2. Test dikatakan baik apabila secara
eksplisit :
1. Butir-butir soal mewakili keseluruhan
konsep yang penting dalam suatu bidang
studi
2. Jumlah butir soal sesuai dengan
kedalaman setiap pokok bahasan (dalam
prosentase)
3. Butir soal mendistribusikan tingkat
kesukaran
Test Yang Baik
3. Kisi-Kisi Test
Kisi – kisi atau biasa disebut Tabel Spesifikasi Test
atau Cetak Biru Test ( Blue Print Test ) harus
dengan mudah terbaca :
1. Pokok atau sub pokok bahan yang diuji
2. Kemampuan yang diuji ( level ranah kognitif)
3. Tingkat kesukaran butir soal (pertimbangan pada
penulis soal)
Kisi-kisi yang sudah ada menggambarkan proporsi
banyaknya butir soal untuk setiap pokok/sub pokok
bahasan dan setiap tingkat kemampuan pada ranah
kognitif
Kisi-Kisi Test
4. Type Test
Ebel dan Fresbie membagi tiga tipe soal :
1. Essay
2. Obyektif
3. Problem matematik
Ada kesalahfahaman yang umum dalam pengguna tes
yaitu anggapan yang menyatakan suatu tipe tes lebih
baik dari tipe test lainnya dalam mengukur ranah
kognitif tertentu. Pemilihan tipe tes yang akan
digunakan lebih banyak ditentukan oleh kemampuan
dan waktu yang tersedia pada penyusun test dari pada
kemampuan peserta test atau aspek yang akan diukur.
5. Yang harus direncanakan dalam menentukan
jumlah butir soal adalah
1. Jumlah keseluruhan
2. Jumlah untuk setiap pokok bahasan
3. Jumlah untuk setiap format
4. Jumlah untuk tiap kategori tingkat kesukaran
5. Jumlah untuk setiap aspek pada ranah kognitif
Dalam menentukan jumlah-jumlah ini tentulah
mempertimbangkan waktu yang tersedia, biaya,
kompleksitas tugas yang dituntut oleh test dan
waktu ujian yang diadakan
Jumlah Butir Soal
6. • Ahli konstruksi test sependapat bahwa test yang
baik adalah test yang mempunyai tingkat
kesukaran sekitar 0.50.
• Makin dekat ketitik tersebut (0.50) test makin
mampu membedakan kelompok yang belajar
dan kelompok yang kurang belajar
• Penentuan distribusi tingkat kesukaran
ditentukan juga oleh tujuan test. Misalnya tujuan
untuk seleksi mengandung tingkat kesukaran
yang lebih tinggi
• Dalam penyebarannya, tingkat kesukaran yang
rendah sebaiknya diletakan diawal test dan yang
tinggi diakhir perangkat test.
Tingkat Kesukaran
7. 1. Memahami istilah ( atau kosakata )
2. Pemahaman fakta dan prinsip (atau generalisasi)
3. Kemampuan untuk menjelaskan atau
menggambarkan ( pemahaman tentang
hubungan )
4. Kemampuan untuk menghitung (masalah
numerik)
5. Kemampuan untuk memprediksi tindakan yang
tepat
6. Kemampuan untuk membuat penilaian
evaluative
6 kategori Pertanyaan Test Agar Mudah Difahami
8. Ada beberapa pertimbangan dalam
merencanakan test :
1. Apakah akan menggunakan “open book” atau
“closed book”
2. Apakah frekwensi pelaksanaan test sering atau
jarang
3. Apakah pelaksanaan test diumumkan sebelum
atau mendadak
4. Bagaimana metode penyajian test
Perencanaan Test
9. Stalnaker dan Stalnaker mencatat
beberapa alasan yang mendukung
jenis test secara “open Book” :
1.“Open Book” dapat dibangun dan
digunakan disemua bentuk uji test
2.Ketakutan dan emosional saat
menghadapi ujian dapat dikurangi
3.Penalaran terhadap isi materi dapat
lebih menjadi ditekan
4.Kecurangan tereliminasi
10. 1. Peserta test mungkin saja malas
membaca buku atau catatan sehingga
membuat dangkal pengetahuannya
2. Peserta test yang malas membaca buku
akan kehabisan waktunya dengan
membolak-balik/ mencari jawaban test
3. Kecenderungan peserta test malas
berpikir sehingga upaya belajarnya
menjadi berkurang
4. Peserta test yang alat kelengkapan
belajarnya minim akan dirugikan
Kelemahan test “Open Book