Dokumen tersebut membahas dua metode kebidanan yaitu berendam dan pelvic rocking. Berendam dapat mengurangi rasa nyeri dan telah digunakan sejak zaman kuno. Pelvic rocking membantu relaksasi otot panggul dan mempersingkat persalinan dengan menambah ukuran rongga panggul. Kedua metode ini efektif untuk mengurangi nyeri selama persalinan.
3. Berendam (Hidroterapi)
Hidroterapi merupakan salah satu metode
yang efektif dalam mengurangi rasa nyeri
dan dapat dilakukan dengan mudah.
Istilah hidroterapi sendiri baru ada sekitar
abad ke 19. Namun air telah dimanfaatkan sebagai
bagian dari metode penyembuhan sejak beberapa
abad yang silam. Di zaman Yunani air dipercaya
memiliki kekuatan penyembuhan dan di zaman
keemasan Romawi telah memanfaatkan kolam air
yang luas sebagai bagian kehidupan sehari-hari
untuk kesehatan.
4. Pada Hidroterapi ada beberapa reflek yang saling
berhubungan antara tempat kompres dan organ yang
dipengaruhinya. Beberapa diantaranya :
• Kulit di telapak kaki dan tangan berhubungan dengan sirkulasi di
kepala, dada dan organ di panggul ( seperti kandung kemih,
organ reproduksi, prostat ).
• Kulit di bagian dada sebelah bawah berhubungan dengan ginjal.
• Kulit di muka berhubungan dengan pembuluh darah di kepala.
• Kulit di dasar leher belakang berhubungan dengan mukosa
hidung (hal ini yang menyebabkan kenapa kompres dingin di
leher dapat menghentikan hidung yang berair).
5. Pada pengobatan hidroterapi , temperatur
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu :
• Panas : 36-40°C
• Hangat : 34-36°C
• Hangat kuku/suam : 26-33°C
• Sejuk : 18-26°C
• Dingin : 12-18°C
6.
7. Pelvic rocking
Pengertian :
Menurut Theresa Jamieson tahun 2004
mengatakan bahwa pelvic rocking merupakan
cara yang efektif untuk bersantai bagi tubuh
bagian bawah khususnya daerah panggul.
Teknik ini sering disarankan selama persalinan
untuk meningkatkan relaksasi dan
memungkinkan gaya gravitasi untuk
membantu perjalanan bayi melalui jalan lahir.
8. Manfaat Pelvic rocking
• Goyang panggul memperkuat otot-otot
perut dan punggung bawah.
• Mengurangi tekanan pada pembuluh darah
di daerah sekitar rahim dan tekanan di
kandung kemih ibu.
• Membantu ibu bersantai.
• Meningkatkan proses pencernaan.
• Membantu mempersingkat proses
persalinan
9. lanjutan
• Membantu ibu merasa nyaman saat
persalinan.
• Membuat bidang panggul lebih luas sehingga
membantu penurunan bagian terendah janin.
• Membantu ibu dalam posisi tegak sehingga
janin cepat turun.
• Mengurangi keluhan nyeri di daerah pinggang,
inguinal, vagina dan daerah sekitarnya.
11. Menurut Theresa Jamieson pada tahun 2004 langkah-langkah
metode pelvic rocking antara lain :
Ibu berdiri dengan posisi kaki melebar dan telapak tangan
menempel pada bagian-bagian paha bagian atas.
Melakukan teknik relaksasi seperti tarik nafas lewat hidung
dan mengeluarkan gas CO2 melewati mulut sebanyak 3 kali.
Memutar panggul ke arah kanan sebanyak 5 kali bersamaan
dengan pengencangan perut bagian bawah (otor transfersus
abdomen)
Beristirahat dengan posisi rileks selama 9 hitungan.
Memutar panggul ke arah kiri sebanyak 5 kali bersamaan
dengan pengencangan perut bagian bawah (otot transfersus
abdomen)
Ulangi langkah-langkah tersebut selama minimal 5 menit
dalam sehari.
12.
13. Keterkaitan metode pelvic rocking terhadap
persalinan
Metode pelvic rocking menambah ukuran
rongga pelvis merupakan pendapat dari Jennifer
Vanderiaan pada bukunya The Christian childbirt
handbook pada tahun 2008. Penambahan ukuran
rongga panggul ini terjadi karena pada saat
melakukan teknik pelvic rocking ibu hamil menjadi
rileks dan melatih otot-otot polos yang terdapat di
dalam rongga panggul. Telah disebutkan bahwa
ligamentum sakrotuberosum dan ligamentum
sakrospinosum yang terlentang dari bagian lateral
sakrum dan koksigis menuju spina iskiadika
mempengaruhi persendian pada tulang panggul.
14. Teknik pelvic rocking dapat mengelastiskan
ligamentum dan otot pelvis terkait dengan sifat-sifat
otot polos antara lain
a) Kontraktilitas
b) Eksitabilitas
c) Ekstensibilitas
d) Elastisitas
15. Pentingnya tekanan intraabdominal pada
ekspulsi janin paling jelas terlihat pada persalinan
perempuan yang menderita paraplegi. Perempuan
seperti ini tidak menderita nyeri, meskipun uterus
mungkin berkontraksi kuat sekali. Dilatasi serviks
yang sebagian besar adalah hasil dari kontraksi uterus
yang bekerja pada serviks yang melunak berlangsung
secara normal, tetapi ekspulsi bayi terlaksana dengan
lebih mudah kalau ibu diminta mengejan dan dapat
melaksanakan perintah tersebut selama terjadi
kontraksi uterus.