Modul ini membahas tentang pemberian pelayanan tindak lanjut untuk berbagai kondisi kesehatan anak, seperti pneumonia, diare persisten, disentri, malaria, campak dengan komplikasi mata dan mulut, masalah pemberian makan, anak kurus, dan anemia. Modul ini memberikan pedoman lengkap tentang penilaian dan tindakan yang harus dilakukan selama kunjungan ulang untuk masing-masing kondisi tersebut.
1. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
1
Manajemen Terpadu
Balita Sakit
MODUL
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Jakarta 2015
DWI ESTUNING RAHAYU
SUGIJATI
Australia Indonesia Partnership for
Health System Strengthening
(AIPHSS)
SEMESTER 7
KONSELING BAGI IBU DAN PEMBERIAN
PELAYANAN TINDAK LANJUT
KEGIATAN BELAJAR 2
Pemberian Pelayanan Tindak Lanjut
2. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
2
Setelah selesai pembelajaran diharapkan anda dapat menjelaskan tentang pemberian pelayanan
tindak lanjut
Pada akhir pembelajaran anda dapat menjelaskan tentang pemberian pelayanan tindak lanjut
mencakup:
1. Pnemonia
2. Diare persisten
3. Disentri 4.Malaria
4. Campak dengan komplikasi pada mata dan atau mulut
5. Infeksi telinga
6. Masalah pemberian makan
7. Anak kurus
8. Anemia
1. Pnemonia
2. Diare persisten
3. Disentri
4. Malaria
5. Campak dengan komplikasi pada mata dan/atau mulut
6. Infeksi telinga
7. Masalah pemberian makan
8. Anak kurus
9. Anemia
Kegiatan
Belajar 2 Pemberian Pelayanan Tindak Lanjut
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Khusus
Pokok - Pokok Materi
3. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
3
Pada pemberian pelayanan tindak lanjut anda akan mempelajari tentang pnemonia
,disentri,diare persisten,malaria,campak dengan komplikasi pada mata dan atau mulut,masalah
pemberian makan,anak kurus dan anemia,selamat membaca,kemudian direnungkan dan
dilaksanakan,semoga berhasil.
A. KUNJUNGAN ULANG UNTUK PNEUMONIA
Setiap anak dengan PNEUMONIA harus kembali ke petugas kesehatan setelah 2 hari untuk
kunjungan ulang. Ikuti petunjuk dalam Buku Bagan.
PNEUMONIA
Sesudah 2 hari:
Tanyakan :
• Apakah nafsu makan anak membaik?
• Apakah napas lebih lambat?
Periksa :
• Tanda bahaya umum.
• Lakukan penilaian untuk batuk atau sukar bernapas
Tindakan :
• Jika ada tanda bahaya umum atau tarikan dinding dada kedalam beri
1 dosis antibiotik pra rujukan. Selanjutnya RUJUK SEGERA.
• Jika frekuensi napas atau nafsu makan anak tidak
menunjukkanperbaikan, gantilah dengan antibiotik pilihan kedua dan
anjurkan ibu untuk kembali 2 hari, atau RUJUK jika anak menderita
campak dalam 3 bulan terakhir.
• Jika napas melambat dan nafsu makan membaik ,lanjutkan
pemberian antibiotik hingga seluruhnya 3 hari.
1. Jika frekuensi napas, atau nafsu makan tidak membaik, beri antibiotik pilihan kedua
untuk pneumonia. Sebelum anda memberi antibiotik pilihan kedua, tanya ibu apakah
anak minum antibiotiknya selama 2 hari terakhir.
a. Jika anak tidak minum antibiotik, atau dosis yang diberikan terlalu rendah atau terlalu
jarang, obati lagi dengan antibiotik yang sama. Beri satu dosis di depan petugas kesehatan
Uraian
Materi
4. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
4
dan cek apakah ibu tahu cara memberi obat di rumah. Bantu ibu untuk mengatasi
masalahnya seperti membujuk anak untuk minum obat jika anak menolak.
b. Jika anak telah mendapat antibiotik dengan benar namun tidak membaik, ganti dengan
antibiotik pilihan kedua untuk pneumonia. Beri untuk 3 hari. Misalnya:
• Bila anak sudah mendapat kotrimoksazol, ganti dengan amoksisilin.
• Bila anak sudah mendapat amoksisilin, ganti dengan kotrimoksazol. Beri dosis pertama
antibiotik di klinik. Ajari ibu cara memberi obat di rumah. Ibu diminta untuk membawa
anak kembali dalam waktu 2 hari.
c. Jika anak telah mendapat antibiotik dan saudara tidak punya antibiotik lain yang sesuai,
rujuk anak ke rumah sakit. Jika anak dengan pneumonia, juga menderita campak dalam
3 bulan terakhir, rujuk anak ke rumah sakit.
2. Jika anak harus melanjutkan pengobatan antibiotik hingga seluruhnya 3 hari, pastikan ibu
mengerti pentingnya menghabiskan obat tersebut walaupun keadaan anak membaik.
B. KUNJUNGAN ULANG DIARE PERSISTEN
Jika anak dengan DIARE PERSISTEN kembali untuk kunjungan ulang setelah 5 hari, ikuti
petunjuk-petunjuk berikut ini:
DIARE PERSISTEN
Sesudah 5 hari:
Tanyakan:
• Apakah diare sudah berhenti?
Tindakan:
• Jika diare belum berhenti, lakukan penilaian ulang lengkap.
Beripengobatan yang sesuai, selanjutnya RUJUK. Jika diare persisten
berkelanjutan, pikirkan penyebab lain, misalnya: HIV/AIDS.
• Jika diare sudah berhenti, nasihati Ibu untuk menerapkan anjuran
makan untuk anak sehat maupun sakit sesuai dengan kelompok
umur.
C. KUNJUNGAN ULANG DISENTERI
Setiap anak yang diklasifikasikan sebagai DISENTERI kembali ke petugas kesehatan untuk
kunjungan ulang setelah 2 hari, ikuti petunjuk berikut ini:
5. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
5
DIARE PERSISTEN
Sesudah 2 hari :
Tanyakan :
• Apakah beraknya berkurang?
• Apakah jumlah darah dalam tinja berkurang?
• Apakah nafsu makan anak membaik?
Periksa : untuk diare (lihat bagan Penilaian dan Klasifikasi)
Tindakan :
• Jika anak mengalami dehidrasi, atasi dehidrasi.
• Jika frekuensi berak, jumlah darah dalam tinja atau nafsu makan
tetap atau memburuk: Ganti dengan antibiotik oral pilihan
kedua untuk Shigela.
• Beri untuk 5 hari. Anjurkan ibu untuk kembali dalam 2 hari.
• Jika 2 hari pemberian antibiotika pilihan ke 2 tidak membaik,
ganti metronidazol, tanpa pemeriksaan laboratorium
sebelumnya.
Jika anak:
• Berumur kurang dari 12 bulan atau
• Mengalami dehidrasi pada kunjungan pertama atau
• Menderita campak dalam 3 bulan terakhir RUJUK
• Jika beraknya berkurang, jumlah darah dalam tinja berkurang
dan nafsu makan membaik, lanjutkan pemberian antibiotik yang
sama hingga selesai.
Jika anak dengan disenteri belum menunjukkan perbaikan setelah diobati dengan antibiotik
pilihan kedua selama 2 hari, mungkin anak menderita amubiasis, obati dengan metronidazol
(jika tersedia) atau rujuk. Kepastian diagnosis amubiasis hanya bisa dilakukan apabila trophozoite
dari E. histolytica yang berisi sel-sel darah merah terlihat dalam sediaan tinja segar.
D. MALARIA (Daerah Risiko Tinggi atau Resiko Rendah)
Jika tetap demam setelah minum obat anti malaria 3 hari berturut-Periksa:lakukan penilaian
ulang untuk malaria dan cari penyebab .lain dari demam
Tindakan: * jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai PENYAKIT BERAT
DENGAN DEMAM
*Jika ada PENYEBAB LAIN DARI DEMAM selain malaria,beri pengobatan.Bila satu-
satunya penyebab demam periksa sediaan darah.
*Jika positip falsifarum,vivax atau ada infeksi campuran (mixed),beri obat anti
RUJUK
6. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
6
malaria oral pilihan obat kedua.Jika tetap demam dng pengobatan,RUJUK.
*Jika anak tetap demam > 7hari,RUJUK untuk pemeriksaan lebih lanjut.
1. KUNJUNGAN ULANG UNTUK DEMAM: BUKAN MALARIA (Daerah Tanpa Risiko Malaria
dan Tidak ada kunjungan kedaerah dengan Risiko Malaria)
DEMAM : BUKAN MALARIA
(Daerah Tanpa Risiko Malaria dan tidak ada kunjungan ke
daerah dengan risiko malaria)
Setelah 2 hari :
Periksa :
• Lakukan penilaian untuk demam
• Cari penyebab lain dari demam.
Tindakan :
• Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk, perlakukan sebagai
PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.
• Jika ada penyebab lain dari demam, beri pengobatan.
• Jika tidak diketahui penyebab demam, anjurkan ibu kembali dalam
2 hari jika tetap demam.
• Pastikan anak mendapat tambahan cairan dan mau makan
• Jika anak tetap demam > 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan
E. KUNJUNGAN ULANG CAMPAK DENGAN KOMPLIKASi PADA MATA ATAU MULUT
Jika anak mempunyai klasifikasi CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN/ATAU
MULUT kembali untuk kunjungan ulang setelah 2 hari, ikuti petunjuk berikut:
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN / ATAU MULUT
Setelah 2 hari :
Periksa :
• Apakah matanya merah dan bernanah.
• Apakah ada luka di mulut. Cium bau mulutnya.
Tindakan :
• Pengobatan infeksi mata
»» Jika mata masih bernanah, ibu diminta untuk menjelaskan cara
mengobati
»» infeksi mata anaknya. Jika sudah betul, rujuk. Jika belum betul ajari
ibu cara mengobati dengan benar.
»» Jika mata tidak bernanah tapi masih tampak merah, lanjutkan
pengobatan.
»» Jika mata tidak bernanah dan tidak merah, hentikan pengobatan,
puji ibu.
7. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
7
»» Pengobatan luka di mulut
»» Jika luka di mulut makin memburuk atau tercium bau busuk dari
mulutnya, RUJUK.
»» Jika luka di mulut tetap atau membaik, lanjutkan pengobatan
dengan gentian violet 0,25 % hingga seluruhnya 5 hari.
1. Minta penjelasan dari ibu tentang cara ia mengobati infeksi mata anak. Tanyakan dan
lihat (jika ibu membawa salep mata), apakah salep tersebut telah dipakai. Mungkin ada
masalah dalam pemberian salep, sehingga ia tidak memberikan pengobatan dengan tepat.
Sebagai contoh, ia tidak mengobati mata 3 kali sehari atau ia tidak membersihkan mata
terlebih dahulu sebelum memberi salep atau anak tidak mau matanya diberi salep. Jika
ibu telah mengobati infeksi mata dengan benar selama 2 hari dan mata masih bernanah,
rujuk anak. Beritahu ibu untuk kembali lagi jika mata tidak membaik. Tetapi jika saudara
tidak yakin ibu dapat mengobati mata dengan baik, usahakan agar anak dapat diobati
oleh petugas kesehatan setiap hari atau rujuk anak.
2. Jika luka di mulut makin memburuk atau tercium bau busuk dari mulutnya, rujuk anak.
Masalah pada mulut mengakibatkan anak tidak dapat makan dan minum dan keadaannya
semakin buruk. Bau yang sangat busuk dari mulut berarti ada infeksi yang serius. Masalah
pada mulut penderita campak dapat menimbulkan komplikasi berupa luka atau bercak
putih di mulut (thrush) atau herpes.
3. Ibu harus melanjutkan pemberian makan yang sesuai untuk memperbaiki kehilangan
berat badan anak selama sakit dan mencegah kekurangan gizi. Bicarakan dengan ibu
kapan mencari pertolongan dan cara memberi makan anak seperti yang dijelaskan pada
bagan KARTU NASIHAT IBU dan BUKU KIA. Beritahu ibu bahwa perhatian pada pemberian
makan sangat penting untuk anak yang menderita campak sebab mereka mempunyai
risiko tinggi kekurangan gizi. Penderita campak mengalami penurunan kekebalan selama
beberapa bulan, sehingga mempunyai risiko untuk mendapat komplikasi atau masalah
baru. Oleh karena itu, ibu perlu mewaspadai timbulnya tandatanda komplikasi/ masalah
baru dan mengetahui kapan harus kembali ke petugas kesehatan.
8. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
8
F. KUNJUNGAN ULANG UNTUK MUNGKIN DEMAM BERDARAH DENGUE DAN DEMAM
:MUNGKIN BUKAN DEMAM BERDARAH DENGUE
Jika anak yang diklasifikasikan sebagai: Mungkin Demam Berdarah Dengue atau Demam:
Mungkin bukan Demam Berdarah Dengue kembali untuk tindak lanjut karena tetap demam,
ikuti petunjuk berikut ini.
MUNGKIN DEMAM BERDARAH DENGUE
DEMAM:MUNGKIN BUKAN DEMAM BERDARAH DENGUE
Sesudah 1 hari (untuk klasifikasi Mungkin DBD), atau
Sesudah 2 hari (untuk klasifikasi Demam: Mungkin Bukan DBD)
Periksa :
• Lakukan penilaian ulang untuk demam, jika tetap demam.
• Cari penyebab lain dari demam.
Tindakan :
• Jika ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk perlakukan
sebagai PENYAKIT BERAT DENGAN DEMAM.
• Jika ada penyebab lain dari demam selain DBD, beri pengobatan
• Jika ada tanda-tanda DBD, perlakukan sebagai DBD
• Jika tetap demam > 7 hari, RUJUK untuk pemeriksaan lanjutan.
G. CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN ATAU MULUT
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN ATAU MULUT
Sesudah 2 hari
Periksa :
• Lakukan penilaian
• Periksa mata, apakah bernanah, apakah nanah
bertambah banyak?
• Periksa pusar, apakah merah/ keluar nanah? Apakah
merah meluas?
• Periksa apakah ada luka di mulut?.
Tindakan :
• Jika menetap atau bertambah parah, RUJUK SEGERA.
• Jika membaik,
»» Untuk luka dimulut tetap atau membaik lanjutkan pengobatan
dengan 0,25% gentian violet hingga seluruhnya 5 hari..
»» Untuk mata bernanah, lanjutkan obat tetes/salep mata
sampai nanah hilang,jika tidak bernanah dan tidak merah
hentikan pengobatan dan pujilah ibu.
9. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
9
H. INFEKSI TELINGA
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN ATAU MULUT
Sesudah 2 hari untuk infeksi telinga akut atau
sesudah 5 hari untuk infeksi telinga kronis.
Periksa :
• Lakukan penilaian ulang masalah telinga
• Ukur suhu tubuh anak
Tindakan :
• Jika ada pembengkakan yang nyeri dibelakang telinga atau demam
tingg(suhu.>38,5 C)rujuk segera
• Infeksi telinga akut: jika masih ada nyeri atau keluar nanah,obati
antibiotik selama 5 hari lanjutkan dengan mengeringkan telinga.
kunjungan ulang 5 hari lagi.
• Infeksi telinga kronis: perhatikan cara ibumengeringkan dengan
benar dan anjurkan dilanjutkan.
• Jika tidak ada lagi nyeri telinga atau tidak keluar nanah,pujilah ibu;
infeksi telinga akut-teruskan antibiotik oral sampai 5 hari sedangkan
infeksi telinga kronis lanjutkan tetes telinga sampai l4 hari
• Jika infeksi telinga berulang(3x dalam 6 bulan),RUJUK untuk penilaian
fungsi pendengaran
I. ANAK KURUS
ANAK KURUS
Sesudah 14
Periksa :
• lakukan penilaian lengkap.
• Tetapkan apakah berat badan menurut umur masih rendah?
• Lakukan penilaian cara menyusui.
• Lakukan penilaian ulang cara pemberian makan
Tindakan :
• Lakukan tindakan / pengobatan sesuai klasifikasi yang ditemukan,jika
berat badan menurut panjang/tinggi badan sudah berada>-2SD
pujilah ibu dan bangkitkan semangatnya untuk pemberian makan.
• .Jika berat badan menurut panjang/tinggi badan masih berada antara
– 3 SD dan -2SD: nasehati ibu untuk setiap masalah pemberian
makan yang dijumpai dan anjurkan anak kembali setiap bulan sampai
makannya membaik dan berat badan menurut tinggi/panjang badan
> - 2SD.
• Perhatian: Jika Anda tidak yakin akan ada perbaikan dalam cara
pemberian makan,atau berat anak terus turun,RUJUK (pikirkanTBC
atau HIV)
10. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
10
J. MASALAH PEMBERIAN MAKAN
CAMPAK DENGAN KOMPLIKASI PADA MATA DAN ATAU MULUT
Sesudah 5 hari untuk infeksi telinga kronis.
Tanya:
• Nasalah pemberian makan yang ditemukan saat kunjungan pertama
Periksa :
• lakukan penilaian ulang cara pemberian makan.
Tindakan :
• Nasehati ibu tentang pemberian makan,Jika anda menginginkan ada
perubahan maka ibu disuruh kembali 5 hari lagi.dan mendapatkan
konseling gizi.
• Jika anak masih kurus,kembali 4 minggu sesudah kunjungan pertama
untuk mengetahui penambahan berat badan
K. ANEMIA
ANEMIA
Sesudah 4 Minggu
Tindakan :
• Beri zat besi untuk 4 minggu berikutnya. Nasehati untuk kembali
4 minggu kemudian.
• Jika anak masih agak pucat sesudah 8 minggu.RUJUK untuk
pemeriksaan lebih lanjut.
• Jika sesudah 8 minggu,telapak tangan tidak pucat,tidak ada
pengobatan tambahan.thrush menetap dan/atau bayi tidak
mau menyusu dengan baik, kunjungan ulang 2 hari.
=
11. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
11
Rangkuman
Terimakasih anda sudah sampai rangkuman,semoga tetap semangat dalam memahami
modul ini,banyak sekali yang dibahas dan ini membutuhkan kecermatan dalam berfikir karena
banyak menyangkut penyakit balita sakit,saya yakin anda mempunyai bekal pengalaman yang
cukup beragam sehingga memudahkan anda dalam mempelajari modul ini.
Pelayanan tindak lanjut diberikan bila kunjungan pertama atau kunjungan ulang dilakukan
penilaian, klasifikasi dan pengambilan belum / tidak ada kemajuan dalam penyembuhan balita
sakit dengan waktu tertentu
Pelayanan tindak lanjut dibutuhkan pengawasan yang cermat dan perawatan yang baik
karena merupakan rujukan dari balita sakit yang sebelumnya sudah mendapatkan perawatan
Tenaga kesehatan khususnya bidan hendaknya menguasai pelayanan tindaklanjut secara naksimal
yang meliputi infeksi bakteri lokal, ikterus, diare dehidrasi ringan /sedang, diare tanpa dehidrasi,
berat badan rendah menurut umur, masalah pemberian ASI dan luka atau bercak dimulut.
Pesan untuk saudara jika masih diperlukan kunjungan ulang berdasarkan kunjungan pertama
atau kunjungan saat ini nasihati ibu untuk kunjungan berikutnya,nasehati ibu tentang kapan
harus kembali segera.
12. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
12
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memilih salah satu jawaban yang paling
benar.
1. Bila ada tanda rubar, dalar, kalar, functio lalsa merupakan tanda:
a. Infeksi
b. Infeksi bakteri lahal
c. Kejang demam
d. Diare dehidrasi sedang
e. Mastitis
2. Menggil, kadar billirubin didalam jaringan ekstra vaskuler sehingga kulit konjungtiva,
mukosa dan alat tubuh lainnya berwarna kuning disebut:
a. Ikterus
b. Ikterus Neonatus
c. Ikterus Fisiologis
d. Ikterus Patologis
e. Penyakit hati
3. Karena frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan lebih dari 3 kali pada
anak, konsistensi encer pada fesesnya disebut:
a. Malabsorbsi
b. Diare
c. Dehidrasi
d. Renjatan
e. Hypoglikemik
4. Tanda-tanda bayi kurang ASI adalah:
a. BB dan Panjang bayi menunjukkan perkembangan sesuai usia bayi
b. Bayi murung, rewel-menangis
c. Bayi mengompol sampai 6 kali/hari
d. Pertumbuhan motorik sesuai usia bayi
e. BB Stabil atau naik secara bertahap
Evaluasi
Formatif
13. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
135. Tindakan yang dapat dilakukan agar bayi dalam minum ASI-nya lebih banyak adalah:
a. Puting susu kersis
b. Pijat bayi
c. Suplement bayi
d. Teknik & posisi menyusu benar
14. Modul Pendidikan Jarak Jauh Pendidikan Tinggi Kesehatan
14
Tugas
Mandiri
Buat bagan tentang 1 x pelayanan tindak lanjut sampai dengan rujuk segera. Tugas dikumpulkan
1 minggu setelah akhir pembelajaran
15. Modul Pendidikan Jarak Jauh Jenjang Diploma 3 Program Studi Kebidanan
15
Hak Cipta Kementrian Republik Indonesia Bekerjasama Dengan
Australia Indonesia for Health System Strengthening (AIPHSS)
2015