2. Kelembaban Udara
• Kelembaban udara menyatakan banyaknya uap
air dalam udara; hanya 2% dari jumlah massa
atmosfer.
• Kelembaban mutlak (absolut humidity): berat
uap air yg tertampung dalam volume udara
(g/m3); Kelembaban 100% = udara jenuh dgn
uap air.
• Kelembaban nisbi (relative humidity -- RH):
% perbandingan kelembaban mutlak thd
kapasitas maksimumnya (100%) pd suhu sama;
• Makin tinggi temperatur, kapasitas udara makin
besar, kelembaban relatif berkurang.
3. • Kelembaban udara merupakan
indikator kapasitas potensial
atmosfer untuk terjadi presipitasi.
• Uap air bersifat menyerap radiasi
bumi, shg menentukan kecepatan
kehilangan panas mengatur
temperatur.
• Makin besar kelembaban, makin
besar jml energi potensial laten
tersedia di atmosfer sumber hujan
angin (storm).
4. • Suhu yang turun terus menerus, udara
jenuh dgn uap air;
• Suhu saat udara jenuh suhu TITIK EMBUN
(dew point).
• Suhu terus menurun (pendinginan) sampai
di bawah dew point KONDENSASI,
terdapat kelebihan uap air dan dilepaskan
berupa:
– tetesan air bila T > 0oC
– kristal es bila T < 0oC.
• Semakin tinggi tempatnya, jumlah uap air
semakin turun.
5. Awan
•Mula-mula udara naik mengandung uap air suhunya tinggi,
kmd suhu turun mencapai titik embun, & turun terus
sampai melampaui titik embun, shg tjd kondensasi,
terbentuk kumpulan titik2 air / kristal es yg melayang di
atmosfer : AWAN
•Jika titik kondensasi dicapai & udara masih terus naik,
awan makin banyak.
•Bila angin yg kuat menjumpai gunung, maka udara akan
dipaksa naik, shg suhunya turun, & apabila cukup
mengandung uap air akan terbentuk awan.
•Massa udara panas bertemu dgn massa udara dingin, udara
panas meluncur di atas udara dingin ( tjd FRONT) & suhu
udara panas turun awan berlapis mendatar.
6. Klasifikasi awan
•Stratiform : tumbuh lambat, arus vertikal
menyebar luas ;
•Cumuliform : arus vertikal kuat, terjadi
pada area kecil.
Hasil kongres di Swedia tahun 1894
mengenai pengelompokan jenis-jenis
awan:
7. A. AWAN TINGGI (> 6000 m)
• Ci – Cirrus : tipis spt bulu ayam,
kristal es, tdk tjd hujan
• Cs - Cirrostratus : putih rata
menutup langit, tjd hallo
• Cc - Cirrocumulus: spt kelompok biri-
biri, kristal es, ada bayangan
B. AWAN SEDANG (2000-6000 m)
• As - Altostratus : kelabu, berlapis-
lapis luas & tebal
• Ac - Altocumulus: spt bola kecil2
bergerombol, putih pucat kelabu
8. C. AWAN RENDAH (0-2000 m)
• Sc - Stratocumulus: spt gelombang
laut, menutup tipis, tdk tjd hujan
• St – Stratus : rata berlapis, luas,
rendah, spt kabut
D. AWAN DENGAN PERKEMBANGAN
VERTIKAL
• Ns – Nimbostratus: putih, luas, tak
beraturan, tjd gerimis
• Cu - Cumulus: bergumpal, puncak
tinggi, dasar rata
• Cb - Cumulonimbus: rendah, puncak
tinggi lebar, tjd hujan, kilat
9.
10. AWAN
Awan adalah masa udara di permukaan bumi yang
mengandung uap air, karena terjadi evapotranspirasi
(penguapan yang terjadi karena pemanasan sinar matahari
terhadap daerah perairan dan tumbuhan, bergerak naik ke
atas). Karena kenaikan ketinggian ini suhunya mengalami
penurunan.
Sampai ketinggian tertentu, akibat penurunan suhu ini, nilai
tekanan uap menjadi maksimum sama dengan nilai tekanan
uap yang ada (actual), sehingga nilai kelembaban relatifnya
mencapai 100%, dan udara tersebut menjadi JENUH.
Akibatnya terjadilah proses
kondensasi atau pengembunan
dimana uap air yang
dikandung oleh udara tersebut
berubah menjadi titik-titik air.
Kumpulan titik air itu
dinamakan AWAN. Sedangkan
ketinggian dimana uap air
berkondensasi disebut BATAS
TINGGI KONDENSASI.
11. KABUT atau FOG
Apabila awan (kumpulan
titik-titik air) ini sangat
dekat dengan permukaan
bumi.
Kabut adalah uap air yang berada dekat permukaan
tanah kemudian berkondensasi (perubahan wujud benda
ke wujud yang lebih padat seperti gas (atau uap)
menjadi cairan) menjadi mirip awan. Peristiwa ini
terbentuk karena hawa dingin di sekitar tempat itu dan
kadar kelembaban yang tinggi, yaitu mendekati 100%.
JENIS KABUT Benda tidak terlihat
pada jarak (meter)
Kabut Padat 45
Kabut Tebal 180
Kabut Sedang 900
kabut Tipis 1.800
12. jenis kabut :
1. Kabut Advection
Kabut advection adalah kabut yang terbentuk dari aliran udara yang melalui suatu permukaan yang
memiliki suhu yang berbeda. Salah satu contoh kabut ini adalah kabut Laut yang terjadi ketika
udara yang basah dan hangat mengalir di atas suatu permukaan yang dingin. Kabut laut sering
muncul di sepanjang pesisir pantai dan di tepi-tepi danau.
Salah satu jenis yang lain dari Kabut Advection disebut Kabut Uap. Kabut ini terbentuk dari aliran
udara dingin yang melalui air hangat. Uap air dari hasil penguapan permukaan air secara terus
menerus, bertemu dengan udara dingin. Ketika udara mencapai titik jenuh, maka kelebihan uap air
secara cepat mengembun menjadi kabut yang berasal dari penguapan permukaan air. Kabut Uap
sering muncul pada saat udara dingin bertiup di atas danau yang luas dan bertiup diatas danau yang
hangat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya kabut adveksi:
- udara yang bergerak panas dan lembab
- Terdapat perbedaan suhu yang mencolok antara udara yang bergerak dengan permukaan sehingga
terbentuk inverse di permukaan.
- Kecepatan angina sedang (8-12 knot) agar perbedaan suhu dapat di pertahaankan dan
percampuran turbulensi tidak cukup kuat mengangkat kabut.
13. 2. Kabut Frontal
Kabut frontal terbentuk melalui suatu pertemuan antara dua masa
udara yang berbeda temperaturnya. Kabut ini terbentuk ketika
hujan turun dari masa udara yang hangat ke dalam masa udara
yang dingin tempat uap air menguap. Dengan demikian akan
menyebabkan uap air pada udara dingin melampau titik jenuh.
14. 3. Kabut Radiasi
Kabut radiasi terbentuk pada malam yang tenang dan bersih, ketika tanah
memancarkan kembali panas ke dalam udara atau terjadi bila udara lembab
bersinggungan dengan permukaan tanah yang lebih dingin akibat radiasi bumi pada
malam hari, sehingga timbul inversi suhu di lapisan dekat permukaan tanah. Kedalaman
inverse tergantung pada besarnya turbuensi. Pada keadaan angin tenang (calm)
percampuran turbulensi praktis sama dengan nol, dan pendinginan yang sangat kuat
dibawah lapisan inversi yang sangat dangkal atau hanya beberapa cm di atas permukaan
tanah, mungkin hanya menghasilkan embun (dew) atau bukan embun beku (frost). Satu
lapis kabut terbentuk di seluruh permukaan tanah, dan secara bertahap bertambah
menjadi tebal.
Kabut Radiasi sering muncul di lembah-lembah yang dalam.
15. 4. Kabut Gunung
Kabut gunung terbentuk ketika uap air bergerak menuju ke atas
melewati lereng-lereng gunung. Udara dingin bergerak ke atas
lereng sampai tidak sanggup menahan uap air. Titik-titik kabut
kemudian terbentuk di sepanjang lereng gunung.
16. Perbedaan KABUT dan EMBUN
Kabut merupakan tetes-tetes air berbutir kecil yang melayang-layang
di udara. Kabut mirip dengan awan namun kabut tidak menyentuh
permukaan tanah. Kabut secara sederhana terbentuk karena udara yang
jenuh akan uap air didinginkan di bawah titik beku. Partikel kabut
memiliki diameter lebih kecil dari 0,001 mm. Kabut dapat terbentuk
apabila udara didinginkan di bawah titik tertentu (titik embun).
Embun adalah uap air yang
mengalami perubahan wujud
dari gas menjadi air. Embun
terbentuk ketika udara yang
dekat dengan permukaan tanah
menjadi dingin mendekati titik
dimana udara tidak dapat lagi
menahan semua uap
air. Embun terbentuk dengan
baik ketika malam hari yang
cerah dan tenang.
17. Kondensasi atau pengembunan
adalah perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat,
seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Kondensasi terjadi
ketika uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga
terjadi bila sebuah uap dikompresi (yaitu, tekanan
ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami kombinasi dari
pendinginan dan kompresi.
Kondensasi uap menjadi cairan adalah lawan dari penguapan
(evaporasi) dan merupakan proses eksothermik (melepas
panas). Air yang terlihat di luar gelas air yang dingin di hari
yang panas adalah kondensasi.
Pengendapan atau sublimasi juga merupakan salah satu
bentuk kondensasi. Pengendapan adalah pembentukan
langsung es dari uap air, contohnya salju.
18. Presipitasi / Pencurahan
•Air yang berasal dari awan jatuh ke permukaan tanah dalam
bentuk cair (hujan) atau padat (salju)
•Kondensasi yang menghasilkan curahan tidak terjadi murni
dari penjenuhan uap air, tetapi karena adanya INTI
KONDENSASI yang menarik butiran air berupa partikel
berukuran 0.1-1 mikron (partikel garam laut, debu halus
dari letusan gunung/industri).
Bentuk curahan:
•Hujan (rain) - bentuk cair 0.5 - 4.0 mm.
Teori Findisen : jarak jatuh yg dicapai butiran air
melalui udara tak jenuh bertambah jauh sebanding dgn
ukuran 4
•Salju (snow) - sublimasi uap air di bawah titik beku; bentuk
heksagonal. Bila dalam perjalanannya melalui udara ber
suhu > 0oC, curahan berupa hujan.
•Hujan es (hail stone) - bongkah es 5 - 50 mm. Tjd
pengangkatan vertikal butir air scr konvektif ke tempat
suhu< 0oC, merubah bentuk cair mjd padat (bongkah).
19. Tipe hujan:
• Hujan zenithal/konveksi : tjd di tropika ; sore hari stlh
panas maks ; bersamaan saat matahari di titik zenith - 2x
di lintang kecil, 1x di 23 1/2oLU/LS.; cukup lebat.
• Hujan muson / musim : hujan krn adanya angin musim yg
melewati lautan ; di Ind. musim hujan tjd Okt - April
(angin musim barat).
• Hujan siklon : tjd di daerah sedang ; sepanjang tahun ;
udara naik di daerah depresi, tjd kondensasi pada
ketinggian tertentu.
• Hujan frontal : terjadi di daerah front; di lintang 60o-
70o; tidak lebat.
• Hujan orografis : tjd di lereng pegunungan yg
berhadapan dgn arah datangnya angin. Udara yg
bergerak ke puncak mjd udara kering ketika turun ke sisi
lereng belakang (daerah bayangan hujan). Pada kondisi
tertentu tjd hujan es.
20. In orographic lift, moist air moves up the windward side of a mountain
or a cool, dense body of air. The air cools, forms clouds, and rains,
leaving the lee side dry. In convective lift, moist air is warmed as it
moves over warm ground. As the warm air rises, it cools and forms rain
clouds. In convergent lift, air masses come together and are forced
upward. They then cool and form rain clouds.