Fabian mengalami dehidrasi berat akibat diare dan disertai tanda syok. Dia menerima terapi rehidrasi melalui cairan intravena dan larutan rehidrasi oral. Setelah kondisinya stabil, Fabian dipantau secara ketat dan diberikan terapi lanjutan seperti melanjutkan menyusui, suplemen zink, dan instruksi untuk ibu tentang perawatan di rumah.
2. Studi kasus: Fabian
• Fabian, 2 tahun datang ke
klinik dengan riwayat diare
berat selama 4 hari. Riwayat
memuntahkan apa yang
dimakan selama 2 hari.
Letargis dan tidak mampu
untuk minum selama 1 hari
3. Fabian telah membaik 5 (lima) hari yang lalu, namun kemudian dia kembali
mengalami episode diare cair sebanyak 6-8 kali per hari. Ibunya
mengurangi asupan cairan dan menyusui sepanjang anak diare dan ibu
beranggapan hal ini membuat kondisi anak memburuk. Pada hari kedua
anak dibawa ke toko obat di daerah setempat dimana dia membeli obat
sirup yang harus diberikan sebanyak tiga kali sehari dan sebuah paket
larutan rehidrasi oral untuk diberikan sesering mungkin.
Meskipun demikian diarenya tidak mengalami perbaikan. Dia mulai muntah
kembali setelah 2 hari diare. Hari selanjutnya Fabian dibawa ke rumah
sakit kabupaten karena dia menjadi sangat letargis dan tidak mau makan
dan minum. Tidak ada darah atau nanah di feses.
Riwayat
5. • Triase
• Penanganan kegawatdaruratan
• Riwayat perjalanan penyakit dan pemeriksaan
• Pemeriksaan laboratorium, jika diperlukan
• Diagnosis (utama dan sekunder)
• Terapi
• Pengawasan dan perawatan pendukung
• Penilaian ulang
• Rencana pemulangan pasien
Langkah-langkah tata laksana anak sakit
(Rujuk bagan 1, hal. xxi)
6. Langkah-langkah dalam manajemen diare
akut
• Triase
Apakah ada tanda syok atau dehidrasi berat?
• terapi emergensi
Resusitasi apabila tampak tanda syok
• Riwayat penyakit dan pemeriksaan
Mengenali kondisi terkait dengan penyakit
• Pemeriksaan laboratorium
Na+, K+, asam basa (jika diperlukan)
• Diagnosis (utama dan sekunder)
• Terapi
Rehidrasi, melanjutkan menyusui, suplemen besi
• Monitoring dan perawatan pendukung/ penilaian ulang
• Rencana pemulangan pasien
7. Apa tanda kegawatdaruratan (bahaya)
dan tanda prioritas (penting) berdasar
riwayat penyakit dan ilustrasi gambar?
8. Triase
Tanda kegawat daruratan
(Rujuk: hal. 2)
• Sumbatan jalan napas
• Distres pernapasan berat
• Tanda-tanda syok
• Koma
• Kejang
• Dehidrasi berat
Tanda prioritas (Rujuk: hal.
3)
• Gizi buruk
• Edema kedua punggung
kaki
• Telapak tangan pucat
• Bayi kecil < 2 bulan
• Letargi
• Mudah marah dan gelisah
• Luka bakar luas
• Adanya distres pernapasan
• Rujukan segera
9. Triase
Tanda kegawat daruratan
(Rujuk: hal. 2)
• Obstruksi jalan napas
• Distres pernafasan berat
• Tanda Syok
• Koma
• Kejang
• Dehidrasi berat
Tanda prioritas (Rujuk: hal.
3)
• Gizi buruk
• Edema kedua punggung
kaki
• Telapak tangan pucat
• Bayi kecil < 2 bulan
• Letargis
• Mudah marah dan gelisah
• Luka bakar luas
• Adanya distres pernapasan
• Rujukan segera
10. Triase
• Penilaian cepat status hidrasi dan pengenalan dehidrasi
berat (Rujuk hal. 135):
• Letargis atau tidak sadar
• Mata cekung
• Cubitan perut kembali sangat lambat
• Tidak mampu untuk minum
Nadi brakhialis, atau femoral yang lemah dan waktu pengisian kapiler
yang lambat pada anak disebut sebagai Syok.
13. Fabian mengalami takipnea dengan napas dalam lambat. Dia tampak
lemah dan sakit, terkulai dan tampak tidak waspada dan atau tidak
berespon atau tidak berinteraksi saat namanya dipanggil
Temp: 37.2° C, nadi 145/min, Respirasi 50/min, TD 88/45 mmHg,
berat 11 kg
Waktu pengisian kapiler: 3-4 detik
Nadi: Lemah dan thready
Mulut: Membran mukosa kering
Mata: Cekung, kering, tidak ada air mata
Kulit: Turgor kulit menurun (cubitan kulit kembali berlangsung
lambat/sangat lambat)
Dada: Napas cepat. Udara masuk ke dalam rongga paru kanan dan
kiri dengan baik, tidak ada suara tambahan
Abdomen: Scaphoid, lunak, suara perut aktif dan tidak ada
organomegali
Neurologi: Letargis, terkulai, tidak tampak kaku kuduk dan tanda
fokal lainnya
Pemeriksaan
15. Terapi emergensi
• Cairan intravena harus diberikan untuk anak dengan
tanda syok (Rujuk hal. 14, Bagan 7):
– Cairan yang direkomendasikan: Ringer Laktat
(Hartmann’s) atau NaCl 0,9 %
– Mulai pemberian larutan rehidrasi oral melalui NGT
jika ada kesulitan pemberian cairan melalui intravena
– Jangan menggunakan glukosa 5% sebagai terapi
tunggal atau larutan yang hanya mengandung NaCl
0,18%
Jika anak dapat minum berikan larutan rehidrasi oral atau
per NGT (bila tidak dapat minum) untuk anak dengan
dehidrasi berat sambil menunggu pemasangan infus
16. Terapi cairan intravena pada syok
• Pada kondisi syok,berikan 20 ml/kg bb dengan tetesan cepat
• Penilaian ulang status nadi dan waktu pengisian kapiler
• Pada malnutrisi berat secara umum berikan cairan 15 ml/kg
bb dalam 1 jam
(Rujuk Bagan 8, hal. 15)
17. Jika akses vena perifer tidak dapat
ditemukan..
Jarum intraosseus
Intraosseus menggunakan
jarum spinal (Rujuk hal.
336)
Akses vena femoralis (Rujuk hal.
339)
19. Ringkasan penggunaan cairan pada
dehidrasi berat
• Pada 4-6 jam pertama berikan 100 ml/kgBB larutan atau NG
ORS seperti terlampir dalam tabel dibawah
• Berikan cairan oral sesegera mungkin saat anak sudah mampu
untuk minumS
• Melanjutkan menyusui
(Rujuk hal. 136)
21. Pengawasan kondisi
• Lakukan penilaian ulang tiap 15 menit hingga teraba denyut
nadi radialis kuat dan tekanan darah normal
• Lakukan penilaian ulang cubitan pada kulit, waktu pengisian
kapiler, tingkat kesadaran, kemampuan untuk minum – tiap
jam
• Apabila setelah 4 jam anak tampak:
Masih dehidrasi berat?
Membaik namun
masih dehidrasi?
Tidak dehidrasi
Ulangi infus
intravena
Larutan rehidrasi
oral selama 4 jam
Rencana tata
laksana diare
dirumah
(Rujuk hal. 137, Bagan 14 & 15)
22. Terapi lanjutan
• Melanjutkan menyusui
• Tablet Zinc 10 mg per hari jika usia anak <6 bulan, Zinc 20
mg per hari jika usia anak > 6 bulan selama 10 – 14 hari
(mengurangi tingkat keparahan atau diare memanjang)
(Rujuk hal. 144)
• Kontrol infeksi: metode mencuci tangan di rumah sakit
(hand-washing)
• Terapi antibiotik -jarang diperlukan-. Hanya untuk:
Disentri (terutama Shigella)
Kolera
Neonatal dengan diare dan demam Neonates
Distensi abdomen berat (misal. gut sepsis)
• Agen anti diare
Tidak diperlukan dan seringkali berbahaya
23. Ringkasan
• Fabian mengalami diare dengan tanda tanda dehidrasi berat dan
syok (denyut nadi dan jantung cepat, sangat letargis, waktu
pengisian kapiler yang memanjang antara 3-4 detik). Dia segera
direhidrasi dengan cairan intravena yang dilanjutkan dengan
larutan rehidrasi oral. Fabian dipulangkan ketika dia sadar, mampu
untuk makan dan minum, dan mempunyai frekuensi diare berulang
yang jauh menurun. Pada saat keluar dari rumah sakit, ibu sang
anak, Sumarni telah diberikan bimbingan mengenai bagaimana
memberikan cairan tambahan, melanjutkan menyusui dan kembali
ke rumah sakit untuk tindak lanjut. Dia juga diberikan sebuah kartu
ibu (rujuk halaman 316) yang berisi informasi ini. Ibu juga diberikan
dua paket larutan rehidrasi oral untuk dibawa pulang ke rumah,
dan telah dijelaskan bagaimana untuk mempersiapkan dan
memberikan fabian larutan rehidrasi oral [(Rujuk halaman 145
(rencana terapi A pengobatan diare ), bab 5.2.3].