SlideShare a Scribd company logo
1 of 44
Download to read offline
Analisis Manual
Analisis Manual
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia
Katalog Dalam Terbitan: KDT
Analisis Soal Secara Manual
ISBN 978 – 979 – 1228 – 37 - 4
Judul Buku: Analisis Soal Secara Manual
Penulis: Dra. Rahmah Zulaiha, MA
Penerbit:
PUSPENDIK
Jakarta, 2008
ii
Analisis Manual
KATA PENGANTAR
Hasil tes prestasi belajar diharapkan dapat memberi gambaran yang
akurat tentang penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran.
Untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik setiap butir
soal perlu dilakukan analisis soal baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
Pada dasarnya terdapat dua macam karakteristik soal yang ditinjau
dalam analisis soal secara kuantitatif yaitu tingkat kesukaran soal
dan daya beda soal.
Buku panduan analisis butir soal ini dimaksudkan untuk membantu
para peserta pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam menganilisis butir soal secara manual.
				 Jakarta, 3 Maret 2008
				 Kepala Pusat Penilaian Pendidikan,
				 Burhanuddin Tola, Ph.D.
				 NIP 131099013
iii
Analisis Manual
DAFTAR ISI
							 Halaman
Lembar Data Terbitan.............................................................	 ii
Kata Pengantar......................................................................	 iii
Daftar Isi 		 ........................................................................	 iv
BAB 1.	Analisis Soal Pilihan Ganda ......................................	 1
	 A.	 Analisis Kualitatif..................................................	 1
	 B. 	Analisis Kuantitatif................................................	 3
		 1.	 Daya Pembeda...............................................	 3
		 2.	 Tingkat Kesukaran..........................................	 13
		 3.	 Penyebaran Pilihan Jawaban.........................	 17
		 4.	 Kesimpulan Hasil Analisis...............................	 22
BAB 2.	Analisis Soal Uraian...................................................	 25
	 A. 	Analisis Kualitatif..................................................	 25
	 B. 	Analisis Kuantitatif................................................	 27
		 1.	 Daya Pembeda...............................................	 27
		 2.	 Tingkat Kesukaran..........................................	 33
		 3.	 Kesimpulan Hasil Analisis...............................	 38
Daftar Pustaka........................................................................	 40
iv
Analisis Manual
BAB
I
1
ANALISIS SOAL PILIHAN GANDA
Untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik setiap butir soal
perlu dilakukan analisis soal, baik analisis kualitatif maupun analisis
kuantitatif. Hasil analisis soal dapat digunakan untuk menguji apakah
suatu soal akan berfungsi (analisis kualitatif) atau telah berfungsi
(analisis kuantitatif) dengan baik. Di samping itu, hasil analisis soal
dapat digunakan untuk mengetahui apakah soal termasuk kategori
soal baik, soal perlu diperbaiki, atau soal jelek.
A. 	 Analisis Kualitatif
	 Analisis kualitatif atau yang dikenal dengan telaah mutu soal
dilakukan sebelum soal diujikan kepada peserta tes. Analisis ini
dilakukan berdasarkan pertimbangan (professional judgement)
ahli materi, konstruksi tes, dan bahasa. Hal tersebut dilakukan
untukmeyakinkanbahwasoalberkualitasbaik.Selainituanalisis
ini dilakukan dengan berpedoman pada kaidah penulisan soal
yang dilihat dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Berikut ini
adalah kaidah penulisan soal pilihan ganda.
Analisis Manual
	 Materi
1.	 Soal harus sesuai dengan indikator.
2.	 Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau
dari segi materi.
3.	 Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang
benar atau yang paling benar.
	 Konstruksi
4.	 Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan
tegas.
5.	 Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus
merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
6.	 Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban
benar.
7.	 Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang
bersifat negatif ganda.
8.	 Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif
sama.
9.	 Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan,
“Semua pilihan jawaban di atas salah”, atau “Semua
pilihan jawaban di atas benar”.
10.	 Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu
harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya
nilai angka tersebut, atau kronologisnya.
11.	 Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang
terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi.
12.	 Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal
sebelumnya.
	 Bahasa
13.	 Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai
dengan kaidah bahasa Indonesia.
14.	 Jangan menggunakan bahasa yang berlaku
setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain
atau nasional.
2
Analisis Manual
15.	 Setiap soal harus menggunakan bahasa yang
komunikatif.
16.	 Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase
yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian.
	
	 Berdasarkan telaah soal, soal-soal diperbaiki, kemudian dirakit
menjadi perangkat tes yang siap diujicobakan.
B. Analisis Kuantitatif
	 Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui apakah soal
berkualitas baik atau tidak berdasarkan data empirik yang
diperoleh melalui ujicoba soal. Soal-soal diujicobakan pada
sejumlah siswa yang mempunyai ciri (karakteristik) yang sama
dengan siswa yang akan menempuh soal-soal tersebut di
kemudian hari.
	 Analisis kuantitatif dilakukan diantaranya untuk mengetahui
apakah sebuah soal dapat membedakan antara siswa yang
mempunyai kemampuan tinggi dengan kemampuan rendah,
dan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Khusus untuk
soal pilihan ganda, analisis dilakukan untuk mengetahui
penyebaran pilihan jawaban yaitu melihat berfungsi tidaknya
pengecoh (pilihan jawaban selain kunci). Dari hasil analisis
kuantitatif akan diperoleh soal baik, soal perlu diperbaiki, dan
soal jelek.
1. 	 Daya Pembeda
	 Dari hasil analisis kuantitatif soal pilihan ganda diperoleh
daya pembeda soal, tingkat kesukaran, dan penyebaran
pilihan jawaban. Soal yang baik adalah soal yang dapat
membedakan kelompok siswa yang berkemampuan tinggi
dan berkemampuan rendah. Indeks yang dapat mengukur
perbedaan itu adalah daya pembeda (item discrimination).
3
Analisis Manual
Dengan demikian daya pembeda soal sama dengan
validitas soal.
	 Daya pembeda soal adalah selisih proporsi jawaban benar
pada kelompok siswa berkemampuan tinggi (kelompok
atas) dan berkemampuan rendah (kelompok bawah).
Daya pembeda soal berkisar antara -1 sampai dengan
+1. Tanda negatif berarti kelompok siswa berkemampuan
rendah yang menjawab benar soal tertentu lebih banyak
dari kelompok siswa berkemampuan tinggi.
	 Sebuah soal mungkin dapat membedakan kedua kelom-
pok siswa dengan baik, tetapi dapat juga sebuah soal ti­
dak dapat membedakan kedua kelompok siswa (bila da­ya
pembeda = 0). Soal yang baik adalah soal dengan da­ya
pembeda bertanda positif (+) untuk kunci berarti soal terse-
but dapat mengukur kemampuan secara tepat. Sedangkan
daya pembeda untuk pengecoh diharapkan negatif, karena
diharapkan yang terkecoh adalah kelompok bawah.
	 Daya pembeda soal diperoleh melalui perhitungan dengan
menggunakan rumus:
	
n
)KK(2
DP BA −
=
DP =	 daya pembeda soal
KA =	 banyak siswa pada kelompok atas yang menjawab
benar
KB =	 banyak siswa pada kelompok bawah yang
menjawab benar
n =	 banyak siswa
	 atau
		
B
B
A
A
n
K
n
K
DP −=
	
4
Analisis Manual
DP =	 daya pembeda soal
KA =	 banyaksiswapadakelompokatasyangmenjawab
benar
KB =	 banyak siswa pada kelompok bawah yang
menjawab benar
nA =	 banyak siswa pada kelompok atas
nB =	 banyak siswa pada kelompok bawah
	 Menurut kriteria yang berlaku di Pusat Penilaian Pendidik­
an soal yang baik atau diterima bila memiliki daya pembe­da
soal di atas 0,25 karena soal tersebut dapat membeda­kan
kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan ber­­­ke­
mampuan rendah. Berikut ini kriteria daya pembeda soal.
Kriteria Daya Pembeda Keterangan
DP > 0,25 Diterima
0 < DP ≤ 0,25 Diperbaiki
DP ≤ 0 Ditolak
	 Berikut ini cara memperoleh daya pembeda soal dengan
menggunakan data sebagai berikut.
Nama
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasnah B B B C D C D C D A
Maula C D B A B B D C D A
Fikri C D B B A A D C D B
Syifa A A A D C D D D C C
Fahri D D B A D C C D C C
Rayhan C C B A C B C C D A
KUNCI C D A A C B D C D A
Tabel 1.1
Jawaban Siswa
	
5
Analisis Manual
	 Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan skor total untuk setiap siswa dengan
menggunakan data pada tabel 1.1. Hasil perhitungan skor
total tersaji pada tabel 1.2.
Nama
Soal Skor
Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasnah B B B C D C D C D A 4
Maula C D B A B B D C D A 8
Fikri C D B B A A D C D B 5
Syifa A A A D C D D D C C 3
Fahri D D B A D C C D C C 2
Rayhan C C B A C B C C D A 7
KUNCI C D A A C B D C D A
Tabel 1.2
Perhitungan Skor Total Siswa
	 Langkah kedua adalah mengurutkan data pada tabel 1.2
berdasarkan skor total dan hasilnya tersaji pada tabel 1.3.
Nama
Soal Skor
Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Maula C D B A B B D C D A 8
Rayhan C C B A C B C C D A 7
Fikri C D B B A A D C D B 5
Hasnah B B B C D C D C D A 4
Syifa A A A D C D D D C C 3
Fahri D D B A D C C D C C 2
KUNCI C D A A C B D C D A
	 Tabel 1.3 Urutan Skor Total Siswa
	
	 Langkah ketiga adalah membagi 2 sama banyak data
pada tabel 1.3 dan hasilnya tersaji pada tabel 1.4.
6
Analisis Manual
Nama
Soal Skor
Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Maula C D B A B B D C D A 8
Kelompok
Atas
Rayhan C C B A C B C C D A 7
Fikri C D B B A A D C D B 5
Hasnah B B B C D C D C D A 4 Kelompok
BawahSyifa A A A D C D D D C C 3
Fahri D D B A D C C D C C 2
KUNCI C D A A C B D C D A
Tabel 1.4
Pembagian Kelompok
	 Langkah keempat adalah memasukkan data pada tabel
1.4 ke dalam format pada tabel 1.5. Untuk kunci berilah
tanda bintang (*). Kolom O (other) berisi bila siswa
menjawab lebih dari satu kunci atau tidak menjawab. Cara
memasukkan data adalah melihat soal nomor 1. Pertama
kita lihat kelompok atas, semua siswa menjawab C berarti
kolom C diisi 3 dan kolom lainnya diisi 0. Kemudian kita
lihat kelompok bawah, siswa yang menjawab A, B, dan
D masing-masing 1 orang berarti kolom A, B, dan D diisi
1 sedangkan kolom C diisi 0. Selanjutnya soal nomor 2
sampai dengan 10 dilakukan dengan cara yang sama.
Hasil tabulasi tersaji pada tabel 1.5.
No.
Soal
Kel. Penyebaran Jawaban
A B C D O
1 KA 0 0 3* 0 0
KB 1 1 0* 1 0
2 KA 0 0 1 2* 0
KB 1 1 0 1* 0
3 KA 0* 3 0 0 0
KB 1* 2 0 0 0
4 KA 2* 1 0 0 0
KB 1* 0 1 1 0
7
Analisis Manual
5 KA 1 1 1* 0 0
KB 0 0 1* 2 0
6 KA 1 2* 0 0 0
KB 0 0* 2 1 0
7 KA 0 0 1 2* 0
KB 0 0 1 2* 0
8 KA 0 0 3* 0 0
KB 0 0 1* 2 0
9 KA 0 0 0 3* 0
KB 0 0 2 1* 0
10 KA 2* 1 0 0 0
KB 1* 0 2 0 0
Tabel 1.5
Tabulasi Jawaban siswa
	 Langkah kelima adalah mengitung daya pembeda soal
dan daya pembeda pengecoh berdasarkan data pada tabel
A.5. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut.
a.	 Soal nomor 1
	 Pada soal nomor 1, kelompok atas yang menjawab
benar ada 3 siswa (KA
=3), tidak ada kelompok bawah
yang menjawab benar (KB
=0), dan banyak siswa
pada kelompok atas dan bawah masing-masing 3
siswa (nA
= nB
= 3). Dengan menggunakan rumus:
	
atau
	 diperoleh:	
	 atau
	
8
Analisis Manual
	 Jadi daya pembeda soal nomor 1 adalah 1 berarti
soal diterima karena 1 > 0,25
1).	 Pengecoh A
	 Pada pengecoh A, tidak ada kelompok atas
yang menjawab pengecoh A (KA=0), kelompok
bawah yang menjawab pengecoh A ada 1 siswa
(KB=1), dan banyak siswa pada kelompok atas
dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB =
3). Dengan menggunakan rumus
	
atau
	 diperoleh:
	
	 atau
	
	 Jadi daya pembeda pengecoh A adalah 0,33
berarti pengecoh ini sudah berfungsi.
2).	 Pengecoh B
	 Pada pengecoh B, tidak ada kelompok atas
yang menjawab pengecoh B (KA=0), kelompok
bawah yang menjawab pengecoh B ada 1 siswa
(KB=1), dan banyak siswa pada kelompok atas
dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB =
3). Dengan menggunakan rumus
	
atau
	 diperoleh:
9
Analisis Manual
	
	 atau
	
	 Jadi daya pembeda pengecoh B adalah  0,33
berarti pengecoh ini sudah berfungsi.
3).	 Pengecoh D
	 Pada pengecoh D, tidak ada kelompok atas
yang menjawab benar (KA=0), kelompok bawah
yang menjawab benar ada 1 siswa (KB=1), dan
banyak siswa pada kelompok atas dan bawah
masing-masing 3 siswa (nA = nB = 3). Dengan
menggunakan rumus
	
atau
	 diperoleh:
	
	 atau
	
	 Jadi daya pembeda pengecoh D adalah − 0,33
berarti pengecoh ini sudah berfungsi.
	 Jadi soal nomor 1 dapat diterima (DP = 1) dan
semua pengecohnya berfungsi.
	
b.	 Soal nomor 8
	 Pada soal nomor 8, kelompok atas yang menjawab
10
Analisis Manual
benar ada 3 siswa (KA
=3), kelompok bawah yang
menjawab benar ada 1 siswa (KB
=1), dan banyak
siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing
3 siswa (nA
= nB
= 3).
	 Dengan menggunakan rumus:
	
atau
	 diperoleh:
	
	 atau
	
	 Jadi daya pembeda soal nomor 8 adalah 0,67 berarti
soal diterima karena 0,67 > 0,25
1).	 Pengecoh A
	 Pada pengecoh A, tidak ada kelompok atas
yang menjawab pengecoh A (KA
= 0), tidak ada
kelompok bawah yang menjawab pengecoh A
(KB
= 0), dan banyak siswa pada kelompok atas
dan bawah masing-masing 3 siswa (nA=nB=3).
Dengan menggunakan rumus
	
atau
	 diperoleh:
	
	 atau
	
11
Analisis Manual
	 Jadi daya pembeda pengecoh A adalah 0 berarti
pengecoh ini tidak berfungsi.
2).	 Pengecoh B
	 Pada pengecoh B, tidak ada kelompok atas
yang menjawab pengecoh B (KA
=0), tidak ada
kelompok bawah yang menjawab pengecoh B
(KB
=0), dan banyak siswa pada kelompok atas
dan bawah masing-masing 3 siswa (nA
= nB
= 3).
Dengan menggunakan rumus
	
atau
	 diperoleh:
	
	 atau
	
	 Jadi daya pembeda pengecoh B adalah 0 berarti
pengecoh ini tidak berfungsi.
3).	 Pengecoh D
	 Pada pengecoh D, tidak ada kelompok atas
yang menjawab benar (KA
=0), kelompok bawah
yang menjawab benar ada 2 siswa (KB
=2), dan
banyak siswa pada kelompok atas dan bawah
masing-masing 3 siswa (nA
= nB
= 3). Dengan
menggunakan rumus
	
atau
	 diperoleh:
12
Analisis Manual
	
	 atau
	
	 Jadi daya pembeda pengecoh D adalah − 0,67
berarti pengecoh ini sudah berfungsi.
	 Karena ada pengecoh yang tidak befungsi yaitu
A dan B, maka status soal nomor 8 turun dari
diterima menjadi direvisi.
	 Dengan melalui perhitungan seperti soal nomor 1 dan
8, diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 1.6.
No.
Soal
Daya Pembeda
Keterangan
Soal A B C D
1 1 -0,33 -0,33 1* -0,33 Diterima
2 0,33 -0,33 -0,33 0,33 0,33* Direvisi pengecoh C
3 -0,33 -0,33* 0,33 0 0 Ditolak
4 0,33 0,33* 0,33 -0,33 -0,33 Direvisi pengecoh B
5 0 0,33 0,33 0* -0,67 Ditolak
6 0,67 0,33 0,67* -0,67 -0,33 Direvisi pengecoh A
7 0 0 0 0 0* Ditolak
8 0,67 0 0 0,67* -0,67 Direvisi pengecoh A
dan B
9 0,67 0 0 -0,67 0,67* Direvisi pengecoh A
dan B
10 0,33 0,33* 0,33 -0,67 0 Direvisi pengecoh B
dan D
Tabel 1.6
Daya Pembeda Soal
2. 	 Tingkat Kesukaran
	 Setelah daya pembeda soal diperoleh, langkah selanjutnya
yang harus dilakukan adalah menentukan tingkat
13
Analisis Manual
kesukaran soal. Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa
yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar dari 0
sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin
mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil
tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut.
	 Tingkat kesukaran soal diperoleh melalui perhitungan
dengan menggunakan rumus:
	
	
	 TK	 = tingkat kesukaran
	 JB	 = banyak siswa yang menjawab benar
	 n	 = banyak siswa
	
	 Tingkat kesukaran biasanya dibagi menjadi 3 kategori
yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini
kriteria tingkat kesukaran soal.
Kriteria Tingkat Kesukaran Kategori
TK < 0,3 Sukar
0,3 ≤ TK ≤ 0,7 Sedang
TK > 0,7 Mudah
	 Berikut ini cara memperoleh tingkat kesukaran soal dengan
menggunakan data sebagai berikut.
Nama
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasnah B B B C D C D C D A
Maula C D B A B B D C D A
Fikri C D B B A A D C D B
14
Analisis Manual
Syifa A A A D C D D D C C
Fahri D D B A D C C D C C
Rayhan C C B A C B C C D A
KUNCI C D A A C B D C D A
Tabel 2.1
Jawaban Siswa
	 Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan banyak jawaban siswa yang benar untuk
setiap soal yang tersaji pada tabel 2.2.		
Nama
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasnah B B B C D C D C D A
Maula C D B A B B D C D A
Fikri C D B B A A D C D B
Syifa A A A D C D D D C C
Fahri D D B A D C C D C C
Rayhan C C B A C B C C D A
KUNCI C D A A C B D C D A
JB 3 3 1 3 2 2 4 4 4 3
Tabel 2.2
Jawaban Benar Setiap Soal
	
	 Langkah kedua adalah mengitung tingkat kesukaran soal
berdasarkan data pada tabel 2.2. Adapun perhitungannya
adalah sebagai berikut.
a.	 Soal nomor 1
	 Pada soal nomor 1, siswa yang menjawab benar ada
3 orang (JB = 3) dari 6 siswa yang mengikuti tes (n =
6). Dengan menggunakan rumus 	
	
	 diperoleh:
15
Analisis Manual
	
	 Jadi tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,5 berarti
soal sedang karena 0,3 ≤ 0,5 ≤ 0,7.
b.	 Soal nomor 2
	 Pada soal nomor 2, siswa yang menjawab benar ada
3 orang (JB = 3) dari 6 siswa yang mengikuti tes (n =
6). Dengan menggunakan rumus
	
	 diperoleh:
	
	 Jadi tingkat kesukaran soal nomor 2 adalah 0,5 berarti
soal sedang karena 0,3 ≤ 0,5 ≤ 0,7.
c.	 Soal nomor 3
	 Pada soal nomor 3, siswa yang menjawab benar ada
1 orang (JB = 1) dari 6 siswa yang mengikuti tes (n =
6). Dengan menggunakan rumus
	
	 diperoleh:
	
	 Jadi tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,17
berarti soal sukar karena 0,17 < 0,3.
	 Dengan melalui perhitungan seperti soal nomor 1, 2, dan
3 diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 2.3.
16
Analisis Manual
No. Soal Tingkat Kesukaran Keterangan
1 0,5 Sedang
2 0,5 Sedang
3 0,17 Sukar
4 0,5 Sedang
5 0,33 Sedang
6 0,33 Sedang
7 0,67 Sedang
8 0,67 Sedang
9 0,67 Sedang
10 0,5 Sedang
Tabel 2.3
Tingkat Kesukaran Soal
3. 	 Penyebaran Pilihan Jawaban
	
	 Setelah tingkat kesukaran soal diperoleh, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan
penyebaran pilihan jawaban. Penyebaran pilihan jawaban
adalah proporsi siswa yang menjawab pilihan jawaban
tertentu. Penyebaran pilhan jawaban berkisar antara 0
sampai dengan 1. Dengan diperolehnya penyebaran
pilhan jawaban yaitu kunci dan pengecoh akan diketahui
berfungsi tidaknya sebuah pengecoh. Suatu pengecoh
dikatakan berfungsi bila pengecoh tersebut dipilih paling
sedikit oleh 2,5% (≥ 0,025).
	 Penyebaran pilihan jawaban diperoleh melalui perhitungan
dengan menggunakan rumus:
	
17
Analisis Manual
	
PPJ	 =	 penyebaran jawaban untuk pilihan jawaban
tertentu
JPJ	 =	 banyak siswa yang memilih pilihan jawaban
tertentu
n	 =	 banyak siswa
	 Berikut ini cara memperoleh daya pembeda soal dengan
menggunakan data sebagai berikut.
Nama
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasnah B B B C D C D C D A
Maula C D B A B B D C D A
Fikri C D B B A A D C D B
Syifa A A A D C D D D C C
Fahri D D B A D C C D C C
Rayhan C C B A C B C C D A
KUNCI C D A A C B D C D A
Tabel 3.1
Jawaban Siswa
	
	 Langkah pertama adalah memasukkan data pada tabel
3.1 ke dalam format pada tabel 3.2. Untuk kunci berilah
tanda bintang (*). Kolom O (other) berisi bila siswa
menjawab lebih dari satu kunci atau tidak menjawab.
Cara memasukkan data adalah melihat soal nomor 1
diperoleh 1 siswa menjawab A, 1 siswa menjawab B, 3
siswa menjawab C, dan 1 siswa menjawab D. Setelah itu
tulis di kolom A, B, C, dan D berturut-turut 1, 1, 3, dan
18
Analisis Manual
1. Selanjutnya soal nomor 2 sampai dengan 10 dilakukan
dengan cara yang sama.
No. Soal
Penyebaran Jawaban
A B C D O
1 1 1 3* 1 0
2 1 1 1 3* 0
3 1* 5 0 0 0
4 3* 1 1 1 0
5 1 1 2* 2 0
6 1 2* 2 1 0
7 0 0 2 4* 0
8 0 0 4* 2 0
9 0 0 2 4* 0
10 3* 1 2 0 0
Tabel 3.2
Tabulasi Jawaban siswa
	 Langkah kedua adalah menghitung penyebaran pilihan
jawaban berdasarkan data pada tabel 3.2. Adapun
perhitungannya adalah sebagai berikut.
a.	 Pilihan Jawaban A
	 Siswa yang memilih pilihan jawaban A ada 1 orang
(PA
= 1) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6). Dengan
menggunakan rumus
	
	 diperoleh:
	
	 Jadi penyebaran pilihan jawabanA(pengecohA) adalah
0,17 berarti pengecoh A berfungsi karena > 0,025.
19
Analisis Manual
b.	 Pilihan Jawaban B
	 Siswa yang memilih pilihan jawaban B ada 1 orang
­(PB
= 1) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6). Dengan
menggunakan rumus
	 	
	 diperoleh:
	
	 Jadi penyebaran pilihan jawaban B (pengecoh B)
adalah 0,17 berarti pengecoh B berfungsi karena >
0,025.
c.	 Pilihan Jawaban C
	 Siswa yang memilih pilihan jawaban C (kunci) ada 3
orang (PC
= 3) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6).
Dengan menggunakan rumus
	
	 diperoleh:
	
	 Jadi penyebaran pilihan jawaban C (kunci) adalah 0,5
berarti tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah sedang.
d.	 Pilihan Jawaban D
	
	 Siswa yang memilih pilihan jawaban D ada 1 orang
(PD
= 1) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6). Dengan
menggunakan rumus
20
Analisis Manual
	
	 diperoleh:
	
	 Jadi penyebaran pilihan jawaban D (pengecoh D)
adalah 0,17 berarti pengecoh D berfungsi karena >
0,025.
	
	 Dengan melalui perhitungan seperti soal nomor 1,
diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 3.3.
No.
Soal
Penyebaran Jawaban
Keterangan
A B C D O
1 0,17 0,17 0,5* 0,17 0
Semua pengecoh
berfungsi
2 0,17 0,17 0,17 0,5* 0
Semua pengecoh
berfungsi
3 0,17* 0,83 0 0 0
Penecoh C dan D
tidak berfungsi
4 0,5* 0,17 0,17 0,17 0
Semua pengecoh
berfungsi
5 0,17 0,17 0,33* 0,33 0
Semua pengecoh
berfungsi
6 0,17 0,33* 0,33 0,17 0
Semua pengecoh
berfungsi
7 0 0 0,33 0,67* 0
Penecoh A dan B
tidak berfungsi
8 0 0 0,67* 0,33 0
Penecoh A dan B
tidak berfungsi
9 0 0 0,33 0,67* 0
Penecoh A dan B
tidak berfungsi
10 0,5* 0,17 0,33 0 0
Penecoh D tidak
berfungsi
Tabel 3.3
Penyebaran Jawaban
21
Analisis Manual
4.	 Kesimpulan Hasil Analisis
	
	 Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda, tingkat
kesukaran, dan penyebaran pilihan jawaban diperoleh
hasil seperti tertera pada tabel 4.1.
No.
Soal
Daya Pembeda
Tingkat
Kesukaran
Penyebaran
Jawaban
1 Diterima Sedang Semua pengecoh
berfungsi
2 Direvisi pengecoh C Sedang Semua pengecoh
berfungsi
3 Ditolak Sukar Penecoh C dan D
tidak berfungsi
4 Direvisi pengecoh B Sedang Semua pengecoh
berfungsi
5 Ditolak Sedang Semua pengecoh
berfungsi
6 Direvisi pengecoh A Sedang Semua pengecoh
berfungsi
7 Ditolak Sedang Penecoh A dan B
tidak berfungsi
8 Direvisi pengecoh A
dan B
Sedang Penecoh A dan B
tidak berfungsi
9 Direvisi pengecoh A
dan B
Sedang Penecoh A dan B
tidak berfungsi
10 Direvisi pengecoh B
dan D
Sedang Penecoh D tidak
berfungsi
Tabel 4.1
	 Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Penyebaran Jawaban
	 Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan kualitas
masing-masing soal. Kesimpulan tersebut adalah sebagai
berikut.
	
22
Analisis Manual
a.	 Soal nomor 1
	 Soal nomor 1 sudah baik dan semua pengecohnya
berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang.
b.	 Soal nomor 2
	 Soal nomor 2 masih harus direvisi karena pada
pengecoh C yang terkecoh justru kelompok atas
bukan kelompok bawah. Soal ini termasuk soal
sedang.
c.	 Soal nomor 3
	 Soal nomor 3 kurang baik sehingga soal ini ditolak.
d.	 Soal nomor 4
	 Soal nomor 4 masih harus direvisi karena pada
pengecoh B yang terkecoh justru kelompok atas
bukan kelompok bawah. Soal ini termasuk soal
sedang.
e.	 Soal nomor 5
	 Soal nomor 5 kurang baik sehingga soal ini ditolak.
f.	 Soal nomor 6
	 Soal nomor 6 masih harus direvisi karena pada
pengecohAyang terkecoh justru kelompok atas bukan
kelompok bawah. Soal ini termasuk soal sedang.
g.	 Soal nomor 7
	 Soal nomor 7 kurang baik sehingga soal ini ditolak.
h.	 Soal nomor 8
	 Soal nomor 8 masih harus direvisi karena pada
pengecohAdan B yang terkecoh justru kelompok atas
bukan kelompok bawah. Selain itu pengecoh A dan B
tidak berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang.
23
Analisis Manual
i.	 Soal nomor 9
	 Soal nomor 9 masih harus direvisi karena pada
pengecohAdan B yang terkecoh justru kelompok atas
bukan kelompok bawah. Selain itu pengecoh A dan B
tidak berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang.
j.	 Soal nomor 10
	 Soal nomor 10 masih harus direvisi karena pada
pengecoh B dan D yang terkecoh justru kelompok
atas bukan kelompok bawah. Selain itu pengecoh D
tidak berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang.
	 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh kualitas
soal seperti tertera pada tabel 4.2.
No.
Soal
Kualitas Soal
1 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang
2 Soal direvisi pengecoh C dengan tingkat kesukaran
sedang
3 Soal ditolak
4 Soal direvisi pengecoh B dengan tingkat kesukaran
sedang
5 Soal ditolak
6 Soal direvisi pengecoh A dengan tingkat kesukaran
sedang
7 Soal ditolak
8 Soal direvisi pengecohAdan B dengan tingkat kesukaran
sedang
9 Soal direvisi pengecohAdan B dengan tingkat kesukaran
sedang
10 Soal direvisi pengecoh B dan D dengan tingkat kesukaran
sedang
Tabel 4.2
Kualitas Soal
24
Analisis Manual
ANALISIS SOAL URAIAN
Untuk memperoleh soal uraian yang baik, sama halnya dengan
soal bentuk pilihan ganda, soal uraian harus dianalisis baik analisis
kualitatif maupun analisis kuantitatif. Analisis kualitatif atau yang
dikenal dengan telaah mutu soal dilakukan setelah soal tersusun.
A. 	 Analisis Kualitatif
	 Analisis kualiatatif ini dilakukan oleh ahli yang menguasai
materi, teknik penulisan soal, dan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Analisis ini dilakukan dengan berpedoman pada
kaidah penulisan soal yang dilihat dari segi materi, konstruksi,
dan bahasa. Berikut ini adalah kaidah penulisan soal uraian.
	 Materi
1.	 Soal harus sesuai dengan indikator.
2.	 Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan
(ruang lingkup) harus jelas.
3.	 Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan
jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas.
BAB
2
25
Analisis Manual
	 Konstruksi
4.	 Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus
menggunakan kata kata tanya atau perintah yang
menuntut jawaban terurai, seperti: mengapa, uraikan,
jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan,
hitunglah. Jangan menggunakan kata tanya yang
tidak menuntut jawaban uraian, misalnya: siapa, di
mana, kapan. Demikian juga kata kata tanya yang
hanya menuntut jawaban ya atau tidak.
5.	 Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan
soal.
6.	 Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya
ditulis.
7.	 Hal hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar,
grafik, peta, atau yang sejenisnya, harus disajikan
dengan jelas dan berfungsi.
	 Bahasa
8.	 Rumusan soal menggunakan bahasa yang
sederhana.
9.	 Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang
dapat menyinggung perasaan siswa.
10.	 Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat
yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah
pengertian.
11.	 Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar.
12.	 Rumusan soal harus komunikatif.
13.	 Jangan menggunakan bahasa yang berlaku
setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain
atau nasional.
	 Berdasarkan telaah soal, soal-soal diperbaiki, kemudian
dirakit menjadi perangkat tes yang siap diujicobakan.
26
Analisis Manual
B. 	 Analisis Kuantitatif
	 Sebelum melakukan analisis kuantitatif dilakukan ujicoba
terhadap soal-soal. Soal-soal diujicobakan pada sejumlah
siswa yang mempunyai ciri yang sama dengan siswa yang
akan menempuh soal-soal tersebut dikemudian hari.
	 Analisis kuantitatif dilakukan untuk memperoleh apakah sebuah
soal dapat membedakan antara siswa yang mempunyai
kemampuan tinggi dengan kemampuan rendah. Dari hasil
analisis kuantitatif dapat diketahui daya pembeda soal dan
tingkat kesukaran.
1. 	 Daya Pembeda
	 Dari hasil analisis kuantitatif soal uraian diperoleh daya
pembeda soal dan tingkat kesukaran. Soal yang baik
adalah soal yang dapat membedakan kelompok siswa
yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah.
Indeks yang dapat mengukur perbedaan itu adalah daya
pembeda (item discrimination). Jadi daya pembeda soal
sama dengan validitas soal.
	 Daya pembeda soal adalah selisih proporsi jawaban benar
pada kelompok siswa berkemampuan tinggi (kelompok
atas) dan berkemampuan rendah (kelompok bawah).
Daya pembeda soal berkisar antara -1 sampai dengan
+1. Tanda negatif berarti kelompok siswa berkemampuan
rendah yang menjawab benar soal tertentu lebih banyak
dari kelompok siswa berkemampuan tinggi.
	 Sebuah soal mungkin dapat membedakan kedua
kelompok siswa dengan baik tetapi dapat juga sebuah
soal tidak dapat membedakan kedua kelompok siswa (bila
daya pembeda = 0). Soal yang baik adalah soal dengan
27
Analisis Manual
daya pembeda bertanda positif (+) dan lebih dari 0,25.
Daya pembeda soal uraian diperoleh melalui perhitungan
dengan menggunakan rumus:
	
DP	 =	 daya pembeda soal uraian
MeanA	 =	 rata-rata skor siswa pada kelompok
atas
MeanB	 =	 rata-rata skor siswa pada kelompok
bawah
Skor Maksimum	=	 skor maksmum yang ada pada
pedoman penskoran
	 Soal yang baik atau diterima bila memiliki daya pembeda
soal di atas 0,25 karena soal tersebut dapat membedakan
kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan berke-
mampuan rendah. Berikut ini kriteria daya pembeda soal.
Kriteria Daya Pembeda Keterangan
DP > 0,25 Diterima
0 < DP ≤ 0,25 Diperbaiki
DP ≤ 0 Ditolak
	 Berikut ini cara memperoleh daya pembeda soal dengan
menggunakan data sebagai berikut.
Nama
Soal
1 2 3 4
Lubis 9 7 8 2
Ani 8 8 10 6
Made 6 12 18 15
Roni 11 3 9 4
Helmi 8 8 10 8
28
Analisis Manual
Budi 10 9 15 10
Wisnu 8 8 12 14
Sidik 10 10 16 11
Skor Maksimum 12 12 18 16
Tabel 1.1
Skor Siswa
	 Langkah pertama adalah menentukan skor total dengan
menggunakan data pada tabel 1.1. Hasil perhitungannya
tersaji pada tabel 1.2.
Nama
Soal
Skor Total
1 2 3 4
Lubis 9 7 8 2 26
Ani 8 8 10 6 32
Made 6 12 18 15 51
Roni 11 3 9 4 27
Helmi 8 8 10 8 34
Budi 10 9 15 10 44
Wisnu 8 8 12 14 42
Sidik 10 10 16 11 47
Skor Maksimum 12 12 18 16
	 Tabel 1.2
Perhitungan Skor Total Siswa
	 Langkah kedua adalah mengurutkan data pada tabel 1.2
berdasarkan skor total dan hasilnya tersaji pada tabel 1.3.
Nama
Soal
Skor Total
1 2 3 4
Made 6 12 18 15 51
Sidik 10 10 16 11 47
Budi 10 9 15 10 44
Wisnu 8 8 12 14 42
Helmi 8 8 10 8 34
Ani 8 8 10 6 32
29
Analisis Manual
Roni 11 3 9 4 27
Lubis 9 7 8 2 26
Skor Maksimum 12 12 18 16
Tabel 1.3
Urutan Skor Total Siswa
	 Langkah ketiga adalah membagi 2 sama banyak data
pada tabel 1.3 dan hasilnya tersaji pada tabel 1.4.
Nama
Soal Skor
Total1 2 3 4
Made 6 12 18 15 51
Kelompok
Atas
Sidik 10 10 16 11 47
Budi 10 9 15 10 44
Wisnu 8 8 12 14 42
Helmi 8 8 10 8 34
Ani 8 8 10 6 32 Kelompok
Roni 11 3 9 4 27 Bawah
Lubis 9 7 8 2 26
Skor
Maksimum
12 12 18 16
Tabel 1.4
Pembagian Kelompok
	 Langkah keempat adalah mengitung daya pembeda soal
berdasarkan data pada tabel 1.4. Adapun perhitungannya
adalah sebagai berikut.
a.	 Soal nomor 1
	 Pada soal nomor 1, skor siswa pada kelompok
atas adalah 6,10,10, dan 8. Sedangkan siswa
pada kelompok bawah adalah 8, 8, 11, dan 9. Skor
maksimum soal nomor 1 adalah 12.
30
Analisis Manual
	
	
	 Dengan menggunakan rumus
	
	 diperoleh:
	
	 Jadi daya pembeda soal nomor 1 adalah -0,04 berarti
soal ditolak karena ≤ 0
b.	 Soal nomor 2
	 Pada soal nomor 2, skor siswa pada kelompok
atas adalah 12, 10, 9, dan 8. Sedangkan siswa
pada kelompok bawah adalah 8, 8, 3, dan 7. Skor
maksimum soal nomor 2 adalah 12.
	
	
	 Dengan menggunakan rumus
	
	 diperoleh:
	
31
Analisis Manual
	 Jadi daya pembeda soal nomor 2 adalah 0,27 berarti
soal diterima karena > 0,25.
c.	 Soal nomor 3
	 Pada soal nomor 3, skor siswa pada kelompok atas
adalah 18, 16, 15, dan 12. Sedangkan siswa pada
kelompok bawah adalah 10, 10, 9, dan 8. Skor
maksimum soal nomor 3 adalah 18.
	
	
	 Dengan menggunakan rumus
	
	 diperoleh:
	
	 Jadi daya pembeda soal nomor 3 adalah 0,33 berarti
soal diterima karena > 0,25
d.	 Soal nomor 4
	 Pada soal nomor 4, skor siswa pada kelompok
atas adalah 15, 11, 10, dan 14. Sedangkan siswa
pada kelompok bawah adalah 8, 6, 4, dan 2. Skor
maksimum soal nomor 4 adalah 16.
	
32
Analisis Manual
	
	 Dengan menggunakan rumus
	
	 diperoleh:
	
	 Jadi daya pembeda soal nomor 4 adalah 0,47 berarti
soal diterima karena > 0,25
	 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh daya pembeda
soal seperti tersaji pada tabel 1.5.
No. Soal Daya Pembeda Keterangan
1 - 0,04 Ditolak
2 0,27 Diterima
3 0,33 Diterima
4 0,47 Diterima
Tabel 1.5
Daya Pembeda Soal
2. 	 Tingkat Kesukaran
	 Setelah daya pembeda soal diperoleh, langkah selanjutnya
yang harus dilakukan adalah menentukan tingkat
kesukaran soal. Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa
yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar antara
0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin
mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil
tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut.
33
Analisis Manual
	 Menurut klasifikasi Puspendik tingkat kesukaran soal
diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan
rumus:
	
TK	 =	 tingkat kesukaran soal uraian
Mean	 =	 rata-rata skor siswa
Skor Maksimum	=	 skor maksmum yang ada pada
pedoman penskoran
	 Tingkat kesukaran biasanya dibagi menjadi 3 kategori
yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini
kriteria tingkat kesukaran soal.
Kriteria Tingkat Kesukaran Kategori
TK < 0,3 Sukar
0,3 ≤ TK ≤ 0,7 Sedang
TK > 0,7 Mudah
	 Berikut ini cara memperoleh tingkat kesukaran soal dengan
menggunakan data sebagai berikut.
Nama
Soal
1 2 3 4
Lubis 9 7 8 2
Ani 8 8 10 6
Made 6 12 18 15
Roni 11 3 9 4
Helmi 8 8 10 8
Budi 10 9 15 10
Wisnu 8 8 12 14
Sidik 10 10 16 11
Skor Maksimum 12 12 18 16
Tabel 2.1
Jawaban Siswa
34
Analisis Manual
	 Langkah pertama yang harus dilakukan adalah
menentukan skor total untuk setiap siswa dengan
menggunakan data pada tabel 2.1. Hasil perhitungan skor
total tersaji pada tabel 2.2.
Nama
Soal
Skor Total
1 2 3 4
Lubis 9 7 8 2 26
Ani 8 8 10 6 32
Made 6 12 18 15 51
Roni 11 3 9 4 27
Helmi 8 8 10 8 34
Budi 10 9 15 10 44
Wisnu 8 8 12 14 42
Sidik 10 10 16 11 47
Skor Maksimum 12 12 18 16
Tabel 2.2
Perhitungan Skor Total Siswa
	 Langkah kedua adalah mengurutkan data pada tabel 2.2
berdasarkan skor total dan hasilnya tersaji pada tabel 2.3.
Nama
Soal
Skor Total
1 2 3 4
Made 6 12 18 15 51
Sidik 10 10 16 11 47
Budi 10 9 15 10 44
Wisnu 8 8 12 14 42
Helmi 8 8 10 8 34
Ani 8 8 10 6 32
Roni 11 3 9 4 27
Lubis 9 7 8 2 26
Skor Maksimum 12 12 18 16
Tabel 2.3
Urutan Skor Total Siswa
35
Analisis Manual
	 Langkah ketiga adalah mengitung tingkat kesukaran soal
berdasarkan data pada tabel 2.3. Adapun perhitungannya
adalah sebagai berikut.
a.	 Soal nomor 1
	 Pada soal nomor 1, skor siswa adalah 6, 10, 10, 8,
8, 8, 11, dan 9. Skor maksimum soal nomor 1 adalah
12.
	
	 Dengan menggunakan rumus
	
	 diperoleh:
	
	 Jadi tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,73
berarti soal mudah karena 0,73 > 0,7.
b.	 Soal nomor 2
	 Pada soal nomor 2, skor siswa adalah 12, 10, 9, 8, 8,
8, 3, dan 7. Skor maksimum soal nomor 2 adalah 12.
	
	 Dengan menggunakan rumus
	
	 diperoleh:
36
Analisis Manual
	
	 Jadi tingkat kesukaran soal nomor 2 adalah 0,68
berarti soal sedang karena 0,3 ≤ 0,68 ≤ 0,7.
c.	 Soal nomor 3
	 Pada soal nomor 3, skor siswa adalah 18, 16, 15,
12, 10, 10, 9, dan 8. Skor maksimum soal nomor 3
adalah 18.	
	 	
	 Dengan menggunakan rumus
	
	 diperoleh:
	
	 Jadi tingkat kesukaran soal nomor 3 adalah 0,68
berarti soal sedang karena 0,3 ≤ 0,68 ≤ 0,7.
d.	 Soal nomor 4
	 Pada soal nomor 4, skor siswa adalah 15, 11, 10, 14, 8,
6, 4, dan 2. Skor maksimum soal nomor 4 adalah 16.
	
	 Dengan menggunakan rumus
37
Analisis Manual
	
	 diperoleh:
	
	 Jadi tingkat kesukaran soal nomor 4 adalah 0,55
berarti soal sedang karena 0,3 ≤ 0,55 ≤ 0,7.
	 Dengan melalui perhitungan seperti di atas, diperoleh hasil
seperti tersaji pada tabel 2.4.
No. Soal Tingkat Kesukaran Keterangan
1 0,73 Mudah
2 0,68 Sedang
3 0,68 Sedang
4 0,55 Sedang
Tabel 2.4
Tingkat Kesukaran Soal
3.	 Kesimpulan Hasil Analisis
	 Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda dan tingkat
kesukaran seperti tertera pada tabel 3.1.
No. Soal Daya Pembeda Tingkat Kesukaran
1 Ditolak Mudah
2 Diterima Sedang
3 Diterima Sedang
4 Diterima Sedang
Tabel 3.1
Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal
	
	
38
Analisis Manual
	 Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat disimpulkan kualitas
masing-masing soal. Kesimpulan tersebut adalah sebagai
berikut.
a.	 Soal nomor 1
	 Soal nomor 1 kurang baik sehingga soal ini ditolak.
Soal ini termasuk soal mudah.
b.	 Soal nomor 2
	 Soal nomor 2 sudah baik. Soal ini termasuk soal
sedang.
c.	 Soal nomor 3
	 Soal nomor 3 sudah baik. Soal ini termasuk soal
sedang.
d.	 Soal nomor 4
	 Soal nomor 4 sudah baik. Soal ini termasuk soal
sedang.
	 Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh
kualitas soal seperti tertera pada tabel 3.2.
No. Soal Kualitas Soal
1 Soal ditolak
2 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang
3 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang
4 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang
Tabel 3.2
Kualitas Soal
39
Analisis Manual
DAFTAR PUSTAKA
Airasian, P.W.. Classroom assessment. New York: McGraw-Hill,
Inc., 1994.
Anastasi, A. Psychological Testing, (6th ed.). New York: MacMillan
Publishing Company, 1988.
Freman, F.S.. Theory and Practise, Psychological Testing. New
York: MacMillan Publishing Company, 1971.
Linn, Robert L. and Gronlund, N.E. Measurement and Assessment
in Teaching. MacMillan Publishing Company, 1990.
.... Measurement and Assessment in Teaching. New Jersey:
Englewood Cliffs, Prentice-Hall, Inc., 1995.
Mehrens, William A. and Irvin, J. Lehman. Measurement and
Evaluation in Education and Psychology. Holt, Rinehart and
Winston,Inc., 1991.
Nitko, A.J. & Hsu. T. Teacher’s guide to better classroom testing.
A Judgemental approach. Jakarta: Madecor Career Systems
and Pusat Pengembangan Agribisnis, 1996.
40

More Related Content

What's hot

Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifKisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifAni Mahisarani
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)Pristiadi Utomo
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilanSurya Eka
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)vina serevina
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Naita Novia Sari
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaMading KS
 
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)Nastiti Rahajeng
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanRizal Fahmi
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxsatrioFajarP
 
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianModul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianNaita Novia Sari
 
Lembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswaLembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswayohanesagus
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Nia Piliang
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxAndiqbal
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranMuhammad Imam BW
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxerica233597
 
Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokAcantha Ruama
 

What's hot (20)

Pedoman penskoran
Pedoman penskoranPedoman penskoran
Pedoman penskoran
 
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah KognitifKisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
Kisi-Kisi Soal Instrumen Penilaian Ranah Kognitif
 
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)instrumen lembar penilaian diri (sikap)
instrumen lembar penilaian diri (sikap)
 
Daya pembeda & tingkat kesukaran
Daya pembeda & tingkat kesukaranDaya pembeda & tingkat kesukaran
Daya pembeda & tingkat kesukaran
 
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilaninstrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
instrumen penilaian sikap pengetahuan dan ketrampilan
 
Rpp pkn kelas 5 semester 1
Rpp pkn kelas 5 semester 1Rpp pkn kelas 5 semester 1
Rpp pkn kelas 5 semester 1
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
 
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
PPT Sidang Skripsi R & D (109151415406)
 
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhanPengaruh detergen thdp prkcmbhan
Pengaruh detergen thdp prkcmbhan
 
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docxAKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
AKSI NYATA_TOPIK 4 Satrio Fajar Prianto.docx
 
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil PenilaianModul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Modul 6. Pemberian Nilai dan Tindak Lanjut Hasil Penilaian
 
Lembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswaLembar observasi aktifitas siswa
Lembar observasi aktifitas siswa
 
Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013Contoh rpp kurikulum 2013
Contoh rpp kurikulum 2013
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docxLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.docx
 
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum PembelajaranKisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran
 
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
Bab 4(PENYUSUNAN INSTRUMEN DAN TEKNIK PENSKORAN) 27/12/13
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
 
Blangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompokBlangko penilaian diskusi kelompok
Blangko penilaian diskusi kelompok
 

Viewers also liked

Soal diagnostik biologi 02
Soal diagnostik biologi   02Soal diagnostik biologi   02
Soal diagnostik biologi 02Guru Priyono
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soalFerry Tuil
 
Kaidah penulisan soal pilihan ganda
Kaidah penulisan soal pilihan gandaKaidah penulisan soal pilihan ganda
Kaidah penulisan soal pilihan gandawani383
 
8362. contoh-format-analisis-hasil-ulangan-harian
8362. contoh-format-analisis-hasil-ulangan-harian8362. contoh-format-analisis-hasil-ulangan-harian
8362. contoh-format-analisis-hasil-ulangan-harianTape Bakar
 
Analisis hasil penilaian
Analisis hasil penilaianAnalisis hasil penilaian
Analisis hasil penilaianSamsul Hadi
 
Analisis Butir soal Uraian
Analisis Butir soal UraianAnalisis Butir soal Uraian
Analisis Butir soal UraianKang Aryo Ashter
 
Analisis ulangan harian 1,2 matematika
Analisis ulangan harian 1,2  matematikaAnalisis ulangan harian 1,2  matematika
Analisis ulangan harian 1,2 matematikaMedi Harja
 

Viewers also liked (7)

Soal diagnostik biologi 02
Soal diagnostik biologi   02Soal diagnostik biologi   02
Soal diagnostik biologi 02
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soal
 
Kaidah penulisan soal pilihan ganda
Kaidah penulisan soal pilihan gandaKaidah penulisan soal pilihan ganda
Kaidah penulisan soal pilihan ganda
 
8362. contoh-format-analisis-hasil-ulangan-harian
8362. contoh-format-analisis-hasil-ulangan-harian8362. contoh-format-analisis-hasil-ulangan-harian
8362. contoh-format-analisis-hasil-ulangan-harian
 
Analisis hasil penilaian
Analisis hasil penilaianAnalisis hasil penilaian
Analisis hasil penilaian
 
Analisis Butir soal Uraian
Analisis Butir soal UraianAnalisis Butir soal Uraian
Analisis Butir soal Uraian
 
Analisis ulangan harian 1,2 matematika
Analisis ulangan harian 1,2  matematikaAnalisis ulangan harian 1,2  matematika
Analisis ulangan harian 1,2 matematika
 

Similar to Analisis soal secara manual

Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPAAnalisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPAHirwanto Iwan
 
PPT MODUL 5.ppt
PPT MODUL 5.pptPPT MODUL 5.ppt
PPT MODUL 5.pptFerianto17
 
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptxPTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptxChrodtianTian
 
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS SerangAnalisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS SerangHirwanto Iwan
 
analisis-butir-soal (2).ppt
analisis-butir-soal (2).pptanalisis-butir-soal (2).ppt
analisis-butir-soal (2).pptesilraja
 
Evaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdfEvaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdftawakal17
 
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)widyani siregar
 
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukarMakalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukarendah kurnia
 
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.Wulan Sobichin
 
8. Analisis Butir Soal CTT.pptx
8. Analisis Butir Soal CTT.pptx8. Analisis Butir Soal CTT.pptx
8. Analisis Butir Soal CTT.pptxMiyamizu1
 
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdfKELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdfBasahbasahproject
 
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi PembelajaranEvaluasi Pembelajaran
Evaluasi PembelajaranIbnu Fajar
 
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).pptesilraja
 
jurnal IPA.pdf
jurnal IPA.pdfjurnal IPA.pdf
jurnal IPA.pdfGiaRinispa
 
Panduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalPanduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalMansyur Eppe
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soalAznurRan
 
Edup3063 - Laporan pentaksiran ujian
Edup3063 -   Laporan pentaksiran ujianEdup3063 -   Laporan pentaksiran ujian
Edup3063 - Laporan pentaksiran ujianSakilah96
 

Similar to Analisis soal secara manual (20)

Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPAAnalisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Matematika Wajib Kelas XII IPA
 
PPT MODUL 5.ppt
PPT MODUL 5.pptPPT MODUL 5.ppt
PPT MODUL 5.ppt
 
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptxPTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
PTT Kelompok 5 28 mei 2023.pptx
 
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS SerangAnalisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
Analisis Butir Soal PG Matematika Wajib Kelas XII IPA-IPS NFBS Serang
 
analisis-butir-soal (2).ppt
analisis-butir-soal (2).pptanalisis-butir-soal (2).ppt
analisis-butir-soal (2).ppt
 
Evaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdfEvaluasi Belajar KB 3.pdf
Evaluasi Belajar KB 3.pdf
 
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
Pengembangan evaluasi hasil belajar jenis tes (pmm 4 semester iv stambuk 2015)
 
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukarMakalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
Makalah daya pembeda_dan_tingkat_kesukar
 
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
Konstruksi alat ukur hasil belajar bentuk objektif.
 
8. Analisis Butir Soal CTT.pptx
8. Analisis Butir Soal CTT.pptx8. Analisis Butir Soal CTT.pptx
8. Analisis Butir Soal CTT.pptx
 
Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3Modul 3 kb 3
Modul 3 kb 3
 
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdfKELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
 
Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi PembelajaranEvaluasi Pembelajaran
Evaluasi Pembelajaran
 
Kd3.2
Kd3.2Kd3.2
Kd3.2
 
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
2.-BAHAN-TAYANG-ANABUT-OKE (4).ppt
 
jurnal IPA.pdf
jurnal IPA.pdfjurnal IPA.pdf
jurnal IPA.pdf
 
Bab i 10. kpk dan fpb
Bab i   10. kpk dan fpbBab i   10. kpk dan fpb
Bab i 10. kpk dan fpb
 
Panduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soalPanduan analisis butir soal
Panduan analisis butir soal
 
Analisis butir soal
Analisis butir soalAnalisis butir soal
Analisis butir soal
 
Edup3063 - Laporan pentaksiran ujian
Edup3063 -   Laporan pentaksiran ujianEdup3063 -   Laporan pentaksiran ujian
Edup3063 - Laporan pentaksiran ujian
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

Analisis soal secara manual

  • 2. Analisis Manual Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Katalog Dalam Terbitan: KDT Analisis Soal Secara Manual ISBN 978 – 979 – 1228 – 37 - 4 Judul Buku: Analisis Soal Secara Manual Penulis: Dra. Rahmah Zulaiha, MA Penerbit: PUSPENDIK Jakarta, 2008 ii
  • 3. Analisis Manual KATA PENGANTAR Hasil tes prestasi belajar diharapkan dapat memberi gambaran yang akurat tentang penguasaan siswa terhadap suatu materi pelajaran. Untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik setiap butir soal perlu dilakukan analisis soal baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Pada dasarnya terdapat dua macam karakteristik soal yang ditinjau dalam analisis soal secara kuantitatif yaitu tingkat kesukaran soal dan daya beda soal. Buku panduan analisis butir soal ini dimaksudkan untuk membantu para peserta pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam menganilisis butir soal secara manual. Jakarta, 3 Maret 2008 Kepala Pusat Penilaian Pendidikan, Burhanuddin Tola, Ph.D. NIP 131099013 iii
  • 4. Analisis Manual DAFTAR ISI Halaman Lembar Data Terbitan............................................................. ii Kata Pengantar...................................................................... iii Daftar Isi ........................................................................ iv BAB 1. Analisis Soal Pilihan Ganda ...................................... 1 A. Analisis Kualitatif.................................................. 1 B. Analisis Kuantitatif................................................ 3 1. Daya Pembeda............................................... 3 2. Tingkat Kesukaran.......................................... 13 3. Penyebaran Pilihan Jawaban......................... 17 4. Kesimpulan Hasil Analisis............................... 22 BAB 2. Analisis Soal Uraian................................................... 25 A. Analisis Kualitatif.................................................. 25 B. Analisis Kuantitatif................................................ 27 1. Daya Pembeda............................................... 27 2. Tingkat Kesukaran.......................................... 33 3. Kesimpulan Hasil Analisis............................... 38 Daftar Pustaka........................................................................ 40 iv
  • 5. Analisis Manual BAB I 1 ANALISIS SOAL PILIHAN GANDA Untuk mendapatkan informasi tentang karakteristik setiap butir soal perlu dilakukan analisis soal, baik analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif. Hasil analisis soal dapat digunakan untuk menguji apakah suatu soal akan berfungsi (analisis kualitatif) atau telah berfungsi (analisis kuantitatif) dengan baik. Di samping itu, hasil analisis soal dapat digunakan untuk mengetahui apakah soal termasuk kategori soal baik, soal perlu diperbaiki, atau soal jelek. A. Analisis Kualitatif Analisis kualitatif atau yang dikenal dengan telaah mutu soal dilakukan sebelum soal diujikan kepada peserta tes. Analisis ini dilakukan berdasarkan pertimbangan (professional judgement) ahli materi, konstruksi tes, dan bahasa. Hal tersebut dilakukan untukmeyakinkanbahwasoalberkualitasbaik.Selainituanalisis ini dilakukan dengan berpedoman pada kaidah penulisan soal yang dilihat dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Berikut ini adalah kaidah penulisan soal pilihan ganda.
  • 6. Analisis Manual  Materi 1. Soal harus sesuai dengan indikator. 2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi. 3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar.  Konstruksi 4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. 5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar. 7. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. 8. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. 9. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di atas salah”, atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”. 10. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya. 11. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. 12. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.  Bahasa 13. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. 14. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional. 2
  • 7. Analisis Manual 15. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif. 16. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. Berdasarkan telaah soal, soal-soal diperbaiki, kemudian dirakit menjadi perangkat tes yang siap diujicobakan. B. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif dilakukan untuk mengetahui apakah soal berkualitas baik atau tidak berdasarkan data empirik yang diperoleh melalui ujicoba soal. Soal-soal diujicobakan pada sejumlah siswa yang mempunyai ciri (karakteristik) yang sama dengan siswa yang akan menempuh soal-soal tersebut di kemudian hari. Analisis kuantitatif dilakukan diantaranya untuk mengetahui apakah sebuah soal dapat membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan kemampuan rendah, dan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Khusus untuk soal pilihan ganda, analisis dilakukan untuk mengetahui penyebaran pilihan jawaban yaitu melihat berfungsi tidaknya pengecoh (pilihan jawaban selain kunci). Dari hasil analisis kuantitatif akan diperoleh soal baik, soal perlu diperbaiki, dan soal jelek. 1. Daya Pembeda Dari hasil analisis kuantitatif soal pilihan ganda diperoleh daya pembeda soal, tingkat kesukaran, dan penyebaran pilihan jawaban. Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Indeks yang dapat mengukur perbedaan itu adalah daya pembeda (item discrimination). 3
  • 8. Analisis Manual Dengan demikian daya pembeda soal sama dengan validitas soal. Daya pembeda soal adalah selisih proporsi jawaban benar pada kelompok siswa berkemampuan tinggi (kelompok atas) dan berkemampuan rendah (kelompok bawah). Daya pembeda soal berkisar antara -1 sampai dengan +1. Tanda negatif berarti kelompok siswa berkemampuan rendah yang menjawab benar soal tertentu lebih banyak dari kelompok siswa berkemampuan tinggi. Sebuah soal mungkin dapat membedakan kedua kelom- pok siswa dengan baik, tetapi dapat juga sebuah soal ti­ dak dapat membedakan kedua kelompok siswa (bila da­ya pembeda = 0). Soal yang baik adalah soal dengan da­ya pembeda bertanda positif (+) untuk kunci berarti soal terse- but dapat mengukur kemampuan secara tepat. Sedangkan daya pembeda untuk pengecoh diharapkan negatif, karena diharapkan yang terkecoh adalah kelompok bawah. Daya pembeda soal diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus: n )KK(2 DP BA − = DP = daya pembeda soal KA = banyak siswa pada kelompok atas yang menjawab benar KB = banyak siswa pada kelompok bawah yang menjawab benar n = banyak siswa atau B B A A n K n K DP −= 4
  • 9. Analisis Manual DP = daya pembeda soal KA = banyaksiswapadakelompokatasyangmenjawab benar KB = banyak siswa pada kelompok bawah yang menjawab benar nA = banyak siswa pada kelompok atas nB = banyak siswa pada kelompok bawah Menurut kriteria yang berlaku di Pusat Penilaian Pendidik­ an soal yang baik atau diterima bila memiliki daya pembe­da soal di atas 0,25 karena soal tersebut dapat membeda­kan kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan ber­­­ke­ mampuan rendah. Berikut ini kriteria daya pembeda soal. Kriteria Daya Pembeda Keterangan DP > 0,25 Diterima 0 < DP ≤ 0,25 Diperbaiki DP ≤ 0 Ditolak Berikut ini cara memperoleh daya pembeda soal dengan menggunakan data sebagai berikut. Nama Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hasnah B B B C D C D C D A Maula C D B A B B D C D A Fikri C D B B A A D C D B Syifa A A A D C D D D C C Fahri D D B A D C C D C C Rayhan C C B A C B C C D A KUNCI C D A A C B D C D A Tabel 1.1 Jawaban Siswa 5
  • 10. Analisis Manual Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan skor total untuk setiap siswa dengan menggunakan data pada tabel 1.1. Hasil perhitungan skor total tersaji pada tabel 1.2. Nama Soal Skor Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hasnah B B B C D C D C D A 4 Maula C D B A B B D C D A 8 Fikri C D B B A A D C D B 5 Syifa A A A D C D D D C C 3 Fahri D D B A D C C D C C 2 Rayhan C C B A C B C C D A 7 KUNCI C D A A C B D C D A Tabel 1.2 Perhitungan Skor Total Siswa Langkah kedua adalah mengurutkan data pada tabel 1.2 berdasarkan skor total dan hasilnya tersaji pada tabel 1.3. Nama Soal Skor Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Maula C D B A B B D C D A 8 Rayhan C C B A C B C C D A 7 Fikri C D B B A A D C D B 5 Hasnah B B B C D C D C D A 4 Syifa A A A D C D D D C C 3 Fahri D D B A D C C D C C 2 KUNCI C D A A C B D C D A Tabel 1.3 Urutan Skor Total Siswa Langkah ketiga adalah membagi 2 sama banyak data pada tabel 1.3 dan hasilnya tersaji pada tabel 1.4. 6
  • 11. Analisis Manual Nama Soal Skor Total1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Maula C D B A B B D C D A 8 Kelompok Atas Rayhan C C B A C B C C D A 7 Fikri C D B B A A D C D B 5 Hasnah B B B C D C D C D A 4 Kelompok BawahSyifa A A A D C D D D C C 3 Fahri D D B A D C C D C C 2 KUNCI C D A A C B D C D A Tabel 1.4 Pembagian Kelompok Langkah keempat adalah memasukkan data pada tabel 1.4 ke dalam format pada tabel 1.5. Untuk kunci berilah tanda bintang (*). Kolom O (other) berisi bila siswa menjawab lebih dari satu kunci atau tidak menjawab. Cara memasukkan data adalah melihat soal nomor 1. Pertama kita lihat kelompok atas, semua siswa menjawab C berarti kolom C diisi 3 dan kolom lainnya diisi 0. Kemudian kita lihat kelompok bawah, siswa yang menjawab A, B, dan D masing-masing 1 orang berarti kolom A, B, dan D diisi 1 sedangkan kolom C diisi 0. Selanjutnya soal nomor 2 sampai dengan 10 dilakukan dengan cara yang sama. Hasil tabulasi tersaji pada tabel 1.5. No. Soal Kel. Penyebaran Jawaban A B C D O 1 KA 0 0 3* 0 0 KB 1 1 0* 1 0 2 KA 0 0 1 2* 0 KB 1 1 0 1* 0 3 KA 0* 3 0 0 0 KB 1* 2 0 0 0 4 KA 2* 1 0 0 0 KB 1* 0 1 1 0 7
  • 12. Analisis Manual 5 KA 1 1 1* 0 0 KB 0 0 1* 2 0 6 KA 1 2* 0 0 0 KB 0 0* 2 1 0 7 KA 0 0 1 2* 0 KB 0 0 1 2* 0 8 KA 0 0 3* 0 0 KB 0 0 1* 2 0 9 KA 0 0 0 3* 0 KB 0 0 2 1* 0 10 KA 2* 1 0 0 0 KB 1* 0 2 0 0 Tabel 1.5 Tabulasi Jawaban siswa Langkah kelima adalah mengitung daya pembeda soal dan daya pembeda pengecoh berdasarkan data pada tabel A.5. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut. a. Soal nomor 1 Pada soal nomor 1, kelompok atas yang menjawab benar ada 3 siswa (KA =3), tidak ada kelompok bawah yang menjawab benar (KB =0), dan banyak siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB = 3). Dengan menggunakan rumus: atau diperoleh: atau 8
  • 13. Analisis Manual Jadi daya pembeda soal nomor 1 adalah 1 berarti soal diterima karena 1 > 0,25 1). Pengecoh A Pada pengecoh A, tidak ada kelompok atas yang menjawab pengecoh A (KA=0), kelompok bawah yang menjawab pengecoh A ada 1 siswa (KB=1), dan banyak siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB = 3). Dengan menggunakan rumus atau diperoleh: atau Jadi daya pembeda pengecoh A adalah 0,33 berarti pengecoh ini sudah berfungsi. 2). Pengecoh B Pada pengecoh B, tidak ada kelompok atas yang menjawab pengecoh B (KA=0), kelompok bawah yang menjawab pengecoh B ada 1 siswa (KB=1), dan banyak siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB = 3). Dengan menggunakan rumus atau diperoleh: 9
  • 14. Analisis Manual atau Jadi daya pembeda pengecoh B adalah  0,33 berarti pengecoh ini sudah berfungsi. 3). Pengecoh D Pada pengecoh D, tidak ada kelompok atas yang menjawab benar (KA=0), kelompok bawah yang menjawab benar ada 1 siswa (KB=1), dan banyak siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB = 3). Dengan menggunakan rumus atau diperoleh: atau Jadi daya pembeda pengecoh D adalah − 0,33 berarti pengecoh ini sudah berfungsi. Jadi soal nomor 1 dapat diterima (DP = 1) dan semua pengecohnya berfungsi. b. Soal nomor 8 Pada soal nomor 8, kelompok atas yang menjawab 10
  • 15. Analisis Manual benar ada 3 siswa (KA =3), kelompok bawah yang menjawab benar ada 1 siswa (KB =1), dan banyak siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB = 3). Dengan menggunakan rumus: atau diperoleh: atau Jadi daya pembeda soal nomor 8 adalah 0,67 berarti soal diterima karena 0,67 > 0,25 1). Pengecoh A Pada pengecoh A, tidak ada kelompok atas yang menjawab pengecoh A (KA = 0), tidak ada kelompok bawah yang menjawab pengecoh A (KB = 0), dan banyak siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing 3 siswa (nA=nB=3). Dengan menggunakan rumus atau diperoleh: atau 11
  • 16. Analisis Manual Jadi daya pembeda pengecoh A adalah 0 berarti pengecoh ini tidak berfungsi. 2). Pengecoh B Pada pengecoh B, tidak ada kelompok atas yang menjawab pengecoh B (KA =0), tidak ada kelompok bawah yang menjawab pengecoh B (KB =0), dan banyak siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB = 3). Dengan menggunakan rumus atau diperoleh: atau Jadi daya pembeda pengecoh B adalah 0 berarti pengecoh ini tidak berfungsi. 3). Pengecoh D Pada pengecoh D, tidak ada kelompok atas yang menjawab benar (KA =0), kelompok bawah yang menjawab benar ada 2 siswa (KB =2), dan banyak siswa pada kelompok atas dan bawah masing-masing 3 siswa (nA = nB = 3). Dengan menggunakan rumus atau diperoleh: 12
  • 17. Analisis Manual atau Jadi daya pembeda pengecoh D adalah − 0,67 berarti pengecoh ini sudah berfungsi. Karena ada pengecoh yang tidak befungsi yaitu A dan B, maka status soal nomor 8 turun dari diterima menjadi direvisi. Dengan melalui perhitungan seperti soal nomor 1 dan 8, diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 1.6. No. Soal Daya Pembeda Keterangan Soal A B C D 1 1 -0,33 -0,33 1* -0,33 Diterima 2 0,33 -0,33 -0,33 0,33 0,33* Direvisi pengecoh C 3 -0,33 -0,33* 0,33 0 0 Ditolak 4 0,33 0,33* 0,33 -0,33 -0,33 Direvisi pengecoh B 5 0 0,33 0,33 0* -0,67 Ditolak 6 0,67 0,33 0,67* -0,67 -0,33 Direvisi pengecoh A 7 0 0 0 0 0* Ditolak 8 0,67 0 0 0,67* -0,67 Direvisi pengecoh A dan B 9 0,67 0 0 -0,67 0,67* Direvisi pengecoh A dan B 10 0,33 0,33* 0,33 -0,67 0 Direvisi pengecoh B dan D Tabel 1.6 Daya Pembeda Soal 2. Tingkat Kesukaran Setelah daya pembeda soal diperoleh, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan tingkat 13
  • 18. Analisis Manual kesukaran soal. Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar dari 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut. Tingkat kesukaran soal diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus: TK = tingkat kesukaran JB = banyak siswa yang menjawab benar n = banyak siswa Tingkat kesukaran biasanya dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini kriteria tingkat kesukaran soal. Kriteria Tingkat Kesukaran Kategori TK < 0,3 Sukar 0,3 ≤ TK ≤ 0,7 Sedang TK > 0,7 Mudah Berikut ini cara memperoleh tingkat kesukaran soal dengan menggunakan data sebagai berikut. Nama Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hasnah B B B C D C D C D A Maula C D B A B B D C D A Fikri C D B B A A D C D B 14
  • 19. Analisis Manual Syifa A A A D C D D D C C Fahri D D B A D C C D C C Rayhan C C B A C B C C D A KUNCI C D A A C B D C D A Tabel 2.1 Jawaban Siswa Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan banyak jawaban siswa yang benar untuk setiap soal yang tersaji pada tabel 2.2. Nama Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hasnah B B B C D C D C D A Maula C D B A B B D C D A Fikri C D B B A A D C D B Syifa A A A D C D D D C C Fahri D D B A D C C D C C Rayhan C C B A C B C C D A KUNCI C D A A C B D C D A JB 3 3 1 3 2 2 4 4 4 3 Tabel 2.2 Jawaban Benar Setiap Soal Langkah kedua adalah mengitung tingkat kesukaran soal berdasarkan data pada tabel 2.2. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut. a. Soal nomor 1 Pada soal nomor 1, siswa yang menjawab benar ada 3 orang (JB = 3) dari 6 siswa yang mengikuti tes (n = 6). Dengan menggunakan rumus diperoleh: 15
  • 20. Analisis Manual Jadi tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,5 berarti soal sedang karena 0,3 ≤ 0,5 ≤ 0,7. b. Soal nomor 2 Pada soal nomor 2, siswa yang menjawab benar ada 3 orang (JB = 3) dari 6 siswa yang mengikuti tes (n = 6). Dengan menggunakan rumus diperoleh: Jadi tingkat kesukaran soal nomor 2 adalah 0,5 berarti soal sedang karena 0,3 ≤ 0,5 ≤ 0,7. c. Soal nomor 3 Pada soal nomor 3, siswa yang menjawab benar ada 1 orang (JB = 1) dari 6 siswa yang mengikuti tes (n = 6). Dengan menggunakan rumus diperoleh: Jadi tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,17 berarti soal sukar karena 0,17 < 0,3. Dengan melalui perhitungan seperti soal nomor 1, 2, dan 3 diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 2.3. 16
  • 21. Analisis Manual No. Soal Tingkat Kesukaran Keterangan 1 0,5 Sedang 2 0,5 Sedang 3 0,17 Sukar 4 0,5 Sedang 5 0,33 Sedang 6 0,33 Sedang 7 0,67 Sedang 8 0,67 Sedang 9 0,67 Sedang 10 0,5 Sedang Tabel 2.3 Tingkat Kesukaran Soal 3. Penyebaran Pilihan Jawaban Setelah tingkat kesukaran soal diperoleh, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan penyebaran pilihan jawaban. Penyebaran pilihan jawaban adalah proporsi siswa yang menjawab pilihan jawaban tertentu. Penyebaran pilhan jawaban berkisar antara 0 sampai dengan 1. Dengan diperolehnya penyebaran pilhan jawaban yaitu kunci dan pengecoh akan diketahui berfungsi tidaknya sebuah pengecoh. Suatu pengecoh dikatakan berfungsi bila pengecoh tersebut dipilih paling sedikit oleh 2,5% (≥ 0,025). Penyebaran pilihan jawaban diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus: 17
  • 22. Analisis Manual PPJ = penyebaran jawaban untuk pilihan jawaban tertentu JPJ = banyak siswa yang memilih pilihan jawaban tertentu n = banyak siswa Berikut ini cara memperoleh daya pembeda soal dengan menggunakan data sebagai berikut. Nama Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hasnah B B B C D C D C D A Maula C D B A B B D C D A Fikri C D B B A A D C D B Syifa A A A D C D D D C C Fahri D D B A D C C D C C Rayhan C C B A C B C C D A KUNCI C D A A C B D C D A Tabel 3.1 Jawaban Siswa Langkah pertama adalah memasukkan data pada tabel 3.1 ke dalam format pada tabel 3.2. Untuk kunci berilah tanda bintang (*). Kolom O (other) berisi bila siswa menjawab lebih dari satu kunci atau tidak menjawab. Cara memasukkan data adalah melihat soal nomor 1 diperoleh 1 siswa menjawab A, 1 siswa menjawab B, 3 siswa menjawab C, dan 1 siswa menjawab D. Setelah itu tulis di kolom A, B, C, dan D berturut-turut 1, 1, 3, dan 18
  • 23. Analisis Manual 1. Selanjutnya soal nomor 2 sampai dengan 10 dilakukan dengan cara yang sama. No. Soal Penyebaran Jawaban A B C D O 1 1 1 3* 1 0 2 1 1 1 3* 0 3 1* 5 0 0 0 4 3* 1 1 1 0 5 1 1 2* 2 0 6 1 2* 2 1 0 7 0 0 2 4* 0 8 0 0 4* 2 0 9 0 0 2 4* 0 10 3* 1 2 0 0 Tabel 3.2 Tabulasi Jawaban siswa Langkah kedua adalah menghitung penyebaran pilihan jawaban berdasarkan data pada tabel 3.2. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut. a. Pilihan Jawaban A Siswa yang memilih pilihan jawaban A ada 1 orang (PA = 1) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6). Dengan menggunakan rumus diperoleh: Jadi penyebaran pilihan jawabanA(pengecohA) adalah 0,17 berarti pengecoh A berfungsi karena > 0,025. 19
  • 24. Analisis Manual b. Pilihan Jawaban B Siswa yang memilih pilihan jawaban B ada 1 orang ­(PB = 1) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6). Dengan menggunakan rumus diperoleh: Jadi penyebaran pilihan jawaban B (pengecoh B) adalah 0,17 berarti pengecoh B berfungsi karena > 0,025. c. Pilihan Jawaban C Siswa yang memilih pilihan jawaban C (kunci) ada 3 orang (PC = 3) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6). Dengan menggunakan rumus diperoleh: Jadi penyebaran pilihan jawaban C (kunci) adalah 0,5 berarti tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah sedang. d. Pilihan Jawaban D Siswa yang memilih pilihan jawaban D ada 1 orang (PD = 1) dan banyak siswa ada 6 orang (n = 6). Dengan menggunakan rumus 20
  • 25. Analisis Manual diperoleh: Jadi penyebaran pilihan jawaban D (pengecoh D) adalah 0,17 berarti pengecoh D berfungsi karena > 0,025. Dengan melalui perhitungan seperti soal nomor 1, diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 3.3. No. Soal Penyebaran Jawaban Keterangan A B C D O 1 0,17 0,17 0,5* 0,17 0 Semua pengecoh berfungsi 2 0,17 0,17 0,17 0,5* 0 Semua pengecoh berfungsi 3 0,17* 0,83 0 0 0 Penecoh C dan D tidak berfungsi 4 0,5* 0,17 0,17 0,17 0 Semua pengecoh berfungsi 5 0,17 0,17 0,33* 0,33 0 Semua pengecoh berfungsi 6 0,17 0,33* 0,33 0,17 0 Semua pengecoh berfungsi 7 0 0 0,33 0,67* 0 Penecoh A dan B tidak berfungsi 8 0 0 0,67* 0,33 0 Penecoh A dan B tidak berfungsi 9 0 0 0,33 0,67* 0 Penecoh A dan B tidak berfungsi 10 0,5* 0,17 0,33 0 0 Penecoh D tidak berfungsi Tabel 3.3 Penyebaran Jawaban 21
  • 26. Analisis Manual 4. Kesimpulan Hasil Analisis Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda, tingkat kesukaran, dan penyebaran pilihan jawaban diperoleh hasil seperti tertera pada tabel 4.1. No. Soal Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Penyebaran Jawaban 1 Diterima Sedang Semua pengecoh berfungsi 2 Direvisi pengecoh C Sedang Semua pengecoh berfungsi 3 Ditolak Sukar Penecoh C dan D tidak berfungsi 4 Direvisi pengecoh B Sedang Semua pengecoh berfungsi 5 Ditolak Sedang Semua pengecoh berfungsi 6 Direvisi pengecoh A Sedang Semua pengecoh berfungsi 7 Ditolak Sedang Penecoh A dan B tidak berfungsi 8 Direvisi pengecoh A dan B Sedang Penecoh A dan B tidak berfungsi 9 Direvisi pengecoh A dan B Sedang Penecoh A dan B tidak berfungsi 10 Direvisi pengecoh B dan D Sedang Penecoh D tidak berfungsi Tabel 4.1 Daya Pembeda, Tingkat Kesukaran, dan Penyebaran Jawaban Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat disimpulkan kualitas masing-masing soal. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut. 22
  • 27. Analisis Manual a. Soal nomor 1 Soal nomor 1 sudah baik dan semua pengecohnya berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang. b. Soal nomor 2 Soal nomor 2 masih harus direvisi karena pada pengecoh C yang terkecoh justru kelompok atas bukan kelompok bawah. Soal ini termasuk soal sedang. c. Soal nomor 3 Soal nomor 3 kurang baik sehingga soal ini ditolak. d. Soal nomor 4 Soal nomor 4 masih harus direvisi karena pada pengecoh B yang terkecoh justru kelompok atas bukan kelompok bawah. Soal ini termasuk soal sedang. e. Soal nomor 5 Soal nomor 5 kurang baik sehingga soal ini ditolak. f. Soal nomor 6 Soal nomor 6 masih harus direvisi karena pada pengecohAyang terkecoh justru kelompok atas bukan kelompok bawah. Soal ini termasuk soal sedang. g. Soal nomor 7 Soal nomor 7 kurang baik sehingga soal ini ditolak. h. Soal nomor 8 Soal nomor 8 masih harus direvisi karena pada pengecohAdan B yang terkecoh justru kelompok atas bukan kelompok bawah. Selain itu pengecoh A dan B tidak berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang. 23
  • 28. Analisis Manual i. Soal nomor 9 Soal nomor 9 masih harus direvisi karena pada pengecohAdan B yang terkecoh justru kelompok atas bukan kelompok bawah. Selain itu pengecoh A dan B tidak berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang. j. Soal nomor 10 Soal nomor 10 masih harus direvisi karena pada pengecoh B dan D yang terkecoh justru kelompok atas bukan kelompok bawah. Selain itu pengecoh D tidak berfungsi. Soal ini termasuk soal sedang. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh kualitas soal seperti tertera pada tabel 4.2. No. Soal Kualitas Soal 1 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang 2 Soal direvisi pengecoh C dengan tingkat kesukaran sedang 3 Soal ditolak 4 Soal direvisi pengecoh B dengan tingkat kesukaran sedang 5 Soal ditolak 6 Soal direvisi pengecoh A dengan tingkat kesukaran sedang 7 Soal ditolak 8 Soal direvisi pengecohAdan B dengan tingkat kesukaran sedang 9 Soal direvisi pengecohAdan B dengan tingkat kesukaran sedang 10 Soal direvisi pengecoh B dan D dengan tingkat kesukaran sedang Tabel 4.2 Kualitas Soal 24
  • 29. Analisis Manual ANALISIS SOAL URAIAN Untuk memperoleh soal uraian yang baik, sama halnya dengan soal bentuk pilihan ganda, soal uraian harus dianalisis baik analisis kualitatif maupun analisis kuantitatif. Analisis kualitatif atau yang dikenal dengan telaah mutu soal dilakukan setelah soal tersusun. A. Analisis Kualitatif Analisis kualiatatif ini dilakukan oleh ahli yang menguasai materi, teknik penulisan soal, dan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Analisis ini dilakukan dengan berpedoman pada kaidah penulisan soal yang dilihat dari segi materi, konstruksi, dan bahasa. Berikut ini adalah kaidah penulisan soal uraian.  Materi 1. Soal harus sesuai dengan indikator. 2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan (ruang lingkup) harus jelas. 3. Isi materi yang ditanyakan sudah sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, atau tingkat kelas. BAB 2 25
  • 30. Analisis Manual  Konstruksi 4. Rumusan kalimat soal atau pertanyaan harus menggunakan kata kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai, seperti: mengapa, uraikan, jelaskan, bandingkan, hubungkan, tafsirkan, buktikan, hitunglah. Jangan menggunakan kata tanya yang tidak menuntut jawaban uraian, misalnya: siapa, di mana, kapan. Demikian juga kata kata tanya yang hanya menuntut jawaban ya atau tidak. 5. Buatlah petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal. 6. Buatlah pedoman penskoran segera setelah soalnya ditulis. 7. Hal hal lain yang menyertai soal seperti tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya, harus disajikan dengan jelas dan berfungsi.  Bahasa 8. Rumusan soal menggunakan bahasa yang sederhana. 9. Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang dapat menyinggung perasaan siswa. 10. Rumusan soal tidak menggunakan kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian. 11. Butir soal menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. 12. Rumusan soal harus komunikatif. 13. Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan digunakan untuk daerah lain atau nasional. Berdasarkan telaah soal, soal-soal diperbaiki, kemudian dirakit menjadi perangkat tes yang siap diujicobakan. 26
  • 31. Analisis Manual B. Analisis Kuantitatif Sebelum melakukan analisis kuantitatif dilakukan ujicoba terhadap soal-soal. Soal-soal diujicobakan pada sejumlah siswa yang mempunyai ciri yang sama dengan siswa yang akan menempuh soal-soal tersebut dikemudian hari. Analisis kuantitatif dilakukan untuk memperoleh apakah sebuah soal dapat membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan kemampuan rendah. Dari hasil analisis kuantitatif dapat diketahui daya pembeda soal dan tingkat kesukaran. 1. Daya Pembeda Dari hasil analisis kuantitatif soal uraian diperoleh daya pembeda soal dan tingkat kesukaran. Soal yang baik adalah soal yang dapat membedakan kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Indeks yang dapat mengukur perbedaan itu adalah daya pembeda (item discrimination). Jadi daya pembeda soal sama dengan validitas soal. Daya pembeda soal adalah selisih proporsi jawaban benar pada kelompok siswa berkemampuan tinggi (kelompok atas) dan berkemampuan rendah (kelompok bawah). Daya pembeda soal berkisar antara -1 sampai dengan +1. Tanda negatif berarti kelompok siswa berkemampuan rendah yang menjawab benar soal tertentu lebih banyak dari kelompok siswa berkemampuan tinggi. Sebuah soal mungkin dapat membedakan kedua kelompok siswa dengan baik tetapi dapat juga sebuah soal tidak dapat membedakan kedua kelompok siswa (bila daya pembeda = 0). Soal yang baik adalah soal dengan 27
  • 32. Analisis Manual daya pembeda bertanda positif (+) dan lebih dari 0,25. Daya pembeda soal uraian diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus: DP = daya pembeda soal uraian MeanA = rata-rata skor siswa pada kelompok atas MeanB = rata-rata skor siswa pada kelompok bawah Skor Maksimum = skor maksmum yang ada pada pedoman penskoran Soal yang baik atau diterima bila memiliki daya pembeda soal di atas 0,25 karena soal tersebut dapat membedakan kelompok siswa yang berkemampuan tinggi dan berke- mampuan rendah. Berikut ini kriteria daya pembeda soal. Kriteria Daya Pembeda Keterangan DP > 0,25 Diterima 0 < DP ≤ 0,25 Diperbaiki DP ≤ 0 Ditolak Berikut ini cara memperoleh daya pembeda soal dengan menggunakan data sebagai berikut. Nama Soal 1 2 3 4 Lubis 9 7 8 2 Ani 8 8 10 6 Made 6 12 18 15 Roni 11 3 9 4 Helmi 8 8 10 8 28
  • 33. Analisis Manual Budi 10 9 15 10 Wisnu 8 8 12 14 Sidik 10 10 16 11 Skor Maksimum 12 12 18 16 Tabel 1.1 Skor Siswa Langkah pertama adalah menentukan skor total dengan menggunakan data pada tabel 1.1. Hasil perhitungannya tersaji pada tabel 1.2. Nama Soal Skor Total 1 2 3 4 Lubis 9 7 8 2 26 Ani 8 8 10 6 32 Made 6 12 18 15 51 Roni 11 3 9 4 27 Helmi 8 8 10 8 34 Budi 10 9 15 10 44 Wisnu 8 8 12 14 42 Sidik 10 10 16 11 47 Skor Maksimum 12 12 18 16 Tabel 1.2 Perhitungan Skor Total Siswa Langkah kedua adalah mengurutkan data pada tabel 1.2 berdasarkan skor total dan hasilnya tersaji pada tabel 1.3. Nama Soal Skor Total 1 2 3 4 Made 6 12 18 15 51 Sidik 10 10 16 11 47 Budi 10 9 15 10 44 Wisnu 8 8 12 14 42 Helmi 8 8 10 8 34 Ani 8 8 10 6 32 29
  • 34. Analisis Manual Roni 11 3 9 4 27 Lubis 9 7 8 2 26 Skor Maksimum 12 12 18 16 Tabel 1.3 Urutan Skor Total Siswa Langkah ketiga adalah membagi 2 sama banyak data pada tabel 1.3 dan hasilnya tersaji pada tabel 1.4. Nama Soal Skor Total1 2 3 4 Made 6 12 18 15 51 Kelompok Atas Sidik 10 10 16 11 47 Budi 10 9 15 10 44 Wisnu 8 8 12 14 42 Helmi 8 8 10 8 34 Ani 8 8 10 6 32 Kelompok Roni 11 3 9 4 27 Bawah Lubis 9 7 8 2 26 Skor Maksimum 12 12 18 16 Tabel 1.4 Pembagian Kelompok Langkah keempat adalah mengitung daya pembeda soal berdasarkan data pada tabel 1.4. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut. a. Soal nomor 1 Pada soal nomor 1, skor siswa pada kelompok atas adalah 6,10,10, dan 8. Sedangkan siswa pada kelompok bawah adalah 8, 8, 11, dan 9. Skor maksimum soal nomor 1 adalah 12. 30
  • 35. Analisis Manual Dengan menggunakan rumus diperoleh: Jadi daya pembeda soal nomor 1 adalah -0,04 berarti soal ditolak karena ≤ 0 b. Soal nomor 2 Pada soal nomor 2, skor siswa pada kelompok atas adalah 12, 10, 9, dan 8. Sedangkan siswa pada kelompok bawah adalah 8, 8, 3, dan 7. Skor maksimum soal nomor 2 adalah 12. Dengan menggunakan rumus diperoleh: 31
  • 36. Analisis Manual Jadi daya pembeda soal nomor 2 adalah 0,27 berarti soal diterima karena > 0,25. c. Soal nomor 3 Pada soal nomor 3, skor siswa pada kelompok atas adalah 18, 16, 15, dan 12. Sedangkan siswa pada kelompok bawah adalah 10, 10, 9, dan 8. Skor maksimum soal nomor 3 adalah 18. Dengan menggunakan rumus diperoleh: Jadi daya pembeda soal nomor 3 adalah 0,33 berarti soal diterima karena > 0,25 d. Soal nomor 4 Pada soal nomor 4, skor siswa pada kelompok atas adalah 15, 11, 10, dan 14. Sedangkan siswa pada kelompok bawah adalah 8, 6, 4, dan 2. Skor maksimum soal nomor 4 adalah 16. 32
  • 37. Analisis Manual Dengan menggunakan rumus diperoleh: Jadi daya pembeda soal nomor 4 adalah 0,47 berarti soal diterima karena > 0,25 Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh daya pembeda soal seperti tersaji pada tabel 1.5. No. Soal Daya Pembeda Keterangan 1 - 0,04 Ditolak 2 0,27 Diterima 3 0,33 Diterima 4 0,47 Diterima Tabel 1.5 Daya Pembeda Soal 2. Tingkat Kesukaran Setelah daya pembeda soal diperoleh, langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan tingkat kesukaran soal. Tingkat kesukaran adalah proporsi siswa yang menjawab benar. Tingkat kesukaran berkisar antara 0 sampai dengan 1. Makin besar tingkat kesukaran makin mudah soal tersebut begitu pula sebaliknya makin kecil tingkat kesukaran makin sukar soal tersebut. 33
  • 38. Analisis Manual Menurut klasifikasi Puspendik tingkat kesukaran soal diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus: TK = tingkat kesukaran soal uraian Mean = rata-rata skor siswa Skor Maksimum = skor maksmum yang ada pada pedoman penskoran Tingkat kesukaran biasanya dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang, dan soal mudah. Berikut ini kriteria tingkat kesukaran soal. Kriteria Tingkat Kesukaran Kategori TK < 0,3 Sukar 0,3 ≤ TK ≤ 0,7 Sedang TK > 0,7 Mudah Berikut ini cara memperoleh tingkat kesukaran soal dengan menggunakan data sebagai berikut. Nama Soal 1 2 3 4 Lubis 9 7 8 2 Ani 8 8 10 6 Made 6 12 18 15 Roni 11 3 9 4 Helmi 8 8 10 8 Budi 10 9 15 10 Wisnu 8 8 12 14 Sidik 10 10 16 11 Skor Maksimum 12 12 18 16 Tabel 2.1 Jawaban Siswa 34
  • 39. Analisis Manual Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan skor total untuk setiap siswa dengan menggunakan data pada tabel 2.1. Hasil perhitungan skor total tersaji pada tabel 2.2. Nama Soal Skor Total 1 2 3 4 Lubis 9 7 8 2 26 Ani 8 8 10 6 32 Made 6 12 18 15 51 Roni 11 3 9 4 27 Helmi 8 8 10 8 34 Budi 10 9 15 10 44 Wisnu 8 8 12 14 42 Sidik 10 10 16 11 47 Skor Maksimum 12 12 18 16 Tabel 2.2 Perhitungan Skor Total Siswa Langkah kedua adalah mengurutkan data pada tabel 2.2 berdasarkan skor total dan hasilnya tersaji pada tabel 2.3. Nama Soal Skor Total 1 2 3 4 Made 6 12 18 15 51 Sidik 10 10 16 11 47 Budi 10 9 15 10 44 Wisnu 8 8 12 14 42 Helmi 8 8 10 8 34 Ani 8 8 10 6 32 Roni 11 3 9 4 27 Lubis 9 7 8 2 26 Skor Maksimum 12 12 18 16 Tabel 2.3 Urutan Skor Total Siswa 35
  • 40. Analisis Manual Langkah ketiga adalah mengitung tingkat kesukaran soal berdasarkan data pada tabel 2.3. Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut. a. Soal nomor 1 Pada soal nomor 1, skor siswa adalah 6, 10, 10, 8, 8, 8, 11, dan 9. Skor maksimum soal nomor 1 adalah 12. Dengan menggunakan rumus diperoleh: Jadi tingkat kesukaran soal nomor 1 adalah 0,73 berarti soal mudah karena 0,73 > 0,7. b. Soal nomor 2 Pada soal nomor 2, skor siswa adalah 12, 10, 9, 8, 8, 8, 3, dan 7. Skor maksimum soal nomor 2 adalah 12. Dengan menggunakan rumus diperoleh: 36
  • 41. Analisis Manual Jadi tingkat kesukaran soal nomor 2 adalah 0,68 berarti soal sedang karena 0,3 ≤ 0,68 ≤ 0,7. c. Soal nomor 3 Pada soal nomor 3, skor siswa adalah 18, 16, 15, 12, 10, 10, 9, dan 8. Skor maksimum soal nomor 3 adalah 18. Dengan menggunakan rumus diperoleh: Jadi tingkat kesukaran soal nomor 3 adalah 0,68 berarti soal sedang karena 0,3 ≤ 0,68 ≤ 0,7. d. Soal nomor 4 Pada soal nomor 4, skor siswa adalah 15, 11, 10, 14, 8, 6, 4, dan 2. Skor maksimum soal nomor 4 adalah 16. Dengan menggunakan rumus 37
  • 42. Analisis Manual diperoleh: Jadi tingkat kesukaran soal nomor 4 adalah 0,55 berarti soal sedang karena 0,3 ≤ 0,55 ≤ 0,7. Dengan melalui perhitungan seperti di atas, diperoleh hasil seperti tersaji pada tabel 2.4. No. Soal Tingkat Kesukaran Keterangan 1 0,73 Mudah 2 0,68 Sedang 3 0,68 Sedang 4 0,55 Sedang Tabel 2.4 Tingkat Kesukaran Soal 3. Kesimpulan Hasil Analisis Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda dan tingkat kesukaran seperti tertera pada tabel 3.1. No. Soal Daya Pembeda Tingkat Kesukaran 1 Ditolak Mudah 2 Diterima Sedang 3 Diterima Sedang 4 Diterima Sedang Tabel 3.1 Daya Pembeda dan Tingkat Kesukaran Soal 38
  • 43. Analisis Manual Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat disimpulkan kualitas masing-masing soal. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut. a. Soal nomor 1 Soal nomor 1 kurang baik sehingga soal ini ditolak. Soal ini termasuk soal mudah. b. Soal nomor 2 Soal nomor 2 sudah baik. Soal ini termasuk soal sedang. c. Soal nomor 3 Soal nomor 3 sudah baik. Soal ini termasuk soal sedang. d. Soal nomor 4 Soal nomor 4 sudah baik. Soal ini termasuk soal sedang. Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh kualitas soal seperti tertera pada tabel 3.2. No. Soal Kualitas Soal 1 Soal ditolak 2 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang 3 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang 4 Soal baik dengan tingkat kesukaran sedang Tabel 3.2 Kualitas Soal 39
  • 44. Analisis Manual DAFTAR PUSTAKA Airasian, P.W.. Classroom assessment. New York: McGraw-Hill, Inc., 1994. Anastasi, A. Psychological Testing, (6th ed.). New York: MacMillan Publishing Company, 1988. Freman, F.S.. Theory and Practise, Psychological Testing. New York: MacMillan Publishing Company, 1971. Linn, Robert L. and Gronlund, N.E. Measurement and Assessment in Teaching. MacMillan Publishing Company, 1990. .... Measurement and Assessment in Teaching. New Jersey: Englewood Cliffs, Prentice-Hall, Inc., 1995. Mehrens, William A. and Irvin, J. Lehman. Measurement and Evaluation in Education and Psychology. Holt, Rinehart and Winston,Inc., 1991. Nitko, A.J. & Hsu. T. Teacher’s guide to better classroom testing. A Judgemental approach. Jakarta: Madecor Career Systems and Pusat Pengembangan Agribisnis, 1996. 40