SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
1
2
Buku Wajib
• Rakhmat, 2013. Dimensi Strategis Manajemen Pembangunan.
Alfabeta : Jakarta
• Wrihatnolo, Randy R. Dan Nugroho, Riant. 2006 Manajemen
Pembangunan Indonesia. Elex Media Komputindo : Jakarta
Referensi Lain
• Affifuddin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan. Alfabeta:
Jakarta
• Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Gramedia
Pustaka Utama : Jakarta
• Tadang, Ambar 1981. Ekonomi Pembangunan. Bina Ilmu : Surabaya
• Edy Ikhsan, 2015. Konflik Tanah Ulayat dan Pluralisme Hukum:
Hilangnya Ruang Hidup Orang Melayu. Obor: Jakarta.
3
Setelah mempelajari bab ini, anda
diharapkan dapat memahami :
• Potret sosiologis deli dan situasi agraria
di peralihan abad ke-20
4
• Dalam perkuliahan ini, anda akan
membahas mengenai potret sosiologis deli
dan situasi agraria di peralihan abad ke-20
5
1. Bagaimanakah konflik tanah ulayat
dimaknai secara berbeda karena
kepentingan politik kolonial dan politik
nasional dan lokal pada masa kini,
pengakuan terhadapnya serta persoalan
proteksi terhadap manusia yang hidup di
dalamnya di kawasan Pantai Timur
Sumatera Utara?
6
DAYA TARIK GEOGRAFIS, PENDUDUK DAN ASAL-
USUL KESULTANAN
 Wilayah Kesultanan Deli, saat ini termasuk dalam
wilayah administrasi pemerintahan Prov. Sumatera
Utara yang terletak pada lebih kurang 4 57’ s/d 4 39’
Lintang Utara dan 98 25’ s/d 98 47’ Bujur timur. Pada
tahun 1876, Sultan Deli menetapkan daerah-daerah
yang termasuk kekuasaan Deli dan sekitarnya,
diantara: Sunggal (serbanyaman), sepuluh dua kota
(hamparan perak), sukapiring dan senembah (terletak
di perbatasan deli dan serdang yang terbagi atas
beberapa daerah: percut, denai, bedagai dan padang).
7
 Batas-batas wilayah Kerajaan Deli sebagai
berikut: 1). sebelah utara berbatasan dengan
Selat Malaka; 2). sebelah selatan berbatasan
dengan Tanah Karo; 3) sebelah barat
berbatasan dengan Langkat; dan 4) sebelah
timur berbatasan dengan Serdang.
 Pada tahun 1920, Kesultanan Deli
mempertegas wilayah kedaulatannya melalui
Keputusan No. 42 tgl 23 November 1920,
untuk mencegah agar hak milik sultan atas
tanah tidak dialihkan atau diserahtangankan
kepada pemerintahan.
7
8
 Berikut ini wilayah Kerajaan Kesultanan Deli:
1. Wilayah kesultanan: kampung matsum, kota
maimun, sukarame, pulau brayan, glugur,
tanjung mulia, kampung besar, labuhan,
belawan, titi papan, martubung dan tanah
enam ratus;
2. Empat urung atau suku, yakni serbanyaman,
sepuluh dua kota, sukapiring dan senembah;
3. Daerah percut dengan sebagian distrik sungai
tuan;
4. Wilayah padang-bedagai.
8
9
 Pada tahun 1932, Druif (agrogeolog),
melakukan penyelidikan dan membagi tanah
deli berdasarkan bahan induknya:
1. Tanah residuer yang autochtori.
2. Tanah alluvial.
 Pengetahuan tentang kandungan tanah ini
kemudian memberikan pengaruh sangat
penting bagi perkembangan perkebunan
industri barat (tembakau deli).
9
10
 Pada tahun 1823, hasil kunjungan Jhon
Anderson ke Deli, penduduk yang mendiami
wilayah Sumatera Timur pada umumnya dan
Deli, Serdang, serta langkat pada khususnya
terdiri atas suku bangsa: Aceh, Minangkabau,
Batak, Melayu, Cina, Arab, Inggris dan
Melayu sebagai penduduk asli.
 Gambaran fisik orang Melayu dari kacamata
Belanda: berkulit cokelat terang dan kasar,
berambut lurus dan berjanggut tipis. Mereka
umumnya lebih kecil dari orang-orang Eropa
tetapi tubuhnya kokoh namun memiliki pipi
yang molek, mata cokelat dan hitam serta
hidung yang kecil dan tidak mancung
sekaligus bentuk mulut yang relatif lebar. 10
11
 Dalam pergaulannya orang Melayu menggunakan
Bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar antar
sesama dan orang dari daerah lain, sifat dari orang
Melayu antara lain; bukan orang yang rendah diri
tetapi bersikap hati-hati dan curiga dengan pihak lain,
walaupun tidak dinampakkannya. Pemberani dan
bisa dipercaya, tetapi pemboros. Orang Melayu ini
menganut agama Islam dan fatalist. Bukan peminum
alkohol dan jarang menghisap candu tetapi suka
sekali bermain laga ayam. Orang-orang Melayu di
Pesisir Timur bukanlah orang yang bodoh, tetapi
lamban atau malas, dan angkuh, kelak jiwa/karakter
orang Melayu ini kemungkinan besar berubah akibat
pengaruh perkembangan ekonomi perkebunan di
wilayah ini (De Blink, 1918: 78-79).
11
12
HAK KEPEMILIKAN TANAH KOMUNAL, RAJA
DAN PERAN MEDIATOR
 Kerajaan Deli adalah wilayah yang paling
muda bagi pengusaha-pengusaha
onderneming yang pertama. Penata kerjaan
ini memberikan konsesi-konsesi pertanian
yang pertama pada waktu Nienhuijs tiba di
Labuhan, Sultan Deli hanya mempunyai
hubungan yang sangat terbatas dengan staf
pegawai Hindia Belanda dan mengetahui
hanya sedikit atau tidak sama sekali tentang
politik agraria yang dijalankan oleh
pemerintah pusat.
12
13
 Ia menganggap daerah kekuasaannya
sebagai harta pribadinya sedangkan
rakyatnya diizinkan membuka tanah dan
menamaminya sebanyak yang mereka
perlukan untuk mendukung kebutuhan
mereka sendiri. Siapa pun, yang meminta,
terutama jika pemohon itu bersedia
membayar dengan cara menanami sebagian
daerah kekuasaan Sultan sebagai imbalan
untuk izin yang diperolehnya.
13
14
 Orang-orang Belanda pertama kali mendaratkan
kakinya pada tahun 1862 telah memperlakukan
raja-raja Melayu sebagai raja-raja besar yang
paling berkuasa, meningkatkan martabat wibawa
mereka secara luar bisa terhadap kepala-kepala
suku Melayu, Batak Karo, dan Batak Toba yang
menjadi sekutu sang raja. Kepada para
pengusaha perkebunan Belanda yang ingin
mengeksploitasi tanah-tanah yang luar biasa
subur di daerah Deli, raja-raja Melayu
menawarkan keuntungan yang lebih besar dalam
bentuk yang kemudian dikenal dengan nama
Domein Veklaring, yaitu suatu ketentuan yang
memberi hak kepada Belanda untuk
menggunakan semua tanah di dalam daerah
hukum mereka. 14
15
 Sebagai mediator dan pedagang antara
komunitas asli dan antara kelompok-
kelompok dari luar, para raja Melayu ini
mengambil kesempatan untuk meningkatkan
akses mereka dalam bidang ekonomi dan
militer terhadap kelompok-kelompok Batak
yang ada di pedalaman.
15
16
 Sultan Deli memberikan konsesi-konsesi
hanya di dalam batas-batas wilayahnya
sendiri, segala sesuatunya nampak berjalan
dengan lancar, tetapi ketika menjelang tahun
1871 ia mulai menyewakan tanah yang
terletak di distrik-distrik Batak Karo, diluar
wilayahnya sendiri, kepala-kepala suku Batak
Karo, yang dianggapnya sebagai
bawahannya, menentang dengan perasaan
benci dan marah. Daripada mengumumkan
perang kepada Sultan, kepala-kepala suku
menyerang sumber penghasilan baru sultan
dengan membakari bangsal-bangsal
pengeringan tembakau perkebunan itu.
16
17
TINJAUAN TENTANG PEMBAGIAN
PEMERINTAHAN
 Wilayah Pantai Timur Sumatera hampir seluruhnya
terdiri atas daerah pemerintahan swapraja. Batas-
batas ditetapkan melalui kontrak politik yang dibuat
oleh pemerintah dengan penguasa Asahan, Deli,
Kualuh, Ledung, Langkat, Pelalawan, Serdang dan
Siak Sri Indrapura.
 Kontrak-kontrak politik pemerintahan Hindia Belanda
dengan penguasa-penguasa pribumi diatur dalam
dalam lembaran negara 1927 No 190 dalam bentuk
plakat pendek seperti kontrak politik dimuat dalam
lampiran sidang majelis rendah parlemen, dengan
judul “Kesepakatan yang dibuat dengan Raja-raja
Pribumi di Luar Jawa”.
17
18
PENDIRIAN KOLONIAL MEMORIE VAN
OVERGAVE
 L.Kapoort, Asisten Residen Afdeling Asahan
mengatakan bahwa: “Semua wilayah yang
berada di bawah pemerintahan para Sultan,
raja menganggap dirinya sebagai pemilik
tanah tampaknya bertentangan dengan
seluruh adat yang diakui secara resmi oleh
masyarakat sebagai pemiliknya”. Perubahan
mulai terjadi dan akhirnya diputuskan melalui
kontrak dan plakat.
18
19
 Tidak ada konsesi atau hak istimewa yang
diberikan kepada penyewa bisa disahkan
tanpa intervensi pemerintah dan tanah-tanah
di mana penguasa pribumi bisa memetik
keuntungan yang besar dan lahan yang luas
tetapi terbengkalai tidak digunakan, maka
semua tanah itu tetap diserahkan kepada
pemohon yang menanti saat yang tepat untuk
memberikan hasil menguntungkan setelah
digarap oleh mereka.
19
20
 Kok, Asisten Residen Afdeling Deli-Serdang,
mengatakan bahwa: dalam hukum Islam raja
sebagai wakil dari Tuhan di Bumi menjadi
pemilik semua tanah, dan adalah wajar bila
para Sultan Islam itu sebelumnya
mengikutinya karena ini menguntungkan
mereka. Maka, bisa dipahami bagaimana
para Sultan demi kepentingan sendiri
bertindak dan berusaha memperkuat atas
dasar hukum-hukum Islam yang ada
merampas semua hak tanah orang Batak
yang di mata orang Islam masih dianggap
kafir, melalui intervensi pemerintah.
20
21
 Jadi, dapat simpulkan bahwa apa yang
disampaikan Kapoort dan Kok adalah salah
satu cara pandang dari sisi pemerintahan
terhadap posisi Kesultanan. Cara pandang
yang dibawa pemerintah dan agen-agen
perkebunan di kawasan ini bukan tidak
menimbulkan persoalan-persoalan baru di
kalangan penduduk mayoritas yang memiliki
cara pandang sendiri terhadap relasi mereka
dengan tanah.
21
22
TANAH KOMUNAL DALAM REGULASI HINDIA
BELANDA: MULTI TAFSIR ATAS DEKLARASI
DOMEIN
 Prinsip kepemilikan tanah oleh pemerintah kolonial
tidak terlepas dari VOC, Delegasi Lords XVII
dinyatakan bahwa “masyarakat hukum adat yang
ditaklukan oleh VOC dengan kekuatan militernya
dianggap sebagai hak milik perdatanya”.
 Pada tahun 1840 terjadi Pergesekan politik di
Belanda berkaitan dengan bagaimana cara-cara
sebaiknya dilakukan untuk mengeksploitasi tanah
jajahan mendapat tekanan dari kelompok liberal
yang tidak puas dengan kebijakan raja dan menteri-
menterinya dan bersamaan penataan organisatoris
Hindia Belanda.
22
23
 Pada tahun 1870, dengan diberlakukannya
Agrarische Wet menyatakan bahwa semua
tanah jika tidak dapat dibuktikan
kepemilikannya oleh orang lain, maka tanah
demikian merupakan tanah milik (domein)
negara dan menerapkan sistem tanam paksa
(cultuurstelsel) yang hendak
mempertahankan kekuasaan raja yang luas,
baik di dalam maupun di daerah-daerah
jajahan.
23
24
KONSESI PERKEBUNAN DAN HAK TANAH
KOMUNAL ORANG MELAYU DI SUMATERA
TIMUR
 Pengalaman yang luar biasa para Sultan,
pemimpin adat, perkebunan asing dan
penduduk setempat dengan
diperkenalkannya onderneming tembakau
pada abad ke-19, menimbulkan klaim
kekuasaan, kekaburan wewenang kuasa atas
tanah, perlawanan sosial dari penduduk di
bawah naungan pemimpin kampung
(datuk/penghulu) dan motif kepentingan
kolonial untuk menjejakan pengaruhnya di
kawasan ini.
24
25
 Konsesi barat adalah sebagai sebuah bentuk
sewa jangka panjang atas tanah dan hutan
belantara. Berikut ini dapat diuraikan periode-
periode waktu kontrak konsesi:
1. Model akta konsesi 1877: Tafsir atas woeste
grond dan konsekuensinya
2. Model akta konsesi 1878: Lahirnya identitas
baru pemegang hak
3. Model akta konsesi 1884: Siasat penyediaan
tanah jaluran dan intensifikasi lahan
4. Model akta konsesi 1892: Mempertanyakan
karakternya
25
26
 Jadi, dapat simpulkan bahwa tempat dari satu
hak yang dianggap paling tinggi dalam
penguasaan tanah adalah hak atas tanah
komunal. Tetapi, pertanyaannya adalah
apakah konsesi-konsesi tersebut memberikan
naungan (proteksi) seperti sedia kala yang
dimiliki oleh penduduk setempat atau dengan
cara apa para penyusun konsesi itu
mengartikulasikan hak-hak tanah komunal di
dalam bingkai kapitalisasi perkebunan?
26
27
Terima kasih, Semoga
Bermanfaat

More Related Content

What's hot

Kebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnya
Kebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnyaKebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnya
Kebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnyasahobby68
 
Tugas SEJARAH SMA KELAS XI
Tugas SEJARAH SMA KELAS XITugas SEJARAH SMA KELAS XI
Tugas SEJARAH SMA KELAS XIRahmita Rmdhnty
 
Sejarah pemerintahan hindia belanda setelah voc bubar
Sejarah pemerintahan hindia belanda setelah voc bubarSejarah pemerintahan hindia belanda setelah voc bubar
Sejarah pemerintahan hindia belanda setelah voc bubarelsa fitri
 
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIAMASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIAAini29
 
Daendels
DaendelsDaendels
Daendelsnova147
 
republik bataaf - sejarah indonesia
republik bataaf - sejarah indonesiarepublik bataaf - sejarah indonesia
republik bataaf - sejarah indonesiaSeptiana Ulum
 
Bab 1-perkembangan-kolonialisme-bangsa-barat-pasca-voc
Bab 1-perkembangan-kolonialisme-bangsa-barat-pasca-vocBab 1-perkembangan-kolonialisme-bangsa-barat-pasca-voc
Bab 1-perkembangan-kolonialisme-bangsa-barat-pasca-vockucingi
 
KOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIA
KOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIAKOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIA
KOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIAHardiyanti98
 
Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...
Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...
Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...Nadya Shafirah
 
Dominasi Pemerintahan Kolonial belanda
Dominasi Pemerintahan Kolonial belandaDominasi Pemerintahan Kolonial belanda
Dominasi Pemerintahan Kolonial belandaReynal Dasukma Hidayat
 
power point IPS Pajak Tanah
power point IPS Pajak Tanahpower point IPS Pajak Tanah
power point IPS Pajak Tanahalissa nikma
 
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantaraKebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantaraAntoni081
 
sejarah nasional indonesia
sejarah nasional indonesia sejarah nasional indonesia
sejarah nasional indonesia Sumi Maryani
 
4.inggris di indonesia
4.inggris di indonesia4.inggris di indonesia
4.inggris di indonesiaWinda Rizkiana
 
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesiaPerkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesiaayu larissa
 
kolonialisme di indonesia
kolonialisme di indonesiakolonialisme di indonesia
kolonialisme di indonesiaIlah Strifer
 
Penjajahan Hindia Belanda
Penjajahan Hindia BelandaPenjajahan Hindia Belanda
Penjajahan Hindia BelandaRus Mala
 

What's hot (19)

Kebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnya
Kebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnyaKebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnya
Kebijakan – kebijakan pemerintah kolonialisme & pengaruhnya
 
Tugas SEJARAH SMA KELAS XI
Tugas SEJARAH SMA KELAS XITugas SEJARAH SMA KELAS XI
Tugas SEJARAH SMA KELAS XI
 
Sejarah pemerintahan hindia belanda setelah voc bubar
Sejarah pemerintahan hindia belanda setelah voc bubarSejarah pemerintahan hindia belanda setelah voc bubar
Sejarah pemerintahan hindia belanda setelah voc bubar
 
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIAMASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
MASA PEMERINTAHAN HINDIA BELANDA DI INDONESIA
 
Daendels
DaendelsDaendels
Daendels
 
republik bataaf - sejarah indonesia
republik bataaf - sejarah indonesiarepublik bataaf - sejarah indonesia
republik bataaf - sejarah indonesia
 
Bab 1-perkembangan-kolonialisme-bangsa-barat-pasca-voc
Bab 1-perkembangan-kolonialisme-bangsa-barat-pasca-vocBab 1-perkembangan-kolonialisme-bangsa-barat-pasca-voc
Bab 1-perkembangan-kolonialisme-bangsa-barat-pasca-voc
 
KOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIA
KOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIAKOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIA
KOLONIALISME dan IMPERIALISME BARAT di INDONESIA
 
Pemerintahan kolonial
Pemerintahan kolonialPemerintahan kolonial
Pemerintahan kolonial
 
Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...
Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...
Datangnya Kolonialisme dan Imperialisme Barat di Indonesia & Kebijakan Peme...
 
Dominasi Pemerintahan Kolonial belanda
Dominasi Pemerintahan Kolonial belandaDominasi Pemerintahan Kolonial belanda
Dominasi Pemerintahan Kolonial belanda
 
power point IPS Pajak Tanah
power point IPS Pajak Tanahpower point IPS Pajak Tanah
power point IPS Pajak Tanah
 
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantaraKebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantara
 
sejarah nasional indonesia
sejarah nasional indonesia sejarah nasional indonesia
sejarah nasional indonesia
 
4.inggris di indonesia
4.inggris di indonesia4.inggris di indonesia
4.inggris di indonesia
 
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesiaPerkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
Perkembangan Pengaruh Barat dan Masa Pendudukan Jepang di indonesia
 
kolonialisme di indonesia
kolonialisme di indonesiakolonialisme di indonesia
kolonialisme di indonesia
 
Penjajahan Hindia Belanda
Penjajahan Hindia BelandaPenjajahan Hindia Belanda
Penjajahan Hindia Belanda
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 

Similar to KONSEP HAK TANAH DAN PERKEMBANGANNYA DI SUMATERA TIMUR

Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...
Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...
Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...Dikki Wahyu Afandi E.D
 
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptxADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptxCandraDewi60
 
Sebab Penentangan Masyarakat Indonesia Terhadap Kuasa Barat
Sebab Penentangan Masyarakat Indonesia Terhadap Kuasa BaratSebab Penentangan Masyarakat Indonesia Terhadap Kuasa Barat
Sebab Penentangan Masyarakat Indonesia Terhadap Kuasa BaratSyahmiNasrul
 
Kebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
Kebijakan Daendled & Kebijakan RafflesKebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
Kebijakan Daendled & Kebijakan RafflesWinda Luthfia
 
Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3
Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3
Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3Barkah Yanuar
 
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belanda
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belandaPerlawanan terhadap pemerintah kolonial belanda
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belandaNazrizza Alba
 
Makalah pahlawan nasional
Makalah pahlawan nasionalMakalah pahlawan nasional
Makalah pahlawan nasionalLano Arintaka
 
KEDATANGAN BANGSA BARAT.ppt
KEDATANGAN BANGSA BARAT.pptKEDATANGAN BANGSA BARAT.ppt
KEDATANGAN BANGSA BARAT.pptYendiFatah
 
Tarekat mason bebas 2
Tarekat mason bebas 2Tarekat mason bebas 2
Tarekat mason bebas 2adha nugraha
 
KSSM Sejarah Tingkatan 3 Bab 2.pptx
KSSM Sejarah Tingkatan 3 Bab 2.pptxKSSM Sejarah Tingkatan 3 Bab 2.pptx
KSSM Sejarah Tingkatan 3 Bab 2.pptxSulkhairiYakub1
 
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptxPPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptxJuliBriana2
 
20120531200501 kuliah 7 imperialisme barat di asia tenggara
20120531200501 kuliah 7   imperialisme barat di asia tenggara20120531200501 kuliah 7   imperialisme barat di asia tenggara
20120531200501 kuliah 7 imperialisme barat di asia tenggaraTatulrich Tatul
 
Mereformasi pemerintahan desa Prof. Hanif Nurchloish
Mereformasi pemerintahan desa Prof. Hanif NurchloishMereformasi pemerintahan desa Prof. Hanif Nurchloish
Mereformasi pemerintahan desa Prof. Hanif NurchloishSumardi Arahbani
 
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023Yusinadia Sekar Sari
 
sejarah Kerajaan pontianak, politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan pontianak, politik ekonomi dan letak geografisnyasejarah Kerajaan pontianak, politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan pontianak, politik ekonomi dan letak geografisnyaFitriHastuti2
 
Perang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialismePerang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialismeFikri Yaqin
 
Bab 3 kuasa belanda di tanah melayu 1624
Bab 3 kuasa belanda di tanah melayu 1624Bab 3 kuasa belanda di tanah melayu 1624
Bab 3 kuasa belanda di tanah melayu 1624BaharuddinBidin
 
PEMDA OTDA 3.pptx
PEMDA OTDA 3.pptxPEMDA OTDA 3.pptx
PEMDA OTDA 3.pptxReisdro
 

Similar to KONSEP HAK TANAH DAN PERKEMBANGANNYA DI SUMATERA TIMUR (20)

Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...
Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...
Pertentangan Raja Melawan Penguasa Pesisir, Konfrontasi Mataram Melawan voc, ...
 
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptxADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
ADMINISRASI PERTANAHAN I-2.pptx
 
Sebab Penentangan Masyarakat Indonesia Terhadap Kuasa Barat
Sebab Penentangan Masyarakat Indonesia Terhadap Kuasa BaratSebab Penentangan Masyarakat Indonesia Terhadap Kuasa Barat
Sebab Penentangan Masyarakat Indonesia Terhadap Kuasa Barat
 
Kebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
Kebijakan Daendled & Kebijakan RafflesKebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
Kebijakan Daendled & Kebijakan Raffles
 
Ppt bali
Ppt baliPpt bali
Ppt bali
 
Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3
Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3
Ziarah budaya kota tangerang bab 1-3
 
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belanda
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belandaPerlawanan terhadap pemerintah kolonial belanda
Perlawanan terhadap pemerintah kolonial belanda
 
Makalah pahlawan nasional
Makalah pahlawan nasionalMakalah pahlawan nasional
Makalah pahlawan nasional
 
Bugis
BugisBugis
Bugis
 
KEDATANGAN BANGSA BARAT.ppt
KEDATANGAN BANGSA BARAT.pptKEDATANGAN BANGSA BARAT.ppt
KEDATANGAN BANGSA BARAT.ppt
 
Tarekat mason bebas 2
Tarekat mason bebas 2Tarekat mason bebas 2
Tarekat mason bebas 2
 
KSSM Sejarah Tingkatan 3 Bab 2.pptx
KSSM Sejarah Tingkatan 3 Bab 2.pptxKSSM Sejarah Tingkatan 3 Bab 2.pptx
KSSM Sejarah Tingkatan 3 Bab 2.pptx
 
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptxPPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
PPT MATERI PENJAJAHAN BELANDA.pptx
 
20120531200501 kuliah 7 imperialisme barat di asia tenggara
20120531200501 kuliah 7   imperialisme barat di asia tenggara20120531200501 kuliah 7   imperialisme barat di asia tenggara
20120531200501 kuliah 7 imperialisme barat di asia tenggara
 
Mereformasi pemerintahan desa Prof. Hanif Nurchloish
Mereformasi pemerintahan desa Prof. Hanif NurchloishMereformasi pemerintahan desa Prof. Hanif Nurchloish
Mereformasi pemerintahan desa Prof. Hanif Nurchloish
 
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
WEEK 3 SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA - YUSINADIA 11140023
 
sejarah Kerajaan pontianak, politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan pontianak, politik ekonomi dan letak geografisnyasejarah Kerajaan pontianak, politik ekonomi dan letak geografisnya
sejarah Kerajaan pontianak, politik ekonomi dan letak geografisnya
 
Perang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialismePerang melawan kolonialisme
Perang melawan kolonialisme
 
Bab 3 kuasa belanda di tanah melayu 1624
Bab 3 kuasa belanda di tanah melayu 1624Bab 3 kuasa belanda di tanah melayu 1624
Bab 3 kuasa belanda di tanah melayu 1624
 
PEMDA OTDA 3.pptx
PEMDA OTDA 3.pptxPEMDA OTDA 3.pptx
PEMDA OTDA 3.pptx
 

More from Mukhrizal Effendi

Menulis di platform menulis digital
Menulis di platform menulis digitalMenulis di platform menulis digital
Menulis di platform menulis digitalMukhrizal Effendi
 
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...Mukhrizal Effendi
 
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu UtaraSejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu UtaraMukhrizal Effendi
 
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utaraSejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utaraMukhrizal Effendi
 
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanSejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanMukhrizal Effendi
 
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Mukhrizal Effendi
 
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu UtaraBUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu UtaraMukhrizal Effendi
 

More from Mukhrizal Effendi (20)

Menulis di platform menulis digital
Menulis di platform menulis digitalMenulis di platform menulis digital
Menulis di platform menulis digital
 
Badan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik DesaBadan Usaha Milik Desa
Badan Usaha Milik Desa
 
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
Analisis Potensi PBB-P2 di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Studi Kasus Kecamatan...
 
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu UtaraSejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
Sejarah Kabupaten Labuhanbatu Utara
 
Globalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan PembangunanGlobalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan Pembangunan
 
Potensi Desa
Potensi DesaPotensi Desa
Potensi Desa
 
Khazanah Labuhanbatu Utara
Khazanah Labuhanbatu UtaraKhazanah Labuhanbatu Utara
Khazanah Labuhanbatu Utara
 
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utaraSejarah kabupaten labuhanbatu utara
Sejarah kabupaten labuhanbatu utara
 
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori PembangunanSejarah Perkembangan Teori Pembangunan
Sejarah Perkembangan Teori Pembangunan
 
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
Generasi Milenial Di Era Revoluasi Industri Pertanian 4.0
 
Seminar Proposal
Seminar ProposalSeminar Proposal
Seminar Proposal
 
Pra Ujiang Tertutup
Pra Ujiang TertutupPra Ujiang Tertutup
Pra Ujiang Tertutup
 
Pertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilanPertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilan
 
Pertemuan kesepuluh
Pertemuan kesepuluhPertemuan kesepuluh
Pertemuan kesepuluh
 
Pertemuan kesebelas
Pertemuan kesebelasPertemuan kesebelas
Pertemuan kesebelas
 
Pertemuan Kedua belas
Pertemuan Kedua belasPertemuan Kedua belas
Pertemuan Kedua belas
 
Kemiskinan dan pembangunan
Kemiskinan dan pembangunanKemiskinan dan pembangunan
Kemiskinan dan pembangunan
 
Globalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan PembangunanGlobalisasi dan Pembangunan
Globalisasi dan Pembangunan
 
BUMDes Wisata
BUMDes WisataBUMDes Wisata
BUMDes Wisata
 
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu UtaraBUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
BUMDes Kabupaten Labuhanbatu Utara
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 

KONSEP HAK TANAH DAN PERKEMBANGANNYA DI SUMATERA TIMUR

  • 1. 1
  • 2. 2 Buku Wajib • Rakhmat, 2013. Dimensi Strategis Manajemen Pembangunan. Alfabeta : Jakarta • Wrihatnolo, Randy R. Dan Nugroho, Riant. 2006 Manajemen Pembangunan Indonesia. Elex Media Komputindo : Jakarta Referensi Lain • Affifuddin. 2010. Pengantar Administrasi Pembangunan. Alfabeta: Jakarta • Budiman, Arief. 2000. Teori Pembangunan Dunia Ketiga. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta • Tadang, Ambar 1981. Ekonomi Pembangunan. Bina Ilmu : Surabaya • Edy Ikhsan, 2015. Konflik Tanah Ulayat dan Pluralisme Hukum: Hilangnya Ruang Hidup Orang Melayu. Obor: Jakarta.
  • 3. 3 Setelah mempelajari bab ini, anda diharapkan dapat memahami : • Potret sosiologis deli dan situasi agraria di peralihan abad ke-20
  • 4. 4 • Dalam perkuliahan ini, anda akan membahas mengenai potret sosiologis deli dan situasi agraria di peralihan abad ke-20
  • 5. 5 1. Bagaimanakah konflik tanah ulayat dimaknai secara berbeda karena kepentingan politik kolonial dan politik nasional dan lokal pada masa kini, pengakuan terhadapnya serta persoalan proteksi terhadap manusia yang hidup di dalamnya di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara?
  • 6. 6 DAYA TARIK GEOGRAFIS, PENDUDUK DAN ASAL- USUL KESULTANAN  Wilayah Kesultanan Deli, saat ini termasuk dalam wilayah administrasi pemerintahan Prov. Sumatera Utara yang terletak pada lebih kurang 4 57’ s/d 4 39’ Lintang Utara dan 98 25’ s/d 98 47’ Bujur timur. Pada tahun 1876, Sultan Deli menetapkan daerah-daerah yang termasuk kekuasaan Deli dan sekitarnya, diantara: Sunggal (serbanyaman), sepuluh dua kota (hamparan perak), sukapiring dan senembah (terletak di perbatasan deli dan serdang yang terbagi atas beberapa daerah: percut, denai, bedagai dan padang).
  • 7. 7  Batas-batas wilayah Kerajaan Deli sebagai berikut: 1). sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka; 2). sebelah selatan berbatasan dengan Tanah Karo; 3) sebelah barat berbatasan dengan Langkat; dan 4) sebelah timur berbatasan dengan Serdang.  Pada tahun 1920, Kesultanan Deli mempertegas wilayah kedaulatannya melalui Keputusan No. 42 tgl 23 November 1920, untuk mencegah agar hak milik sultan atas tanah tidak dialihkan atau diserahtangankan kepada pemerintahan. 7
  • 8. 8  Berikut ini wilayah Kerajaan Kesultanan Deli: 1. Wilayah kesultanan: kampung matsum, kota maimun, sukarame, pulau brayan, glugur, tanjung mulia, kampung besar, labuhan, belawan, titi papan, martubung dan tanah enam ratus; 2. Empat urung atau suku, yakni serbanyaman, sepuluh dua kota, sukapiring dan senembah; 3. Daerah percut dengan sebagian distrik sungai tuan; 4. Wilayah padang-bedagai. 8
  • 9. 9  Pada tahun 1932, Druif (agrogeolog), melakukan penyelidikan dan membagi tanah deli berdasarkan bahan induknya: 1. Tanah residuer yang autochtori. 2. Tanah alluvial.  Pengetahuan tentang kandungan tanah ini kemudian memberikan pengaruh sangat penting bagi perkembangan perkebunan industri barat (tembakau deli). 9
  • 10. 10  Pada tahun 1823, hasil kunjungan Jhon Anderson ke Deli, penduduk yang mendiami wilayah Sumatera Timur pada umumnya dan Deli, Serdang, serta langkat pada khususnya terdiri atas suku bangsa: Aceh, Minangkabau, Batak, Melayu, Cina, Arab, Inggris dan Melayu sebagai penduduk asli.  Gambaran fisik orang Melayu dari kacamata Belanda: berkulit cokelat terang dan kasar, berambut lurus dan berjanggut tipis. Mereka umumnya lebih kecil dari orang-orang Eropa tetapi tubuhnya kokoh namun memiliki pipi yang molek, mata cokelat dan hitam serta hidung yang kecil dan tidak mancung sekaligus bentuk mulut yang relatif lebar. 10
  • 11. 11  Dalam pergaulannya orang Melayu menggunakan Bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar antar sesama dan orang dari daerah lain, sifat dari orang Melayu antara lain; bukan orang yang rendah diri tetapi bersikap hati-hati dan curiga dengan pihak lain, walaupun tidak dinampakkannya. Pemberani dan bisa dipercaya, tetapi pemboros. Orang Melayu ini menganut agama Islam dan fatalist. Bukan peminum alkohol dan jarang menghisap candu tetapi suka sekali bermain laga ayam. Orang-orang Melayu di Pesisir Timur bukanlah orang yang bodoh, tetapi lamban atau malas, dan angkuh, kelak jiwa/karakter orang Melayu ini kemungkinan besar berubah akibat pengaruh perkembangan ekonomi perkebunan di wilayah ini (De Blink, 1918: 78-79). 11
  • 12. 12 HAK KEPEMILIKAN TANAH KOMUNAL, RAJA DAN PERAN MEDIATOR  Kerajaan Deli adalah wilayah yang paling muda bagi pengusaha-pengusaha onderneming yang pertama. Penata kerjaan ini memberikan konsesi-konsesi pertanian yang pertama pada waktu Nienhuijs tiba di Labuhan, Sultan Deli hanya mempunyai hubungan yang sangat terbatas dengan staf pegawai Hindia Belanda dan mengetahui hanya sedikit atau tidak sama sekali tentang politik agraria yang dijalankan oleh pemerintah pusat. 12
  • 13. 13  Ia menganggap daerah kekuasaannya sebagai harta pribadinya sedangkan rakyatnya diizinkan membuka tanah dan menamaminya sebanyak yang mereka perlukan untuk mendukung kebutuhan mereka sendiri. Siapa pun, yang meminta, terutama jika pemohon itu bersedia membayar dengan cara menanami sebagian daerah kekuasaan Sultan sebagai imbalan untuk izin yang diperolehnya. 13
  • 14. 14  Orang-orang Belanda pertama kali mendaratkan kakinya pada tahun 1862 telah memperlakukan raja-raja Melayu sebagai raja-raja besar yang paling berkuasa, meningkatkan martabat wibawa mereka secara luar bisa terhadap kepala-kepala suku Melayu, Batak Karo, dan Batak Toba yang menjadi sekutu sang raja. Kepada para pengusaha perkebunan Belanda yang ingin mengeksploitasi tanah-tanah yang luar biasa subur di daerah Deli, raja-raja Melayu menawarkan keuntungan yang lebih besar dalam bentuk yang kemudian dikenal dengan nama Domein Veklaring, yaitu suatu ketentuan yang memberi hak kepada Belanda untuk menggunakan semua tanah di dalam daerah hukum mereka. 14
  • 15. 15  Sebagai mediator dan pedagang antara komunitas asli dan antara kelompok- kelompok dari luar, para raja Melayu ini mengambil kesempatan untuk meningkatkan akses mereka dalam bidang ekonomi dan militer terhadap kelompok-kelompok Batak yang ada di pedalaman. 15
  • 16. 16  Sultan Deli memberikan konsesi-konsesi hanya di dalam batas-batas wilayahnya sendiri, segala sesuatunya nampak berjalan dengan lancar, tetapi ketika menjelang tahun 1871 ia mulai menyewakan tanah yang terletak di distrik-distrik Batak Karo, diluar wilayahnya sendiri, kepala-kepala suku Batak Karo, yang dianggapnya sebagai bawahannya, menentang dengan perasaan benci dan marah. Daripada mengumumkan perang kepada Sultan, kepala-kepala suku menyerang sumber penghasilan baru sultan dengan membakari bangsal-bangsal pengeringan tembakau perkebunan itu. 16
  • 17. 17 TINJAUAN TENTANG PEMBAGIAN PEMERINTAHAN  Wilayah Pantai Timur Sumatera hampir seluruhnya terdiri atas daerah pemerintahan swapraja. Batas- batas ditetapkan melalui kontrak politik yang dibuat oleh pemerintah dengan penguasa Asahan, Deli, Kualuh, Ledung, Langkat, Pelalawan, Serdang dan Siak Sri Indrapura.  Kontrak-kontrak politik pemerintahan Hindia Belanda dengan penguasa-penguasa pribumi diatur dalam dalam lembaran negara 1927 No 190 dalam bentuk plakat pendek seperti kontrak politik dimuat dalam lampiran sidang majelis rendah parlemen, dengan judul “Kesepakatan yang dibuat dengan Raja-raja Pribumi di Luar Jawa”. 17
  • 18. 18 PENDIRIAN KOLONIAL MEMORIE VAN OVERGAVE  L.Kapoort, Asisten Residen Afdeling Asahan mengatakan bahwa: “Semua wilayah yang berada di bawah pemerintahan para Sultan, raja menganggap dirinya sebagai pemilik tanah tampaknya bertentangan dengan seluruh adat yang diakui secara resmi oleh masyarakat sebagai pemiliknya”. Perubahan mulai terjadi dan akhirnya diputuskan melalui kontrak dan plakat. 18
  • 19. 19  Tidak ada konsesi atau hak istimewa yang diberikan kepada penyewa bisa disahkan tanpa intervensi pemerintah dan tanah-tanah di mana penguasa pribumi bisa memetik keuntungan yang besar dan lahan yang luas tetapi terbengkalai tidak digunakan, maka semua tanah itu tetap diserahkan kepada pemohon yang menanti saat yang tepat untuk memberikan hasil menguntungkan setelah digarap oleh mereka. 19
  • 20. 20  Kok, Asisten Residen Afdeling Deli-Serdang, mengatakan bahwa: dalam hukum Islam raja sebagai wakil dari Tuhan di Bumi menjadi pemilik semua tanah, dan adalah wajar bila para Sultan Islam itu sebelumnya mengikutinya karena ini menguntungkan mereka. Maka, bisa dipahami bagaimana para Sultan demi kepentingan sendiri bertindak dan berusaha memperkuat atas dasar hukum-hukum Islam yang ada merampas semua hak tanah orang Batak yang di mata orang Islam masih dianggap kafir, melalui intervensi pemerintah. 20
  • 21. 21  Jadi, dapat simpulkan bahwa apa yang disampaikan Kapoort dan Kok adalah salah satu cara pandang dari sisi pemerintahan terhadap posisi Kesultanan. Cara pandang yang dibawa pemerintah dan agen-agen perkebunan di kawasan ini bukan tidak menimbulkan persoalan-persoalan baru di kalangan penduduk mayoritas yang memiliki cara pandang sendiri terhadap relasi mereka dengan tanah. 21
  • 22. 22 TANAH KOMUNAL DALAM REGULASI HINDIA BELANDA: MULTI TAFSIR ATAS DEKLARASI DOMEIN  Prinsip kepemilikan tanah oleh pemerintah kolonial tidak terlepas dari VOC, Delegasi Lords XVII dinyatakan bahwa “masyarakat hukum adat yang ditaklukan oleh VOC dengan kekuatan militernya dianggap sebagai hak milik perdatanya”.  Pada tahun 1840 terjadi Pergesekan politik di Belanda berkaitan dengan bagaimana cara-cara sebaiknya dilakukan untuk mengeksploitasi tanah jajahan mendapat tekanan dari kelompok liberal yang tidak puas dengan kebijakan raja dan menteri- menterinya dan bersamaan penataan organisatoris Hindia Belanda. 22
  • 23. 23  Pada tahun 1870, dengan diberlakukannya Agrarische Wet menyatakan bahwa semua tanah jika tidak dapat dibuktikan kepemilikannya oleh orang lain, maka tanah demikian merupakan tanah milik (domein) negara dan menerapkan sistem tanam paksa (cultuurstelsel) yang hendak mempertahankan kekuasaan raja yang luas, baik di dalam maupun di daerah-daerah jajahan. 23
  • 24. 24 KONSESI PERKEBUNAN DAN HAK TANAH KOMUNAL ORANG MELAYU DI SUMATERA TIMUR  Pengalaman yang luar biasa para Sultan, pemimpin adat, perkebunan asing dan penduduk setempat dengan diperkenalkannya onderneming tembakau pada abad ke-19, menimbulkan klaim kekuasaan, kekaburan wewenang kuasa atas tanah, perlawanan sosial dari penduduk di bawah naungan pemimpin kampung (datuk/penghulu) dan motif kepentingan kolonial untuk menjejakan pengaruhnya di kawasan ini. 24
  • 25. 25  Konsesi barat adalah sebagai sebuah bentuk sewa jangka panjang atas tanah dan hutan belantara. Berikut ini dapat diuraikan periode- periode waktu kontrak konsesi: 1. Model akta konsesi 1877: Tafsir atas woeste grond dan konsekuensinya 2. Model akta konsesi 1878: Lahirnya identitas baru pemegang hak 3. Model akta konsesi 1884: Siasat penyediaan tanah jaluran dan intensifikasi lahan 4. Model akta konsesi 1892: Mempertanyakan karakternya 25
  • 26. 26  Jadi, dapat simpulkan bahwa tempat dari satu hak yang dianggap paling tinggi dalam penguasaan tanah adalah hak atas tanah komunal. Tetapi, pertanyaannya adalah apakah konsesi-konsesi tersebut memberikan naungan (proteksi) seperti sedia kala yang dimiliki oleh penduduk setempat atau dengan cara apa para penyusun konsesi itu mengartikulasikan hak-hak tanah komunal di dalam bingkai kapitalisasi perkebunan? 26