Tatabahasa universal dan pembelajaran bahasa kedua. Teori Chomsky menyatakan bahwa manusia dilahirkan dengan kemampuan berbahasa dasar (LAD). LAD memungkinkan anak memperoleh bahasa pertama secara alami. Sedangkan pembelajaran bahasa kedua melibatkan proses kognitif yang disengaja. Faktor lingkungan juga berperan besar dalam pembelajaran bahasa kedua.
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
PERTEMUAN 9.pptx
1. TATABAHASA UNIVERSAL DAN
PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
Diserahkan sebagai Tugas Kelompok pada Mata Kuliah Pengembangan Hasil
Kajian Linguistik-Mikro untuk Ilmu Keguruan Bahasa
Oleh:
RIA AGUSTINA
NIM. 23326021
Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ermanto, S. Pd., M.Hum.
JURUSAN ILMU KEGURUAN BAHASA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2023
2. Tatabahasa universal disebut juga dengan tatabahasa umum
yang berasal dari istilah bahasa Inggris “Universal
Grammar”.
Teori ini pertama kali dikemukakan oleh Avram Noam
Chomsky (lahir di Philadelphia, Pennsylvania, Amerika
Serikat, 7 Desember 1928) yang merupakan seorang
profesor linguistik dari Institut Teknologi Massachusetts.
Tatabahasa universal berasal dari Tatabahasa Natural
(Natural Grammar) yaitu tatabahasa awal manusia dan
kemunculannya dalam bahasa-bahasa manusia adalah secara
natural iaitu dalam suatu kesinambungan waktu dan tempat
berlakunya berbagai konteks interaksi-interaksi sosial yang
melibatkan budaya suatu komunitas linguistiK.
TATABAHASA UNIVERSAL
3. 1. Tatabahasa semesta model Chomsky yang merumuskan bahwa semua bahasa
yang alami pasti berisi tatabahasa kesemestaan formal dan substantive.
Kesemestaan formal berkaitan dengan wujud dan bentuk grammar pada
semua bahasa, sedangkan kesemestaan substantif berhubungan dengan isi
aturan, misalnya kategori sintaktik atau ciri pembeda fonologi.
2. Tatabahasa semestaan model Greenberg membagi bahasa di dunia menjadi
tiga tipe urutan frasa semesta (universal word order), yaitu: 1) verb + subject +
object (VSO), 2) subject + verb + object (SVO), 3) subject + object + verb (SOV).
Selanjutnya, masing-masing tipe menghasilkan 15 buah formulasi urutan frasa
semesta, antara lain sebagai berikut: (1) bahasa yang urutan VSO-nya dominan
selalu mempunyai preposisi; (2) sebaliknya bahasa dengan urutan frasa SOV
biasanya berpostposisi; dan (3) bahasa yang SOV-nya dominan dan genitif
mengikuti nomina, maka adjektivanya pun mengikuti nomina, dan seterusnya.
3. Tatabahasa semestaan model Hawkins yang menyatakan bahwa bahasa-
bahasa di dunia dapat diformulasikan menjadi 24 tipe untuk masing-masing
bahasa berdasarkan urutan kata. Selanjutnya, tipe bahasa itu sebetulnya
terdiri dari sekumpulan subtype dan kategori V, S, dan O yang digunakan
untuk menggolongkan tipe-tipe itu menurut preposisi dan postposisi.
Model-model tatabahasa universal
4. Chomsky berpendapat bahwa pemerolehan bahasa pertama
sangat didukung oleh adanya LAD (Language Acquisition Device)
atau sering disebut dengan alat pemerolehan bahasa. Menurutnya,
sejak lahir anak sudah memiliki LAD, sehingga memungkinkan
baginya untuk memperoleh bahasa pertama. Oleh sebab itu,
menurutnya, banyak tata bahasa pertama yang tidak perlu
dipelajari secara sadar dan khusus
Menurut Noam Chomsky bahwa bahasa sudah ada di dalam diri
anak. Pada saat sesorang lahir, dia telah memiliki seperangkat
kemampuan berbahasa yang disebut “Tata Bahasa Umum” atau
“Universal Grammar”. Teori ini mengatakan bahwa meskipun
pengetahuan yang di dalam anak tidak mendapatkan banyak
rangsangan. Anak tetap akan tetap dapat memperlajarinya. Anak
tidak sekedar meniru bahasa yang dia dengarkan, tapi ia juga
mampu menarik kesimpulan dari pola yang ada. Hal ini kerena
anak memiliki system bahasa yang disebut Perangkat Penguasaan
Bahasa. (Yahya, 2020)
LAD (Language Acquisition Device)
5. Setiap teori tentang pembelajaran dan pengajaran bahasa
kedua atau bahasa asing biasanya akan mengacu pada
konsep Universal Grammar berdasarkan pendekatan pakar
linguistik yang ditemukan oleh Noam Chomsky. Pemikiran
ini didasarkan pada asumsi bahwa seorang anak dapat
memperoleh bahasa ibunya, karena pengetahuan
bawaannya. Universal Grammar diterapkan untuk
menjelaskan proses belajar bahasa pertama dan kemudian
dikembangkan sehubungan dengan teori-teori lain
sehingga menjadi pendekatan baru untuk mempelajari
bahasa kedua. (Tamphu dkk., 2022)
TEORI TATABAHASA UNIVERSAL DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
6. Chomsky menguraikan pendapatnya bahwa
ungkapan khusus “pemerolehan” hanya dapat
dipakai untuk bahasa pertama karena hal tersebut
bersifat alamiah yang sudah dibawa manusia sejak
lahir. Sedangkan bahasa kedua akan diperoleh oleh
manusia ketika ia mutlak telah memahami dan
menguasai bahasa pertama dan tengah menjalani
proses mengembangkan keterampilan bahasa
keduanya.
PEMBELAJARAN BAHASA KEDUA
7. Pemerolehan bahasa mengacu pada kemampuan linguistic yang
telah diinternalisasikan secara alami atau tanpa disadari dan
memusatkan pada bentuk-bentuk linguistic (kata-kata). Sedangkan
pembelajaran bahasa memiliki pengertian yang sebaliknya,
dilakukan dengan sadar dan merupakan hasil situasi belajar formal.
Konteks pemerolehan bersifat alami, sedangkan pembelajaran
mengacu pada kondisi formal dengan konteks yang terprogram.
Biasanya seseorang yang belajar bahasa disebabkan motivasi
prestasi, sedangkan memperoleh bahasa biasanya karena motivasi
komunikasi.
Belajar bahasa ditekankan untuk menguasai kaidah, sementara
perolehan bahasa untuk menguasai ketrampilan berkomunikasi
Menurut Stephen D. Krashen:
Pengertian pemerolehan bahasa (language acquisition)
berbeda dengan pembelajaran bahasa (language learning)
8. Anak menguasai bahasa pertamanya disebut pemerolehan
sedangkan pemerolehan bahasa kedua yang dilakukan oleh
orang dewasa disebut pembelajaran.
Anak-anak maupun orang dewasa dalam proses penguasaan
bahasa bisa disebut dengan istilah pemerolahan apabila
proses tersebut terjadi dalam lingkungan yang natural.
Sedangkan untuk orang dewasa yang mengguasai bahasa
kedua dalam lingkungan yang formal/ tidak natural dan
terjadi dengan cara disengaja atau dalam lingkungan yang
disesain secara khusus untuk beajara bahasa itu dinamakan
pembelajaran
Pandangan para ahli terkait istilah
pemerolehan dan pembelajaran bahasa
9. 1. Teori behaviorisme
Menurut Skinner, proses pembelajaran bahasa kedua selaras
dengan Teori Behaviorisme yaitu bahasa adalah seperangkat
kebiasaan, dan kebiasaan itu bisa tercapai dengan sempurna,
bila telah melalui latihan berkali-kali dan berulang-ulang. Sebab
Latihan (drill) merupakan bagian yang sangat penting dan tak
terpisahkan dalam pemerolehan dan penguasaan bahasa
kedua, dan bahasa-bahasa selanjutnya.
2. Teori kognitivisme:
a. Teori nativisme (mentalis)
b. Teori kesemestaan kognitif
c. Teori linguistik
Teori pembelajaran bahasa kedua
10. 1. Teori nativisme (mentalis) yang diprakarsai oleh seorang tokoh
psikologi kognitif bernama Noam Chomsky. Asumsi yang ditawarkan
oleh Chomsky itu antara lain:
1) Manusia sejak lahir telah memiliki kemampuan berbahasa yang
bersifat bawaan (innate).
2) Untuk membuat anak agar mampu berbahasa, anak membuat
hipotesis dengan struktur bahasa. Dalam hal ini anak manusia sejak
lahir telah di bekali alat pemerolehan bahasa (LAD; Languange
Acquisition Device).
3) Hipotesis tentang struktur bahasa yang dibuat oleh anak terjadi di
ambang sadar (sub-consiousness) dan akan diuji dalam pemakaian
bahasa yang secara terus menerus akan dicocokan dengan masukan
lingistik baru yang diperoleh dari lingkungannya.
4) Chomksy juga menyatakan bahwa belajar bahasa bukan sekedar
tanggapan terhadap rangsangan dari luar dalam proses
pembentukan kebiasaan melainkan sebuah proses kkreatif yang
rasional dan kognitif.
Teori Kognitivisme…. (lanjutan)
11. 2. Teori kesemestaan kognitif yang diperkenalkan oleh Piaget dan telah
digunakan sebagai dasar untuk menjelaskan proses-proses
pemerolehan bahasa kanak-kanak. Teori perkembangan kognitif pada
kanak-kanak tersebut terdiri dari tiga periode:
1) Motor- indrawi (sensory motor) 0-1,5 tahun, kanak-kanak
mengembangkan pola-pola aksi dengan cara bereaksi terhadap
alam sekitarnya. Pola pola inilah yang kemudian diatur menjadi
struktur- struktur akal (mental). Berdasarkan struktur-strutur akal
ini kanak-kanak mulai membangun satu dunia bendabenda yang
kekal yang lazim disebut kekekalan benda.
2) Praoperasional 2-7 tahun, terdiri dari yang terdiri dari dua tahap:
representasi/intuisi sederhana dan representasi/intuisi terartikulasi.
3) Operasional terdiri dari : operasional konkrit dan operasional
formal.
Teori Kognitivisme…. (lanjutan)
12. 3. Teori linguistik Stephen Krashen. Krashen melahirkan lima hipotesis,
hipotesis ini diterbitkan pertama kali olehnya pada tahun 1980an.
1) Hipothesis Pemerolehan – Pembelajaran, mengacu kepada bagaimana
bahasa kedua sebagai sebuah sistem yang deperoleh atau dipelajari,
2) Hipotesis pemantauan (Monitor Hypothesis), setiap manusia dalam proses
internal bahasa memiliki monitor yang berfungsi sebagai editing serta
pengoreksi.
3) Hipotesis Alamiah (Natural Hypothesis Order), menyatakan bahwa
struktur bahasa diperoleh dengan urutan ilmiah yang dapat diperkirakan,
beberapa struktur tertentu cenderung muncul lebih awal dari struktur
yang lain dalam pemerolehan bahasa.
4) Hipotesis Masukan (Input Hypothesis), menjelaskan bahwa pembelajaran
bahasa kedua dinggap akan terjadi jika siswa yang mendapatkan
informasi/ pengetahuan setingkat lebih tinggi dari pada yang telah
dikuasainya. Dengan kata lain pelajar harus mendapatkan setingkat hal
baru yang belum diketahui nya.
5) Hipotesis Efektif Filter (Effective Filter Hypothesis),menjelaskan, baahwa
setiap manusia memiliki saringan efektif atau yang biasa disebut dengan
(Effective Filter).
Teori Kognitivisme…. (lanjutan)
13. 1. Fonologi, yaitu ilmu tentang perbendaharaan fonem sebuah bahasa dan
distribusinya. Hal-hal yang dibahas dalam fonologi antara lain: 1) bunyi suara, 2)
fonetik dan fonemik, 3) alat ucap, 4) pita suara, 5) vokal, 6) konsonan, 7) perubahan
fonem, dan 8) intonasi.
2. Morfologi, yaitu cabang linguistic yang mengidentifikasi satuan-satuan dasar bahasa
sebagai satuan gramatikal. Morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan dan arti kata atau
dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi mempelajari seluk beluk bentuk
kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk kata itu baik fungsi gramatikal
maupun fungsi semantik.
3. Sintaksis, Istilah sintaksis diambil dari bahasa Belanda, Syintaxis. Dalam bahasa
Inggris digunakan istilah Syintax, yaitu cabang linguistik yang mengkaji seluk beluk
kalimat, klausa, dan frase. Sintaksis adalah penguasaan atas suatu bahasa mencakup
kemampuan untuk memahami frase atau kalimat yang bersal dari kata. Sintaksis juga
merupakan bagian dari subsistem tata bahasa, sintaksis menelaah struktur satuan
bahasa yang lebih besar dari kata mulai dari frase hingga kalimat.
4. Semantik, Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang berarti kata benda
yang berarti tanda atau lambang, kata kerjanya adalah semaino yang berarti
menandai atau melambangkan. Yang dimaksud dengan tanda atau lambang disini
sebagai padanan kata sema itu adalah tanda linguistic seperti (1) komponen yang
mengartikan, yang berwujud bentuk-bentuk bunyi bahasa, dan (2) komponen yang
diartikan atau makna dari komponen yang pertama
Tahapan pembelajaran bahasa kedua
14. Faktor lingkungan
Ketika seseorang sudah menguasai bahasa ibu, bukan suatu hal
yang tidak mungkin apabila seorang anak memperoleh bahasa
kedua untuk dikuasai olehnya, terlebih apabila ia berada di
lingkungan yang biasa menggunakan bahasa lebih dari satu
bahasa atau multilingual.(Salsabila dkk., 2023)
Faktor eksternal yang sangat mempengaruhi
pembelajaran bahasa kedua
15. Kusuma, A. B. (2018). Pemerolehan Bahasa Pertama Sebagai Dasar Pembelajaran Bahasa
Kedua (Kajian Psikolinguistik). Al-Manar, 5(2). https://doi.org/10.36668/jal.v5i2.10
Nurlaila. (2020). Konsep Pemerolehan Bahasa dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran
Bahasa. Jurnal Studi Pendidikan, 12(1), 47–64.
Poedjosoedarmo, S. (2005). Teori Tatabahasa Universal. Kajian Linguistik dan Sastra.
Salim, M. S., & Setiyadi, A. C. (2013). Pemerolehan Bahasa Kedua Menurut Stephen
Krashen. At-Ta’dib, 8(2). https://doi.org/10.21111/at-tadib.v8i2.504
Salsabila, H. Z., Krisnawati, E., & Ratnasari, D. (2023). Pemerolehan Bahasa Kedua (Bahasa
Indonesia) Youtuber Asal Jepang. Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 16(2),
333. https://doi.org/10.30651/st.v16i2.18653
Samah, A. J. bin A. (2009). Semantik SemulaJadi Tatabahasa Natural: Suatu Alternatif
kepada Teori Universal Grammar oleh N. Chomsky. SOUTHEAST ASIA: A Multidisciplinary
Journal, 9, 5–33.
Syamsiyah, D. (2017). Analisis Deskriptif Teori Pemerolehan Bahasa Kedua. Jurnal
Komunikasi dan Pendidikan Islam, 6(2), 282.
Tamphu, S., Santoso, A., & Taufiqurrahman, F. (2022). Universal Grammar dalam
Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa Kedua. Basastra: Jurnal Kajian Bahasa dan Sastra
Indonesia, 11(3), 294–303.
Yahya, Y. (2020). Perkembangan Bahasa Anak Menurut Noam Chomsky dan Eric
Lenneberg. Institut Agama Islam Negeri Palangk Raya, 1–113.
Daftar Pustaka