SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
Download to read offline
Auditya Purwandini Sutarto, PhD
Kepuasan Kerja
Tinjau situasi berikut
 Irene dan Maria telah bekerja selama 2 tahun terakhir sebagai customer service
di Indoasia Teknologi. Irena menyukai pekerjaannya dan ingin tetap di
perusahaan sampai ia pensiun. Maria membenci pekerjaannya, dan
menggunakan seluruh cuti sakitnya dan bertekad akan keluar jika ia dapat
menemukan pekerjaan lain yang dapat memberikan gaji sama
 Rhonda mendatangi penasihat kariernya untuk membantunya mencari
pekerjaan yang tepat untuknya. Rhonda selalu membenci semua pekerjaan
yang pernah ia dapatkan
 David menyukai pekerjaannya dan senantiasa antusias bekerja di pagi hari. Dia
mencintai pekerjaannya sekarang, dan semua pekerjaan yang pernah ia miliki
 Rudi, direktur SDM PT Intimaju frustasi karena perusahaannya memiliki tingkat
turnover tinggi. Yang lebih menjengkelkan, karyawannya yang telah cukup
berpengalaman mudah berpindah ke PT Jayamakmur yang memberikan upah
lebih rendah.
Pertanyaan
 Mengapa Irene menyukai pekerjaannya dan
Maria membencinya padahal mereka memiliki
pekerjaan yang sama?
 Mengapa Rhonda dan David memilki sikap
(attitude) berbeda terhadap pekerjaan dan karier
mereka
 Apakah PT Jayamakmur lebih baik dibandingkan
PT Intimaju?
Learning Outcomes
 Memahami pentingnya kepuasan kerja
 Menjelaskan teori kepuasan kerja
 Menjelaskan aspek-aspek dan faktor-faktor
penentu kepuasan kerja
 Memahami berbagai cara mengukur kepuasan
kerja
Pic: https://blog.vantagecircle.com/employee-satisfaction-surveys/
Topik
Pengertian, dan Definisi
Teori Kepuasan Kerja
Perbedaan Individu yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Faktor-faktor & Aspek-aspek Penentu Kepuasan Kerja
Dampak Kepuasan & Ketidakpuasan Kerja
Alat Ukur
Contoh Penelitian
Pengertian, Definisi
 Kepuasan kerja adalah sikap yang ditunjukkan oleh individu terhadap pekerjaan yang
dilakukannya sesuai dengan penilaian terhadap situasi kerja.
 Kepuasan kerja (Locke (1976) sebagai tingkatan emosi positif dan menyenangkan yang
dirasakan oleh individu terhadap pekerjaannya. Perasaan-perasaan yang berhubungan
dengan kepuasan atau ketidakpuasan kerja cenderung lebih mencerminkan persepsi
pengalaman-pengalaman waktu sekarang dan masa lalu daripada harapan untuk masa
datang.
 Locke menunjukkan dua unsur yang penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai
pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar. Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan yang
ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan. Keinginan yang dicapai ialah nilai-nilai
pekerjaan yang dianggap penting oleh individu. Lebih lanjut, nilai-nilai pekerjaan harus
sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar (Munandar, 2014).
Definisi (2)
 Menurut Spector (1997), job satisfaction didefinisikan
sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaan dan aspek-
aspek di dalam pekerjaannya.
 Perasaan terhadap pekerjaannya ini dapat dilihat melalui
dua pendekatan, yaitu pendekatan umum (global approach)
dan khusus (berdasarkan aspek). Pendekatan umum
digunakan apabila seseorang ingin mengetahui tingkat
kepuasan seseorang di dalam pekerjaannya beserta
pengaruhnya terhadap variabel-variabel lainnya. Dalam hal
ini, pendekatan umum melihat kepuasan kerja sebagai satu
kesatuan dan perasaan karyawan pada pekerjaannya secara
keseluruhan.
Teori Kepuasan Kerja
1. Teori Ketidaksesuaian (Discrepancy Theory) (Lawler, 1976),
 Kepuasan atau ketidakpuasan beberapa aspek pekerjaan mencerminkan dua nilai
yaitu (a) ketidaksesuaian yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan dengan yang
diterima dalam kenyatannya; (b) apa pentingnya pekerjaan yang diinginkan.
 Perasaan puas atau tidak puas yang dimiliki oleh individu bersifat pribadi karena
bergantung cara individu mempersepsikan ketidaksesuaian atau pertentangan antara
keinginan-keinginan dan hasil yang telah dicapainya
 Esensi teori ini adalah seseorang akan merasa puas jika kondisi yang diinginkan sesuai
dengan kondisi yang ada. Semakin besar ketidaksesuaian antara kondisi yang ada dan
kondisi yang diinginkan, semakin besar pula rasa ketidakpuasannya
Teori Kepuasan Kerja
2. Teori Model dari Kepuasan Bidang/Bagian (Facet Satisfaction)
 Lawler (1973) mengemukakan orang akan puas dengan bidang tertentu pekerjaan
mereka (mis rekan kerja, atasan, gaji) jika jumlah dari bidang mereka persepsikan
harus mereka terima untuk melaksanakan kerja = jumlah bidang yang dipersepsikan
yang secara aktual diterima
 Lawler memberi nilai bobot kepada setiap bidang sesuai dengan pentingnya baginya
individu dan dijadikan skor total
Model Kepuasan Bidang
Teori Kepuasan Kerja
3. Teori Proses-Bertentangan (Opponent-Process Theory)
 Landy (1973) mengemukakan orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan
emosional (emotional equilibrium)
 Kkepuasan atau ketidakkepuasan kerja secara fisiologis memicu sistem pusat saraf
yang membuat aktif emosi yang bertentangan atau berlawanan
 Jika individu memperoleh keberhasilan dalam pekerjaannya, maka individu akan
merasa senang sekaligus ada rasa tidak senang (lebih lemah intensitasnya). Setelah
beberapa saat perasaan senang dan bangga berangsur-angsur menjadi turun dan
semakin melemah sehingga individu akan merasa sedih sebelum kembali dalam
kondisi normal
 Pengukuran kepuasan kerja perlu dilakukan secara periodik
Perbedaan individu yang mempengaruhi
kepuasan kerja
 Genetic Predispositions. Berdasarkan riset Arvey, dkk pada kembar
identik yang dibesarkan berbeda menunjukkan tingkat kepuasan kerja
relatif sama meskipun mereka tinggal di tempat berbeda dan memiliki
jenis pekerjaan berbeda (Ilies & Judge, 2013)  30% kepuasan kerja
dapat disebabkan faktor genetik.
 Core Self-Evaluations. Judge, Locke, dan Durham (1997) mempunyai
hipotesis bahwa 4 variabel kepribadian berhubungan dengan
kecenderungan seseorang untuk puas terhadap hidupnya maupun
pekerjaannya: kestabilan emosi, self-esteem, self-efficacy (merasa
sanggup menguasai lingkungan mereka), dan external locus of control
(merasa sanggup mengontrol lingkungan mereka). Orang yang mudah
puas terhadap perkerjaan ataupun hidup mereka umumnya mempunyai
self-esteem yang tinggi dan mau berkompeten, beremosi stabil, dan
percaya bahwa mereka mempunyai kontrol terhadap hidup mereka.
<div>Icons made by <a href="https://www.flaticon.com/authors/monkik" title="monkik">monkik</a> from <a href="https://www.flaticon.com/" title="Flaticon">www.flaticon.com</a></div>
Perbedaan individu yang mempengaruhi
kepuasan kerja (2)
 Culture. Pada studi dari 13.832 pegawai dari 23 negara oleh
FDS internasional (FDS, 2007), pegawai di UK dan Irlandia
memiliki level tertinggi kepuasan kerja (57) pegawai di Amerika
Selatan (40) dan Asia (43) terendah
 Intelligence. Studi oleh Ganzach (1998) menyarankan bahwa
pegawai yang cerdas memiliki kepuasan kerja sedikit lebih
rendah daripada pegawai yang kurang cerdas dalam pekerjaan
yang tidak rumit. Dalam pekerjaan kompleks, hubungan antara
intelegensi dan kepuasan tidak berarti
Aspek-aspek Kepuasan Kerja (Spector,
1997, McKenna, 2000, Aamodt, 2016)
1. Gaji. Pendistribusian gaji yang adil kepada manajer serta persepsi gaji yang
sesuai dengan input karyawan akan meningkatkan job satisfaction
2. Kesempatan mendapatkan Promosi. Penelitian menunjukkan bahwa
seseorang akan lebih puas apabila kesempatan untuk promosi diberikan
kepadanya sesuai dengan apa yang telah dilakukan untuk perusahaan
(McKenna, 2000).
3. Tunjangan Tambahan. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang akan
lebih puas menerima tunjangan tambahan (mis., tunjangan kesehatan,
transportasi, rekreasi) apabila tunjangan tersebut sudah sepantasnya
diterima karena sesuai dengan apa yang telah dilakukan untuk perusahaan
McKenna 2000)
Aspek-aspek Kepuasan Kerja (2)
4. Atasan. Aspek ini mengukur sejauh mana karyawan puas dengan gaya kepemimpinan
atasannya
5. Penghargaan dari Perusahaan. Apabila perusahaan memberikan penghargaan yang
sesuai dengan prestasi atau hasil kerja karyawan (mis., bonus tahunan, kenaikan gaji,
atau kenaikan pangkat), karyawan tersebut akan lebih puas terhadap pekerjaannya
6. Peraturan dan prosedur kerja. Apabila perusahaan mempunyai peraturan yang terlalu
rumit maka karyawan cenderung merasa tidak puas kepada pekerjaannya. Sebaliknya,
karyawan akan merasa lebih puas apabila sistem birokrasi perusahaan dinilai mudah
dan tidak berbelit-belit.;
Aspek-aspek Kepuasan Kerja (3)
7. Rekan kerja (co-workers). Karyawan memiliki kepuasan kerja tinggi apabila mendapatkan
rekan kerja yang mendukung, menyenangkan, serta disertai kerukunan. Berdasarkan
teori belajar sosial, karyawan mengobservasi level informasi dari motivasi dan kepuasan
karyawan lain lalu mengikuti level tersebut. Jika karyawan khususnya senior bekerja
keras dan berbicara positif tentang pekerjaannya, maka karyawan baru akan mengikuti
perilaku tersebut, menjadi produktif, dan puas, begitupun sebaliknya (Aamodt, 2016).
8. Sifat Pekerjaan. Karyawan mempunyai kepuasan kerja yang tinggi apabila sifat pekerjaan
yang dimiliki sekarang sesuai dengan harapannya yang mencakup deskripsi kerja, variasi
tugas, peran di dalam pekerjaan, dan jadwal kerja. Riset menunjukkan bahwa karyawan
yang mengatakan pekerjaannya menarik akan lebih puas dan termotivasi dibandingkan
dengan karyawan lainnya yang tidak menikmati pekerjaannya.
Aspek-aspek Kepuasan Kerja (3)
9. Komunikasi dalam perusahaan. Komunikasi
dalam perusahaan adalah pergerakan alur
informasi antar karyawan. Apabila komunikasi
dalam perusahaan lancardan tidak
mengalami masalah, maka karyawan akan
merasa puas terhadap pekerjaannya, begitu
pula sebaliknya.
Faktor Penentu Kepuasan Kerja
(Kreitner dan Kinicki, 2010)
1. Need Fulfillment atau pemenuhan kebutuhan.
 Kepuasan ditentukan oleh tingkatan terhadap karakteristik pekerjaan yang memungkinkan
individual memenuhi kebutuhannya.
2. Discrepancies atau ketidaksesuaian.
 Kepuasan adalah hasil dari terpenuhinya ekspektasi yang mencerminkan perbedaan antara
apa yang diharapkan untuk diterima individu dari pekerjaan, seperti bayaran yang baik dan
peluang promosi, dengan apa yang sebenarnya diterima.
 Jika ada ketidakcocokan antara kebutuhan, nilai, harapan dan realitas dari pekerjaan, pekerja
akan menjadi tidak puas dan kurang motivasi sehingga pelamar perlu diberikan harapan yang
realitis terhadap pekerjaannya dan organisasi wajib memenuhi serta menjaga janji yang
diberikan kepada karyawan (Aamodt, 2016)
Faktor Penentu Kepuasan Kerja (2)
3. Value Attainment atau pencapaian nilai.
 Kepuasan merupakan hasil dari persepsi bahwa pekerjaan memungkinkan untuk
pemenuhan nilai-nilai kerja penting individual
4. Equity atau Keadilan.
 Kepuasan adalah fungsi dari seberapa adil pekerja diperlakukan dalam pekerjaannya.
 Kepuasan merupakan hasil persepsi seseorang bahwa hasil kerja relative terhadap
masukan lebih menyenangkan dibandingkan dengan hasil atau masukan signifikan lain
Faktor Penentu Kepuasan Kerja (3)
5. Dispositional/Genetic Components atau
komponen watak/genetic
 Kepuasan merupakan fungsi sifat personal dan
faktor genetik
Faktor Penentu Kepuasan Kerja (Mullin,
1993)
1. Faktor pribadi. Di antaranya kepribadian, pendidikan, intelegensi dan kemampuan, usia,
status perkawinan, dan orientasi kerja.
2. Faktor sosial. Di antaranya hubungan dengan rekan kerja, kelompok kerja dan norma-
norma, kesempatan untuk berinteraksi, dan organisasi informal.
3. Faktor budaya. Di antaranya sikap-sikap yang mendasari, kepercayaan, dan nilai-nilai.
4. Faktor organisasi. Di antaranya sifat dan ukuran, struktur formal, kebijakan-kebijakan
personalia dan prosedur-prosedur, relasi karyawan, supervisor dan gaya kepemimpinan,
sistem manajemen, dan kondisi-kondisi kerja.
5. Faktor lingkungan, di antaranya ekonomi, sosial, teknik, dan pengaruh-pengaruh
pemerintah.
Alat Ukur Kepuasan Kerja
1. Inventori kepuasan kerja standar (standard job satisfaction inventories)
 Face scale
 Job Description Index (JDI)
 Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ)
 Single global rating
Alat Ukur Kepuasan Kerja (2)
2. Custom designed satisfaction inventories.
https://blog.hubstaff.com/measuring-employee-
satisfaction-with-survey/
Dampak Kepuasan atau Ketidakpuasan
Kerja
 Dampak terhadap Produktivitas
 Hasil penelitian beragam,
 Kepuasan kerja merupakan akibat bukan sebab (The Porter-Lawler Extension of
Expectancy Theory).
 Jika performansi (unjuk kerja) diberi ganjaran (rewards) yang adil,
karyawan merasa lebih puas
 Performa tinggi mengarah pada ganjaran dan kepuasan tinggi
 Ganjaran ekstrinsik adalah sekumpulan keluaran yang diberikan
oleh pihak eksternal (mis: gaji dan promosi)
 Ganjaran intrinsik adalah keluaran internal individu ybs (mis.,
perasaan telah mencapai sesuatu, self-esteem/penghargaan
pada diri sendiri)
<div>Icons made by <a href="https://www.freepik.com" title="Freepik">Freepik</a> from <a href="https://www.flaticon.com/" title="Flaticon">www.flaticon.com</a></div>
The Porter-Lawler Extension of Expectancy Theory
Dampak Kepuasan atau Ketidakpuasan
Kerja (2)
 Dampak terhadap Ketidakhadiran (Absenteeism) dan Turnover
 Kehadiran pekerja dipengaruhi oleh motivasi dan kemampuan
untuk hadir (Rhodes & Steer, 1978)
 Turnover (meninggalkan pekerjaannya) dipengaruhi oleh
kepuasan kerja. Teori Mobley et al (1978) menunjukkan bahwa
kepuasan kerja berkorelaksi dengan keinginan untuk keluar
yang selanjutnya berkorelasi dengan meninggalkan pekerjaan
secara actualDampak terhadap Kesehatan
The Rhodes and Steers Process Model of Attendance
The Mobley, Horner, Hollingsworth Model of Employees withdrawal Process
 Dampak dari ketidakpuasan kerja
dituangkan dalam model teoretik
dinamakan EVLN-Model, yang
terdiri dari Exit, Voice, Loyality, dan
Neglect
 Kerangka tanggapan pekerja
terhadap ketidakpuasan kerja
tersebut dibedakan dalam dua
dimensi: konstruktif/distruktif dan
aktif atau pasif, sebagaimana
digambarkan dibawah ini (Robbins
dan Judge, 2011)
Employee Responses to Dissatisfaction
Dampak Kepuasan dan Ketidakpuasan
Kerja (3)
 Dampak terhadap Kesehatan
 Tingkat kepuasan kerja merupakan prediktor yang baik
bagi longevity (rentang umur) seseorang.
 Kepuasan kerja menunjang kesejahteraan (well-being)
pekerja secara fisik dan mental
Strategi untuk Meningkatkan Kepuasan
Kerja
Membuat dan mengimplementasikan berbagai jenis
program yang dirancang untuk membuat pekerjaan
menjadi lebih menarik.
1. Menaikkan upah karyawan;
2. Memberikan kenaikan jabatan kepada karyawan yang
berprestasi;
3. Kepastian kerja;
4. Memberikan bonus uang tunai kepada karyawan yang
berkinerja baik dalam perusahaan;
5. Memberikan kompensasi kepada karyawan;
6. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.
Contoh Penelitian
 Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan AJB Bumiputera (Achmad Fadhil, Yuniadi
Mayowan, 2018), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 54 No. 1 Januari 2018
 Karyawan akan memiliki kepuasan kerja jika dengan bekerja mereka mampu memiliki motivasi kerja. Artinya perusahaan harus
memperhatikan tingkat kebutuhan karyawan. Kinerja yang tinggi dapat tercipta apabila karyawan memiliki kepuasaan, sehingga
merasa senang dan nyaman bekerja. Dengan demikian karyawan telah mendapatkan apa yang diperolehnya dan dengan
kinerjanya yang tinggi tersebut, maka perusahaan mampu untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Tujuan penelitian ini
antara lain, 1) Mendeskripsikan penerapan motivasi kerja, kepuasan kerja dan kinerja karyawan AJB Bumiputera; 2)
Menganalisis pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera; 3) Menganalisis pengaruh kepuasan
kerj terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera; 4) Menganalisis pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja secara simultan
terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif riset kausal. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh psotitif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan. Hal ini
dikatakan bahwa semakin tinggi nilai motivasi maka nilai kinerja karyawan akan semakin tinggi. kepuasan kerja berpengaruh
psotitif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan. Hal ini dikatakan bahwa semakin tinggi nilai kepuasan kerja
maka semakin tinggi kinerja karyawan. Sedangkan motivasi kerja dan kepuasaan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan secara simultan pada AJB Bumi Putera Kota Malang.
Contoh Penelitian (2)
 Analisis Kelelahan Kerja, Kebosanan Kerja, Kepuasan Kerja, sebagai dasar rekomendasi perbaikan fisiologis kerja (Wahyu
Susihono, 2014, Prosiding Seminar Nasional IENACO)
 Perusahaan dengan hasil samping berupa limbah partikel gas atau debu, selain harus memperhatikan kondisi lingkungan, juga faktor
manusia sebagai "human capital" menjadi perhatian yang sangat serius. Beberapa indikator subjektifitas pekerja dalam investigasi
fisiologis kerja dapat berupa pertanyaan tentang kondisi kelelahan, kebosanan dan kepuasan kerja. Kelelahan kerja merupakan kejadian
in-efisiensi kapasitas kerja dan ketahanan tubuh, dengan kata lain pekerja tidak mampu lagi menerima beban. Kebosanan kerja kondisi
atau situasi dengan stimulus yang rendah, sedangkan kepuasan kerja adalah pemanfaatan kemampuan secara maksimal dari pekerja.
Penelitian ini bertujuan untuk analisis kelelahan kerja, kebosanan kerja, kepuasan kerja pada karyawan di industri pengecoran logam X
yang akan digunakan sebagai dasar rekomendasi perbaikan kerja khususnya pada fisiologis kerja. Metode yang digunakan untuk
memperoleh data subjektif kelelahan kerja dalah dengan menggunakan kuesioner 30 items of rating scale yang dikeluarkan oleh Japan
Association of Industrial and Health (JAIH), kebosanan kerja dikumpulkan dengan kuesioner, dan Kepuasan kerja menggunakan
pertanyaan 20 items Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 14 orang yang menjadi
subjek penelitian, diperoleh rerata kelelahan kerja sebesar 76,43 ± 9,92, rerata kebosanan kerja sebesar 50,50 ± 5,29, sedangkan
rerata kepuasan kerja sebesar 42,50 ± 5,93. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa masih dimungkinkan adanya peluang perbaikan
kondisi kerja berupa perbaikan fisiologis kerja antara lain berupa: redesain fasilitas kerja, pengaturan waktu istirahat aktif, pemasangan
fan yang difungsikan sebagai penurunan suhu lingkungan perusahaan
Sleep Quality
Psychological
Well-Being
Productivity
Strain /Stress Outcomes (Psychological,
Physiological, Behavior )
Job-Related Outcomes
Job Satisfaction
Work-Life
Balance
Stressor
Job Strain
Job Security
Body
discomfort
Turnover
intention
Work
Engagement
Work
attitude
Penelitian Pribadi
Referensi
 Buku Ajar Psikologi Industri dan Organisasi, Universitas Udayana hal 69-79
 Umi Anugerah Izzati & Olievia Prabandini Mulyana,2019, Psikologi Industri & Organisasi, Penerbit
Bintang Surabaya, hal 72-73
 Aamodt, Industrial Aamodt, M. G. (2016). Industrial/Organizational Psychology: An applied
approach (68h ed.). Belmont, CA: Wadsworth, hal 343-386
 Munandar, A. S. (2014). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: UI Press, hal 349-369

More Related Content

What's hot

Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJAPsikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJAbellabunga_
 
Imbalan kuesioner
Imbalan kuesionerImbalan kuesioner
Imbalan kuesionerBang Mohtar
 
Psikologi Industri
Psikologi IndustriPsikologi Industri
Psikologi IndustriBowo Witoyo
 
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjahubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjaSulistia Rini
 
PPT PENGEMBANGAN KARIR
PPT PENGEMBANGAN KARIR PPT PENGEMBANGAN KARIR
PPT PENGEMBANGAN KARIR psepti17
 
Emosi dan mood
Emosi dan moodEmosi dan mood
Emosi dan moodlisachmad
 
Bekerja dalam Kondisi Bahagia dan Bahagia saat Bekerja
Bekerja dalam Kondisi Bahagia dan Bahagia saat BekerjaBekerja dalam Kondisi Bahagia dan Bahagia saat Bekerja
Bekerja dalam Kondisi Bahagia dan Bahagia saat BekerjaRusman R. Manik
 
Tm 5 reward and punishment msdm
Tm 5 reward and punishment msdmTm 5 reward and punishment msdm
Tm 5 reward and punishment msdmMaizar Rahman
 
Ppt psikologi kerekayasaan lailatus sifa
Ppt psikologi kerekayasaan lailatus sifaPpt psikologi kerekayasaan lailatus sifa
Ppt psikologi kerekayasaan lailatus sifaTawonNakal
 
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.pptKEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.pptMFadhilArRasyid1
 
STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
 STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAMYussiwi Purwitasari
 
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerja
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerjaPower poin 8 produktifitas & prestasi kerja
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerjayayansaleho
 
Rekrutmen, seleksi dan penempatan
Rekrutmen, seleksi dan penempatanRekrutmen, seleksi dan penempatan
Rekrutmen, seleksi dan penempatanLisna Satar
 
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaRingkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaIRAWANPERWANDA
 

What's hot (20)

Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJAPsikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
Psikologi Industri Organisasi - BAB 10 KEPUASAN KERJA
 
Imbalan kuesioner
Imbalan kuesionerImbalan kuesioner
Imbalan kuesioner
 
Penimbangan Karya
Penimbangan KaryaPenimbangan Karya
Penimbangan Karya
 
Stress kerja
Stress kerjaStress kerja
Stress kerja
 
Psikologi Industri
Psikologi IndustriPsikologi Industri
Psikologi Industri
 
Kepuasan kerja
Kepuasan kerjaKepuasan kerja
Kepuasan kerja
 
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjahubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
 
PPT PENGEMBANGAN KARIR
PPT PENGEMBANGAN KARIR PPT PENGEMBANGAN KARIR
PPT PENGEMBANGAN KARIR
 
Emosi dan mood
Emosi dan moodEmosi dan mood
Emosi dan mood
 
Psikologi Industri
Psikologi IndustriPsikologi Industri
Psikologi Industri
 
Bekerja dalam Kondisi Bahagia dan Bahagia saat Bekerja
Bekerja dalam Kondisi Bahagia dan Bahagia saat BekerjaBekerja dalam Kondisi Bahagia dan Bahagia saat Bekerja
Bekerja dalam Kondisi Bahagia dan Bahagia saat Bekerja
 
Tm 5 reward and punishment msdm
Tm 5 reward and punishment msdmTm 5 reward and punishment msdm
Tm 5 reward and punishment msdm
 
Ppt psikologi kerekayasaan lailatus sifa
Ppt psikologi kerekayasaan lailatus sifaPpt psikologi kerekayasaan lailatus sifa
Ppt psikologi kerekayasaan lailatus sifa
 
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.pptKEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
KEPUASAN KERJA ABI AKBAR.ppt
 
STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
 STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
STRESS PSIKOLOGI INDUSTRI, VIKRAM
 
Motivasi kerja PPT
Motivasi kerja PPTMotivasi kerja PPT
Motivasi kerja PPT
 
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerja
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerjaPower poin 8 produktifitas & prestasi kerja
Power poin 8 produktifitas & prestasi kerja
 
Rekrutmen, seleksi dan penempatan
Rekrutmen, seleksi dan penempatanRekrutmen, seleksi dan penempatan
Rekrutmen, seleksi dan penempatan
 
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan KerjaRingkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
Ringkasan Teori Tentang Kepuasan Kerja
 
TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA TEORI KEPUASAN KERJA
TEORI KEPUASAN KERJA
 

Similar to OPTIMALKAN KEPUASAN KERJA

Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaMakalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaChristi_Natasia
 
Kepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIOKepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIOEky Yohana
 
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptxKepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptxnopay2502
 
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdfKepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdfEulisTursiaSafira
 
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan KerjaPsikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan KerjaCutNoviraAzzahra
 
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan KerjaPsikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan KerjaDavina Maharani
 
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan OrganisasiKepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasiseokjinluvv
 
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdfKepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdfAnnisaQisty
 
Kepuasan kerja final 1
Kepuasan kerja final 1Kepuasan kerja final 1
Kepuasan kerja final 1rika_nelvita
 
Hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
Hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjaHubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
Hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjaSulistia Rini
 
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya OrganisasiCut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasicutzurnali
 
Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010Syah Roni
 
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu DepartemenAnalisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemenviamedia21
 

Similar to OPTIMALKAN KEPUASAN KERJA (20)

Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi NatasiaMakalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
Makalah pio kepuasan kerja_Christi Natasia
 
Kepuasan kerja
Kepuasan kerjaKepuasan kerja
Kepuasan kerja
 
Kepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIOKepuasan kerja PIO
Kepuasan kerja PIO
 
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptxKepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
Kepuasan Kerja_20231018_081209_0000.pptx
 
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdfKepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
Kepuasan Kerja_Kelompok 8.pdf
 
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan KerjaPsikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
Psikologi Industri dan Organisasi : Kepuasan Kerja
 
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan KerjaPsikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
Psikologi Industri Dan Organisasi-Kepuasan Kerja
 
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan OrganisasiKepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
Kepuasan Kerja Psikologi Industri dan Organisasi
 
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdfKepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
KepuasanKerja_PIOKelompok10.pdf
 
Kepuasan kerja final 1
Kepuasan kerja final 1Kepuasan kerja final 1
Kepuasan kerja final 1
 
Hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
Hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerjaHubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
Hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja
 
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya OrganisasiCut Zurnali - Hubungan  Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
Cut Zurnali - Hubungan Kepuasan Kerja dan Budaya Organisasi
 
Teori Kepuasan Kerja
Teori Kepuasan KerjaTeori Kepuasan Kerja
Teori Kepuasan Kerja
 
Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010Bab 2 09409131010
Bab 2 09409131010
 
Artikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komitArtikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komit
 
Artikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komitArtikel b-puas,komit
Artikel b-puas,komit
 
Dimensi kepuasan kerja
Dimensi kepuasan kerjaDimensi kepuasan kerja
Dimensi kepuasan kerja
 
Kepuasan kerja pegawai
Kepuasan kerja pegawaiKepuasan kerja pegawai
Kepuasan kerja pegawai
 
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu DepartemenAnalisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
Analisis Kepuasan kerja karyawan di Suatu Departemen
 
ekonomi
ekonomiekonomi
ekonomi
 

More from Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia

Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective MatrixStudi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective MatrixUniversitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia
 

More from Universitas Qomaruddin, Gresik, Indonesia (20)

3. KONSEP TEKNOLOGI DI BIDANG TEKNIK INDUSTRI
3. KONSEP TEKNOLOGI DI BIDANG TEKNIK INDUSTRI 3. KONSEP TEKNOLOGI DI BIDANG TEKNIK INDUSTRI
3. KONSEP TEKNOLOGI DI BIDANG TEKNIK INDUSTRI
 
2. KONSEP TEKNOLOGI -PERKEMBANGAN IPTEK
2. KONSEP TEKNOLOGI -PERKEMBANGAN IPTEK2. KONSEP TEKNOLOGI -PERKEMBANGAN IPTEK
2. KONSEP TEKNOLOGI -PERKEMBANGAN IPTEK
 
1. KONSEP TEKNOLOGI - PENDAHULUAN
1. KONSEP TEKNOLOGI - PENDAHULUAN 1. KONSEP TEKNOLOGI - PENDAHULUAN
1. KONSEP TEKNOLOGI - PENDAHULUAN
 
2021_KAJIAN PUSTAKA & PERUMUSAN MASALAH
2021_KAJIAN PUSTAKA & PERUMUSAN MASALAH2021_KAJIAN PUSTAKA & PERUMUSAN MASALAH
2021_KAJIAN PUSTAKA & PERUMUSAN MASALAH
 
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
2021_PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN
 
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective MatrixStudi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
Studi Kasus (Artikel Ilmiah): Pengukuran Produktivitas dengan Objective Matrix
 
PART 1 - Evaluasi Pekerjaan & Penilaian Kinerja
PART 1 - Evaluasi Pekerjaan & Penilaian KinerjaPART 1 - Evaluasi Pekerjaan & Penilaian Kinerja
PART 1 - Evaluasi Pekerjaan & Penilaian Kinerja
 
MANAJEMEN STRESS KERJA
MANAJEMEN STRESS KERJAMANAJEMEN STRESS KERJA
MANAJEMEN STRESS KERJA
 
ERGONOMI: PERANCANGAN DISPLAY & KONTROL
ERGONOMI: PERANCANGAN DISPLAY & KONTROL ERGONOMI: PERANCANGAN DISPLAY & KONTROL
ERGONOMI: PERANCANGAN DISPLAY & KONTROL
 
ERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARAN
ERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARANERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARAN
ERGONOMI LINGKUNGAN FISIK - KEBISINGAN, TEMPERATUR, & GETARAN
 
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAANERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
ERGONOMI - LINGKUNGAN FISIK - PENCAHAYAAN
 
ANALISIS JABATAN, SELEKSI, REKRUTMEN, & STAFFING
ANALISIS JABATAN, SELEKSI, REKRUTMEN, & STAFFINGANALISIS JABATAN, SELEKSI, REKRUTMEN, & STAFFING
ANALISIS JABATAN, SELEKSI, REKRUTMEN, & STAFFING
 
RISET DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI
RISET DALAM PSIKOLOGI INDUSTRIRISET DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI
RISET DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI
 
PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN
PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN
PSIKOLOGI INDUSTRI - PENDAHULUAN
 
METODOLOGI PENELITIAN - PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI
METODOLOGI PENELITIAN - PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI METODOLOGI PENELITIAN - PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI
METODOLOGI PENELITIAN - PENULISAN LAPORAN DAN TEKNIK PRESENTASI
 
ANALISIS POSTUR KERJA RULA REBA OWAS QEC - ERGONOMI
ANALISIS POSTUR KERJA RULA REBA OWAS QEC - ERGONOMI ANALISIS POSTUR KERJA RULA REBA OWAS QEC - ERGONOMI
ANALISIS POSTUR KERJA RULA REBA OWAS QEC - ERGONOMI
 
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESINANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
 
ANALISA & PENGUKURAN KERJA - SISTEM KERJA DAN PRODUKTIVITAS
ANALISA & PENGUKURAN KERJA - SISTEM KERJA DAN PRODUKTIVITASANALISA & PENGUKURAN KERJA - SISTEM KERJA DAN PRODUKTIVITAS
ANALISA & PENGUKURAN KERJA - SISTEM KERJA DAN PRODUKTIVITAS
 
2. STATISTIK INDUSTRI - STATISTIK DESKRIPTIF
2. STATISTIK INDUSTRI - STATISTIK DESKRIPTIF2. STATISTIK INDUSTRI - STATISTIK DESKRIPTIF
2. STATISTIK INDUSTRI - STATISTIK DESKRIPTIF
 
1. STATISTIK INDUSTRI - PENDAHULUAN
1. STATISTIK INDUSTRI - PENDAHULUAN1. STATISTIK INDUSTRI - PENDAHULUAN
1. STATISTIK INDUSTRI - PENDAHULUAN
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 

OPTIMALKAN KEPUASAN KERJA

  • 1. Auditya Purwandini Sutarto, PhD Kepuasan Kerja
  • 2. Tinjau situasi berikut  Irene dan Maria telah bekerja selama 2 tahun terakhir sebagai customer service di Indoasia Teknologi. Irena menyukai pekerjaannya dan ingin tetap di perusahaan sampai ia pensiun. Maria membenci pekerjaannya, dan menggunakan seluruh cuti sakitnya dan bertekad akan keluar jika ia dapat menemukan pekerjaan lain yang dapat memberikan gaji sama  Rhonda mendatangi penasihat kariernya untuk membantunya mencari pekerjaan yang tepat untuknya. Rhonda selalu membenci semua pekerjaan yang pernah ia dapatkan  David menyukai pekerjaannya dan senantiasa antusias bekerja di pagi hari. Dia mencintai pekerjaannya sekarang, dan semua pekerjaan yang pernah ia miliki  Rudi, direktur SDM PT Intimaju frustasi karena perusahaannya memiliki tingkat turnover tinggi. Yang lebih menjengkelkan, karyawannya yang telah cukup berpengalaman mudah berpindah ke PT Jayamakmur yang memberikan upah lebih rendah.
  • 3. Pertanyaan  Mengapa Irene menyukai pekerjaannya dan Maria membencinya padahal mereka memiliki pekerjaan yang sama?  Mengapa Rhonda dan David memilki sikap (attitude) berbeda terhadap pekerjaan dan karier mereka  Apakah PT Jayamakmur lebih baik dibandingkan PT Intimaju?
  • 4. Learning Outcomes  Memahami pentingnya kepuasan kerja  Menjelaskan teori kepuasan kerja  Menjelaskan aspek-aspek dan faktor-faktor penentu kepuasan kerja  Memahami berbagai cara mengukur kepuasan kerja Pic: https://blog.vantagecircle.com/employee-satisfaction-surveys/
  • 5. Topik Pengertian, dan Definisi Teori Kepuasan Kerja Perbedaan Individu yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Faktor-faktor & Aspek-aspek Penentu Kepuasan Kerja Dampak Kepuasan & Ketidakpuasan Kerja Alat Ukur Contoh Penelitian
  • 6. Pengertian, Definisi  Kepuasan kerja adalah sikap yang ditunjukkan oleh individu terhadap pekerjaan yang dilakukannya sesuai dengan penilaian terhadap situasi kerja.  Kepuasan kerja (Locke (1976) sebagai tingkatan emosi positif dan menyenangkan yang dirasakan oleh individu terhadap pekerjaannya. Perasaan-perasaan yang berhubungan dengan kepuasan atau ketidakpuasan kerja cenderung lebih mencerminkan persepsi pengalaman-pengalaman waktu sekarang dan masa lalu daripada harapan untuk masa datang.  Locke menunjukkan dua unsur yang penting dalam kepuasan kerja, yaitu nilai-nilai pekerjaan dan kebutuhan-kebutuhan dasar. Nilai-nilai pekerjaan merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan tugas pekerjaan. Keinginan yang dicapai ialah nilai-nilai pekerjaan yang dianggap penting oleh individu. Lebih lanjut, nilai-nilai pekerjaan harus sesuai atau membantu pemenuhan kebutuhan-kebutuhan dasar (Munandar, 2014).
  • 7. Definisi (2)  Menurut Spector (1997), job satisfaction didefinisikan sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaan dan aspek- aspek di dalam pekerjaannya.  Perasaan terhadap pekerjaannya ini dapat dilihat melalui dua pendekatan, yaitu pendekatan umum (global approach) dan khusus (berdasarkan aspek). Pendekatan umum digunakan apabila seseorang ingin mengetahui tingkat kepuasan seseorang di dalam pekerjaannya beserta pengaruhnya terhadap variabel-variabel lainnya. Dalam hal ini, pendekatan umum melihat kepuasan kerja sebagai satu kesatuan dan perasaan karyawan pada pekerjaannya secara keseluruhan.
  • 8. Teori Kepuasan Kerja 1. Teori Ketidaksesuaian (Discrepancy Theory) (Lawler, 1976),  Kepuasan atau ketidakpuasan beberapa aspek pekerjaan mencerminkan dua nilai yaitu (a) ketidaksesuaian yang dipersepsikan antara apa yang diinginkan dengan yang diterima dalam kenyatannya; (b) apa pentingnya pekerjaan yang diinginkan.  Perasaan puas atau tidak puas yang dimiliki oleh individu bersifat pribadi karena bergantung cara individu mempersepsikan ketidaksesuaian atau pertentangan antara keinginan-keinginan dan hasil yang telah dicapainya  Esensi teori ini adalah seseorang akan merasa puas jika kondisi yang diinginkan sesuai dengan kondisi yang ada. Semakin besar ketidaksesuaian antara kondisi yang ada dan kondisi yang diinginkan, semakin besar pula rasa ketidakpuasannya
  • 9. Teori Kepuasan Kerja 2. Teori Model dari Kepuasan Bidang/Bagian (Facet Satisfaction)  Lawler (1973) mengemukakan orang akan puas dengan bidang tertentu pekerjaan mereka (mis rekan kerja, atasan, gaji) jika jumlah dari bidang mereka persepsikan harus mereka terima untuk melaksanakan kerja = jumlah bidang yang dipersepsikan yang secara aktual diterima  Lawler memberi nilai bobot kepada setiap bidang sesuai dengan pentingnya baginya individu dan dijadikan skor total
  • 11. Teori Kepuasan Kerja 3. Teori Proses-Bertentangan (Opponent-Process Theory)  Landy (1973) mengemukakan orang ingin mempertahankan suatu keseimbangan emosional (emotional equilibrium)  Kkepuasan atau ketidakkepuasan kerja secara fisiologis memicu sistem pusat saraf yang membuat aktif emosi yang bertentangan atau berlawanan  Jika individu memperoleh keberhasilan dalam pekerjaannya, maka individu akan merasa senang sekaligus ada rasa tidak senang (lebih lemah intensitasnya). Setelah beberapa saat perasaan senang dan bangga berangsur-angsur menjadi turun dan semakin melemah sehingga individu akan merasa sedih sebelum kembali dalam kondisi normal  Pengukuran kepuasan kerja perlu dilakukan secara periodik
  • 12. Perbedaan individu yang mempengaruhi kepuasan kerja  Genetic Predispositions. Berdasarkan riset Arvey, dkk pada kembar identik yang dibesarkan berbeda menunjukkan tingkat kepuasan kerja relatif sama meskipun mereka tinggal di tempat berbeda dan memiliki jenis pekerjaan berbeda (Ilies & Judge, 2013)  30% kepuasan kerja dapat disebabkan faktor genetik.  Core Self-Evaluations. Judge, Locke, dan Durham (1997) mempunyai hipotesis bahwa 4 variabel kepribadian berhubungan dengan kecenderungan seseorang untuk puas terhadap hidupnya maupun pekerjaannya: kestabilan emosi, self-esteem, self-efficacy (merasa sanggup menguasai lingkungan mereka), dan external locus of control (merasa sanggup mengontrol lingkungan mereka). Orang yang mudah puas terhadap perkerjaan ataupun hidup mereka umumnya mempunyai self-esteem yang tinggi dan mau berkompeten, beremosi stabil, dan percaya bahwa mereka mempunyai kontrol terhadap hidup mereka. <div>Icons made by <a href="https://www.flaticon.com/authors/monkik" title="monkik">monkik</a> from <a href="https://www.flaticon.com/" title="Flaticon">www.flaticon.com</a></div>
  • 13. Perbedaan individu yang mempengaruhi kepuasan kerja (2)  Culture. Pada studi dari 13.832 pegawai dari 23 negara oleh FDS internasional (FDS, 2007), pegawai di UK dan Irlandia memiliki level tertinggi kepuasan kerja (57) pegawai di Amerika Selatan (40) dan Asia (43) terendah  Intelligence. Studi oleh Ganzach (1998) menyarankan bahwa pegawai yang cerdas memiliki kepuasan kerja sedikit lebih rendah daripada pegawai yang kurang cerdas dalam pekerjaan yang tidak rumit. Dalam pekerjaan kompleks, hubungan antara intelegensi dan kepuasan tidak berarti
  • 14. Aspek-aspek Kepuasan Kerja (Spector, 1997, McKenna, 2000, Aamodt, 2016) 1. Gaji. Pendistribusian gaji yang adil kepada manajer serta persepsi gaji yang sesuai dengan input karyawan akan meningkatkan job satisfaction 2. Kesempatan mendapatkan Promosi. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang akan lebih puas apabila kesempatan untuk promosi diberikan kepadanya sesuai dengan apa yang telah dilakukan untuk perusahaan (McKenna, 2000). 3. Tunjangan Tambahan. Penelitian menunjukkan bahwa seseorang akan lebih puas menerima tunjangan tambahan (mis., tunjangan kesehatan, transportasi, rekreasi) apabila tunjangan tersebut sudah sepantasnya diterima karena sesuai dengan apa yang telah dilakukan untuk perusahaan McKenna 2000)
  • 15. Aspek-aspek Kepuasan Kerja (2) 4. Atasan. Aspek ini mengukur sejauh mana karyawan puas dengan gaya kepemimpinan atasannya 5. Penghargaan dari Perusahaan. Apabila perusahaan memberikan penghargaan yang sesuai dengan prestasi atau hasil kerja karyawan (mis., bonus tahunan, kenaikan gaji, atau kenaikan pangkat), karyawan tersebut akan lebih puas terhadap pekerjaannya 6. Peraturan dan prosedur kerja. Apabila perusahaan mempunyai peraturan yang terlalu rumit maka karyawan cenderung merasa tidak puas kepada pekerjaannya. Sebaliknya, karyawan akan merasa lebih puas apabila sistem birokrasi perusahaan dinilai mudah dan tidak berbelit-belit.;
  • 16. Aspek-aspek Kepuasan Kerja (3) 7. Rekan kerja (co-workers). Karyawan memiliki kepuasan kerja tinggi apabila mendapatkan rekan kerja yang mendukung, menyenangkan, serta disertai kerukunan. Berdasarkan teori belajar sosial, karyawan mengobservasi level informasi dari motivasi dan kepuasan karyawan lain lalu mengikuti level tersebut. Jika karyawan khususnya senior bekerja keras dan berbicara positif tentang pekerjaannya, maka karyawan baru akan mengikuti perilaku tersebut, menjadi produktif, dan puas, begitupun sebaliknya (Aamodt, 2016). 8. Sifat Pekerjaan. Karyawan mempunyai kepuasan kerja yang tinggi apabila sifat pekerjaan yang dimiliki sekarang sesuai dengan harapannya yang mencakup deskripsi kerja, variasi tugas, peran di dalam pekerjaan, dan jadwal kerja. Riset menunjukkan bahwa karyawan yang mengatakan pekerjaannya menarik akan lebih puas dan termotivasi dibandingkan dengan karyawan lainnya yang tidak menikmati pekerjaannya.
  • 17. Aspek-aspek Kepuasan Kerja (3) 9. Komunikasi dalam perusahaan. Komunikasi dalam perusahaan adalah pergerakan alur informasi antar karyawan. Apabila komunikasi dalam perusahaan lancardan tidak mengalami masalah, maka karyawan akan merasa puas terhadap pekerjaannya, begitu pula sebaliknya.
  • 18. Faktor Penentu Kepuasan Kerja (Kreitner dan Kinicki, 2010) 1. Need Fulfillment atau pemenuhan kebutuhan.  Kepuasan ditentukan oleh tingkatan terhadap karakteristik pekerjaan yang memungkinkan individual memenuhi kebutuhannya. 2. Discrepancies atau ketidaksesuaian.  Kepuasan adalah hasil dari terpenuhinya ekspektasi yang mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan untuk diterima individu dari pekerjaan, seperti bayaran yang baik dan peluang promosi, dengan apa yang sebenarnya diterima.  Jika ada ketidakcocokan antara kebutuhan, nilai, harapan dan realitas dari pekerjaan, pekerja akan menjadi tidak puas dan kurang motivasi sehingga pelamar perlu diberikan harapan yang realitis terhadap pekerjaannya dan organisasi wajib memenuhi serta menjaga janji yang diberikan kepada karyawan (Aamodt, 2016)
  • 19. Faktor Penentu Kepuasan Kerja (2) 3. Value Attainment atau pencapaian nilai.  Kepuasan merupakan hasil dari persepsi bahwa pekerjaan memungkinkan untuk pemenuhan nilai-nilai kerja penting individual 4. Equity atau Keadilan.  Kepuasan adalah fungsi dari seberapa adil pekerja diperlakukan dalam pekerjaannya.  Kepuasan merupakan hasil persepsi seseorang bahwa hasil kerja relative terhadap masukan lebih menyenangkan dibandingkan dengan hasil atau masukan signifikan lain
  • 20. Faktor Penentu Kepuasan Kerja (3) 5. Dispositional/Genetic Components atau komponen watak/genetic  Kepuasan merupakan fungsi sifat personal dan faktor genetik
  • 21. Faktor Penentu Kepuasan Kerja (Mullin, 1993) 1. Faktor pribadi. Di antaranya kepribadian, pendidikan, intelegensi dan kemampuan, usia, status perkawinan, dan orientasi kerja. 2. Faktor sosial. Di antaranya hubungan dengan rekan kerja, kelompok kerja dan norma- norma, kesempatan untuk berinteraksi, dan organisasi informal. 3. Faktor budaya. Di antaranya sikap-sikap yang mendasari, kepercayaan, dan nilai-nilai. 4. Faktor organisasi. Di antaranya sifat dan ukuran, struktur formal, kebijakan-kebijakan personalia dan prosedur-prosedur, relasi karyawan, supervisor dan gaya kepemimpinan, sistem manajemen, dan kondisi-kondisi kerja. 5. Faktor lingkungan, di antaranya ekonomi, sosial, teknik, dan pengaruh-pengaruh pemerintah.
  • 22. Alat Ukur Kepuasan Kerja 1. Inventori kepuasan kerja standar (standard job satisfaction inventories)  Face scale  Job Description Index (JDI)  Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ)  Single global rating
  • 23. Alat Ukur Kepuasan Kerja (2) 2. Custom designed satisfaction inventories. https://blog.hubstaff.com/measuring-employee- satisfaction-with-survey/
  • 24. Dampak Kepuasan atau Ketidakpuasan Kerja  Dampak terhadap Produktivitas  Hasil penelitian beragam,  Kepuasan kerja merupakan akibat bukan sebab (The Porter-Lawler Extension of Expectancy Theory).  Jika performansi (unjuk kerja) diberi ganjaran (rewards) yang adil, karyawan merasa lebih puas  Performa tinggi mengarah pada ganjaran dan kepuasan tinggi  Ganjaran ekstrinsik adalah sekumpulan keluaran yang diberikan oleh pihak eksternal (mis: gaji dan promosi)  Ganjaran intrinsik adalah keluaran internal individu ybs (mis., perasaan telah mencapai sesuatu, self-esteem/penghargaan pada diri sendiri) <div>Icons made by <a href="https://www.freepik.com" title="Freepik">Freepik</a> from <a href="https://www.flaticon.com/" title="Flaticon">www.flaticon.com</a></div>
  • 25. The Porter-Lawler Extension of Expectancy Theory
  • 26. Dampak Kepuasan atau Ketidakpuasan Kerja (2)  Dampak terhadap Ketidakhadiran (Absenteeism) dan Turnover  Kehadiran pekerja dipengaruhi oleh motivasi dan kemampuan untuk hadir (Rhodes & Steer, 1978)  Turnover (meninggalkan pekerjaannya) dipengaruhi oleh kepuasan kerja. Teori Mobley et al (1978) menunjukkan bahwa kepuasan kerja berkorelaksi dengan keinginan untuk keluar yang selanjutnya berkorelasi dengan meninggalkan pekerjaan secara actualDampak terhadap Kesehatan
  • 27. The Rhodes and Steers Process Model of Attendance
  • 28. The Mobley, Horner, Hollingsworth Model of Employees withdrawal Process
  • 29.  Dampak dari ketidakpuasan kerja dituangkan dalam model teoretik dinamakan EVLN-Model, yang terdiri dari Exit, Voice, Loyality, dan Neglect  Kerangka tanggapan pekerja terhadap ketidakpuasan kerja tersebut dibedakan dalam dua dimensi: konstruktif/distruktif dan aktif atau pasif, sebagaimana digambarkan dibawah ini (Robbins dan Judge, 2011) Employee Responses to Dissatisfaction
  • 30. Dampak Kepuasan dan Ketidakpuasan Kerja (3)  Dampak terhadap Kesehatan  Tingkat kepuasan kerja merupakan prediktor yang baik bagi longevity (rentang umur) seseorang.  Kepuasan kerja menunjang kesejahteraan (well-being) pekerja secara fisik dan mental
  • 31. Strategi untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Membuat dan mengimplementasikan berbagai jenis program yang dirancang untuk membuat pekerjaan menjadi lebih menarik. 1. Menaikkan upah karyawan; 2. Memberikan kenaikan jabatan kepada karyawan yang berprestasi; 3. Kepastian kerja; 4. Memberikan bonus uang tunai kepada karyawan yang berkinerja baik dalam perusahaan; 5. Memberikan kompensasi kepada karyawan; 6. Menciptakan lingkungan kerja yang harmonis.
  • 32. Contoh Penelitian  Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan AJB Bumiputera (Achmad Fadhil, Yuniadi Mayowan, 2018), Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 54 No. 1 Januari 2018  Karyawan akan memiliki kepuasan kerja jika dengan bekerja mereka mampu memiliki motivasi kerja. Artinya perusahaan harus memperhatikan tingkat kebutuhan karyawan. Kinerja yang tinggi dapat tercipta apabila karyawan memiliki kepuasaan, sehingga merasa senang dan nyaman bekerja. Dengan demikian karyawan telah mendapatkan apa yang diperolehnya dan dengan kinerjanya yang tinggi tersebut, maka perusahaan mampu untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan. Tujuan penelitian ini antara lain, 1) Mendeskripsikan penerapan motivasi kerja, kepuasan kerja dan kinerja karyawan AJB Bumiputera; 2) Menganalisis pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera; 3) Menganalisis pengaruh kepuasan kerj terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera; 4) Menganalisis pengaruh motivasi kerja dan kepuasan kerja secara simultan terhadap kinerja karyawan AJB Bumiputera. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif riset kausal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh psotitif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan. Hal ini dikatakan bahwa semakin tinggi nilai motivasi maka nilai kinerja karyawan akan semakin tinggi. kepuasan kerja berpengaruh psotitif dan signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan. Hal ini dikatakan bahwa semakin tinggi nilai kepuasan kerja maka semakin tinggi kinerja karyawan. Sedangkan motivasi kerja dan kepuasaan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan secara simultan pada AJB Bumi Putera Kota Malang.
  • 33. Contoh Penelitian (2)  Analisis Kelelahan Kerja, Kebosanan Kerja, Kepuasan Kerja, sebagai dasar rekomendasi perbaikan fisiologis kerja (Wahyu Susihono, 2014, Prosiding Seminar Nasional IENACO)  Perusahaan dengan hasil samping berupa limbah partikel gas atau debu, selain harus memperhatikan kondisi lingkungan, juga faktor manusia sebagai "human capital" menjadi perhatian yang sangat serius. Beberapa indikator subjektifitas pekerja dalam investigasi fisiologis kerja dapat berupa pertanyaan tentang kondisi kelelahan, kebosanan dan kepuasan kerja. Kelelahan kerja merupakan kejadian in-efisiensi kapasitas kerja dan ketahanan tubuh, dengan kata lain pekerja tidak mampu lagi menerima beban. Kebosanan kerja kondisi atau situasi dengan stimulus yang rendah, sedangkan kepuasan kerja adalah pemanfaatan kemampuan secara maksimal dari pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk analisis kelelahan kerja, kebosanan kerja, kepuasan kerja pada karyawan di industri pengecoran logam X yang akan digunakan sebagai dasar rekomendasi perbaikan kerja khususnya pada fisiologis kerja. Metode yang digunakan untuk memperoleh data subjektif kelelahan kerja dalah dengan menggunakan kuesioner 30 items of rating scale yang dikeluarkan oleh Japan Association of Industrial and Health (JAIH), kebosanan kerja dikumpulkan dengan kuesioner, dan Kepuasan kerja menggunakan pertanyaan 20 items Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 14 orang yang menjadi subjek penelitian, diperoleh rerata kelelahan kerja sebesar 76,43 ± 9,92, rerata kebosanan kerja sebesar 50,50 ± 5,29, sedangkan rerata kepuasan kerja sebesar 42,50 ± 5,93. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa masih dimungkinkan adanya peluang perbaikan kondisi kerja berupa perbaikan fisiologis kerja antara lain berupa: redesain fasilitas kerja, pengaturan waktu istirahat aktif, pemasangan fan yang difungsikan sebagai penurunan suhu lingkungan perusahaan
  • 34. Sleep Quality Psychological Well-Being Productivity Strain /Stress Outcomes (Psychological, Physiological, Behavior ) Job-Related Outcomes Job Satisfaction Work-Life Balance Stressor Job Strain Job Security Body discomfort Turnover intention Work Engagement Work attitude Penelitian Pribadi
  • 35.
  • 36. Referensi  Buku Ajar Psikologi Industri dan Organisasi, Universitas Udayana hal 69-79  Umi Anugerah Izzati & Olievia Prabandini Mulyana,2019, Psikologi Industri & Organisasi, Penerbit Bintang Surabaya, hal 72-73  Aamodt, Industrial Aamodt, M. G. (2016). Industrial/Organizational Psychology: An applied approach (68h ed.). Belmont, CA: Wadsworth, hal 343-386  Munandar, A. S. (2014). Psikologi industri dan organisasi. Jakarta: UI Press, hal 349-369