SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam persoalan Akhlak, manusia sebagai makhluk berakhlak
berkewajiban menunaikan dan menjaga akhlak yang baik serta menjauhi dan
meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat
Islam. Kualitas keberagaman justru ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat
berbicara tentang syarat rukun, sah atau tidak sah, maka akhlak menekankan pada
kualitas dari perbuatan, misalnya beramal dilihat dari keikhlasannya, shalat dilihat
dari kekhusuannya, berjuang dilihat dari kesabarannya, haji dari kemabrurannya,
ilmu dilihat dari konsistensinya dengan perbuatan, harta dilihat dari aspek mana
dari mana dan untuk apa, jabatan dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan,
bukan apa yang diterima.
Dengan demikian, dikarenakan akhlak merupakan dimensi nilai dari
Syariat Islam, maka Islam sebagai agama yang bisa dilihat dari berbagai dimensi,
sebagai keyakinan, sebagai ajaran dan sebagai aturan. Agama Islam sebagai
aturan atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia.
Sebagai aturan, agama atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata
kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama berisi perintah dan larangan, ada
perintah keras (wajib) dan larangn keras (haram), ada juga perintah anjuran
(sunat) dan larangan anjuran (makruh).
Apalagi pada zaman sekarang ini, banyak diantara kita kurang
memperhatikan masalah akhlak. Disatu sisi, kita mengutamakan tauhid yang
memang merupakan perkara pokok/inti agama ini, berupaya menelaah dan
mempelajarinya, namun disisi lain dalam masalah akhlak kurang diperhatikan,
sehingga tidak dapat disalahkan bila ada keluhan-keluhan yang terlontar dari
kalangan awam, seperti ungkapan, “wah…udah ngerti agama kok kurang ajar
2
sama orang tua”, atau ucapan: “dia sih agamanya bagus, tapi sama tetangga tidak
pedulian…..”, dan lain-lain.
Seharusnya, ucapan-ucapan seperti ini atau pun semisal dengan ini
menjadi cambuk bagi kita untuk mengoreksi diri dan membenahi akhlak Islam,
bukanlah agama yang mengabaikan akhlak, bahkan Islam mementingkan akhlak.
Yang perlu diingat, bahwa tauhid sebagai sisi pokok/inti, Islam yang memang
seharusnya kita utamakan, namun tidak berarti mengabaikan perkara
penyempurnaannya. Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat, Tauhid
merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap ALLAH, dan ini merupakan
pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya,
berarti ia adalah sebaik-baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang, maka
semakin baik akhlaknya, dan sebaliknya bila seseorang mywahhid memiliki
akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka pembahasan akan dititikberatkan
pada “Eksistensi dan Urgensi Akhlak dalam Kehidupan Umat Islam”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Akhlak dan apa saja jenis-jenis akhlak itu?
2. Apa Eksistensi akhlak dalam Kehidupan Umat Islam?
3. Apa Urgensi Akhlak dalam Kehidupan Umat Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Akhlak dan jenis-jenis akhlak
2. Untuk mengetahui Eksistensi akhlak dalam Kehidupan Umat Islam
3. Untuk mengetahui Urgensi Akhlak dalam Kehidupan Umat Islam
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Akhlak
Kata “Akhlak” berasal dari Bahasa Arab, Jamak dari Khuluq, yang artinya
tabiat, budi pekerti, watak, atau kesopanan. Sinonim kata Akhlak ialah tatakrama,
kesusilaan, sopan santun (Bahasa Indonesia), moral, ethic (Bahasa Inggris), ethos,
ethikos (Bahasa Yunani).
Untuk mengetahui definisi Akhlak menurut istilah, dibawah ini terdapat
beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya:
a. Ibnu Maskawaih mendefinisikan, Akhlak adalah sikap jiwa seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui
pertimbangan (terlebih dahulu);
b. Prof. DR. Ahmad Amin menjelaskan, sementara orang membuat definisi
Akhlak, bahwa yang disebut Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan.
Artinya “bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan
Itu dinamakan Akhlak”.
c. Al-Qurthuby mendefinisikan, Akhlak adalah suatu perbuatan manusia
yang bersumber dari adab kesopanannya yang disebut Akhlak, karena
perbuatan itu termasuk bagian darinya;
d. Muhammad bin Ilaan Ash-Shadieqy mendefinisikan, Akhlak adalah suatu
pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik,
dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain);
e. Abu Bakar Jabir Al-Jazairy mendefinisikan, Akhlak adalah bentuk
kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan
baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang disengaja;
4
B. Tujuan Akhlak
Akhlak bertujuan hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang
tinggi dan sempurna, dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya.
Akhlak hendak menjadikan manusia/ orang yang berkelakuan baik, bertindak baik
terhadap manusia, terhadap sesama makhluk, dan terhadap Allah, Tuhan yang
menciptakan kita.
Sedangkan pelajaran akhlak atau ilmu akhlak bertujuan mengetahui
perbedaan-perbedaan perangai manusia yang baik dan buruk, agar manusia dapat
memegang dengan perangai-perangai yang baik dan menjauhkan diri dari
perangai-perangai yang jahat, sehingga terciptalah tata tertib dalam pergaulan
masyarakat dimana tidak ada benci-membenci, curiga-mencurigai antara satu
dengan yang lain, dimana tidak ada perkelahian, persengketaan dan tidak ada
pukul-memukul antara sesama hamba Allah yang hidup di muka bumi ini.
Yang hendak dikendalikan oleh akhlak ialah tindakan lahir manusia, tetapi
karena tindakan lahir itu tidak akan terjadi jika tidak didahului oleh gerak-gerik
bathin, yaitu tindakan hati, maka tindakan bathin dan gerak-gerik hati pun
termasuk lapangan yang diatur oleh akhlak manusia.
Tidak akan terjadi perkelahian kalau tidak didahului oleh tindakan bathin
atau gerak-gerik hati, yaitu benci. Karena hal-hal tersebut diatas, dalam akhlak
setiap orang diwajibkan menguasai hatinya, dan mengontrol hatinya sendiri,
karena anggota bathin adalah sumber dari segala tindakan lahir. Jika setiap orang
dapat menguasai tindakan bathinnya, maka dapatlah ia menjadi orang yang
berakhlak baik.
Tegasnya baik-buruk itu tergantung kepada tindakan hatinya. Dalam hal ini Nabi
bersabda:
5
Artinya:
“Ketahuilah dan bahwasannya, didalam tubuh itu ada sepotong daging yang
apabila baik dia, baik pula tubuh seluruhnya, dan apabila rusak dia, rusaklah tubuh
seluruhnya, yaitu dia hati”
Hati ini menunjukkan, bahwa hati itulah yang menguasai segenap tubuh
manusia dan sekalian anggota mengikut pada perintahnya, meskipun anggota itu
sudah terlalu payah. Dalam hal ini dapatlah diibaratkan bahwa jasad it bagaikan
pemerintahan dalam diri kita, sedangkan hati menjadi pusat pemerintahan.
Seseorang yang mempunyai hati keras, meskipun badannya tidak begitu kuat,
lebih diharapkan akan beroleh hasil pekerjaannya daripada seorang yang berbadan
kuat tetapi hatinya lemah.
Untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, perlu sekali tiap-tiap
anggota masyarakatnya berakhlak yang baik. Kita ini sebagai anggota masyarakat
tak dapat memisahkan diri dari masyarakat. Karena itu kita masing-masing pun
mempunyai tugas tertentu dalam masyarakat. Tugas yang harus dilaksanakan
untuk keselamatan masyarakatnya. Tugas yang tak boleh dihindarinya, tiap-tiap
anggota masyarakat bertanggungjawab atas keselamatan masyarakat.
Karena itu Ibnu Rusyd mengungkapkan dalam sya’ir-nya sebagai berikut:
Artinya:
“Bangsa-bangsa itu hanya tegak dan jaya selama ada akhlak-nya, dan kalau
mereka kehilangan akhlak, mereka pun punah-lah”
Betapa pentingnya keberadaan akhlak bagi kehidupan manusia, maka tepat
sekali ungkapan Ibnu Rusyd tersebut diatas. Berkenaan dengan pentingnya akhlak
itu, maka Allah mengurus seorang Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang
telah dibawakan oleh Nabi-Nabi terdahulu, sesuai dengan Sabda Nabi SAW:
6
Artinya:
“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”
Bertolak dari kemuliaan akhlak bagi seseorang dalam hidup di tengah-tengah
masyarakat, maka bagi setiap orang mukmin ingin mencapai derajat sebagai
mukmin yang paling utama, haruslah menyempurnakan akhlaknya, sesuai dengan
tuntunan Islam.
C. Akhlak Ikut Menjaga Kelangsungan Hidup Manusia
Akhlak yang baik dapat menjaga kelangsungan hidup manusia, karena
akhlak yang baik itu antara lain dapat:
a. Menciptakan manusia sebagai makhluk berkelakuan mulia, baik dihadapan
Allah, maupun sesama manusia dan sesama makhluk lainnya;
b. Membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain (melalui perangainya);
c. Menciptakan manusia mencapai kedudukan yang tinggi dan sempurna
menurut fitrah kemanusiaannya;
d. Menjaga kelangsungan hidup manusia, dengan menciptakan masyarakat
yang tentram, sejahtera. Keadaan seperti ini benar-benar dapat terwujud
manakala mereka berakhlak baik.
Betapa pentingnya keberadaan akhlak bagi kehidupan manusia, maka tepat
sekali ungkapan Ibnu Rusyd tersebut, berkenaan dengan pentingnya akhlak itu,
maka Allah mengutus seorang Rasul untuk menyempurnakan akhlak, yang telah
dibawakan oleh Nabi-Nabi terdahulu.
Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul dengan maksud utama untuk
membina dan menyempurnakan akhlak. Tugas Nabi yang telah digariskan itu
dalam sejarah hidupnya cukup menarik simpatik manusia untuk mengikuti dan
melaksanakan ajaran Risalahnya.
7
Ajaran risalah yang diajarkan Nabi memberikan kejelasan tentang faktor-
faktor keutamaan akhlak, lengkap dengan menjelaskan segala segi kehidupan.
Bila kita memperhatikan segala ajaran yang dibawa oleh junjunan kita Nabi
Muhammad S.A.W., maka kita mengerti bahwa Islam menghendaki manusia
muslim yang sempurna akhlaknya, menghargai kemanusiaan yang melaksanakan
kebajikan sebagai tugas hidupnya.
Adapun akhlak yang menjadikan manusia muslim yang sempurna ialah
tersimpul dalam:
a. Budi pekerti yang dipraktekkan untuk diri sendiri dan untuk keluarga;
b. Budi pekerti yang diwujudkan kea lam kenyataan untuk kemaslahatan dan
kesejahteraan masyarakat pergaulan;
c. Budi pekerti yang diperjuangkan untuk kemakmuran dan kejayaan Negara,
tanah air, dan pemerintahnya. Tiap-tiap muslim harus dapat mewujudkan
kepada masyarakat dengan amal bakti bagi diri sendiri, bagi masyarakat
dan bangsa. Jika semua telah dipenuhi oleh tiap-tiap muslim, maka akan
tercapailah terwujud cita-cita yang selalu diidam-idamkan yaitu
masyarakat yang adil dan makmur yang senantiasa mendapat ridha dari
Allah S.W.T.
D. Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan Umat Islam
1. Eksistensi Akhlak
Islam menempatkan akhlak pada tempat yang sangat strategis, hal ini
terwujud dalam beberapa hal diantaranya;
Rasulullah Saw. diutus kepada umatnya dengan membawa risalah yang
telah diwahyukan Allah swt. melalui Jibril, diantaranya yaitu untuk
menyempurnakan akhlaq. Sebagai mana sabda Rasulullah Saw. dalam salah satu
haditsnya;
8
“Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan keluhuran akhlak.
(HR. Malik).
Mendefenisikan agama sebagai akhlaq yang baik. Dalam sabda Rasulullah saw.
ketika beliau ditanya tentang makna agama, beliau menjawab;
“bahwa agama adalah akhlak yang baik“.
Timbangan yang paling berat pada hari Kiamat adalah akhlak mulia. Rasulullah
Saw. besabda;
“Timbangan yang berat pada hari perhitungan nanti adalah takwa kepada Allah
dan akhlak mulia“.
Orang-orang mukmin yang bagus keimanannya dan lebih baik diantara
mereka adalah yang paling mulia akhlaknya. Dan masih banyak lagi dalil yang
menunjukkan bahwa Islam menempatkan akhlaq di posisi yang sangat tinggi.
Sebagaimana qudwah kita, Nabi Muhammad Saw. memiliki akhlak yang
baik dan sifat-sifat mulia. Dengan sifat-sifat tersebut, beliau mampu membawa
risalah yang Allah Swt. amanatkan kepadanya dengan membuahkan hasil yang
memuaskan, diantaranya dengan melahirkan generasi-generasi yang tangguh dan
memiliki iman serta ketakwaan kepada Allah Swt. Sehingga, tak jarang beliau
mendapat acungan jempol dari musuh-musuhnya dikarenakan akhlaknya yang
mulia.
Dan setelah kita mengetahui akan pentingnya akhlak mulia dalam Islam,
timbul pula satu pertanyaan, adakah kita mampu membentuk akhlak yang mulia
dalam kepribadian kita sehari-hari ? dan mampukah kita merubah tabiat buruk
seseorang dan membimbingnya untuk berakhlak baik ?.
Ada beberapa hal yang harus diketahui;
9
Akhlak yang baik secara umum dapat dibentuk didalam diri kita, karena
Allah Swt. memerintahkan kita untuk berakhlak yang mulia dan menjauhi akhlak
yang buruk. Dan jikalau hal ini tidak mungkin ditetapkan kepada manusia pasti
Allah tidak akan mentaklifkan kepada manusia karena Islam tidak memerintahkan
hal-hal yang mustahil kepada umatnya. Dan hal ini berdasakan kemampuan yang
dimiliki setiap individu dan juga ilmu pengetahuan yang dikuasainya. Umumnya
manusia itu telah dianugerahi oleh sebagian akhlak, dan akhlak-akhlak ini bisa
terlihat dalam kehidupan sehari-hari.
Sabda Rasulullah Saw. kepada Abdul Qais;
“Sesungguhnya pada engkau ada dua sifat yang Allah Swt. dan Rasul-Nya
menyukai keduanya yaitu kelembutan dan kesabaran“;
kemudian ia bertanya kepada Rasulullah;
“saya akan berakhlak dengan keduanya, apakah Allah Swt. telah menciptakan
keduanya kepadaku ?”. Rasulullah Saw. bersabda “bahkan kedua-duanya
diciptakan kepada engkau”, maka ia menjawab; “alhamdulillah Allah Swt. telah
menciptakan kedua sifat kepadaku yang mana Allah dan Rasul-Nya menyukai
keduanya“.
Adapun cara-cara dalam membentuk akhlak yang baik :
a. Mengetahui macam-macam akhlak yang baik yang telah ditetapkan dalam
agama Islam dan juga macam-macam akhlak yang buruk yang telah
dilarang oleh Islam. Hal ini sangat penting sekali karena jikalau tidak
diketahui oleh seseorang muslim bagaimana ia bisa membedakan akhlak
yang baik dan akhlak yang tidak baik.
b. Seseorang muslim juga harus mengetahui dan menyadari akan pentingnya
ia berakhlak yang baik karena hal ini berhubungan dengan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah Swt. sebagaimana ia juga harus mengetahui akan
bahayanya berakhlak yang buruk.
10
c. Tidak cukup hanya dengan mengetahuinya saja, tapi juga harus
direalisasikan dalam prilaku sehari-hari sebagai bukti nyata dari keimanan
dan ketakwaan kita kepada Allah Swt. karena akhlaq yang buruk itu
menunjukkan lemahnya keimanannya kepada sang Khalik, tapi akhlak
yang mulia menunjukkan tingginya iman dan takwa kepada Allah Swt.
d. Memelihara ma’ani-ma’ani aqidah Islam dalam diri karena ia merupakan
kunci keimanan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya yang bisa membuka
jiwa dalam menerima akhlak-akhlak Islami serta merealisasikannya
didalam kehidupan sehari-hari.
Dan masih banyak lagi cara-cara dalam membina dan membentuk akhlak
yang Islami. Sekarang kita telah mengetahui bahwa akhlak merupakan sesuatu
yang terbuka untuk pengembangan, yang memerlukan pendidikan dan latihan
secara kontinyu sehingga menjadi tabiat dan karakter yang melekat
dalamkehidupan sehari-hari yang tentunya kita tetap berqudwah kepada baginda
kita nabi Muhammad Saw. Wallahu A’lam.
2. Urgensi Akhlak
Benarkah akhlak menjadi kunci sukses seseorang dunia akhirat? Apakah
akhlak mempunyai eksistensi dalam Islam? Apakah akhlak menjadi penentu bagi
seseorang untuk masuk syurga? Bukankah cukup hanya dengan Iman, dan banyak
beribadah kita dapat masuk syurga? Apakah benar tujuan dari berbagai ibadah
dalam Islam, seperti puasa, shalat, zakat, dan haji untuk membentuk akhlak
mulia? Apakah tanpa akhlak mulia ibadah kita sia-sia?.
Untuk menjawab semua pertanyaan diatas, perlu kita telusuri dalam Al-
Quran dan Hadits, ternyata banyak hadits dan ayat yang secara langsung maupun
tidak langsung menghubungkan antara ritual/ibadah pembentukkan akhlak mulia,
hal ini dapat kita perhatikan dari berbagai ritual dalam Islam, tenryata semuanya
selalu berhubungan dengan pembentukkan akhlak mulia. Allah mengutus
11
Rasulullah untuk menyempurnakan akhlak manusia,” sesungguhnya aku diutus
untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. (H.R. Ahmad).
Hadits tersebut dapat dipahami bahwa Rasulullah diutus untuk
memperbaiki akhlak manusia, mungkin kita akan bertanya, apakah Rasulullah
diutus hanya untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak? Tentu tidak hanya
itu saja, tetapi pada dasarnya syariat yang dibawa para Rasul bermuar pada
pembentukkan akhlak. Apakah manusia tidak mampu memperbaiki akhlaknya
sendiri, sehingga perlu diutus seorang Rasul? Bukankah manusia dibekali akal?
Dengan akalnya manusia dapat menentukan mana yang baik dan mana yang
buruk? Mungkin disatu sisi argument tersebut ada benarnya, tetapi akal manusia
terbatas, kalau akal dapat menentukan baik dan buruk, tentunya Allah tidak perlu
lagi menurunkan kita-kitabnya, tidk perlu mengutus para Nabi untuk menjelaskan
Ayat-ayat-Nya.
Allah sangat peduli kepada manusia, Allah sangat tahu kemampuan
manusia, meskipun diberi akal manusia tetap makhluk yang lemah
pengetahuannya terbatas. Sehingga Allah perlu mengutus Nabi dan Rasul untuk
menjelaskan Kitab-Kitab-Nya dan menunjukkan manusia jalan yang lurus, dan
akhlak yang mulia.
Berbagai ritual diperintahkan Allah melalui para Nabi dan Rasul, ternyata
banyak bermuara pada pembentukkan akhlak, seperti dalam perintah Shalat,” dan
dirikanlah shalat, sesungguhnya Shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar,”
(Q.S. Al-Ankabut:45). Ayat tersebut secara jelas menyatakan, bahwa muara dari
ibadah Shalat adalah terbentuknya pribadi yang terbebas dari sikap keji dan
munkar, pada hakikatnya adalah terbentuknya manusia berakhlak mulia, bahkan
kalau kita telusuri proses ritual Shalat selalu dimulai dengan berbagai persyaratan
tertentu, seperti harus bersih badan, pakaian dan tempat, dengan cara mandi dan
wudhu, intinya Shalat dipersiapkan untuk membentuk sikap manusia selalu
bersih, patuh, tata peraturan, dan melatih seseorang untuk tepat waktu.
12
Dalam hadits Qudsi Allah berfirman,” sesungguhnya Aku menerima shalat
dari seseorang yang mengerjakannya dengan khusuk karena kebesaran-Ku, dan ia
tidak mengharapkan anugerah dari Shalatnya.
Sebagai hamba-Ku, ia tidak menghabiskan waktu malam karena
bermaksiat kepada-Ku, menghabiskan waktu siangnya untuk berdzikir kepada-Ku,
mengasihi orang miskin, Ibnu Sabili, mengasihi diri, dan menyantuni orang
terkena musibah. Ternyata, Allah menerima shalat seseorang bukan karena
sebagai hamba, tetapi lebih kepada kemuliaan akhlaknya, seperti ikhlas tanpa
pamrih, tidak bekerja karena atasan, menyantuni anak yatim, orang miskin, orang
yang terkena musibah, tidak bermaksiat. Bila akhlak kita belum baik, maka shalat
belum diterima, bahkan ada kemungkinan kita termasuk orang-orang tidak
berakhlak, lebih dari itu, jika kita belum mampu mencegah diri dari perbuatan keji
dan munkar, sebenarnya kita telah gagal dalam ritual shalat, dan kepribadian kita
diragukan.
Selanjutnya, akhlak juga dapat menentukan beriman atau tidaknya
seseorang,” demi Allah ia tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman, demi Allah
ia tidak beriman. Para sahabat bertanya, siapakah mereka wahai Rasulullah?
Rasulullah menjawab: orang yang tidak menyimpan rahasia kejelekan
tetangganya (H. R. Muslim). Hadits tersebut secara nyata mengandung arti bahwa
secara meyakinkan orang yang berakhlak buruk kepada tetangganya oleh
Rasulullah dianggap tidak beriman, selama ini mungkin kita menganggap
perbuatan jahat kita kepada orang lain atau tetangga sebagai sesuatu yang biasa,
sesuatu yang tidak akan berpengaruh pada eksistensi keimanan, padahal kalau kita
mengetahui, ternyata berakhlak jelek sangat besar pengaruhnya terhadap
keimanan.
Bahkan manusia paling jelek disisi Allah pada hari kiamat adalah manusia
berakhlak jelek,” sesungguhnya manusia paling jelek disisi Allah pada hari kiamat
adalah seseorang yang ditinggalkan orang lain, karena menghindari
kejelekannya.” (H.R. Bukhari). Ternyata Allah menggolongkan manusia yang
13
tidak berakhlak termasuk manusia yang paling jelek dihadapan-Nya. Sebaliknya
orang yang paling dicintai oleh Rasulullah adalah yang paling baik akhlaknya,
sesungguhnya orang yang paling aku cintai dia yang paling dekat tempat
duduknya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (H.R. At-
Tirmidzi).
Ternyata orang mukmin yang sempurna imannya bukan karena banyak
ibadahnya, tetapi yang baik akhlaknya,” orang mukmin yang paling sempurna
imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (H.R. Abu Daud). Dalam ayat
lain, Allah menyatakan bahwa kita belum sampai kepada kebajikan yang
sempurna sebelum kita menafkahkan harta yang kita cintai, menafkahkan harta
kepada orang yang sangat memerlukan adalah wujud dari kesantunan dan
kedermawanan seseorang, dan sikap itu merupakan bukti kemuliaan akhlaknya,
“kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” (Q.S. Ali Imran:92).
Demikian juga orang bertakwa dan berakhlak mulia dijamin masuk
syurga,” penyebab utama masuknya manusia ke syurga, karena bertakwa kepada
Allah dan kemuliaan akhlaknya.” (H. R. Tirmidzi). Biasanya orang bertakwa akan
berbuat dan bersikap baik dan mengutamakan akhlak mulia, perbuatan baik
merupakan wujud kemuliaan akhlaknya, sedangkan perbuatan baik akan
menghapus perbuatan-perbuatan buruk,” sesungguhnya perbuatan-perbuatan
(akhlak) yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan buruk.” (Q.S.
Hud:114). Ternyata keberhasilan ritual seseorang disisi Allah dilihat dari
sejauhmana ia telah menghiasi diri dengan akhlak yang mulia.
14
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Dari sekian banyak uraian yang kami kemukakan, maka kami dapat
menyimpulkan bahwa:
a. Akhlak itu artinya tabiat, budi pekerti, watak, tatakrama, kesusilaan, sopan
santun, dan moral. Sedangkan jenisnya terbagi kepada dua bagian yaitu
akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) dan akhlak tercela (akhlakul
mazmumah);
b. Akhlak bertujuan untuk menciptakan manusia sebagai makhluk yang
tinggi dan sempurna, dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang
lainnya. Sedangkan sumbernya akhlak itu dapat dibedakan atas dua
bagian, yaitu akhlak yang bersumber keagamaan dan akhlak yang
bersumber tanpa agama;
c. Akhlak terhadap sesama manusia itu antara lain akhlak terhadap orang tua,
akhlak terhadap saudara, akhlak terhadap tetangga, akhlak terhadap
sesama muslim, dan akhlak terhadap kaum lemah;
B. Saran
Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok
pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam dengan pokok bahasan mengenai
“Eksistensi dan Urgensi Akhlak dalam kehidupan Umat Islam”, maka kami ingin
menyampaikan saran sebagai berikut:
a. Kita sebagai manusia jangan sekali-kali melakukan akhlak yang buruk,
tetapi perbanyaklah melakukan akhlak yang baik;
b. Sebagai orang muslim, kita harus berbuat baik terhadap sesama manusia
yaitu kepada saudara, orang tua, kaum lemah dan tetangga. Walau pun
kaum lemah dan tetangga itu bukan orang muslim atau berlainan agama.
15
DAFTAR PUSTAKA
Moh. Rifai, 1994, Aqidah Akhlak MA Kelas I, Semarang : CV.WICAKSANA;
H. Atjep Effendi, 1994, Aqidah Akhlak MTs Kelas III, Bandung : CV.ARMICO;
Mahyuddin, 1999, Kuliah Akhlak Tasawuf, Jakarta : KALAM MULIA
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), Bulan Bintang, Jakarta, 1975
Rachmat Djatnika, Akhlak Mulia, Pustaka, Jakarta, 1996
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Raja Grafindo
http://al-bhustomy.blogspot.com/2009/02/eksistensi-akhlak-dalam-islam.html
http://riwayat.wordpress.com/2008/05/01/urgensi-akhlak-dalam-ritual-islam/
http://copypst.wordpress.com/makalah-akhlaq-buat-you/

More Related Content

What's hot

Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaPengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaHabibullah Al Faruq
 
ruang lingkup ajaran agama Islam
ruang lingkup ajaran agama Islamruang lingkup ajaran agama Islam
ruang lingkup ajaran agama IslamTeguh Prasetyo
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaSchool
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahAde Pratama
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemZainal Abidin
 
Ppt akhlak & kepribadian seorang muslim
Ppt  akhlak & kepribadian seorang muslimPpt  akhlak & kepribadian seorang muslim
Ppt akhlak & kepribadian seorang muslimKalisthiana Yi Ku
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamWulandari Rima Kumari
 
Makalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahMakalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahWarnet Raha
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeRidwan Hidayat
 
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATTANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATSara Santika
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralEka Zay
 

What's hot (20)

Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 ContohnyaPengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
Pengertian Ibadah Maliyah dan 9 Contohnya
 
AKHLAK
AKHLAKAKHLAK
AKHLAK
 
ruang lingkup ajaran agama Islam
ruang lingkup ajaran agama Islamruang lingkup ajaran agama Islam
ruang lingkup ajaran agama Islam
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
 
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ahPengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
Pengertian syari’ah dan ruang lingkup syari’ah
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
 
Ppt akhlak & kepribadian seorang muslim
Ppt  akhlak & kepribadian seorang muslimPpt  akhlak & kepribadian seorang muslim
Ppt akhlak & kepribadian seorang muslim
 
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam IslamIlmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (IPTEKS) dalam Islam
 
Makalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah AkhlakMakalah Aqidah Akhlak
Makalah Aqidah Akhlak
 
Makalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidahMakalah tentang aqidah
Makalah tentang aqidah
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Makalah shalat
Makalah shalatMakalah shalat
Makalah shalat
 
Metode studi islam
Metode studi islamMetode studi islam
Metode studi islam
 
Islam sebagai way of life
Islam sebagai way of lifeIslam sebagai way of life
Islam sebagai way of life
 
Materi kuliah pai
Materi kuliah paiMateri kuliah pai
Materi kuliah pai
 
Akhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam IslamAkhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam Islam
 
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAATTANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
TANGGUNG JAWAB ILMUWAN MENURUT ISLAM, INTEGRASI IMAN, PENGALAMAN DAN MANFAAT
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
 
Resume kuliah tamu
Resume kuliah tamuResume kuliah tamu
Resume kuliah tamu
 

Viewers also liked

Model2 pembelajaran
Model2 pembelajaranModel2 pembelajaran
Model2 pembelajaranahmedzu73
 
Makalah etika moral dan akhlak
Makalah etika moral dan akhlakMakalah etika moral dan akhlak
Makalah etika moral dan akhlakSantos Tos
 
Implementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam KehidupanImplementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam KehidupanRia Widia
 
Makalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlakMakalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlakSaepul Thea
 
Pai 7 iman kepada allah makna dan cakupan
Pai  7  iman kepada allah makna dan cakupanPai  7  iman kepada allah makna dan cakupan
Pai 7 iman kepada allah makna dan cakupanBryan Haryono
 
Akhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan Tasawuf
Akhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan TasawufAkhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan Tasawuf
Akhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan TasawufAsma'ul Khusna
 
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu TasawufPengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu TasawufRia Widia
 
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026Rewa D
 
1. makalah ilmu tasawuf
1. makalah ilmu tasawuf1. makalah ilmu tasawuf
1. makalah ilmu tasawufMas Enjoying
 
Etika moral, akhlaq dan adab
Etika moral, akhlaq dan adabEtika moral, akhlaq dan adab
Etika moral, akhlaq dan adab031330
 
Konsep akhlak-menurut-perspektif-islam
Konsep akhlak-menurut-perspektif-islamKonsep akhlak-menurut-perspektif-islam
Konsep akhlak-menurut-perspektif-islamshah din
 
Kandungan surat al fatihah, an-naas, al-falaq, dan al-ikhlas
Kandungan surat al fatihah, an-naas, al-falaq, dan al-ikhlas Kandungan surat al fatihah, an-naas, al-falaq, dan al-ikhlas
Kandungan surat al fatihah, an-naas, al-falaq, dan al-ikhlas Alvie Messi
 
Konsep Akhlak
Konsep AkhlakKonsep Akhlak
Konsep Akhlakm10ehebat
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)Khusnul Kotimah
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanpkbm maritim
 
Konsep Dakwah dalam Islam
Konsep Dakwah dalam IslamKonsep Dakwah dalam Islam
Konsep Dakwah dalam IslamQuartin Qonita
 

Viewers also liked (20)

Akhlak
AkhlakAkhlak
Akhlak
 
Model2 pembelajaran
Model2 pembelajaranModel2 pembelajaran
Model2 pembelajaran
 
Makalah etika moral dan akhlak
Makalah etika moral dan akhlakMakalah etika moral dan akhlak
Makalah etika moral dan akhlak
 
Implementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam KehidupanImplementasi Akhlak dalam Kehidupan
Implementasi Akhlak dalam Kehidupan
 
Makalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlakMakalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlak
 
Pai 7 iman kepada allah makna dan cakupan
Pai  7  iman kepada allah makna dan cakupanPai  7  iman kepada allah makna dan cakupan
Pai 7 iman kepada allah makna dan cakupan
 
Akhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan Tasawuf
Akhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan TasawufAkhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan Tasawuf
Akhlak Tasawuf Makalah - Sejarah Perkembangan Tasawuf
 
Materi 3
Materi 3 Materi 3
Materi 3
 
Tauhid dan keutamaannya
Tauhid dan keutamaannyaTauhid dan keutamaannya
Tauhid dan keutamaannya
 
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu TasawufPengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
Pengertian dan Tujuan Mempelajari Ilmu Tasawuf
 
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
Tugas makalah-etika-dan-moral-tia-fitriani-15308026
 
1. makalah ilmu tasawuf
1. makalah ilmu tasawuf1. makalah ilmu tasawuf
1. makalah ilmu tasawuf
 
Etika moral, akhlaq dan adab
Etika moral, akhlaq dan adabEtika moral, akhlaq dan adab
Etika moral, akhlaq dan adab
 
Konsep akhlak-menurut-perspektif-islam
Konsep akhlak-menurut-perspektif-islamKonsep akhlak-menurut-perspektif-islam
Konsep akhlak-menurut-perspektif-islam
 
Ulumul Quran
Ulumul QuranUlumul Quran
Ulumul Quran
 
Kandungan surat al fatihah, an-naas, al-falaq, dan al-ikhlas
Kandungan surat al fatihah, an-naas, al-falaq, dan al-ikhlas Kandungan surat al fatihah, an-naas, al-falaq, dan al-ikhlas
Kandungan surat al fatihah, an-naas, al-falaq, dan al-ikhlas
 
Konsep Akhlak
Konsep AkhlakKonsep Akhlak
Konsep Akhlak
 
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
PPT Tafsir, Ta’wil dan Tarjamah (Ulumul Qur'an 1)
 
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupanHakikat manusia dalam konsep kehidupan
Hakikat manusia dalam konsep kehidupan
 
Konsep Dakwah dalam Islam
Konsep Dakwah dalam IslamKonsep Dakwah dalam Islam
Konsep Dakwah dalam Islam
 

Similar to AKHLAK DALAM KEHIDUPAN

Similar to AKHLAK DALAM KEHIDUPAN (20)

makalah akhlak tasawuf
makalah akhlak tasawufmakalah akhlak tasawuf
makalah akhlak tasawuf
 
Makalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul KarimahMakalah Akhlakul Karimah
Makalah Akhlakul Karimah
 
2 adab, akhlak dan etika dalam islam
2 adab, akhlak dan etika dalam islam2 adab, akhlak dan etika dalam islam
2 adab, akhlak dan etika dalam islam
 
Akhlak
AkhlakAkhlak
Akhlak
 
Akhlak islami
Akhlak islamiAkhlak islami
Akhlak islami
 
MAKALAH akhlak.docx
MAKALAH akhlak.docxMAKALAH akhlak.docx
MAKALAH akhlak.docx
 
MAKALAH akhlak.docx
MAKALAH akhlak.docxMAKALAH akhlak.docx
MAKALAH akhlak.docx
 
kerangka dasar agama islam
kerangka dasar agama islamkerangka dasar agama islam
kerangka dasar agama islam
 
Akhlak terpuji
Akhlak terpujiAkhlak terpuji
Akhlak terpuji
 
Makalah Akhlak Tasawuf _ Ust.Syarif _ Kel.1.docx
Makalah Akhlak Tasawuf _ Ust.Syarif _ Kel.1.docxMakalah Akhlak Tasawuf _ Ust.Syarif _ Kel.1.docx
Makalah Akhlak Tasawuf _ Ust.Syarif _ Kel.1.docx
 
Makalah akhlak akper
Makalah akhlak akperMakalah akhlak akper
Makalah akhlak akper
 
Makalah akhlak akper
Makalah akhlak akperMakalah akhlak akper
Makalah akhlak akper
 
Akhlak islami
Akhlak islamiAkhlak islami
Akhlak islami
 
Makalah etika, moral dan akhlak
Makalah etika, moral dan akhlakMakalah etika, moral dan akhlak
Makalah etika, moral dan akhlak
 
AHKLAKQUL KARIMAH.docx
AHKLAKQUL KARIMAH.docxAHKLAKQUL KARIMAH.docx
AHKLAKQUL KARIMAH.docx
 
Makalah akhlak akper
Makalah akhlak akperMakalah akhlak akper
Makalah akhlak akper
 
AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI.docx
AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI.docxAKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI.docx
AKHLAK KEPADA DIRI SENDIRI.docx
 
Makalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlakMakalah pai-akhlak
Makalah pai-akhlak
 
Tugas topik 6
Tugas topik 6Tugas topik 6
Tugas topik 6
 
Tugas topik 6[1]
Tugas topik 6[1]Tugas topik 6[1]
Tugas topik 6[1]
 

Recently uploaded

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfsrengseng1c
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)ErnestBeardly1
 
Ternyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKUR
Ternyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKURTernyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKUR
Ternyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKURSmpPGRI6AminJaya
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024milliantefraim
 

Recently uploaded (14)

Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdfBuku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
Buku Panduan Baca Tulis Al-Quran dan Praktik Ibadah.pdf
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Ternyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKUR
Ternyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKURTernyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKUR
Ternyata Ada KUASA Dibalik UCAPAN SYUKUR
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 

AKHLAK DALAM KEHIDUPAN

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam persoalan Akhlak, manusia sebagai makhluk berakhlak berkewajiban menunaikan dan menjaga akhlak yang baik serta menjauhi dan meninggalkan akhlak yang buruk. Akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam. Kualitas keberagaman justru ditentukan oleh nilai akhlak. Jika syariat berbicara tentang syarat rukun, sah atau tidak sah, maka akhlak menekankan pada kualitas dari perbuatan, misalnya beramal dilihat dari keikhlasannya, shalat dilihat dari kekhusuannya, berjuang dilihat dari kesabarannya, haji dari kemabrurannya, ilmu dilihat dari konsistensinya dengan perbuatan, harta dilihat dari aspek mana dari mana dan untuk apa, jabatan dilihat dari ukuran apa yang telah diberikan, bukan apa yang diterima. Dengan demikian, dikarenakan akhlak merupakan dimensi nilai dari Syariat Islam, maka Islam sebagai agama yang bisa dilihat dari berbagai dimensi, sebagai keyakinan, sebagai ajaran dan sebagai aturan. Agama Islam sebagai aturan atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama atau sebagai hukum dimaksud untuk mengatur tata kehidupan manusia. Sebagai aturan, agama berisi perintah dan larangan, ada perintah keras (wajib) dan larangn keras (haram), ada juga perintah anjuran (sunat) dan larangan anjuran (makruh). Apalagi pada zaman sekarang ini, banyak diantara kita kurang memperhatikan masalah akhlak. Disatu sisi, kita mengutamakan tauhid yang memang merupakan perkara pokok/inti agama ini, berupaya menelaah dan mempelajarinya, namun disisi lain dalam masalah akhlak kurang diperhatikan, sehingga tidak dapat disalahkan bila ada keluhan-keluhan yang terlontar dari kalangan awam, seperti ungkapan, “wah…udah ngerti agama kok kurang ajar
  • 2. 2 sama orang tua”, atau ucapan: “dia sih agamanya bagus, tapi sama tetangga tidak pedulian…..”, dan lain-lain. Seharusnya, ucapan-ucapan seperti ini atau pun semisal dengan ini menjadi cambuk bagi kita untuk mengoreksi diri dan membenahi akhlak Islam, bukanlah agama yang mengabaikan akhlak, bahkan Islam mementingkan akhlak. Yang perlu diingat, bahwa tauhid sebagai sisi pokok/inti, Islam yang memang seharusnya kita utamakan, namun tidak berarti mengabaikan perkara penyempurnaannya. Dan akhlak mempunyai hubungan yang erat, Tauhid merupakan realisasi akhlak seorang hamba terhadap ALLAH, dan ini merupakan pokok inti akhlak seorang hamba. Seorang yang bertauhid dan baik akhlaknya, berarti ia adalah sebaik-baik manusia. Semakin sempurna tauhid seseorang, maka semakin baik akhlaknya, dan sebaliknya bila seseorang mywahhid memiliki akhlak yang buruk berarti lemah tauhidnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pembahasan akan dititikberatkan pada “Eksistensi dan Urgensi Akhlak dalam Kehidupan Umat Islam”. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari Akhlak dan apa saja jenis-jenis akhlak itu? 2. Apa Eksistensi akhlak dalam Kehidupan Umat Islam? 3. Apa Urgensi Akhlak dalam Kehidupan Umat Islam? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi Akhlak dan jenis-jenis akhlak 2. Untuk mengetahui Eksistensi akhlak dalam Kehidupan Umat Islam 3. Untuk mengetahui Urgensi Akhlak dalam Kehidupan Umat Islam
  • 3. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Akhlak Kata “Akhlak” berasal dari Bahasa Arab, Jamak dari Khuluq, yang artinya tabiat, budi pekerti, watak, atau kesopanan. Sinonim kata Akhlak ialah tatakrama, kesusilaan, sopan santun (Bahasa Indonesia), moral, ethic (Bahasa Inggris), ethos, ethikos (Bahasa Yunani). Untuk mengetahui definisi Akhlak menurut istilah, dibawah ini terdapat beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya: a. Ibnu Maskawaih mendefinisikan, Akhlak adalah sikap jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (terlebih dahulu); b. Prof. DR. Ahmad Amin menjelaskan, sementara orang membuat definisi Akhlak, bahwa yang disebut Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya “bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan Itu dinamakan Akhlak”. c. Al-Qurthuby mendefinisikan, Akhlak adalah suatu perbuatan manusia yang bersumber dari adab kesopanannya yang disebut Akhlak, karena perbuatan itu termasuk bagian darinya; d. Muhammad bin Ilaan Ash-Shadieqy mendefinisikan, Akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik, dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain); e. Abu Bakar Jabir Al-Jazairy mendefinisikan, Akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang disengaja;
  • 4. 4 B. Tujuan Akhlak Akhlak bertujuan hendak menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna, dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya. Akhlak hendak menjadikan manusia/ orang yang berkelakuan baik, bertindak baik terhadap manusia, terhadap sesama makhluk, dan terhadap Allah, Tuhan yang menciptakan kita. Sedangkan pelajaran akhlak atau ilmu akhlak bertujuan mengetahui perbedaan-perbedaan perangai manusia yang baik dan buruk, agar manusia dapat memegang dengan perangai-perangai yang baik dan menjauhkan diri dari perangai-perangai yang jahat, sehingga terciptalah tata tertib dalam pergaulan masyarakat dimana tidak ada benci-membenci, curiga-mencurigai antara satu dengan yang lain, dimana tidak ada perkelahian, persengketaan dan tidak ada pukul-memukul antara sesama hamba Allah yang hidup di muka bumi ini. Yang hendak dikendalikan oleh akhlak ialah tindakan lahir manusia, tetapi karena tindakan lahir itu tidak akan terjadi jika tidak didahului oleh gerak-gerik bathin, yaitu tindakan hati, maka tindakan bathin dan gerak-gerik hati pun termasuk lapangan yang diatur oleh akhlak manusia. Tidak akan terjadi perkelahian kalau tidak didahului oleh tindakan bathin atau gerak-gerik hati, yaitu benci. Karena hal-hal tersebut diatas, dalam akhlak setiap orang diwajibkan menguasai hatinya, dan mengontrol hatinya sendiri, karena anggota bathin adalah sumber dari segala tindakan lahir. Jika setiap orang dapat menguasai tindakan bathinnya, maka dapatlah ia menjadi orang yang berakhlak baik. Tegasnya baik-buruk itu tergantung kepada tindakan hatinya. Dalam hal ini Nabi bersabda:
  • 5. 5 Artinya: “Ketahuilah dan bahwasannya, didalam tubuh itu ada sepotong daging yang apabila baik dia, baik pula tubuh seluruhnya, dan apabila rusak dia, rusaklah tubuh seluruhnya, yaitu dia hati” Hati ini menunjukkan, bahwa hati itulah yang menguasai segenap tubuh manusia dan sekalian anggota mengikut pada perintahnya, meskipun anggota itu sudah terlalu payah. Dalam hal ini dapatlah diibaratkan bahwa jasad it bagaikan pemerintahan dalam diri kita, sedangkan hati menjadi pusat pemerintahan. Seseorang yang mempunyai hati keras, meskipun badannya tidak begitu kuat, lebih diharapkan akan beroleh hasil pekerjaannya daripada seorang yang berbadan kuat tetapi hatinya lemah. Untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, perlu sekali tiap-tiap anggota masyarakatnya berakhlak yang baik. Kita ini sebagai anggota masyarakat tak dapat memisahkan diri dari masyarakat. Karena itu kita masing-masing pun mempunyai tugas tertentu dalam masyarakat. Tugas yang harus dilaksanakan untuk keselamatan masyarakatnya. Tugas yang tak boleh dihindarinya, tiap-tiap anggota masyarakat bertanggungjawab atas keselamatan masyarakat. Karena itu Ibnu Rusyd mengungkapkan dalam sya’ir-nya sebagai berikut: Artinya: “Bangsa-bangsa itu hanya tegak dan jaya selama ada akhlak-nya, dan kalau mereka kehilangan akhlak, mereka pun punah-lah” Betapa pentingnya keberadaan akhlak bagi kehidupan manusia, maka tepat sekali ungkapan Ibnu Rusyd tersebut diatas. Berkenaan dengan pentingnya akhlak itu, maka Allah mengurus seorang Rasul untuk menyempurnakan akhlak yang telah dibawakan oleh Nabi-Nabi terdahulu, sesuai dengan Sabda Nabi SAW:
  • 6. 6 Artinya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak” Bertolak dari kemuliaan akhlak bagi seseorang dalam hidup di tengah-tengah masyarakat, maka bagi setiap orang mukmin ingin mencapai derajat sebagai mukmin yang paling utama, haruslah menyempurnakan akhlaknya, sesuai dengan tuntunan Islam. C. Akhlak Ikut Menjaga Kelangsungan Hidup Manusia Akhlak yang baik dapat menjaga kelangsungan hidup manusia, karena akhlak yang baik itu antara lain dapat: a. Menciptakan manusia sebagai makhluk berkelakuan mulia, baik dihadapan Allah, maupun sesama manusia dan sesama makhluk lainnya; b. Membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain (melalui perangainya); c. Menciptakan manusia mencapai kedudukan yang tinggi dan sempurna menurut fitrah kemanusiaannya; d. Menjaga kelangsungan hidup manusia, dengan menciptakan masyarakat yang tentram, sejahtera. Keadaan seperti ini benar-benar dapat terwujud manakala mereka berakhlak baik. Betapa pentingnya keberadaan akhlak bagi kehidupan manusia, maka tepat sekali ungkapan Ibnu Rusyd tersebut, berkenaan dengan pentingnya akhlak itu, maka Allah mengutus seorang Rasul untuk menyempurnakan akhlak, yang telah dibawakan oleh Nabi-Nabi terdahulu. Nabi Muhammad diutus menjadi Rasul dengan maksud utama untuk membina dan menyempurnakan akhlak. Tugas Nabi yang telah digariskan itu dalam sejarah hidupnya cukup menarik simpatik manusia untuk mengikuti dan melaksanakan ajaran Risalahnya.
  • 7. 7 Ajaran risalah yang diajarkan Nabi memberikan kejelasan tentang faktor- faktor keutamaan akhlak, lengkap dengan menjelaskan segala segi kehidupan. Bila kita memperhatikan segala ajaran yang dibawa oleh junjunan kita Nabi Muhammad S.A.W., maka kita mengerti bahwa Islam menghendaki manusia muslim yang sempurna akhlaknya, menghargai kemanusiaan yang melaksanakan kebajikan sebagai tugas hidupnya. Adapun akhlak yang menjadikan manusia muslim yang sempurna ialah tersimpul dalam: a. Budi pekerti yang dipraktekkan untuk diri sendiri dan untuk keluarga; b. Budi pekerti yang diwujudkan kea lam kenyataan untuk kemaslahatan dan kesejahteraan masyarakat pergaulan; c. Budi pekerti yang diperjuangkan untuk kemakmuran dan kejayaan Negara, tanah air, dan pemerintahnya. Tiap-tiap muslim harus dapat mewujudkan kepada masyarakat dengan amal bakti bagi diri sendiri, bagi masyarakat dan bangsa. Jika semua telah dipenuhi oleh tiap-tiap muslim, maka akan tercapailah terwujud cita-cita yang selalu diidam-idamkan yaitu masyarakat yang adil dan makmur yang senantiasa mendapat ridha dari Allah S.W.T. D. Eksistensi dan Urgensi Akhlak Dalam Kehidupan Umat Islam 1. Eksistensi Akhlak Islam menempatkan akhlak pada tempat yang sangat strategis, hal ini terwujud dalam beberapa hal diantaranya; Rasulullah Saw. diutus kepada umatnya dengan membawa risalah yang telah diwahyukan Allah swt. melalui Jibril, diantaranya yaitu untuk menyempurnakan akhlaq. Sebagai mana sabda Rasulullah Saw. dalam salah satu haditsnya;
  • 8. 8 “Sesungguhnya Aku diutus untuk menyempurnakan keluhuran akhlak. (HR. Malik). Mendefenisikan agama sebagai akhlaq yang baik. Dalam sabda Rasulullah saw. ketika beliau ditanya tentang makna agama, beliau menjawab; “bahwa agama adalah akhlak yang baik“. Timbangan yang paling berat pada hari Kiamat adalah akhlak mulia. Rasulullah Saw. besabda; “Timbangan yang berat pada hari perhitungan nanti adalah takwa kepada Allah dan akhlak mulia“. Orang-orang mukmin yang bagus keimanannya dan lebih baik diantara mereka adalah yang paling mulia akhlaknya. Dan masih banyak lagi dalil yang menunjukkan bahwa Islam menempatkan akhlaq di posisi yang sangat tinggi. Sebagaimana qudwah kita, Nabi Muhammad Saw. memiliki akhlak yang baik dan sifat-sifat mulia. Dengan sifat-sifat tersebut, beliau mampu membawa risalah yang Allah Swt. amanatkan kepadanya dengan membuahkan hasil yang memuaskan, diantaranya dengan melahirkan generasi-generasi yang tangguh dan memiliki iman serta ketakwaan kepada Allah Swt. Sehingga, tak jarang beliau mendapat acungan jempol dari musuh-musuhnya dikarenakan akhlaknya yang mulia. Dan setelah kita mengetahui akan pentingnya akhlak mulia dalam Islam, timbul pula satu pertanyaan, adakah kita mampu membentuk akhlak yang mulia dalam kepribadian kita sehari-hari ? dan mampukah kita merubah tabiat buruk seseorang dan membimbingnya untuk berakhlak baik ?. Ada beberapa hal yang harus diketahui;
  • 9. 9 Akhlak yang baik secara umum dapat dibentuk didalam diri kita, karena Allah Swt. memerintahkan kita untuk berakhlak yang mulia dan menjauhi akhlak yang buruk. Dan jikalau hal ini tidak mungkin ditetapkan kepada manusia pasti Allah tidak akan mentaklifkan kepada manusia karena Islam tidak memerintahkan hal-hal yang mustahil kepada umatnya. Dan hal ini berdasakan kemampuan yang dimiliki setiap individu dan juga ilmu pengetahuan yang dikuasainya. Umumnya manusia itu telah dianugerahi oleh sebagian akhlak, dan akhlak-akhlak ini bisa terlihat dalam kehidupan sehari-hari. Sabda Rasulullah Saw. kepada Abdul Qais; “Sesungguhnya pada engkau ada dua sifat yang Allah Swt. dan Rasul-Nya menyukai keduanya yaitu kelembutan dan kesabaran“; kemudian ia bertanya kepada Rasulullah; “saya akan berakhlak dengan keduanya, apakah Allah Swt. telah menciptakan keduanya kepadaku ?”. Rasulullah Saw. bersabda “bahkan kedua-duanya diciptakan kepada engkau”, maka ia menjawab; “alhamdulillah Allah Swt. telah menciptakan kedua sifat kepadaku yang mana Allah dan Rasul-Nya menyukai keduanya“. Adapun cara-cara dalam membentuk akhlak yang baik : a. Mengetahui macam-macam akhlak yang baik yang telah ditetapkan dalam agama Islam dan juga macam-macam akhlak yang buruk yang telah dilarang oleh Islam. Hal ini sangat penting sekali karena jikalau tidak diketahui oleh seseorang muslim bagaimana ia bisa membedakan akhlak yang baik dan akhlak yang tidak baik. b. Seseorang muslim juga harus mengetahui dan menyadari akan pentingnya ia berakhlak yang baik karena hal ini berhubungan dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. sebagaimana ia juga harus mengetahui akan bahayanya berakhlak yang buruk.
  • 10. 10 c. Tidak cukup hanya dengan mengetahuinya saja, tapi juga harus direalisasikan dalam prilaku sehari-hari sebagai bukti nyata dari keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah Swt. karena akhlaq yang buruk itu menunjukkan lemahnya keimanannya kepada sang Khalik, tapi akhlak yang mulia menunjukkan tingginya iman dan takwa kepada Allah Swt. d. Memelihara ma’ani-ma’ani aqidah Islam dalam diri karena ia merupakan kunci keimanan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya yang bisa membuka jiwa dalam menerima akhlak-akhlak Islami serta merealisasikannya didalam kehidupan sehari-hari. Dan masih banyak lagi cara-cara dalam membina dan membentuk akhlak yang Islami. Sekarang kita telah mengetahui bahwa akhlak merupakan sesuatu yang terbuka untuk pengembangan, yang memerlukan pendidikan dan latihan secara kontinyu sehingga menjadi tabiat dan karakter yang melekat dalamkehidupan sehari-hari yang tentunya kita tetap berqudwah kepada baginda kita nabi Muhammad Saw. Wallahu A’lam. 2. Urgensi Akhlak Benarkah akhlak menjadi kunci sukses seseorang dunia akhirat? Apakah akhlak mempunyai eksistensi dalam Islam? Apakah akhlak menjadi penentu bagi seseorang untuk masuk syurga? Bukankah cukup hanya dengan Iman, dan banyak beribadah kita dapat masuk syurga? Apakah benar tujuan dari berbagai ibadah dalam Islam, seperti puasa, shalat, zakat, dan haji untuk membentuk akhlak mulia? Apakah tanpa akhlak mulia ibadah kita sia-sia?. Untuk menjawab semua pertanyaan diatas, perlu kita telusuri dalam Al- Quran dan Hadits, ternyata banyak hadits dan ayat yang secara langsung maupun tidak langsung menghubungkan antara ritual/ibadah pembentukkan akhlak mulia, hal ini dapat kita perhatikan dari berbagai ritual dalam Islam, tenryata semuanya selalu berhubungan dengan pembentukkan akhlak mulia. Allah mengutus
  • 11. 11 Rasulullah untuk menyempurnakan akhlak manusia,” sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak. (H.R. Ahmad). Hadits tersebut dapat dipahami bahwa Rasulullah diutus untuk memperbaiki akhlak manusia, mungkin kita akan bertanya, apakah Rasulullah diutus hanya untuk memperbaiki dan menyempurnakan akhlak? Tentu tidak hanya itu saja, tetapi pada dasarnya syariat yang dibawa para Rasul bermuar pada pembentukkan akhlak. Apakah manusia tidak mampu memperbaiki akhlaknya sendiri, sehingga perlu diutus seorang Rasul? Bukankah manusia dibekali akal? Dengan akalnya manusia dapat menentukan mana yang baik dan mana yang buruk? Mungkin disatu sisi argument tersebut ada benarnya, tetapi akal manusia terbatas, kalau akal dapat menentukan baik dan buruk, tentunya Allah tidak perlu lagi menurunkan kita-kitabnya, tidk perlu mengutus para Nabi untuk menjelaskan Ayat-ayat-Nya. Allah sangat peduli kepada manusia, Allah sangat tahu kemampuan manusia, meskipun diberi akal manusia tetap makhluk yang lemah pengetahuannya terbatas. Sehingga Allah perlu mengutus Nabi dan Rasul untuk menjelaskan Kitab-Kitab-Nya dan menunjukkan manusia jalan yang lurus, dan akhlak yang mulia. Berbagai ritual diperintahkan Allah melalui para Nabi dan Rasul, ternyata banyak bermuara pada pembentukkan akhlak, seperti dalam perintah Shalat,” dan dirikanlah shalat, sesungguhnya Shalat itu mencegah perbuatan keji dan munkar,” (Q.S. Al-Ankabut:45). Ayat tersebut secara jelas menyatakan, bahwa muara dari ibadah Shalat adalah terbentuknya pribadi yang terbebas dari sikap keji dan munkar, pada hakikatnya adalah terbentuknya manusia berakhlak mulia, bahkan kalau kita telusuri proses ritual Shalat selalu dimulai dengan berbagai persyaratan tertentu, seperti harus bersih badan, pakaian dan tempat, dengan cara mandi dan wudhu, intinya Shalat dipersiapkan untuk membentuk sikap manusia selalu bersih, patuh, tata peraturan, dan melatih seseorang untuk tepat waktu.
  • 12. 12 Dalam hadits Qudsi Allah berfirman,” sesungguhnya Aku menerima shalat dari seseorang yang mengerjakannya dengan khusuk karena kebesaran-Ku, dan ia tidak mengharapkan anugerah dari Shalatnya. Sebagai hamba-Ku, ia tidak menghabiskan waktu malam karena bermaksiat kepada-Ku, menghabiskan waktu siangnya untuk berdzikir kepada-Ku, mengasihi orang miskin, Ibnu Sabili, mengasihi diri, dan menyantuni orang terkena musibah. Ternyata, Allah menerima shalat seseorang bukan karena sebagai hamba, tetapi lebih kepada kemuliaan akhlaknya, seperti ikhlas tanpa pamrih, tidak bekerja karena atasan, menyantuni anak yatim, orang miskin, orang yang terkena musibah, tidak bermaksiat. Bila akhlak kita belum baik, maka shalat belum diterima, bahkan ada kemungkinan kita termasuk orang-orang tidak berakhlak, lebih dari itu, jika kita belum mampu mencegah diri dari perbuatan keji dan munkar, sebenarnya kita telah gagal dalam ritual shalat, dan kepribadian kita diragukan. Selanjutnya, akhlak juga dapat menentukan beriman atau tidaknya seseorang,” demi Allah ia tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman, demi Allah ia tidak beriman. Para sahabat bertanya, siapakah mereka wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab: orang yang tidak menyimpan rahasia kejelekan tetangganya (H. R. Muslim). Hadits tersebut secara nyata mengandung arti bahwa secara meyakinkan orang yang berakhlak buruk kepada tetangganya oleh Rasulullah dianggap tidak beriman, selama ini mungkin kita menganggap perbuatan jahat kita kepada orang lain atau tetangga sebagai sesuatu yang biasa, sesuatu yang tidak akan berpengaruh pada eksistensi keimanan, padahal kalau kita mengetahui, ternyata berakhlak jelek sangat besar pengaruhnya terhadap keimanan. Bahkan manusia paling jelek disisi Allah pada hari kiamat adalah manusia berakhlak jelek,” sesungguhnya manusia paling jelek disisi Allah pada hari kiamat adalah seseorang yang ditinggalkan orang lain, karena menghindari kejelekannya.” (H.R. Bukhari). Ternyata Allah menggolongkan manusia yang
  • 13. 13 tidak berakhlak termasuk manusia yang paling jelek dihadapan-Nya. Sebaliknya orang yang paling dicintai oleh Rasulullah adalah yang paling baik akhlaknya, sesungguhnya orang yang paling aku cintai dia yang paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (H.R. At- Tirmidzi). Ternyata orang mukmin yang sempurna imannya bukan karena banyak ibadahnya, tetapi yang baik akhlaknya,” orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik akhlaknya.” (H.R. Abu Daud). Dalam ayat lain, Allah menyatakan bahwa kita belum sampai kepada kebajikan yang sempurna sebelum kita menafkahkan harta yang kita cintai, menafkahkan harta kepada orang yang sangat memerlukan adalah wujud dari kesantunan dan kedermawanan seseorang, dan sikap itu merupakan bukti kemuliaan akhlaknya, “kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan yang sempurna sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.” (Q.S. Ali Imran:92). Demikian juga orang bertakwa dan berakhlak mulia dijamin masuk syurga,” penyebab utama masuknya manusia ke syurga, karena bertakwa kepada Allah dan kemuliaan akhlaknya.” (H. R. Tirmidzi). Biasanya orang bertakwa akan berbuat dan bersikap baik dan mengutamakan akhlak mulia, perbuatan baik merupakan wujud kemuliaan akhlaknya, sedangkan perbuatan baik akan menghapus perbuatan-perbuatan buruk,” sesungguhnya perbuatan-perbuatan (akhlak) yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan buruk.” (Q.S. Hud:114). Ternyata keberhasilan ritual seseorang disisi Allah dilihat dari sejauhmana ia telah menghiasi diri dengan akhlak yang mulia.
  • 14. 14 BAB III PENUTUP A. Simpulan Dari sekian banyak uraian yang kami kemukakan, maka kami dapat menyimpulkan bahwa: a. Akhlak itu artinya tabiat, budi pekerti, watak, tatakrama, kesusilaan, sopan santun, dan moral. Sedangkan jenisnya terbagi kepada dua bagian yaitu akhlak terpuji (akhlakul mahmudah) dan akhlak tercela (akhlakul mazmumah); b. Akhlak bertujuan untuk menciptakan manusia sebagai makhluk yang tinggi dan sempurna, dan membedakannya dari makhluk-makhluk yang lainnya. Sedangkan sumbernya akhlak itu dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu akhlak yang bersumber keagamaan dan akhlak yang bersumber tanpa agama; c. Akhlak terhadap sesama manusia itu antara lain akhlak terhadap orang tua, akhlak terhadap saudara, akhlak terhadap tetangga, akhlak terhadap sesama muslim, dan akhlak terhadap kaum lemah; B. Saran Makalah ini kami susun dengan tujuan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam dengan pokok bahasan mengenai “Eksistensi dan Urgensi Akhlak dalam kehidupan Umat Islam”, maka kami ingin menyampaikan saran sebagai berikut: a. Kita sebagai manusia jangan sekali-kali melakukan akhlak yang buruk, tetapi perbanyaklah melakukan akhlak yang baik; b. Sebagai orang muslim, kita harus berbuat baik terhadap sesama manusia yaitu kepada saudara, orang tua, kaum lemah dan tetangga. Walau pun kaum lemah dan tetangga itu bukan orang muslim atau berlainan agama.
  • 15. 15 DAFTAR PUSTAKA Moh. Rifai, 1994, Aqidah Akhlak MA Kelas I, Semarang : CV.WICAKSANA; H. Atjep Effendi, 1994, Aqidah Akhlak MTs Kelas III, Bandung : CV.ARMICO; Mahyuddin, 1999, Kuliah Akhlak Tasawuf, Jakarta : KALAM MULIA Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), Bulan Bintang, Jakarta, 1975 Rachmat Djatnika, Akhlak Mulia, Pustaka, Jakarta, 1996 Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, Raja Grafindo http://al-bhustomy.blogspot.com/2009/02/eksistensi-akhlak-dalam-islam.html http://riwayat.wordpress.com/2008/05/01/urgensi-akhlak-dalam-ritual-islam/ http://copypst.wordpress.com/makalah-akhlaq-buat-you/