pembentukan tanah
Pembentukan tanahPembentukan tanah
Pembentukan tanah
 
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal VulkanikLaporan Pembentukan Asal Vulkanik
Laporan Pembentukan Asal Vulkanik
 
Sedimentasi dan batuan sedimen
Sedimentasi dan batuan sedimenSedimentasi dan batuan sedimen
Sedimentasi dan batuan sedimen
 
Atmosfer
AtmosferAtmosfer
Atmosfer
 
Batuan piroklastik
Batuan piroklastikBatuan piroklastik
Batuan piroklastik
 
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & SalinitasMateri Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
Materi Tentang Samudera, Arus Laut, Sirkulasi Laut & Salinitas
 
Cuaca & iklim
Cuaca & iklimCuaca & iklim
Cuaca & iklim
 
Tanaman c3
Tanaman c3Tanaman c3
Tanaman c3
 
Agroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan anginAgroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan angin
 
Awan.ppt
Awan.pptAwan.ppt
Awan.ppt
 
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Praktikum Klimatologi Acara 8&9 Shinta Rebecca Naibaho
 

Viewers also liked

Presentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraPresentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraDhiah Febri
 
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)VAINHADRAMIHAMID
 
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langiteli priyatna laidan
 
Pembentukan awan dan kerpasan
Pembentukan awan dan kerpasanPembentukan awan dan kerpasan
Pembentukan awan dan kerpasanharalhaj
 

Viewers also liked (6)

Presentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udaraPresentation kelembaban udara
Presentation kelembaban udara
 
Proses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujanProses terjadinya hujan
Proses terjadinya hujan
 
Analisa Garis Spektrum Bintang
Analisa Garis Spektrum BintangAnalisa Garis Spektrum Bintang
Analisa Garis Spektrum Bintang
 
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
Modul : Proses Terjadinya Hujan (Vain Hadrami Hamid)
 
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
56852806 solusi-soal-soal-osn-koordinat-bola-langit
 
Pembentukan awan dan kerpasan
Pembentukan awan dan kerpasanPembentukan awan dan kerpasan
Pembentukan awan dan kerpasan
 

Similar to Air Tanah dan Siklus Hidrologi

kuliah ke dua awan presipitasi.ppt
kuliah ke dua awan presipitasi.pptkuliah ke dua awan presipitasi.ppt
kuliah ke dua awan presipitasi.pptssusere1a96a
 
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan IklimLGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan IklimStanley James
 
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklimKumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklimcikgu_rashid
 
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptxPENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptxItoBabu
 
Bab 3 kelembapan udara dan kerpasan
Bab 3   kelembapan udara dan kerpasanBab 3   kelembapan udara dan kerpasan
Bab 3 kelembapan udara dan kerpasanAsmawi Abdullah
 
modul media pembelajaran siklus hujan
modul media pembelajaran  siklus hujanmodul media pembelajaran  siklus hujan
modul media pembelajaran siklus hujannirmaratulebah
 
Hujan dan Klasifikasinya
Hujan dan KlasifikasinyaHujan dan Klasifikasinya
Hujan dan Klasifikasinyayuanita nita
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanFerli Dian SAputra
 
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliLaporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliFerli Dian SAputra
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7isanuri
 
Bab_5_Pembentukan_Awan.pptx
Bab_5_Pembentukan_Awan.pptxBab_5_Pembentukan_Awan.pptx
Bab_5_Pembentukan_Awan.pptxMasWiet
 
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptxPRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptxSMPranata
 

Similar to Air Tanah dan Siklus Hidrologi (20)

Karakteristik Awan
Karakteristik AwanKarakteristik Awan
Karakteristik Awan
 
kuliah ke dua awan presipitasi.ppt
kuliah ke dua awan presipitasi.pptkuliah ke dua awan presipitasi.ppt
kuliah ke dua awan presipitasi.ppt
 
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan IklimLGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
LGF 1013-Kumpulan Hujan, Jenis-jenis Awan, dan Faktor Cuaca dan Iklim
 
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklimKumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
Kumpulan hujan-jenisjenis-awan-dan-faktor-cuaca-dan-iklim
 
Pengertian awan
Pengertian awanPengertian awan
Pengertian awan
 
Awan
AwanAwan
Awan
 
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptxPENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
PENGANTAR KOMPUTER _BIO KELOMPOK.pptx
 
Bab 3 kelembapan udara dan kerpasan
Bab 3   kelembapan udara dan kerpasanBab 3   kelembapan udara dan kerpasan
Bab 3 kelembapan udara dan kerpasan
 
modul media pembelajaran siklus hujan
modul media pembelajaran  siklus hujanmodul media pembelajaran  siklus hujan
modul media pembelajaran siklus hujan
 
My modul
My modulMy modul
My modul
 
My modul
My modulMy modul
My modul
 
Hujan dan Klasifikasinya
Hujan dan KlasifikasinyaHujan dan Klasifikasinya
Hujan dan Klasifikasinya
 
Awan mentah
Awan mentahAwan mentah
Awan mentah
 
Laporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awanLaporan praktikum klimatologi awan
Laporan praktikum klimatologi awan
 
Geografi
GeografiGeografi
Geografi
 
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferliLaporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi kewanan ferli
 
Laporan 7
Laporan 7Laporan 7
Laporan 7
 
Bab_5_Pembentukan_Awan.pptx
Bab_5_Pembentukan_Awan.pptxBab_5_Pembentukan_Awan.pptx
Bab_5_Pembentukan_Awan.pptx
 
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptxPRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
PRESIPITASI HIDROLOGI DHAR B KELOMPOK SAWIT.pptx
 
Teks Eksplanasi
Teks EksplanasiTeks Eksplanasi
Teks Eksplanasi
 

More from Joel mabes

Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaJoel mabes
 
Ekspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor PertanianEkspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor PertanianJoel mabes
 
Investasi sektor pertanian
Investasi sektor pertanianInvestasi sektor pertanian
Investasi sektor pertanianJoel mabes
 
Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah Joel mabes
 
Manajemen perusahaan
Manajemen perusahaanManajemen perusahaan
Manajemen perusahaanJoel mabes
 
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasi
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasiKepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasi
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasiJoel mabes
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasiKepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasiJoel mabes
 
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiKepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiJoel mabes
 
Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi Joel mabes
 
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnis
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnispraktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnis
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnisJoel mabes
 
laporan desa gerunggung kecamatan sekernan
laporan desa gerunggung kecamatan sekernanlaporan desa gerunggung kecamatan sekernan
laporan desa gerunggung kecamatan sekernanJoel mabes
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganJoel mabes
 
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Joel mabes
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia video
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia videoTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia video
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia videoJoel mabes
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambarTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambarJoel mabes
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audioTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audioJoel mabes
 
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantar
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantarTim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantar
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantarJoel mabes
 
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikan
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikanTim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikan
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikanJoel mabes
 

More from Joel mabes (20)

Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 
Ekspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor PertanianEkspor dan impor Pertanian
Ekspor dan impor Pertanian
 
Investasi sektor pertanian
Investasi sektor pertanianInvestasi sektor pertanian
Investasi sektor pertanian
 
Pengangguran
Pengangguran Pengangguran
Pengangguran
 
Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah
 
Ekonomi mikro
Ekonomi mikroEkonomi mikro
Ekonomi mikro
 
Manajemen perusahaan
Manajemen perusahaanManajemen perusahaan
Manajemen perusahaan
 
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasi
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasiKepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasi
Kepemimpinan komunikasi dan motivasi dalam organisasi
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasiKepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
Kepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasiKepemimpinan dalam organisasi
Kepemimpinan dalam organisasi
 
Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi Kepemimpinan dalam-organisasi
Kepemimpinan dalam-organisasi
 
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnis
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnispraktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnis
praktikum lapang pengembangan masyarakat agribisnis
 
laporan desa gerunggung kecamatan sekernan
laporan desa gerunggung kecamatan sekernanlaporan desa gerunggung kecamatan sekernan
laporan desa gerunggung kecamatan sekernan
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
 
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
Tugas sosiologi pedesaan perbedaan pertanian BERPINDAH FEODALISTIK KAPITALIST...
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia video
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia videoTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia video
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia video
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambarTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia teks dan-gambar
 
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audioTim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
Tim (TEKNOLOGI INFORMASI MULTIMEDIA) ujian multimedia suara dan-audio
 
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantar
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantarTim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantar
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia pengantar
 
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikan
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikanTim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikan
Tim (teknologi informasi multimedia) ujian multimedia dalam pendidikan
 

Recently uploaded

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 

Air Tanah dan Siklus Hidrologi

  • 1.
  • 2. ▲▲▲ │││ │││ │││ │││ │││ │││ │││ │││ Air tanah Air tanah untuk veg. Air tanah untuk tanah M │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ │ ▲▲▲       Evaporasi dari laut Hujan Ev. Air hujan Ev.vegetasiEv.danautranspirasi Ev.Daritanah Ev. Dari sungai,da- nau,dll. L A U T ▲ ▲ ▲ ▲Air tanah untuk sungai Air tanah untuk lautan ……..Massa hujan…….. ……………………….…………………..……………
  • 3. Sebagian besar uap air yang datang dari lautan jatuh sebagai hujan Jln.pendek dalam siklus : Langsung masuk ke udara melalui evaporasi dari permukaan daratan dan transpirasi dari vegetasi Siklus pendek : Hujan di atas lautan Siklus panjang : - Hewan dan tanaman menggunakan air untuk membentuk organ tubuhnya. - air disimpan di gunung-gunung es/glitser. - Air diambil tanah
  • 4. Estimasi air di daratan Terrestial Volume air (L) Total air (%) - Lautan - Benua : ♣ Tersimpan di gunung es ♣ ground water ♣ danau air tawar ♣ danau air asin ♣ Vadose water ♣ Average in stream channels - Atmosfer Total 1.32 x 1021 2.90 x 1019 8.30 x 1018 1.20 x 1017 1.20 x 1017 6.70 x 1016 1.00 x 1015 1.30 x 1016 1.36 x 1021 97.200 2.150 0.620 0.009 0.008 0.005 0.0001 0.001 100.000
  • 5. Kondensasi suatu proses perubahan langsung dari uap air menjadi cairan Sublimasi peubahan uap menjadi padat
  • 7. kristal-kristal kecil yang naik ke udara dan mempunyai diameter ± 10-6 mm, sehingga melayang-layang di udara dan terbawa naik tinggi sekali karena adanya pergerakan udara. inti kondensasi Mempengaruhi kecepatan proses kondensasi
  • 8. Inti kondensasi di atmosfer Inti higroskofis : yang terdiri dari hasil pembakaran (asam belerang, uap zat lemas, dll.), dapat juga berupa garam-garam laut Inti non-higroskofis : yaitu berupa debu, pasir atau bahan padatan tanah yang sangat kecil. Inti kondensasi : umumnya bersifat higroskofis bereaksi dengan uap air di atmosfer reaksi fisis fase padat/cair inti kondensasi
  • 9. Inti kondensasi higroskofis Mulai menyerap air sebelum mencapai kejenuhan udara pada kelembaban 80% Berkembang terus hingga 96% Berlangsung sempurna jika kelembaban mencapai 100% (cukup jenuh) Untuk mencapai hal itu, harus ada penambahan uap air yang cukup sehingga cukup tersedia uap air dan harus cukup adanya pendinginan atau penurunan suhu. Proses ini terjadi misalnya bila ada udara melalui atau melintasi lautan di mana terdapat banyak uap air dan kristal-kristal garam.
  • 10.  Awan tersusun atas berjuta-juta butiran air dan kristal es yang kecil-kecil, yang terbentuk pada saat udara mendingin.  Awan terbentuk dalam berbagai cara dan dinamakan menurut bentuk, tinggi dan ukurannya.  Awan membantu meramalkan jenis cuaca  Awan sering dihubungkan dengan presipitasi (hujan, salju, hujan bercampur es dan salju atau hujan batuan es), tapi tidak semua awan mengakibatkan jenis cuaca ini. A w a n
  • 11. 1. Udara dapat naik ke atas karena konveksi, ketika radiasi matahari memanaskan permukaan bumi. 2. Udara dipaksa naik saat mencapai dataran tinggi 3. Udara dapat juga naik jika dua massa udara bertubrukan Alasan mengapa udara naik dan awan terbentuk
  • 12. Proses pembentukan awan Merupakan proses fisik yang terjadi di alam  Secara alami awan terbentuk karena adanya radiasi matahari yang ada di permukaan bumi adanya proses konveksi panas.  pada daratan yang banyak mengandung air akan cepat membentuk awan dibandingkan daerah yang kering.
  • 13. a. Teori tumbukan dan peleburan (collision and caolescence) Titik-titik kondensasi di awan yang berbeda ukuran dan mengandung energi H U J A N Terjadi pergerakan dengan arah dan kecepatan berbeda Terjadi proses tumbukan di antara butir-butir awan Terjadi peleburan, sehingga butir-butir kondensasi akan bertambah besar Menjadi butiran air yang mempunyai massa yang pada Ukuran tertentu mampu melawan gaya ke atas (up draft) Keluar dari sistem awan
  • 14. Ukuran butir awan Efisiensi tumbukan Efisiensi peleburan Pertumbuhan butir dipengaruhi
  • 15. Kecepatan jatuh butir-butir awan dan hujan dengan ukuran diameter yang berbeda Ukuran diameter (mikron) Kecepatan jatuh (cm/detik) Butiran awan 1 5 10 20 50 0.003 0.076 0.300 10 76 Gerimis 100 200 500 1000 27 72 206 403 Butir-butir hujan 2000 3000 5000 649 806 909
  • 16. a. Hilangnya panas melalui pancaran radiasi dari massa udara akan menyebabkan udara menjadi dingin dan mengembun. b. Rambatan/sentuhan dengan permukaan yang dingin biasanya menghasilkan embun. c. Jika udara panas dan dingin bercampur maka terjadilah penurunan suhu. d. Jika tekanan udara turun, ini berhubungan dengan penurunan suhu bila udara naik. Cara-cara pendinginan untuk terjadinya kondensasi di alam
  • 17. Bentuk pengembunan minor Jika terjadi kondensasi di atas titik beku (0º C) Kondensasi terjadi dalam bentuk kristal-kristal es (ibun putih, rime, salju dan awan dingin). akan menghasilkan pengembunan dalam status cair (embun, kabut dan awan). Jika kondensasi terjadi di bawah 0º C
  • 18. ☻ Embun dan ibun putih : merupakan hasil kondensasi pada permukaan yang dingin sebab pancaran radiasi gelombang panjang pada malam hari dengan langit cerah dan angin lemah. ☻ Rime : kristal-kristal es yang terbentuk karena butir air lewat dingin menyentuh benda dingin. Bentuk pengembunan minor Keterangan
  • 19. ☻ Kabut : a. Kabut pancaran : - terjadi di daratan - dikenal sebagai kabut inversi permukaan - kondisi yang menunjang terjadinya kabut pancaran: ♣ Inversi permukaan yang menahan kabut tidak menghilang ke atas. ♣ Langit cerah tak berawan sehingga pendinginan intensif ♣ Angin lemah, yang mengakibatkan terjadinya pencampuran sehingga kabut bisa cukup tebal, tetapi tidak menghilangkan. Bentuk pengembunan minor
  • 20. ☻ Kabut : b. Kabut adveksi : - terjadinya karena adanya gerakan udara yang hangat dan lembab secara horizontal ke arah permukaan yang dingin. - sering terjadi di pantai dan daerah di tepi badan berair yang besar di daratan pada saat terjadinya gradien suhu horizontal yang besar. Bentuk pengembunan minor Keterangan
  • 21. Proses kondensasi yang terjadi di atmosfer pada ketinggian tertentu disebut awan Proses kondensasi yang terjadi di sekitar permukaan disebut kabut, embun dan frost. Bentuk pengembunan minor Keterangan
  • 22. b. Teori Bergeron dan Findeisen : T < 0º C Di awan terbentuk kristal-kristal es dan terdapat air super cooled (fase cair di bawah titik beku) Tekanan uap air di atas kristal es akan turun lebih cepat dibandingkan di atas air super cooled Air akan mengalir ke arah kristal es Menyublim di atas kristal es tersebut Kristal es akan tumbuh dan membesar Pada ukuran tertentu akibat adanya gaya gravitasi, kristal es akan jatuh sebagai hujan es Jika T di bawah awan berada di atas suhu titik beku, maka kristal es akan mencair dan akhirnya akan jatuh sebagai hujan T > 0º C
  • 23. Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya ♣ Susunan dan keadaannya datar, warna awan kelabu. ♣ Bentuk seperti selimut, sering menghasilkan hujan gerimis/rintik-rintik. ♣ Pada ketinggian 1 - 2 km : awan stratus 2 - 7 km : altostratus ♣ Yang menyebabkan hujan atau salju dan awannya berlapis diberi kata nimbus pada awalannya, sehingga namanya : nimbustratus 1. Awan Stratus
  • 24. Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya ♣ Air atau partikel es menguap sebelum jatuh ke tanah disebut : virga ♣ Awan stratus yang bercampur dengan awan cumulus dan terletak pada ketinggian : 2 km : stratocumulus 3 – 7 km : altocumulus 1. Awan Stratus
  • 25. Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya ♣ Di daerah pegunungan awan altocumulus terlihat sangat bagus, awan ini berbentuk menyerupai lensa raksasa : altocumulus lenticularis, kadang kala bentuknya seperti gerak gelombang di daerah bawah dan tepinya yang disebabkan oleh angin. Awan ini kadang-kadang terbentuk karena adanya penghalang dari gunung angin bertiup dengan kuat dan tidak stabil (turbulensi) aliran angin ini dapat menjadi kuat awan meluas dan naik sampai ketinggian 10 km. 1. Awan Stratus
  • 28. ♣ Awan ini menyendiri, bentuk menyerupai bukit, kubah, atau menjulang tinggi. ♣ Tampak putih, menyerupai kembang ♣ Ditemukan pada ketinggian yang berbeda-beda ♣ Sering terlihat pada hari yang cerah dan kering Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya 2. Awan Cumulus
  • 29. ♣ Awan cumulis yang tidak terlalu besar disebut cumulus congestus ♣ Awan yang terbentuk vertikal ke atas dengan dasar hitam dan dapat menghasilkan hujan disebut comulonimbus ♣ Awan yang cerah tapi kadang kala menyebabkan adanya guntur : awan guntur Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya 2. Awan Cumulus
  • 36. ♣ Kebanyakan tersusun dari kristal es dan biasanya terdapat pada ketinggian 5 – 13 km, terutama di pertengahan ketinggian tersebut. ♣ Warna putih menyerupai benang Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya 3. Awan Cirrus
  • 37. ♣ Jika bentuk dan rupa awan ini disertai dengan tudung yang halus, rata dan menutupi langit : cirrusstratus, kadang-kadang membentuk halo, cincin yang mengelilingi matahari/bulan. ♣ Yang berada di daerah yang tinggi dan tersusun dari elemen-elemen yang menyerupai riak air (seperti butiran-butiran) : cirrocumulus. Klasifikasi awan berdasarkan bentuk dan sifatnya 3. Awan Cirrus
  • 45.
  • 46. Penggolongan awan menurut Mason (1975) Stratiform Cumuliform :  Cumulus  cumulunimbus Tipe khusus :  Awan Fracto  Awan Orografi  Awan gelombang dan centiculerAwan tinggi :  Cirrus  Cirruscumulus  Cirrusstratus Awan menengah :  Altocumulus  Altostratus Awan rendah :  Stratoscumulus  Nimbustratus  stratus
  • 47. Dibedakan atas dasar ketinggian : a. Awan tinggi - awan yang terletak pada ketinggian 7000 m dengan suhu di bawah - 25º C. - ditandai dengan nama cirrus dengan ciri-ciri berwarna putih, halus, tampak seperti rumbai- rumbai, merupakan garis-garis, seperti bulu ayam. - terdiri atas cirrus, cirruscumulus dan cirrusstratus Penggolongan awan menurut Mason (1975) 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
  • 48. ☺ Awan Cirrus (Cr)  awan yang sangat tinggi (9.000 – 10.500 m)  bentuk seperti bulu ayam yang tersusun seperti pita yang melengkung di langit  tidak menimbulkan hujan Penggolongan awan menurut Mason (1975) 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) a. Awan tinggi
  • 49. ☺ Awan cirruscumulus (Cc)  pada ketinggian 7.500 – 9.000 m  terdiri dari kristal-kristal es  bentuk seperti gerombolan domba  susunan berwarna putih dan terputus-putus  tidak menimbulkan suatu bayangan  tidak menimbulkan hujan  bentuk garis-garis Penggolongan awan menurut Mason (1975) 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) a. Awan tinggi
  • 50. ☺ Awan cirrusstratus (Cs)  pada ketinggian 6.000 – 7.000 m  bentuk seperti kelambu putih dan halus  umumnya menutup langit secara merata sehingga langit tampak seperti susu/pucat  membentuk suatu lingkaran yang mengelilingi matahari dan bulan  terdiri dari butir-butir es  sering membawa hujan Penggolongan awan menurut Mason (1975) 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) a. Awan tinggi
  • 51.  dicirikan dengan nama alto  Pada ketinggian 2.000 – 7.000 m  T = 0 - 25º C  Terdiri dari : awan altocumulus dan altostratus Penggolongan awan menurut Mason (1975) b. Awan menengah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
  • 52. ☺ Awan Altocumulus (Ac)  tidak terlalu tinggi  letaknya pada 4.500 – 6.000 m  bentuk kecil-kecil (seperti bola)  berwarna putih hingga pucat, dan ada bagian yang kelabu  tampak tersusun membentuk seperti garis- garis atau bergelombang  tidak mendatangkan hujan Penggolongan awan menurut Mason (1975) b. Awan menengah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
  • 53. ☺ Awan altostratus (As)  letaknya pada 3.000 – 4.500 m  awan membentuk seperti selendang yang uniform dan berwarna kebiru-biruan  tersusun seperti bulu dan lebih tebal daripada cirrusstratus dan sering berangsur- angsur bergabung dengan awan tersebut  diikuti dengan penyebaran hujan  bila menutup matahari atau bulan tampak terang di daerah atas Penggolongan awan menurut Mason (1975) b. Awan menengah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
  • 54.  dicirikan dengan nama stratus  Pada ketinggian 2.000 m  T = lebih panas dari - 5º C  Terdiri dari : awan stratuscumulus, nimbustratus dan stratus Penggolongan awan menurut Mason (1975) c. Awan rendah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
  • 55. ☺ Awan Stratuscumulus (Sc)  awan ini terdiri dari butir kecil yang banyak jumlahnya atau awan yang berwarna abu-abu yang halus dengan cela-cela yang lebih terang  tidak menimbulkan hujan Penggolongan awan menurut Mason (1975) c. Awan rendah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis)
  • 57. ☺ Awan Nimbustratus (Ns)  lebih tebal bagian tepinya seperti kain robek- robek atau compang-camping  berwarna putih kelabu  pada ketinggian ± 1.500 m  menimbulkan hujan gerimis (di Indonesia)  biasanya menutupi seluruh langit, membuat matahari tidak tampak sama sekali  menimbulkan hujan c. Awan rendah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) Penggolongan awan menurut Mason (1975)
  • 59. ☺ Awan Stratus (St)  suatu lapisan awan rendah yang mirip dengan kabut tetapi tidak sampai menyentuh permukaan bumi  awan ini sangat luas c. Awan rendah 1. Awan Stratiform (layer clouds / awan berlapis-lapis) Penggolongan awan menurut Mason (1975)
  • 60. - yaitu jenis awan yang mempunyai pertumbuhan naik ke atas. a. Awan Cumulus (Cu) - berada di bawah 1.500 m - awan tebal dengan puncak tertinggi terjadi pada siang hari karena adanya udara naik ke atas. - bagian puncak mempunyai permukaan yang bulat, dengan bagian dasarnya hampir horizontal. - bila berhadapan dengan matahari akan tampak terang, tampak pada saat udara cerah. 2. Cumuliform (tipe awan yang tumbuh secara vertikal) Penggolongan awan menurut Mason (1975)
  • 61. b. Awan Cumulunimbus (Cb) - berukuran besar dan bagian bawahnya rendah tapi puncaknya tinggi seperti gunung/menara. - menyebabkan terjadinya petir atau guntur - dapat juga menimbulkan hujan - ukuran titik air hujan besar sehingga jatuh dengan deras. 2. Cumuliform (tipe awan yang tumbuh secara vertikal) Penggolongan awan menurut Mason (1975)
  • 65. a. Awan Fracto - terdiri dari : fractocumulus, fractostratus, dan fractonimbus, yang semuanya merupakan awan rendah yang berasosiasi dengan awan-awan cumulus, stratus ataupun nimbustratus Penggolongan awan menurut Mason (1975) 3. Tipe-tipe Khusus
  • 66. b. Awan orografi - yaitu awan yang terbentuk oleh adanya udara yang didorong naik ke atas gunung. - terbentuk pada daerah lereng gunung yang menghadap arah angin. Penggolongan awan menurut Mason (1975) 3. Tipe-tipe Khusus
  • 67. c. Awan-awan gelombang dan centiculer - merupakan awan yang dibentuk di daerah bayangan gunung dan di puncak gunung yang mempunyai bentuk gelombang. - terbentuk karena pengaruh perubahan arah pergerakan massa udara yang melewati daerah perbukitan atau pegunungan yang bergelombang. Terjadi karena gesekan dengan permukaan. Penggolongan awan menurut Mason (1975) 3. Tipe-tipe Khusus
  • 68. ▲ ▲ Udara tepat di atas permukaan dipanaskan, menjadi kurang padat dan naik Udara yang panas menjadi dingin dan uap air yang terkandung di dalamnya mengalami kondensasi membentuk awan. ▲ a. Tipe awan konventif Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya
  • 69. Udara panas menjadi dingin saat dipaksa naik di atas dataran yang lebih tinggi Awan bukit terbentuk saat uap air di udara mengalami kondensasi Dataran tinggi (misal : jajaran pegunungan) Awan cumulus, dan cumulunimbus Pada lereng yang menghadap arah angin b. Tipe awan orografik Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya
  • 70. Ada pertemuan dua massa udara yang berbeda sifatnya yaitu massa udara panas yang berasal dari equator dan massa udara dingin yang berasal dari kutub. Massa udara panas yang mengandung uap air akan terangkat ke atas, massa udara dingin ke bawah, kemudian berkondensasi membentuk awan. c. Tipe awan frontal Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya
  • 71. Udara panas naik ke atas udara dingin Udara panas Udara dinginAwan frontal c. Tipe awan frontal Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya
  • 72. Adanya pengangkatan massa udara yang diakibatkan pertemuan massa udara berasal dari sub-tropis utara dan selatan. Massa uap air yang ada di daerah tropis bersifat panas akan terangkat ke atas, terjadi penurunan suhu, kemudian berkondensasi dan terbentuklah awan. d. Tipe awan konvergensi Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya
  • 73. H2O ▲ ▲ LU LS 0º30º 30º E Tipe-tipe awan berdasarkan proses terbentuknya d. Tipe awan konvergensi
  • 74. salah satu bentuk dari presipitasi Hujan Presipitasi bentuk pengembalian air yang telah diuapkan ke atmosfer menuju permukaan bumi kembali presipitasi lain : kabut, salju, embun
  • 75. ♣ Berlaku untuk awan dingin (di bawah 0º C) yang terdiri dari kristal es dan air lewat dingin (air yang suhunya di bawah 0º C tapi belum membeku) ♣ sering terjadi pada awan cumulus yang tumbuh menjadi cumulonimbus, dengan puncak awan berada di bawah titik beku Teori pembentukan hujan 1. Teori Bergeron
  • 76. Kristal es dan air lewat dingin Terjadi perbedaan tekanan uap di sekitar butir-butir air dan partikel es Butir-butir air mengembun Kristal es menjadi desar Jika berat butir hujan telah melampaui gaya dorong ke atas H U J A N
  • 77. ♣ butir-butir awan hanya terjadi dari air ♣ berdasarkan perbedaan kecepatan jatuh antara butir-butir CH yang berbeda ukurannya ♣ butir air yang lebih besar akan memiliki kecepatan jatuh lebih cepat daripada butir- butir kecil ♣ banyak terjadi di daerah tropis yang berawan panas dengan perkembangan yang cepat 2. Teori Tumbukan dan Penyatuan Teori pembentukan hujan
  • 78. Butir-butir air Terjadi tumbukan antar butir yang disertai penyatuan Butir bertambah besar dan berat sehingga mampu melawan daya angkat udara H U J A N
  • 80. pemanasan yang intensif H U J A N Ketidakstabilan kolom udara Massa udara terangkat ke atas Massa udara yang mengandung uap air sampai ketinggian tertentu berkondensasi membentuk awan Tipe-tipe Hujan 1. Hujan Konveksi
  • 81. a. Awan yang terbentuk umumnya awan cumulus dan cumulonim- bus b. Hujan tipe ini biasanya lebat c. Waktunya singkat dan umumnya terjadi pada sore hari d. Distribusinya hanya pada daerah yang terbatas e. Sering disertai dengan adanya petir Tipe-tipe Hujan 1. Hujan Konveksi Ciri-ciri hujan konveksi
  • 82. ▲ ▲huja n Udara lembab Daerah bayang-bayang hujan CH rendah Udara kering awan ☻ Terbentuk karena adanya pengangkat- an massa uap air ☻ Pemebntukan hujan ini di- bantu dengan adanya do- rongan pergerakan angin Tipe-tipe Hujan 2. Hujan Orografik
  • 83. a. Turbulensi yang kuat dari sifat mekanik dan konvektif b. Gangguan cuaca yang menghambat dan menghalangi c. Konvergensi karena keadaan orografik d. Dataran yang tinggi dapat memberikan dorongan awal pada keadaan udara yang tidak stabil, atau keadaan konveksi massa udara yang tidak stabil Tipe-tipe Hujan 2. Hujan Orografik ♫ Bertambahnya CH ticak hanya disebabkan oleh adanya dorongan angin ke atas yang membawa uap air, tetapi disebabkan :
  • 85. Udara panas dar tropis bertemu dengan udara dingin dari kutub Terjadi pengangkatan massa udara Panas yang ringan,karena udara dingin yang lebih berat menyusup ke bawah Berkondensasi dan membentuk awan H U J A N
  • 86. Parameter Curah Hujan 1. Intensitas hujan (kelebatan hujan) - Tinggi CH per satuan waktu (mm/jam) 2. Frekuensi curah hujan - jumlah kejadian hujan dalam selang waktu tertentu - contoh : banyaknya kejadian hujan dalam seminggu/sebulan 3. Penyebaran hujan (distribusi hujan) - menyangkut pola penyebarannya 4. Durasi hujan (jujuh) - lamanya hujan yang terjadi setiap kejadian hujan 5. Hari hujan - jiks CH yang terjadi dengan besarnya > 0.5 mm
  • 87.
  • 88. Hujan Buatan Merupakan usaha untuk mengatasi kekeringan yang terjadi di musim kemarau. Pada prinsipnya bertujuan untuk memperpanjang interval hujan, biasanya dilakukan pada akhir musim hujan atau awal musim kemarau.
  • 89. 1. Harus ada awan yang berfungsi sebagai sumber uap air untuk terjadinya hujan. Data cuaca yang diperlukan adalahh ketinggian awan, kecepatan dan arah angin, suhhu udara, kelembaban udara dan tekanan udara. 2. Diperlukan peralatan pendukung untuk melaksanakan hujan buatan tersebut (misal : pesawat terbang untuk menebar bahan kimia, menara untuk menyemprotkan larutan urea). Hujan Buatan Syarat-syarat melakukan hujan buatan
  • 90. 3. Pengetahuan tentang hujan buatan dan teknis pelaksanaannya. 4. Perlu melibatkan para ahli dari berbagai disiplin ilmu, terutama untuk melihat pengaruhnya terhadap tanaman, manusia dan lingkungan. Hujan Buatan Syarat-syarat melakukan hujan buatan
  • 91. 1. Perlu adanya kristal es dan awan dingin yang memiliki batas untuk melepaskan hujan dengan proses Bergeron atau dengan butiran air yang besar untuk proses penyatuan. 2. Beberapa awan presipitasi tidak efisien atau kurang terdapat di alam. 3. Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan cara menaburkan CO2 padat (es kering) atau yodida perak sehingga menghasilkan kristal es atau dengan cara memasukkan butir-butir air, dapat juga dengan menambahkan inti higroskopik yang besar. Hujan Buatan Hujan buatan pada prinsipnya didasarkan pada 3 asumsi pokok
  • 92. 1. Persiapan metereologis a. data arah dan kecepatan angin di berbagai ketinggian tempat pada daerah yang akan dilaksanakan hujan buatan b. Data suhu udara, RH, tekanan udara dan penutupan awan c. Data CH 2. Persiapan penerbangan Proses hujan buatan Beberapa aspek yang harus diperhatikan
  • 93. 3. Persiapan bahan kimia : a. CO2 padat (es kering) untuk : - menurunkan T - meningkatkan RH - menimbulkan kristal-kristal es sebagai inti kondensasi. b. NaCl sebagai inti kondensasi c. Urea (NH2)2NO2 d. Aerosol e. Amonium nitrat (NH4NO3) Proses hujan buatan Beberapa aspek yang harus diperhatikan
  • 96. Keterangan gambar (1) Langit cerah, ada penguapan (2) Aerosol ditambah dengan CaCl2 (3) CaCl2 bertindak sebagai inti kondensasi, menarik uap air arau butir awan (4) Ditaburkan NaCl (garam dapur) (5) NaCl bergabung dengan butir awan, membentuk embrio (6) Penyebaran tepung urea Langkah-langkah pelaksanaan hujan buatan
  • 97. Keterangan gambar (7) Embrio tambah besar. Pertumbuhan awan ke samping lebih besar (8) Ditebar es kering, menyerap panas yang keluar dari proses kondensasi (9) Awan menjadi tinggi. Ukuran vertikal lebih tinggi daripada horizontal (10) Disemprotkan larutan urea untuk memperbesar tumbukan dan penangkapan (11) Butir air besar mulai bergerak ke bawah (12) Partikel air yang cukup besar keluar dari awan dan jadi hujan Langkah-langkah pelaksanaan hujan buat-an
  • 98. hujan - H2O (air) - Zat hara (dari dalam tanah) Menghasilkan : Produksi netto gugus (CH2O)n : protein, AA, nucleotida lipid, KH dan porfurin, digunakan untuk : - Pertumbuhan - perkembangan - reproduksi - cadangan makanan FOTOSINTESIS RESPIRASI ATMOSFER Sel daun/klorofil CO2 Rad.surya O2 CO2O2 H2O CUACA Faktor utama : - T udara - T tanah Cofac- tors : - Radiasi surya - RH - neraca air - angin Penga- ruh CH terha- dap tanam- an
  • 101.
  • 102.
  • 103. Pengertian meningkatnya suhu permukaan laut yang biasanya dingin El-Nino El-Nino (bahasa Spanyol) dapat diartikan sebagai “anak lelaki”.
  • 104. Pengertian El-nino salah satu bentuk penyimpangan iklim di Samudera Pasifik yang ditandai dengan kenaikan suhu permukaan laut (SPL) di daerah katulistiwa bagian tengah dan timur El Nino mengakibatkan kekeringan
  • 105. Pengertian La-nina mendinginnya suhu permukaan laut La-Nina (juga bahasa Spanyol) yang berarti “anak perempuan”
  • 107. La-ninaEl-nino perairan yang lebih panas di Pasifik tengah dan timur meningkatkan T dan RH pada atmosfer yang berada di atasnya mendorong terjadinya pembentukan awan yang akan meningkatkan curah hujan di sekitar kawasan tersebut Bagian barat Samudra Pasifik P meningkat shg menyebabkan terhambatnya pertumbuhan awan di atas lautan bagian timur Indonesia, shg di bbrp wilayah Indonesia terjadi penurunan CH yang jauh dari normal T permuk. laut di Pasifik tengah dan timur mjd lebih tinggi dari biasa pada waktu- waktu tertentu, walaupun tidak selalu P di kawasan equator Pasifik barat menurun, lebih ke barat dari keadaan normal, menyebabkan pembentukkan awan yang lebih dan hujan lebat di daerah sekitarnya