Kompetensi dan performansi merupakan konsep penting dalam teori bahasa yang diperkenalkan oleh Noam Chomsky pada tahun 1957. Kompetensi mengacu pada pengetahuan internal seseorang tentang bahasa, sedangkan performansi merupakan realisasi atau penggunaan bahasa dalam berinteraksi. Perbedaan antara kompetensi dan performansi masih menjadi perdebatan hingga saat ini.
2. Istilah kompetensi dan performansi
dikenalkan oleh Noam Chomsky pada tahun
1957 lewat konsep teori bahasa strukturalis.
Menurut Chomsky (1957: 11) kajian bahasa
pada masa-masa sebelumnya belum dapat
menggambarkan secara komprehensif
tentang hakikat bahasa, karena hanya
sekedar mendeskripsikan batas-batas
struktur lahir (surface structure) yang
dianggap belum memenuhi ketuntasan
dalam pengkajian teori bahasa.s
3. Bahasa masih dideskripsikan dengan cara
mendaftar kalimat-kalimat dan memberi
deskripsi masing-masing kalimat itu.
Padahal, setiap bahasa manusia itu terbentuk
dari serangkaian kalimat yang tak terbatas
jumlahnya, tetapi panjang kalimat-kalimat
itu terbatas dan terbentuk dari seperangkat
unsur-unsur yang bersifat terbatas pula.
4. Pendeskripsian bahasa dengan cara seperti itu akan
mengalami kesulitan. Hal itu disebabkan oleh
terlalu banyaknya data yang harus dideskripsikan
untuk setiap hasil perilaku berbahasa dan setiap
bahasa manusia (Kempson, 1977:4).
Chomsky (1957:11) mengusulkan suatu prosedur
yang biasa dipakai pada bahasa formal atau bahasa
matematika yang menempatkan serangkaian objek
yang tidak terbatas, sehingga dapat dideskripsikan
dengan serangkaian kaidah yang terbatas.
Hal itu sangat dimungkinkan karena aspek bahasa
manusia itu terletak pada gramatika. Gramatika
suatu bahasa diartikan sebagai pemahaman
terhadap pengetahuan kebahasaan yang dimiliki
sejak anak-anak secara tidak sadar.
5. Struktur lahir tidak dapat dijadikan sebagai titik
tolak kajian teori kebahasaan, sehingga diperlukan
titik tolak yang dapat mewadahi kajian teori
kebahasaan dengan tuntas. Untuk itu, struktur
lahir perlu dikaitkan dengan struktur batin
(Chomsky, 1957:15).
Masalah struktur batin dan struktur lahir
dikembangkan lebih lanjut dalam bukunya yang
berjudul “Aspect of the Theory of Syntax “ (1965).
Seiring dengan itu, Chomsky juga membahas
performansi sebagai perwujudan penggunaan
bahasa yang berbeda dengan kompetensi.
6. Definisi kompetensi sering diinterpretasikan tidak
berbeda dengan definisi langue dari de Saussure.
Baik de Saussure maupun Chomsky beranggapan
bahwa konteks sosial bukanlah hal yang perlu
dipertimbangkan. Namun, Chomsky menolak
pandangan de Saussure bahwa langue adalah
sistematisasi dari unsur-unsur bahasa dan
menekankan konsep kompetensi sebagai suatu
sistem proses generatif.
Pandangan ini sejalan dengan anggapan Chomsky
bahwa teori linguistik perlu mengkhususkan diri
untuk membahas kenyataan mental yang mendasari
tindakan nyata (Chomsky, 1965:4).
7. Chomsky melihat tugas teori linguistik adalah
untuk menemukan model penjelasan
(explanatory model), yakni tata bahasa/gramatika,
yang memungkinkan cara kerja pikiran (mind)
dapat didalami dan dimengerti.
Bertolak dari pandangan tersebut, maka Chomsky
memberikan batasan pada tugas tata bahasa
generatif, yaitu memerinci sesuatu yang benar-
benar diketahui penutur, bukan yang dinyatakan
diketahui oleh penutur (Chomsky, 1965:9). Oleh
karena itu, tata bahasa generatif transformasi
membatasi kajiannya pada terbentuknya kalimat
serta deskripsi strukturalnya.
8. Chomsky menganggap bahwa proses derivasi yang
dilakukan oleh penutur merupakan daerah kajian teori
performansi atau teori penggunaan bahasa. Hal itu
berarti tata bahasa generatif transformasi membatasi
diri untuk membicarakan kegramatikalan kalimat yang
menjadi bagian utama teori kompetensi, sedangkan
penuturan tentang kesesuaian kalimat menjadi bagian
utama teori performansi.
9. Perspektif Chomsky pembelajaran bahasa pada
dasarnya berkisar pada gagasan bahwa semua
manusia memiliki kapasitas internal untuk
memperoleh bahasa. Dengan kata lain, ini
menunjukkan bahwa kemampuan untuk belajar dan
menganalisa informasi linguistik bersifat universal
dan bawaan, dan Chomsky disamakan dengan
sebuah perangkat akuisisi bahasa , menjadi hasil dari
evolusi manusia.
Salah satu tokoh kunci dikutip Chomsky sebagai
spark untuk ide-idenya termasuk Wilhelm von
Humboldt yang menganjurkan "kreatif" aspek
bahasa dan tata bahasa harus ada ke menggambarkan
proses yang membuat bahasa mungkin untuk
"memanfaatkan sarana terbatas tak terbatas".
10. Tokoh kunci lainnya adalah Ferdinand de Saussure dan
idenya langue dan parole , tapi Chomsky menolak
gagasan Saussure tentang langue sebagai "hanya
persediaan sistematis item", lebih memilih untuk
konsep model kompetensi yang mendasari dianggap
sebagai "sistem processess generatif". Pengaruh besar
lain adalah René Descartes yang perhatian dengan
kekuatan kreatif pikiran mendorongnya untuk
menganggap bahasa manusia sebagai instrumen
pemikiran.
Sebuah tata bahasa generatif adalah himpunan
berhingga aturan yang hipotetis bisa menghasilkan
jumlah infinitif ujaran. Hal ini memungkinkan
manusia untuk menghasilkan semua jenis kalimat dan
tidak pernah menghasilkan kalimat gramatikal.
11. Dalam dikotomi antara performansi dan
kompetensi, kompetensi merupakan cerminan
proses mental yang melahirkan suatu struktur
kalimat yang ideal, yang mampu mencerminkan
tata bahasa yang sebenarnya. Sedangkan
performansi, sebagai sebuah teori tentang
penggunaan bahasa, dipengaruhi oleh keterbatasan
daya ingat manusia, kekacauan pikiran, dan
beralihnya perhatian dan minat, serta kesalahan-
kesalahan dalam menerapkan pengetahuan tentang
bahasa (Chomsky, 1965:3).
12. Campbell dan Wales (dalam Omaggio, 1986:3)
menerima perbedaan antara kompetensi dan
performansi, tetapi perbedaan itu tidak berhubungan
dengan ketepatan sebuah tuturan dengan situasi atau
konteks sosiokultural. Tingkatan produksi dan
pengertian bahasa seseorangbergantung pada konteks
tempat terjadinya sebuah tuturan, bahkan lebih
penting daripada kegramatikalannya.
Hymes (dalam Omaggio, 1986:3) juga menyatakan
bahwa terdapat kaidah-kaidah penggunaan bahasa,
khususnya yang berhubungan dengan kaidah-kaidah
interaksi sosial dan kesesuaian perilaku sosial, yang
ditolak oleh Chomsky. Hal itu menunjukkan bahwa
kedunya sepakat bahwa perwujudan bahasa dari
seorang penutur tidak dapat dilepaskan dari faktor-
faktor sosiokultural agar diperoleh sebuah tuturan
yang sesuai.
13. Sehubungan dengan itu, Hymes (dalam Omaggio, 1986:6)
menyatakan bahwa terdapat kaidah-kaidah tata bahasa
yang tidak dapat digunakan tanpa memperhatikan kaidah-
kaidah penggunaan bahasa, begitu juga terdapat kaidah-
kaidah penggunaan bahasa yang tidak dapat digunakan
tanpa kaidah-kaidah tatabahasa.
Penegasan Hymes tersebut menunjukkan bahwa
keberadaan sintaksis tidak dengan sendirinya dapat dikaji
unsur semantiknya, tanpa menyertakan kajian tentang
konteks yang menyertainya. Bahkan tidak tertutup
kemungkinan bahwa tuturan yang muncul sering tidak
tampak kegramatikalannya, tetapi dilihat dari konteks
yang menyertainya akan menampakkan urutan-urutan
tuturan yang dapat dianalisis dengan baik.
14. Kompetensi mengacu pada pengetahuan yang
mendasari sistem, peristiwa, atau tindakan.
Kompetensi itu tidak dapat diobservasi.
Performansi merupakan perwujudan atau realisasi
kompetensi yang dapat diamati secara jelas.
Kompetensi merupakan suatu perbuatan aktual
seperti berjalan, menyanyi, menari, dan berbicara.
Dalam masyarakat teknologi perbedaan
kompetensi dan performansi digunakan dalam
semua sisi kehidupan, misalnya, diasumsikan
anak-anak memiliki komptenesi tertentu bahwa
kompetensi itu dapat diukur dan dinilai dengan
teknik observasi dari sampel yang dipilih dengan
apa yang disebut tes atau ujian.
15. Komprehensi dan produksi dapat merupakan
aspek performansi maupun kompetensi. Mitos
yang tersebar selama ini dalam pembelajaran
bahasa adalah anggapan bahwa komprehensi,
yakni menyimak dan membaca, sama dengan
kompetensi, dan produksi, yakni berbicara dan
menulis sama dengan performansi.
Perlu diketahui bahwa masalah bukanlah
demikian itu. Produksi tentu saja dapat diamati
secara lebih langsung, tetapi komprehensi juga
merupakan performansi seperti halnya produksi
(kalau kita pinjam istilah Ferdinand de Sassure
adalah keinginan bertindak).
16. Teori fungsionalis lain kemajuan gagasan kompetensi
komunikatif , yang berfokus pada kinerja sosial-
terletak, dikembangkan oleh Dell Hymes dalam
menanggapi sifat abstrak dari kompetensi linguistik.
Kompetensi Komunikatif juga kadang-kadang disebut
sebagai pragmatis atau sosiolinguistik kompetensi,
terutama ketika penekanannya pada bagaimana
menafsirkan makna pembicara dimaksud dalam
ucapan tertentu, terlepas dari arti harfiah.
17. Kritik utama terhadap gagasan Chomsky kompetensi
linguistik oleh Hymes adalah perbedaan yang tidak
memadai kompetensi dan kinerja. Selanjutnya, ia
berkomentar bahwa itu adalah nyata dan bahwa tidak
ada kemajuan yang signifikan dalam linguistik adalah
mungkin tanpa mempelajari bentuk bersama dengan
cara-cara di mana mereka digunakan. Sebagai
kompetensi tersebut, linguistik harus jatuh di bawah
domain kompetensi komunikatif karena terdiri dari
empat bidang kompetensi, yaitu, linguistik,
sosiolinguistik , wacana dan strategis.
18. Psikolinguistik terutama berkaitan dengan bahasa sebagai
phonomenon psikologis. Hal ini memberikan wawasan
mengenai bagaimana kita merakit ucapan kita sendiri dan
menulis dan bagaimana kita memahami bahwa orang lain;
bagaimana kita menyimpan dan menggunakan kosakata;
bagaimana kita mengelola untuk memperoleh bahasa di
tempat pertama.
Menurut ahli bahasa eksperimental NS Sutherland, tugas
psikolinguistik tidak untuk mengkonfirmasi account
Chomsky kompetensi linguistik dengan melakukan
eksperimen. Hal ini dengan melakukan eksperimen, untuk
mengetahui apa mekanisme yang mendasari kompetensi
linguistik.
19. Psikolinguistik umumnya tidak melihat perbedaan antara
kinerja dan kompetensi untuk secara akurat
mencerminkan data empiris, tetapi cenderung memilih
teori penggunaan berbasis.
Ada 3 elemen penting dari psikolinguistik yang
digunakan untuk menggambarkan mekanisme yang
mendasari pemahaman bahasa dan produksi.
(I) Sinyal Bahasa : Hal ini mengacu pada semua bentuk
ekspresi bahasa, seperti menulis dan berbicara, yang
dihasilkan dan dirasakan oleh pengguna bahasa.
Karakteristik yang paling mencolok dari sinyal bahasa
invariance persepsi, baik secara tertulis dan dalam pidato,
karena selalu ada bentuk menonjol dan stabil yang
menonjol terhadap lingkungan fisiknya. Dalam persepsi
kita tentang bentuk-bentuk seperti itu, kesenjangan
ditutup, dan penyimpangan diabaikan.
20. (2) Operasi sistem neuropsikologis kami: Operasi sistem
neuropsikologi kita menentukan bagaimana sinyal bahasa
yang dirasakan dan menghasilkan. Untuk kedua lisan dan
tulisan, ada dua macam yang sangat berbeda dari sistem
biologis yang terlibat. Pidato melibatkan jalur
pendengaran dari organ sensorik ke otak maka saluran
vokal sementara menulis melibatkan jalur motor dari organ
sensorik ke otak diikuti oleh sistem tangan-lengan.
Namun, mereka memiliki kesamaan bahwa keduanya
melibatkan jalur singkat ke daerah central processing di
otak, yang dianggap sebagai daerah bahasa pusat.
(3) Sistem Bahasa: Ini lebih abstrak dari dua yang pertama
karena dapat diimplementasikan bahkan ketika kita tidak
menggunakan sinyal bahasa teraba sama sekali, seperti
dalam diam penalaran verbal , kontemplasi bahasa dan
pengetahuan bahasa umum.