3. Deskripsi
Prinsip-prinsip dasar dalam melakukan
surveilans epidemiologi
Belajar tentang :
Dasar-dasar Epidemiologi
Surveilans Epidemiologi
SKD-KLB/ SKDR
Risk assessment
4. Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti
pembelajaran ini perserta
mampu
menjelaskan
Prinsip-prinsip dasar
surveilans
epidemiologi
Hasil Belajar (HB)
6. 1.Dasar-dasar
Epidemiologi
2.Kegiatan
Surveilans
Epidemiologi
3. SKD-KLB/
SKDR
4. Risk
assessment
Pokok Bahasan/sub pokok Bahasan
Konsep dasar pendekatan Epidemiolog (Host
Agent, Environment)
Riwayat alamiah penyakit
Penyakit menular dan penyakit Tidak menular
Variabel epidemiologi
Ukuran ukuran epidemiologi
Konsep Dasar Surveilans Epidemiologi
Desain surveilans epidemiologi masalah kesehatan
tertentu
Analisa Data Surveilans Epidemiol
Pelaksanaan Surveilans Epidemiologi
Evaluasi Sistem Surveilans
Konsep Dasar SKD-KLD
Konsep SKDR
Mekanisme Laporan SKDR
Analisis sederhana dengan PWS
Risk Assesment
7. PB 1: Dasar dasarEPIDEMIOLOGI
Pengertian Epidemiologi
Epidemiologi adalah ilmu yang
mempelajari kejadian dan
penyebaran penyakit atau
masalah kesehatan serta
faktor-faktor yang
mempengaruhinya, pada
sekelompok manusia tertentu.
Epi = atas
demos = masyarakat
Logos = ilmu
“Ilmu yg mempelajari ttg masyarakat”
9. .
Faktor Penyebab penyakit
Faktor Agent. Faktor Host Faktor Lingkungan
Agent :
Biologi
Nutrisi
Fisik
Kimia
Social
Karakteristik
Demografi
Biologi
Sosial ekonomi
Lingkungan :
Fisik
Biologi
Social
10. Contoh (Agent )
Coronavirus yang menjadi
etiologi COVID-19 termasuk
dalam genus
betacoronavirus, umumnya
berbentuk bundar dengan
beberapa pleomorfik, dan
berdiameter 60-140 nm.
VIRUS
Penyebab Biologis
Protozoa, Metazoa,
Bakteri,Virus,Jamur
dan Riketsia.
Penyebab Kimia
“food-addivite”, obat-
obatan, limbah
industri, zat-zat yang
diproduksi oleh tubuh .
Penyebab Nutrisi
karbohidrat, lemak,
protein, vitamin,
mineral, dan air.
Penyebab Mekanik
friksi yang kronik,
kekuatan mekanik
dislokasi,patah tulang
Penyebab Mekanik
radiasi – ionisasi, suhu
udara, kelebaban,
intensitas suara, getaran,
panas, terang cahaya
11. Agent organisme :
Untuk memperpanjang masa hidup
melalui beberapa metode, yaitu:
Faktor Agent.
dapat survive dengan cara menemukan
host yang cocok
membutuhkan untuk melakukan
multifikasi untuk dapat
bertransmisi ataupun
bertahan/survival.
Multifikasi dengan dua metode, yaitu
reproduksi aseksual dan
reproduksi seksual.
1.Reservoir: habitat alamiahnya
2.Persisten: fase bertahan dr lingkungan
3,Latency: fase tdk infeksius thd host baru
4.Vektor: bag dari transmisi agent untuk berpindah host baru
5.Intermediate host: host perantara untuk invasi target akhir
12. Infeksi : masuk dan berkembangnya atau
bermultifikasinya sebuah Agent yang
infeksius di dalam host.
Infeksivitas, kemampuan dari Agent untk menginvasi
dan memproduksi infeksi dalam host.
Dosis infektif dari sebuah Agent, adalah jumlah
yang dibutuhkan untuk menimbulkan infeksi
pada subjek – subjek yang rentan.
Patogenitas Agent kemampunnya dalam
menghasilkan penyakit, yang dapat diukur
berdasarkan rasio dari jumlah orang – orang
yang menderita penyakit klinik terhadap
jumlah dari orang – orang yang terpapar
terhadap infeksi.
Virulensi, ukuran tentang tingkat keganasan
penyakit, yang hal itu dapat bervariasi dari
rendah hingga amat tinggi. Jika virus telah
dilemahkan di dalam laboratorium dan
mempunyai virulensi yang rendah, maka
berarti virus dapat digunakan untuk
imunisasi, misalnya pada virus poliomielitis.
Jika Agent dapat
bertahan dan
mengifeksi host
baru, maka Agent
akan menimbulkan
reaksi atau
kesakitan pada host.
Reaksi tergantung
pada respon host
dan Agent.
.
Effek yang ditimbulkan oleh
Agent meliputi:
AGENT
13. Faktor Host Faktor host merupakan faktor
intrinsik yang mempengaruhi paparan
individual, kerentanan atau respons
terhadap Agent pembawa penyakit,
misalnya
Faktor yang mungkin mempengaruhi
paparan individual diantaranya adalah:
umur, gender, perilaku (rokok, penyalahgunaan
obat, gaya hidup, pola makan, kegiatan seksual,
kontasepsi, dll).
Faktor yang mempengaruhi
kerentanan dan respon terhadap
Agent pembawa penyakit adalah: umur,
komposisi genetik, keadaan gizi dan imunitas,
struktur anatomi, keberadaan penyakit dan
pengobatan, dan sejarah psikologis.
14. Faktor
Lingkungan
faktor fisik seperti geologi dan iklim;
faktor biologis seperti vektor serangga
yang menyampaikan agent, dan
faktor sosioekonomi seperti
kepadatan hunian, sanitasi dan
ketersediaan layanan kesehatan.
Satu penyakit yang berbeda
dihasilkan dari keseimbangan dan
interaksi yang berbeda
pula diantara ketiga komponen
tersebut.
Faktor lingkungan merupakan
faktor eksternal yang mempengaruhi
agent dan host dan kesempatan untuk
menjadi paparan,meliputi :
15. Penyakit menular mengikuti
konsep “biologic laws”
(1) Bahwa suatu penyakit timbul karena terjadi ketidak
seimbangan antara agent penyakit tersebut dengan
manusia (host).
(2) Bahwa keadaan keseimbangan tersebut tergantung
dari sifat alami dan karakteristik dari agent dan
host (secara individual maupun secara kelompok).
(3) Bahwa karateristik dari agent dan host, berikut
interaksinya, secara langsung berhubungan dan
tergantung pada keadaan alami dari lingkungan
sosial, fisik, ekonomi dan juga lingkungan
biologis.
16. Horison klinis
Gejala penyakit tidak tampak
Horison klinis
Meninggal
kronis
karier
Sembuh Cacat
Sembuh sempurna
prepatogenesis patogenesis
Awal Sakit Sakit berlanjut
Inkubasi
Pasca patogenesis
Bibit penyakit
belum memsuki tubuh
Bibit penyakit
telah memsuki tubuh
Gejala penyakit tampak
AGENT
PEJAMU
LINGKUNGAN
Interaksi Triangel Epidemiologi
(Dalam Konsep Riwayat Alamiah Penyakit)
Masa Penyembuhan
2.3
17. Model gangguan keseimbangan dari 3 Komponen Epidemiologi
a. Perubahan
pada faktor
Agent
Terdapat agent baru,
jumlah agent
bertambah, terjadi
mutase agent dsb.
Sehingga
kemampuan agent
menginfeksi host
bertambah
b. Perubahan pada faktor
Host
Bertambahnya jumlah orang orang
yang rentan terhadap suatu agent
mikro organisme tertentu. Pada
keadaan ini proporsi kerentanan
host dalam populasi bertambah
c. Perubahan pada faktor Lingkungan
menyebabkan mudahnya penyebaran agent
misalnya pada musim hujan agent penyakit
penyakit demam berdarah bertambah, sehingga
berpotensi menularkan.
menyebabkan perubahan pada kerentanan
Host
misalnya meningkatnya polusi udara, penyakit
infeksi saluran pernafasan bertambah karena
terjadi kerentanan host pada populasi
18. TIGA TAHAP PENCEGAHAN
1. PENCEGAHAN PRIMER :
Mencegah berkembangnya penyakit sebelum penyakit
tersebut terjadi, dilakukan pada phase prepatogenesis
untuk mendapatkan tingkat kesehatan optimum dan
memberikan perlindungan spesifik (Imunisasi, Kesling,
perlindungan kecelakaan dsb).
2. PENCEGAHAN SEKUNDER :
Untuk mendeteksi dini dan mengobati penyakit (skrining
dan pemeriksaan berkala).
3. PENCEGAHAN TERSIER :
Untuk rehabilitasi suatu penyakit, agar tidak cacat atau
gejala sisa (mengurangi ketergantungan fisik, emosional)
19. Aplikasi dari upaya pencegahan
PREPATOGENESIS PATOGENESIS
HEALTH SPESIFIC EARLY DIAGNOSIS DISABILITY REHABILITATION
PROMOTION PROTECTION AND PROMPT LIMITATION
TREATMENT
PRIMARY PREVENTION SECONDARY PREVENTION TERTIERY
PREVENTION
20. FAKTOR RANTAI
PENULARAN PENYAKIT
1. AGENT
2. RESERVOIR DARI AGENT
3. PORTAL DARI AGENT
MENINGGALKAN HOST
4. CARA PENULARAN AGENT KE HOST
BARU
5. PORTAL DARI AGENT KE HOST BARU
6. KERENTANAN HOST
21. FAKTOR RANTAI
PENULARAN PENYAKIT (2)
1. Agent (Protozoa, Metazoa,Virus, Bakteri,
Jamur, Riketsia)
2. Reservoir penyebab : Habitat tempat
hidup dan berkembangbiak agent
penyakit (Manusia, binatang,
lingkungan).
3. Portal agent meninggalkan host (saluran
pernafasan, saluran makanan, sistem
genital, kulit, transplantasi)
22. FAKTOR RANTAI
PENULARAN PENYAKIT (3)
3. Cara penularan dari agent ke host baru
secara langsung (kontak person, bersin) dan secara
tidak langsung (Vehicle borne, vector borne, air
borne/partikel debu).
4. Portal dari agent masuk ke host yang baru
(Mekanismenya sama seperti agent meninggalkan
host.
5. Kerentanan host.
(genetik, ketahanan tubuh secara umum, imunitas
spesifik yang didapat)
23. d. Epidemiologi Diskriptif
mempelajari penyebaran
penyakit menurut orang
(person), tempat (place),
dan waktu (time).
Tujuan dari studi epidemiologi deskriptif:
(1) menggambarkan karakteristik distribusi penyakit
atau masalah kesehatan lainnya pada sekelompok
orang atau populasi
(2) memperhitungkan besar dan pentingnya masalah
kesehatan pada populasi
(3) mengidentifikasi dugaan faktor “determinant” atau
faktor risiko timbulnya penyakit atau masalah
kesehatan yang dapat menjadi dasar menformulasikan
hipotesa
24. Studi EPIDEMIOLOGIDeskriptif:
unit pengamatan dan/atau unit analisis:
(1) populasi: a) Studi ekologis
b)Time series
(2) individu: a) laporan kasus (case report)
b) Case series.
Termasuk dalam studi deskriptif adalah
surveilans.
mampu menjawab
pertanyaan mengenai
faktor Who,
Where,
When.
faktor
Orang,
Tempat
29. Tipe Kuantitas Matematis
Tanpa denominator
Hitungan (enumerasi) atau
angka mutlak/absolut
Contoh:
Jumlah kasus campak usia <1 tahun : 10 kasus
Jumlah kasus keracunan pangan :25 orang
Jumlah balita: 500 balita
30. UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI / Dengan denominator
Ukuran-ukuran frekuensi penyakit menggambarkan
karakteristik kejadian (“occurrence”) suatu masalah
kesehatan didalam populasi. (kesakitan , kematian dll)
Angka
Absolut
-Rate
-Ratio
-Proporsi
Dirubah menjadi
Ukuran relatif
X = Kasus
Y = Pop.Risiko
K = Konstanta
Formula Dasar
Hitungan
X
Y
x K
=
31. Proporsi : adl ukuran perbandingan antara satu kondisi
/kejadian kondisi dg keseluruhan kejadian
( proporsi peny , umur, sex, pekerjaan )
Ukuran Epid Numerator (X) Denominator (Y) Konstanta (K)
Proporsi BTA+ rawat inap
di RS Ulin
Pdrt BTA + Pdrt rwt inap %
Proporsi Balita Pnemonia
di Puskesmas
Balita
Pnemonia
Pdrt Berobat %
Proporsi pria pdrt HIV + Pria HIV + Kasus HIV+ %
Proporsi PNS pdrt TB yg
diobati
PNS pdrt
TB, diobati
Semua Pdrt
TB diobati
%
32. Rate : adl ukuran perubahan kejadian (kesakitan) pd.
masyarakat selama kurun waktu tertentu dan
dalam satuan konstanta ttt ( IR, PR, AR, CFR dll )
Ukuran Epid
Numerator
(X)
Denominator
(Y)
Konstanta
(K)
Keterangan
Insidens Rate Kasus Baru Pddk Risiko % , ‰ Kesakitan
Prevalens Rate
Semua Kasus
(Baru +Lama)
Pddk Risiko % , ‰ Kesakitan
Attack Rate Kasus Baru Pddk Risiko % , ‰ Kematian
Case Fatality Rate Kematian
Semua
Kasus
% Kematian
Crude Death Rate Kematian penduduk % , ‰ Kematian
33. Ratio : adl ukuran perbandingan antara satu kejadian/
kondisi dengan kejadian lainya ( sex ratio )
Ukuran Epid Numerator (X) Denominator (Y) Konstanta (K)
Sex Ratio Pddk Pria Pddk Wanita 100
Ratio Puskesmas dg pddk Puskesmas Pddk 10.000
Ratio dokter dg pddk dokter Pddk 10.000
Ratio dokter dg Puskesmas dokter Puskesmas 10
34. Ukuran frekuensi penyakit dibagi menjadi:
(1)Insidens,
(2)Prevalens dan
(3)mortalitas.
.
b.TIPE KUANTITAS EPIDEMIOLOGI
(Fokus : Ukuran frekuensi penyakit )
.
35. 1) Insidens
Insidens merefleksikan jumlah kasus baru (insiden) yang
berkembang dalam suatu periode waktu di antara
populasi yang berisiko.
Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status
dari sehat menjadi sakit (kejadian / kasus penyakit yang
baru saja memasuki fase klinik dalam riwayat alamiah
penyakit).
Sedangkan periode waktu adalah jumlah waktu yang
diamati selama sehat hingga menjadi sakit.
Ukuran frekuensi insidensi penyakit dapat dibedakan
menjadi dua macam:
(1) Insidens Kumulatif; dan
(2) Laju Insidensi (Insidance Density)
36. (1) Insidens Kumulatif
Nama lainnya adalah risk, proporsi insidens.
Insidens kumulatif (cumulative incidence = CI) adalah
parameter yang menunjukkan taksiran probabilitas (risiko ,
risk) seseorang untuk terkena penyakit (atau untuk hidup)
dalam suatu jangka waktu.
Memerlukan bahwa semua non-kasus diamati selama seluruh
periode pengamatan.
Insidens kumulatif merupakan proporsi orang yang terkena
penyakit diantara semua orang yang berisiko terkena
penyakit tersebut. Karena probabilitas, maka insidens
kumulatif selalu bernilai antara 0 dan 1.
Rumus Insidens Kumulatif:
waktu
permulaan
pada
berisiko
orang
Jumlah
tertentu
waktu
periode
selama
insidens
kasus
Jumlah
kumulatif
Insidens
37. Attack Rate
Hitungan
X
Y
x K
=
X = Jumlah Kasus diantara Populasi
terpapar
Y = Jumlah Populasi terpapar
K = Konstanta
Contoh Insidens Kumulatif:
Attack Rate : jenis khusus insidens kumulatif yang berguna
selama epidemik
Angka kematian kasus ( case fatality “rate” = risk) untuk
penyakit, misalnya case fatality rate penyakit difteri, rabies, dll
Risiko kejang demam sejak lahir hingga usia 6 tahun
Probabilitas kelangsungan hidup dalam setahun setelah
diagnosis kanker paru
38. Tabel 1.
Attack Rate Pada Kejadian Keracunan Pangan di Desa XX
Puskesmas X Kab Y Pada Tanggal 21 April 2017
Sakit Tidak
sakit
Sakit Tidak
Sakit
Ayamopor 30 70 30/100 5 35 5/40
Krecek 16 84 16/100 4 21 4/25
Makanan Makan TidakMakan
AttackRate
Makan
AttackRate
TidakMakan
Contoh perhitungan attack rate
pada suatu kejadian keracunan pangan:
39. (1) sebagai ukuran alternatif incidence
density / laju insidens dalam
mempelajari etiologi penyakit;
(2) Mengetahui risiko populasi untuk
mengalami prognosis penyakit;
(3) Mengetahui kelompok –kelompok dalam
populasi yang memerlukan intervensi
kesehatan.
Kegunaan insidens kumulatif adalah:
40. 2) Prevalens
Prevalens merefleksikan jumlah kasus yang ada
(kasus lama maupun kasus baru) dalam populasi
dalam suatu waktu atau periode waktu tertentu .
Prevalens juga merupakan probabilitas bahwa
seorang individu menjadi kasus (atau menjadi sakit)
dalam waktu atau periode waktu tertentu.
Prevalensi adalah proporsi individu – individu
yang berpenyakit dari suatu populasi, pada satu titik
waktu atau periode waktu.
Ada dua jenis prevalensi:
(1) prevalensi titik,
(2) prevalensi periode
41. Prevalensi Titik
adalah proporsi dari individu – individu dalam populasi yang
terjangkit penyakit pada suatu titik waktu.
Rumus prevalensi titik:
Misalnya dalam suatu survei kecacingan dari 5000 siswa SD di Kabupaten X
diketemukan 3500 feses siswa mengandung cacing ascaris lumbricoides ,
sehingga prevalens titiknya yaitu : 3500 / 5000 = 70%
42. Prevalens Periode
merupakan perpaduan prevalensi titik dan insidensi.
Prevalensi periode adalah probabilitas individu dari populasi untuk
terkena penyakit pada saat dimulainya pengamatan, atau selama jangka
waktu pengamatan.
Rumus prevalens periode:
43. INSIDENS PREVALENS
Hanya menghitung kasus
baru
Tingkat tidak bergantung
durasi rata- rata penyakit
Dapat diukur sebagai rate
atau proporsi
Merefleksikan
kemungkinan menjadi
penyakit sepanjang waktu
Lebih disukai bila
melakukan studi etiologi
penyakit
Menghitung kasus yang ada
(kasus lama dan baru)
Bergantung pada rata- rata
(durasi) sakit
Selalu diukur sebagai
proporsi
Merefleksikan
kemungkinan terjadi
penyakit pada satu waktu
tertentu
Lebih disukai bila studi
utilisasi pelayanan
kesehatan.
Perbandingan Insidens dan Prevalens
44. Karakteristik Insidens dan Prevalens
Karakteristik
Insidens Prevalens
Insidens
Komulatif
Insidens
Rate
Titik Periode
Sinonim Proporsi
Insdens
Inscidence
Density
Numerator Kasus baru Kasus baru Kasus yang
ada
Kasus yang
ada / baru
Denominator Populasi
inisial
Orang -
waktu
populasi
inisial
Populasi
pertengahan
Unit Tidak ada Kasus per
orang waktu
Tidak ada Tidak ada
Tipe Proporsi Rate Proporsi Proporsi
45. 3) Mortalitas
Merefleksikan jumlah kematian dalam suatu populasi
a. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate = CDR)
Jumlah kematian per tahun
X 100
Jumlah Populasi rata – rata pada tahun itu
Rumus CDR::
b.Case Fatality Rate (CFR)
Jumlah kematian penyakit tertentu
dalam periode tertentu
X 100
Jumlah penderita penyakit tersebut
dalam periode waktu yang sama
Rumus CFR::
46. Kita sudah belajar
POKOK BAHASAN 1
Tentang :
Dasar dasar
EPIDEMIOLOGI
Kita lanjut ke
POKOK BAHASAN 2
Surveilans
EPIDEMIOLOGI