Dokumen tersebut merangkum perkembangan psikolinguistik dari berbagai pakar mulai dari Wilhelm Von Humboldt hingga psikolinguistik generasi ketiga. Beberapa pokok bahasan utama adalah kontribusi para pakar terhadap hubungan antara bahasa dan psikologi, serta pergeseran orientasi psikolinguistik dari behaviorisme menjadi linguistik."
2. Wilhelm Von Humboldt (1767-1835)
Pakar linguistik berkebangsaan Jerman ini mengkaji
hubungan bahasa (linguistik) dengan pemikiran manusia
(psikologi) dengan membandingkan tata bahasa dari
bahasa-bahasa yang berlainan dengan tabiat-tabiat bangsa-
bangsa penutur bahasa itu.
3. Ferdinan de Saussure (1858-1913)
Pakar linguistik berkebangsaan Swiss
memperkenalkan tiga istilah tentang bahasa yaitu
langage (bahasa pada umumnya yang bersifat
abstrak), langue (bahasa tertentu yang bersifat
abstrak) dan parole (bahasa sebagai tuturan yang
bersifat konkret).
4. Edward Sapir (1884-1939)
Pakar linguistik dan antropologi Amerika ini
mengungkapkan bahwa psikologi dapat memberikan
dasar ilmiah yang kuat dalam pengkajian bahasa.
Beliau mencoba mengkaji hubungan bahasa
(lingustik) dan pemikiran (psikologi), dari kajian
tersebut beliau berkesimpulan bahwa bahasa,
terutama strukturnya, merupakan unsur yang
menentukan struktur pemikiran manusia.
5. Leonard Bloomfield (1887-1949)
Pakar linguistik bangsa Amerika ini dalam
menganalisis bahasa dipengaruhi oleh dua aliran
psikologi yang saling bertentangan, yaitu
mentalisme dan behaviorisme.
Beliau berpendapat bahwa berbahasa dimulai dari
melahirkan pengalaman yang luar biasa, terutama
sebagai penjelmaan dari adanya tekanan emosi yang
sangat kuat.
6. Otto Jespersen
Pakar linguistik berkebangsaan Denmark
menganalisis bahasa menurut psikologi mentalistik
yang juga sedikit berbau behavioristik. Jespersen
berpendapat bahwa bahasa bukanlah satu wujud
dalam pengertian satu benda seperti sebuah meja
atau seekor kucing, melainkan merupakan satu
fungsi manusia sebagai lambang-lambang di dalam
otak yang melambangkan pikiran atau yang
membangkitkan pikiran itu.
7. John Dewey (1859-1952)
Pakar psikologi dari Amerika, seorang empirisme murni.
Beliau mengkaji bahasa dan perkembangannya dengan
menafsirkan analisi linguistik bahasa kanak-kanak
berdasarkan prinsip-prinsip psikologi. Umpamanaya,
beliau menyarankan agar penggolongan psikologi akan
kata-kata yang diucapkan kanak-kanak dilakukan
berdasarkan makna seperti yang dipahami kanak-kanak,
dan bukan seperti yang dipahami orang dewasa dengan
bentuk-bentuk dan tata bahasa orang dewasa.
8. Karl Büchler
Pakar psikologi Jerman menyatakan dalam bukunya
Sprach Theorie (1934), bahwa bahasa manusia itu
mempunyai tiga fungsi, yaitu:
Kungabe (kemudian disebut Ausdruck) adalah
tindakan komunkatif yang diwujudkan dalam
bentuk verbal.
Appell (sebelumnya disebut Auslosung) adalah
permintaan yang ditujukan kepada orang lain.
Darstellung adalah penggambaran pokok
masalah yang dikomunikasikan.
9. Wundt (1832-1920)
Ahli psikologi asal Jerman, orang yang pertama yang
mengembangkan secara sistematis teori mentalistik bahasa.
Beliau menyatakan bahwa bahasa adalaha alat untuk
melahirkan pikiran. Wundt berpendapat bahwa pada mulanya
bahasa lahir dalam bentuk gerak-gerik yang dipakai untuk
melahirkan perasaan-perasaan yang sangat kuat secara tidak
sadar. Disamping itu, Wundt juga dikenal sebagai pengembang
teori performansi bahasa (language performance) yang
didasarkan pada analisis psikologi, yang terdiri dari dua aspek
yaitu:
Fenomena luar yang berupa citra bunyi
Fenomena dalam yang berupa rentetan pikiran
Interaksi anatara fenomena luar dan fenomena dalam akan
dapat dipahami dengan lebih baik melalui pengkajian
struktur bahasa, karena fenomena tersebut tergantung pada
fenomena linguistik (bahasa).
10. Watson (1878-1958)
Ahli psikologi behaviorisme berkebangsaan Jerman
ini menempatkan perilaku atau kegiatan berbahasa
sama dengan perilaku atau kegaitan lainnya, seperti
makan, berjalan dan melompat. Pada mulanya
Watson hanya menghubungkan perilaku berbahasa
yang implisit, yakni yang terjadi di dalam pikiran,
dengan yang eksplisit yakni yang berupa tuturan.
11. Weiss
Ahli psikologi behaviorisme asal Amerika ini
mengakui adanya aspek mental dalam bahasa.
Namun, karena wujudnya tidak memiliki kekuatan
bentuk fisik, maka wujudnya itu sukar dikaji atau
ditunjukkan. Oleh karena itu, Weiss lebih cenderung
mengatakn bahwa bahasa itu sebagai satu bentuk
perilaku apabila seseorang menyesuaikan dirinya
dengan lingkungan sosialnya.
12. Kerjasama secara langsung anatara disiplin linguistik
dan psikologi sebenarnya sudah dimulai sejak tahun
1860, yaitu oleh Heyman Steinthal, seorang ahli
psikologi yang beralih menjadi ahli linguistik, dan
Moritz Lazarus seorang ahli lionguistik yang beralih
menjadi ahli psikologi dengan menerbitkan jurnal
berjudul Zeitschrift für Volkerpsychologie und Sprach
Wissenschaft (jurnal psikologi sosial dan linguistik).
13. .....
Dasar-dasar psikolinguistik menurut beberapa pakar di
dalam buku yang disunting oleh Osgood dan Sebeok di
atas adalah sebagai berikut:
Psikolinguistik adalah satu teori linguistik
berdasarkan bahasa yang dianggap sebagai sebuah
sistem elemen yang saling berhubungan erat.
Psikolinguistik adalah satu teori pembelajaran
(menurut teori behaviorisme) berdasarkan bahasa
yang dianggap sebagai satu sistem tabiat dan
kemampuan yang menghubungkan isyarat dengan
perilaku.
Psikolinguistik adalah satu teori informasi yang
menganggap bahasa sebagai sebuah alat untuk
menyampaikan suatu benda.
14. Secara formal kelahiran psikolinguistik ditandai
dengan dibukanya satu program khusus
psikolinguistik pada tahun 1953 oleh R. Brown.
Sarjana pertama (Ph. D.) yang dihasilakan oleh
pragram ini adalah Eric Lenneberg, yang kemudian
sangat besar peranannya dalam bidang
psikolinguistik. Dalam periode ini nama-nama
seperti Leshley, Lenneberg, Osgood, Skinner,
chomsky, dan Miller patut diketengahkan.
15. .....
Pada awal perkembangannya, psikolinguistik sangat
berbau neobehaviorisme terutama yang mencoba
menerangkan bahasa menurut kerangka Stimulus-
Respons yang tidak mentalis. Namun, definisi baru
psikolingusiti telah mencerminkan perkembangan
baru yang bersifat mentalis dan mencoba
menerangkan hakikat rumus-rumus yang abstrak
yang dihipotesiskan, dan diuji sebagai akibat sifat
asal atau predisposisi biologi manusia untuk
memperoleh bahasa.
16. Psikolinguistik Generasi Pertama
Psikolinguistik generasi pertama adalah psikolinguistik dengan
para pakar yang menulis artikel yang berjudul
Psycholinbguistics: A Survey of Theory and Research Problems
yang disunting oleh Charles Osgood dan Thomas Sebeok.
Titik pandang mereka berkaitan erat dengan neobehaviorisme/
behaviorisme.
Teori-teori ini mengidentifikasikan bahasa sebagai satu sistem
respons yang langsung dan tidak langsung terhadap stimulus
verbal atau nonverbal. Orientasi stimulus respons (aksi-reaksi;
atau rangsangan-balasan) ini adalah orientasi psikologi.
17. Psikolinguistik Generasi Kedua
Tokoh utama psikolinguistik generasi kedua adalah
Noam Chomsky dan George Miller.
Psikolinguistik generasi kedua berpendapat bahwa
dalam proses berbahasa bukanlah butir-butir bahasa
yang diperoleh, melaikan kaidah dan sistem
kaidahlah yang diperoleh. Di sini orientasi
psikologis telah digantikan dengan orientasi
linguistik.
18. Psikolinguistik Generasi Ketiga
Ciri-ciri psikolinguistik generasi ketiga ini adalah sebagai
berikut.
Orientasi mereka kepada psikologi, tetapi buka
psikologi perilaku.
Keterlepasan mereka dari kerangka “psikolinguistik
kalimat’ dan keterlibatan dalam psikolinguistik yang
berdasarkan situasi dan konteks.
Adanya satu pergeseran dari analisis mengenai proses
ujaran yang abstrak (atau persepsinya) ke satu analisis
psikologi mengenai komunikasi dan pikiran.