SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
Download to read offline
BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 1
MODEL PEMBELAJARAN
NONDIRECTIVE TEACHING :
COUNSELING METHOD AS A MODEL
Initiators : Carl Rogers https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/
SKENARIO
John Debro, laki-laki berumur 26 tahun yang berprofesi sebagai pembelajar di
wilayah pinggiran kota Chicago. Ia sedang memperhatikan pebelajar yang bernama Mary
Ann Fortnay. Mary Ann adalah seorang pebelajar yang berkemauan kuat untuk melakukan
tugas literature dan menulis short story dengan sempurna. Namun sayangnya, dia merasa
enggan untuk membagi karyanya dengan anggota kelompok lain dalam kelas dan tidak
pernah berpartisipasi aktif dalam kegiatan pentas seni.
Mr. Denbro mengangap bahwa masalah ini tidak bisa dipaksakan, namun dia tetap
menginginkan Mary Ann dapat menjelaskan mengapa dia merasa enggan untuk mengikuti
pertunjukkan dalam memperlihatkan bakat dan kemampuannya. Mr. Denbro menginginkan
Mary Ann untuk membuat sebuah keputusan untuk berpartisipasi aktif dan membagi
gagasannya pada orang lain.
Pada suatu sore, Mary meminta Mr. Denbro membaca salah satu karyanya dan
memberikan komentar atas karya tersebut.
Mary Ann : Mr.Denbro, bisakah anda membaca karya saya ini?
Denbro : Ok, tentu saja Mary Ann. Apakah ini Cerita pendek yang lain?
Mary Ann : Bukan, beberapa puisi yang saya kerjakan. Saya merasa karya saya
kurang bagus, tapi saya ingin anda memberikan pendapat tetang puisi
ini.
Denbro : Kapan kamu menulis ini semua?
Mary Ann : Dua minggu yang lalu, pada hari Minggu sore
Denbro : Apakah kamu ingat, gagasan apa yang muncul di kepalamu pada saat
mulai menulis puisi?
Mary Ann : Saya merasa sedih saat mengingat kenanganku sebulan yang lalu saat
kita membaca “ The Waste Land.”Saya merasa ada banyak hal yang ingin
dikatakan namun tak bisa diungkapkan dengan cara biasa. Saya suka
kalimat pertama,” April adalah bulan paling menyenangkan, dimana
banyak tumbuh tanaman lilac pada tanah yang sudah mati.
Denbro : Dan perasaan itukah yang kamu tulis disini ?
Mary Ann : Ya, itulah yang saya rasakan saat pertama kali akan menulis.
Denbro : ( membaca beberapa saat kemudian mengalihkan pandangan pada
Mary). Mary Ann, ini benar-benar bagus.
Mary Ann : apa yang menjadi kriteria sebuah puisi dikatakan bagus,Mr. Denbro?
Denbro : Baiklah, ada beberapa jenis penilaian dalam poetry. Ada beberapa
metode yang bersifat teknis dan harus dilakukan dengan ekspresi
BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 2
berbeda satu sisi menggunakan metafora dan analogi sedangkan yang
lain menggunakan literature yang lain. Sedangkan metode yang lain erat
kaitannya dengan subjektivitas dan melibatkan kualitas ekspresi,
keindahan kata-kata yang tersusun dalam puisi itu sendiri.
Mary Ann : Saya sangat merasa nyaman saat menulisnya, namun saat membacanya
kembali, puisi saya terkesan ganjil dan seperti orang bodoh.
Denbro : Apa maksudmu?
Mary Ann : Saya tidak tahu. Saya hanya merasa malu jika orang lain melihat puisi
saya.
Denbro : Memalukan?
Mary Ann : Saya benar-benar tidak mengerti. Yang saya tahu jika puisi ini dibaca
keras dengan nyaring di depan kelas, saya akan mati karena malu
Denbro : Apakah kamu benar-benar merasa seisi kelas akan menertawakan
karyamu?
Mary Ann : Oh, jelas…. Karena mereka tidak akan mengerti.
Denbro : Bagaimana dengan cerpenmu? Apa pendapatmu tentang karyamu ya ng
satu ini?
Mary Ann : Anda tahu bahwa saya tak ingin ada orang yang melihat dan membaca
apa yang saya tulis.
Debro : Kamu benar-benar ingin membuangnya sehingga tidak seorangpun yang
akan melihat dan membacanya?
Mary Ann : Ya. Saya pikir begitu. Saya tidak tahu secara jelas, tapi saya yakin kalau
tidak ada seorang pun di kelas yang bisa memahaminya.
Debro : Dapatkah kamu membayangkan akan ada seseorang yang dapat
mengerti karya-karyamu itu?
Mary Ann : Saya tidak tahu. Mungkin tidak ada yang memahaminya disini, tetapi
diluar sana bisa memahami karya-karya saya.
Debro : Bagaimana dengan orang tuamu?
Mary Ann : Oh, mereka sangat menyukai apapun yang saya tulis.
Debro : Baiklah, berarti bertambah menjadi 3 orang. Bagaimana dengan yang
lainnya?
Mary Ann : Saya rasa orang dewasa akan menyenangi karya saya, namun tidak
dengan anak-anak.
Debro : Apakah anak-anak adalah golongan yang berbeda dengan orang dewasa
dalam hal ini?
Mary Ann : Ya, anak-anak tidak terlihat tertarik dengan hal-hal semacam ini. Saya
rasa mereka akan mengacuhkan siapa pun yang menghasilkan suatu
karya.
Debro : Apakah kamu memperkirakan hal ini juga terjadi pada penulis yang
karyanya dibacakan di depan kelas.
Mary Ann : Ya, kadang-kadang memang begitu. Namun saya pikir, mereka akan lebih
banyak menghabiskan waktu untuk menikmati jalan ceritanya, dan bukan
pada penulisnya.
Denbro : Apakah kamu memperkirakan hal ini juga terjadi pada penulis teks yang
karyanya dibacakan di depan kelas?
Mary Ann : Ya, kadang-kadang memang begitu. Namun saya pikir, mereka akan lebih
banyak menghabiskan waktu untuk menikmati jalan ceritanya, dan bukan
pada penulisnya.
Denbro : Ok. Mengapa kamu berpikir mereka tidak akan menyukai apa yang kamu
tulis.
Mary Ann : Saya sama sekali tidak tahu alasannya Mr. Denbro. Saya hanya merasa
BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 3
takut ,namun saya hanya bisa pasrah.
Denbro : Ada sesuatu yang menghalangimu?
Mary Ann : Dalam beberapa hal, saya benar-benar ingin tahu apakah orang-orang
akan mengapresiasi apa yang saya tulis. Namun saya tidak tahu
bagaimana melakukannya.
Denbro : Bagaimana jika saya membacakan salah satu cerpen mu tanpa
memberitahukan siapa penulisnya?
Mary Ann : Dapatkah anda berjanji?
Denbro : Tentu saja, saya berjanji. Kemudian, kita akan mendiskusikan bagaiman
tanggapan teman-teman kamu. Kamu akan tahu mereka tidak akan tahu
siapa penulisnya.
Mary Ann : Saya tidak tahu, tapi saya tertarik dengan tawaran anda.
Denbro : Tergantung apa yang akan terjadi, kita akan menyusun strategi tentang
apa yang akan terjadi kemudian.
Mary Ann : Saya rasa Anda benar, saya tidak punya alasan untuk dirugikan.
Denbro : Mary Ann, Saya berharap kita akan selalu begitu saat kamu tidak punya
alasan untuk dirugikan. Namun, selalu ada resiko saat mengumumkan
identitas diri kita sendiri.
Mary Ann : Apa maksud anda dengan mengumumkan identitas diri?
Denbro : Saya harus pergi sekarang – tetapi saya akan memilih salah satu dari
ceritamu untuk dibaca minggu depan, kemudian kita akan membicarakan
apa yang akan terjadi pada Hari Rabu.
Mary Ann : Ok. Dan Anda berjanji tidak akan membuka identitas saya?
Denbro : Saya berjanji. Saya akan bertemu Rabu depan setelah jam sekolah usai.
Mary Ann : Ok. Terimakasih banyak Mr. Denbro. Selamat berakhir pekan.
PENDAHULUAN
Model pengajaran tanpa arahan (The Nondirective Teaching Model) didasarkan pada
karya Carl Rogers dan beberapa ahli lainnya yang sejalan. Rogers memperluas pandangan
pada dunia pendidikan sebagai suatu terapi tentang cara belajar. Dia percaya bahwa
hubungan yang positif antara manusia memungkinkan setiap orang tumbuh, karena itu
pembelajaran harus didasarkan atas konsep hubungan antar manusia seharusnya berbeda
dengan pembelajaran konsep materi subyek. Dalam pandangan pengajaran non directive,
peranan pembelajar adalah fasilitator yang memiliki hubungan sifatnya
pengarahan/bimbingan dengan pebelajar dan yang akan membimbing pertumbuhan dan
perkembangan pebelajar. Dalam peran ini pembelajar berusaha melihat pebelajar seperti
pebelajar melihatnya, menciptakan atmosfir komunikasi empati dimana pengarahan diri
pebelajar dapat dipelihara dan dikembangkan. Dengan menggunakan komentar yang
reflektif, pembelajar memunculkan kesadaran pebelajar mengenai persepsi dan perasaan
mereka, oleh karena itu membantu mereka menjelaskan gagasan-gagasan mereka.
Pembelajar membantu pebelajar mengeksplorasi ide-ide baru tentang hidupnya, tentang
sekolahnya, dan hubungan dengan yang lainnya. Model ini menciptakan lingkungan diman
pembelajar dan pebelajar adalah partner belajar, berbagi ide-ide secara terbuka, dan
berkomunikasi secara jujur satu dengan yang lainnya.
Model non directive mengarahkan/ membimbing pebelajar, bukannya mengontrol urutan
belajar. Penekanan lebih difokuskan pada pengembangan belajar jangka panjang,
pengembangan personaliti yang diarahkan dengan baik dibandingkan dengan pembelajaran
BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 4
jangka pendek atau pembelajaran konten obyektif. Pembelajar pada pengajaran
nondirective sangat sabar dan tidak perlu mengorbankan pebelajar dengan pencapaian hasil
yang segera.
ORIENTATION TO THE MODEL
Model non directive memfokuskan pada fasilitas belajar. Lingkungan belajar
diorganisasikan untuk membantu pebelajar mencapai integrasi personal, keefektifan, dan
penilaian diri yang realistis. Menstimulasi, memeriksa, dan mengevaluasi persepsi baru
mengambil peran penting, karena pemeriksaan kembali kebutuhan dan nilai penting untuk
integrasi lingkungan. Dalam hal ini pembelajar mencoba melihat pebelajar sebagaimana
pebelajar memandangnya, menciptakan lingkungan komunikasi yang empati dengan
pengarahan diri secara terbimbing. Tugas pembelajar adalah membantu pebelajar untuk
mengklarifikasi ide-idenya. Pembelajar juga mengarahkan pebelajar dengan penuh
perhatian dan siap membantu pebelajar bila diperlukan. Hubungan pembelajar dan
pebelajar dilukiskan sebagai hubungan kemitraan (partnership)
Pengajaran tanpa arahan adalah proses belajar yang mana pebelajar sebagai pusat
(student-centered). Menurut Rogers, terdapat empat kualitas dalam atmosfir mengajar non
directive:
1. Pembelajar menunjukkan kehangatan dan tanggungjawabnya, menunjukkan
perhatian dan menerima pebelajar sebagai apa adanya.
2. Pembelajar tidak menghakimi atau mencari salah atau benar, melainkan
mengkarakterisasi pada penerimaan setiap perasaan.
3. Pebelajar bebas untuk mengekspresikan perasaannya secara simbolis tetapi tidak
diberi kebebasan untuk mengontrol pembelajar.
4. Hubungan yang terjadi bebas dari paksaan.
5. Setiap tugas pembelajaran dipandang sebagai kesempatan untuk membantu
pebelajar tumbuh sebagai seseorang.
Pendekatan nondirective menyatakan bahwa alat paling efektif untuk membuka
emosi-emosi yang mendasari suatu masalah adalah dengan mengikuti pola perasaan
pebelajar ketika secara bebas diekspresikan. Daripada mengajukan pertanyaan-pertanyaan
langsung untuk tujuan memunculkan perasaan, pembelajar membiarkan pebelajar
mengarahkan arus perasaan dan pikiran. Jika pebelajar mengekspresikan diri mereka
sendiri secara bebas, masalah dan emosi-emosi dasar mereka akan muncul. Proses ini
difasilitasi dengan merefleksikan perasaan-perasaan pebelajar, oleh karena itu membawa
mereka kedalam kesadaran focus yang lebih tajam.
Konseling nondirective memfokuskan pada elemen emosional perilaku. Strategi
nondirective biasanya melihat dua sumber masalah pebelajar, yaitu; 1) perasaan-perasaan
yang ada, 2) persepsi yang menyimpang.
Pembelajar dan pebelajar berbagi tanggung jawab pada saat diskusi atau interview
dilaksanakan, dengan demikian pada saatnya pembelajar harus mengambil alih tanggung
jawab (lead-taking) untuk mengarahkan atau memelihara percakapan atau diskusi.
Pembelajar memimpin pebelajar untuk mulai diskusi, berbicara secara terbuka, dan
memberikan pengarahan pada pebelajar dengan siapa mereka seharusnya dapat
mendiskusikan masalahnya.
Pandangan terhadap pengajaran non directive mengalami beberapa masalah:
BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 5
1. Tanggung jawab terbagi
2. Bimbingan tersusun atas serangkaian tanggungjawab yang terjadi dalam urutan yang
tidak dapat diprediksi.
3. Untuk dapat menguasai pengajaran non directive, pembelajar harus belajar prinsip
umum, bekerja untuk meningkatkan sensitivitasnya terhadap yang lain, menguasai
ketrampilan non directive.
4. Latihan membuat kontak dengan pebelajar dan meresponnya, menggunakan
keterampilan yang diturunkan dari teknik bimbingan non directive.
Table 9-1 Respon-respon Tanpa Arahan dalam Hal Wawancara
Respons tidak terarah terhadap
perasaan
Respons memberikan bimbingan
1. Penerimaan yang sederhana
2. Refleksi perasaan
3. Penguraian Materi
1. Menyusun struktur
2. Mengarahkan pertanyaan
3. Meminta pebelajar memilih dan
mengembangkan topik
4. Bimbingan tanpa arahan dan
pertanyaan-pertanyaan terbuka
5. Dorongan untuk berbicara
Table 9-2 Tahapan wawancara dalam Model tanpa arahan
TAHAP PERTAMA:
MENJELASKAN KEADAAN YANG
MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN
TAHAP KEDUA:
MENELUSURI MASALAH
Pembelajar mendorong pebelajar
mengungkapkan perasaan dengan bebas
Pebelajar didorong untuk menjabarkan
masalah
Pembelajar menerima dan mengapresiasi
perasaan
TAHAP KETIGA:
MENGEMBANGKAN WAWASAN
TAHAP KEEMPAT:
MERENCANAKAN DAN MEMBUAT
KEPUTUSAN
Pebelajar mendiskusikan masalah
Pembelajar menyemangati siswa
Pebelajar merencanakan urutan pertama
dalam proses pengambilan keputusan
Pembelajar menjelaskan keputusan yang
mungkin diambil
TAHAP KELIMA:
KETERPADUAN
TINDAKAN DILUAR WAWANCARA
Pebelajar mendapat wawasan yang lebih
mendalam dan mengembangkan tindakan
yang lebih positif.
Pembelajar berfungsi sebagai
penyemangat.
Pebelajar mulai melakukan tindakan yang
positif
BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 6
THE MODEL
1. Syntax (Struktur Pengajaran)
Meskipun pengajaran tanpa arahan sifatnya fleksibel dan tidak bisa diperkirakan,
Roger menegaskan bahwa wawancara tanpa arahan memiliki beberapa tahapan. Ada 5
tahapan, yaitu:
1. Penjelasan mengenai keadaan yang membutuhkan bantuan.
Tahap ini mencakup serangkaian pernyataan yang memberikan kebebasan pada
pebelajar untuk mengungkapkan perasaan, sebuah persetujuan mengenai fokus
umum dalam wawancara, pernyataan masalah, diskusi mengenai wawancara
tersebut, dan penetapan prosedur tatap muka.
2. Melalui penerimaan pembelajar dan kejelasan masalah, pebelajar didorong untuk
mengungkapkan perasaan positif dan negative serta mengatakan dan menjelaskan
masalah yang ada.
3. Secara bertahap dan perlahan-lahan, pebelajar mulai mengembangkan wawasan
yang dimilikinya; pebelajar merasakan ada makna baru dari pengalaman pribadinya,
melihat adanya sebuah hubungan baru antar sebab dan akibat, serta memahami
makna dibalik tingkah laku yang dirasakannya. Pada kebanyakan situasi, pebelajar
diminta untuk menjelaskan masalah dan mengembangkan wawasan baru mereka
mengenai perasaannya secara bergantian. Kedua aktifitas tersebut sama-sama
diperlukan untuk mencapai kemajuan. Mendiskusikan masalah tanpa adanya
penjelasan mengenai perasaan hanya menunjukkan bahwa pebelajar tersebut
dijauhi.
4. Konsentrasi pebelajar diarahkan untuk perencanaan dan pembuatan keputusan
dengan mengacu pada masalah yang ada. Peran pembelajar pada tahap ini adalah
menjelaskan dan memberikan beberapa alternative/pilihan.
5. Pebelajar melaporkan tindakan yang dilakukannya, mengembangkan wawasan,
serta merencanakan tindakan yang lebih positif, terpadu, dan menunjukkan
kemajuan.
SOCIAL SYSTEM
System social dalam strategi tanpa arahan mengharuskan pembelajar berperan sebagai
fasilitator/reflector dan juga counselor bagi pebelajar. Namun, yang perlu ditekankan adalah
bahwa pebelajar bertanggungjawab pada pengelolaan proses interaksi (kontrol); adanya
pembagian kewenangan antara pebelajar dan pembelajar. Norma-norma dalam konteks ini
menyangkut ekspresi perasaan secara bebas dan kemandirian pikiran serta perilaku.
Reward, diberikan untuk pebelajar, tetapi punishment tidak diterapkan dalam strategi ini.
Rewards dalam wawancara tanpa arahan (nondirective interview) bersifat intrinsik menuntut
penerimaan,empati,dan pemahaman dari pembelajar.
PRINCIPLES OF REACTION
Tugas pebelajar didasarkan pada upaya pembelajar menggiring pebelajar terhadap
prinsip-prinsip respon tanpa arahan. Pembelajar sebisa mungkin memahami pebelajar,
berempati pada kepribadian dan masalah yang dihadapi, dan merespons dengan cara
BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 7
membantu siswa menjabarkan masalah dan perasaannya, bertanggungjawab pada tindakan
mereka, dan merencanakan sasaran dan metode dalam mencapai karakteristik pebelajar.
SUPPORT SYSTEM
Sistem dukungan untuk strategi ini beragam sesuai dengan kegunaannya pada
proses wawancara. Pebelajar membutuhkan ruangan khusus yang tenang dan nyaman
untuk melakukan proses pembelajaran secara individual (one-to-one).
APLICATION
Model pengajaran tanpa arahan dapat diterapkan pada situasi permasalahan seperti:
masalah pribadi, social, dan akademik. Untuk masalah pribadi, pebelajar menjelaskan
perasaan mereka mengenai dirinya sendiri. Untuk masalah sosial, pebelajar
mengungkapkan apa yang dirasakannya mengenai hubungannya dengan orang lain dan
mencari tahu bagaimana perasaan dan penilaian terhadap diri sendiri tersebut dapat
mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Untuk masalah akademik , siswa
menjelaskan perasaannya mengenai ketertarikan dan kemampuannya terkait segala hal
dalam dunia akademiknya. Dalam setiap kasus dan permasalahan tersebut, materi
wawancara harus selalu bersifat pribadi dan tidak eksternal; berpusat pada perasaan setiap
individu,pengalaman,wawasan dan solusi.
INSTRUCTIONAL AND NURTURANT EFFECTS
Oleh karena aktifitas tidaklah diarahkan secara detail namun hanya ditentukan oleh
pebelajar, maka pebelajar hanya berhadapan dengan pembelajar dan pebelajar lain,
lingkungan tanpa arahan sangat begantung pada dampak penggiringnya, dengan dampak
pembelajaran yang juga ditentukan oleh kesuksesan dalam membentuk perkembangan diri
yang lebih efektif. Oleh karena itu, model ini bisa dianggap sebagai sebuah pembentukan
secara keseluruhan. Namun, model ini lebih bergantung pada dampak yang dirasakan
dalam lingkungan tanpa arahan dibanding memperhatikan pencapaian isi/materi dan
ketrampilan melalui aktifitas yang dirancang secara khusus.
BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 8
PEMBAHASAN
Model pembelajaran tanpa arahan adalah model yang berfokus pada upaya
memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Lingkungan belajar diorganisasi sedemikian rupa
untuk membantu pebelajar mengembangkan integritas kepribadian, meningkatkan
efektivitas serta membantu merealisasikan harapanpan atau cita-cita pebelajar. Model ini
didasari asumsi bahwa pebelajar memiliki rasa tanggung jawab terhadap aktivitas
belajarnya, karena keberhasilannya tergantung pada kemauan yang ada di dalam dirinya.
Model ini pada prinsipnya adalah meletakkan peranan pembelajar untuk secara aktif
membangun kerjasama yang diperlukan dan memberikan bantuan yang dibutuhkan pada
saat para pebelajar mencoba memecahkan masalah. Secara prinsip model ini digunakan
dalam berbagai cara. Pertama, sebagai model dasar untuk melaksanakan pendidikan
secara keseluruhan. Kedua, model ini digunakan dengan cara mengkombinasikannya
dengan model lain untuk menjamin bahwa hubungan itu dibuat sendiri oleh para pebelajar.
Ketiga, model ini digunakan pada saat pebelajar merencanakan kegiatan mandiri atau
kelompok. Keempat, model ini dipakai secara periodik pada saat memberikan penyuluhan
kepada para pebelajar, menemukan apa yang sedang mereka pikirkan dan rasakan, dan
membantu mereka memahami apa yang mereka lakukan. Seperti halnya model lain, model
ini telah dipergunakan dalam berbagai situasi dan berbagai mata pelajaran, dan secara
khusus dirancang untuk mengembangkan “selfunderstanding” dan "independence", karena
itu dapat dipakai secara efektif untuk mencapai tujuan yang bersifat sosial dan moral.
Model pembelajaran tanpa arahan dapat dipergunakan untuk berbagai bentuk situasi,
baik personal, sosial maupun akademik. Berkaitan dengan masalah-masalah personal,
setiap individu dapat mengeksplorasi berbagai perasaan tentang dirinya sendiri. Berkenaan
dengan masalah-masalah sosial, pebelajar dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan
dirinya dalam kaitannya dengan perasaan orang lain serta berusaha mengkaji bagaimana
perasaan dirinya yang dapat berpengaruh terhadap hubungan dengan orang lain tersebut.
Berkenaan dengan persoalan akademik pebelajar dapat mengeksplorasi perasaannya
berkaitan dengan kompetensi dan minat dirinya. Peran pembelajar adalah memfasilitasi
terjadinya proses belajar didorong oleh kemauan dan rasa tanggung jawab. Dalam keadaan
ini pembelajar harus dapat merespon dan menerima pikiran-pikiran pebelajar, perasaan-
perasaan mereka, dan dapat meyakinkan pebelajar bahwa semua pikiran dan perasaan
mereka diterima oleh pembelajar.
Implementasi model pembelajaran tanpa arahan lebih banyak dilakukan dalam bentuk
interviu tidak langsung yang dilakukan melalui beberapa urutan yang terbagi dalam lima
fase. Fase pertama, membantu pebelajar mendefinisikan situasi. Pada fase ini pembelajar
berupaya mendorong tumbuhnya kebebasan untuk mengekspresikan perasaan pebelajar.
Fase kedua, adalah menemukan masalah. Pada fase ini pebelajar dimotivasi untuk,
mendefinisikan masalah. Pada situasi ini pembelajar berupaya menerima dan memahami
perasaan-perasaan pebelajar. Fase ketiga, mengembangkan pemahaman/pengertian
pebelajar. Pada tahap ini pebelajar difokuskan kegiatannya untuk mendiskusikan masalah,
dan pembelajar berperan memberikan dorongan sehingga tumbuhnya motivasi dan
keterlibatan pebelajar. Fase keempat, merencanakan dan merumuskan keputusan. Pada
tahap ini pebelajar didorong untuk merencanakan bentuk-bentuk keputusan yang akan
diambil dari masalah yang dibahas. pembelajar berperan memberikan klarifikasi tentang
bentuk-bentuk keputusan yang mungkin dapat dirumuskan. Fase kelima, integrasi dimana
para pebelajar mendapatkan pemahaman lebih mendalam dan mengembangkan tindakan-
BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 9
tindakan positif. pembelajar berperan memberikan dorongan agar pebelajar memiliki
motivasi di dalam kegiatan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Joyce, B. & Weil, M. 1980. Models of Teaching (2nd
). USA: Prentice-Hall, Inc.
Joyce, B. dkk. 2009. Models of Teaching (Edisi kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar:

More Related Content

What's hot

Metode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikanMetode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikanDadang Arifin
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individutaufiq99
 
Makalah Problematika pengelolan kelas
Makalah Problematika pengelolan kelasMakalah Problematika pengelolan kelas
Makalah Problematika pengelolan kelasنور الفوز
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanDewi Bahagia
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWNur Arifaizal Basri
 
Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori Belajar Sosial Albert BanduraTeori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori Belajar Sosial Albert BanduraAlfiramita Hertanti
 
Model pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulumModel pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulumMitha Ye Es
 
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanEksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanOki Ma'arif
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifWarnet Raha
 
Model-model Pengembangan Kurikulum
Model-model Pengembangan KurikulumModel-model Pengembangan Kurikulum
Model-model Pengembangan KurikulumArief Kurniatama
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Dedi Yulianto
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOKNur Arifaizal Basri
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by DesignSMK Negeri 6 Malang
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaNur Arifaizal Basri
 
Pengelolaan Pusat Sumber Belajar
Pengelolaan Pusat Sumber BelajarPengelolaan Pusat Sumber Belajar
Pengelolaan Pusat Sumber Belajarchaya pebiyana
 
Evaluasi kurikulum (Oleh: Dr. Sukiman 2013))
Evaluasi kurikulum (Oleh: Dr. Sukiman 2013))Evaluasi kurikulum (Oleh: Dr. Sukiman 2013))
Evaluasi kurikulum (Oleh: Dr. Sukiman 2013))sadirun
 

What's hot (20)

Metode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikanMetode dan teknik supervisi pendidikan
Metode dan teknik supervisi pendidikan
 
Makalah individu
Makalah individuMakalah individu
Makalah individu
 
Makalah Problematika pengelolan kelas
Makalah Problematika pengelolan kelasMakalah Problematika pengelolan kelas
Makalah Problematika pengelolan kelas
 
Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik Teori Belajar Sibernetik
Teori Belajar Sibernetik
 
ppt Ibadah
ppt Ibadah ppt Ibadah
ppt Ibadah
 
Subjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikanSubjek dan objek pendidikan
Subjek dan objek pendidikan
 
Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah Makalah Karya Ilmiah
Makalah Karya Ilmiah
 
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOWTEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK MENURUT ABRAHAM MASLOW
 
Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori Belajar Sosial Albert BanduraTeori Belajar Sosial Albert Bandura
Teori Belajar Sosial Albert Bandura
 
Model pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulumModel pengembangan kurikulum
Model pengembangan kurikulum
 
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam KehidupanEksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
Model-model Pengembangan Kurikulum
Model-model Pengembangan KurikulumModel-model Pengembangan Kurikulum
Model-model Pengembangan Kurikulum
 
Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan Pengertian pendekatan
Pengertian pendekatan
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN BIMBINGAN KELOMPOK
 
memahami Understanding by Design
memahami Understanding by Designmemahami Understanding by Design
memahami Understanding by Design
 
Ppt penilaian autentik
Ppt penilaian autentikPpt penilaian autentik
Ppt penilaian autentik
 
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerikaSejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
Sejarah perkembangan bimbingan dan konseling di indonesia dan di amerika
 
Pengelolaan Pusat Sumber Belajar
Pengelolaan Pusat Sumber BelajarPengelolaan Pusat Sumber Belajar
Pengelolaan Pusat Sumber Belajar
 
Evaluasi kurikulum (Oleh: Dr. Sukiman 2013))
Evaluasi kurikulum (Oleh: Dr. Sukiman 2013))Evaluasi kurikulum (Oleh: Dr. Sukiman 2013))
Evaluasi kurikulum (Oleh: Dr. Sukiman 2013))
 

Similar to Nondirective

RPP kelas 4 semester 1 tema 3 Kurikulum 2013 revisi 2016 by : www.wallpes.com
RPP kelas 4 semester 1 tema 3 Kurikulum 2013 revisi 2016 by : www.wallpes.comRPP kelas 4 semester 1 tema 3 Kurikulum 2013 revisi 2016 by : www.wallpes.com
RPP kelas 4 semester 1 tema 3 Kurikulum 2013 revisi 2016 by : www.wallpes.comSlamet Dien'z
 
RPH PENDIDIKAN MORAL BERASASKAN KBAT
RPH PENDIDIKAN MORAL BERASASKAN KBAT RPH PENDIDIKAN MORAL BERASASKAN KBAT
RPH PENDIDIKAN MORAL BERASASKAN KBAT Santa Barbara
 
13. rpp k4 t8 st1 p1 candraedukasi.blogspot.com
13. rpp k4 t8 st1 p1   candraedukasi.blogspot.com13. rpp k4 t8 st1 p1   candraedukasi.blogspot.com
13. rpp k4 t8 st1 p1 candraedukasi.blogspot.comniara3
 
Rpp sd kelas 3 tema 4 kewajiban dan hakku revisi 2018
Rpp sd kelas 3 tema 4 kewajiban dan hakku revisi 2018Rpp sd kelas 3 tema 4 kewajiban dan hakku revisi 2018
Rpp sd kelas 3 tema 4 kewajiban dan hakku revisi 2018Sanjaya Ops
 
KD.9.1 DISKUSI Kelas XI KTSP (K2006)
KD.9.1 DISKUSI Kelas XI KTSP (K2006)KD.9.1 DISKUSI Kelas XI KTSP (K2006)
KD.9.1 DISKUSI Kelas XI KTSP (K2006)Endang Pristiawaty
 
Puisi Berbentuk II
Puisi Berbentuk IIPuisi Berbentuk II
Puisi Berbentuk IIlilasalleh
 
Laporan akhir
Laporan akhirLaporan akhir
Laporan akhirkyra_lala
 
Tema 1, diriku kurikulum 2013-buku siswa-bse kelas 1 sd
Tema 1, diriku kurikulum 2013-buku siswa-bse kelas 1 sdTema 1, diriku kurikulum 2013-buku siswa-bse kelas 1 sd
Tema 1, diriku kurikulum 2013-buku siswa-bse kelas 1 sdAbdul Latip
 
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 2 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI  KELAS 2 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI  KELAS 2 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 2 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docxModul Guruku
 
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIFVERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIFNur Arifaizal Basri
 
MATERI CERPEN KELAS XI.ppt
MATERI CERPEN KELAS XI.pptMATERI CERPEN KELAS XI.ppt
MATERI CERPEN KELAS XI.pptmisriadippg
 
03. ~ Asesmen Kompetensi M (Desain Soal).pptx
03. ~ Asesmen Kompetensi M (Desain Soal).pptx03. ~ Asesmen Kompetensi M (Desain Soal).pptx
03. ~ Asesmen Kompetensi M (Desain Soal).pptxaahmarfuah
 
Puisi Berbentuk
Puisi BerbentukPuisi Berbentuk
Puisi Berbentuklilasalleh
 

Similar to Nondirective (20)

Tips Agar Siswa Menyukai Anda Setiap Saat
Tips Agar Siswa Menyukai Anda Setiap SaatTips Agar Siswa Menyukai Anda Setiap Saat
Tips Agar Siswa Menyukai Anda Setiap Saat
 
RPP kelas 4 semester 1 tema 3 Kurikulum 2013 revisi 2016 by : www.wallpes.com
RPP kelas 4 semester 1 tema 3 Kurikulum 2013 revisi 2016 by : www.wallpes.comRPP kelas 4 semester 1 tema 3 Kurikulum 2013 revisi 2016 by : www.wallpes.com
RPP kelas 4 semester 1 tema 3 Kurikulum 2013 revisi 2016 by : www.wallpes.com
 
RPH PENDIDIKAN MORAL BERASASKAN KBAT
RPH PENDIDIKAN MORAL BERASASKAN KBAT RPH PENDIDIKAN MORAL BERASASKAN KBAT
RPH PENDIDIKAN MORAL BERASASKAN KBAT
 
13. rpp k4 t8 st1 p1 candraedukasi.blogspot.com
13. rpp k4 t8 st1 p1   candraedukasi.blogspot.com13. rpp k4 t8 st1 p1   candraedukasi.blogspot.com
13. rpp k4 t8 st1 p1 candraedukasi.blogspot.com
 
Rpp sd kelas 3 tema 4 kewajiban dan hakku revisi 2018
Rpp sd kelas 3 tema 4 kewajiban dan hakku revisi 2018Rpp sd kelas 3 tema 4 kewajiban dan hakku revisi 2018
Rpp sd kelas 3 tema 4 kewajiban dan hakku revisi 2018
 
Amirah 232607
Amirah 232607Amirah 232607
Amirah 232607
 
KD.9.1 DISKUSI Kelas XI KTSP (K2006)
KD.9.1 DISKUSI Kelas XI KTSP (K2006)KD.9.1 DISKUSI Kelas XI KTSP (K2006)
KD.9.1 DISKUSI Kelas XI KTSP (K2006)
 
Puisi Berbentuk II
Puisi Berbentuk IIPuisi Berbentuk II
Puisi Berbentuk II
 
Drama
DramaDrama
Drama
 
Rpp sma bhs ind
Rpp sma bhs indRpp sma bhs ind
Rpp sma bhs ind
 
Kiat Menulis Artikel
Kiat Menulis ArtikelKiat Menulis Artikel
Kiat Menulis Artikel
 
Laporan akhir
Laporan akhirLaporan akhir
Laporan akhir
 
Tema 1, diriku kurikulum 2013-buku siswa-bse kelas 1 sd
Tema 1, diriku kurikulum 2013-buku siswa-bse kelas 1 sdTema 1, diriku kurikulum 2013-buku siswa-bse kelas 1 sd
Tema 1, diriku kurikulum 2013-buku siswa-bse kelas 1 sd
 
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 2 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI  KELAS 2 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docxMODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI  KELAS 2 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
MODUL AJAR PAI DAN BUDI PEKERTI KELAS 2 BAB 3 KURIKULUM MERDEKA.docx
 
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIFVERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
VERBATIM TEKNIK RESTRUKTURING KOGNITIF
 
Rpp pkn kelas 2,
Rpp pkn kelas 2,Rpp pkn kelas 2,
Rpp pkn kelas 2,
 
Rpp pkn kelas 2,
Rpp pkn kelas 2,Rpp pkn kelas 2,
Rpp pkn kelas 2,
 
MATERI CERPEN KELAS XI.ppt
MATERI CERPEN KELAS XI.pptMATERI CERPEN KELAS XI.ppt
MATERI CERPEN KELAS XI.ppt
 
03. ~ Asesmen Kompetensi M (Desain Soal).pptx
03. ~ Asesmen Kompetensi M (Desain Soal).pptx03. ~ Asesmen Kompetensi M (Desain Soal).pptx
03. ~ Asesmen Kompetensi M (Desain Soal).pptx
 
Puisi Berbentuk
Puisi BerbentukPuisi Berbentuk
Puisi Berbentuk
 

More from EDUCATIONAL TECHNOLOGY (20)

Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3
 
Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9
 
Kamus istilah komputer
Kamus istilah komputerKamus istilah komputer
Kamus istilah komputer
 
Bahan ajar TIK
Bahan ajar TIKBahan ajar TIK
Bahan ajar TIK
 
Artikel henry
Artikel henryArtikel henry
Artikel henry
 
Artikel paulina jd
Artikel paulina jdArtikel paulina jd
Artikel paulina jd
 
Kumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibranKumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibran
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
 
Pengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan OrganisasiPengambilan keputusan Organisasi
Pengambilan keputusan Organisasi
 
Manajemen waktu
Manajemen waktuManajemen waktu
Manajemen waktu
 
Manajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuanManajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuan
 
Manajemen organisasi
Manajemen organisasiManajemen organisasi
Manajemen organisasi
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
 
Manajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasiManajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasi
 
Manajemen forum
Manajemen forumManajemen forum
Manajemen forum
 
Manajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasiManajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasi
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku  organisasiKepemimpinan dan perilaku  organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
Iklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasiIklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasi
 

Recently uploaded

Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanTitaniaUtami
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxAmmar Ahmad
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfssuser29a952
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8RiniWulandari49
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxiwidyastama85
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bSisiliaFil
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxFipkiAdrianSarandi
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxFidiaHananasyst
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Fathan Emran
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...Kanaidi ken
 

Recently uploaded (20)

Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang KesehatanMateri Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
Materi Penggolongan Obat Undang-Undang Kesehatan
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docxMateri E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
Materi E-modul Ekosistem kelas X SMA.docx
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 5.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdfUAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
UAS Matematika kelas IX 2024 HK_2024.pdf
 
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
Bahan Ajar Power Point Materi Campuran kelas 8
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 4 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptxPPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
PPt-Juknis-PPDB-2024 (TerbarU) kabupaten GIanyar.pptx
 
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup bP5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
P5 Gaya Hidup berkelanjutan gaya hidup b
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptxAKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
AKUNTANSI INVESTASI PD SEKURITAS UTANG.pptx
 
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptxMETODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
METODE PENGEMBANGAN MORAL DAN NILAI-NILAI AGAMA.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdfMODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
MODUL AJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM & BUDI PEKERTI (PAIBP) KELAS 6.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training_ "AUDIT INTERNAL + SISTEM MANAJEMEN MUTU ...
 

Nondirective

  • 1. BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 1 MODEL PEMBELAJARAN NONDIRECTIVE TEACHING : COUNSELING METHOD AS A MODEL Initiators : Carl Rogers https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/ SKENARIO John Debro, laki-laki berumur 26 tahun yang berprofesi sebagai pembelajar di wilayah pinggiran kota Chicago. Ia sedang memperhatikan pebelajar yang bernama Mary Ann Fortnay. Mary Ann adalah seorang pebelajar yang berkemauan kuat untuk melakukan tugas literature dan menulis short story dengan sempurna. Namun sayangnya, dia merasa enggan untuk membagi karyanya dengan anggota kelompok lain dalam kelas dan tidak pernah berpartisipasi aktif dalam kegiatan pentas seni. Mr. Denbro mengangap bahwa masalah ini tidak bisa dipaksakan, namun dia tetap menginginkan Mary Ann dapat menjelaskan mengapa dia merasa enggan untuk mengikuti pertunjukkan dalam memperlihatkan bakat dan kemampuannya. Mr. Denbro menginginkan Mary Ann untuk membuat sebuah keputusan untuk berpartisipasi aktif dan membagi gagasannya pada orang lain. Pada suatu sore, Mary meminta Mr. Denbro membaca salah satu karyanya dan memberikan komentar atas karya tersebut. Mary Ann : Mr.Denbro, bisakah anda membaca karya saya ini? Denbro : Ok, tentu saja Mary Ann. Apakah ini Cerita pendek yang lain? Mary Ann : Bukan, beberapa puisi yang saya kerjakan. Saya merasa karya saya kurang bagus, tapi saya ingin anda memberikan pendapat tetang puisi ini. Denbro : Kapan kamu menulis ini semua? Mary Ann : Dua minggu yang lalu, pada hari Minggu sore Denbro : Apakah kamu ingat, gagasan apa yang muncul di kepalamu pada saat mulai menulis puisi? Mary Ann : Saya merasa sedih saat mengingat kenanganku sebulan yang lalu saat kita membaca “ The Waste Land.”Saya merasa ada banyak hal yang ingin dikatakan namun tak bisa diungkapkan dengan cara biasa. Saya suka kalimat pertama,” April adalah bulan paling menyenangkan, dimana banyak tumbuh tanaman lilac pada tanah yang sudah mati. Denbro : Dan perasaan itukah yang kamu tulis disini ? Mary Ann : Ya, itulah yang saya rasakan saat pertama kali akan menulis. Denbro : ( membaca beberapa saat kemudian mengalihkan pandangan pada Mary). Mary Ann, ini benar-benar bagus. Mary Ann : apa yang menjadi kriteria sebuah puisi dikatakan bagus,Mr. Denbro? Denbro : Baiklah, ada beberapa jenis penilaian dalam poetry. Ada beberapa metode yang bersifat teknis dan harus dilakukan dengan ekspresi
  • 2. BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 2 berbeda satu sisi menggunakan metafora dan analogi sedangkan yang lain menggunakan literature yang lain. Sedangkan metode yang lain erat kaitannya dengan subjektivitas dan melibatkan kualitas ekspresi, keindahan kata-kata yang tersusun dalam puisi itu sendiri. Mary Ann : Saya sangat merasa nyaman saat menulisnya, namun saat membacanya kembali, puisi saya terkesan ganjil dan seperti orang bodoh. Denbro : Apa maksudmu? Mary Ann : Saya tidak tahu. Saya hanya merasa malu jika orang lain melihat puisi saya. Denbro : Memalukan? Mary Ann : Saya benar-benar tidak mengerti. Yang saya tahu jika puisi ini dibaca keras dengan nyaring di depan kelas, saya akan mati karena malu Denbro : Apakah kamu benar-benar merasa seisi kelas akan menertawakan karyamu? Mary Ann : Oh, jelas…. Karena mereka tidak akan mengerti. Denbro : Bagaimana dengan cerpenmu? Apa pendapatmu tentang karyamu ya ng satu ini? Mary Ann : Anda tahu bahwa saya tak ingin ada orang yang melihat dan membaca apa yang saya tulis. Debro : Kamu benar-benar ingin membuangnya sehingga tidak seorangpun yang akan melihat dan membacanya? Mary Ann : Ya. Saya pikir begitu. Saya tidak tahu secara jelas, tapi saya yakin kalau tidak ada seorang pun di kelas yang bisa memahaminya. Debro : Dapatkah kamu membayangkan akan ada seseorang yang dapat mengerti karya-karyamu itu? Mary Ann : Saya tidak tahu. Mungkin tidak ada yang memahaminya disini, tetapi diluar sana bisa memahami karya-karya saya. Debro : Bagaimana dengan orang tuamu? Mary Ann : Oh, mereka sangat menyukai apapun yang saya tulis. Debro : Baiklah, berarti bertambah menjadi 3 orang. Bagaimana dengan yang lainnya? Mary Ann : Saya rasa orang dewasa akan menyenangi karya saya, namun tidak dengan anak-anak. Debro : Apakah anak-anak adalah golongan yang berbeda dengan orang dewasa dalam hal ini? Mary Ann : Ya, anak-anak tidak terlihat tertarik dengan hal-hal semacam ini. Saya rasa mereka akan mengacuhkan siapa pun yang menghasilkan suatu karya. Debro : Apakah kamu memperkirakan hal ini juga terjadi pada penulis yang karyanya dibacakan di depan kelas. Mary Ann : Ya, kadang-kadang memang begitu. Namun saya pikir, mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk menikmati jalan ceritanya, dan bukan pada penulisnya. Denbro : Apakah kamu memperkirakan hal ini juga terjadi pada penulis teks yang karyanya dibacakan di depan kelas? Mary Ann : Ya, kadang-kadang memang begitu. Namun saya pikir, mereka akan lebih banyak menghabiskan waktu untuk menikmati jalan ceritanya, dan bukan pada penulisnya. Denbro : Ok. Mengapa kamu berpikir mereka tidak akan menyukai apa yang kamu tulis. Mary Ann : Saya sama sekali tidak tahu alasannya Mr. Denbro. Saya hanya merasa
  • 3. BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 3 takut ,namun saya hanya bisa pasrah. Denbro : Ada sesuatu yang menghalangimu? Mary Ann : Dalam beberapa hal, saya benar-benar ingin tahu apakah orang-orang akan mengapresiasi apa yang saya tulis. Namun saya tidak tahu bagaimana melakukannya. Denbro : Bagaimana jika saya membacakan salah satu cerpen mu tanpa memberitahukan siapa penulisnya? Mary Ann : Dapatkah anda berjanji? Denbro : Tentu saja, saya berjanji. Kemudian, kita akan mendiskusikan bagaiman tanggapan teman-teman kamu. Kamu akan tahu mereka tidak akan tahu siapa penulisnya. Mary Ann : Saya tidak tahu, tapi saya tertarik dengan tawaran anda. Denbro : Tergantung apa yang akan terjadi, kita akan menyusun strategi tentang apa yang akan terjadi kemudian. Mary Ann : Saya rasa Anda benar, saya tidak punya alasan untuk dirugikan. Denbro : Mary Ann, Saya berharap kita akan selalu begitu saat kamu tidak punya alasan untuk dirugikan. Namun, selalu ada resiko saat mengumumkan identitas diri kita sendiri. Mary Ann : Apa maksud anda dengan mengumumkan identitas diri? Denbro : Saya harus pergi sekarang – tetapi saya akan memilih salah satu dari ceritamu untuk dibaca minggu depan, kemudian kita akan membicarakan apa yang akan terjadi pada Hari Rabu. Mary Ann : Ok. Dan Anda berjanji tidak akan membuka identitas saya? Denbro : Saya berjanji. Saya akan bertemu Rabu depan setelah jam sekolah usai. Mary Ann : Ok. Terimakasih banyak Mr. Denbro. Selamat berakhir pekan. PENDAHULUAN Model pengajaran tanpa arahan (The Nondirective Teaching Model) didasarkan pada karya Carl Rogers dan beberapa ahli lainnya yang sejalan. Rogers memperluas pandangan pada dunia pendidikan sebagai suatu terapi tentang cara belajar. Dia percaya bahwa hubungan yang positif antara manusia memungkinkan setiap orang tumbuh, karena itu pembelajaran harus didasarkan atas konsep hubungan antar manusia seharusnya berbeda dengan pembelajaran konsep materi subyek. Dalam pandangan pengajaran non directive, peranan pembelajar adalah fasilitator yang memiliki hubungan sifatnya pengarahan/bimbingan dengan pebelajar dan yang akan membimbing pertumbuhan dan perkembangan pebelajar. Dalam peran ini pembelajar berusaha melihat pebelajar seperti pebelajar melihatnya, menciptakan atmosfir komunikasi empati dimana pengarahan diri pebelajar dapat dipelihara dan dikembangkan. Dengan menggunakan komentar yang reflektif, pembelajar memunculkan kesadaran pebelajar mengenai persepsi dan perasaan mereka, oleh karena itu membantu mereka menjelaskan gagasan-gagasan mereka. Pembelajar membantu pebelajar mengeksplorasi ide-ide baru tentang hidupnya, tentang sekolahnya, dan hubungan dengan yang lainnya. Model ini menciptakan lingkungan diman pembelajar dan pebelajar adalah partner belajar, berbagi ide-ide secara terbuka, dan berkomunikasi secara jujur satu dengan yang lainnya. Model non directive mengarahkan/ membimbing pebelajar, bukannya mengontrol urutan belajar. Penekanan lebih difokuskan pada pengembangan belajar jangka panjang, pengembangan personaliti yang diarahkan dengan baik dibandingkan dengan pembelajaran
  • 4. BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 4 jangka pendek atau pembelajaran konten obyektif. Pembelajar pada pengajaran nondirective sangat sabar dan tidak perlu mengorbankan pebelajar dengan pencapaian hasil yang segera. ORIENTATION TO THE MODEL Model non directive memfokuskan pada fasilitas belajar. Lingkungan belajar diorganisasikan untuk membantu pebelajar mencapai integrasi personal, keefektifan, dan penilaian diri yang realistis. Menstimulasi, memeriksa, dan mengevaluasi persepsi baru mengambil peran penting, karena pemeriksaan kembali kebutuhan dan nilai penting untuk integrasi lingkungan. Dalam hal ini pembelajar mencoba melihat pebelajar sebagaimana pebelajar memandangnya, menciptakan lingkungan komunikasi yang empati dengan pengarahan diri secara terbimbing. Tugas pembelajar adalah membantu pebelajar untuk mengklarifikasi ide-idenya. Pembelajar juga mengarahkan pebelajar dengan penuh perhatian dan siap membantu pebelajar bila diperlukan. Hubungan pembelajar dan pebelajar dilukiskan sebagai hubungan kemitraan (partnership) Pengajaran tanpa arahan adalah proses belajar yang mana pebelajar sebagai pusat (student-centered). Menurut Rogers, terdapat empat kualitas dalam atmosfir mengajar non directive: 1. Pembelajar menunjukkan kehangatan dan tanggungjawabnya, menunjukkan perhatian dan menerima pebelajar sebagai apa adanya. 2. Pembelajar tidak menghakimi atau mencari salah atau benar, melainkan mengkarakterisasi pada penerimaan setiap perasaan. 3. Pebelajar bebas untuk mengekspresikan perasaannya secara simbolis tetapi tidak diberi kebebasan untuk mengontrol pembelajar. 4. Hubungan yang terjadi bebas dari paksaan. 5. Setiap tugas pembelajaran dipandang sebagai kesempatan untuk membantu pebelajar tumbuh sebagai seseorang. Pendekatan nondirective menyatakan bahwa alat paling efektif untuk membuka emosi-emosi yang mendasari suatu masalah adalah dengan mengikuti pola perasaan pebelajar ketika secara bebas diekspresikan. Daripada mengajukan pertanyaan-pertanyaan langsung untuk tujuan memunculkan perasaan, pembelajar membiarkan pebelajar mengarahkan arus perasaan dan pikiran. Jika pebelajar mengekspresikan diri mereka sendiri secara bebas, masalah dan emosi-emosi dasar mereka akan muncul. Proses ini difasilitasi dengan merefleksikan perasaan-perasaan pebelajar, oleh karena itu membawa mereka kedalam kesadaran focus yang lebih tajam. Konseling nondirective memfokuskan pada elemen emosional perilaku. Strategi nondirective biasanya melihat dua sumber masalah pebelajar, yaitu; 1) perasaan-perasaan yang ada, 2) persepsi yang menyimpang. Pembelajar dan pebelajar berbagi tanggung jawab pada saat diskusi atau interview dilaksanakan, dengan demikian pada saatnya pembelajar harus mengambil alih tanggung jawab (lead-taking) untuk mengarahkan atau memelihara percakapan atau diskusi. Pembelajar memimpin pebelajar untuk mulai diskusi, berbicara secara terbuka, dan memberikan pengarahan pada pebelajar dengan siapa mereka seharusnya dapat mendiskusikan masalahnya. Pandangan terhadap pengajaran non directive mengalami beberapa masalah:
  • 5. BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 5 1. Tanggung jawab terbagi 2. Bimbingan tersusun atas serangkaian tanggungjawab yang terjadi dalam urutan yang tidak dapat diprediksi. 3. Untuk dapat menguasai pengajaran non directive, pembelajar harus belajar prinsip umum, bekerja untuk meningkatkan sensitivitasnya terhadap yang lain, menguasai ketrampilan non directive. 4. Latihan membuat kontak dengan pebelajar dan meresponnya, menggunakan keterampilan yang diturunkan dari teknik bimbingan non directive. Table 9-1 Respon-respon Tanpa Arahan dalam Hal Wawancara Respons tidak terarah terhadap perasaan Respons memberikan bimbingan 1. Penerimaan yang sederhana 2. Refleksi perasaan 3. Penguraian Materi 1. Menyusun struktur 2. Mengarahkan pertanyaan 3. Meminta pebelajar memilih dan mengembangkan topik 4. Bimbingan tanpa arahan dan pertanyaan-pertanyaan terbuka 5. Dorongan untuk berbicara Table 9-2 Tahapan wawancara dalam Model tanpa arahan TAHAP PERTAMA: MENJELASKAN KEADAAN YANG MEMBUTUHKAN PERTOLONGAN TAHAP KEDUA: MENELUSURI MASALAH Pembelajar mendorong pebelajar mengungkapkan perasaan dengan bebas Pebelajar didorong untuk menjabarkan masalah Pembelajar menerima dan mengapresiasi perasaan TAHAP KETIGA: MENGEMBANGKAN WAWASAN TAHAP KEEMPAT: MERENCANAKAN DAN MEMBUAT KEPUTUSAN Pebelajar mendiskusikan masalah Pembelajar menyemangati siswa Pebelajar merencanakan urutan pertama dalam proses pengambilan keputusan Pembelajar menjelaskan keputusan yang mungkin diambil TAHAP KELIMA: KETERPADUAN TINDAKAN DILUAR WAWANCARA Pebelajar mendapat wawasan yang lebih mendalam dan mengembangkan tindakan yang lebih positif. Pembelajar berfungsi sebagai penyemangat. Pebelajar mulai melakukan tindakan yang positif
  • 6. BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 6 THE MODEL 1. Syntax (Struktur Pengajaran) Meskipun pengajaran tanpa arahan sifatnya fleksibel dan tidak bisa diperkirakan, Roger menegaskan bahwa wawancara tanpa arahan memiliki beberapa tahapan. Ada 5 tahapan, yaitu: 1. Penjelasan mengenai keadaan yang membutuhkan bantuan. Tahap ini mencakup serangkaian pernyataan yang memberikan kebebasan pada pebelajar untuk mengungkapkan perasaan, sebuah persetujuan mengenai fokus umum dalam wawancara, pernyataan masalah, diskusi mengenai wawancara tersebut, dan penetapan prosedur tatap muka. 2. Melalui penerimaan pembelajar dan kejelasan masalah, pebelajar didorong untuk mengungkapkan perasaan positif dan negative serta mengatakan dan menjelaskan masalah yang ada. 3. Secara bertahap dan perlahan-lahan, pebelajar mulai mengembangkan wawasan yang dimilikinya; pebelajar merasakan ada makna baru dari pengalaman pribadinya, melihat adanya sebuah hubungan baru antar sebab dan akibat, serta memahami makna dibalik tingkah laku yang dirasakannya. Pada kebanyakan situasi, pebelajar diminta untuk menjelaskan masalah dan mengembangkan wawasan baru mereka mengenai perasaannya secara bergantian. Kedua aktifitas tersebut sama-sama diperlukan untuk mencapai kemajuan. Mendiskusikan masalah tanpa adanya penjelasan mengenai perasaan hanya menunjukkan bahwa pebelajar tersebut dijauhi. 4. Konsentrasi pebelajar diarahkan untuk perencanaan dan pembuatan keputusan dengan mengacu pada masalah yang ada. Peran pembelajar pada tahap ini adalah menjelaskan dan memberikan beberapa alternative/pilihan. 5. Pebelajar melaporkan tindakan yang dilakukannya, mengembangkan wawasan, serta merencanakan tindakan yang lebih positif, terpadu, dan menunjukkan kemajuan. SOCIAL SYSTEM System social dalam strategi tanpa arahan mengharuskan pembelajar berperan sebagai fasilitator/reflector dan juga counselor bagi pebelajar. Namun, yang perlu ditekankan adalah bahwa pebelajar bertanggungjawab pada pengelolaan proses interaksi (kontrol); adanya pembagian kewenangan antara pebelajar dan pembelajar. Norma-norma dalam konteks ini menyangkut ekspresi perasaan secara bebas dan kemandirian pikiran serta perilaku. Reward, diberikan untuk pebelajar, tetapi punishment tidak diterapkan dalam strategi ini. Rewards dalam wawancara tanpa arahan (nondirective interview) bersifat intrinsik menuntut penerimaan,empati,dan pemahaman dari pembelajar. PRINCIPLES OF REACTION Tugas pebelajar didasarkan pada upaya pembelajar menggiring pebelajar terhadap prinsip-prinsip respon tanpa arahan. Pembelajar sebisa mungkin memahami pebelajar, berempati pada kepribadian dan masalah yang dihadapi, dan merespons dengan cara
  • 7. BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 7 membantu siswa menjabarkan masalah dan perasaannya, bertanggungjawab pada tindakan mereka, dan merencanakan sasaran dan metode dalam mencapai karakteristik pebelajar. SUPPORT SYSTEM Sistem dukungan untuk strategi ini beragam sesuai dengan kegunaannya pada proses wawancara. Pebelajar membutuhkan ruangan khusus yang tenang dan nyaman untuk melakukan proses pembelajaran secara individual (one-to-one). APLICATION Model pengajaran tanpa arahan dapat diterapkan pada situasi permasalahan seperti: masalah pribadi, social, dan akademik. Untuk masalah pribadi, pebelajar menjelaskan perasaan mereka mengenai dirinya sendiri. Untuk masalah sosial, pebelajar mengungkapkan apa yang dirasakannya mengenai hubungannya dengan orang lain dan mencari tahu bagaimana perasaan dan penilaian terhadap diri sendiri tersebut dapat mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Untuk masalah akademik , siswa menjelaskan perasaannya mengenai ketertarikan dan kemampuannya terkait segala hal dalam dunia akademiknya. Dalam setiap kasus dan permasalahan tersebut, materi wawancara harus selalu bersifat pribadi dan tidak eksternal; berpusat pada perasaan setiap individu,pengalaman,wawasan dan solusi. INSTRUCTIONAL AND NURTURANT EFFECTS Oleh karena aktifitas tidaklah diarahkan secara detail namun hanya ditentukan oleh pebelajar, maka pebelajar hanya berhadapan dengan pembelajar dan pebelajar lain, lingkungan tanpa arahan sangat begantung pada dampak penggiringnya, dengan dampak pembelajaran yang juga ditentukan oleh kesuksesan dalam membentuk perkembangan diri yang lebih efektif. Oleh karena itu, model ini bisa dianggap sebagai sebuah pembentukan secara keseluruhan. Namun, model ini lebih bergantung pada dampak yang dirasakan dalam lingkungan tanpa arahan dibanding memperhatikan pencapaian isi/materi dan ketrampilan melalui aktifitas yang dirancang secara khusus.
  • 8. BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 8 PEMBAHASAN Model pembelajaran tanpa arahan adalah model yang berfokus pada upaya memfasilitasi kegiatan pembelajaran. Lingkungan belajar diorganisasi sedemikian rupa untuk membantu pebelajar mengembangkan integritas kepribadian, meningkatkan efektivitas serta membantu merealisasikan harapanpan atau cita-cita pebelajar. Model ini didasari asumsi bahwa pebelajar memiliki rasa tanggung jawab terhadap aktivitas belajarnya, karena keberhasilannya tergantung pada kemauan yang ada di dalam dirinya. Model ini pada prinsipnya adalah meletakkan peranan pembelajar untuk secara aktif membangun kerjasama yang diperlukan dan memberikan bantuan yang dibutuhkan pada saat para pebelajar mencoba memecahkan masalah. Secara prinsip model ini digunakan dalam berbagai cara. Pertama, sebagai model dasar untuk melaksanakan pendidikan secara keseluruhan. Kedua, model ini digunakan dengan cara mengkombinasikannya dengan model lain untuk menjamin bahwa hubungan itu dibuat sendiri oleh para pebelajar. Ketiga, model ini digunakan pada saat pebelajar merencanakan kegiatan mandiri atau kelompok. Keempat, model ini dipakai secara periodik pada saat memberikan penyuluhan kepada para pebelajar, menemukan apa yang sedang mereka pikirkan dan rasakan, dan membantu mereka memahami apa yang mereka lakukan. Seperti halnya model lain, model ini telah dipergunakan dalam berbagai situasi dan berbagai mata pelajaran, dan secara khusus dirancang untuk mengembangkan “selfunderstanding” dan "independence", karena itu dapat dipakai secara efektif untuk mencapai tujuan yang bersifat sosial dan moral. Model pembelajaran tanpa arahan dapat dipergunakan untuk berbagai bentuk situasi, baik personal, sosial maupun akademik. Berkaitan dengan masalah-masalah personal, setiap individu dapat mengeksplorasi berbagai perasaan tentang dirinya sendiri. Berkenaan dengan masalah-masalah sosial, pebelajar dapat mengeksplorasi perasaan-perasaan dirinya dalam kaitannya dengan perasaan orang lain serta berusaha mengkaji bagaimana perasaan dirinya yang dapat berpengaruh terhadap hubungan dengan orang lain tersebut. Berkenaan dengan persoalan akademik pebelajar dapat mengeksplorasi perasaannya berkaitan dengan kompetensi dan minat dirinya. Peran pembelajar adalah memfasilitasi terjadinya proses belajar didorong oleh kemauan dan rasa tanggung jawab. Dalam keadaan ini pembelajar harus dapat merespon dan menerima pikiran-pikiran pebelajar, perasaan- perasaan mereka, dan dapat meyakinkan pebelajar bahwa semua pikiran dan perasaan mereka diterima oleh pembelajar. Implementasi model pembelajaran tanpa arahan lebih banyak dilakukan dalam bentuk interviu tidak langsung yang dilakukan melalui beberapa urutan yang terbagi dalam lima fase. Fase pertama, membantu pebelajar mendefinisikan situasi. Pada fase ini pembelajar berupaya mendorong tumbuhnya kebebasan untuk mengekspresikan perasaan pebelajar. Fase kedua, adalah menemukan masalah. Pada fase ini pebelajar dimotivasi untuk, mendefinisikan masalah. Pada situasi ini pembelajar berupaya menerima dan memahami perasaan-perasaan pebelajar. Fase ketiga, mengembangkan pemahaman/pengertian pebelajar. Pada tahap ini pebelajar difokuskan kegiatannya untuk mendiskusikan masalah, dan pembelajar berperan memberikan dorongan sehingga tumbuhnya motivasi dan keterlibatan pebelajar. Fase keempat, merencanakan dan merumuskan keputusan. Pada tahap ini pebelajar didorong untuk merencanakan bentuk-bentuk keputusan yang akan diambil dari masalah yang dibahas. pembelajar berperan memberikan klarifikasi tentang bentuk-bentuk keputusan yang mungkin dapat dirumuskan. Fase kelima, integrasi dimana para pebelajar mendapatkan pemahaman lebih mendalam dan mengembangkan tindakan-
  • 9. BAHRUR ROSYIDI | NONDIRECTIVE TEACHING 9 tindakan positif. pembelajar berperan memberikan dorongan agar pebelajar memiliki motivasi di dalam kegiatan tersebut. DAFTAR PUSTAKA Joyce, B. & Weil, M. 1980. Models of Teaching (2nd ). USA: Prentice-Hall, Inc. Joyce, B. dkk. 2009. Models of Teaching (Edisi kedelapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar: