3. TUJUAN PEMBELAJARAN
SECARA INDIVIDUAL
1. Pemberian kesempatan dan keleluasaan
SISWA untuk belajar berdasarkan
kemampuannya sendiri
2. Pengembangan kemampuan tiap individu
secara optimal.
3. Tiap individu memiliki paket belajar sendiri-
sendiri yang sesuai dengan tujuan
belajarnya secara individual juga
4. KELELUASAAN PEMBELAJARAN
SECARA INDIVIDUAL
1. Keleluasaan belajar berdasarkan
kemampuannya sendiri
2. Kebebasan menggunakan waktu belajar,
dalam hal ini SISWA bertanggung jawab
atas semua kegiatan yang dilakukannya
3. Keleluasaan dalam mengontrol kegiatan,
kecepatan, dan intensitas belajar dalam
rangka mencapai tujuan belajar
5. KELELUASAAN PEMBELAJARAN
SECARA INDIVIDUAL
4. SISWA melakukan penilaian sendiri
atas hasil belajarnya
5. SISWA dapat mengetahui
kemampuan dan hasul belajar sendiri
6. SISWA memiliki kesempatan untuk
menyusun program belajarnya sendiri
6. GURU DALAM PEMBELAJARAN
SECARA INDIVIDUAL
1. Kedudukan pembelajar dalam pembelajaran
individual bersifat membantu.
2. Bantuan ini berkenaan dengan komponen
pembelajaran berupa: perencanaan kegiatan
pembelajaran, pengorganisasian kegiatan
pembelajaran dan penciptaan pendekatan terbuka
antara pembelajar dan pebelajar serta fasilitas
yang mempermudah belajar.
7. PERANAN GURU
1. Membantu merencanakan kegiatan belajar
SISWA, dengan musyawarah pembelajar
membantu SISWA menetapkan tujuan belajar,
membuat program belajar sesuai dengan
kemampuan pebelajar.
2. Membicarakan pelaksanaan belajar,
mengemukakan criteria keberhasilan belajar,
menentukan waktu dan kondisi belajar.
8. PERANAN GURU
3.Berperan sebagai penasehat
atau pembimbing.
4.Membantu SISWA dalam
penilaian hasil belajar dan
kemajuan sendiri.
9. Peranan GURU dalam Merencanakan
Kegiatan Proses Pembelajaran
Peranan GURU dalam
pengorganisasian kegiatan
pembelajaran adalah
mengatur dan memonitor
kegiatan belajar dari awal
sampai akhir
10. Peranan GURU dalam Merencanakan
Kegiatan Proses Pembelajaran
1. Memberikan orientasi umum
sehubungan dengan topic tertentu.
2. Membuat variasi kegiatan
pembelajaran agar tidak
membosankan.
3. Mengkoordiasikan kegiatan dengan
memperhatikan kemajuan, materi,
media, dan sumber.
4. Membagi perhatian pada sejumlah
SISWA, menurut tugas dan kebutuhan
pebelajar
11. Peranan GURU dalam Merencanakan
Kegiatan Proses Pembelajaran
5. Memberikan balikan terhadap setiap
pebelajar.
6. Mengakhiri kegiatan pembelajaran
dalam suatu unjuk hasil belajar berupa
laporan atau pameran unjuk kerja;
unjukkerja hasil belajar tersebut
umumnya diakhiri dengan evaluasi
kemajuan belajar.
12. MENCIPTAKAN HUBUNGAN TERBUKA
1. Bertujuan untuk menimbulkan
perasaan bebas dalam belajar
2. Membuat hubungan akrab dan peka
terhadap kebutuhan SISWA.
3. Mendengarkan secara simpatik
terhadap segala ungkapan jiwa
SISWA.
4. Tanggap dan memberikan reaksi
positif pada SISWA.
5. Membina hubungan saling
mempercayaai.
13. MENCIPTAKAN HUBUNGAN TERBUKA
6. Kesiapan membantu SISWA.
7. Membina suasana aman sehingga
SISWA leluasa bereksplorasi, memberi
kemungkinan penemuan-penemuan,
dan mendorong terjadinya emansipasi
dengan penuh tanggung jawab.
14. TUGAS GURU SEBAGAI FASILITATOR
1.Membimbing SISWA belajar.
2.Menyedian media dan sumber belajar.
3.Memberi penguatan belajar.
4.Menjadi teman dalam mengevaluasi
pelaksanaan, cara, dan hasil belajar.
5.Memberi kesempatan SISWA untuk
memperbaiki diri.
15. PROGRAM PEMBELAJARAN
DLM INDIVIDUAL
1.Program pembelajaran individual
merupakan usaha memperbaiki
kelemahan pembelajaran kalisikal.
2.Dari segi kebutuhan SISWA
program pembelajaran individual
lebih efektif, sebab SISWA belajar
sesuai dengan programnya sendiri.
3.Program pembelajaran individual
cocok untuk diterapkan pada
SISWA SLTP ke atas
16. ALASANNYA ADALAH
1.Umumnya SISWA sudah dapat
membaca dengan baik.
2.SISWA mudah memahami
petunjuk atau perintah dengan
baik.
3.SISWA dapat bekerja mandiri
dan bekerja sama dengan baik.
17. PROGRAM EFEKTIF BILA:
1. Disesuaikan dengan kebutuhan dan
kemampuan SISWA.
2. Tujuan pembelajaran dibuat dan
dimengerti oleh SISWA.
3. Prosedur dan cara kerja dimengerti oleh
SISWA.
4. Kriteria keberhasilan dimengerti oleh
SISWA.
5. Keterlibatan GURU dalam evaluasi
dimengerti oleh SISWA.
18. PEMBELAJARAN KELOMPOK
1. Dalam pembelajaran kelompok kecil GURU
memberikan bantuan atau bimbingan pada tiap
anggota kelompok lebih intensif.
2. Hal ini terjadi, sebab: hubungan antar GURU –
SISWA menjadi lebih sehat dan akrab; SISWA
memperoleh bantuan, kesempatan, sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan, dan minat, serta SISWA
dilibatkan dalam penentuan tujuan belajar, cara
belajar, criteria keberhasilan.
19. TUJUAN KELOMPOK KECIL
1. Memberi kesempatan pada setiap SISWA
untuk mengembangkan kemampuan
memecahkan masalah secara rasional.
2. Mengembangkan sikap rasional dan
semangat bergotong royong dalam
kehidupan.
3. Mendinamiskan kegiatan kelompok dalam
belajar sehingga setiap anggota merasa diri
sebagai bagian kelompok yang bertanggung
jawab.
4. Mengembangkan kemampuan
kepemimpinan-keterpimpinan pada tiap
anggota kelompok dalam pemecahan
masalah kelompok
20. SISWA DALAM KELOMPOK
KECIL
1. Tiap SISWA merasa sadar diri
sebagai anggota kelompok.
2. Tiap SISWA merasa diri memiliki
tujuan bersama berupa tujuan
kelompok.
3. Memiliki rasa saling membutuhkan
dan saling tergantung.
4. Ada interaksi dan komunikasi antar
anggota.
5. Ada tindakan bersama sebagai
perwujudan tanggung jawab
kelompok.
21. GURU DALAM KELOMPOK KECIL
1. Pembelajaran kelompok bermaksud untuk
menimbulkan dinamika kelompok agar
kualitas belajar meningkat.
2. Bila perhatian GURU dalam pembelajaran
individual tertuju pada tiap individu,
3. maka perhatian GURU dalam
pembelajaran kelompok tertuju pada
semangat kelompok dalam memecahkan
masalah.
4. Anggota kelompok yang mempunyai
kemampuan tinggi dapat dijadikan motor
penggerak pemecah masalah kelompok.
22. PERANAN GURU DALAM
KELOMPOK KECIL
1. Merencanakan tugas kelompok
2. Pembentukan kelompok
3. Perencanaan tugas kelompok
4. Pelaksanaan, dan
5. Evaluasi hasil kerja kelompok.
23. PEMBELAJARAN
KLASIKAL
1. Jumlah SISWA anatara 10-45 (paling
Efektif.
2. Agar kalsikal berhasil GURU harus
benar-benar menagtur stategi
pembelajaran agar dapat disukai oleh
semua siswa
3. Banyak humor dan selingan lainnya
4. Tetap meperhatikan karakteristik SISWA
5. Jangan terlalu banyak bicara dengan
pemberian materi yang bertele-tele
24. PENGORGANISASIAN GURU
DALAN PEMBELAJARAN
Organisasi Pebelajar
Pembelajaran Individual Pembelajaran Kelompok Pembelajaran Klasikal
Uraian-uraian
Penyusunan program pembelajaran Ahli
pembelajaran/pembelajar
Pembelajar Pembelajar
Faedah program pembelajaran Untuk individu Untuk kelompok Untuk kelas
Kegiatan belajar Individual Kelompok Kelas
Pelaku utama belajar Pebelajar secara
individual
Kelompok pebelajar Kelas di bawah pimpinan
pembelajar
Disiplin belajar Individu dengan tekanan
kemandirian pebelajar
Disiplin kelompok Disiplin kelas
Waktu belajar Sesuai dengan
kemampuan individual
Menyesuaikan diri dengan
kegiatan kerja kelompok
Pebelajar menyesuaikan diri
dengan program pembelajar
Peranan pembelajar Sebagai fasilitas
pembimbing belajar
Sebagai pembimbing belajar Sebagai pembelajar pengajar
yang mendidik
kebaikan Pebelajar belajar mandiri
sejak dini
Pebelajar terampil bekerja
sama
Behan pembelajaran
terselesaikan
26. KONDISI DAN KEMAMPUAN YANG
AKAN DICAPAI
Pembelajaran
Pengorganisasian Pengelolaan Evaluasi
Pebelajar Pesan Belajar
MotivasiBelajar dan
EmansipasiSepanjangHayat
1
PEMBELAJAR
3
Kemampuan
Pra-
Pembelajaran
4
Kemampuan
Pra-
Pembelajaran
5
Kemampuan
Pra-
Pembelajara
n
6
Dampak
Pembela
jaran
7
Dampak
Pengirin
g
2
PEBELAJAR
27. 1. Belajar yang kognitif seperti pemerolehan
pengetahuan.
2. Belajar yang afektif, seperti belajar tentang
perasaan, nilai-nilai dan emosi.
3. Belajar yang berkenaan dengan isi pelajaran,
seperti yang ditentukan dalam silabus semacam
pokok bahasan.
4. Belajar yang berkenaan dengan proses, seperti
bagaimana hasil dapat diperoleh.
4 KEGIATAN
BELAJAR
28. RANAH TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN
PEMBELAJARAN ISI PROSES
Ranah Kognitif Mata pelajaran sekolah
dan disiplin
pengetahuan
Pendekatan pemerolehan
seperti pemecahan masalah,
penemuan, dan sebagainya
Ranah Afektif Pendidikan nilai
dengan sengaja
Kejelasan nilai berkenaan
dengan perasaan dan sikap
Ranah
Psikomotorik
Pendidikan ketrampilan
dengan sengaja
Kejelasan kecekatan
psikomotorik dengan gerak
29. PROSES PENGELOLAAN PESAN
Pengolahan Pesan Secara Deduktif.
1. Pembelajar mengemukakan generalisasi
2. Penjelasan berkenaan dengan konsep-
konsep
3. Pencarian data yang dilakukan pebelajar.
4. Pengumpulan data tersebut berguna untuk
menguji kebenaran generalisasi.
30. PROSES PENGELOLAAN PESAN
Pengolahan Pesan Secara Induktif.
1. Fakta atau peristiwa khusus
2. Penyusunan konsep berdasarkan fakta-fakta
3. Penyusunan genaralisasi berdasarkan konsep-
konsep, bila sudah ada teori yang benar,
umumnya dirumuskan hipotesis.
4. Terapan generalisasi pada data baru, atau uji
hipotesis,
5. Penarikan kesimpulan.