SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
LAPORAN PRAKTIKUM
KLIMATOLOGI
ACARA III
Suhu Udara dan Suhu Tanah

Oleh
Nama

: Shinta Rebecca Naibaho

NPM

: E1B012004

Prodi

: Kehutanan

Coass

: Rian Ferry Andreas

LABORATORIUM AGROKLIMAT
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2013
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali merasakan keadaan panas
maupun dingin. Keadaan yang panas dan dingin tersebut disebabkan oleh perbedaan
suhu yang rendah maka akan dingin, suhu yang tinggi maka akan panas. Kita dapat
merasakan apakah suhu di suatu tempat adalah rendah atau tinggi hanya dengan
menggunakan indera. Tetapi hasil yang didapat akan menjadi relatif, karena tiap
manusia memiliki sensor indera yang berbeda sehingga akan didapat hasil yang
beragam.
Semakin berkembangnya zaman akhirnya ditemukan alat yang bisa
menentukan nilai suhu yang pasti. Mulai dari yang sederhana dan manual seperti
termometer biasa, termometer tanah sampai yang bisa mencatat hasil secara otomatis
seperti termograf. Suhu dinyatakan dalam satuan derajat. Ada tiga macam satuan
penggolongan suhu yang umum, yaitu sistem Reamur, sistem Fahreinheit, dan
Celcius. Namun satuan suhu dalam SI adalah Kelvin.
Dalam biosfer, suhu benda alami, beragam menurut tempat dan waktu yang
disebabkan oleh perbedaan benda dalam menerima energi radiasi surya dan hasil
pengaruh energi ini terhadap sekelilingnya. Menurut tempat ia ditentukan oleh letak
menurut ketinggian dan menurut lintang di bumi. Menurut waktu ia ditentukan oleh
sudut inklinasi surya.

1.2.

Tujuan
-

Agar mahasiswa mengerti tentang sifat panas dari udara dan tanah.

-

Mengerti tentang fluktuasi dan sebaran suhu menurut tempat dan waktu.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Suhu adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang menggambarkan energi Kinetik
rata-rata pergerakan molekul suatu benda. Suhu dinyatakan dalam satuan derajat Celcius (oC),
Fahreinheit (oF), Reamur (oR), Kelvin (oK).(Daldjumi. 1983. Pokok-pokok Klimatologi)
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu
udara atau derajat panas disebut thermometer. Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah
didaerah tropis (sekitar ekoator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada
waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika ketinggian semakin
bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter maka suhu
akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 ˚C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient
temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, lapse rate adalah 1 ˚C (Benyamin,
1997).
Suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi.
Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertical dan horizontal dan menurut waktu dari
jam ke jam dalam sehari, dan menurut bulanan dalam setahun. (Wisnubroto,S,S.S.L Aminah,
dan Nitisapto,M. 1982)
Suhu dipermukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang seperti halnya
penurunan suhu menurut ketinggian. Bedanya, pada penyebaran suhu secara vertikal
permukaan bumi merupakan sumber pemanas sehingga semakin tinggi tempat maka semakin
rendah suhunya. Rata-rata penurunan suhu udara menurut ketinggian contohnya di Indonesia
sekitar 5 ˚C – 6 ˚C tiap kenaikan 1000 meter. Karena kapasitas panas udara sangat rendah,
suhu udara sangat pekat pada perubahan energi dipermukaan bumi. Diantara udara, tanah dan
air, udara merupakan konduktor terburuk, sedangkan tanah merupakan konduktor terbaik
(Handoko, 1994).
Penyebaran suhu udara menurut waktu dapat kita kaji dalam dua pola :1. pola suhu
diurnal (suhu udara setiap jam selama 24 jam), dan 2. pola suhu udara rata-rata harian
menurut bulanan dan tahunan.(Dasar-dasar Klimatologi 2000)
Suhu udara berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Pada umumnya suhu maksimun
terjadi sesudah tengah hari, biasannya antara jam 12.00 dan jam 14.00, dan suhu minimun
terjadi pada jam 06.00 waktu lokal atau sekitar matahari tertib. Suhu udara harian rata-rata
didefinisiakan sebagai rata-rata pengamatan selama 24 jam (satu hari) yang dilakukan tiap
jam. Suhu bulanan rata-rata ialah jumlah dari suhu harian rata-rata dalam 1 bulan dibagi
dengan jumlah hari dalam bulan tersebut. Suhu tahunan rata-rata dihitung dari jumlah suhu
bulanan rata-rata dibagi dengan 12.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi ialah :
1. Jumlah radiasi yang diterima per tahun – per hari – per musim.
2. Pengaruh daratan atau laut, dan
3. Pengaruh ketinggian tempat,
4. Pengaruh angin secara tidak langsung, angin yang membawa panas dari
sumbernya secara horizontal.
5. Pengaruh panas laten : panas yang disimpan dalam atmosfer.
6. Penutup tanah : tanah yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur yang kurang
daripada tanah tanpa vegetasi.
7. Tipe tanah : tanah-tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi,
8. Pengeruh sudut datang matahari, sinar yang tegak lurusakan membuat suhu ebih
panas daripada yang datangnya miring.
Pengaruh suhu terhadap makhluk-makhluk hidup adalah sangat besar sehingga
pertumbuhanya benar-benar seakan-akan tergantung padanya, terutama dalam kegiatankegiatannya. Dengan suhu yang tinggi benih-benih akan mengadakan metabolisme yang lebih
cepat, akibatnya apabila benih-benih dibiarkan atau ditanam pada datarn atau tanaman tinggi
maka daya kecambahnya akan turun. Jadi pada tanaman juga ada suhu maksimum, suhu
optimum.
Suhu maksimum yaitu pada suhu tinggi tertentu, di mana suatu tanaman masih dapat
tumbuh, suhun minimum adalah suhu terendah di mana tanaman masih dapat hidup, sedang
suhu optimum adalah suhu terbaik yang dibutuhkan tanaman, di aman proses pertumbuhanya
dapat berjalan lancar.
Angin dan suhu mempengaruhi jalan dan luasnya zat pencemaran udara. Dalam
keadaan normal udara dekat permukaan tanah dihangatkan oleh panas yang dipancarkan dari
tanah. Udara itu kemudian naik sambil membawa zat pencemar keatas kemudian
dihembuskan oleh angin di udara bagian atas. Jika terjadi inversi suhu, udara yang hangat
akan berada diatas udara dingin seperti suat loteng. Pada dasarnya suhu tinggi merangsang
pembentukan Co dan O. Jika camporan ekuilibrim pada suhu tinggi tiba-tiba didinginkan, Co
akan tetap berada didalam campuran yang telah didingankan tersebut karena dibutuhkan
waktu yang lama untuk mencapai ekuilibrium yang baru pada suhu rendah (Kensaku,
Kristanto, 2002).
Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara langsung
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas
mikroba, dan enzimetik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara
tanaman. Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting
sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan
mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah (Hanafiah, Kemas Ali,
2005).
Tentang suhu tanah pengaruhnya penting sekali pada kondisi tanah itu sendiri dan
pertumbuhan tanaman. Pengukuran dari suhu tanah biasanya dilakukan pada kedalaman 5 cm,
10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor
dalam. Yang dimaksud dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, awan, curah hujan, angin,
kelembapan udara. Faktor dalamnya yaitu faktor tanah, struktur tanda, kadar iar tanah,
kandungan bahan organik, dan warna tanah. Suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air.
Makin tinggi suhu maka semakin cepat pematangan pada tanaman (Kartasapoetra, 2005).
Sebaliknya makin rendah suhu, makin sedikit air yang di serap oleh akar, karena itulah
penurunan suhu tanah mendadak dapat menyebabkan kelayuan tanaman. Pengukuran di
lakukan pada tanah berumput pendek dan pada areal terbuka dan datar.
Suhu tanah beraneka ragam dengan cara khas pada perhitungan harian dan musiman.
Fluktasi terbesar dipermukaan tanah dan akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman
tanah. Kelembapan waktu musiman yang jelas terjadi, karena suhu tanah musiman lambat
bantuk fluktasi suhu pada peralihan suhu diudara atau dibawah tanah yang lebih besar. Suhu
total untuk semalam tanaman mungkin terjadi pada tengah hari. Dibawah 6 inch atau 15 inch
terdapat variasi harian pada suhu tanah (Sostrodarsono, 2006).
Thermometer tanah yang biasa digunakan antara lain adalah sebagai berikut :
a)

Theermometer Tanah Berselubung Kayu
Thermometer ini menggunakan thermometer Hg. Yang panjangnya di
sesuaikan dengan kebutuhan dan di beri selunung kayu. Tipe ini mempunyai
kelmahan yaitu pembacaan agak sulit di lakukan karena letaknya yang terlalu
rendah dan selubung kayu mudah rusak.

b)

Thermometer Tanah Bengkok (Berskala Bengkok)
Jenis thermometer ini merupakan modifikasi bentuk thermometer air
raksa. Untuk mempermudah pembacaan maka skala di nuat bengkok, dengan
sudut : 6o;45o;15o; atau 0o atau 0o dari permukaan tanah. Thermometer berskala
bengkok ini bekerja dengan baik sampai kedalaman 5;10 dan 20 cm.
kelemahan jenis thermometer ini adalah mudahnya terjadi adhesi air raksa
dengan dinding kaca karena radiasi intensif dari sinar matahari, sehingga
radiasi skala perlu dlindungi kain putih atau selubung putih yang mengkilat.
BAB III
BAHAN DAN METODE

3.1.

Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 07 November 2013 pukul 16.00 WIB
sampai selesai di dalam dan sekitar Laboratorium Agroklimatologi Universitas
Bengkulu.

3.2.

Alat dan Bahan
Termometer Udara
Termometer Tanah
Meteran
Alat Tulis

3.3.

Prosedur kerja
Pengukuran Suhu Tanah
1. Ambil termometer dan tempatkan pada titik pengamatan yang diinginkan.
2. Tempat yang diukur adalah di atas permukaan lapangan yang berumput,
lapangan beraspal, dan di bawah pohon rindang.
3. Titik-titik ketinggian pengamatan adalah 5 cm, 20 cm, 75 cm, 120 cm dari
permukaan tanah.
4. Pengamatan dilakukan dengan membiarkan termometer di tempat titik
pengamatan sekitar 3 menit.

Pengukuran Suhu Tanah
1. Siapkan termometer tanah.
2. Pilih tempat yang ingin diukur.
3. Ukur suhu di permukaan tanah 5 cm, 10 cm, 15 cm dari permukaan tanah.
4. Catat hasil yang diperoleh.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.

Hasil Pengamatan

Suhu Udara
Titik Ketinggian
(cm)

Berumput

5
20
75
120

29
28,5
28
28

Suhu T (˚C)
Beraspal
Pohon yang Rindang
30,5
28
30,5
28
30
28
29
28

Suhu Tanah
Titik Kedalaman
(cm)
5
10
15

4.2.

Suhu T (˚C)

33,5
33
32,8

Pembahasan

Suhu Udara
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pada setiap tempat yang berbeda
memilik suhu yang berbeda pula. Suhu yang berbeda tersebut dapat disebabkan
oleh lingkungan sekitar. Seperti pengambilan data di tempat beraspal, semakin
tinggi atau semakin jauh dari aspal maka suhu semakin rendah. Ini disebabkan
karena aspal menyerap panas sehingga suhu di dekat aspal suhunya relatif tinggi
daripada tempat yang jauh dari aspal. Di tempat yang berumput diperoleh hasil
bahwa semakin tinggi sari rumput suhu semakin rendah. Ini mungkin disebabkan
karena panas yang ada di permukaan tanah. Sedangkan hasil yang didapat di
pohon yang rindang adalah sama. Ini mungkin disebabkan karena iklim mikrp
yang dihasilkan oleh pohon tersebut sama besar pada tiap ketinggian. Karena dari
5 cm sampai 100 cm pohon tersebut memiliki kerindangan yang sama.

Suhu Tanah
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semakin dalam tanahnya maka
suhunya akan semakin rendah. Ini disebabkan tanah yang dalam memiliki
kelembaban yang tinggi dan sinar matahari sangat rendah masuk kedalam tanah
sehingga lebih dalam tanah yang kita ukur maka lebih rendah suhu yang akan kita
dapat.
Jika pengukuran suhu tanah dilakukan pada pagi dan sore hari maka akan
didapat perolehan hasil yang berbeda. Pada pagi hari semakin dalam tanah maka
suhunya akan semakin rendah. Pada sore hari semakin dalam tanah maka suhunya
akan semakin tinggi. Ini disebabkan karena suhu tanah dipagi hari belum terkena
sinar matahari. Tapi bila kita mengukur suhu tanah pada sore hari maka suhu
tanah akan meningkat dibandingkan dengan suhu tanah di pagi hari. Ini di
sebabkan tanah sudah terkena sinar matahari dan suhu tanah pun meningkat.
Mengukur suhu tanah ini juga memiliki kegunaan di bidang pertanian
maupun kehutanan. Dengan kita mengetahui suhu tanah maka kita dapat
mengetahui tingkat kesuburan tanah tersebut. Dan kita juga dapat menanam
tanaman yang sesuai dengan suhu tersebut agar tanaman itu dapat tumbuh dengan
sehat, jauh dari penyakit dan dapat memberi hasil yang baik.
BAB V
KESIMPULAN

5.1.

Kesimpulan
Suhu udara dan suhu tanah memiliki perbedaan perlakukan dan bentuk
termometernya pun berbeda.
Pada suhu udara, memiliki suhu yang berbeda pada tiap tempat yang berbeda,
tergantung lingkungan di tempat tersebut. Dan dipengaruhi oleh faktor abiotik
yang lain seperti panas, sinar matahari, kelembaban udara, iklim mikro, angin dan
lainnya.
Perbedaan suhu tanah tergantung kedalaman tanah yang diukur, lebih dalam tanah
yang diukur maka lebih rendah suhu yang didapat.
Faktor pengaruh suhu tanah yaitu
 Faktor eksternal yaitu radiasi matahari keawanan,curah hujan, angin dan
kelembapan udara
 Faktor internal yaitu tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah, kandungan
bahan organik dan warna tanah.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2009) http://rocky16amelungi.wordpress.com/2009/09/14/suhu-udara-tanah/
(diunduh pada 07 November 2013)
Anonim (2011) http://reflitepe08.blogspot.com/2011/03/suhu-udara-dan-suhu-tanah.html
(diunduh pada 07 November 2013)
Anonim (2012) http://agroekoteknologifp.wordpress.com/2012/11/19/laporan-klimatologisuhu-udara-dan-suhu-tanah/ (diunduh pada 07 November 2013)
Anonim (2013) http://onoe21.wordpress.com/laporan-agroklimatologi-tentang-stasiunklimatologi/pengukuran-suhu-tanah/ (diunduh pada 07 November 2013)
Nur Muin, S. 2013. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Laboratorium Agroklimat
Fakultas Pertanian. UNIB. Bengkulu.
LAMPIRAN GAMBAR

Pengukuran Suhu Tanah

Kedalaman 5 cm

Kedalaman 15 cm

Kedalaman 10 cm

More Related Content

What's hot

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANdyahpuspita73
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahUniversity of Lampung
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganJoel mabes
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanperdos5 cuy
 
Laporan puts perangkat uji tanah sawah
Laporan puts perangkat uji tanah sawahLaporan puts perangkat uji tanah sawah
Laporan puts perangkat uji tanah sawahZulfan Fauzi
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
 
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAdiana novitasari
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitfahmiganteng
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANRepository Ipb
 
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanahLaporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanahjumadi ahmad
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginLaporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginFerli Dian SAputra
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygzahrahoca
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 

What's hot (20)

LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMANLAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
LAPORAN PRAKTIKUM PENYAKIT TANAMAN
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
Sifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPTSifat Biologi Tanah PPT
Sifat Biologi Tanah PPT
 
Laporan Agroklimatologi Acara 2
Laporan Agroklimatologi Acara 2Laporan Agroklimatologi Acara 2
Laporan Agroklimatologi Acara 2
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanahFaktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
Faktor faktor yang mempengaruhi unsur hara dalam tanah
 
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkunganDDA Tanaman dan faktor lingkungan
DDA Tanaman dan faktor lingkungan
 
Acara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanamanAcara iv pemeliharaan tanaman
Acara iv pemeliharaan tanaman
 
Laporan puts perangkat uji tanah sawah
Laporan puts perangkat uji tanah sawahLaporan puts perangkat uji tanah sawah
Laporan puts perangkat uji tanah sawah
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYAPENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
PENGENALAN PESTISIDA DAN ALAT APLIKASINYA
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakitLaporan praktikum ilmu hama penyakit
Laporan praktikum ilmu hama penyakit
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanahLaporan akhir dasar dasar ilmu tanah
Laporan akhir dasar dasar ilmu tanah
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi anginLaporan praktikum agroklimatologi angin
Laporan praktikum agroklimatologi angin
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanamanBab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
Bab 5. awan, hujan, angin dan pengaruhnya terhadap tanaman
 
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik ygFaktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
Faktor biotik biotik dan abiotik dg biotik yg
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 

Viewers also liked

Laporan Praktikum Stasiun Cuaca
Laporan Praktikum Stasiun CuacaLaporan Praktikum Stasiun Cuaca
Laporan Praktikum Stasiun CuacaN Naomi
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliFerli Dian SAputra
 
Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 1 Praktikum Dasar-dasar EkologiAcara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 1 Praktikum Dasar-dasar EkologiAinal Chaza
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliFerli Dian SAputra
 
Agroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan anginAgroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan anginJoel mabes
 
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca NaibahoShinta R Naibaho
 

Viewers also liked (6)

Laporan Praktikum Stasiun Cuaca
Laporan Praktikum Stasiun CuacaLaporan Praktikum Stasiun Cuaca
Laporan Praktikum Stasiun Cuaca
 
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferliLaporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
Laporan praktikum agroklimatologi hujan ferli
 
Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 1 Praktikum Dasar-dasar EkologiAcara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
Acara 1 Praktikum Dasar-dasar Ekologi
 
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferliLaporan praktikum agroklimatologi angin ferli
Laporan praktikum agroklimatologi angin ferli
 
Agroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan anginAgroklimatologi Tekanan udara dan angin
Agroklimatologi Tekanan udara dan angin
 
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca NaibahoLaporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
Laporan Klimatologi Acara 1 Shinta Rebecca Naibaho
 

Similar to Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho

Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologiLaporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologiApriani Matrikxzsia
 
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalLaporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalJoel mabes
 
Laporan 3
Laporan 3Laporan 3
Laporan 3isanuri
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhu
produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhuproduktivitas tanaman tropis terkait dengan suhu
produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhuPuan Habibah
 
Faktor pengendali suhu
Faktor pengendali suhuFaktor pengendali suhu
Faktor pengendali suhusavero281
 
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Nanda Reda
 
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperTugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperdasriyanti
 
4. Perub Iklim - B Musy.pdf
4. Perub Iklim - B Musy.pdf4. Perub Iklim - B Musy.pdf
4. Perub Iklim - B Musy.pdfSriAstitika2
 
Profil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdf
Profil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdfProfil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdf
Profil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdfKhairullah Khairullah
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
Kitaran hidrologi (forum)
Kitaran hidrologi (forum)Kitaran hidrologi (forum)
Kitaran hidrologi (forum)Nur Mirza
 
PPT Pengantar Ilmu Pertanian Kelompok 6-1.pptx
PPT Pengantar Ilmu Pertanian Kelompok 6-1.pptxPPT Pengantar Ilmu Pertanian Kelompok 6-1.pptx
PPT Pengantar Ilmu Pertanian Kelompok 6-1.pptxMuhammadAlqamariSPMP
 

Similar to Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho (20)

Laporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologiLaporan praktikum agroklimatologi
Laporan praktikum agroklimatologi
 
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspalLaporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
Laporan praktikum pengamatan suhu dan kelembapan aspal
 
Laporan 3
Laporan 3Laporan 3
Laporan 3
 
produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhu
produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhuproduktivitas tanaman tropis terkait dengan suhu
produktivitas tanaman tropis terkait dengan suhu
 
Suhu udara
Suhu udaraSuhu udara
Suhu udara
 
Faktor pengendali suhu
Faktor pengendali suhuFaktor pengendali suhu
Faktor pengendali suhu
 
Tugas mk klimatologi
Tugas mk klimatologiTugas mk klimatologi
Tugas mk klimatologi
 
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
Kelompok 11 (cuaca dan iklim)
 
Laporan Praktikum Agroklimatologi
Laporan Praktikum AgroklimatologiLaporan Praktikum Agroklimatologi
Laporan Praktikum Agroklimatologi
 
Hayan
HayanHayan
Hayan
 
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosperTugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
Tugas kuliah ilmu alamiah dasar atmosper
 
Makalah meteo
Makalah meteoMakalah meteo
Makalah meteo
 
4. Perub Iklim - B Musy.pdf
4. Perub Iklim - B Musy.pdf4. Perub Iklim - B Musy.pdf
4. Perub Iklim - B Musy.pdf
 
Perubahan iklim
Perubahan iklimPerubahan iklim
Perubahan iklim
 
K7 Atmosfera 1
K7 Atmosfera 1K7 Atmosfera 1
K7 Atmosfera 1
 
Profil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdf
Profil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdfProfil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdf
Profil Suhu tanah di Daerah Tropis.pdf
 
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah HidrologiMateri Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Infiltrasi Air Hujan Mata Kuliah Hidrologi
 
Kitaran hidrologi (forum)
Kitaran hidrologi (forum)Kitaran hidrologi (forum)
Kitaran hidrologi (forum)
 
Makalah wahid
Makalah wahidMakalah wahid
Makalah wahid
 
PPT Pengantar Ilmu Pertanian Kelompok 6-1.pptx
PPT Pengantar Ilmu Pertanian Kelompok 6-1.pptxPPT Pengantar Ilmu Pertanian Kelompok 6-1.pptx
PPT Pengantar Ilmu Pertanian Kelompok 6-1.pptx
 

Recently uploaded

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

Laporan Praktikum Klimatologi Acara 3 Shinta Rebecca Naibaho

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM KLIMATOLOGI ACARA III Suhu Udara dan Suhu Tanah Oleh Nama : Shinta Rebecca Naibaho NPM : E1B012004 Prodi : Kehutanan Coass : Rian Ferry Andreas LABORATORIUM AGROKLIMAT FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali merasakan keadaan panas maupun dingin. Keadaan yang panas dan dingin tersebut disebabkan oleh perbedaan suhu yang rendah maka akan dingin, suhu yang tinggi maka akan panas. Kita dapat merasakan apakah suhu di suatu tempat adalah rendah atau tinggi hanya dengan menggunakan indera. Tetapi hasil yang didapat akan menjadi relatif, karena tiap manusia memiliki sensor indera yang berbeda sehingga akan didapat hasil yang beragam. Semakin berkembangnya zaman akhirnya ditemukan alat yang bisa menentukan nilai suhu yang pasti. Mulai dari yang sederhana dan manual seperti termometer biasa, termometer tanah sampai yang bisa mencatat hasil secara otomatis seperti termograf. Suhu dinyatakan dalam satuan derajat. Ada tiga macam satuan penggolongan suhu yang umum, yaitu sistem Reamur, sistem Fahreinheit, dan Celcius. Namun satuan suhu dalam SI adalah Kelvin. Dalam biosfer, suhu benda alami, beragam menurut tempat dan waktu yang disebabkan oleh perbedaan benda dalam menerima energi radiasi surya dan hasil pengaruh energi ini terhadap sekelilingnya. Menurut tempat ia ditentukan oleh letak menurut ketinggian dan menurut lintang di bumi. Menurut waktu ia ditentukan oleh sudut inklinasi surya. 1.2. Tujuan - Agar mahasiswa mengerti tentang sifat panas dari udara dan tanah. - Mengerti tentang fluktuasi dan sebaran suhu menurut tempat dan waktu.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suhu adalah suatu sifat fisika dari suatu benda yang menggambarkan energi Kinetik rata-rata pergerakan molekul suatu benda. Suhu dinyatakan dalam satuan derajat Celcius (oC), Fahreinheit (oF), Reamur (oR), Kelvin (oK).(Daldjumi. 1983. Pokok-pokok Klimatologi) Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah didaerah tropis (sekitar ekoator) dan makin ke kutub semakin dingin. Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa terasa dingin jika ketinggian semakin bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter maka suhu akan berkurang (turun) rata-rata 0,6 ˚C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, lapse rate adalah 1 ˚C (Benyamin, 1997). Suhu udara bervariasi menurut tempat dan dari waktu ke waktu di permukaan bumi. Menurut tempat suhu udara bervariasi secara vertical dan horizontal dan menurut waktu dari jam ke jam dalam sehari, dan menurut bulanan dalam setahun. (Wisnubroto,S,S.S.L Aminah, dan Nitisapto,M. 1982) Suhu dipermukaan bumi makin rendah dengan bertambahnya lintang seperti halnya penurunan suhu menurut ketinggian. Bedanya, pada penyebaran suhu secara vertikal permukaan bumi merupakan sumber pemanas sehingga semakin tinggi tempat maka semakin rendah suhunya. Rata-rata penurunan suhu udara menurut ketinggian contohnya di Indonesia sekitar 5 ˚C – 6 ˚C tiap kenaikan 1000 meter. Karena kapasitas panas udara sangat rendah, suhu udara sangat pekat pada perubahan energi dipermukaan bumi. Diantara udara, tanah dan air, udara merupakan konduktor terburuk, sedangkan tanah merupakan konduktor terbaik (Handoko, 1994). Penyebaran suhu udara menurut waktu dapat kita kaji dalam dua pola :1. pola suhu diurnal (suhu udara setiap jam selama 24 jam), dan 2. pola suhu udara rata-rata harian menurut bulanan dan tahunan.(Dasar-dasar Klimatologi 2000)
  • 4. Suhu udara berubah sesuai dengan tempat dan waktu. Pada umumnya suhu maksimun terjadi sesudah tengah hari, biasannya antara jam 12.00 dan jam 14.00, dan suhu minimun terjadi pada jam 06.00 waktu lokal atau sekitar matahari tertib. Suhu udara harian rata-rata didefinisiakan sebagai rata-rata pengamatan selama 24 jam (satu hari) yang dilakukan tiap jam. Suhu bulanan rata-rata ialah jumlah dari suhu harian rata-rata dalam 1 bulan dibagi dengan jumlah hari dalam bulan tersebut. Suhu tahunan rata-rata dihitung dari jumlah suhu bulanan rata-rata dibagi dengan 12. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu di permukaan bumi ialah : 1. Jumlah radiasi yang diterima per tahun – per hari – per musim. 2. Pengaruh daratan atau laut, dan 3. Pengaruh ketinggian tempat, 4. Pengaruh angin secara tidak langsung, angin yang membawa panas dari sumbernya secara horizontal. 5. Pengaruh panas laten : panas yang disimpan dalam atmosfer. 6. Penutup tanah : tanah yang ditutup vegetasi mempunyai temperatur yang kurang daripada tanah tanpa vegetasi. 7. Tipe tanah : tanah-tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi, 8. Pengeruh sudut datang matahari, sinar yang tegak lurusakan membuat suhu ebih panas daripada yang datangnya miring. Pengaruh suhu terhadap makhluk-makhluk hidup adalah sangat besar sehingga pertumbuhanya benar-benar seakan-akan tergantung padanya, terutama dalam kegiatankegiatannya. Dengan suhu yang tinggi benih-benih akan mengadakan metabolisme yang lebih cepat, akibatnya apabila benih-benih dibiarkan atau ditanam pada datarn atau tanaman tinggi maka daya kecambahnya akan turun. Jadi pada tanaman juga ada suhu maksimum, suhu optimum. Suhu maksimum yaitu pada suhu tinggi tertentu, di mana suatu tanaman masih dapat tumbuh, suhun minimum adalah suhu terendah di mana tanaman masih dapat hidup, sedang suhu optimum adalah suhu terbaik yang dibutuhkan tanaman, di aman proses pertumbuhanya dapat berjalan lancar.
  • 5. Angin dan suhu mempengaruhi jalan dan luasnya zat pencemaran udara. Dalam keadaan normal udara dekat permukaan tanah dihangatkan oleh panas yang dipancarkan dari tanah. Udara itu kemudian naik sambil membawa zat pencemar keatas kemudian dihembuskan oleh angin di udara bagian atas. Jika terjadi inversi suhu, udara yang hangat akan berada diatas udara dingin seperti suat loteng. Pada dasarnya suhu tinggi merangsang pembentukan Co dan O. Jika camporan ekuilibrim pada suhu tinggi tiba-tiba didinginkan, Co akan tetap berada didalam campuran yang telah didingankan tersebut karena dibutuhkan waktu yang lama untuk mencapai ekuilibrium yang baru pada suhu rendah (Kensaku, Kristanto, 2002). Temperatur (suhu) adalah salah satu sifat tanah yang sangat penting secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan juga terhadap kelembapan, aerasi, stuktur, aktifitas mikroba, dan enzimetik, dekomposisi serasah atau sisa tanaman dan ketersidian hara-hara tanaman. Tenperatur tanah merupakan salah satu faktor tumbuh tanaman yang penting sebagaimana halnya air, udara dan unsur hara. Proses kehidupan bebijian, akar tanaman dan mikroba tanah secara langsung dipengaruhi oleh temperatur tanah (Hanafiah, Kemas Ali, 2005). Tentang suhu tanah pengaruhnya penting sekali pada kondisi tanah itu sendiri dan pertumbuhan tanaman. Pengukuran dari suhu tanah biasanya dilakukan pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm, dan 100 cm. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu faktor luar dan faktor dalam. Yang dimaksud dengan faktor luar yaitu radiasi matahari, awan, curah hujan, angin, kelembapan udara. Faktor dalamnya yaitu faktor tanah, struktur tanda, kadar iar tanah, kandungan bahan organik, dan warna tanah. Suhu tanah berpengaruh terhadap penyerapan air. Makin tinggi suhu maka semakin cepat pematangan pada tanaman (Kartasapoetra, 2005). Sebaliknya makin rendah suhu, makin sedikit air yang di serap oleh akar, karena itulah penurunan suhu tanah mendadak dapat menyebabkan kelayuan tanaman. Pengukuran di lakukan pada tanah berumput pendek dan pada areal terbuka dan datar. Suhu tanah beraneka ragam dengan cara khas pada perhitungan harian dan musiman. Fluktasi terbesar dipermukaan tanah dan akan berkurang dengan bertambahnya kedalaman tanah. Kelembapan waktu musiman yang jelas terjadi, karena suhu tanah musiman lambat bantuk fluktasi suhu pada peralihan suhu diudara atau dibawah tanah yang lebih besar. Suhu total untuk semalam tanaman mungkin terjadi pada tengah hari. Dibawah 6 inch atau 15 inch terdapat variasi harian pada suhu tanah (Sostrodarsono, 2006). Thermometer tanah yang biasa digunakan antara lain adalah sebagai berikut :
  • 6. a) Theermometer Tanah Berselubung Kayu Thermometer ini menggunakan thermometer Hg. Yang panjangnya di sesuaikan dengan kebutuhan dan di beri selunung kayu. Tipe ini mempunyai kelmahan yaitu pembacaan agak sulit di lakukan karena letaknya yang terlalu rendah dan selubung kayu mudah rusak. b) Thermometer Tanah Bengkok (Berskala Bengkok) Jenis thermometer ini merupakan modifikasi bentuk thermometer air raksa. Untuk mempermudah pembacaan maka skala di nuat bengkok, dengan sudut : 6o;45o;15o; atau 0o atau 0o dari permukaan tanah. Thermometer berskala bengkok ini bekerja dengan baik sampai kedalaman 5;10 dan 20 cm. kelemahan jenis thermometer ini adalah mudahnya terjadi adhesi air raksa dengan dinding kaca karena radiasi intensif dari sinar matahari, sehingga radiasi skala perlu dlindungi kain putih atau selubung putih yang mengkilat.
  • 7. BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 07 November 2013 pukul 16.00 WIB sampai selesai di dalam dan sekitar Laboratorium Agroklimatologi Universitas Bengkulu. 3.2. Alat dan Bahan Termometer Udara Termometer Tanah Meteran Alat Tulis 3.3. Prosedur kerja Pengukuran Suhu Tanah 1. Ambil termometer dan tempatkan pada titik pengamatan yang diinginkan. 2. Tempat yang diukur adalah di atas permukaan lapangan yang berumput, lapangan beraspal, dan di bawah pohon rindang. 3. Titik-titik ketinggian pengamatan adalah 5 cm, 20 cm, 75 cm, 120 cm dari permukaan tanah. 4. Pengamatan dilakukan dengan membiarkan termometer di tempat titik pengamatan sekitar 3 menit. Pengukuran Suhu Tanah 1. Siapkan termometer tanah. 2. Pilih tempat yang ingin diukur. 3. Ukur suhu di permukaan tanah 5 cm, 10 cm, 15 cm dari permukaan tanah. 4. Catat hasil yang diperoleh.
  • 8. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pengamatan Suhu Udara Titik Ketinggian (cm) Berumput 5 20 75 120 29 28,5 28 28 Suhu T (˚C) Beraspal Pohon yang Rindang 30,5 28 30,5 28 30 28 29 28 Suhu Tanah Titik Kedalaman (cm) 5 10 15 4.2. Suhu T (˚C) 33,5 33 32,8 Pembahasan Suhu Udara Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pada setiap tempat yang berbeda memilik suhu yang berbeda pula. Suhu yang berbeda tersebut dapat disebabkan oleh lingkungan sekitar. Seperti pengambilan data di tempat beraspal, semakin tinggi atau semakin jauh dari aspal maka suhu semakin rendah. Ini disebabkan
  • 9. karena aspal menyerap panas sehingga suhu di dekat aspal suhunya relatif tinggi daripada tempat yang jauh dari aspal. Di tempat yang berumput diperoleh hasil bahwa semakin tinggi sari rumput suhu semakin rendah. Ini mungkin disebabkan karena panas yang ada di permukaan tanah. Sedangkan hasil yang didapat di pohon yang rindang adalah sama. Ini mungkin disebabkan karena iklim mikrp yang dihasilkan oleh pohon tersebut sama besar pada tiap ketinggian. Karena dari 5 cm sampai 100 cm pohon tersebut memiliki kerindangan yang sama. Suhu Tanah Dari hasil penelitian diperoleh bahwa semakin dalam tanahnya maka suhunya akan semakin rendah. Ini disebabkan tanah yang dalam memiliki kelembaban yang tinggi dan sinar matahari sangat rendah masuk kedalam tanah sehingga lebih dalam tanah yang kita ukur maka lebih rendah suhu yang akan kita dapat. Jika pengukuran suhu tanah dilakukan pada pagi dan sore hari maka akan didapat perolehan hasil yang berbeda. Pada pagi hari semakin dalam tanah maka suhunya akan semakin rendah. Pada sore hari semakin dalam tanah maka suhunya akan semakin tinggi. Ini disebabkan karena suhu tanah dipagi hari belum terkena sinar matahari. Tapi bila kita mengukur suhu tanah pada sore hari maka suhu tanah akan meningkat dibandingkan dengan suhu tanah di pagi hari. Ini di sebabkan tanah sudah terkena sinar matahari dan suhu tanah pun meningkat. Mengukur suhu tanah ini juga memiliki kegunaan di bidang pertanian maupun kehutanan. Dengan kita mengetahui suhu tanah maka kita dapat mengetahui tingkat kesuburan tanah tersebut. Dan kita juga dapat menanam tanaman yang sesuai dengan suhu tersebut agar tanaman itu dapat tumbuh dengan sehat, jauh dari penyakit dan dapat memberi hasil yang baik.
  • 10. BAB V KESIMPULAN 5.1. Kesimpulan Suhu udara dan suhu tanah memiliki perbedaan perlakukan dan bentuk termometernya pun berbeda. Pada suhu udara, memiliki suhu yang berbeda pada tiap tempat yang berbeda, tergantung lingkungan di tempat tersebut. Dan dipengaruhi oleh faktor abiotik yang lain seperti panas, sinar matahari, kelembaban udara, iklim mikro, angin dan lainnya. Perbedaan suhu tanah tergantung kedalaman tanah yang diukur, lebih dalam tanah yang diukur maka lebih rendah suhu yang didapat. Faktor pengaruh suhu tanah yaitu  Faktor eksternal yaitu radiasi matahari keawanan,curah hujan, angin dan kelembapan udara  Faktor internal yaitu tekstur tanah, struktur dan kadar air tanah, kandungan bahan organik dan warna tanah.
  • 11. DAFTAR PUSTAKA Anonim (2009) http://rocky16amelungi.wordpress.com/2009/09/14/suhu-udara-tanah/ (diunduh pada 07 November 2013) Anonim (2011) http://reflitepe08.blogspot.com/2011/03/suhu-udara-dan-suhu-tanah.html (diunduh pada 07 November 2013) Anonim (2012) http://agroekoteknologifp.wordpress.com/2012/11/19/laporan-klimatologisuhu-udara-dan-suhu-tanah/ (diunduh pada 07 November 2013) Anonim (2013) http://onoe21.wordpress.com/laporan-agroklimatologi-tentang-stasiunklimatologi/pengukuran-suhu-tanah/ (diunduh pada 07 November 2013) Nur Muin, S. 2013. Penuntun Praktikum Agroklimatologi. Laboratorium Agroklimat Fakultas Pertanian. UNIB. Bengkulu.
  • 12. LAMPIRAN GAMBAR Pengukuran Suhu Tanah Kedalaman 5 cm Kedalaman 15 cm Kedalaman 10 cm