SlideShare a Scribd company logo
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 1
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BUDAYA ORGANISASI
(Decision Making Process in Organizational Culture)
https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/
PENDAHULUAN
Pengambilan keputusan merupakan pekerjaan sehari-hari dari manajemen
sehingga perlu diketahui apa definisi pengambilan keputusan, bagaimana tiba pada
keputusan, tingkat-tingkat keputusan, klasifikasi dan jenis-jenis pengam-bilan
keputusan. Didalam setiap organisasi, baik organisasi besar maupun kecil, dapat saja
terjadi perubahan kondisi, pergeseran personalia, timbul pertentangan-pertentangan,
terjadi kesalahan-kesalahan yang perlu dibetulkan, dan muncul hal-hal yang tidak
terduga sama sekali sebelumnya. Menghadapi perkembangan atau masalah
semacam itu memerlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Di samping
itu, keputusan-keputusan harus diambil dengan tepat agar roda organisasi beserta
administrasinya dapat berjalan terus dengan lancar.
Setiap keputusan haruslah diikuti dengan pelaksanaan, dan orang yang
membuat keputusan harus bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah ia
buat. Setiap keputusan yang dilaksanakan diusahakan agar jangan sampai
menggunakan kekerasan(fisik),kalau tidak sangat terpaksa. Setiap keputusan yang
diambil harus dapat dipertanggung jawabkan,dan pelaksanaan keputusan lebih
ditekankan pada sifat kepemimpinan dari orang yang mengambil keputusan.
Dalam suatu organisasi pengambilan keputusan menjadi hal yang sangat
penting untuk mempertahankan keberlangsungan kehidupan organisasi, maka dapat
dikatakan bahwa pengambilan keputusan menjadi landasan dasar, kemana akan
dibawa organisasi dalam menghadapi setiap tantangan, baik dari dalam maupun luar
lingkungan organisasi. pentingnya pengambilan keputusan akan keberlangsungan
kehidupan suatu organisasi juga dipengaruhi budaya organisasi. budaya organisasi
dalam hal ini memegang pengaruh dalam penyesuaian model pengambilan
keputusan yang akan diambil oleh suatu organisasi. Sehingga memungkinkan untuk
terciptanya model pengambilan keputusan yang berbeda dari keadaan yang
sekarang terjadi sangat dimungkinkan.
Budaya dalam suatu organisasi tercipta pada saat terjadinya organisasi itu
sendiri pertama kali berdiri. Budaya organisasi menjadi suatu hal yang penting untuk
dimiliki oleh setiap organisasi karena budaya menjadi kepribadian bagi organisasi
sama dengan individu.
Jika kita hubungkan pengambilan keputusan dengan budaya organisasi,
kedua hal tersebut saling berkesinambungan. Dalam pengambilan keputusan terlebih
dahulu mengkaji apakan keputusan yang telah diambil bertentangan tidak dengan
budaya organisasi yang bersangkutan. Jika keputusan yang diambil bertentangan,
maka manajer wajib untuk mencari alternatif lain. Manajer yang berfungsi menjadi
pengambil keputusan dalam organisasi , diharapkan menjadi orang yang tahu benar
mengenai organisasi dan masalah yang menghinggapi organisasi yang dikelolanya.
Terkadang dalam mengambil keputusan manajer berhadapan dengan berbagai hal
seperti tidak sempurna dan ketidaklengkapan informasi, masalah yang terlalu
kompleks, waktu yang terbatas dalam proses pengambiln keputusan, preferensi yang
bertentangan dengan pengambilan keputusan untuk tujuan organisasi.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 2
PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, misalnya saja Terry, ia
memberikan definisi pengambilan keputusan adalah pemi-lihan alternatif perilaku dari
dua alternatif atau lebih. Decision making can be definied as the selection of one
behavior alternative from two or more possible alternative.
Pada hakekatnya, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakekat suatu masalah,pengum-pulan fakta-fakta dan data,
penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan me-ngambil tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang pa-ling tepat. Dari pengertian di atas
menunjukkan lima hal yang jelas, yaitu :
1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara
kebetulan.
2. Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara sembarangan.
3. Bahwa sebelum sesuatu masalah dapat dipecahkan dengan baik,hake-kat
daripada masalah itu harus diketahui dengan jelas.
4. Bahwa pemecahan masalah tidak dapat dilakukan melalui mengarang, akan
tetapi harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis,
terolah dengan baik dan tersimpan secara teratur sehingga fakta/data itu
sungguh dapat dipercayai.
5. Bahwa keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai
alternatif yang ada setelah alternatif itu dianalisa dengan matang.
Tetapi juga dapat dikatakan bahwa pengambilan keputusan adalah tindakan
pimpinan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam orga-nisasi yang
dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang
dimungkinkan.
PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI
Konteks lingkungan organisasi harus selalu diingat sebagai analisis budaya
organisasi yang dikejar. Budaya melibatkan anggota sebuah organisasi dalam
realitas yang dibangun secara sosial. Anggota organisasi berbagi realitas ini dalam
indera ganda persamaan dan perbedaan. Unsur-unsur di atas dimana berbagi
budaya didasarkan pada termasuk artefak, simbol, norma, nilai, keyakinan, dan
asumsi, dan fisik, perilaku, dan simbol-simbol linguistik. Unsur-unsur budaya ini saling
terkait dalam makna jaringan yang terjalin, seperangkat inti anggapan dan sebuah
pandangan, dapat diakses oleh semua anggota budaya.
Pandangan membantu anggota dalam mengelola kegiatan dan dalam
memaknai pengalaman organisasi. Hubungan konstruksi sosial ini, yang anggota
budayanya secara rutin mengarahkan pengalaman dan aktivitas, adalah apa yang
disebut sebagai budaya organisasi.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 3
TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI (Organizational Decision Making Theories)
Pengambilan keputusan dalam organisasi terkait mengenai proses
pengambilan keputusan yang terjadi pada semua tingkatan dan dalam semua unit
dalam organisasi. ada dua macam proses pengambilan keputusan dalam pengertian
ini, dapat kita lihat bahwa sebuah organsasi menjadi suatu fokus kegiatan dalam
proses pengambilan keputusan.
1. Pengambilan keputusan pada Organisasi Hierarki.
Di dalam struktur hierarki, manajer tertinggi berfungsi menjadi pusat dari
pengambilan keputusan strategis yang menyangkut dengan keputusan
pelembagaan, manajer tingkat tengah mengepalai pengambilan keputusan.
2. Pengambilan keputusan pada Organisasi Fungsional.
Pengambilan keputusan dalam struktur fungsional dikelola oleh tiap-tiap
bidang dengan departemen yang memimpinnya. Sementara itu, model
struktur per divisi masing-masing memegang dan menjalankan
kepentingannya.
Berikut ini akan dibahas mengenai analisis proses pengambilan keputusan yang
didominasi oleh teori Mary Jo Hatch.
a. Bounded Rationality (Pembatasan Rasionalitas)
Herbert Simon mengidentifikasi dan mempertanyakan asumsi model rasional.
Model rasional memiliki asumsi bahwa para pengambil keputusan memiliki
pengetahuan alternatif dan konsekuensi pelaksanaan alternatif dan juga hal
ini mengasumsikan bahwa ada preferensi yang konsisten diantara para
pengambil keputusan dan aturan-aturan keputusan yang dapat dikenal dan
diterima oleh semua orang yang memiliki kaitan.
b. Proses Pengambilan Keputusan Rasional
Ketika terdapat kesepakatan mengenai tujuan dan kesepakatan bagaimana
cara pencapaian tujuan atau mengenai penanganan masalah, kemudian
ketidakpastian dan keambiguan berada pada kondisi minimum dan benar
untuk menggunakan model rasional. Hal ini tidak berarti seorang manajer
akan berhenti menggunakan proses pengambilan keputusan ini. Bahkan
ketika adanya peningkatan ketidakpastian dan ambiguitas, manajer
dimungkinkan untuk menemukan bahwa penggunaan metode model rasional
mempunyai insentif yang lebuh besar untuk dapat memberikan rasa aman
secara simbolis dari proses keputusan yang kurang.
c. Proses Pengambilan Keputusan Trial-and-Error
Pada proses pengambilan keputusan trial-and-error, keputusan yang
besarnya cukup berpengaruh biasanya berhati-hati dalam mengatur kondisi
yang kerap kali tidak statis. Pembuat keputusan yang tidak setuju dengan
tujuan kegiatan seringkali menemukan informasi untuk membandingkan
diantara sedikitnya alternatif, dan kebanyakan hanya tambahan untuk
keputusan terakhir.
d. Model Koalisi
Biasanya pembentukan suatu koalisi didasarkan pada perundingan yang
berlangsung dibalik layar yang berusaha untuk memberikan pertimbangan
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 4
kepada semua kepentingan dalam posisi bersama di dalam koalisi. Dengan
kondisi tersebut, para pembuat keputusan menjadi tidak fokus pada pencarian
informasi pemecahan masalah, akan tetapi lebih menekankan menampung
minat alternatif.
e. Model Tong Sampah
Dalam kondisi kesepakatan mengenai pencapaian tujuan dan pen-sarana-an
untuk mencapai hal tersebut menemui jalan buntu, model tong sampah dapat
menjadi gambaran terbaik bagi organisasi dalam proses pengambilan
keputusan yang terjadi seperti dalam organisasi. Model ini sesuai untuk situasi
yang hanya mempunyai lingkungan atau teknologi yang kurang mencukupi,
atau saat dimana aktor utama bergerak keluar masuk dari proses keputusan
karena kegiatan lain bersaing dalam waktu dan perhatian yang sama. Model
ini diberi nama “tong sampah” untuk menekan ketidakteraturan dalam
pengambilan keputusan. Meskipun tidak terdapat organisasi yang beroperasi
dalam modus ini sepanjang waktu, namun setiap organisai akan menemui
situasi seperti ini dari waktu-kewaktu.
f. Irasionalitas dalam Pembuatan Keputusan Organisasi
Nils Brunsson berpendapat bahwa keputusan rasional tidak selalu
memberikan dasar yang baik untuk tindakan yang tepat dan sukses, dan
bukannya panggilan untuk bertindak rasionalis. Brunsson berpendapat bahwa
tindakan organisasi yang efektif tergantung pada pelaksanaan keputusan.
Pelaksanaan mensyaratkan bahwa tindakan harus memiliki harapan positif
agar dapat mengalami motivasi untuk mengambil tindakan dan komitmen
untuk melibatkan diri dalam melihat melalui kesimpulan yang sukses.
TUJUAN DAN DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
Tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali
diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. Tujuan pengambilan
keputusan dapat juga bersifat ganda dalam arti bahwa satu keputusan yang
diambilnya itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih. Dalam masyarakat
yang masih sederhana, secara relatif proses pengambilan keputusan juga akan
bersifat sederhana pula.Tetapi dalam masyarakat modern dimana pengembangan
ilmu pengetahuan dan tekno-logi telah maju pesat, keadaan masyarakatnya pun juga
menjadi rumit. Oleh karena itu, pengambilan keputusan dalam masyarakat modern
perlu diperhitungkan akibatnya dari berbagai segi, sedemikian rupa sehingga
diusahakan sejauh mungkin tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. Apabila terpaksa
ada yang dirugikan, maka kerugiannya diusahakan seminimum mungkin.
Dasar pengambilan keputusan itu bermacam-macam tergantung dari
permasalahannya. Keputusan dapat diambil berdasarkan persaan se- mata-mata
dapat pula keputusan dibuat berdasarkan rasio.Tetapi tidak mustahil keputusan yang
diambil berdasarkan wewenang yang dimilikinya
1. Pengambilan keputusan berdasarkan perasaan (intuisi).
Keputusan yang diambil berdasarkan perasaan itu jelas lebih ber-sifat
subjektif. Perasaan dalam yang bersifat subjektif ini mudah terkena sugesti,
pengaruh luar, rasa lebih suka yang satu daripada yang lain. Dan faktor
kejiwaan yang lainnya. Pengambilan keputusan yang berdasarkan
pertimbangan perasaan yang bersangkutan itu membutuhkan waktu yang relatif
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 5
singkat. Memang sulit untuk dikatakan bahwa pembuatan keputusan
berdasarkan perasaan itu tentu baik atau tentu jelek, atau banyak jeleknya
sehingga hal itu jangan dilakukan. Bagaimanapun kurang objektifnya keputusan
berdasarkan perasaan ini, namun kadang-kadang pengambilan keputusan yang
intuitif ini sangat diperlukan apabila menghadapi masalah yang sangat peka
perasaan. Jadi kembali pada persoalan semula yakni macam dari dasar
pembuatan keputusan itu tergantung dari permasalahan yang dihadapi untuk
kemudian dipecahkan.
2. Pengambilan keputusan rasional.
Keputusan yang bersifat rasional banyak berkaitan dengan pertim-
bangan dari segi daya guna. Masalah yang dihadapi juga merupakan masalah
yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan
pertimbangan yang rasional itu lebih besifat objektf. Dalam masyarakat,
keputusan yang rasional itu dapat terasa apabila kepuasan optimal masyarakat
dapat terlaksana dalam batas-batas nilai-nilai kema-syarakatan yang diakui
saat itu.
3. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta.
Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang
cukup itu memang merupakan keputusan yang dapat dikatakan sehat, solid dan
baik, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu pun seringkali sulit.
Bahkan dengan bantuan komputer pun kadang kala masih mengalami kesulitan
juga. Informasi yang terpercaya datanya lebih dulu harus diolah dengan cermat.
Pengolahan dengan cermat melalui: diagnosis, pengelompokan, dan
interpretasi.Untuk keperluan ini dibutuh-kan tenaga yang terampil yang mampu
mengolah data menjadi informasi ang canggih. Mereka perlu dididik, dilatih
dengan sebaik-baiknya.
4. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman.
Pengalaman dapat dijadikan pedoman dalam penyelesaian masalah.
Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengeta-
huan praktis. Pengalaman dan kemampuan memperkirakan apa yang men-jadi
latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat
membantu dalam memudahkan pemecahan masalah. Apalagi jika pimpi-nan
yang harus mengambil keputusan itu telah mempunyai banyak penga-laman
dalam menyelesaikan masalah yang timbul dalam organisasinya. Karena
pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan juga seseorang dapat
memperkirakan kira-kira kapan suatu mode itu dapat bertahan. Karena
berpengalaman, maka seseorang sudah dapat menduga permasala-hannya
walaupun hanya melihat sepintas lalu, dan mungkin ia sudah dapat menduga
macam apa penyelesaian yang dianggap paling baik diantara ber- macam-
macam alternatif pemecahan masalah.
5. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang.
Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan
wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan
demi tercapainya tujuan organisasi dengan berhasil guna dan ber- daya guna.
Keputusan yang berdasarkan wewenang mempunyai beberapa keuntungan,
diantaranya: banyak diterima oleh bawahan, meskipun kepu-tusan itu
dilaksanakan dengan senang hati atau terpaksa, karena pengambi-lan
keputusan ini berdasarkan wewenang yang resmi maka akan lebih per-manen
sifatnya. Disamping mempunyai keuntungan, keputusan yang diambil
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 6
berdasarkan wewenang ini juga mempunyai kelemahan, diantara-
nya:keputusan yang berdasarkan pada wewenang belaka akan menimbul-kan
sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial, keputusan, inipun
kadang oleh pembuat keputusan sering melewati permasalahan yang
seharusnya dipecahkan sehingga malah mengaburkan.
METODE-METODE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
Ada empat metode pengambilan keputusan yang dianggap lazim
dipergunakan dalam pengambilan keputusan organisasional, yaitu :
1. Metode rasional(model rasional). Ini adalah model klasik yang mencakup
model birokratik dari pe-ngambilan keputusan, bahkan juga merupakan model
klasik dalam pengambilan keputusan ekonomi dan bisnis. Model ini banyak
mendapat kritik karena dianggap kurang realistik, tetapi akhir-akhir ini telah
mulai dikaitkan dengan analisis kebijaksanaan sehingga menjadi penting.
2. Metode tawar-menawar inkremental yang justru dipandang sebagai model
paling mendasar dalam aktivitas politik, yaitu penyelesaian konflik melalui
negosiasi. Karakteristik dari inkrementalisme adalah bahwa kepu-tusan tentang
suatu kebijaksanaan terjadi dalam bentuk langkah-langkah kecil dan karenanya
tidak jauh dari status quo. Hasil keputusannya diperoleh sebagai jerih payah
dari tawar-menawar yang melelahkan dan persuasif melalui perdebatan dan
negosiasi. Variasi dari metode inkremen-tal antara lain, metode satisficing dan
mixed scanning. Metode mixed scanning menawarka suatu kompromi antar
keputusan rasionaldan inkrementalisme. Maksud kompromi disini adalah bahwa
para pengambil keputusan dimungkinkan membuat keputusan-keputusan besar
yang mempunyai dampak jangka panjang, dan juga keputusan-keputusan
dengan ruang lingkup terbatas.
3. Metode agregatif mencakup antara lain teknik Dephi dan teknik-teknik
pengambilan keputusan yang berkaitan . Seringkali metode ini memanfaat-kan
konsultan dan tim-tim staf yang bekerja keras dalam merumuskan
kebijaksanaan-kebijaksanaan politik. Konsensus dan peran serta meru-pakan
karakteristik utama dari metode agregatif.
4. Metode keranjang sampah yang dikembangkan oeh March dan Olsen. Model
keranjang sampah menolak model rasional, bahkan rasional-inkre-mental yang
sederhana sekalipun.Ia lebih tertarik pada karakter yang ditampilkan dalam
pengambilan keputusan, pada isu yang bermacam-macam dari peserta
pengambil keputusan, pada masalah-masalah yang timbul pada saat itu.
Serigkali keputusan yang diambil tidak direncanakan sebagai akibat dari
perdebatan dalam kelompok. Dalam membahas alternatif-alternatif justru yang
paling banyak diungkapkan ialah tujuan dan sasaran, tetapi tidak mengevaluasi
cara terbaik untuk mencapai tujuan dan sasaran itu. Pembahasan tentang
pengambilan keputusan diwarnai oeh kepentingan pribadi, klik, persekutuan,
mitos, konflik, pujian dan tuduhan, menggalang persahabatan baru, melepas
ikatan lama, mencari kebenaran, dan menampilkan kekuasaan.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 7
Dalam dataran teoritis, terdapat empat metode pengambilan keputusan, yaitu
kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert
opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan
kesepakatan (consensus).
1. Kewenangan Tanpa Diskusi
Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para
pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki
beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika kelompok tidak mempunyai
waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu,
metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang
dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak
mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya.
Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering
digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya
ketidak percayaan para anggota kelompok terhadap keputusan yang ditentukan
pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang
lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan
seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual.
2. Pendapat Ahli
Kadang-kadang seorang anggota kelompok oleh anggota lainnya diberi
predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan
dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini
akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota kelompok yang dianggap
ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam
hal tertentu oleh anggota kelompok lainnya.
Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut
bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator
yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang
berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas
terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang
yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah
seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit.
3. Kewenangan Setelah Diskusi
Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila
dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after
discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota
kelompok dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan
yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung
jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan
(quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha
menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain,
pendapat anggota kelompok sangat diperhatikan dalam proses pembuatan
keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih
berpengaruh.
Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu
pada anggota kelompok akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 8
pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota kelompok yang
mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha
mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu
diperhatikan dan dipertimbangkan.
4. Kesepakatan
Kesepakatan atau konsensusakan terjadi kalau semua anggota dari
suatu kelompok mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan
keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota
kelompok akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik
seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut.
Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan
dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan
melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang
paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih
lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan
mendesak atau darurat.
Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan
Rodman, dikutip dari Riend’s blog, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran-
ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode
pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan
dalam situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:
 jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,
 tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan
 kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam
mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut.
Dalam hal genting atau terdesak seorang pimpinan dapat saja mengambil
keputusan dengan metode kewenangan didasarkan oleh keadaan yang terdesak dan
telah memikirkan dan mempertimbangkan keputusannya tersebut sehingga
memperkecil kekacauan yang disebabkannya.
Namun apabila dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan yang
rumit dan besar seperti perancangan rencana kerja dsb. Sebaiknya di gunakan
metode kesepakan dengan koordinasi yang tepat agar hasilnya tepat, cepat, dan
akurat sehingga pekerjaan atau yang lainnya dapat diselesaikan dengan baik dan
tanpa masalah dan tidak mengundang kesalahpahaman di dalam organisasi.
LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
Banyak para pakar politik yang mengemukakan pendapatnya mengenai
proses pengambilan keputusan,diantaranya Dunn yang menyata-kan bahwa
komponen-komponen proses kebijakan juga merupakan komponen proses
pengambilan keputusan dimana antara komponen yang satu dengan komponen
berikutnya terdapat metode yang dapat digunakan, komponen ini meliputi :
1. Masalah kebijakan.
2. Alternatif kebijakan.
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 9
3. Tindakan kebijakan.
4. Hasil kebijakan.
5. Pola pelaksanaan kebijakan.
Kiranya tidak jauh berbeda dengan Dunn, Siagian mengemukakan urutan
proses pengambilan keputusan sebagai berikut :
1. Definisi masalah.
2. Pengumpulan data.
3. Analisis data.
4. Penentuan alternatif-alternatif.
5. Pemilihan alternatif yang terbaik.
6. Memutuskan.
7. implementasi dan monitoring hasil.
8. Evaluasi. Dari hasil evaluasi ini ada kemungkinan untuk mengubah tujuan dan
sasaran dalam menghadapi masalah sama berikutnya.
Tahapan proses pembuatan keputusan menurut Simon meliputi 4 hal:
1. kegiatan intelijen yang oleh Simon diartikan dalam bentuk mengamati
lingkungan yang memungkinkan untuk pembuatan keputusan.
2. Kegiatan perancangan, dalam arti menemukan, mengembangkan, dan
mengadakan analisis serangkaian kemungkinan tindakan dalam rangka
pembuatan keputusan.
3. Kegiatan pemilihan, yakni memilih tindakan tertentu dari bermacam-macam
kemungkinan tindakan yang dapat ditempuh.
4. Kegiatan peninjauan, dalam arti apa yang telah dipilih tersebut kemudian
dilaksanakan, dan diadakan evaluasi.
Sementara itu Prajudi mengemukakan pola proses pengambilan keputusan
meliputi :
1. Seseorang mula-mula harus menyadari dan menempatkan diri sebagai
pimpinan dalam suatu organisasi yangahrus bertanggung jawab. Sebagai
pimpinan itu harus memutuskan sesuatu jika dalam organisasinya itu terdapat
masalah.
2. Masalah yang dihadapi lebih dulu harus ditelaah, mengingat bahwa masalah
itu mempunyai bermacam-macam sifat, bentuk, dam kompleksitasnya.
3. selain menelaah masalahnya, juga harus dianalisis situasi yang mempengaruhi
baik organisasinya maupun masalahnya.
4. Memilih satu diantara alternatif tersebut yang dianggap paling tepat.
5. Setelah keputusan diambil,maka keputusan itu kemudian dilaksanakan.
Keberhasilan pelaksanaan keputusan itu akan saling terpengaruh dari jiwa
kepemimpinan dan manajemen dari pimpinan yang bersangkutan.
Ada pendapat lain yang ada kemiripan pendapat dengan Dunn, yaitu dalam
rangka untuk mengambil keputusan diperlukan beberapa langkah secara beturu-
turut, yaitu :
1. Mengidentifikasi masalahnya.
Suatu organisasi apabila menghadapi permasalahan, maka lebih dulu harus
dibuat jelas apakah itu memang masalah atau sekedar isu belaka. Dalam
mengadakan identifikasi itu sendiri perlu dilakukan :segala data atau hal yang
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 10
nampaknya merupakan komponen permasalahannya dicatat untuk nantinya
dianalisis lebih lanjut.
2. Menganalisis masalah.
Disini data-data permasalahan mulai dipilah-pilah, mana yang nampaknya
relavan dan mana yang nampaknya kurang relevan untuk masalah yang
dihadapinya. Kemudian juga harus diteliti dan dianalisis apa yang menjadi
penyebab timbulnya masalah.
3. Membuat beberapa alternatif pemecahan masalah.
 Setelah mengetahui penyebab timbulnya masalah, maka dibuat
beberapa alternatif pemecahannya(tidak hanya satu alternatif). Dengan
berprinsip pada efisiensi, perlunya beberapa alternatif dibuat sekaligus,
kalau alternatif yang dipilihnya ternyata tidak dapat menyelesaikan
masalah dengan baik, maka digunakan alternatif lainnya yang tersedia.
 Dalam membuat beberapa alternatif, maka masing-masing alternatif
harus ditunjukkan kelebihan dan kelemahannya. Ini sangat penting
dalam mempertimbangkan alternatif mana yang akan dipilihnya,
mengingat tidak ada alternatif yang sempurna.
4. Memperbandingkan alternatif-alternatif.
5. Pemilihan dan penentuan alternatif mana yang akan dipakai ini dapat
dilakukan oleh pimpinan itu sendiri, namun tidak tertutup kemung-kinan
disarankan oleh Unit Pengolah Data. Keputusan akhir alternatif mana yang
akan dipilih itu tetap pada pimpinan.
6. Memilih alternatif yang dianggap terbaik.
7. Mengambil keputusan dengan pasti.
8. Melaksanakan keputusan dan memantaunya.
PENUTUP
 Pengambilan keputusan akan keberlangsungan kehidupan suatu organisasi
dipengaruhi oleh budaya organisasi. Budaya organisasi dalam hal ini memegang
pengaruh dalam penyesuaian model pengambilan keputusan yang akan diambil
oleh suatu organisasi. Budaya Sosial adalah suatu hubungan konstruksi sosial
yang anggota budayanya secara rutin mengarahkan pengalaman dan
aktivitasnya ke dalam organisasi.
 Mary Jo Hatch mengemukakan teori mengenai proses pengambilan keputusan
organisasi, yaitu:
 Bounded Rationality (Pembatasan Rasionalitas)
 Proses Pengambilan Keputusan Rasional
 Proses Pengambilan Keputusan Trial-and-Error
 Model Koalisi
 Model Tong Sampah
 Irasionalitas dalam Pembuatan Keputusan Organisasi
 Sementara itu, ada beberapa metode yang secara umum dilakukan dalam
pengambilan keputusan:
 Kewenangan tanpa diskusi,
 Pendapat ahli,
 Kewenangan setelah diskusi, dan
 Kesepakatan
BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 11
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P and Barnwell, Neil. 2002. “Organisational Theory: Concept and
Cases 4th Ed”, Australia : Pearson education Australia.
Robbins, Stephen P. 2004 Organisation Theory: Structure,Design and It’s Application
Englewood Cliffs,N.J: Prentice Hall,Inc.
Hatch, Mary Jo. 1997. “Organisation Theory : Modern, Symbolic, Design and Post
Modern Perspective” New York : Oxford University Press.
Robbins, Stephen P and Sanghi, Seema 2005. “Organisational Behavior 11th Ed” NJ
: Prentice Hall Inc

More Related Content

What's hot

tugas perilaku organisasi
tugas perilaku organisasitugas perilaku organisasi
tugas perilaku organisasi
DianKurniawatii
 
Pengambilan keputusan dalam organisasi
Pengambilan keputusan dalam organisasiPengambilan keputusan dalam organisasi
Pengambilan keputusan dalam organisasi
yudharushendrawan
 
Sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi dan desentralisasiSentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi dan desentralisasiabdul14goni
 
Kuliah 6 pembuatan keputusan
Kuliah 6 pembuatan keputusanKuliah 6 pembuatan keputusan
Kuliah 6 pembuatan keputusanMukhrizal Effendi
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN INDUSTRI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN INDUSTRIPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN INDUSTRI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN INDUSTRIAchmad Zulkifli
 
Bab 10-kekuasaan-dan-politik
Bab 10-kekuasaan-dan-politikBab 10-kekuasaan-dan-politik
Bab 10-kekuasaan-dan-politik
Syahral Ahmad
 
Teori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan KeputusanTeori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan Keputusan
Eko Mardianto
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
siti nurlaeli
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikir
vera78
 
Makalah pengambilan kepeutusan dalam organisasi
Makalah pengambilan kepeutusan dalam organisasiMakalah pengambilan kepeutusan dalam organisasi
Makalah pengambilan kepeutusan dalam organisasiMarobo United
 
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMakalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMarobo United
 
Manajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiManajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiPT Lion Air
 
Tou2# (pengambilan keputusan)
Tou2# (pengambilan keputusan)Tou2# (pengambilan keputusan)
Tou2# (pengambilan keputusan)Riski Nurfatimah
 
Mengelola Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Mengelola Etika dan Tanggung Jawab SosialMengelola Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Mengelola Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Ninnasi Muttaqiin
 
Bab 9 etika bisnis dalam manajemen keuangan
Bab 9 etika bisnis dalam manajemen keuanganBab 9 etika bisnis dalam manajemen keuangan
Bab 9 etika bisnis dalam manajemen keuangan
AsdelinaRitonga
 
Desain Dan Struktur Organisasi
Desain Dan Struktur OrganisasiDesain Dan Struktur Organisasi
Desain Dan Struktur Organisasi
ikbalbale95
 
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUALPERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
9elevenStarUnila
 
TOOLS FOR IMPLEMENTATION STRATEGY
TOOLS FOR IMPLEMENTATION STRATEGYTOOLS FOR IMPLEMENTATION STRATEGY
TOOLS FOR IMPLEMENTATION STRATEGY
Alfrianty Sauran
 
Kendala-kendala dalam Pengambilan Keputusan
Kendala-kendala dalam Pengambilan KeputusanKendala-kendala dalam Pengambilan Keputusan
Kendala-kendala dalam Pengambilan Keputusan
Lutfi Koto
 
Sistem pengendalian manajemen
Sistem pengendalian manajemenSistem pengendalian manajemen
Sistem pengendalian manajemen
www.didiarsandi.com
 

What's hot (20)

tugas perilaku organisasi
tugas perilaku organisasitugas perilaku organisasi
tugas perilaku organisasi
 
Pengambilan keputusan dalam organisasi
Pengambilan keputusan dalam organisasiPengambilan keputusan dalam organisasi
Pengambilan keputusan dalam organisasi
 
Sentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi dan desentralisasiSentralisasi dan desentralisasi
Sentralisasi dan desentralisasi
 
Kuliah 6 pembuatan keputusan
Kuliah 6 pembuatan keputusanKuliah 6 pembuatan keputusan
Kuliah 6 pembuatan keputusan
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN INDUSTRI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN INDUSTRIPENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN INDUSTRI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN INDUSTRI
 
Bab 10-kekuasaan-dan-politik
Bab 10-kekuasaan-dan-politikBab 10-kekuasaan-dan-politik
Bab 10-kekuasaan-dan-politik
 
Teori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan KeputusanTeori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan Keputusan
 
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT GaramStudi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
Studi kasus permasalahan pengambilan keputusan PT Garam
 
Berpikir
BerpikirBerpikir
Berpikir
 
Makalah pengambilan kepeutusan dalam organisasi
Makalah pengambilan kepeutusan dalam organisasiMakalah pengambilan kepeutusan dalam organisasi
Makalah pengambilan kepeutusan dalam organisasi
 
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemenMakalah pengambilan keputusan dalam manajemen
Makalah pengambilan keputusan dalam manajemen
 
Manajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan InovasiManajemen Perubahan dan Inovasi
Manajemen Perubahan dan Inovasi
 
Tou2# (pengambilan keputusan)
Tou2# (pengambilan keputusan)Tou2# (pengambilan keputusan)
Tou2# (pengambilan keputusan)
 
Mengelola Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Mengelola Etika dan Tanggung Jawab SosialMengelola Etika dan Tanggung Jawab Sosial
Mengelola Etika dan Tanggung Jawab Sosial
 
Bab 9 etika bisnis dalam manajemen keuangan
Bab 9 etika bisnis dalam manajemen keuanganBab 9 etika bisnis dalam manajemen keuangan
Bab 9 etika bisnis dalam manajemen keuangan
 
Desain Dan Struktur Organisasi
Desain Dan Struktur OrganisasiDesain Dan Struktur Organisasi
Desain Dan Struktur Organisasi
 
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUALPERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUAL
 
TOOLS FOR IMPLEMENTATION STRATEGY
TOOLS FOR IMPLEMENTATION STRATEGYTOOLS FOR IMPLEMENTATION STRATEGY
TOOLS FOR IMPLEMENTATION STRATEGY
 
Kendala-kendala dalam Pengambilan Keputusan
Kendala-kendala dalam Pengambilan KeputusanKendala-kendala dalam Pengambilan Keputusan
Kendala-kendala dalam Pengambilan Keputusan
 
Sistem pengendalian manajemen
Sistem pengendalian manajemenSistem pengendalian manajemen
Sistem pengendalian manajemen
 

Viewers also liked

Model pengambilan keputusan
Model pengambilan keputusanModel pengambilan keputusan
Model pengambilan keputusan
hasril ariel
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusanPengambilan keputusan
Pengambilan keputusan
virmannsyah
 
Pengambilan keputusan dalam prinsip pengelolaan pendidikan
Pengambilan keputusan dalam prinsip pengelolaan pendidikanPengambilan keputusan dalam prinsip pengelolaan pendidikan
Pengambilan keputusan dalam prinsip pengelolaan pendidikanAdzani Nur Syamsina
 
Pengambilan Keputusan Dalam Sistem Pendidikan
Pengambilan Keputusan Dalam Sistem PendidikanPengambilan Keputusan Dalam Sistem Pendidikan
Pengambilan Keputusan Dalam Sistem Pendidikan
Daniar Nurdianto
 
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan dalam OrganisasiPengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Saiful Rohman
 
BAB 4 Pembuatan Keputusan
 BAB 4 Pembuatan Keputusan BAB 4 Pembuatan Keputusan
BAB 4 Pembuatan KeputusanCkg Nizam
 
Notulensi mp isi
Notulensi mp isiNotulensi mp isi
Notulensi mp isi
Fikahati Rachmawati
 
Tugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikan
Tugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikanTugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikan
Tugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikan
Jusup Debataraja
 
Makalah kelompok pengambilankeputusan
Makalah kelompok pengambilankeputusanMakalah kelompok pengambilankeputusan
Makalah kelompok pengambilankeputusanDenny Kodrat
 
Mengambil keputusan.pdf
Mengambil keputusan.pdfMengambil keputusan.pdf
Mengambil keputusan.pdf
virmannsyah
 
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam OrganisasiPengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Rossi Agisti
 
Jenis Pembuatan Keputusan
 Jenis Pembuatan Keputusan  Jenis Pembuatan Keputusan
Jenis Pembuatan Keputusan Ckg Nizam
 
Peranan Kelompok dalam Pengambilan Keputusan
Peranan Kelompok dalam Pengambilan KeputusanPeranan Kelompok dalam Pengambilan Keputusan
Peranan Kelompok dalam Pengambilan Keputusan
Lutfi Koto
 
Pelaksanaan Keputusan
Pelaksanaan KeputusanPelaksanaan Keputusan
Pelaksanaan Keputusan
Lutfi Koto
 
5.pendidikan sistem
5.pendidikan sistem5.pendidikan sistem
5.pendidikan sistem
Ijal Mustofa
 
Sim, santi susanti, hapzi ali, konsep pengambilan keputusan, universitas merc...
Sim, santi susanti, hapzi ali, konsep pengambilan keputusan, universitas merc...Sim, santi susanti, hapzi ali, konsep pengambilan keputusan, universitas merc...
Sim, santi susanti, hapzi ali, konsep pengambilan keputusan, universitas merc...
Santi Susanti
 
Lutfi Koto : Model - model Pengambilan Keputusan
Lutfi Koto : Model - model Pengambilan KeputusanLutfi Koto : Model - model Pengambilan Keputusan
Lutfi Koto : Model - model Pengambilan Keputusan
Lutfi Koto
 
Pembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikPembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etik
Cahya
 

Viewers also liked (19)

Unit12 : pembuat keputusan
Unit12 : pembuat keputusanUnit12 : pembuat keputusan
Unit12 : pembuat keputusan
 
Model pengambilan keputusan
Model pengambilan keputusanModel pengambilan keputusan
Model pengambilan keputusan
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusanPengambilan keputusan
Pengambilan keputusan
 
Pengambilan keputusan dalam prinsip pengelolaan pendidikan
Pengambilan keputusan dalam prinsip pengelolaan pendidikanPengambilan keputusan dalam prinsip pengelolaan pendidikan
Pengambilan keputusan dalam prinsip pengelolaan pendidikan
 
Pengambilan Keputusan Dalam Sistem Pendidikan
Pengambilan Keputusan Dalam Sistem PendidikanPengambilan Keputusan Dalam Sistem Pendidikan
Pengambilan Keputusan Dalam Sistem Pendidikan
 
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan dalam OrganisasiPengambilan Keputusan dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan dalam Organisasi
 
BAB 4 Pembuatan Keputusan
 BAB 4 Pembuatan Keputusan BAB 4 Pembuatan Keputusan
BAB 4 Pembuatan Keputusan
 
Notulensi mp isi
Notulensi mp isiNotulensi mp isi
Notulensi mp isi
 
Tugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikan
Tugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikanTugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikan
Tugas pengambilan keputusan dan kebijakan pendidikan
 
Makalah kelompok pengambilankeputusan
Makalah kelompok pengambilankeputusanMakalah kelompok pengambilankeputusan
Makalah kelompok pengambilankeputusan
 
Mengambil keputusan.pdf
Mengambil keputusan.pdfMengambil keputusan.pdf
Mengambil keputusan.pdf
 
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam OrganisasiPengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
 
Jenis Pembuatan Keputusan
 Jenis Pembuatan Keputusan  Jenis Pembuatan Keputusan
Jenis Pembuatan Keputusan
 
Peranan Kelompok dalam Pengambilan Keputusan
Peranan Kelompok dalam Pengambilan KeputusanPeranan Kelompok dalam Pengambilan Keputusan
Peranan Kelompok dalam Pengambilan Keputusan
 
Pelaksanaan Keputusan
Pelaksanaan KeputusanPelaksanaan Keputusan
Pelaksanaan Keputusan
 
5.pendidikan sistem
5.pendidikan sistem5.pendidikan sistem
5.pendidikan sistem
 
Sim, santi susanti, hapzi ali, konsep pengambilan keputusan, universitas merc...
Sim, santi susanti, hapzi ali, konsep pengambilan keputusan, universitas merc...Sim, santi susanti, hapzi ali, konsep pengambilan keputusan, universitas merc...
Sim, santi susanti, hapzi ali, konsep pengambilan keputusan, universitas merc...
 
Lutfi Koto : Model - model Pengambilan Keputusan
Lutfi Koto : Model - model Pengambilan KeputusanLutfi Koto : Model - model Pengambilan Keputusan
Lutfi Koto : Model - model Pengambilan Keputusan
 
Pembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etikPembuatan keputusan etik
Pembuatan keputusan etik
 

Similar to Pengambilan keputusan Organisasi

Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...
TheodoraTerdunGintin
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...
wandasoraya
 
12, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, ETHICAL DECISION MAKING IN B...
12, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, ETHICAL DECISION MAKING IN B...12, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, ETHICAL DECISION MAKING IN B...
12, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, ETHICAL DECISION MAKING IN B...
marisa tanggang
 
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
beny adhi
 
Definisi dan dasar pengambilan keputusan
Definisi dan dasar pengambilan keputusanDefinisi dan dasar pengambilan keputusan
Definisi dan dasar pengambilan keputusan
Surya Pratama
 
Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10
Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10
Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10
ulungfurtuna
 
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
Gunawan Adam
 
Isi makalah
Isi makalahIsi makalah
Isi makalah
Asyiaah Valdesyiah
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
SarahFarhani
 
14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...
14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...
14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...
rianafitri1
 
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
Ratihdewi1183
 
12,be gg, salomo roy freddy,hapzi ali ethical decision making in business, un...
12,be gg, salomo roy freddy,hapzi ali ethical decision making in business, un...12,be gg, salomo roy freddy,hapzi ali ethical decision making in business, un...
12,be gg, salomo roy freddy,hapzi ali ethical decision making in business, un...
salomoroyfreddy
 
Tugas 3 (pertemuan 5 6)
Tugas 3 (pertemuan 5 6)Tugas 3 (pertemuan 5 6)
Tugas 3 (pertemuan 5 6)
vathelity
 
12, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical decision making in busines...
12, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical decision making in busines...12, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical decision making in busines...
12, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical decision making in busines...
Rame Priyanto
 
Pengampilan keputusan dalam organisasi
Pengampilan keputusan dalam organisasiPengampilan keputusan dalam organisasi
Pengampilan keputusan dalam organisasi
fahmifrz
 
Tugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusuma
Tugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusumaTugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusuma
Tugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusuma
bayu_pkusuma14
 
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
FatinahGhiyats1
 
dasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusandasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusan
Mr.Mahmud
 
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam OrganisasiPengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
ikbalbale95
 

Similar to Pengambilan keputusan Organisasi (20)

To+pancen+oye
To+pancen+oyeTo+pancen+oye
To+pancen+oye
 
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...
 
12, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, ETHICAL DECISION MAKING IN B...
12, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, ETHICAL DECISION MAKING IN B...12, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, ETHICAL DECISION MAKING IN B...
12, BE & GG, MARISA DOSMA SITANGGANG, HAPZI ALI, ETHICAL DECISION MAKING IN B...
 
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
12, be & gg, beny adhi, hapzi ali, ethical decision making in business, u...
 
Definisi dan dasar pengambilan keputusan
Definisi dan dasar pengambilan keputusanDefinisi dan dasar pengambilan keputusan
Definisi dan dasar pengambilan keputusan
 
Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10
Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10
Ulung furtuna 2 ka17_19113049_proses organisasi 9&10
 
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
 
Isi makalah
Isi makalahIsi makalah
Isi makalah
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
 
14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...
14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...
14, BE & GG, Riana Fitri, Prof. Dr. Ir Hapzi Ali, MM, CMA, Corporate Governan...
 
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
23,be & gg,ratih dewi sumantri,prof,dr,ir,hapzi ali, mm,cma,corporate governa...
 
12,be gg, salomo roy freddy,hapzi ali ethical decision making in business, un...
12,be gg, salomo roy freddy,hapzi ali ethical decision making in business, un...12,be gg, salomo roy freddy,hapzi ali ethical decision making in business, un...
12,be gg, salomo roy freddy,hapzi ali ethical decision making in business, un...
 
Tugas 3 (pertemuan 5 6)
Tugas 3 (pertemuan 5 6)Tugas 3 (pertemuan 5 6)
Tugas 3 (pertemuan 5 6)
 
12, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical decision making in busines...
12, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical decision making in busines...12, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical decision making in busines...
12, be & gg, rame priyanto, hapzi ali, ethical decision making in busines...
 
Pengampilan keputusan dalam organisasi
Pengampilan keputusan dalam organisasiPengampilan keputusan dalam organisasi
Pengampilan keputusan dalam organisasi
 
Tugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusuma
Tugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusumaTugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusuma
Tugas pertemuan ke 5 dan 6 bayu puja kusuma
 
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
12 be & gg fatinah ghiyats hapzi ali ethical decision making in business ...
 
dasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusandasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusan
 
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam OrganisasiPengambilan Keputusan Dalam Organisasi
Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi
 

More from EDUCATIONAL TECHNOLOGY

Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Kamus istilah komputer
Kamus istilah komputerKamus istilah komputer
Kamus istilah komputer
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Bahan ajar TIK
Bahan ajar TIKBahan ajar TIK
Bahan ajar TIK
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Kumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibranKumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibran
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen waktu
Manajemen waktuManajemen waktu
Manajemen waktu
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuanManajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuan
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen organisasi
Manajemen organisasiManajemen organisasi
Manajemen organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasiManajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen forum
Manajemen forumManajemen forum
Manajemen forum
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Manajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasiManajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku  organisasiKepemimpinan dan perilaku  organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Iklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasiIklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 
Efektivitas organisasi
Efektivitas organisasiEfektivitas organisasi
Efektivitas organisasi
EDUCATIONAL TECHNOLOGY
 

More from EDUCATIONAL TECHNOLOGY (20)

Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3Adobe Photoshop Cs3
Adobe Photoshop Cs3
 
Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9Materi tik kelas 9
Materi tik kelas 9
 
Kamus istilah komputer
Kamus istilah komputerKamus istilah komputer
Kamus istilah komputer
 
Bahan ajar TIK
Bahan ajar TIKBahan ajar TIK
Bahan ajar TIK
 
Artikel henry
Artikel henryArtikel henry
Artikel henry
 
Artikel paulina jd
Artikel paulina jdArtikel paulina jd
Artikel paulina jd
 
Kumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibranKumpulan karya kahlil gibran
Kumpulan karya kahlil gibran
 
Teamwork dalam organisasi
Teamwork dalam  organisasiTeamwork dalam  organisasi
Teamwork dalam organisasi
 
Manajemen waktu
Manajemen waktuManajemen waktu
Manajemen waktu
 
Manajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuanManajemen pembaharuan
Manajemen pembaharuan
 
Manajemen organisasi
Manajemen organisasiManajemen organisasi
Manajemen organisasi
 
Manajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasiManajemen konflik organisasi
Manajemen konflik organisasi
 
Manajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasiManajemen kesekretariatan organisasi
Manajemen kesekretariatan organisasi
 
Manajemen forum
Manajemen forumManajemen forum
Manajemen forum
 
Manajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasiManajemen & administrasi organisasi
Manajemen & administrasi organisasi
 
Komunikasi organisasi
Komunikasi organisasiKomunikasi organisasi
Komunikasi organisasi
 
Kepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasionalKepemimpinan transformasional
Kepemimpinan transformasional
 
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
Kepemimpinan dan perilaku  organisasiKepemimpinan dan perilaku  organisasi
Kepemimpinan dan perilaku organisasi
 
Iklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasiIklim dan kesehatan organisasi
Iklim dan kesehatan organisasi
 
Efektivitas organisasi
Efektivitas organisasiEfektivitas organisasi
Efektivitas organisasi
 

Pengambilan keputusan Organisasi

  • 1. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 1 PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM BUDAYA ORGANISASI (Decision Making Process in Organizational Culture) https://bahrurrosyididuraisy.wordpress.com/ PENDAHULUAN Pengambilan keputusan merupakan pekerjaan sehari-hari dari manajemen sehingga perlu diketahui apa definisi pengambilan keputusan, bagaimana tiba pada keputusan, tingkat-tingkat keputusan, klasifikasi dan jenis-jenis pengam-bilan keputusan. Didalam setiap organisasi, baik organisasi besar maupun kecil, dapat saja terjadi perubahan kondisi, pergeseran personalia, timbul pertentangan-pertentangan, terjadi kesalahan-kesalahan yang perlu dibetulkan, dan muncul hal-hal yang tidak terduga sama sekali sebelumnya. Menghadapi perkembangan atau masalah semacam itu memerlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Di samping itu, keputusan-keputusan harus diambil dengan tepat agar roda organisasi beserta administrasinya dapat berjalan terus dengan lancar. Setiap keputusan haruslah diikuti dengan pelaksanaan, dan orang yang membuat keputusan harus bertanggung jawab terhadap keputusan yang telah ia buat. Setiap keputusan yang dilaksanakan diusahakan agar jangan sampai menggunakan kekerasan(fisik),kalau tidak sangat terpaksa. Setiap keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan,dan pelaksanaan keputusan lebih ditekankan pada sifat kepemimpinan dari orang yang mengambil keputusan. Dalam suatu organisasi pengambilan keputusan menjadi hal yang sangat penting untuk mempertahankan keberlangsungan kehidupan organisasi, maka dapat dikatakan bahwa pengambilan keputusan menjadi landasan dasar, kemana akan dibawa organisasi dalam menghadapi setiap tantangan, baik dari dalam maupun luar lingkungan organisasi. pentingnya pengambilan keputusan akan keberlangsungan kehidupan suatu organisasi juga dipengaruhi budaya organisasi. budaya organisasi dalam hal ini memegang pengaruh dalam penyesuaian model pengambilan keputusan yang akan diambil oleh suatu organisasi. Sehingga memungkinkan untuk terciptanya model pengambilan keputusan yang berbeda dari keadaan yang sekarang terjadi sangat dimungkinkan. Budaya dalam suatu organisasi tercipta pada saat terjadinya organisasi itu sendiri pertama kali berdiri. Budaya organisasi menjadi suatu hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap organisasi karena budaya menjadi kepribadian bagi organisasi sama dengan individu. Jika kita hubungkan pengambilan keputusan dengan budaya organisasi, kedua hal tersebut saling berkesinambungan. Dalam pengambilan keputusan terlebih dahulu mengkaji apakan keputusan yang telah diambil bertentangan tidak dengan budaya organisasi yang bersangkutan. Jika keputusan yang diambil bertentangan, maka manajer wajib untuk mencari alternatif lain. Manajer yang berfungsi menjadi pengambil keputusan dalam organisasi , diharapkan menjadi orang yang tahu benar mengenai organisasi dan masalah yang menghinggapi organisasi yang dikelolanya. Terkadang dalam mengambil keputusan manajer berhadapan dengan berbagai hal seperti tidak sempurna dan ketidaklengkapan informasi, masalah yang terlalu kompleks, waktu yang terbatas dalam proses pengambiln keputusan, preferensi yang bertentangan dengan pengambilan keputusan untuk tujuan organisasi.
  • 2. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 2 PENGERTIAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Ada beberapa definisi tentang pengambilan keputusan, misalnya saja Terry, ia memberikan definisi pengambilan keputusan adalah pemi-lihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih. Decision making can be definied as the selection of one behavior alternative from two or more possible alternative. Pada hakekatnya, pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakekat suatu masalah,pengum-pulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan me-ngambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang pa-ling tepat. Dari pengertian di atas menunjukkan lima hal yang jelas, yaitu : 1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan. 2. Pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara sembarangan. 3. Bahwa sebelum sesuatu masalah dapat dipecahkan dengan baik,hake-kat daripada masalah itu harus diketahui dengan jelas. 4. Bahwa pemecahan masalah tidak dapat dilakukan melalui mengarang, akan tetapi harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis, terolah dengan baik dan tersimpan secara teratur sehingga fakta/data itu sungguh dapat dipercayai. 5. Bahwa keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang ada setelah alternatif itu dianalisa dengan matang. Tetapi juga dapat dikatakan bahwa pengambilan keputusan adalah tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam orga-nisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan. PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI Konteks lingkungan organisasi harus selalu diingat sebagai analisis budaya organisasi yang dikejar. Budaya melibatkan anggota sebuah organisasi dalam realitas yang dibangun secara sosial. Anggota organisasi berbagi realitas ini dalam indera ganda persamaan dan perbedaan. Unsur-unsur di atas dimana berbagi budaya didasarkan pada termasuk artefak, simbol, norma, nilai, keyakinan, dan asumsi, dan fisik, perilaku, dan simbol-simbol linguistik. Unsur-unsur budaya ini saling terkait dalam makna jaringan yang terjalin, seperangkat inti anggapan dan sebuah pandangan, dapat diakses oleh semua anggota budaya. Pandangan membantu anggota dalam mengelola kegiatan dan dalam memaknai pengalaman organisasi. Hubungan konstruksi sosial ini, yang anggota budayanya secara rutin mengarahkan pengalaman dan aktivitas, adalah apa yang disebut sebagai budaya organisasi.
  • 3. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 3 TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN ORGANISASI (Organizational Decision Making Theories) Pengambilan keputusan dalam organisasi terkait mengenai proses pengambilan keputusan yang terjadi pada semua tingkatan dan dalam semua unit dalam organisasi. ada dua macam proses pengambilan keputusan dalam pengertian ini, dapat kita lihat bahwa sebuah organsasi menjadi suatu fokus kegiatan dalam proses pengambilan keputusan. 1. Pengambilan keputusan pada Organisasi Hierarki. Di dalam struktur hierarki, manajer tertinggi berfungsi menjadi pusat dari pengambilan keputusan strategis yang menyangkut dengan keputusan pelembagaan, manajer tingkat tengah mengepalai pengambilan keputusan. 2. Pengambilan keputusan pada Organisasi Fungsional. Pengambilan keputusan dalam struktur fungsional dikelola oleh tiap-tiap bidang dengan departemen yang memimpinnya. Sementara itu, model struktur per divisi masing-masing memegang dan menjalankan kepentingannya. Berikut ini akan dibahas mengenai analisis proses pengambilan keputusan yang didominasi oleh teori Mary Jo Hatch. a. Bounded Rationality (Pembatasan Rasionalitas) Herbert Simon mengidentifikasi dan mempertanyakan asumsi model rasional. Model rasional memiliki asumsi bahwa para pengambil keputusan memiliki pengetahuan alternatif dan konsekuensi pelaksanaan alternatif dan juga hal ini mengasumsikan bahwa ada preferensi yang konsisten diantara para pengambil keputusan dan aturan-aturan keputusan yang dapat dikenal dan diterima oleh semua orang yang memiliki kaitan. b. Proses Pengambilan Keputusan Rasional Ketika terdapat kesepakatan mengenai tujuan dan kesepakatan bagaimana cara pencapaian tujuan atau mengenai penanganan masalah, kemudian ketidakpastian dan keambiguan berada pada kondisi minimum dan benar untuk menggunakan model rasional. Hal ini tidak berarti seorang manajer akan berhenti menggunakan proses pengambilan keputusan ini. Bahkan ketika adanya peningkatan ketidakpastian dan ambiguitas, manajer dimungkinkan untuk menemukan bahwa penggunaan metode model rasional mempunyai insentif yang lebuh besar untuk dapat memberikan rasa aman secara simbolis dari proses keputusan yang kurang. c. Proses Pengambilan Keputusan Trial-and-Error Pada proses pengambilan keputusan trial-and-error, keputusan yang besarnya cukup berpengaruh biasanya berhati-hati dalam mengatur kondisi yang kerap kali tidak statis. Pembuat keputusan yang tidak setuju dengan tujuan kegiatan seringkali menemukan informasi untuk membandingkan diantara sedikitnya alternatif, dan kebanyakan hanya tambahan untuk keputusan terakhir. d. Model Koalisi Biasanya pembentukan suatu koalisi didasarkan pada perundingan yang berlangsung dibalik layar yang berusaha untuk memberikan pertimbangan
  • 4. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 4 kepada semua kepentingan dalam posisi bersama di dalam koalisi. Dengan kondisi tersebut, para pembuat keputusan menjadi tidak fokus pada pencarian informasi pemecahan masalah, akan tetapi lebih menekankan menampung minat alternatif. e. Model Tong Sampah Dalam kondisi kesepakatan mengenai pencapaian tujuan dan pen-sarana-an untuk mencapai hal tersebut menemui jalan buntu, model tong sampah dapat menjadi gambaran terbaik bagi organisasi dalam proses pengambilan keputusan yang terjadi seperti dalam organisasi. Model ini sesuai untuk situasi yang hanya mempunyai lingkungan atau teknologi yang kurang mencukupi, atau saat dimana aktor utama bergerak keluar masuk dari proses keputusan karena kegiatan lain bersaing dalam waktu dan perhatian yang sama. Model ini diberi nama “tong sampah” untuk menekan ketidakteraturan dalam pengambilan keputusan. Meskipun tidak terdapat organisasi yang beroperasi dalam modus ini sepanjang waktu, namun setiap organisai akan menemui situasi seperti ini dari waktu-kewaktu. f. Irasionalitas dalam Pembuatan Keputusan Organisasi Nils Brunsson berpendapat bahwa keputusan rasional tidak selalu memberikan dasar yang baik untuk tindakan yang tepat dan sukses, dan bukannya panggilan untuk bertindak rasionalis. Brunsson berpendapat bahwa tindakan organisasi yang efektif tergantung pada pelaksanaan keputusan. Pelaksanaan mensyaratkan bahwa tindakan harus memiliki harapan positif agar dapat mengalami motivasi untuk mengambil tindakan dan komitmen untuk melibatkan diri dalam melihat melalui kesimpulan yang sukses. TUJUAN DAN DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain. Tujuan pengambilan keputusan dapat juga bersifat ganda dalam arti bahwa satu keputusan yang diambilnya itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih. Dalam masyarakat yang masih sederhana, secara relatif proses pengambilan keputusan juga akan bersifat sederhana pula.Tetapi dalam masyarakat modern dimana pengembangan ilmu pengetahuan dan tekno-logi telah maju pesat, keadaan masyarakatnya pun juga menjadi rumit. Oleh karena itu, pengambilan keputusan dalam masyarakat modern perlu diperhitungkan akibatnya dari berbagai segi, sedemikian rupa sehingga diusahakan sejauh mungkin tidak ada pihak-pihak yang dirugikan. Apabila terpaksa ada yang dirugikan, maka kerugiannya diusahakan seminimum mungkin. Dasar pengambilan keputusan itu bermacam-macam tergantung dari permasalahannya. Keputusan dapat diambil berdasarkan persaan se- mata-mata dapat pula keputusan dibuat berdasarkan rasio.Tetapi tidak mustahil keputusan yang diambil berdasarkan wewenang yang dimilikinya 1. Pengambilan keputusan berdasarkan perasaan (intuisi). Keputusan yang diambil berdasarkan perasaan itu jelas lebih ber-sifat subjektif. Perasaan dalam yang bersifat subjektif ini mudah terkena sugesti, pengaruh luar, rasa lebih suka yang satu daripada yang lain. Dan faktor kejiwaan yang lainnya. Pengambilan keputusan yang berdasarkan pertimbangan perasaan yang bersangkutan itu membutuhkan waktu yang relatif
  • 5. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 5 singkat. Memang sulit untuk dikatakan bahwa pembuatan keputusan berdasarkan perasaan itu tentu baik atau tentu jelek, atau banyak jeleknya sehingga hal itu jangan dilakukan. Bagaimanapun kurang objektifnya keputusan berdasarkan perasaan ini, namun kadang-kadang pengambilan keputusan yang intuitif ini sangat diperlukan apabila menghadapi masalah yang sangat peka perasaan. Jadi kembali pada persoalan semula yakni macam dari dasar pembuatan keputusan itu tergantung dari permasalahan yang dihadapi untuk kemudian dipecahkan. 2. Pengambilan keputusan rasional. Keputusan yang bersifat rasional banyak berkaitan dengan pertim- bangan dari segi daya guna. Masalah yang dihadapi juga merupakan masalah yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan yang rasional itu lebih besifat objektf. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional itu dapat terasa apabila kepuasan optimal masyarakat dapat terlaksana dalam batas-batas nilai-nilai kema-syarakatan yang diakui saat itu. 3. Pengambilan keputusan berdasarkan fakta. Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau informasi yang cukup itu memang merupakan keputusan yang dapat dikatakan sehat, solid dan baik, namun untuk mendapatkan informasi yang cukup itu pun seringkali sulit. Bahkan dengan bantuan komputer pun kadang kala masih mengalami kesulitan juga. Informasi yang terpercaya datanya lebih dulu harus diolah dengan cermat. Pengolahan dengan cermat melalui: diagnosis, pengelompokan, dan interpretasi.Untuk keperluan ini dibutuh-kan tenaga yang terampil yang mampu mengolah data menjadi informasi ang canggih. Mereka perlu dididik, dilatih dengan sebaik-baiknya. 4. Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman. Pengalaman dapat dijadikan pedoman dalam penyelesaian masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengeta- huan praktis. Pengalaman dan kemampuan memperkirakan apa yang men-jadi latar belakang masalah dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecahan masalah. Apalagi jika pimpi-nan yang harus mengambil keputusan itu telah mempunyai banyak penga-laman dalam menyelesaikan masalah yang timbul dalam organisasinya. Karena pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan juga seseorang dapat memperkirakan kira-kira kapan suatu mode itu dapat bertahan. Karena berpengalaman, maka seseorang sudah dapat menduga permasala-hannya walaupun hanya melihat sepintas lalu, dan mungkin ia sudah dapat menduga macam apa penyelesaian yang dianggap paling baik diantara ber- macam- macam alternatif pemecahan masalah. 5. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai tugas dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi dengan berhasil guna dan ber- daya guna. Keputusan yang berdasarkan wewenang mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya: banyak diterima oleh bawahan, meskipun kepu-tusan itu dilaksanakan dengan senang hati atau terpaksa, karena pengambi-lan keputusan ini berdasarkan wewenang yang resmi maka akan lebih per-manen sifatnya. Disamping mempunyai keuntungan, keputusan yang diambil
  • 6. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 6 berdasarkan wewenang ini juga mempunyai kelemahan, diantara- nya:keputusan yang berdasarkan pada wewenang belaka akan menimbul-kan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik diktatorial, keputusan, inipun kadang oleh pembuat keputusan sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga malah mengaburkan. METODE-METODE DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Ada empat metode pengambilan keputusan yang dianggap lazim dipergunakan dalam pengambilan keputusan organisasional, yaitu : 1. Metode rasional(model rasional). Ini adalah model klasik yang mencakup model birokratik dari pe-ngambilan keputusan, bahkan juga merupakan model klasik dalam pengambilan keputusan ekonomi dan bisnis. Model ini banyak mendapat kritik karena dianggap kurang realistik, tetapi akhir-akhir ini telah mulai dikaitkan dengan analisis kebijaksanaan sehingga menjadi penting. 2. Metode tawar-menawar inkremental yang justru dipandang sebagai model paling mendasar dalam aktivitas politik, yaitu penyelesaian konflik melalui negosiasi. Karakteristik dari inkrementalisme adalah bahwa kepu-tusan tentang suatu kebijaksanaan terjadi dalam bentuk langkah-langkah kecil dan karenanya tidak jauh dari status quo. Hasil keputusannya diperoleh sebagai jerih payah dari tawar-menawar yang melelahkan dan persuasif melalui perdebatan dan negosiasi. Variasi dari metode inkremen-tal antara lain, metode satisficing dan mixed scanning. Metode mixed scanning menawarka suatu kompromi antar keputusan rasionaldan inkrementalisme. Maksud kompromi disini adalah bahwa para pengambil keputusan dimungkinkan membuat keputusan-keputusan besar yang mempunyai dampak jangka panjang, dan juga keputusan-keputusan dengan ruang lingkup terbatas. 3. Metode agregatif mencakup antara lain teknik Dephi dan teknik-teknik pengambilan keputusan yang berkaitan . Seringkali metode ini memanfaat-kan konsultan dan tim-tim staf yang bekerja keras dalam merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan politik. Konsensus dan peran serta meru-pakan karakteristik utama dari metode agregatif. 4. Metode keranjang sampah yang dikembangkan oeh March dan Olsen. Model keranjang sampah menolak model rasional, bahkan rasional-inkre-mental yang sederhana sekalipun.Ia lebih tertarik pada karakter yang ditampilkan dalam pengambilan keputusan, pada isu yang bermacam-macam dari peserta pengambil keputusan, pada masalah-masalah yang timbul pada saat itu. Serigkali keputusan yang diambil tidak direncanakan sebagai akibat dari perdebatan dalam kelompok. Dalam membahas alternatif-alternatif justru yang paling banyak diungkapkan ialah tujuan dan sasaran, tetapi tidak mengevaluasi cara terbaik untuk mencapai tujuan dan sasaran itu. Pembahasan tentang pengambilan keputusan diwarnai oeh kepentingan pribadi, klik, persekutuan, mitos, konflik, pujian dan tuduhan, menggalang persahabatan baru, melepas ikatan lama, mencari kebenaran, dan menampilkan kekuasaan.
  • 7. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 7 Dalam dataran teoritis, terdapat empat metode pengambilan keputusan, yaitu kewenangan tanpa diskusi (authority rule without discussion), pendapat ahli (expert opinion), kewenangan setelah diskusi (authority rule after discussion), dan kesepakatan (consensus). 1. Kewenangan Tanpa Diskusi Metode pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu cepat, dalam arti ketika kelompok tidak mempunyai waktu yang cukup untuk memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan persetujuan para anggotanya. Namun demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para anggota kelompok terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada keputusan yang diambil secara individual. 2. Pendapat Ahli Kadang-kadang seorang anggota kelompok oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli (expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik, apabila seorang anggota kelompok yang dianggap ahli tersebut memang benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota kelompok lainnya. Dalam banyak kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut. Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah persoalan yang rumit. 3. Kewenangan Setelah Diskusi Sifat otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota kelompok dalam proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota kelompok sangat diperhatikan dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan, kelompok masih berpengaruh. Metode pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota kelompok akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau
  • 8. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 8 pembuat keputusan. Artinya bagaimana para anggota kelompok yang mengemukakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan. 4. Kesepakatan Kesepakatan atau konsensusakan terjadi kalau semua anggota dari suatu kelompok mendukung keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan, yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota kelompok akan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks. Namun demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini, tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat. Keempat metode pengambilan keputusan di atas, menurut Adler dan Rodman, dikutip dari Riend’s blog, tidak ada yang terbaik dalam arti tidak ada ukuran- ukuran yang menjelaskan bahwa satu metode lebih unggul dibandingkan metode pengambilan keputusan lainnya. Metode yang paling efektif yang dapat digunakan dalam situasi tertentu, bergantung pada faktor-faktor:  jumlah waktu yang ada dan dapat dimanfaatkan,  tingkat pentingnya keputusan yang akan diambil oleh kelompok, dan  kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pemimpin kelompok dalam mengelola kegiatan pengambilan keputusan tersebut. Dalam hal genting atau terdesak seorang pimpinan dapat saja mengambil keputusan dengan metode kewenangan didasarkan oleh keadaan yang terdesak dan telah memikirkan dan mempertimbangkan keputusannya tersebut sehingga memperkecil kekacauan yang disebabkannya. Namun apabila dalam pengambilan keputusan suatu permasalahan yang rumit dan besar seperti perancangan rencana kerja dsb. Sebaiknya di gunakan metode kesepakan dengan koordinasi yang tepat agar hasilnya tepat, cepat, dan akurat sehingga pekerjaan atau yang lainnya dapat diselesaikan dengan baik dan tanpa masalah dan tidak mengundang kesalahpahaman di dalam organisasi. LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN. Banyak para pakar politik yang mengemukakan pendapatnya mengenai proses pengambilan keputusan,diantaranya Dunn yang menyata-kan bahwa komponen-komponen proses kebijakan juga merupakan komponen proses pengambilan keputusan dimana antara komponen yang satu dengan komponen berikutnya terdapat metode yang dapat digunakan, komponen ini meliputi : 1. Masalah kebijakan. 2. Alternatif kebijakan.
  • 9. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 9 3. Tindakan kebijakan. 4. Hasil kebijakan. 5. Pola pelaksanaan kebijakan. Kiranya tidak jauh berbeda dengan Dunn, Siagian mengemukakan urutan proses pengambilan keputusan sebagai berikut : 1. Definisi masalah. 2. Pengumpulan data. 3. Analisis data. 4. Penentuan alternatif-alternatif. 5. Pemilihan alternatif yang terbaik. 6. Memutuskan. 7. implementasi dan monitoring hasil. 8. Evaluasi. Dari hasil evaluasi ini ada kemungkinan untuk mengubah tujuan dan sasaran dalam menghadapi masalah sama berikutnya. Tahapan proses pembuatan keputusan menurut Simon meliputi 4 hal: 1. kegiatan intelijen yang oleh Simon diartikan dalam bentuk mengamati lingkungan yang memungkinkan untuk pembuatan keputusan. 2. Kegiatan perancangan, dalam arti menemukan, mengembangkan, dan mengadakan analisis serangkaian kemungkinan tindakan dalam rangka pembuatan keputusan. 3. Kegiatan pemilihan, yakni memilih tindakan tertentu dari bermacam-macam kemungkinan tindakan yang dapat ditempuh. 4. Kegiatan peninjauan, dalam arti apa yang telah dipilih tersebut kemudian dilaksanakan, dan diadakan evaluasi. Sementara itu Prajudi mengemukakan pola proses pengambilan keputusan meliputi : 1. Seseorang mula-mula harus menyadari dan menempatkan diri sebagai pimpinan dalam suatu organisasi yangahrus bertanggung jawab. Sebagai pimpinan itu harus memutuskan sesuatu jika dalam organisasinya itu terdapat masalah. 2. Masalah yang dihadapi lebih dulu harus ditelaah, mengingat bahwa masalah itu mempunyai bermacam-macam sifat, bentuk, dam kompleksitasnya. 3. selain menelaah masalahnya, juga harus dianalisis situasi yang mempengaruhi baik organisasinya maupun masalahnya. 4. Memilih satu diantara alternatif tersebut yang dianggap paling tepat. 5. Setelah keputusan diambil,maka keputusan itu kemudian dilaksanakan. Keberhasilan pelaksanaan keputusan itu akan saling terpengaruh dari jiwa kepemimpinan dan manajemen dari pimpinan yang bersangkutan. Ada pendapat lain yang ada kemiripan pendapat dengan Dunn, yaitu dalam rangka untuk mengambil keputusan diperlukan beberapa langkah secara beturu- turut, yaitu : 1. Mengidentifikasi masalahnya. Suatu organisasi apabila menghadapi permasalahan, maka lebih dulu harus dibuat jelas apakah itu memang masalah atau sekedar isu belaka. Dalam mengadakan identifikasi itu sendiri perlu dilakukan :segala data atau hal yang
  • 10. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 10 nampaknya merupakan komponen permasalahannya dicatat untuk nantinya dianalisis lebih lanjut. 2. Menganalisis masalah. Disini data-data permasalahan mulai dipilah-pilah, mana yang nampaknya relavan dan mana yang nampaknya kurang relevan untuk masalah yang dihadapinya. Kemudian juga harus diteliti dan dianalisis apa yang menjadi penyebab timbulnya masalah. 3. Membuat beberapa alternatif pemecahan masalah.  Setelah mengetahui penyebab timbulnya masalah, maka dibuat beberapa alternatif pemecahannya(tidak hanya satu alternatif). Dengan berprinsip pada efisiensi, perlunya beberapa alternatif dibuat sekaligus, kalau alternatif yang dipilihnya ternyata tidak dapat menyelesaikan masalah dengan baik, maka digunakan alternatif lainnya yang tersedia.  Dalam membuat beberapa alternatif, maka masing-masing alternatif harus ditunjukkan kelebihan dan kelemahannya. Ini sangat penting dalam mempertimbangkan alternatif mana yang akan dipilihnya, mengingat tidak ada alternatif yang sempurna. 4. Memperbandingkan alternatif-alternatif. 5. Pemilihan dan penentuan alternatif mana yang akan dipakai ini dapat dilakukan oleh pimpinan itu sendiri, namun tidak tertutup kemung-kinan disarankan oleh Unit Pengolah Data. Keputusan akhir alternatif mana yang akan dipilih itu tetap pada pimpinan. 6. Memilih alternatif yang dianggap terbaik. 7. Mengambil keputusan dengan pasti. 8. Melaksanakan keputusan dan memantaunya. PENUTUP  Pengambilan keputusan akan keberlangsungan kehidupan suatu organisasi dipengaruhi oleh budaya organisasi. Budaya organisasi dalam hal ini memegang pengaruh dalam penyesuaian model pengambilan keputusan yang akan diambil oleh suatu organisasi. Budaya Sosial adalah suatu hubungan konstruksi sosial yang anggota budayanya secara rutin mengarahkan pengalaman dan aktivitasnya ke dalam organisasi.  Mary Jo Hatch mengemukakan teori mengenai proses pengambilan keputusan organisasi, yaitu:  Bounded Rationality (Pembatasan Rasionalitas)  Proses Pengambilan Keputusan Rasional  Proses Pengambilan Keputusan Trial-and-Error  Model Koalisi  Model Tong Sampah  Irasionalitas dalam Pembuatan Keputusan Organisasi  Sementara itu, ada beberapa metode yang secara umum dilakukan dalam pengambilan keputusan:  Kewenangan tanpa diskusi,  Pendapat ahli,  Kewenangan setelah diskusi, dan  Kesepakatan
  • 11. BAHRUR ROSYIDI DURAISY | DECISION MAKING PROCESS 11 DAFTAR PUSTAKA Robbins, Stephen P and Barnwell, Neil. 2002. “Organisational Theory: Concept and Cases 4th Ed”, Australia : Pearson education Australia. Robbins, Stephen P. 2004 Organisation Theory: Structure,Design and It’s Application Englewood Cliffs,N.J: Prentice Hall,Inc. Hatch, Mary Jo. 1997. “Organisation Theory : Modern, Symbolic, Design and Post Modern Perspective” New York : Oxford University Press. Robbins, Stephen P and Sanghi, Seema 2005. “Organisational Behavior 11th Ed” NJ : Prentice Hall Inc