SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
SEMESTER II
1
Selasa, 30 Oktober 2012
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU
PERKULIAHAN-3
Matematika ekonomi
Hitung Diferensial
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat :
1. Limit
2. Diferensial
3. Kaidah-kaidah diferensial
2
Deskripsi Singkat
• Dalam perkuliahan ini, anda akan mempelajari tentang limit
dan pengertian diferensial yang menyangkut fungsi yang
mengandung hanya satu variabel bebas dalam
persamaannya.
• Bagian akhir perkuliahan akan membahas tentang kaidah-
kaidah diferensial
3
Bahan Bacaan
Buku Wajib
• Dumariy, 2003, Matematika Terapan untuk Bisnis dan
Ekonomi, Penerbit BPFE, Yogyakarta.
• Habieb dan aziz, 2008, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Penerbit
Ghalia Indonesia, Jakarta.
Buku Pelengkap
• D. Sriyono, 2008, Matematika Ekonomi dan Keuangan, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
• Suprian Atmaja Saputra, 2002, Matematika Ekonomi 1, PT. Ghalia
Indonesia, Jakarta.
4
tugas
1. Selesaikan soal-soal limit berikut :
a.
b.
c.
2. Soal turunan fungsi :
a. Diketahui fungsi f(x) = 2x2 + 4
• Tentukan arah dari garis singgung di titik x = 1,5
• Tetapkan garis singgung tersebut
• Gambarkan grafiknya
b. Hitunglah turunan pertama fungsi-fungsi berikut :
•
•
3. Hitunglah dy/dx dan d2y/d2x jika diketahui :
• x2 – xy + y = 2
• x3 – 3xy + y2 = 1
5
limit
• L.artinya, jika x bertambah secara terus menerus mendekati a, maka
nilai fungsi (x) akan bertambah pula hingga mendekati L.
Contoh :
1.
2.
Ini merupakan bentuk-bentuk limit tak tentu. Untuk itu pembilang harus
diuraikan terlebih dahulu.
3.
Oleh karena itu, harga limit fungsi tersebut tidak ada
4.
(y dianggap konstanta)
6
Limit pada harga yang tak terbatas (Infinite)
• Tanda ∞ menunjukan tidak terbatas x -> ∞; artinya x mendekati nilai yang
tak terbatas.
Perhatikan :
• ∞ bukan suatu bilangan dan ∞ - ∞ atau ∞/ ∞ tidak mempunyai
arti, hasilnya tidak tepat nol atau satu.
Contoh :
1.
2.
3.
7
Fungsi Kontinou
• Suatu fungsi f(x) disebut kontinou pada x = a, jika :
1. f(a), artinya fungsi mempunyai harga untuk x = a,
2. Limit f(x) ada (terhingga),
x --> a
3. Limit f(x) = f(a)
x --> a
• Tegasnya, f(x) disebut kontinou di x = a, jika limit f(x) = f(a) ada. Jika f(x)
kontinou pada setiap titik dari suatu interval, maka f(x) dikatakan kontinou
pada interval itu. Jika satu atau lebih dari syarat-syarat kontinouitas diatas
tidak dipenuhi, maka f(x) dikatakan diskontinou di x = a.
Contoh :
• Tunjukan bahwa f(x) = 1/(x-2) diskontinou di x = 2
Jawaban :
1. f(2) = 1/(2-2) = 1/0 =∞
2.
8
Fungsi Hiperbolik
• Suatu fungsi nonlinier yang variabel bebasnya merupakan penyebut. Grafik
dari fungsi ini berbentuk hiperbola.
Melukis Grafik Fungsi Hiperbolik
1. Titik potong dengan sumbu y, syaratnya x = 0 --> y = b/d maka pada titik
potong P(0,b/d)
2.
3. Asimtut datar, syaratnya x = ∞, maka :
dengan demikian, asimtut datar berupa garis lurus y = a/c.
4. Asimtut tegak, syaratnya y = ∞, maka :
9
Contoh :
Jawaban :
1. Titik potong dengan sumbu y pada x= 0 -> y = 3 di P(0,3)
2. Titik potong dengan sumbu x pada y = 0 -> x = -3/2 -> Q(-3/2, 0)
3. Asimtut datar, syaratnya x = ∞, maka
4. Asimtut tegak, bila y =
 syaratnya penyebut = 0 --> x + 1 = 0 --> x = -1
Maka persamaan garis asimtut tegak adalah x = -1
10
Sumbu y
Sumbu x
y = 2 Asimtut datar
Asimtuttegak
P(0,3)
3
2
1
x=-1
1,5 -1
0
+ ∞
- ∞
+ ∞
- ∞
Pengertian diferensial
• Perubahan suatu fungsi sehubungan dengan perubahan kecil dalam variabel bebas
fungsi yang bersangkutan. Sebagaimana diketahui analisis dalam bisnis dan
ekonomi sangat akrab dengan perubahan, penentuan tingkat maksimum dan
minimum.
Kuosien Diferensi dan Derivatif
• Jika y = f(x) dan terdapat tambahan variabel bebas x sebesar ∆ x (delta x), maka
bentuk persamaannya dituliskan :
y = f(x)
y + ∆ y = f(x + ∆ x)
∆ y = f(x + ∆ x) – y
∆ y = f(x + ∆ x) – y
• Dimana ∆ x adalah tambahan x, dan ∆ y adalah tambahan y berkenaan dengan
adanya tambahan x. Jadi ∆ y timbul karena adanya ∆ x. apabila ruas kiri dan kanan
persamaan akhir diatas sama-sama dibagi ∆ x, maka diperoleh :
11
• Bentuk ∆ y/∆ x ini disebut dengan hasilbagi perbedaan (difference
quation), mencerminkan tingkat perubahan rata-rata variabel terikat y terhadap
variabel x.
Contoh : Tentukan kuosien diferensi dari y = f(x) = 3x2 - x
y = 3x2 - x
y + ∆ y = 3 (x + ∆ x)2 - (x + ∆ x)
y + ∆ y = 3 {x2 + 2x (∆ x) + (∆ x)2} – x – ∆ x
y + ∆ y = 3 x2 + 6 x (∆ x) + 3 (∆ x)2 – x - ∆ x
∆ y = 3 x2 + 6 x (∆ x) + 3 (∆ x)2 – x - ∆ x – y
∆ y = 3 x2 + 6 x (∆ x) + 3 (∆ x)2 – x - ∆ x – 3 x2 + x
∆ y = 6 x (∆ x) + 3 (∆ x)2 – ∆ x
∆ y = 6 x (∆ x) + 3 (∆ x)2 - ∆ x = 6 x + 3 ∆ x - 1
∆ x ∆ x
• Proses penurunan sebuah fungsi, disebut proses diferensiasi, pada dasarnya
merupakan penentuan limit suatu kuosien diferensi dalam hal pertambahan variabel
bebasnya sangat kecil atau mendekati nol. Hasil yang diperoleh dari proses
diferensiasi tersebut dinamakan turunan (derivatif).
12
Contoh :
• Dari persamaan y = 3 x2 – x, diperoleh kuosien diferensi ∆y/∆x = 6x + ∆x – 1
Jadi, turunan (derivatif) dari fungsi y = 3x2 – x adalah
• Cara menuliskan turunan dari sesuatu fungsi dapat dilakukan dengan beberapa
macam notasi (lambang). Jika fungsi aslinya y = f(x), maka turunannya dapat
dituliskan dengan notasi-notasi :
• Semua cara penulisan diatas sama arti dan maksudnya, yaitu melambangkan
turunan dari y = f(x) terhadap x. dalam hal ∆ x sangat kecil,
• Dengan kata lain, turunan dari fungsi yang bersangkutan adalah kuosien diferensi
sendiri. Sedangkan kuosien diferensi ∆y/ ∆x tak lain adalah lereng (slope) dari garis
atau kurva y = f(x)
• Dari berbagai macam notasi turunan fungsi yang ditunjukan diatas, yang paling
lazim digunakan bentuk dy/dx (“deye deeks”)
13
Kaidah-kaidah diferensial
• Membentuk turunan sebuah fungsi dilakukan dengan cara menemukan question
diferensialnya, kemudian menentukan limit kuosien diferensi untuk pertambahan
variabel bebas mendekati nol.
Langkah-Langkah :
1. Andaikan fungsi aslinya y = f(x)
2. Masukan tambahan x dan y untuk memperoleh : y + ∆ y = f(x + ∆x)
3. Memanipulasikan untuk memperoleh : ∆y = f(x + ∆x) – f(x)
4. Bagi kedua ruas dengan ∆ x sehingga diperoleh quation diferensialnya :
5. Tentukan limit untuk ∆x -> 0, sehingga diperoleh turunan fungsi :
 Prosedur diatas jelas membosankan dan cenderung membuahkan hasil yang tak
seharusnya, terutama untuk fungsi-fungsi tidak sederhana. Berikut ini disajikan
sejumlah kaidah yang dapat digunakan untuk menurunkan berbagai bentuk fungsi
tertentu. 14
Rumus Turunan Pertama
a. Pangkat,
Contoh :
y = x3  dy/dx = 3x2
b. Konstanta,
Contoh :
c. Penjumlahan (pengurangan),
Jika U = U(x)
V = V(x)  y = U + V
Contoh :
d. Perkalian,
Contoh :
15
e. Pembagian,
Contoh :
Fungsi Komposit
Contoh :
Fungsi Invers
Contoh :
16
Fungsi Logaritma
a. Turunan fungsi logaritma dengan bilangan pokok 10
Contoh :
b. Turunan fungsi logaritma dengan bilangan pokok e
Contoh :
c. Turunan fungsi logaritma dengan bilangan pokok sembarang
17
Fungsi Eksponen
a. Turunan fungsi eksponen dengan bilangan pokok e
y = ex  y’ = ex
y = ef(x)  y’ = f’(x). ef(x)
Contoh :
b. Turunan fungsi logaritma dengan bilangan pokok sembarang
y = ax  y’ = ax 1n a
y = af(x)  y’ = f’(x) af(x) 1n a
Contoh :
Fungsi Implisit
• Jika hubungan fungsional ini berbentuk implisit f(x, y) = 0, untuk mencari
derivatifnya dapat dilakukan dengan dua cara: 1). Bentuk fungsi diubah, dahulu
menjadi fungsi eksplisit (jika mungkin) baru dipecahkan dan 2). Tetap dalam
bentuk implisit dengan pemecahan melalui diferensial implisit.
Contoh :
a. x2y – 10 = 0  (x2)(dy/dx) + (2x)(y) = 0
dy/dx = -2y/x
18
b. x3 + x2y2 + y - 6 = 0
3x2 + (2x)y2 + (x2)(2y dy/dx) + dy/dx + 0 = 0
dy/dx(2x2)y + 1) = (-3x2 – 2xy2)
dy = (-3x2 – 2xy2)
dx 2x2y + 1
c. 2x2 + 3xy + y2 = 16
4x – 3(1)y – 3x(dy/dx) + dy/dx = 0
dy = 4x – 3y
dx 3x – 2y
Turunan Tingkat Tinggi
1. y = f(x)  y’ = f’(x) = df(x)/dx  turunan ke-1
2. y” = f’’(x) = d2f(x)/dx2  turunan ke-2
3. y”’ = f’’’(x) = d3f(x)/dx3  turunan ke-3
4. yn = dny/dxn = dnf(x)/dxn  turunan ke-n
Contoh :
y = x2  y’ = 3x2  y’’ = 6x
y’’’ = 6  y’’’’ = 0
19
Koefisien arah Garis Singgung (slope) suatu kurva
• Koefisien arah garis singgung suatu kurva di suatu titik adalah semua dengan
turunan pertama fungsi itu di titik tersebut. Jika y = f(x) suatu lengkungan, maka
koefisien arah garis singgung pada y = f(x) dititik x = x1 adalah :
Dengan persamaan garis singgungnya
Contoh :
Tentukan persamaan garis singgung pada lengkungan y = x3 dititik P(2, 8)
Jawaban :
y = x3  y’ = 3x2  m = f’(2) = 3(2)2 = 12
Maka persamaan garis singgungnya :
y – 8 = 12(x – 2)
y = 12x - 16
20
y – y1 = m(x – x1)
Menentukan Nilai Ekstrim dengan Turunan Pertama dan Kedua
y = f(x)
Syarat ekstrim : f’(x) = 0  x = a, maka :
a. Jika f’’(a) < 0  f(a) adalah suatu nilai maksimum dari f(x)
b. Jika f’’(a) > 0  f(a) adalah suatu nilai minimum dari f(x)
c. Jika f’’(a) = 0, maka titik pada x =a dan f(a) menjadi titik belok
Contoh : Hitung harga ekstrim dari : y = 2x3 + 3x2 – 72x
Jawaban :
Syarat ekstrim : y’ = 0  6x2 + 6x – 72 = 0,
diperoleh harga x1 = -4 dan x2 = 3
y’’ = 12x + 6
Untuk x1 = -4  y’’ = 12(-4) + 6 = -42 < 0 terdapat maksimum
Harga maksimumnya : ymax = 2(-4)3 + 3(-4)2 – 72(-4) = 208,
titik maksimumnya di (-4, 208)
Untuk x2 = 3 y’’ = 12(3) + 6 = -42 < 0 terdapat minimum
Harga minimumnya : ymin = 2(3)3 + 3(3)2 – 72(3) = -135,
titik minimumnya di (3, -135)
21
Titik Belok
• Titik belok adalah suatu titik dimana suatu fungsi berubah bentuknya dari terbuka
keatas menjadi terbuka kebawah. Suatu titik belok suatu fungsi pada x = a bisa
terjadi : f’’(a) = 0
• Contoh : Carilah titik belok : y = -x3 + 3x2 – 2x – 2
Jawaban :
Syarat ekstrim : y’ = 0  6x2 + 6x – 72 = 0,
a. y’ = -x3 + 3x2 – 2x – 2  y’’ = -6x + 6x
b. Syarat titik belok y’’ = 0  -6x + 6 = 0; x = 1
y = -(1)3 + 3(1)2 + 2(1) – 2 = 2, jadi titik beloknya di (1, 2)
c. Mencari titik ekstrim :
Syaratnya : y’ = 0  -3x2 + 6x + 2 = 0,
x1 = 2,291 dan x2 = -0,291
ternyata pada x1 = 2,291  y’’ < 0  ada nilai max
ternyata pada x2 = -0,291  y’’ > 0  ada nilai min.
22
Gambar Grafik
0 Sb X
Sb Y
Titik Belok
0 Sb X
Sb Y
Minimum
0 Sb X
Sb Y
Maksimum
24
Terima kasih, Semoga Bermanfaat

More Related Content

What's hot

Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantaiSenat Mahasiswa STIS
 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITCabii
 
Diferensial fungsi-majemuk
Diferensial fungsi-majemukDiferensial fungsi-majemuk
Diferensial fungsi-majemukDani Ibrahim
 
Dualitas- Program Linear
Dualitas- Program LinearDualitas- Program Linear
Dualitas- Program LinearHelvyEffendi
 
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenHarya Wirawan
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksIpit Sabrina
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Maya Umami
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerKelinci Coklat
 
Aplikasi integral dalam bidang ekonomi
Aplikasi integral dalam bidang ekonomiAplikasi integral dalam bidang ekonomi
Aplikasi integral dalam bidang ekonomiNunu Nugraha
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Raden Maulana
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialSilvia_Al
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iiFaried Doank
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangArif Windiargo
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaKana Outlier
 
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news Haidar Bashofi
 

What's hot (20)

Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3   turunan dan aturan rantaiPertemuan 3   turunan dan aturan rantai
Pertemuan 3 turunan dan aturan rantai
 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
 
Diferensial fungsi-majemuk
Diferensial fungsi-majemukDiferensial fungsi-majemuk
Diferensial fungsi-majemuk
 
Dualitas- Program Linear
Dualitas- Program LinearDualitas- Program Linear
Dualitas- Program Linear
 
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
Bab 7. Aplikasi Integral ( Kalkulus 1 )
 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde n
 
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsenMatematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
Matematika Ekonomi - surplus konsumen dan surplus produsen
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi MatriksPembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
Pembuktian Sifat – Sifat Operasi Matriks
 
Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1Modul persamaan diferensial 1
Modul persamaan diferensial 1
 
Distribusi normal
Distribusi normalDistribusi normal
Distribusi normal
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
Aplikasi integral dalam bidang ekonomi
Aplikasi integral dalam bidang ekonomiAplikasi integral dalam bidang ekonomi
Aplikasi integral dalam bidang ekonomi
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
 
Fungsi non linier
Fungsi non linierFungsi non linier
Fungsi non linier
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
 
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
Integral bab-14-kuliah-matematika-ekonomi.news
 

Similar to Kuliah 3 hitung diferensial

Similar to Kuliah 3 hitung diferensial (20)

Differensial fungsi sederhana
Differensial fungsi sederhana Differensial fungsi sederhana
Differensial fungsi sederhana
 
Kul3 4 fungsi
Kul3 4 fungsiKul3 4 fungsi
Kul3 4 fungsi
 
Pertemuan x diferensial
Pertemuan x diferensialPertemuan x diferensial
Pertemuan x diferensial
 
DIFERENSIAL_POWER_POINT.pptx
DIFERENSIAL_POWER_POINT.pptxDIFERENSIAL_POWER_POINT.pptx
DIFERENSIAL_POWER_POINT.pptx
 
Integral 2
Integral 2Integral 2
Integral 2
 
aturan pencarian turunan
aturan pencarian turunanaturan pencarian turunan
aturan pencarian turunan
 
siiiiii
siiiiiisiiiiii
siiiiii
 
Matematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsiMatematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsi
 
Diferensial
DiferensialDiferensial
Diferensial
 
Deferensial majemuk
Deferensial majemukDeferensial majemuk
Deferensial majemuk
 
Deferensial majemuk
Deferensial majemukDeferensial majemuk
Deferensial majemuk
 
Turunan.pptx
Turunan.pptxTurunan.pptx
Turunan.pptx
 
5_Kalkulus_Turunan_(1)[1].pptx
5_Kalkulus_Turunan_(1)[1].pptx5_Kalkulus_Turunan_(1)[1].pptx
5_Kalkulus_Turunan_(1)[1].pptx
 
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsiModul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
 
Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)
 
turunan
turunanturunan
turunan
 
Kalkulus turunan dan integral
Kalkulus turunan dan integralKalkulus turunan dan integral
Kalkulus turunan dan integral
 
integral tak tentu dan tertentu1.pdf
integral tak tentu dan tertentu1.pdfintegral tak tentu dan tertentu1.pdf
integral tak tentu dan tertentu1.pdf
 
Fungsi dan grafik
Fungsi dan grafikFungsi dan grafik
Fungsi dan grafik
 
Turunan fungsi
Turunan fungsiTurunan fungsi
Turunan fungsi
 

More from Mukhrizal Effendi

Menulis di platform menulis digital
Menulis di platform menulis digitalMenulis di platform menulis digital
Menulis di platform menulis digitalMukhrizal Effendi
 
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...Mukhrizal Effendi
 
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu UtaraSejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu UtaraMukhrizal Effendi
 
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utaraSejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utaraMukhrizal Effendi
 
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanSejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanMukhrizal Effendi
 
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Mukhrizal Effendi
 
Konflik tanah ulayat dan pluralisme hukum
Konflik tanah ulayat dan pluralisme hukumKonflik tanah ulayat dan pluralisme hukum
Konflik tanah ulayat dan pluralisme hukumMukhrizal Effendi
 

More from Mukhrizal Effendi (20)

Menulis di platform menulis digital
Menulis di platform menulis digitalMenulis di platform menulis digital
Menulis di platform menulis digital
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
 
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
 
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu UtaraSejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
 
Globalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan PembangunanGlobalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan Pembangunan
 
Potensi Desa
Potensi DesaPotensi Desa
Potensi Desa
 
Khazanah Labuhanbatu Utara
Khazanah Labuhanbatu UtaraKhazanah Labuhanbatu Utara
Khazanah Labuhanbatu Utara
 
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utaraSejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
 
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanSejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
 
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
 
Seminar Proposal
Seminar ProposalSeminar Proposal
Seminar Proposal
 
Pra Ujiang Tertutup
Pra Ujiang TertutupPra Ujiang Tertutup
Pra Ujiang Tertutup
 
Pertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilanPertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilan
 
Pertemuan kesepuluh
Pertemuan kesepuluhPertemuan kesepuluh
Pertemuan kesepuluh
 
Pertemuan kesebelas
Pertemuan kesebelasPertemuan kesebelas
Pertemuan kesebelas
 
Pertemuan Kedua belas
Pertemuan Kedua belasPertemuan Kedua belas
Pertemuan Kedua belas
 
Kemiskinan dan pembangunan
Kemiskinan dan pembangunanKemiskinan dan pembangunan
Kemiskinan dan pembangunan
 
Globalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan PembangunanGlobalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan Pembangunan
 
Konflik tanah ulayat dan pluralisme hukum
Konflik tanah ulayat dan pluralisme hukumKonflik tanah ulayat dan pluralisme hukum
Konflik tanah ulayat dan pluralisme hukum
 
BUMDes Wisata
BUMDes WisataBUMDes Wisata
BUMDes Wisata
 

Recently uploaded

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anakbekamalayniasinta
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 

Recently uploaded (20)

Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada AnakPpt tentang perkembangan Moral Pada Anak
Ppt tentang perkembangan Moral Pada Anak
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 

Kuliah 3 hitung diferensial

  • 1. SEMESTER II 1 Selasa, 30 Oktober 2012 FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS ISLAM LABUHANBATU PERKULIAHAN-3 Matematika ekonomi Hitung Diferensial
  • 2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat : 1. Limit 2. Diferensial 3. Kaidah-kaidah diferensial 2
  • 3. Deskripsi Singkat • Dalam perkuliahan ini, anda akan mempelajari tentang limit dan pengertian diferensial yang menyangkut fungsi yang mengandung hanya satu variabel bebas dalam persamaannya. • Bagian akhir perkuliahan akan membahas tentang kaidah- kaidah diferensial 3
  • 4. Bahan Bacaan Buku Wajib • Dumariy, 2003, Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit BPFE, Yogyakarta. • Habieb dan aziz, 2008, Matematika Ekonomi dan Bisnis, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta. Buku Pelengkap • D. Sriyono, 2008, Matematika Ekonomi dan Keuangan, Penerbit Andi, Yogyakarta. • Suprian Atmaja Saputra, 2002, Matematika Ekonomi 1, PT. Ghalia Indonesia, Jakarta. 4
  • 5. tugas 1. Selesaikan soal-soal limit berikut : a. b. c. 2. Soal turunan fungsi : a. Diketahui fungsi f(x) = 2x2 + 4 • Tentukan arah dari garis singgung di titik x = 1,5 • Tetapkan garis singgung tersebut • Gambarkan grafiknya b. Hitunglah turunan pertama fungsi-fungsi berikut : • • 3. Hitunglah dy/dx dan d2y/d2x jika diketahui : • x2 – xy + y = 2 • x3 – 3xy + y2 = 1 5
  • 6. limit • L.artinya, jika x bertambah secara terus menerus mendekati a, maka nilai fungsi (x) akan bertambah pula hingga mendekati L. Contoh : 1. 2. Ini merupakan bentuk-bentuk limit tak tentu. Untuk itu pembilang harus diuraikan terlebih dahulu. 3. Oleh karena itu, harga limit fungsi tersebut tidak ada 4. (y dianggap konstanta) 6
  • 7. Limit pada harga yang tak terbatas (Infinite) • Tanda ∞ menunjukan tidak terbatas x -> ∞; artinya x mendekati nilai yang tak terbatas. Perhatikan : • ∞ bukan suatu bilangan dan ∞ - ∞ atau ∞/ ∞ tidak mempunyai arti, hasilnya tidak tepat nol atau satu. Contoh : 1. 2. 3. 7
  • 8. Fungsi Kontinou • Suatu fungsi f(x) disebut kontinou pada x = a, jika : 1. f(a), artinya fungsi mempunyai harga untuk x = a, 2. Limit f(x) ada (terhingga), x --> a 3. Limit f(x) = f(a) x --> a • Tegasnya, f(x) disebut kontinou di x = a, jika limit f(x) = f(a) ada. Jika f(x) kontinou pada setiap titik dari suatu interval, maka f(x) dikatakan kontinou pada interval itu. Jika satu atau lebih dari syarat-syarat kontinouitas diatas tidak dipenuhi, maka f(x) dikatakan diskontinou di x = a. Contoh : • Tunjukan bahwa f(x) = 1/(x-2) diskontinou di x = 2 Jawaban : 1. f(2) = 1/(2-2) = 1/0 =∞ 2. 8
  • 9. Fungsi Hiperbolik • Suatu fungsi nonlinier yang variabel bebasnya merupakan penyebut. Grafik dari fungsi ini berbentuk hiperbola. Melukis Grafik Fungsi Hiperbolik 1. Titik potong dengan sumbu y, syaratnya x = 0 --> y = b/d maka pada titik potong P(0,b/d) 2. 3. Asimtut datar, syaratnya x = ∞, maka : dengan demikian, asimtut datar berupa garis lurus y = a/c. 4. Asimtut tegak, syaratnya y = ∞, maka : 9
  • 10. Contoh : Jawaban : 1. Titik potong dengan sumbu y pada x= 0 -> y = 3 di P(0,3) 2. Titik potong dengan sumbu x pada y = 0 -> x = -3/2 -> Q(-3/2, 0) 3. Asimtut datar, syaratnya x = ∞, maka 4. Asimtut tegak, bila y =  syaratnya penyebut = 0 --> x + 1 = 0 --> x = -1 Maka persamaan garis asimtut tegak adalah x = -1 10 Sumbu y Sumbu x y = 2 Asimtut datar Asimtuttegak P(0,3) 3 2 1 x=-1 1,5 -1 0 + ∞ - ∞ + ∞ - ∞
  • 11. Pengertian diferensial • Perubahan suatu fungsi sehubungan dengan perubahan kecil dalam variabel bebas fungsi yang bersangkutan. Sebagaimana diketahui analisis dalam bisnis dan ekonomi sangat akrab dengan perubahan, penentuan tingkat maksimum dan minimum. Kuosien Diferensi dan Derivatif • Jika y = f(x) dan terdapat tambahan variabel bebas x sebesar ∆ x (delta x), maka bentuk persamaannya dituliskan : y = f(x) y + ∆ y = f(x + ∆ x) ∆ y = f(x + ∆ x) – y ∆ y = f(x + ∆ x) – y • Dimana ∆ x adalah tambahan x, dan ∆ y adalah tambahan y berkenaan dengan adanya tambahan x. Jadi ∆ y timbul karena adanya ∆ x. apabila ruas kiri dan kanan persamaan akhir diatas sama-sama dibagi ∆ x, maka diperoleh : 11
  • 12. • Bentuk ∆ y/∆ x ini disebut dengan hasilbagi perbedaan (difference quation), mencerminkan tingkat perubahan rata-rata variabel terikat y terhadap variabel x. Contoh : Tentukan kuosien diferensi dari y = f(x) = 3x2 - x y = 3x2 - x y + ∆ y = 3 (x + ∆ x)2 - (x + ∆ x) y + ∆ y = 3 {x2 + 2x (∆ x) + (∆ x)2} – x – ∆ x y + ∆ y = 3 x2 + 6 x (∆ x) + 3 (∆ x)2 – x - ∆ x ∆ y = 3 x2 + 6 x (∆ x) + 3 (∆ x)2 – x - ∆ x – y ∆ y = 3 x2 + 6 x (∆ x) + 3 (∆ x)2 – x - ∆ x – 3 x2 + x ∆ y = 6 x (∆ x) + 3 (∆ x)2 – ∆ x ∆ y = 6 x (∆ x) + 3 (∆ x)2 - ∆ x = 6 x + 3 ∆ x - 1 ∆ x ∆ x • Proses penurunan sebuah fungsi, disebut proses diferensiasi, pada dasarnya merupakan penentuan limit suatu kuosien diferensi dalam hal pertambahan variabel bebasnya sangat kecil atau mendekati nol. Hasil yang diperoleh dari proses diferensiasi tersebut dinamakan turunan (derivatif). 12
  • 13. Contoh : • Dari persamaan y = 3 x2 – x, diperoleh kuosien diferensi ∆y/∆x = 6x + ∆x – 1 Jadi, turunan (derivatif) dari fungsi y = 3x2 – x adalah • Cara menuliskan turunan dari sesuatu fungsi dapat dilakukan dengan beberapa macam notasi (lambang). Jika fungsi aslinya y = f(x), maka turunannya dapat dituliskan dengan notasi-notasi : • Semua cara penulisan diatas sama arti dan maksudnya, yaitu melambangkan turunan dari y = f(x) terhadap x. dalam hal ∆ x sangat kecil, • Dengan kata lain, turunan dari fungsi yang bersangkutan adalah kuosien diferensi sendiri. Sedangkan kuosien diferensi ∆y/ ∆x tak lain adalah lereng (slope) dari garis atau kurva y = f(x) • Dari berbagai macam notasi turunan fungsi yang ditunjukan diatas, yang paling lazim digunakan bentuk dy/dx (“deye deeks”) 13
  • 14. Kaidah-kaidah diferensial • Membentuk turunan sebuah fungsi dilakukan dengan cara menemukan question diferensialnya, kemudian menentukan limit kuosien diferensi untuk pertambahan variabel bebas mendekati nol. Langkah-Langkah : 1. Andaikan fungsi aslinya y = f(x) 2. Masukan tambahan x dan y untuk memperoleh : y + ∆ y = f(x + ∆x) 3. Memanipulasikan untuk memperoleh : ∆y = f(x + ∆x) – f(x) 4. Bagi kedua ruas dengan ∆ x sehingga diperoleh quation diferensialnya : 5. Tentukan limit untuk ∆x -> 0, sehingga diperoleh turunan fungsi :  Prosedur diatas jelas membosankan dan cenderung membuahkan hasil yang tak seharusnya, terutama untuk fungsi-fungsi tidak sederhana. Berikut ini disajikan sejumlah kaidah yang dapat digunakan untuk menurunkan berbagai bentuk fungsi tertentu. 14
  • 15. Rumus Turunan Pertama a. Pangkat, Contoh : y = x3  dy/dx = 3x2 b. Konstanta, Contoh : c. Penjumlahan (pengurangan), Jika U = U(x) V = V(x)  y = U + V Contoh : d. Perkalian, Contoh : 15
  • 16. e. Pembagian, Contoh : Fungsi Komposit Contoh : Fungsi Invers Contoh : 16
  • 17. Fungsi Logaritma a. Turunan fungsi logaritma dengan bilangan pokok 10 Contoh : b. Turunan fungsi logaritma dengan bilangan pokok e Contoh : c. Turunan fungsi logaritma dengan bilangan pokok sembarang 17
  • 18. Fungsi Eksponen a. Turunan fungsi eksponen dengan bilangan pokok e y = ex  y’ = ex y = ef(x)  y’ = f’(x). ef(x) Contoh : b. Turunan fungsi logaritma dengan bilangan pokok sembarang y = ax  y’ = ax 1n a y = af(x)  y’ = f’(x) af(x) 1n a Contoh : Fungsi Implisit • Jika hubungan fungsional ini berbentuk implisit f(x, y) = 0, untuk mencari derivatifnya dapat dilakukan dengan dua cara: 1). Bentuk fungsi diubah, dahulu menjadi fungsi eksplisit (jika mungkin) baru dipecahkan dan 2). Tetap dalam bentuk implisit dengan pemecahan melalui diferensial implisit. Contoh : a. x2y – 10 = 0  (x2)(dy/dx) + (2x)(y) = 0 dy/dx = -2y/x 18
  • 19. b. x3 + x2y2 + y - 6 = 0 3x2 + (2x)y2 + (x2)(2y dy/dx) + dy/dx + 0 = 0 dy/dx(2x2)y + 1) = (-3x2 – 2xy2) dy = (-3x2 – 2xy2) dx 2x2y + 1 c. 2x2 + 3xy + y2 = 16 4x – 3(1)y – 3x(dy/dx) + dy/dx = 0 dy = 4x – 3y dx 3x – 2y Turunan Tingkat Tinggi 1. y = f(x)  y’ = f’(x) = df(x)/dx  turunan ke-1 2. y” = f’’(x) = d2f(x)/dx2  turunan ke-2 3. y”’ = f’’’(x) = d3f(x)/dx3  turunan ke-3 4. yn = dny/dxn = dnf(x)/dxn  turunan ke-n Contoh : y = x2  y’ = 3x2  y’’ = 6x y’’’ = 6  y’’’’ = 0 19
  • 20. Koefisien arah Garis Singgung (slope) suatu kurva • Koefisien arah garis singgung suatu kurva di suatu titik adalah semua dengan turunan pertama fungsi itu di titik tersebut. Jika y = f(x) suatu lengkungan, maka koefisien arah garis singgung pada y = f(x) dititik x = x1 adalah : Dengan persamaan garis singgungnya Contoh : Tentukan persamaan garis singgung pada lengkungan y = x3 dititik P(2, 8) Jawaban : y = x3  y’ = 3x2  m = f’(2) = 3(2)2 = 12 Maka persamaan garis singgungnya : y – 8 = 12(x – 2) y = 12x - 16 20 y – y1 = m(x – x1)
  • 21. Menentukan Nilai Ekstrim dengan Turunan Pertama dan Kedua y = f(x) Syarat ekstrim : f’(x) = 0  x = a, maka : a. Jika f’’(a) < 0  f(a) adalah suatu nilai maksimum dari f(x) b. Jika f’’(a) > 0  f(a) adalah suatu nilai minimum dari f(x) c. Jika f’’(a) = 0, maka titik pada x =a dan f(a) menjadi titik belok Contoh : Hitung harga ekstrim dari : y = 2x3 + 3x2 – 72x Jawaban : Syarat ekstrim : y’ = 0  6x2 + 6x – 72 = 0, diperoleh harga x1 = -4 dan x2 = 3 y’’ = 12x + 6 Untuk x1 = -4  y’’ = 12(-4) + 6 = -42 < 0 terdapat maksimum Harga maksimumnya : ymax = 2(-4)3 + 3(-4)2 – 72(-4) = 208, titik maksimumnya di (-4, 208) Untuk x2 = 3 y’’ = 12(3) + 6 = -42 < 0 terdapat minimum Harga minimumnya : ymin = 2(3)3 + 3(3)2 – 72(3) = -135, titik minimumnya di (3, -135) 21
  • 22. Titik Belok • Titik belok adalah suatu titik dimana suatu fungsi berubah bentuknya dari terbuka keatas menjadi terbuka kebawah. Suatu titik belok suatu fungsi pada x = a bisa terjadi : f’’(a) = 0 • Contoh : Carilah titik belok : y = -x3 + 3x2 – 2x – 2 Jawaban : Syarat ekstrim : y’ = 0  6x2 + 6x – 72 = 0, a. y’ = -x3 + 3x2 – 2x – 2  y’’ = -6x + 6x b. Syarat titik belok y’’ = 0  -6x + 6 = 0; x = 1 y = -(1)3 + 3(1)2 + 2(1) – 2 = 2, jadi titik beloknya di (1, 2) c. Mencari titik ekstrim : Syaratnya : y’ = 0  -3x2 + 6x + 2 = 0, x1 = 2,291 dan x2 = -0,291 ternyata pada x1 = 2,291  y’’ < 0  ada nilai max ternyata pada x2 = -0,291  y’’ > 0  ada nilai min. 22
  • 23. Gambar Grafik 0 Sb X Sb Y Titik Belok 0 Sb X Sb Y Minimum 0 Sb X Sb Y Maksimum