2. Buku Wajib
Rakhmat, 2013. Dimensi Strategis Manajemen Pembangunan.
Alfabeta: Jakarta
Referensi Lain
Affifuddin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan. Alfabeta:
Jakarta
Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.
Siagian, Sondang. 1999. Administrasi Pembangunan. Bumi Aksara:
Jakarta.
Muliani Sultani, Andi. 2014. Pengembangan Wilayah Berbasis
Pendekatan Sosial Ekonomi Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi
Selatan. Bappeda Kabupaten Barru.
2
BAHAN BACAAN
3. Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat:
1. Defenisi Pembangunan;
2. Teknik analisis dalam pengembangan wilayah: Indeks
Gini, Indeks Entropy, Analisis Skalogram, Indeks
Williamson, Analisis Location Quotient, Analisis SWOT;
3. Prospek ekonomi
4. Strategi pengembangan wilayah
3
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
4. 1. Dalam perkuliahan ini, anda akan membahas tentang
defenisi pembangunan;
2. Bagian selanjutnya, akan mempelajari tentang teknik
analisis dalam pengembangan wilayah; dan
3. Bagian akhir perkuliahan, akan mempelajari tentang
prospek ekonomi dan strategi pengembangan wilayah.
4
DESKRIPSI SINGKAT
5. 1. Apa arti pengembangan wilayah bagi anda? Jelaskan
2. Jelaskan perbedaan desa dan kota? Berikan contohnya
3. Kemukakan dan jelaskan paling sedikit 3 strategi
pengembangan wilayah?
5
PERTANYAAN KUNCI
6. 1. UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
menyatakan bahwa “implikasi gagasan berupa
pendelegasian kekuasaan kepada Kepala Daerah untuk
membangun serta mengembangkan potensi wilayah
secara bijak”.
2. Menurut Rustiadi, dkk mengemukakan bahwa suatu
proses pembangunan dapat diartikan sebagai “upaya
yang sistematik dan berkesinambungan untuk
menciptakan keadaan yang dapat menyediakan
berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi
setiap warga yang paling humanistik”. Cara pengukuran
di sisi sosial, yaitu Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
merupakan alat yang digunakan untuk melihat kualitas
SDM. 6
PEMBANGUNAN DI TINGKAT KABUPATEN
7. Humanistik dalam Perencanaan dan Pembangunan
Wilayah Daerah akan mengalami tantangan:
1. Sumber identitas; moralitas agama, sosial budaya, yaitu
etika kehidupan bersama (common life), solidaritas
bersama (common solidarity), kesadaran bersama
(common consciousness);
2. Pengembangan wilayah adalah penghormatan terhadap
masalah memodrenisasikan masyarakat lokal;
7
8. 1. Indeks Gini, yaitu indeks yang digunakan untuk melihat
tingkat pemerataan pendapatan masyarakat. Indeks gini
adalah ukuran ketimpangan agregat yang nilainya
berkisar antara nol dan satu. Nilai indeks gini 0 (nol)
artinya tidak ada ketimpangan (pemerataan sempurna)
sedangkan nilai 1 (satu) artinya ketimpangan sempurna;
2. Indeks Entropy, yaitu indeks perkembangan ekonomi
wilayah untuk melihat seberapa jauh tingkat
perkembangan suatu wilayah dibanding kemampuan
maksimumnya. Data yang digunakan untuk menghitung
indeks entropy adalah nilai PDRB per kecamatan;
8
TEKNIK ANALSIS DALAM
PENGEMBANGAN WILAYAH
9. 3. Analisis Skalogram, yaitu analisis Pusat Dan Hierarki
Pelayanan dimana seluruh fasilitas umum yang dimiliki
oleh setiap unit wilayah didata dan disusun dalam satu
tabel. Metode ini digunakan dengan menuliskan jumlah
fasilitas yang dimiliki oleh setiap wilayah (mencatat
ada/tidak ada fasilitas di suatu wilayah). Biasanya yang
menjadi parameter seperti sarana perekonomian,
komunikasi dan informasi, kesehatan, pendidikan
terhadap jumlah penduduk di desa hingga
kabupaten/kota.
9
10. 4. Indeks Williamson, yaitu salah satu indeks yang
digunakan untuk melihat disparitas antar wilayah dan
lebih sensitif terhadap perubahan ketimpangan. Indeks
Williamson akan menghasilkan indeks yang lebih besar
atau sama dengan nol. Jika Yi = Y maka akan dihasilkan
indeks = 0, yang berarti tidak adanya ketimpangan
ekonomi antar daerah. Indeks lebih besar dari 0
menunjukkan adanya ketimpangan ekonomi antar
wilayah. Semakin besar indeks yang dihasilkan semakin
besar tingkat ketimpangan antar kecamatan di satu
kabupaten.
10
11. 5. Analisis Location Quotient (LQ), yaitu suatu indeks
yang digunakan untuk membandingkan pangsa suatu
aktivitas tertentu (i) dalam wilayah tertentu (j) dengan
pangsa total aktivitas tersebut dalam total aktivitas
wilayah. LQ adalah rasio persentase dari total aktivitas (i)
pada sub wilayah ke-j terhadap persentase total aktivitas
di seluruh wilayah. Kriteria yang muncul dari perhitungan
ini adalah: (a)Jika LQ>1: Sektor basis artinya komoditas j
di daerah tsb memiliki keunggulan komparatif; (b)Jika
LQ=1: Sektor non basis artinya komoditas j di daerah tsb
tidak memiliki keunggulan, sehingga hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan wilayah bersangkutan; dan (c) Jika
LQ < 1 : Sektor non basis artinya komoditas j di daerah
tsb tidak dapat memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri
sehingga diperlukan pasokan dari luar daerah; dan
11
12. 6. Analisis SWOT, yaitu suatu alat perencanaan strategis
untuk mengungkapkan 2 (dua) faktor yang sangat
penting dalam mencapai tujuan, yaitu: faktor internal dan
faktor eksternal, dengan mengidentifikasikan kekuatan
(strength), kelemahan (weakness), kesempatan
(opportunity), dan ancaman (threat).
12
13. 1. Perkembangan ekonomi wilayah; memakai data PDRB
per kecamatan dengan periode tahun pembanding, maka
akan didapatkan nilai indeks entropy, sebagai hasilnya
untuk melihat kinerja pembangunan wilayah.
2. Disparitas wilayah; memakai data PDRB atas dasar harga
konstan dengan periode tahun pembanding, maka akan
didapatkan nilai indeks williamson, sebagai hasil untuk
melihat kinerja pemerintah dalam pembangunan ekonomi
wilayah.
3. Kesenjangan pendapatan masyarakat; memakai data
pendapatan per RT diolah dengan indeks gini, maka hasil
yang didapatkan berupa kesenjangan di tingkat
kabupaten hingga provinsi.
13
PROSPEK EKONOMI
14. 4. Sub Sektor Komoditi Unggulan; yaitu memakai data
PDRB per kecamatan dengan tahun pembanding,
menggunakan analisis LQ untuk melihat sektor
unggulan/basis yang dijadikan daya saing serta
diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
14
15. 1. Strategi pengembangan wilayah pada aras makro;
sinergitas antara stakeholder, masyarakat dan pemerintah
mulai PPEP, akan mendorong terjalinnya hubungan kerja
yang harmonis dan egaliter antara Pemerintah dengan
Ormas-Ormas yang ada sebagai embrio pemerintah yang
demokratis;
15
STRATEGI PENGEMBANGAN
WILAYAH
16. 2. Strategi pengembangan wilayah pada aras mikro;
a) Wilayah dataran rendah: penguatan jati diri,
pengembangan komoditi unggulan, sub sektor tanaman
holtikultura (padi, jagung dan kacang) dan sub sektor
peternakan (sapi, ayam dan kambing);
b) Wilayah Pesisir: heterogen, pengembangan komoditi
unggulan, sub sektor tanaman holtikultura (semangka
dan melon) dan sub sektor peternakan;
c) Wilayah pegunungan: infrastruktur, pengembangan
komoditi unggulan secara merata, sub sektor tanaman
holtikultura (kopi) dan sub sektor peternakan.
16