SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
2 
DASAR - DASAR MATEMATIKA OPTIMASI 
Pada bagian ini akan dibahas dasar – dasar matematika untuk persoalan optimasi. 
Materi yang dibahas meliputi gradien, matrik hessian, matrik definit positip, matrik definit 
negatif, syarat perlu keoptimalan, syarat cukup keoptimalan, fungsi konveks dan fungsi 
konkaf. Dasar – dasar matematika ini sangat diperlukan untuk menyelesaikan 
permasalahan optimasi dengan pendekatan analitis. 
2.1. Gradien 
Didefinisikan f (x) adalah fungsi bernilai skalar yang didefinisikan pada ruang vektor x 
ù 
ú ú ú ú ú ú 
û 
é 
ê ê ê ê ê ê 
ë 
= 
x 
x 
x 
1 
2 
3 
n x 
x 
. 
df 
Differensial f (x) skalar dim(1x1) terhadap vektor x dim(nx1) akan menghasilkan d x 
vektor dim(nx1). 
Jika Ñf (x) :adalah gradien dari fungsi f (x) , maka 
df 
d x 
f 
¶ 
f x 
¶ 
¶ 
x 
( ) 2 
. 
f 
¶ 
¶ 
x 
f x 
n 
= 
ù 
ú ú ú ú ú ú ú ú ú 
û 
é 
ê ê ê ê ê ê ê ê ê 
ë 
¶ 
Ñ = 
. 
1 
df . 
Untuk mencari titik-titik optimal dari suatu fungsi f (x) , maka =Ñf (x) =0 
d x 
Contoh 2.1 
( ) 3 2 4 6 8 6 1 2 1 2 
f x = x 2 
+ x 2 
+ x x - x - x + 
1 2 
maka,
ù 
úû 
é 
êë 
x x 
+ - 
6 4 6 
1 2 
+ - 
= 
ù 
ú ú ú ú 
û 
é 
ê ê ê ê 
ë 
f 
¶ 
¶ 
f x 
¶ 
¶ 
Ñ = 
4 4 8 
( ) 
1 2 
1 
2 
x x 
x 
f x 
Latihan 2.1 
Suatu fungsi f ( x ) = x 2 
+ 2 x 2 
+ x 2 
+ 4 x x - 2 x x + 6 x - 8 x - 3 x + 
6 1 2 
3 
1 2 2 3 1 2 3 
Tentukan Ñf (x) 
2.2. Matriks Hessian 
Sebelum membahas tentang matik hessian, sebaiknya kita mengingat kembali 
tentang differensiasi matrik. 
1. Differensial vektor kolom dim(nx1) terhadap skalar dim(1x1) = vektor baris dim(1xn). 
2. Differensial vektor kolom dim(mx1) terhadap vektor kolom dim(nx1) = matriks 
dim(nxm). 
Suatu vektor kolom f dan x didefinisikan sebagai berikut ini 
ù 
ú ú ú ú ú ú 
û 
é 
ê ê ê ê ê ê 
ë 
= 
ù 
ú ú ú ú ú ú 
û 
é 
ê ê ê ê ê ê 
ë 
= 
x 
1 
x 
2 
x 
x 
f 
f 
f 
1 
2 
m n x 
f 
f 
. 
, 
. 
3 
3 
Maka differensiasi verktor f terhadap vektor x adalah 
ù 
ú ú ú ú ú ú ú ú 
....... 
2 
1 1 
....... 
2 
2 2 
1 
1 
1 
2 
....... ........ ....... ........ 
û 
é 
ê ê ê ê ê ê ê ê 
ë 
= 
m 
m 
n 
df 
df 
df 
n n 
m 
df 
df 
df 
dx 
dx 
df 
df 
df 
dx 
dx 
dx 
dx 
dx 
dx 
dx 
d f 
d x 
....... 
1 2 
Contoh 2.2 
Diketahui : 
ù 
f x , 
úû 
é 
= 
êë 
ù 
ú ú ú 
û 
é 
ê ê ê 
ë 
x + x - 
2 
x x 
x + x + 
x 
2 3 6 
- + 
= 
x 
1 
2 
1 2 
2 
2 
1 2 
1 2 
2 
2 
2 
1 
, 
4 6 4 
( ) 
x 
x 
x x
maka 
ù 
úû 
é 
x x 
2 2 2 4 
1 2 
x x x 
= 
2 2 6 6 6 
êë 
- 
- + - 
2 1 2 
d f 
d x 
Didefinisikan H(x) adalah matriks hessian dari f (x) , dimana f (x) adalah fungsi 
skalar yang didefinisikan dalam ruang vektor x . Maka H(x) adalah turunan tingkat dua 
fungsi f (x) terhadap x . 
2 
ù 
é 
¶ ¶ 
2 2 
H ( x ) 
f 
x 
f 
= ¶ 
x x 
= ¶ 
ú úû 
i j ¶ 
ê êë 
ù 
ú ú ú ú ú ú ú ú 
û 
é 
ê ê ê ê ê ê ê ê 
ë 
¶ 
f 
2 
x x 
¶ 
f 
2 
x x 
....... 
....... 
....... ........ ....... ........ 
¶ 
f 
x x 
¶ ¶ 
¶ 
f 
2 
x x 
¶ 
f 
2 
x x 
¶ 
f 
x x 
¶ ¶ 
¶ 
f 
2 
x x 
¶ 
f 
2 
x x 
¶ 
f 
x x 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
= 
n 
n 
n n n n 
H x 
2 
2 
2 
1 
2 
2 
2 2 
2 1 
1 
1 2 
1 1 
....... 
( ) 
Operator Integral dan differensial mempunyai sifat linier, karena linier maka juga 
mempunyai sifat komutatif. 
Matriks Hessian merupakan Matriks Simetri (upper diagonal = lower diagonal) 
2 
f 
= ñ 
¶ 
¶ H x 
x 
Untuk mengetahui minimum atau maksimum suatu fungsi f (x) , maka ( ) 0 2 
2 
f 
= á 
¶ 
¶ H x 
x 
fungsi f (x) adalah minimum dan ( ) 0 2 
fungsi f (x) adalah maksimum. 
Contoh 2.3 
( ) 3 2 4 6 8 6 1 2 1 2 
f x = x 2 
+ x 2 
+ x x - x - x + 
1 2 
maka,
ù 
úû 
6 4 
é 
= 
êë 
ù 
ú ú ú ú 
û 
é 
ê ê ê ê 
ë 
¶ 
¶ 
2 
2 
f 
f 
¶ ¶ 
¶ 
¶ 
2 
2 
f 
f 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
= 
4 4 
( ) 
2 2 
2 1 
1 2 
1 1 
x x 
x x 
x x 
x x 
H x 
Latihan 2.2 
Suatu fungsi f ( x ) = x 2 
+ 2 x 2 
+ x 2 
+ 4 x x - 2 x x + 6 x - 8 x - 3 x + 
6 1 2 
3 
1 2 2 3 1 2 3 
Tentukan matrik Hessian H(x) 
2.3. Matriks Definit Positip dan Definit Negatif 
Pada bagian ini, kita akan membahas tentang matrik definit positip dan matrik definit 
negatif. Ada dua pendekatan/cara untuk menentukan apakah suatu matrik persegi 
merupakan matrik definit positip atau matrik definit negatif atau tidak definit. Pendekatan 
pertama lebih bersifat teoritis, seperti dijelaskan berikut ini. 
Didefinisikan A matrik persegii (nxn), maka secara teoritis berlaku : 
A disebut Definit Positip xT Ax ñ 0 "xÎRn 
A disebut Definit Negatif xT Ax á 0 "xÎRn 
A disebut Semi Definit Positip xT Ax ³ 0 "xÎRn 
A disebut Semi Definit Negatif xT Ax £ 0 "xÎRn 
Karena pembuktian xTAx yang harus berlaku untuk semua x bilangan riel sangat sulit, 
maka para ahli matematik telah membuktikan cara/pendekatan yang kedua. 
Didefinisikan suatu matrik persegi A 
ù 
ú ú ú ú 
...... 
11 12 1 
...... 
21 22 2 
...... ...... ...... ...... 
û 
é 
= 
ê ê ê ê ë 
n 
n 
a a a 
a a a 
a a a 
n n nn 
A 
...... 
1 2 
Maka miinor – minor utama dari matrik A adalah sebagai berikut : 
[ ] 1 11 A = a
ù 
úû 
é 
= 
êë 
a a 
11 12 
2 a a 
21 22 
A 
ù 
ú ú ú 
A ........... 
û 
é 
= 
ê ê ê 
ë 
a a a 
11 12 13 
a a a 
21 22 23 
31 32 33 
3 
a a a 
ù 
ú ú ú ú 
û 
é 
= 
ê ê ê ê 
a a .... 
a 
11 12 1 
a a a 
ë 
n 
n 
.... 
21 22 2 
.... .... .... .... 
n n nn 
n 
a a a 
A 
.... 
1 2 
Sehingga cara/pendekatan kedua untuk menentukan kedefinitan suatu matrik adalah 
sebagai berikut : 
A disebut Definit Positip det ( ) i A > 0 i =1,2,......,n 
A disebut Definit Negatif (-1)i det ( ) i A < 0 i =1,2,......,n 
A disebut Semi Definit Positip det ( ) i A ³ 0 i =1,2,......,n 
A disebut Semi Definit Negatif (-1)i det ( ) i A £ 0 i =1,2,......,n 
A Definit Negatif -A Definit Positip 
xT Ax á 0 - xT Ax ñ 0 
xT (-A)x ñ 0 -A Definit Positip 
Cara ini adalah untuk membuktikan A Definit Negatif dengan menggunakan pembuktian 
bahwa (-A) Definit Positip. 
Suatu matrik persegi A disebut Matrik tidak definit ( indefinite ) 
Û ketentuan-ketentuan definit / semi definit positif / negatif tidak dipenuhi 
Contoh 2.4 
é 
6 4 
Suatu matrik úû 
ù 
= 
êë 
4 4 
H 
maka dapat dihitung determinan minor - minornya 
det ( H ) = 6 = 6 1 > 0 
det ( 6 4 
H ) = = 24 - 16 = 8 
2 > 0 
4 4 
Jadi, matrik H adalah Definit Positip
Latihan 2.3 
Suatu fungsi f ( x ) = x 2 
+ 2 x 2 
+ x 2 
+ 4 x x - 2 x x + 6 x - 8 x - 3 x + 
6 1 2 
3 
1 2 2 3 1 2 3 
Tentukan apakah matrik Hessian dari fungsi f(x) bersifat definit positip atau negatif? 
2.4. Syarat Perlu Keoptimalan 
Syarat perlu keoptimalan digunakan untuk mencari calon/kandidat titik-titik optimal 
x* pada pendekatan analitis. Syarat perlu keoptimalan mengatakan bahwa : 
Bila x* adalah titik optimal dari f (x) maka : 
Ñf (x* ) =0 
x* yang memenuhi persamaan di atas merupakan calon penyelesaian atau disebut juga 
titik optimal. 
Contoh 2.5 
Suatu fungsi : 
f x = x 2 
+ x 2 
+ x x - x - x + 
1 2 
( ) 3 2 4 6 8 6 1 2 1 2 
úû 
Maka gradiennya adalah 
( ) é 
6 x 4 x 
6 
ù 
êë 
+ - 
1 2 
x x 
+ - 
Ñ = 
4 4 8 
1 2 
f x 
Dengan memenuhi syarat perlu keoptimalan, yaitu 
Ñf (x) =0 6 4 6 0. 1 2 x + x - = 
4 4 8 0 1 2 x + x - = 
2 2 0 1 x + = 
1 1 x =- 3 2 x = 
1 x* ù 
adalah titik optimal dari f (x) 
é- 
= 
Jadi úû 
êë 
3 
Latihan 2.4 
Dapatkan titik optimal x* dari fungsi : 
3 
1 f (x) = 2x + 3x -12x x 
1 2 
2 
2 
2.5. Syarat Cukup Keoptimalan
Syarat cukup keoptimalan digunakan untuk menentukan apakah titik optimal yang 
didapatkan dari syarat perlu keoptimalan merupakan titik minimum atau titik maksimum. 
Syarat cukup keoptimalan mengatakan bahwa : 
Bila Ñf (x* ) =0 dan H(x* ) definit positip maka x* titik minimum 
Bila Ñf (x* ) =0 dan H(x* ) definit negatif maka x* titik maksimum 
Contoh 2.6 
Suatu fungsi : 
f ( x ) = 3 x 2 
+ 2 x 2 
+ 4 x x - 6 x - 8 x + 6 : 
1 2 
1 2 1 2 
1 x* ù 
dan 
é- 
= 
Pada contoh 2.5 telah didapatkan calon penyelesaian atau titik optimal úû 
êë 
3 
pada contoh 2.2 dan contoh 2.4 didapatkan matrik Hessiannya adalah : 
ù 
H(x* ) adalah definit positip 
úû 
6 4 
é 
= 
êë 
4 4 
Jadi, 
1 x* ù 
adalah titik minimum dengan f (x* ) = 3+8 -12 +6 -24 +6 = -3 
úû 
é- 
= 
êë 
3 
Latihan 2.5 
Tentukan titik minimum atau titik maksimum dari fungsi : 
3 
1 f (x) = 2x + 3x -12x x 
1 2 
2 
2 
2.6. Fungsi Konveks dan Fungsi Konkav 
Pada bagian ini kita akan membahas tentang fungsi konveks dan fungsi konkaf. 
Didefinisikan x1 , x2 Î Rn ; x1 dan x2 adalah vektor dengan dimensi yang sama. 
Secara matematis vektor sama dengan titik dengan syarat titik referensinya sama. Titik 
adalah isitilah pada geometri sedangkan vektor adalah istilah pada space. Perbedaannya, 
titik selalu dinyatakan pada koordinat tetap sedangkan vektor dinyatakan dalam koordinat 
tertentu yang bisa berubah-ubah (tidak tetap). 
ö 
÷ ÷ø 
æ 
ç çè 
1 
x 
2 
x 
ö 
÷ ÷ø 
æ 
0 
ç çè 
0
Kombinasi Konveks dari x1 dan x2 adalah titik-titik yang terletak pada garis lurus yang 
menghubungkan x1 dengan x2 , yang dipenuhi dengan persamaan: 
x(l) =lx1 +(1-l)x2 "lÎ[0,1] 
l=1 l=0.5 l=0 
x1 x2 
x1 
f (x) fungsi konveks Û f ( x(l)) £lf (x1 ) +(1-l) f (x2 ) 
f (x) fungsi konkav Û - f (x) adalah konveks 
Û f ( x(l)) ³lf (x1 ) +(1-l) f (x2 ) 
Suatu Fungsi Linier adalah Fungsi konveks dan Fungsi konkav 
Û f ( x(l)) =lf (x1 )+(1-l) f (x2 ) 
Vektor/titik konveks yang ada 
dalam cone x1 dan x2 
x2 
f(x) konveks 
f(x1) lf(x1) f(x(l)) f(x2) 
+(1-l)f(x2) 
x1 x(l) x2 
f(x) konveks 
g(x)=-f(x) konkav 
f(x) linier 
x1 x(l) x2
f (x) fungsi konveks 
Û matriks Hessiannya adalah Semi Definit Positip 
f (x) fungsi konkav 
Û matriks Hessiannya adalah Semi Definit Negatif 
Fungsi konveks dan konkav ini dapat menggantikan syarat cukup semi definit positif dan 
negatif. 
Suatu himpunan S disebut konveks Û l x1+(1-l) x2 Î S " x1,x2 Î S dan " l Î [0,1] 
Contoh 2.7 
Suatu fungsi : 
f x = x 2 
+ x 2 
+ x x - x - x + 
1 2 
( ) 3 2 4 6 8 6 1 2 1 2 
Telah dikatahui bahwa 
ù 
6 4 
é 
= 
positif definit x H ® úû 
( ) 
Karena H(x) definit positip maka f(x) konveks 
êë 
4 4 
Latihan 2.6 
Suatu fungsi : 
f x = x 2 
+ x 2 
+ x x - x - x + 
1 2 
( ) 2 4 1 1 2 1 2 
Tentukan apakah fungsi f(x) konveks atau tidak 
x1 
x2 
S 
bukan konveks 
x1 
x2 
S 
konveks
________________________________________________________________________ 
Ringkasan 
1. Gradien Ñf (x) merupakan turunan pertama f (x) terhadap x 
df 
d x 
f 
¶ 
f x 
¶ 
¶ 
x 
( ) 2 
. 
f 
¶ 
¶ 
x 
f x 
n 
= 
ù 
ú ú ú ú ú ú ú ú ú 
û 
é 
ê ê ê ê ê ê ê ê ê 
ë 
¶ 
Ñ = 
. 
1 
2. Matrik Hessian H(x) merupakan turunan kedua f (x) terhadap x 
ù 
ú ú ú ú ú ú ú ú 
û 
é 
ê ê ê ê ê ê ê ê 
ë 
¶ 
f 
2 
x x 
¶ 
f 
2 
x x 
....... 
....... 
....... ........ ....... ........ 
¶ 
f 
x x 
¶ ¶ 
¶ 
f 
2 
x x 
¶ 
f 
2 
x x 
¶ 
f 
x x 
¶ ¶ 
¶ 
f 
2 
x x 
¶ 
f 
2 
x x 
¶ 
f 
x x 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
¶ ¶ 
= 
n 
n 
n n n n 
H x 
2 
2 
2 
1 
2 
2 
2 2 
2 1 
1 
1 2 
1 1 
....... 
( ) 
3. Suatu matrik A disebut definit positip atau definit negatif jika : 
A disebut Definit Positip det ( ) i A > 0 i =1,2,......, n 
A disebut Definit Negatif (-1)i det ( ) i A < 0 i =1,2,......, n 
A disebut Semi Definit Positip det ( ) i A ³ 0 i =1,2,......, n 
A disebut Semi Definit Negatif (-1)i det ( ) i A £ 0 i =1,2,......, n 
4. Syarat perlu keoptimalan : 
Bila x* adalah titik optimal dari f (x) maka Ñf (x* ) =0 
5. Syara cukup keoptimalan : 
Bila Ñf (x* ) =0 dan H(x* ) definit positip maka x* titik minimum
Bila Ñf (x* ) =0 dan H(x* ) definit negatif maka x* titik maksimum 
6. f (x) fungsi konveks jika dan hanya jika matriks Hessiannya adalah Semi Definit 
Positip 
7. f (x) fungsi konkaf jika dan hanya jika matriks Hessiannya adalah Semi Definit Negatif

More Related Content

What's hot

Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerKelinci Coklat
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaKana Outlier
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierIzhan Nassuha
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuAnderzend Awuy
 
5. distribusi normal
5. distribusi normal5. distribusi normal
5. distribusi normalNanda Reda
 
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011Heri Setiawan
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptrahmawarni
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2Ratih Ramadhani
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Dyas Arientiyya
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikEman Mendrofa
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Raden Maulana
 
Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fasespecy1234
 
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Kelinci Coklat
 

What's hot (20)

Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
Turunan numerik
Turunan numerikTurunan numerik
Turunan numerik
 
Soal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannyaSoal matstat ngagel+jawabannya
Soal matstat ngagel+jawabannya
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
Bilangan kompleks
Bilangan kompleksBilangan kompleks
Bilangan kompleks
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
 
Distribusi poisson
Distribusi poissonDistribusi poisson
Distribusi poisson
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 
5. distribusi normal
5. distribusi normal5. distribusi normal
5. distribusi normal
 
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
Kumpulan soal-latihan-andat-statdas-biostat-2011
 
Distribusi sampling
Distribusi samplingDistribusi sampling
Distribusi sampling
 
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
Variabel acak dan nilai harapan (Statistik Ekonomi II)
 
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis RegresiMinggu 10_Teknik Analisis Regresi
Minggu 10_Teknik Analisis Regresi
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
 
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
Persamaan garis lurus(Geometri Analitik Ruang)
 
Distribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrikDistribusi hipergeometrik
Distribusi hipergeometrik
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
Metode simpleks dua fase
Metode simpleks dua faseMetode simpleks dua fase
Metode simpleks dua fase
 
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
 

Viewers also liked

Optimasi dengan satu variabel bebas
Optimasi dengan satu variabel bebasOptimasi dengan satu variabel bebas
Optimasi dengan satu variabel bebasAyu Sefryna sari
 
Pert 2 matriks & vektor
Pert 2 matriks & vektorPert 2 matriks & vektor
Pert 2 matriks & vektorIrene Novita
 
Brian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksiBrian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksiBrian Raafiu
 
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)Risdawati Hutabarat
 
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Roudlotul Jannah
 
Jejaring sosial
Jejaring sosialJejaring sosial
Jejaring sosialChan Rizky
 
Pemodelan model optimasi
Pemodelan model optimasiPemodelan model optimasi
Pemodelan model optimasiChan Rizky
 
Partisi matriks untuk menghitung nilai eigen (Bagian I)
Partisi matriks untuk menghitung nilai eigen (Bagian I)Partisi matriks untuk menghitung nilai eigen (Bagian I)
Partisi matriks untuk menghitung nilai eigen (Bagian I)bernypebo
 
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenNilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenRizky Wulansari
 
populasi dan sampel
populasi dan sampelpopulasi dan sampel
populasi dan sampelIbnu Fajar
 
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihTuruna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihMono Manullang
 
Model ekonomi dan optimasi ekonomi
Model ekonomi dan optimasi ekonomiModel ekonomi dan optimasi ekonomi
Model ekonomi dan optimasi ekonominuralfiyani24
 
Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1
Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1
Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1ahmad haidaroh
 
Geometri Sudut dan segitiga modul 6
Geometri Sudut dan segitiga modul 6Geometri Sudut dan segitiga modul 6
Geometri Sudut dan segitiga modul 6Wiwit Safitri
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksReza Mahendra
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IFerry Angriawan
 

Viewers also liked (20)

Optimasi dengan satu variabel bebas
Optimasi dengan satu variabel bebasOptimasi dengan satu variabel bebas
Optimasi dengan satu variabel bebas
 
Pert 2 matriks & vektor
Pert 2 matriks & vektorPert 2 matriks & vektor
Pert 2 matriks & vektor
 
Brian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksiBrian Raafiu Optimasi produksi
Brian Raafiu Optimasi produksi
 
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
Tugas teknik optimasi (Employee Scheduling)
 
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
Kuliah pemilihan model_terbaik_m14_dan_15
 
Jejaring sosial
Jejaring sosialJejaring sosial
Jejaring sosial
 
Pertemuan 11 pengali lagrange
Pertemuan 11   pengali lagrangePertemuan 11   pengali lagrange
Pertemuan 11 pengali lagrange
 
Pemodelan model optimasi
Pemodelan model optimasiPemodelan model optimasi
Pemodelan model optimasi
 
Optimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksiOptimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksi
 
Partisi matriks untuk menghitung nilai eigen (Bagian I)
Partisi matriks untuk menghitung nilai eigen (Bagian I)Partisi matriks untuk menghitung nilai eigen (Bagian I)
Partisi matriks untuk menghitung nilai eigen (Bagian I)
 
Manajerial bab iv, v, vi
Manajerial bab iv, v, viManajerial bab iv, v, vi
Manajerial bab iv, v, vi
 
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor EigenNilai Egien Dan Vektor Eigen
Nilai Egien Dan Vektor Eigen
 
populasi dan sampel
populasi dan sampelpopulasi dan sampel
populasi dan sampel
 
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebihTuruna parsial fungsi dua peubah atau lebih
Turuna parsial fungsi dua peubah atau lebih
 
Model ekonomi dan optimasi ekonomi
Model ekonomi dan optimasi ekonomiModel ekonomi dan optimasi ekonomi
Model ekonomi dan optimasi ekonomi
 
Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1
Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1
Persamaan Linier 1a - Aljabar Linier - Pertemuan 1
 
Buku prolin
Buku prolinBuku prolin
Buku prolin
 
Geometri Sudut dan segitiga modul 6
Geometri Sudut dan segitiga modul 6Geometri Sudut dan segitiga modul 6
Geometri Sudut dan segitiga modul 6
 
Contoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode SimpleksContoh soal Metode Simpleks
Contoh soal Metode Simpleks
 
Pengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_IPengantar analisis real_I
Pengantar analisis real_I
 

Similar to OPTIMASI MATEMATIKA

Similar to OPTIMASI MATEMATIKA (20)

2 dasar dasar-matematika_optimasi
2 dasar dasar-matematika_optimasi2 dasar dasar-matematika_optimasi
2 dasar dasar-matematika_optimasi
 
2 dasar dasar-matematika_optimasi
2 dasar dasar-matematika_optimasi2 dasar dasar-matematika_optimasi
2 dasar dasar-matematika_optimasi
 
Fungsi Pecah
Fungsi PecahFungsi Pecah
Fungsi Pecah
 
Kul3 4 fungsi
Kul3 4 fungsiKul3 4 fungsi
Kul3 4 fungsi
 
Tugas mtk
Tugas mtkTugas mtk
Tugas mtk
 
Fungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabarFungsi pecah pada aljabar
Fungsi pecah pada aljabar
 
Metnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressedMetnum p 2 compressed
Metnum p 2 compressed
 
siiiiii
siiiiiisiiiiii
siiiiii
 
Matematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsiMatematika kelas xi turunan fungsi
Matematika kelas xi turunan fungsi
 
limit fungsi
limit fungsilimit fungsi
limit fungsi
 
FUNGSI DAN GRAFIK
FUNGSI DAN GRAFIKFUNGSI DAN GRAFIK
FUNGSI DAN GRAFIK
 
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptxRangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
Rangkuman Drill Soal maatematika wajib ips 3.pptx
 
Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1
 
fungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknyafungsi dan grafiknya
fungsi dan grafiknya
 
Makalah mtk
Makalah mtkMakalah mtk
Makalah mtk
 
04 turunan
04 turunan04 turunan
04 turunan
 
Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)Matematika (Fungsi eksponen)
Matematika (Fungsi eksponen)
 
sukubanyak
sukubanyaksukubanyak
sukubanyak
 
Bab 5 limit (1)
Bab 5 limit (1)Bab 5 limit (1)
Bab 5 limit (1)
 
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsiModul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
Modul matematika-kelas-xi-turunan-fungsi
 

Recently uploaded

Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksimanotartamba555
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxdpcaskonasoki
 

Recently uploaded (10)

Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksiPPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
PPT manajemen Konstruksi ahli madya bidang keahlian manajemen konstruksi
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptxPPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
PPT PPT Pelaksana lapangan Pekerasan Jalan Beton lvl 6.pptx
 

OPTIMASI MATEMATIKA

  • 1. 2 DASAR - DASAR MATEMATIKA OPTIMASI Pada bagian ini akan dibahas dasar – dasar matematika untuk persoalan optimasi. Materi yang dibahas meliputi gradien, matrik hessian, matrik definit positip, matrik definit negatif, syarat perlu keoptimalan, syarat cukup keoptimalan, fungsi konveks dan fungsi konkaf. Dasar – dasar matematika ini sangat diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan optimasi dengan pendekatan analitis. 2.1. Gradien Didefinisikan f (x) adalah fungsi bernilai skalar yang didefinisikan pada ruang vektor x ù ú ú ú ú ú ú û é ê ê ê ê ê ê ë = x x x 1 2 3 n x x . df Differensial f (x) skalar dim(1x1) terhadap vektor x dim(nx1) akan menghasilkan d x vektor dim(nx1). Jika Ñf (x) :adalah gradien dari fungsi f (x) , maka df d x f ¶ f x ¶ ¶ x ( ) 2 . f ¶ ¶ x f x n = ù ú ú ú ú ú ú ú ú ú û é ê ê ê ê ê ê ê ê ê ë ¶ Ñ = . 1 df . Untuk mencari titik-titik optimal dari suatu fungsi f (x) , maka =Ñf (x) =0 d x Contoh 2.1 ( ) 3 2 4 6 8 6 1 2 1 2 f x = x 2 + x 2 + x x - x - x + 1 2 maka,
  • 2. ù úû é êë x x + - 6 4 6 1 2 + - = ù ú ú ú ú û é ê ê ê ê ë f ¶ ¶ f x ¶ ¶ Ñ = 4 4 8 ( ) 1 2 1 2 x x x f x Latihan 2.1 Suatu fungsi f ( x ) = x 2 + 2 x 2 + x 2 + 4 x x - 2 x x + 6 x - 8 x - 3 x + 6 1 2 3 1 2 2 3 1 2 3 Tentukan Ñf (x) 2.2. Matriks Hessian Sebelum membahas tentang matik hessian, sebaiknya kita mengingat kembali tentang differensiasi matrik. 1. Differensial vektor kolom dim(nx1) terhadap skalar dim(1x1) = vektor baris dim(1xn). 2. Differensial vektor kolom dim(mx1) terhadap vektor kolom dim(nx1) = matriks dim(nxm). Suatu vektor kolom f dan x didefinisikan sebagai berikut ini ù ú ú ú ú ú ú û é ê ê ê ê ê ê ë = ù ú ú ú ú ú ú û é ê ê ê ê ê ê ë = x 1 x 2 x x f f f 1 2 m n x f f . , . 3 3 Maka differensiasi verktor f terhadap vektor x adalah ù ú ú ú ú ú ú ú ú ....... 2 1 1 ....... 2 2 2 1 1 1 2 ....... ........ ....... ........ û é ê ê ê ê ê ê ê ê ë = m m n df df df n n m df df df dx dx df df df dx dx dx dx dx dx dx d f d x ....... 1 2 Contoh 2.2 Diketahui : ù f x , úû é = êë ù ú ú ú û é ê ê ê ë x + x - 2 x x x + x + x 2 3 6 - + = x 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 , 4 6 4 ( ) x x x x
  • 3. maka ù úû é x x 2 2 2 4 1 2 x x x = 2 2 6 6 6 êë - - + - 2 1 2 d f d x Didefinisikan H(x) adalah matriks hessian dari f (x) , dimana f (x) adalah fungsi skalar yang didefinisikan dalam ruang vektor x . Maka H(x) adalah turunan tingkat dua fungsi f (x) terhadap x . 2 ù é ¶ ¶ 2 2 H ( x ) f x f = ¶ x x = ¶ ú úû i j ¶ ê êë ù ú ú ú ú ú ú ú ú û é ê ê ê ê ê ê ê ê ë ¶ f 2 x x ¶ f 2 x x ....... ....... ....... ........ ....... ........ ¶ f x x ¶ ¶ ¶ f 2 x x ¶ f 2 x x ¶ f x x ¶ ¶ ¶ f 2 x x ¶ f 2 x x ¶ f x x ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ = n n n n n n H x 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 ....... ( ) Operator Integral dan differensial mempunyai sifat linier, karena linier maka juga mempunyai sifat komutatif. Matriks Hessian merupakan Matriks Simetri (upper diagonal = lower diagonal) 2 f = ñ ¶ ¶ H x x Untuk mengetahui minimum atau maksimum suatu fungsi f (x) , maka ( ) 0 2 2 f = á ¶ ¶ H x x fungsi f (x) adalah minimum dan ( ) 0 2 fungsi f (x) adalah maksimum. Contoh 2.3 ( ) 3 2 4 6 8 6 1 2 1 2 f x = x 2 + x 2 + x x - x - x + 1 2 maka,
  • 4. ù úû 6 4 é = êë ù ú ú ú ú û é ê ê ê ê ë ¶ ¶ 2 2 f f ¶ ¶ ¶ ¶ 2 2 f f ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ = 4 4 ( ) 2 2 2 1 1 2 1 1 x x x x x x x x H x Latihan 2.2 Suatu fungsi f ( x ) = x 2 + 2 x 2 + x 2 + 4 x x - 2 x x + 6 x - 8 x - 3 x + 6 1 2 3 1 2 2 3 1 2 3 Tentukan matrik Hessian H(x) 2.3. Matriks Definit Positip dan Definit Negatif Pada bagian ini, kita akan membahas tentang matrik definit positip dan matrik definit negatif. Ada dua pendekatan/cara untuk menentukan apakah suatu matrik persegi merupakan matrik definit positip atau matrik definit negatif atau tidak definit. Pendekatan pertama lebih bersifat teoritis, seperti dijelaskan berikut ini. Didefinisikan A matrik persegii (nxn), maka secara teoritis berlaku : A disebut Definit Positip xT Ax ñ 0 "xÎRn A disebut Definit Negatif xT Ax á 0 "xÎRn A disebut Semi Definit Positip xT Ax ³ 0 "xÎRn A disebut Semi Definit Negatif xT Ax £ 0 "xÎRn Karena pembuktian xTAx yang harus berlaku untuk semua x bilangan riel sangat sulit, maka para ahli matematik telah membuktikan cara/pendekatan yang kedua. Didefinisikan suatu matrik persegi A ù ú ú ú ú ...... 11 12 1 ...... 21 22 2 ...... ...... ...... ...... û é = ê ê ê ê ë n n a a a a a a a a a n n nn A ...... 1 2 Maka miinor – minor utama dari matrik A adalah sebagai berikut : [ ] 1 11 A = a
  • 5. ù úû é = êë a a 11 12 2 a a 21 22 A ù ú ú ú A ........... û é = ê ê ê ë a a a 11 12 13 a a a 21 22 23 31 32 33 3 a a a ù ú ú ú ú û é = ê ê ê ê a a .... a 11 12 1 a a a ë n n .... 21 22 2 .... .... .... .... n n nn n a a a A .... 1 2 Sehingga cara/pendekatan kedua untuk menentukan kedefinitan suatu matrik adalah sebagai berikut : A disebut Definit Positip det ( ) i A > 0 i =1,2,......,n A disebut Definit Negatif (-1)i det ( ) i A < 0 i =1,2,......,n A disebut Semi Definit Positip det ( ) i A ³ 0 i =1,2,......,n A disebut Semi Definit Negatif (-1)i det ( ) i A £ 0 i =1,2,......,n A Definit Negatif -A Definit Positip xT Ax á 0 - xT Ax ñ 0 xT (-A)x ñ 0 -A Definit Positip Cara ini adalah untuk membuktikan A Definit Negatif dengan menggunakan pembuktian bahwa (-A) Definit Positip. Suatu matrik persegi A disebut Matrik tidak definit ( indefinite ) Û ketentuan-ketentuan definit / semi definit positif / negatif tidak dipenuhi Contoh 2.4 é 6 4 Suatu matrik úû ù = êë 4 4 H maka dapat dihitung determinan minor - minornya det ( H ) = 6 = 6 1 > 0 det ( 6 4 H ) = = 24 - 16 = 8 2 > 0 4 4 Jadi, matrik H adalah Definit Positip
  • 6. Latihan 2.3 Suatu fungsi f ( x ) = x 2 + 2 x 2 + x 2 + 4 x x - 2 x x + 6 x - 8 x - 3 x + 6 1 2 3 1 2 2 3 1 2 3 Tentukan apakah matrik Hessian dari fungsi f(x) bersifat definit positip atau negatif? 2.4. Syarat Perlu Keoptimalan Syarat perlu keoptimalan digunakan untuk mencari calon/kandidat titik-titik optimal x* pada pendekatan analitis. Syarat perlu keoptimalan mengatakan bahwa : Bila x* adalah titik optimal dari f (x) maka : Ñf (x* ) =0 x* yang memenuhi persamaan di atas merupakan calon penyelesaian atau disebut juga titik optimal. Contoh 2.5 Suatu fungsi : f x = x 2 + x 2 + x x - x - x + 1 2 ( ) 3 2 4 6 8 6 1 2 1 2 úû Maka gradiennya adalah ( ) é 6 x 4 x 6 ù êë + - 1 2 x x + - Ñ = 4 4 8 1 2 f x Dengan memenuhi syarat perlu keoptimalan, yaitu Ñf (x) =0 6 4 6 0. 1 2 x + x - = 4 4 8 0 1 2 x + x - = 2 2 0 1 x + = 1 1 x =- 3 2 x = 1 x* ù adalah titik optimal dari f (x) é- = Jadi úû êë 3 Latihan 2.4 Dapatkan titik optimal x* dari fungsi : 3 1 f (x) = 2x + 3x -12x x 1 2 2 2 2.5. Syarat Cukup Keoptimalan
  • 7. Syarat cukup keoptimalan digunakan untuk menentukan apakah titik optimal yang didapatkan dari syarat perlu keoptimalan merupakan titik minimum atau titik maksimum. Syarat cukup keoptimalan mengatakan bahwa : Bila Ñf (x* ) =0 dan H(x* ) definit positip maka x* titik minimum Bila Ñf (x* ) =0 dan H(x* ) definit negatif maka x* titik maksimum Contoh 2.6 Suatu fungsi : f ( x ) = 3 x 2 + 2 x 2 + 4 x x - 6 x - 8 x + 6 : 1 2 1 2 1 2 1 x* ù dan é- = Pada contoh 2.5 telah didapatkan calon penyelesaian atau titik optimal úû êë 3 pada contoh 2.2 dan contoh 2.4 didapatkan matrik Hessiannya adalah : ù H(x* ) adalah definit positip úû 6 4 é = êë 4 4 Jadi, 1 x* ù adalah titik minimum dengan f (x* ) = 3+8 -12 +6 -24 +6 = -3 úû é- = êë 3 Latihan 2.5 Tentukan titik minimum atau titik maksimum dari fungsi : 3 1 f (x) = 2x + 3x -12x x 1 2 2 2 2.6. Fungsi Konveks dan Fungsi Konkav Pada bagian ini kita akan membahas tentang fungsi konveks dan fungsi konkaf. Didefinisikan x1 , x2 Î Rn ; x1 dan x2 adalah vektor dengan dimensi yang sama. Secara matematis vektor sama dengan titik dengan syarat titik referensinya sama. Titik adalah isitilah pada geometri sedangkan vektor adalah istilah pada space. Perbedaannya, titik selalu dinyatakan pada koordinat tetap sedangkan vektor dinyatakan dalam koordinat tertentu yang bisa berubah-ubah (tidak tetap). ö ÷ ÷ø æ ç çè 1 x 2 x ö ÷ ÷ø æ 0 ç çè 0
  • 8. Kombinasi Konveks dari x1 dan x2 adalah titik-titik yang terletak pada garis lurus yang menghubungkan x1 dengan x2 , yang dipenuhi dengan persamaan: x(l) =lx1 +(1-l)x2 "lÎ[0,1] l=1 l=0.5 l=0 x1 x2 x1 f (x) fungsi konveks Û f ( x(l)) £lf (x1 ) +(1-l) f (x2 ) f (x) fungsi konkav Û - f (x) adalah konveks Û f ( x(l)) ³lf (x1 ) +(1-l) f (x2 ) Suatu Fungsi Linier adalah Fungsi konveks dan Fungsi konkav Û f ( x(l)) =lf (x1 )+(1-l) f (x2 ) Vektor/titik konveks yang ada dalam cone x1 dan x2 x2 f(x) konveks f(x1) lf(x1) f(x(l)) f(x2) +(1-l)f(x2) x1 x(l) x2 f(x) konveks g(x)=-f(x) konkav f(x) linier x1 x(l) x2
  • 9. f (x) fungsi konveks Û matriks Hessiannya adalah Semi Definit Positip f (x) fungsi konkav Û matriks Hessiannya adalah Semi Definit Negatif Fungsi konveks dan konkav ini dapat menggantikan syarat cukup semi definit positif dan negatif. Suatu himpunan S disebut konveks Û l x1+(1-l) x2 Î S " x1,x2 Î S dan " l Î [0,1] Contoh 2.7 Suatu fungsi : f x = x 2 + x 2 + x x - x - x + 1 2 ( ) 3 2 4 6 8 6 1 2 1 2 Telah dikatahui bahwa ù 6 4 é = positif definit x H ® úû ( ) Karena H(x) definit positip maka f(x) konveks êë 4 4 Latihan 2.6 Suatu fungsi : f x = x 2 + x 2 + x x - x - x + 1 2 ( ) 2 4 1 1 2 1 2 Tentukan apakah fungsi f(x) konveks atau tidak x1 x2 S bukan konveks x1 x2 S konveks
  • 10. ________________________________________________________________________ Ringkasan 1. Gradien Ñf (x) merupakan turunan pertama f (x) terhadap x df d x f ¶ f x ¶ ¶ x ( ) 2 . f ¶ ¶ x f x n = ù ú ú ú ú ú ú ú ú ú û é ê ê ê ê ê ê ê ê ê ë ¶ Ñ = . 1 2. Matrik Hessian H(x) merupakan turunan kedua f (x) terhadap x ù ú ú ú ú ú ú ú ú û é ê ê ê ê ê ê ê ê ë ¶ f 2 x x ¶ f 2 x x ....... ....... ....... ........ ....... ........ ¶ f x x ¶ ¶ ¶ f 2 x x ¶ f 2 x x ¶ f x x ¶ ¶ ¶ f 2 x x ¶ f 2 x x ¶ f x x ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ ¶ = n n n n n n H x 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 ....... ( ) 3. Suatu matrik A disebut definit positip atau definit negatif jika : A disebut Definit Positip det ( ) i A > 0 i =1,2,......, n A disebut Definit Negatif (-1)i det ( ) i A < 0 i =1,2,......, n A disebut Semi Definit Positip det ( ) i A ³ 0 i =1,2,......, n A disebut Semi Definit Negatif (-1)i det ( ) i A £ 0 i =1,2,......, n 4. Syarat perlu keoptimalan : Bila x* adalah titik optimal dari f (x) maka Ñf (x* ) =0 5. Syara cukup keoptimalan : Bila Ñf (x* ) =0 dan H(x* ) definit positip maka x* titik minimum
  • 11. Bila Ñf (x* ) =0 dan H(x* ) definit negatif maka x* titik maksimum 6. f (x) fungsi konveks jika dan hanya jika matriks Hessiannya adalah Semi Definit Positip 7. f (x) fungsi konkaf jika dan hanya jika matriks Hessiannya adalah Semi Definit Negatif