SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
RESUME ASUHAN KEPERAWATAN
DENGAN KASUS “Bronkhitis alergika.”POLI UMUM
PUSKESMAS TEMINDUNG
Nama :
NIP :
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
a. Biodata
Nama :
Tempat tanggal lahir :
Usia :
Jenis kelamin : .
Nama ayah/ ibu :
Pendidikan ayah/ ibu :
Agama :
Suku bangsa :
Alamat :
No. Register :
Tanggal Pengkajian :
Diagnosa medis : Bronkhitis alergika.
b. Keluhan utama
Ibu mengungkapkan An. sejak makan semangka batuk terus menerus selama 2 hari, bila
untuk lari anak merasa sesak.
c. Riwayat penyakit sekarang
2 hari sebelum kunjungan ke Poli Umum, klien makan semangka. + ½ jam setelah klien
makan semangka klien batuk-batuk, diserta dengan riak dan rasa sesak. Sesak bertambah
berat saat anak lari-lari. Kemudian oleh ibu anak dibawa ke Poli Umum PKM Temindung.
d. Riwayat penyakit dahulu
Klien menderita alergi sejak usia 10 bulan dengan keluhan batuk disertai dengan sesak
kemudian berobat dan sembuh. Pada usia anak 2 tahun kambuh lagi kemudian klien periksa
dan rutin kontrol selama + ½ tahun. Pada usia 10 tahun kambuh lagi setelah memakan buah
melon. Klien bisa memenuhi kebutuhan tidurnya, ibu mengungkapkan sulit mengontrol
makanan yang dikonsumsi anakanya terutama buah-buahan yang dapat menyebabkan alergi.
e. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengungkapkan bahwa ayah klien alergi terhadap debu rumah dan buah kelengkeng,
tetapi didalam anggota keluarga tidak ada yang menderita asma.
f. Riwayat kehamilan dan persalinan
Klien lahir dengan berat badan lahir 3100 gram, lahir langsung menangis, menurut ibu
klien selama hamil ibu periksa ke bidan praktek. Klien minum ASI sampai usia 6 bulan,
PASI dan bubur susu diberikan sampai anak berusia 5 tahun. Susu yang diberikan adalah
Lactogen.
g. Riwayat imunisasi
Klien telah mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap yaitu: BCG, Polio, DPT, Campak
dan hepatitis.
h. Riwayat nutrisi
Ibu mengungkapkan An. diberikan ASI sampai usia 6 bulan, PASI dimulai pada saat
usia anak mencapai 4 bulan, makanan tambahan berupa bubur susu diberikan pada saat anak
berusia 4 bulan. Pada saat pengkajian BB 34 Kg, TB 140 cm. Ibu mengungkapkan anak sulit
makan selama sakit ini, makanan yang disajikan tidak pernah dihabiskan.
i. Riwayat tumbuh kembang
Pada saat ini anak memasuki masa Industri Vs Inferior. Pada saat ini bersekolah di SD
kelas 5. Selama sekolah ini klien tidak pernah tinggal kelas, anak sering menghias kamarnya.
j. Data Psikososial
Ibu mengungkapkan bertempat tinggal di daerah yang penduduknya padat. Pendapatan
keluarga + 750.000,-/ bulan.
k. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Anak duduk di meja pemeriksaan kesadaran compomentis, anak tampak batuk-batuk,
tampak agak sesak, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92 x/mnt, suhu 37OC, pernafasan
26 x/mnt teratur.
2) Kepala dan leher
 Kepala berbentuk simetris, rambut bersih, hitam dan penyebarannya merata, terpotong
pendek.
 Mata tidak ada anemi, ikterus tidak ada.
 Telinga tidak ada serumen.
 Hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung.
 Mulut bersih, tidak terdapat karies gigi.
 Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar, klien mampu menelan tanpa terasa sakit/
nyeri, tidak ada kaku kuduk.
3) Dada dan thoraks
Pergerakan dada simetris, Wheezing +/+, Ronchi +/+, retraksi otot bantu
pernafasan ringan. Pemeriksaan jantung, ictus cordis terletak di midclavicula sinistra
ICS 4-5, S1S2 tunggal tidak ada bising/ murmur.
4) Abdomen
Bentuk simetris, bising usus + normal 5 x/ mnt, tidak ada nyeri tekan, hepar dan
limpa tidak teraba.
5) Ekstrimitas
Tidak ada kelainan dalam segi bentuk, uji kekuatan otot adalah 5 untuk masing-
masing ekstrimitas, GCS 15. Klien mampu menggerakkan ekstrimitas sesuai dengan
arah gerak sendi.
l. Pemeriksaan penunjang medis Tanggal
DL:
Analisa data
Nama :
Umur : thn
Data Etiologi Masalah
S:
O:
Ibu mengungkapkan anak batuk disertai
riak dengan sesak sejak 2 hari yang lalu.
Pemeriksaan fisik dada :
- Wheezing +/+.
- Rhonci +/+.
- RR 26 x/mnt, teratur.
- Retraksi intercosta ringan.
- Pergerakan dada simetris, irama nafas
teratur.
- TTV :
TD : 100/70 mmHg,
Peningkatan produksi secret Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
N : 92 x/mnt,
S : 37OC,
RR : 26 x/mnt teratur.
S:
O:
- Ibu mengungkapkan sulit mengontrol
makanan yang dimakan oleh anak yang
menjadi sumber alergi.
- Klien menderita alergi sejak 10 bulan
dan kambuh kembali pada usia 2 dan 10
tahun.
- Klien batuk disertai sputum, agak
sesak, RR 26 x/mnt.
- Pemeriksaan Penunjang :
DL:
Hb
Ketidakpatuhan Ketidakefektifan
penatalaksanaan
regimen
pengobatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama :
Umur : thn
No Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan Tanggal Teratasi
1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
berhubungan dengan peningkatan produksi
sekret yang ditandai dengan Ibu
mengungkapkan anak batuk disertai riak
dengan sesak sejak 2 hari yang lalu, Wheezing
+/+, Rhonci +/+, RR 26 x/mnt, teratur, Retraksi
intercosta ringan. TTV : TD: 100/70, N: 92
x/mnt, S: 37OC
-
2 Ketidakefektifan penatalaksanaan regimen
pengobatan berhubungan dengan
ketidakpatuhan yang ditandai dengan Ibu
mengungkapkan sulit mengontrol makanan
yang dimakan oleh anak yang menjadi sumber
alergi
-
RENCANA TINDAKAN
Nama :
Umur : thn
No Dx. Kep Tujuan Kriteria hasil Rencana tindakan Rasional
1. Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
berhubungan
dengan
peningkatan
produksi sekret
Jalan nafas
bersih dan
patent setelah
mendapat
tindakan
keperawatan.
- Pada saat
bernafas tidak
menggunakan
otot-otot bantu.
- frekwensi nafas
dalam batas
normal 15-30
x/mnt.
- suara nafas
bronchovesikule
r.
1. Jelaskan pada
klien dan keluarga
beberapa tindakan
yang dapat
dilakukan untuk
meningkatkan
proses pengeluaran
sekret.
2. Anjurkan
kepada klien dan
keluarga agar
memberikan
minum lebih
banyak dan hangat
kepada klien.
3. Ajarkan pada
keluarga fisioterapi
nafas dan latihan
batuk efektif
4. Lakukan suction
dan nebulizer
1.Pengetahuan yang
memadai
memungkinkan
keluarga dan klien
kooperatif dalam
tindakan perawatan.
2. Peningkatan
hidrasi cairan akan
mengencerkan sekret
sehingga sekret akan
lebih mudah
dikeluarkan.
3. Fisoterapi nafas
melepaskan sekret
dari tempat
perlekatan, postural
drainase
memudahkan
pengaliran sekret,
batuk efektif
mengeluarkan sekret
secara adekuat.
4. Mengeluarkan
2. Ketidakefektifan
penatalaksanaan
regimen
pengobatan
berhubungan
dengan
ketidakpatuhan
Orang tua
menunjukkan
keinginan untuk
berperan aktif
dalam
penatalaksanaan
pengobatan dan
perawatan agar
efektif setelah
mendapat
penjelasan dari
petugas.
- Orang tua
mengetahui
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
timbulnya
alergi.
- Orang tua
mengetahui cara
dan tindakan
yang dilakukan
untuk
menghindari
kontak dengan
alergen.
5. Kolaborasi
dengan tim medis:
1. Berikan
penyuluhan pada
keluarga tentang
bahan-bahan
terutama makanan
yang menjadi
bahan alergen bagi
anak.
2. Diskusikan
dengan keluarga
mengenai alternatif
tindakan yang
mungkin dilakukan
untuk menghindari
kontak dengan
alergen.
3. Berikan positif
reinforcement pada
orang tua dan anak
jika kooperatif.
.
secret
5. Untuk
mempercepat
penyembuhan klien
1. Pengetahuan
yang memadai
memungkinkan klien
dan keluarga
koopertif terhadap
tindakan perawatan.
2. Alternatif cara
yang dipilih oleh
keluarga merupakan
jalan keluar yang
sesuai dengan
keadaan keluarga.
3. Positif
reinforcement
meningkatkan rasa
percaya diri dan
motivasi keluarga
untuk berperan aktif
dalam perawatan
klien
IMPLEMENTASI
Nama : Umur : thn
Tgl/ Pukul No. Dx Pelaksanaan tindakan
1. 1. Menjelaskan kepada ibu bahwa sekret dapat dikeluarkan
dengan batuk, tetapi bila sekret kental akan mempersulit
pengeluaran sekret. Oleh karena itu sekret perlu diencerkan
dengan minum lebih banyak dan hangat, minum obat sesuai dosis
dan tepat waktu.
2. Menganjurkan kepada ibu agar memberikan minum yang
lebih banyak kepada anak dan yang hangat.
3. Mengajarkan kepada ibu dan klien cara batuk efektif yaitu
menghirup nafas dalam 2 kali kemudian dibatukkan dengan keras
sampai riak keluar.
4. Memberikan penjelasan tentang pengobatan (ECD) dan
perawatan klien dirumah.
2. 1. Memberikan penjelasan tentang faktor alergen yang
seharusnya dihindari oleh anak.
2. Mendiskusi dengan keluarga tentang tindakan yang dapat
dilakukan untuk menghindari alergen yaitu:
 Membersihkan rumah.
 Tidak menyajikan makanan yang menjadi sumber alergen.
 Mengganti jenis makanan yang menjadi sumber alergen dengan
makanan yang lain.
 Memotivasi anak agar tidak mengkonsumsi makanan yang
menjadi sumber alergen.
a) Memberikan pujian dan dorongan terhadap rencana tindakan
keluarga yang positif.
b) Mengevaluasi
1. 1. Menganjurkan kepada ibu agar memberikan minum yang
lebih banyak kepada anak dan yang hangat.
2. Mengajarkan kepada ibu dan klien cara batuk efektif yaitu
menghirup nafas dalam 2 kali kemudian dibatukkan dengan keras
sampai riak keluar.
3.
2. 1. Mendiskusi dengan keluarga tentang tindakan yang dapat
dilakukan untuk menghindari alergen yaitu:
 Membersihkan rumah.
 Tidak menyajikan makanan yang menjadi sumber alergen.
 Mengganti jenis makanan yang menjadi sumber alergen dengan
makanan yang lain.
 Memotivasi anak agar tidak mengkonsumsi makanan yang
menjadi sumber alergen.
EVALUASI
Nama :
Umur : thn
No Tanggal Tanggal
1. Subyektif :
Ibu mengungkapkan dapat memahami
penjelasan yang diberikan oleh
petugas tentang tindakan yang
mungkin dilakukan untuk
memudahkan pengeluaran riak.
Obyektif :
- Ibu mampu menjelaskan kembali
apa yang telah dijelaskan petugas
sesuai dengan bahasa ibu sendiri.
- Ibu tampak menganggukkan kepala
saat dijelaskan oleh petugas.
- Batuk (+), Wheezing +/+, ronchi
+/+.
TTV :
Subyektif :
Ibu mengungkapkan dapat memahami
penjelasan yang diberikan oleh petugas
tentang tindakan yang mungkin dilakukan
untuk memudahkan pengeluaran riak.
Obyektif :
- Ibu mampu menjelaskan kembali apa
yang telah dijelaskan petugas sesuai dengan
bahasa ibu sendiri.
- Batuk (+), Wheezing +/+, ronchi +/+.
TTV :
TD : 110/70 mmHg,
N : 90 x/mnt,
S : 36,5OC,
RR : 28 x/mnt teratur.
TD : 100/70 mmHg,
N : 92 x/mnt,
S : 37OC,
RR : 26 x/mnt teratur.
Assesment :
Masalah belum teratasi.
Planning :
Ibu mengerti tentang penjelasan
tentang tindakan untuk membantu
pengeluaran sekret.
Assesment :
Masalah teratasi sebagian
.
Planning :
Ibu mengerti tentang penjelasan tentang
tindakan untuk membantu pengeluaran
sekret.
Kontrol
2. Subyektif :
Ibu mengungkapkan belum begitu
mengerti penjelasan tentang faktor
yang menjadi penyebab batuk batuk
dan sesak pada anaknya dan cara
untuk menghindarinya.
Obyektif :
Ibu dapat menjelaskan kembali
tentang alergen dan usaha untuk
menghindarinya namun belum lancer
Assesment :
Masalah belum teratasi.
Planning :
Berikan health education tentang
allergen kepada keluarga atau ibu
Subyektif :
Ibu mengungkapkan sudah mengerti
penjelasan tentang faktor yang menjadi
penyebab batuk batuk dan sesak pada
anaknya dan cara untuk menghindarinya.
Obyektif :
Ibu dapat menjelaskan kembali tentang
alergen dan usaha untuk menghindarinya.
Assesment :
Masalah teratasi.
Planning :
Rencana perawatan dihentikan, kontrol
dihentikan.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Askep hepatitis
Askep hepatitisAskep hepatitis
Askep hepatitis
 
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asmaAsuhan keperawatan an.m dengan asma
Asuhan keperawatan an.m dengan asma
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Analisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantungAnalisa data gagal jantung
Analisa data gagal jantung
 
Asuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tnAsuhan keperawatan pada tn
Asuhan keperawatan pada tn
 
Asuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan GerontikAsuhan Keperawatan Gerontik
Asuhan Keperawatan Gerontik
 
Askep diare anak
Askep diare anakAskep diare anak
Askep diare anak
 
1. askep thipoid
1. askep  thipoid1. askep  thipoid
1. askep thipoid
 
1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph1. asuhan keperawatan pada bph
1. asuhan keperawatan pada bph
 
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan  tb paruAsuhan keperawatan klien dengan  tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
 
134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi134454836 lp-oksigenasi
134454836 lp-oksigenasi
 
Askep thalasemia
Askep thalasemiaAskep thalasemia
Askep thalasemia
 
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan diabetes mellitus tipe 2
 
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
Gastritis dan Gastroeteritis (Amee)
 
Lk
LkLk
Lk
 
Form askep JIWA
Form askep JIWAForm askep JIWA
Form askep JIWA
 
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
7. asuhan keperawatan pada tonsilitis
 
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetanJawaban mtbs puskesmas prambon wetan
Jawaban mtbs puskesmas prambon wetan
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Askep diare
Askep diareAskep diare
Askep diare
 

Similar to BRONKHITIS

Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.Erlangga Putra
 
Kesimpulan perbaikan lenny
Kesimpulan perbaikan lennyKesimpulan perbaikan lenny
Kesimpulan perbaikan lennyBarkun Milanisti
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demamEka Yuliana
 
Rencana keperawatan keluarga
Rencana keperawatan keluargaRencana keperawatan keluarga
Rencana keperawatan keluargaFuaidah Salimah
 
Manajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis
Manajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologisManajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis
Manajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologisOperator Warnet Vast Raha
 
225902788 case-sindroma-nefrotik
225902788 case-sindroma-nefrotik225902788 case-sindroma-nefrotik
225902788 case-sindroma-nefrotikhomeworkping10
 
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptxPPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptxssuser6a7917
 
ppt anak.pptx
ppt anak.pptxppt anak.pptx
ppt anak.pptxAQGhesTy
 
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Ulyas Rahim
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoidAsuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoidMarito Simanungkalit
 

Similar to BRONKHITIS (20)

Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.Asuhan keperawatan dhf.
Asuhan keperawatan dhf.
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
PEMBEKALAN_UKOM[1].pptx
PEMBEKALAN_UKOM[1].pptxPEMBEKALAN_UKOM[1].pptx
PEMBEKALAN_UKOM[1].pptx
 
REFKAS (2).docx
REFKAS (2).docxREFKAS (2).docx
REFKAS (2).docx
 
Kesimpulan perbaikan lenny
Kesimpulan perbaikan lennyKesimpulan perbaikan lenny
Kesimpulan perbaikan lenny
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Rencana keperawatan keluarga
Rencana keperawatan keluargaRencana keperawatan keluarga
Rencana keperawatan keluarga
 
TB Paru
TB ParuTB Paru
TB Paru
 
Pengkajian morbili kasus AKPER PEMKAB MUNA
Pengkajian morbili kasus AKPER PEMKAB MUNA Pengkajian morbili kasus AKPER PEMKAB MUNA
Pengkajian morbili kasus AKPER PEMKAB MUNA
 
Thypus abdominalis
Thypus abdominalisThypus abdominalis
Thypus abdominalis
 
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
Askep hepatitis AKPER PEMDA MUNA
 
Manajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis
Manajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologisManajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis
Manajemen asuhan kebidanan bayi baru lahir fisiologis
 
Askep tbc pada anak
Askep tbc pada anakAskep tbc pada anak
Askep tbc pada anak
 
Asuhan Keperawatan Anak dengan Asma
Asuhan Keperawatan Anak dengan AsmaAsuhan Keperawatan Anak dengan Asma
Asuhan Keperawatan Anak dengan Asma
 
Pengkajian perawatan anak difteri
Pengkajian  perawatan anak difteriPengkajian  perawatan anak difteri
Pengkajian perawatan anak difteri
 
225902788 case-sindroma-nefrotik
225902788 case-sindroma-nefrotik225902788 case-sindroma-nefrotik
225902788 case-sindroma-nefrotik
 
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptxPPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT  DR. HEKA.pptx
PPT LAPKAS 1 DEMAM REUMATIK AKUT DR. HEKA.pptx
 
ppt anak.pptx
ppt anak.pptxppt anak.pptx
ppt anak.pptx
 
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
Presentasi ca laring dahlia 4 kelompok 17
 
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoidAsuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
Asuhan keperawatan pada pasien dengan demam tifoid
 

BRONKHITIS

  • 1. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS “Bronkhitis alergika.”POLI UMUM PUSKESMAS TEMINDUNG Nama : NIP : A. PENGKAJIAN 1. Identitas Klien a. Biodata Nama : Tempat tanggal lahir : Usia : Jenis kelamin : . Nama ayah/ ibu : Pendidikan ayah/ ibu : Agama : Suku bangsa : Alamat : No. Register : Tanggal Pengkajian : Diagnosa medis : Bronkhitis alergika. b. Keluhan utama Ibu mengungkapkan An. sejak makan semangka batuk terus menerus selama 2 hari, bila untuk lari anak merasa sesak. c. Riwayat penyakit sekarang 2 hari sebelum kunjungan ke Poli Umum, klien makan semangka. + ½ jam setelah klien makan semangka klien batuk-batuk, diserta dengan riak dan rasa sesak. Sesak bertambah berat saat anak lari-lari. Kemudian oleh ibu anak dibawa ke Poli Umum PKM Temindung. d. Riwayat penyakit dahulu Klien menderita alergi sejak usia 10 bulan dengan keluhan batuk disertai dengan sesak kemudian berobat dan sembuh. Pada usia anak 2 tahun kambuh lagi kemudian klien periksa dan rutin kontrol selama + ½ tahun. Pada usia 10 tahun kambuh lagi setelah memakan buah
  • 2. melon. Klien bisa memenuhi kebutuhan tidurnya, ibu mengungkapkan sulit mengontrol makanan yang dikonsumsi anakanya terutama buah-buahan yang dapat menyebabkan alergi. e. Riwayat penyakit keluarga Ibu mengungkapkan bahwa ayah klien alergi terhadap debu rumah dan buah kelengkeng, tetapi didalam anggota keluarga tidak ada yang menderita asma. f. Riwayat kehamilan dan persalinan Klien lahir dengan berat badan lahir 3100 gram, lahir langsung menangis, menurut ibu klien selama hamil ibu periksa ke bidan praktek. Klien minum ASI sampai usia 6 bulan, PASI dan bubur susu diberikan sampai anak berusia 5 tahun. Susu yang diberikan adalah Lactogen. g. Riwayat imunisasi Klien telah mendapatkan imunisasi dasar yang lengkap yaitu: BCG, Polio, DPT, Campak dan hepatitis. h. Riwayat nutrisi Ibu mengungkapkan An. diberikan ASI sampai usia 6 bulan, PASI dimulai pada saat usia anak mencapai 4 bulan, makanan tambahan berupa bubur susu diberikan pada saat anak berusia 4 bulan. Pada saat pengkajian BB 34 Kg, TB 140 cm. Ibu mengungkapkan anak sulit makan selama sakit ini, makanan yang disajikan tidak pernah dihabiskan. i. Riwayat tumbuh kembang Pada saat ini anak memasuki masa Industri Vs Inferior. Pada saat ini bersekolah di SD kelas 5. Selama sekolah ini klien tidak pernah tinggal kelas, anak sering menghias kamarnya. j. Data Psikososial Ibu mengungkapkan bertempat tinggal di daerah yang penduduknya padat. Pendapatan keluarga + 750.000,-/ bulan. k. Pemeriksaan fisik 1) Keadaan umum Anak duduk di meja pemeriksaan kesadaran compomentis, anak tampak batuk-batuk, tampak agak sesak, tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92 x/mnt, suhu 37OC, pernafasan 26 x/mnt teratur. 2) Kepala dan leher  Kepala berbentuk simetris, rambut bersih, hitam dan penyebarannya merata, terpotong pendek.  Mata tidak ada anemi, ikterus tidak ada.  Telinga tidak ada serumen.
  • 3.  Hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung.  Mulut bersih, tidak terdapat karies gigi.  Leher tidak terdapat pembesaran kelenjar, klien mampu menelan tanpa terasa sakit/ nyeri, tidak ada kaku kuduk. 3) Dada dan thoraks Pergerakan dada simetris, Wheezing +/+, Ronchi +/+, retraksi otot bantu pernafasan ringan. Pemeriksaan jantung, ictus cordis terletak di midclavicula sinistra ICS 4-5, S1S2 tunggal tidak ada bising/ murmur. 4) Abdomen Bentuk simetris, bising usus + normal 5 x/ mnt, tidak ada nyeri tekan, hepar dan limpa tidak teraba. 5) Ekstrimitas Tidak ada kelainan dalam segi bentuk, uji kekuatan otot adalah 5 untuk masing- masing ekstrimitas, GCS 15. Klien mampu menggerakkan ekstrimitas sesuai dengan arah gerak sendi. l. Pemeriksaan penunjang medis Tanggal DL: Analisa data Nama : Umur : thn Data Etiologi Masalah S: O: Ibu mengungkapkan anak batuk disertai riak dengan sesak sejak 2 hari yang lalu. Pemeriksaan fisik dada : - Wheezing +/+. - Rhonci +/+. - RR 26 x/mnt, teratur. - Retraksi intercosta ringan. - Pergerakan dada simetris, irama nafas teratur. - TTV : TD : 100/70 mmHg, Peningkatan produksi secret Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
  • 4. N : 92 x/mnt, S : 37OC, RR : 26 x/mnt teratur. S: O: - Ibu mengungkapkan sulit mengontrol makanan yang dimakan oleh anak yang menjadi sumber alergi. - Klien menderita alergi sejak 10 bulan dan kambuh kembali pada usia 2 dan 10 tahun. - Klien batuk disertai sputum, agak sesak, RR 26 x/mnt. - Pemeriksaan Penunjang : DL: Hb Ketidakpatuhan Ketidakefektifan penatalaksanaan regimen pengobatan DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama : Umur : thn No Tanggal Muncul Diagnosa Keperawatan Tanggal Teratasi 1 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan anak batuk disertai riak dengan sesak sejak 2 hari yang lalu, Wheezing +/+, Rhonci +/+, RR 26 x/mnt, teratur, Retraksi intercosta ringan. TTV : TD: 100/70, N: 92 x/mnt, S: 37OC -
  • 5. 2 Ketidakefektifan penatalaksanaan regimen pengobatan berhubungan dengan ketidakpatuhan yang ditandai dengan Ibu mengungkapkan sulit mengontrol makanan yang dimakan oleh anak yang menjadi sumber alergi -
  • 6. RENCANA TINDAKAN Nama : Umur : thn No Dx. Kep Tujuan Kriteria hasil Rencana tindakan Rasional 1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sekret Jalan nafas bersih dan patent setelah mendapat tindakan keperawatan. - Pada saat bernafas tidak menggunakan otot-otot bantu. - frekwensi nafas dalam batas normal 15-30 x/mnt. - suara nafas bronchovesikule r. 1. Jelaskan pada klien dan keluarga beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan proses pengeluaran sekret. 2. Anjurkan kepada klien dan keluarga agar memberikan minum lebih banyak dan hangat kepada klien. 3. Ajarkan pada keluarga fisioterapi nafas dan latihan batuk efektif 4. Lakukan suction dan nebulizer 1.Pengetahuan yang memadai memungkinkan keluarga dan klien kooperatif dalam tindakan perawatan. 2. Peningkatan hidrasi cairan akan mengencerkan sekret sehingga sekret akan lebih mudah dikeluarkan. 3. Fisoterapi nafas melepaskan sekret dari tempat perlekatan, postural drainase memudahkan pengaliran sekret, batuk efektif mengeluarkan sekret secara adekuat. 4. Mengeluarkan
  • 7. 2. Ketidakefektifan penatalaksanaan regimen pengobatan berhubungan dengan ketidakpatuhan Orang tua menunjukkan keinginan untuk berperan aktif dalam penatalaksanaan pengobatan dan perawatan agar efektif setelah mendapat penjelasan dari petugas. - Orang tua mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya alergi. - Orang tua mengetahui cara dan tindakan yang dilakukan untuk menghindari kontak dengan alergen. 5. Kolaborasi dengan tim medis: 1. Berikan penyuluhan pada keluarga tentang bahan-bahan terutama makanan yang menjadi bahan alergen bagi anak. 2. Diskusikan dengan keluarga mengenai alternatif tindakan yang mungkin dilakukan untuk menghindari kontak dengan alergen. 3. Berikan positif reinforcement pada orang tua dan anak jika kooperatif. . secret 5. Untuk mempercepat penyembuhan klien 1. Pengetahuan yang memadai memungkinkan klien dan keluarga koopertif terhadap tindakan perawatan. 2. Alternatif cara yang dipilih oleh keluarga merupakan jalan keluar yang sesuai dengan keadaan keluarga. 3. Positif reinforcement meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi keluarga untuk berperan aktif dalam perawatan klien
  • 8. IMPLEMENTASI Nama : Umur : thn Tgl/ Pukul No. Dx Pelaksanaan tindakan 1. 1. Menjelaskan kepada ibu bahwa sekret dapat dikeluarkan dengan batuk, tetapi bila sekret kental akan mempersulit pengeluaran sekret. Oleh karena itu sekret perlu diencerkan dengan minum lebih banyak dan hangat, minum obat sesuai dosis dan tepat waktu. 2. Menganjurkan kepada ibu agar memberikan minum yang lebih banyak kepada anak dan yang hangat. 3. Mengajarkan kepada ibu dan klien cara batuk efektif yaitu menghirup nafas dalam 2 kali kemudian dibatukkan dengan keras sampai riak keluar. 4. Memberikan penjelasan tentang pengobatan (ECD) dan perawatan klien dirumah. 2. 1. Memberikan penjelasan tentang faktor alergen yang seharusnya dihindari oleh anak. 2. Mendiskusi dengan keluarga tentang tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari alergen yaitu:  Membersihkan rumah.  Tidak menyajikan makanan yang menjadi sumber alergen.  Mengganti jenis makanan yang menjadi sumber alergen dengan makanan yang lain.  Memotivasi anak agar tidak mengkonsumsi makanan yang menjadi sumber alergen. a) Memberikan pujian dan dorongan terhadap rencana tindakan keluarga yang positif. b) Mengevaluasi 1. 1. Menganjurkan kepada ibu agar memberikan minum yang lebih banyak kepada anak dan yang hangat. 2. Mengajarkan kepada ibu dan klien cara batuk efektif yaitu
  • 9. menghirup nafas dalam 2 kali kemudian dibatukkan dengan keras sampai riak keluar. 3. 2. 1. Mendiskusi dengan keluarga tentang tindakan yang dapat dilakukan untuk menghindari alergen yaitu:  Membersihkan rumah.  Tidak menyajikan makanan yang menjadi sumber alergen.  Mengganti jenis makanan yang menjadi sumber alergen dengan makanan yang lain.  Memotivasi anak agar tidak mengkonsumsi makanan yang menjadi sumber alergen. EVALUASI Nama : Umur : thn No Tanggal Tanggal 1. Subyektif : Ibu mengungkapkan dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh petugas tentang tindakan yang mungkin dilakukan untuk memudahkan pengeluaran riak. Obyektif : - Ibu mampu menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan petugas sesuai dengan bahasa ibu sendiri. - Ibu tampak menganggukkan kepala saat dijelaskan oleh petugas. - Batuk (+), Wheezing +/+, ronchi +/+. TTV : Subyektif : Ibu mengungkapkan dapat memahami penjelasan yang diberikan oleh petugas tentang tindakan yang mungkin dilakukan untuk memudahkan pengeluaran riak. Obyektif : - Ibu mampu menjelaskan kembali apa yang telah dijelaskan petugas sesuai dengan bahasa ibu sendiri. - Batuk (+), Wheezing +/+, ronchi +/+. TTV : TD : 110/70 mmHg, N : 90 x/mnt, S : 36,5OC, RR : 28 x/mnt teratur.
  • 10. TD : 100/70 mmHg, N : 92 x/mnt, S : 37OC, RR : 26 x/mnt teratur. Assesment : Masalah belum teratasi. Planning : Ibu mengerti tentang penjelasan tentang tindakan untuk membantu pengeluaran sekret. Assesment : Masalah teratasi sebagian . Planning : Ibu mengerti tentang penjelasan tentang tindakan untuk membantu pengeluaran sekret. Kontrol 2. Subyektif : Ibu mengungkapkan belum begitu mengerti penjelasan tentang faktor yang menjadi penyebab batuk batuk dan sesak pada anaknya dan cara untuk menghindarinya. Obyektif : Ibu dapat menjelaskan kembali tentang alergen dan usaha untuk menghindarinya namun belum lancer Assesment : Masalah belum teratasi. Planning : Berikan health education tentang allergen kepada keluarga atau ibu Subyektif : Ibu mengungkapkan sudah mengerti penjelasan tentang faktor yang menjadi penyebab batuk batuk dan sesak pada anaknya dan cara untuk menghindarinya. Obyektif : Ibu dapat menjelaskan kembali tentang alergen dan usaha untuk menghindarinya. Assesment : Masalah teratasi. Planning : Rencana perawatan dihentikan, kontrol dihentikan.