Modul ini membahas pengembangan tes objektif untuk mengukur hasil belajar mahasiswa. Topik utama meliputi keunggulan dan kelemahan tes objektif, cara menulis tes objektif yang baik, dan merencanakan tes objektif berdasarkan kisi-kisi. Modul ini memberikan panduan praktis untuk menulis berbagai jenis soal objektif dan mempersiapkan tes secara sistematis.
1. PENDIDIKAN TERBUKA DAN JARAK JAUH
Membuka Akses Pendidikan Tinggi bagi Semua
Making Higher Education Open to All
M o d u l 3
Pengembangan Tes
Objektif
2. Setelah menyelesaikan modul ini diharapkan mahasiswa:
1. Menjelaskan keunggulan tes objektif;
2. Menjelaskan kelemahan tes objektif;
3. Memperbaiki kelemahan tes objektif;
4. Menggunakan ragam tes objektif untuk mengukur hasil belajar;
5. Menulis tes objektif yang baik;
6. Menjelaskan fungsi perencanaan tes;
7. Menjelaskan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan kisi-kisi;
8. Merencanakan tes objektif dengan baik;
9. Menulis butir soal berdasarkan perencanaan tes.
3. Kegiata n B e laj ar 1
Mengapa Menggunakan Tes Objek tif ?
Tes objektif bukan tes yang jelek. Jika
tes objektif dikonstruksi dengan baik
maka tes objektif dapat digunakan untuk
mengukur semua jenjang proses berpikir
mulai dari ingatan sampai dengan
evaluasi.
4. Jika dibandingkan dengan tes uraian maka tes objektif
mempunyai beberapa keunggulan antara lain:
1.Hasil tes dapat diolah dengan cepat dan mempunyai
ketetapan hasil pemeriksaan yang tinggi.
2.Dalam satu kali ujian dapat menanyakan banyak materi
yang telah diajarkan dalam proses pembelajaran. Dengan
demikian validitas isi tes dapat dipertanggungjawabkan.
3.Jika dikonstruksi dengan baik tes objektif dapat mengukur
semua jenjang proses berpikir dari yang sederhana (ingatan)
sampai dengan yang kompleks (evaluasi).
5. Di samping keunggulan tersebut tes objektif juga
mempunyai beberapa kelemahan antara lain:
• tes yang dibuat cenderung mengukur proses berpikir
rendah, dan
• jika siswa tidak mengerti akan jawaban dari suatu
butir soal mereka dapat menjawab dengan cara
menebak.
6. • Kelemahan tes objektif dapat diminimalkan dengan cara terus
berlatih untuk menulis tes objektif yang baik sehingga penulis
benar-benar terampil dalam menulis terutama untuk menulis
tes objektif yang dapat mengukur proses berpikir yang lebih
tinggi dari hanya sekadar ingatan.
• Untuk meminimalkan upaya siswa menebak jawaban maka
dalam pelaksanaan ujiannya dapat dicantumkan
pemberitahuan bahwa dalam ujian ini akan diberlakukan
formula tebakan.
• Jika siswa menjawab salah atau asal menebak maka akan
berakibat pada penurunan skor yang diperoleh.
7. Kegiata n B e laj ar 2
Bagaimana Menulis Tes Objektif?
• Tes Objektif adalah tes yang jawabannya sudah dipasok oleh
penulis.
• Peserta tes hanya tinggal memilih jawaban mana yang
dianggap paling benar.
• Dengan demikian penskorannya dapat dilakukan secara
objektif.
• Karena sifatnya yang objektif itulah maka penskorannya
tidak harus dilakukan oleh manusia tetapi dapat dilakukan
dengan menggunakan mesin.
8. Secara umum ada tiga macam tes objektif
sebagai berikut:
1. Benar – Salah.
2. Menjodohkan.
3. Pilihan Ganda.
Tetapi dari ketiga macam tes tersebut maka tes pilihan gandalah yang
paling banyak digunakan di sekolah terutama digunakan pada saat ujian
akhir tahun atau akhir semester.
9. • Apabila dilihat konstruksinya maka tes pilihan ganda terdiri dari
dua hal pokok yaitu stem atau pokok soal dengan 4 atau 5 alternatif
jawaban.
• Satu di antara alternatif jawaban tersebut adalah kunci
jawaban. Alternatif jawaban selain kunci disebut dengan pengecoh
(distractor).
• Semakin banyak alternatif jawaban yang ada (misalnya 5) maka
probabilitas menebaknya akan semakin kecil.
• Ada lima ragam tes pilihan ganda yang sering digunakan yaitu:
• Melengkapi pilihan (ragam A),
• Hubungan antarhal (ragam B),
• Analisis kasus (ragam C),
• Ganda kompleks (ragam D), dan
• Membaca diagram, table, atau grafik (ragam E).
10. Beberapa hal harus diperhatikan dalam menulis tes pilihan
ganda agar diperoleh kualitas tes yang baik, yaitu:
1. Inti permasalahan yang akan ditanyakan harus dirumuskan dengan jelas pada pokok
soal.
2. Hindari pengulangan kata yang sama pada pokok soal.
3. Hindari penggunaan kalimat yang berlebihan pada pokok soal.
4. Alternatif jawaban yang dibuat harus logis, homogen, dan pengecoh menarik untuk dipilih.
5. Dalam merumuskan pokok soal, hindari adanya petunjuk ke arah jawaban yang benar.
6. Setiap butir soal hanya mempunyai satu jawaban yang benar.
7. Hindari penggunaan ungkapan negatif pada pokok soal.
8. Hindari alternatif jawaban yang berbunyi semua jawaban benar atau semua jawaban
salah.
9. Jika alternatif jawaban berbentuk angka, urutkan mulai dari yang besar atau yang kecil.
10.Hindari penggunaan istilah yang terlalu teknis pada pokok soal.
11.Upayakan agar jawaban butir soal yang satu tidak tergantung soal yang lain.
11. Kegiata n B e laj ar 3
Bag aimana Merencanakan Tes Obje ktif yang Baik?
Agar tes objektif yang akan ditulis tidak melenceng dari materi
yang telah diajarkan selama proses pembelajaran maka tes
tersebut harus ditulis berdasarkan kisi-kisi.
Kisi-kisi inilah yang harus menjadi pedoman bagi penulis
dalam menulis setiap butir soal.
12. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kisi-kisi antara lain sebagai
berikut:
1. Pemilihan sampel materi yang akan diujikan. Pemilihan sampel materi harus
diupayakan serepresentatif mungkin.
2. Penentuan jenis tes yang akan digunakan. Penentuan jenis tes yang akan digunakan
apakah akan menggunakan tes pilihan ganda, tes uraian, atau gabungan antara
keduanya harus diperhitungkan terutama terkait dengan materi, jumlah butir soal, dan
waktu tes yang disediakan.
3. Jenjang kemampuan berpikir yang akan diujikan. Jenjang kemampuan berpikir
yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang kemampuan berpikir yang dilatihkan selama
proses pembelajaran.
4. Sebaran tingkat kesukaran. Penentuan sebaran tingkat kesukaran butir soal sebenarnya
tergantung pada interpretasi skor yang akan digunakan.
5. Jika akan digunakan pendekatan penilaian acuan kriteria maka sebaran tingkat kesukaran
butir soal tidak perlu dipikirkan tetapi jika akan digunakan pendekatan penilaian acuan
norma maka sebaran tingkat butir soal harus diperhatikan,
6. Waktu ujian yang disediakan. Waktu ini akan membatasi jumlah butir soal yang akan
ditanyakan.
7. Jumlah butir soal. Jumlah butir soal yang akan ditanyakan tergantung pada
waktu ujian yang disediakan.